Disusun Oleh:
Kelompok 8
Dosen Pengampu:
Maisaroh, M. Pd
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadiran Allah SWT Tuhan semesta alam yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada jujungan umat Islam Nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan
masalah yang berjudul “LOGIKA (SARAN BERFIKIR ILMIAH)” ini tepat
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
memahami secara mendalam tentang Logika (Saran Berfikir Ilmiah) bagi pembaca,
pendengar dan juga penyusun.
Terimakasih kepada Ibu Maisaroh, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat
Ilmu, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai bidang studi yang kami tekuni. Terwujudnya makalah ini tidak terlepas bantuan dan
dukungan narasumber sehingga kami dapat menyesuaikan makalah ini. Kami menyadari
makalah ini terdapat kekurangan dan kekhilafan dan masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik konstruktif yang
membangun dari semua pembaca/pendengar guna menjadi acuan untuk kesempurnaan
makalah dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan bagi
pembaca/pendengar dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.
Wassalamu’alaikum wr. wb
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................4
D. Silogisme......................................................................................................................... 9
E. Teori .............................................................................................................................. 10
Kesimpulan ....................................................................................................................... 10
Daftar Pustaka……..……………………………………………….……………………………………………………………..…………11
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari tentang asas, atur Lan dan
prosedur penalaran yang benar. Dengan istilah lain logika seba atau cara untuk memperoleh
pengetahuan yang benar. Maka logika gai jalana menipakan ketentuan formal untuk
memperoleh pengetahuan yang benar.Dalam filsafat ada pemahaman bahwa pengetahuan
yang tepat itu belum tentu benar, tetapi pengetahuan yang benar itu pasti tepat.
A. Istilah Logika
1. Pengertian Logika
Istilah logika diambil dari bahasa Yunani logikos, yang berarti 'mengenai
sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu pertimbangan akal (pikiran), mengenai kata,
mengenai percakapan, atau berkenaan dengan bahasa Qa Hendrik Rapat, 2005) 52).
Dalam bahasa Latin logika disebut dengan log berarti perkataan atau sabda (Mundiri,
2003: 8), Orang Arab biasanya menyebut logika ini dengan kata mantul, yang diambil
dari kata "nataga Kata 'manta lasim digunakan dengan berkata arau berucap. Istilah
'mantiq juga diartikan sebagai hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan
dalam berpikir
Dalam buku Logic and Language of Education, George F. Kneller (1966 13)
mengemukakan bahwa logika disebut sebagai "penyelidikan rentang dasar-dasar dan
metode berpikir benar (correct reason). Sedangkan Poedjawiyatna (2004: 9) menyebut
logika dengan istilah 'filsafat berpikir'. Berpikir, menurut Poedjawijatna, merupakan
tindakan manusia untuk mencari tahu atau pengetahuan. Alex Lanur OFM. (2004: 7)
memberikan batasan logika dengan ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir
lurus (repat). Sedangkan Irving M. Copi (1978: 3) menyatakan, 'logika adalah ilmu
yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan
penalaran yang betul dari penalaran yang salah'
Abad ke-19 merupakan masa pertentangan antara deduktif dan induktif yang
cukup menarik, seperti yang dibahas oleh Whewell (deduktif) dan Mill
(induktif).Pada abad ini, filsafat ilmu muncul dan mulai membangun paradigmanya
sendiri. Whewell mencoba mencari hubungan antara konsep konsep dan ide-ide
secara logis, seperti teorinya tentang perjalanan cahaya pada garis lurus, panas bentuk
dari energi, aksi akan melahirkan reaksi. Sementara pada abad ke-20.Estella M.
Philips menggabungkan pemikiran deduktif dan induktif yang dikenal dengan deduco
hypothetico verificative.³
Ada tiga aspek penting dalam memahami logika ini, agar mempunyai pengertian
tentang penalaran yang merupakan suatu bentuk pemikiran.Ketiga aspek tersebut
adalah pengertian, proposisi, dan penalaran.
1. Pengertian
Pengertian adalah tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi tentang
kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil pengetahuan ma nusia mengenai
realitas.Pengertian-pengertian tentang kenyataan itu disebut kata. Dengan kata lain, kata
adalah tanda lahiriah untuk menyatakan pengertian dan barangnya. Sedangkan bagian dari
suatu kalimat yang berfungi sebagai subjek atau predikat.Menurut isinya, pengertian dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
c. Menyindir dan terus terang. Yang dimaksud dengan menyindir (connota tive) talah
menyatakan sesuatu dengan secara tidak langsung dan tidak terus terang. Penggunaan
kalimat atau pernyataan menyindir ini dipakai untuk menyatakan sesuatu hal kepada
orang lain agar tidak menyinggung perasaan orang tersebut. Pernyataan ini biasanya
ditujukan atau dipakai untuk mengoreksi atau mengajak orang lain untuk
memperbaiki sikap nya atau perilakunya yang salah atau tidak tepat.⁴
3. Penalaran
C. Silogisme
1. Pengertian Silogism
Silogisme adalah suatu bentuk pemikiran kesimpulan secara deduktif dan tidak
langsung yang mana kesimpulannya ditarik dari dua premis yang tersedia sekaligus.Dengan
kata lain, silogisme adalah setiap penyimpulan, di mana dari dua premis disimpulkan suatu
keputusan (konklusi).Dus premis yang dimaksud adalah premis mayor dan premis minor.⁵
2. Macam-Macam Silogisme
D.Teori
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan tidak dapat terlepas dari teori teori
yang mendukung terhadap ilmu tersebut, teori adalah model atau kerangka pikiran
yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu.Teori dirumuskan,
dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode alamiah.
