Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FILSAFAT KRITISME DAN CIRI-CIRINYA, STUDI KRITIS ATAS RASIO MURNI,


STUDI KRITIS PADA AKAL BUDI, STUDI KRITIS ATAS RASIO PRAKTIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum


Yang Diampu Oleh:
Muhsin Muis, LC., M.Pd.I

Disusun Oleh :
Alda Darmawanti Putri (23383032019)
Ach Alfarisi Sofiyanto (23383031004)
Mila Dwi Kurniawati (23383032092)
Nailur Rahman Bawasir (23383032092)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN MADURA
NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang mana telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa sholawat dan serta salam kami
panjatkan kepada Nabi besar kita Muhammad Saw yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang menderang seperti ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “Filsafat
Umum” serta teman- teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini yang
berjudul “Filsafat Kritisme dan Ciri-Cirinya, Studi kritis atas rasio murni, Studi kritis Pada
Kritis Pada Akal Budi, Studi Kritis Atas Rasio Praktis”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini , sehingga
senantiasa kami terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan
makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pamekasan, 1 November 2023

Kelompok 11
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................

A. Pengertian Filsafat Kritisme Dan Ciri-Cirinya.............................................


B. Studi Kritis Atas Rasio Murni.......................................................................
C. Studi Kritis Pada Akal Budi..........................................................................
D. Studi Kritis Atas Rasio Praktis.....................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa modern sekarang ini ,banyak manusia berfikir dengan mengutamakan rasio
dan mengesampingkan pengalaman, padahal tidak semua kebenaran itu bisa ditemukan
dengan akal. Begitu sebagian mereka ada yang berfikir dengan mengutamakan pengalaman
tanpa memakai penalaran,padahal indrawi juga bersifat terbatas.

Berfikir kritis sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa dan negara,karenna dapaat
mendorong manusia untuk mempertimbangkan apa yang telah ia ketahui antara akal dan
pengalaman tanpa mengabaikan batasan-batasannya.

Oleh karena itu dengan penggunaan kritisme kita bisa hidup lebih maju, karena kita dapat
mengkritik setiap hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita. Dalam penerapannya kita
dapat mengambil hal- hal yang baik dibalik semua masalah yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Filsafat Kritisme Dan Ciri-cirinya?
2. Studi Kritis Pada Atas Rasio Murni?
3. Studi Kritis Pada Akal Budi?
4. Studi Atas Rasio Praktis?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Filsafat Kritisme Dan Ciri-Cirinya
2. Untuk Mengetahui Studi Kritis Pada Atas Rasio Murni
3. Untuk Mengetahui Studi kritis pada Akal Budi
4. Untuk mengetahui Studi Pada Atas Rasio Praktis
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT KRITISME DAN CIRI-CIRINYA

Filsafat yang dikenal dengan kritisme adalah filsafat yang diintrodusir oleh Immanuel
Kant. Filsafat ini memulai pelajarannya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio
sebagai sumber pengetahuan manusia,. Isi utama dari kritisme adalah gagasan Immanuel
Kant tentang teori pengetahuan, etika, dan estetika. Gagasan ini muncul karena adanya
pertanyaan-pertanyaan mendasar yang timbul pada Immanuel kant.1

Kritisme berasal dari kata kritika yang merupakan kata kerja dari krinein yang artinya
memeriksa dengan teliti, menguji, membeda-bedakan. Adapun pengertian yang lebih lengkap
adalah pengetahuan yang memeriksa dengan teliti, apakah pengetahuan kita itu sesuai dengan
realita dan bagaimanakah kesesuaian dengan kehidupan degan kita.2

Selain itu kritisme juga diartikan sebagai pembelajaran yang menyelidiki batasan-
batasan kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Dari–dari pengertian diatas
oleh karena itu, corak kritisme sangat-sangat berbeda dengan corak filsafat modern
sebelumnya yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak.3

Ciri-ciri Kritisme:

Setiap pemikiran atau gerakan pasti mempunyai ciri-ciri yang mendasar yang melekat
pada sebuah pemikiran, begitu juga kritisme yang mempunyai ciri-ciri yang dapat
disimpulkan kedalam tiga hal:

1. Menganggap bahwa obyek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada
objek.
2. Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau
hakikat sesuatu; karena rasio hanyalah mampu menjangkau gejjalanya atau
fenomenanya saja.

1
Kencana, Prenadamedia Group, jl.Tambra Raya,no. 23 Rawarmangun, Jakarta,13220, hal.114
2
Soedomo hadi.Logika Filsafat Berpikir. Sebelas maret university press, hal.103
3
Prof.dr.juhaya s.praja. aliran-aliran filsafat dan etika. Prenada media, hal.114
3. Menjelaskan bahwa pengenlan manusia atas semua sesuatu itu diproleh atas
perpaduan antara peranan unsure anaximenes priori yang berasal dari rasio serta
berupa uang dan waktu dan peranan unsure aposteriori yang berasal dari pengalaman
yang berupa materi.4

B. STUDI KRITIS ATAS RASIO MURNI

Kata critique yang dimaksud di dalam buku Immanuel Kant yang berjudul Critique of
Pure (Kritik atas Rasio Murni) adalah pembahasan tentang kritis, sedangkan yang dimaksud
dengan rasio murni adalah akal yang bekerja secara logis.4bahkan di dalam bukunya ia
mengajukan argumentasiargumentasi untuk menunjukkan ketidaktepatan argumentasi dari
para pemikir empiris, karena semua refleksi dan analisis mereka mengandalkan hal-hal yang
dalam pemikiran mereka justru ditolak. Bahkan setiap bentuk pengetahuan yang dapat kita.
ketahui haruslah mengandalkan klaim-klaim tersebut dan tidak bisa tidak. Meskipun menaruh
simpati besar terhadap refleksi para pemikir empirisme, ia tetap tidak puas dengan
argumentasi mereka yang menyatakan bahwa satu-satunya sumber pengetahuan adalah
pengalaman indrawi. Immanuel Kant juga menyanggah argumentasi para pemikir rasionalis
di dalam salah satu bagian kritik atas rasio murni, yakni bagian antinomi, karena bagi Kant
antinomi tidak berisi informasi yang berisi dari data empiris.5

Selanjutnya dari berbagai penjelasan tersebut, dapat dikatakan secara sederhana bahwa
dalam kritik atas rasio murni yang dikemukakan oleh Immanuel Kant, dijelaskan bahwa ciri
pengetahuan adalah bersifat umum, mutlak, dan memberi pengetahuan baru.

1. Putusan analitis apriori, di mana predikat tidak menambah sesuatu yang baru pada
subyek, karena sudah termuat di dalamnya.
2. Putusan sintesis aposteriori, misalnya pernyataan “meja itu bagus” di sini predikat
dihubungkan dengan subjek berdasarkan pengalaman indrawi, karena dinyatakan
setelah mempunyai pengalaman dengan aneka ragam meja yang pernah diketahui.
3. Putusan sintesis apriori, di sini dipakai sebagai suatu sumber pengetahuan yang
kendati bersifat sintetis, namun bersifat apriori juga.

4
Tamtowi, Moh. 2012. “Revolusi Kopernikan Ala Immanuel Kant.”, hal 54–62
5
Holik, Abdul. 2012. “Epistemologi Immanuel Kant.” Jakarta: Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN
Syarif Hidayatullah.
Dari berbagai putusan tersebut, terlihat jelas bahwa kaum rasionalisme yang
menggunakan putusan analitis apriori tanpa menambahkan subjek baru, karena sudah termuat
di dalamnya. Artinya, pengalaman indrawi tidak berfungsi di sini, hanya kebenaran dari rasio
yang digunakan.

C. STUDI KRITIS PADA AKAL BUDI

Kant membedakan akal budi Vestand dengan vernunft. Tugas akal budi ialah
menciptakan orde antara data-data inderawi. Dengan lain perkataan, akal budi menciptakan
putusan-putusan. Pengenalan akal budi juga merupakan sintesa antara bentuk dengan materi.
Materi adalah data-data inderawi dan bentuk adalah apriori,yang terdapat pada akal budi.
Bentuk apriori ini dinamakan kant dengan istilah “kategori”. Akal budi mempunyai sturktur
sedemikian rupa, sehingga terpaksa saya meski memikirkan data-data inderawi sebagai
substansi atau menurut sebab akibat atau menurut kategori lainnya.6

Asas-asas akal budi, yakni logika, logika disini bukanlah logika formal yang
mengabstraksikan obyek-obyek sampai lepas dari isi empirisnya, melainkan “logika
trasedental” yang meskipun sama apriorinya namun tetap menjaga kaitannyadengan obyek
empiris, dengan kata lain, logika transendental memusatkan diri pada asas-asas a priori yang
lepas dari objek. Logika transendental inilah yang menurut Kant merupakan forma a priori
dalam akal budi. Dalam putusan, menurut Kant, terjadi sintesis antara data indrawi dan unsur-
unsur a priori akal budi.7

6
Kencana prenadamedia group “Aliran-aliran Filsafat Dan Etika”,jl. Tambra Raya,No.23 rawamangun, jakarta
13220,hal.118-119
7
F. Budi Hardiman, Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk Dunia Modern(Dari Machavelli sampai Nietzsche),
(Jakarta: PT. GELORA AKSARA PRATAM,2011), hal.120.

Anda mungkin juga menyukai