Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN KRITISISME

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu :
Zul Andrivat, M.Pd

Disusun Oleh :
Intan Dewi
Widya Putri Dewi

STIT AT-TAQWA KAMPUS II


Jl Martasik Kp. Cimenteng RT.01 RW.11 Kel. Cipageran Kec. Cimahi Utara
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini kami susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Filsafat Ilmu. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca, khususnya mahasiswa jurusan Pendidikan
Agama Islam, dan umumnya kepada ananda semua yang berminat kepada filsafat ilmu.

Tiada gading yang tak retak, karya sederhana ini masih banyak kekurangan dalam
penyusunannya karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penyusun. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini dalam penulisan-penulisan kembali ke depannya.

Cimahi, 18 Desember 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................................


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

A. Pengertian Filsafat Aliran Kritisisme .............................................................................


B. Latar Belakang Muculnya Aliran Kritisisme ..................................................................
C. Tokoh Aliran Kritisisme ..................................................................................................
D. Gagasan Aliran Kritisisme ..............................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

A.Kesimpulan ......................................................................................................................
B. Kritik dan Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat, filisofi atau falsafah berakar dari kata Yunani kuno, yaitu “philos” yang
berarti cinta atau kecintaan dalam arti yang luas dan “sophia” yang berarti kebijaksanaan
atau pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah kecintaan pada
pengetahuan.
Terdapat banyak aliran dalam filsafat, namun Aliran Kritisisme dalam filsafat
Immanuel Kant adalah penggabungan antara dua aliran besar filsafat sebelumnya, yaitu
Rasionalisme yang dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650 M) dan Empirisme yang
dipelopori oleh David Hume (1711-1776 M). Pendirian aliran rasionalisme dan
empirisme memang sangat bertolak belakang. Rasionalisme berpendirian bahwa akal
merupakan sumber pengenalan atau pengetahuan, sedangkan empirisme berpendirian
sebaliknya bahwa pengalamanlah yang menjadi sumber seluruh ilmu pengetahuan
tersebut. Immanuel Kant berusaha menyelesaikan pertikaian itu dengan filsafatnya,
karena menurutnya kesalahan terbesar dalam kedua aliran tersebut adalah tidak
menyelidiki terlebih dahulu sejauh mana kekuatan sekaligus batasan kemampuan akal
manusia dalam memperoleh pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah kami rangkum, maka kami ambil topik
pembahasan yang dirumuskan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian filsafat aliran kritisisme?
2. Bagaimana latar belakang timbulnya filsafat aliran kritisisme?
3. Siapakah tokoh filsafat aliran kritisisme?
4. Apa saja pemikiran filsafat aliran kritisisme?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat aliran kritisisme
2. Untuk mengetahui latar belakang munculnya aliran kritisisme
3. Untuk mengetahui siapa tokoh filsafat aliran kritisisme
4. Untuk mengetahui apa saja pemikiran filsafat aliran kritisisme
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Aliran Kritisisme


Kritisisme berasal dari kata kritika yang merupakan kata kerja dari krinei,
artinya memeriksa dengan teliti, menguji dan membeda-bedakan. Lebih
lengkapnya kritisisme menurut Immanuel Kant adalah sebuah filsafat yang lebih
dahulu menyelidiki “syarat-syarat kemungkinan.”
Kritisisme merupakan bagian dari filsafat modern. Secara garis besar
kritisisme merupakan teori yang dihasilkan dari perpaduan antara rasionalisme
dan empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa kebenaran itu tidak perlu diuji
sebab sudah memiliki batasan-batasan tersendiri antara rasionalisme dan
empirisme.
B. Latar Belakang Muculnya Aliran Kritisisme
Aliran ini muncul pada abad ke-18, dimana zaman itu disebut sebagai
zaman pencerahan. Pada saat itu aliran rasionalisme dan empirisme berkembang
pesat dengan pemahamannya masing-masing.
Menurut Rene Descartes pelopor aliran rasionalisme, rasio murni ada di
dalam diri manusia itu sendiri. Rasionalisme adalah aksioma dasar yang dipakai
membangun sistem pemikiran yang diturunkan dari ide. Pikiran manusia memiliki
kemampuan untuk “mengetahui” ide tersebut, namun manusia tidak
menciptakannya dan tidak mempelajarinya lewat pengalaman. Ide tersebut sudah
ada di sana (daya nalar) sebagai kenyataan dasar dan fikiran manusia. Kaum
rasionalis berdalil, bahwa fikiran dapat memahami prinsip, maka prinsip itu harus
“ada”, artinya, prinsip harus benar dan nyata. Jika prinsip tidak “ada” orang tidak
mungkin akan dapat menggambarkannya (Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif ,
2009).
Menurut David Hume pelopor aliran Empirisme, ada jurang lebar antara
kebenaran-kebenaran rasio murni dengan realitas yang ada didalam dirinya
sendiri. Dalam teori empiris terdapat dua aspek pokok yaitu, pertama ialah yang
mengetahui (subjek) dan yang diketahui (objek) di antara keduanya terdapat alam
nyata seperti fakta yang dapat diungkap. Kedua, pengujian kebenaran dari fakta
didasarkan kepada pengalaman manusia, maka pernyataan ada atau tidak sesuatu
haruslah memenuhi persyaratan pengujian pengematan publik (Suriasumantri,
Ilmu Dalam Perspektif , 2009)
Aliran filsafat kritisisme muncul saat dua aliran yang disebutkan diatas
saling berdebat dengan pemahaman yang saling bertolak belakang. Immanuel
Kant mencari jalan tengah antara keduanya dengan mengabungkan dua aliran
yang ada menjadi aliran baru yaitu Aliran Kritisisme. Menurut Kant, syarat dasar
ilmu pengetahuan adalah bersifat umum dan mutlak, serta memberi pengetahuan
yang baru.
Selebihnya Immanuel Kant menjelaskan bahwa rasionalisme adalah
sesuatu yang tidak dapat dibuktikan, karena mengandalkan pemikiran abstrak
untuk menjelaskan realita, sedangkan empirisme mengandalkan pembuktian fisik
untuk menjelaskan realita.
C. Tokoh Aliran Kritisisme
Sekilas Biografi dan Karya-karya Immanuel Kant Immanuel Kant lahir di
Konisberg, sebuah kota kecil di Prussia Timur pada tanggal 22 April tahun 1724.
Sejak tahun 1740, Kant mengkaji filsafat, fisika, matematika, dan teologi di
Konisberg.
Pemikiran Kant sebagai filosof dibagi menjadi dua periode yang
dipengaruhi oleh dua aliran besar filsafat. Pertama, zaman pra-kritis yang banyak
dipengaruhi filsafat rasionalisme. Kedua, zaman kritis di mana Kant secara
perlahan meninggalkan rasionalisme karena dipengaruhi filsafat empirisme. Kant
pada masa ini mulai mengubah wajah filsafat secara radikal. Kant menamakan
filsafatnya dengan filsafat kritisisme sebagai lawan dogmatisme.
Pemikiran filsafat Kant muncul disaat dua aliran besar filsafat saling
berdebat, yakni rasionalisme dan empirisme. Dua aliran filsafat yang saling
beroposisi tersebut sangat mempengaruhi pemikiran filosofis Kant, tetapi Kant
juga melakukan sintetis-kritis atas pandangan-pandangan keduanya untuk
merumuskan pemikiran filosofisnya sendiri.
Pandangan filosofis Immanuel Kant meliputi tiga persoalan penting yang
ingin dijawab. Pertama, apa yang dapat diketahui? Kedua, apa yang seharusnya
dilakukan? Ketiga, apa yang bisa diharapkan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut
diulas oleh Kant dengan tiga buku yang dianggap sangat monumental, yaitu buku
Critique of Pure Reason sebagai jawaban pertanyaan pertama, buku Critique.
Paradigma dan ajaran filsafat Kant sering disebut sebagai filsafat
transendental (transcendental philosophy). Filsafat ini didefinisikan sebagai
filsafat yang memfokuskan pada cara akal kita memahami objek yang bersifat
apriori, bukan pada objek itu sendiri (Kant, 1990, p. 15)
Filsafat kritis ini dimaknai sebagai filsafat yang memulai penyelidikannya
dengan terlebih dahulu mengidentifikasi kemampuan dan batas-batas rasio.
Pemikiran ini tentu sangat berbeda dengan para filosof terdahulu yang cenderung
dogmatis; model berpikir yang taken for granted pada kemampuan rasio tanpa
proses penyelidikan terlebih dahulu
alasan keuangan ia kuliah sambil bekerja sebagai guru privat dari beberapa
keluarga kaya di Konigsberg.

D. Gagasan Aliran Kritisisme

Kant dalam argumennya, bahwa akal dipandu oleh tiga ide transcendental,
yaitu ide psikologis yang disebut jiwa, ide dunia, dan ide tentang Tuhan.
Ketiganya tersebut memiliki fungsi masing-masing, yaitu “ide jiwa” menyatakan
dan mendasari segala gejala batiniah yang merupakan cita-cita yang menjamin
kesatuan terakhir dalam bidang psikis, “ide dunia” menyatakan segala gejala
jasmaniah, “ide Tuhan” mendasari segala gejala, segala yang ada, baik batiniah
maupun yang lahiriah (Ahmad Tafsir, 2005:150-151, lihat Mircea Eliade,t.:247)
[1]

Pemikiran-pemikiran Kant yang terpenting diantaranya adalah tentang


“akal murni”. Menurut Kant dunia luar itu diketahui hanya dengan sensasi, dan
jiwa, bukanlah sekedar tabula rasa. Tetapi jiwa merupakan alat yang positif,
memilih dan merekontruksi hasil sensasi yang masuk itu dikerjakan oleh jiwa
dengan menggunakan kategori, yaitu dengan mengklasifikasikan dan
memersepsikannya ke dalam idea. Melalui alat indara sensasi masuk ke otak, lalu
objek itu diperhatikan kemudian disadari. Sensasi-sensasi itu masuk ke otak
melalui saluran-saluran tertentu yaitu hukum-hukum, dan hukum-hukum tersebut
tidak semua stimulus yang menerpa alat indra dapat masuk ke otak. Penangkapan
tersebut telah diatur oleh persepsi sesuai dengan tujuan. Tujuan inilah yang
dinamakan hukum-hukum(Ahmad Syadali dan Mudzakir, 2004: 121).

Dengan Kritisisme yang diciptakan oleh Immanuel Kant, hubungan antara


rasio dan pengalaman menjadi harmonis, sehingga pengetahuan yang benar bukan
hannya pada rasio, tetapi juga pada hasil indrawi. Kant memastikan adanya
pengetahuan yang benar-benar “pasti”, artinya menolak aliran skeptisisme, yaitu
aliran yang menyatakan tidak ada pengetahuan yang pasti.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Aliran ini muncul pada abad ke-18, dimana zaman itu disebut sebagai
zaman pencerahan.
2) Aliran filsafat kritisisme adalah penggabungan dari aliran yang saling
bersebrangan yaitu aliran rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme
berpendirian bahwa akal merupakan sumber pengenalan atau pengetahuan,
sedangkan empirisme berpendirian sebaliknya bahwa pengalamanlah yang
menjadi sumber seluruh ilmu pengetahuan.
3) Kant seolah-olah mempertegas bahwa rasio tidak mutlak dapat menemukan
kebenaran, karena rasio tidak membuktikan, demikian pula pengalaman,
tidak dapat dijadikan tolak ukur yang paling utama.

B. Saran
Daftar Pustaka
Buton, A. (2022, Oktober 20) “Apa Tujuan Aliran Filsafat Kritisisme?” diakses
pada 18 Desember 2023 21.28 dari https://www.awinswriting.com/2022/10/apa-tujuan-
aliran-filsafat-kritisisme.html
Umami, R. H. dkk (2015, Juni 02) “Filsafat Kritisisme Immanuel Kant” diakses
pada 18 Desember 2023 21.42 dari https://www.morfobiru.com/2015/06/makalah-
kritisisme-immanuel-kant.html
Suriasumantri, J. S. (2009). Ilmu Dalam Perspektif . Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia
Wibawa, G. Muttaqin, R. (2022). “Implikasi Filsafat Kritisisme Immanuel Kant
Bagi Pengembangan Studi Hukum Ekonomi Syariah”. Jurnal Ilmiah Hukum, 1(1), 21

Anda mungkin juga menyukai