Kita menyadari bahwa banyak fakta-fakta alam yang tidak dapat diamati
secara langsung, baik karena gejala itu tidak dapat kita tangkap, at kar merinya sangat
kecil, maupun karena hal itu sudah lama terjadi dan tak akan berulang kembali.
Namun, yang jelas bahwa semua jala in la perti is gejala lainnya yang dapat diaman
lika kita ingin memahami alam maka gejala-gejala yang secara largung tidak dapat
kita tangkap dangan inders kita yang terbatas ini harus dijaring dengan cara lain, dan
cans vang bisa dilakukan adalah dengan berteori.
a. Animisme
Pida fase ini manusia percaya pada mitos Mirologi kuno penuh dengan
bermacam-macam dewa dan dewi yang kelihatannya memainkan peranan penting
dalam kehidupan manusia primint.Sampai saat ini kepercayaan kepada yang bersifat
gaib belum sepenuhnya berlalu bahkan pada beberapa golongan yang beradab.Bukan
hal yang aneh bagi orang modern untuk percaya hantu, iblis dan berbagai makhluk
halus untuk menerangkan suatu kejadian yang belum mampu untuk dijelaskan, seperti
kepercayaan pada kucing hitam, ayam cemani, angka 13, dan lain-lain.
b. Ilmu Empiris
Ilmu empiris ini mempunyai banyak ragam yang berlainan disebabkan karena
hasil pengamatan yang berbeda-beda, seperti pengalaman, klasifikasi.kuantifikasi,
penemuan hubungan hubungan, dan perkataan kebenaran.Pertama, pengalaman jelas
kiranya bahwa tolak ukur ilmu pada tahap paling permulaan adalah pengalaman,
apakah itu hujan, badai, gerhana.atau keteraturan lain yang terlihat sehari-hari. Pada
tahap ini ilmu harus berurusan pada pengalaman dan kritik pada pengalaman.
Kedua, klasifikasi. Prosedur yang paling dasar untuk mengubah data terpisah
menjadi dasar fungsional adalah klasifikasi, makin persis klasifikasi dibuat makin
jelas arti yang dibawanya dan akan makin spesifik dasar yang membentuk klasifikasi
tersebut.
c. Ilmu Teoretis
Tingkat paling akhir dari ilmu adalah ilmu teoretis, di mana hubungan dan
gejala yang ditemukan dalam ilmus empiris diterangkan dengan dasar suatu kerangka
pemikiran sebab musabab sebagai langkah untuk meramalkan dan menentukan cara
untuk mengontrol kegiatan agar hasil yang diharapkan dapat dicapai. Ilmu teoretis
dapat memperpendek proses untuk sampai dalam memecahkan masalah. Jika
seseorang mengerti apa sebab terjadinya sesuatu, maka dia dapat mengalihkan
pengetahuan dalam pemecahan masalah lain yang serupa. Ilmu teoretis mempunyai
kelebihan yang nyata dalam merangsang penelitian dan dalam memberikan hipotesis
yang ber harga.Pada ilmu fisika misalnya, di mana teori telah berkembang dengan
cukup (berdasarkan penemuan-penemuan empiris yang terdahulu) di mana teori ini
sekarang dapat meramalkan dan mengarahkan penemuan fakta fakta empiris.⁷
PENUTUP
Kesimpulan
Logika merupakan suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala tempat dan
suasana ,karena logika mendidik manusia bersifat objektif ,tegas dan berani
Logika juga mempelajari hukum yang digunakan untuk mmebedakan penalaran
antara yang benar dengan yang salah. Mempelajari ilmu logika sangat
bermanfaat untuk setiap orang,karena manusia diciptakan oleh tuhan dengan
disertai akal agar mampu berpikir logis dan sesuai dengan fakta yang ada dalam
masyarakat.Logika harus dipakai oleh semua orang dalam setiap pemikirannya
,karena dengan logika manusia diarahkan untuk berpikir cerdas,objektif,tajam
dan benar.Selain itu, logika juga mampu meningkatkan cinta terhadap
kebenaran,serta menghindari kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA