Anda di halaman 1dari 11

Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Sains

ANATOMI SAINS
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd.

\
Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Ainun Aulia Ambarsari (200342616887)
2. Aisyah Raihan Fadillah (200342616889)
3. Akhmed David Nugroho (200342616879)
4. Ajeng Putri Salsabilah (200342616809)
5. Meita Kusuma Irawati (200342616867)
6. Ocha Tarra Earlya Roediy (200342616893)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI BIOLOGI
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang
berjudul “Anatomi Sains”. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Ibu Prof. Dr. Dra.
Utami Sri Hastuti, M.Pd. pada mata kuliah Dasar Dasar Sains di Universitas Negeri Malang.
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Anatomi Sains.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Dra. Utami Sri
Hastuti, M.Pd selaku pembimbing mata kuliah Dasar Dasar Sains. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan
dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas
lain pada wakti mendatang. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
akhir kata kami sampaikan terima kasih.

Malang, 13 Desember 2020

TIM PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan ..........................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................................2
2.1 Anatomi Sains ................................................................................................................2
1.1 Struktur Anatomi Sains ..................................................................................................2
BAB 3 PENUTUP ..........................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat ilmu merupakan pemikirian yang reflektif, radikal, kritis, dan mendasar atas
berbagai persoalan mengenai ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu sangat berkaitan erat
dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha menjelaskan masalah-
masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai
ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan,
memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan
validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-
macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta
implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu
pengetahuan itu sendiri.
Anatomi sains merupakan suatu kajian yang menjelaskan bagaimana hubungan-
hubungan yang terjadi dalam memperoleh pengetahuan itu sendiri. Anatomi sains
terdiri dari hokum, teori, postulat, prinsip (azas), asumsi, dan penafsiran probabilitas.
Setiap bagian memiliki fungsi tersendiri dalam pemahaman sains namun saling
melengkapi satu sama lain.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini, antara lain :
a. Untuk menjelaskan pengertian dari anatomi sains
b. Untuk menjelaskan struktur anatomi sains
c. Untuk mengetahui fungsi dan contoh dari struktur anatomi sains

1.3 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat yang didapat dari penulisan masalah ini
adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari anatomi sains
b. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi sains
c. Mahasiswa mampu menyebutkan fungsi dan contoh dari struktur anatomi sains

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anatomi Sains


Anatomi adalah susunan atau kajian terhadap struktur-struktur tubuh badan dan
perkaitan antara setiap struktur tersebut. Anatomi berasal dari Bahasa yunani “ana” yang
berarti asingkan, sedangkan “tomos” yang berarti memotong atau mengiris. Maksudnya
anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh(manusia) dengan cara nenguraikan
tubuh(manusia)menjadi bagian yang lebih kecil kebagian yang paling kecil,dengan cara
memotong atau megiris tubuh (manusia) kemudian diangkat,dipelajari,dan diperiksa
menggunakan mikroskop.
Sains berasal dari kata Latin "scientia" yang berarti "pengetahuan" dan dalam arti
luas adalah setiap pengetahuan-dasar atau praktek preskriptif sistematis yang mampu
menghasilkan prediksi. Inilah sebabnya mengapa sains disebut sebagai teknik atau praktek
yang sangat terampil. Namun, dalam istilah yang lebih kontemporer, sains adalah sistem
yang memperoleh pengetahuan berdasarkan proses atau metode ilmiah untuk mengatur
pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian.
Jadi, anatomi sains adalah suatu kajian yang menjelaskan bagaimana hubungan-
hubungan yang terjadi dalam memperoleh pengetahuan itu sendiri.

2.2 Struktur Anatomi Sains


a. Hukum
Ilmu pengetahuan memang berkembang begitu cepat. Ilmu hokum adalah
suatu bagian kajian yang tak pernah putus seiring dengan kemajuan teknologi dan
manusianya dalam kehidupan masyarakat. Pengertian hukum dalam sains
Merupakan suatu pernyataan yang mengungkapkan adanya hubungan antar gejala
alam. Karena kekonsistensiannya dari gejala-gejala alam inilah, maka dapat
disusun suatu pernyatan yang dikenal dengan hukum. Dalam sejarahnya, hukum
sains dapat diilhami berdasarkan suatu percobaan secara ilmiah, ada juga hukum
tersebut dibuat atas dasar pemikiran yang kritis atau dengan sesuatu keadaan coba-
coba bahkan atas sesuatu ketidak-sengajaan.
Fungsi hokum dalam sains :
1. Untuk mengungkap suatu kenyataan tentang hubungan antar gejala alam.
2. Untuk meramalkan peristiwa alam yang akan terjadi yang ditunjukkan oleh
gejala alam.
Contoh hokum dalam sains :
1. Hokum Archimedes (+250 SM) : “Jika suatu benda dicelupkan ke dalam
sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat tekanan keatas yang sama
besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak oleh benda tersebut”
2. Hokum Dalton (1802) : “Tekanan dari suatu campuran yang terdiri atas
beberapa macam gas (yang tidak bereaksi kimiawi yang satu dengan yang lain)

2
adalah sama dengan jumlah dari tekanan-tekanan dari setiap gas tersebut,
jelasnya tekanan dari setiap gas tersebut, jika ia masing-masing ada sendirian
dalam ruang campuran tadi”
3. Hokum Coloumb (1785) :
a. Gaya, yang dilakukan oleh dua kutub magnet yang satu pada yang lain,
adalah sebanding-laras dengan kuatnya mekanitisme kutub-kutub tersebut
dan sebanding balik dengan kuadrat jarak antara kedua kutub tersebut.
b. Gaya, yang dilakukan oleh dua benda (yang masing-masing bermuatan
listrik) yang satu pada yang lain, adalah sebanding-laras dengan kuatnya
muatan listrik dari benda-benda tersebut dan sebanding-balik dengan
kuadrat jarak antara kedua benda itu.

b. Teori Sains
Konstelasi teori dalam bentuk sains itu diungkap dalam bentuk dan teori.
Untuk memahami tentang bagaimana teori itu dan bentuknya, maka ditelaah
bentuk-bentuk teori yang dikemukakan para ahli, antara lain :
1. Teori Heliosentris (Copernicus) : menjelaskan bahwa susunan tata surya kita
berpusat pada matahari. Dia memberi argument bahwa tidaklah mungkin massa
lebih besar (matahari) berputar mengelilingi massa yang jauh lebih kecil
(bumi). Dia beragumen dengan menggunakan hokum newton.
2. Teori Evolusi Organik (Darwin) : menjelaskan bahwa makhluk hidup
berevolusi dari yang sangat sederhana menjadi kompleks dan sempurna. Dia
memberi argument dengan menggunakan pengumpulan data (fosil atau
makhluk hidup), observasi, klasifikasi, dan menghubung-hubungkan. Dapat
disimpulkan bahwa teori dapat berbentuk penyusunan secara sistematis dari
fakta-fakta yang berserakan di ala mini, sehingga mudah dipahami dan bahkan
digunakan untuk peramalan.
3. Teori Atom (Rutherford) : memberi gambaran tentang konstelasi (susunan)
electron-elektron yang mengelilingi inti atom. Dia memberikan argument
menggunakan gambar atau bagan, disamping itu juga menggunakan
perhitungan-perhitungan. Dapat disimpulkan bahwa teori itu tidak semata-mata
berbentuk pernyataan, tetapi dapat berbentuk gambar atau bagan ataupun
perhitungan-perhitungan.
4. Teori Ekologi (Haeckel) : menjelaskan saling ketergantungan antara berbagai
komponen dalam ekosistem, baik komponen biotik maupun abiotic. Dia
memberi argument berbentuk essay. Dapat disimpulkan bahwa teori fdapat
berbentuk essay beratus-ratus halaman banyaknya.
5. Teori Elaktivitas (Einsten) : menjelaskan secara matematis hubungan antara
energy dan massa suatu zat yang diformulasikan E=m c2. Dia memberikan
argumentasi dengan menggunakan rumus yang didapat secara rasional dan
deduksi matematis. Dapat disimpulkan bahwa teori dapat berbentuk rasional
dan deduksi matematis.

3
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi, yang
saling berkaitan, yang menyajikan suayu pandangan yang sistematis dari fenomena
dengan mengungkap adanya hubungan-hubungan yang spesifik antar variable,
dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebut (Kerlinger :
1973)
Fungsi teori :
1. Menjelaskan, yang dijelaskan dapat berupa hokum, gejala alam, atau
hubungan antar gejala alam
2. Memahamkan, fakta-fakta yang berserakan di alam semesta ini disusun dan
dirapihkan menjadi teratur dan sistematis sehungga mudah dipahami adanya
saling keterkaitan antar fakta dan mengikuti “hokum alam”.
3. Meramalkan, keteraturan sistematis fakta-fakta atau fenomena alam dapat
dibuat suatu ramalan prediksi. Prediksi dapat ditarik melalui ekstrapolasi
maupun intrapolasi. Secara singkat dapat dikatakan sebagai fungsi teori yang
ada pada dasarnya merupakan sumber bagi kerangka penalaran dalam
menyusun suatu prediksi.

c. Postulat
Postulat berasal dari Bahasa latin yaitu “postulatum” dan “postulare” yang
artinya meminta dan menuntut. Postulat sendiri adalah suatu anggapan dasar yang
sudah dianggap benar sehingga kebenaran tersebut tidak dipertanyakan lagi oleh
orang yang menggunakan anggapan tersebut.
Contoh postulat :
a. Postulat Dalton yang menyebutkan :
1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur terkecil dari suatu unsur dan tidak
dapat dibagi lagi.
2. Atom atom unsur sejenis mempunyai sifat yang sama meliputi volume, bentuk,
ataupun massanya.
3. Dalam reaksi kimia, terjadi penggabungan atau pemisahan atom.
4. Atom dapat bergabung dengan atom lain untuk membentuk suatu molekul
dengan angka pembading bulat dan sederhana.
5. Atom tidak dapat diciptakan, dibelah maupun dimusnahkan.
6. Ketika satu unsur bereaksi dengan unsur lain, atom dari unsur tersebut tidak
berubah menjadi atom unsur lain.

b. Postulat Robert Koch


1. Mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu (setelah Pasteur menemukan
mikroba).
2. Dengan kata lain : setiap penyakit disebabkan oleh satu sebab mikroba tertentu.

4
d. Prinsip atau Azas
Prinsip atau azas adalah sebagai suatu pernyataan yang mengandung
kebenaran dimana bersifat mendasar dan berlaku umum. Fungsi prinsip atau azas
adalah sebagai landasan kebenaran suatu hukum. Ilmu pengetahuan perlu dilihat
sebagai suatu dasar (basic) proses berpikir manusia dalam melaksanakan berbagai
penelitian. Untuk itu ilmu pengetahuan dapat dihubungkan dengan metode dan
proses penelitian tersebut.
Relevansi penelitian dengan ilmu pengetahuan, berkembang dari upaya
manusia mencari jawaban atas berbagai pertanyaan seperti “ini apa?”; “itu apa?”;
“mengapa begini?”; “mengapa begitu?” dan selanjutnya berkembang menjadi
pertanyaan “bagaimana hal itu terjadi?” serta “bagaimana memecahkannya?”.
Dengan dorongan ingin tahu tersebut manusia selalu ingin mendapatkan
pengetahuan mengenai permasalahan yang tidak diketahuinya sehingga pada
akhirnya muncul pengetahuan-pengetahuan baru yang dikenal sebagai ilmu
pengetahuan (knowledgement) yang sistematis dan terorganisir. Dengan
mengguanakan akal dan pikiran yang reflektif, manusia merasa mampu
memecahkan masalah yang dihadapi.
Pendekatan yang digunakan dapat bersifat ilmiah dan non-ilmiah.
Pendekatan ilmiah dapat berupa penelitian-penelitian misalnya, Einstein melalui
penelitian ilmiah selama bertahun-tahun, menemukan bahwa semua benda akan
jatuh (ke bawah) disebabkan karena adanya gravitasi bumi. Sedangkan pendekatan
non-ilmiah dapat berupa akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan/ coba-
coba (trial and error) dan mendapat otoritas ilmiah/pikiran kritis. Misalnya,
seseorang mengalami demam namun dalam pendekatan ini menyebutkan bahwa
penyebabnya dikarenakan terkena guna-guna dari dukun, tetapi nyatanya hal itu
disebabkan karena adanya gejala infeksi thyphus dan lain sebagainya.
Berdasakan pengertian di atas, terdapat hubungan yang erat antara ilmu
pengetahuan dan penelitian. Menurut Almack (1930) mengatakan bahwa penelitian
dan ilmu merupakan hasil dan proses. Penelitian merupakan proses sedangkan
hasilnya adalah ilmu. Whitney (1960) menegaskan bahwa ilmu dan penelitian
merupakan proses yang berlangsung secara bersama-sama. Artinya ilmu dan
penelitian adalah proses yang sama sedangkan hasil dari proses tersebut adalah
kebenaran (truth). Kebenaran yang dimaksudkan adalah pengetahuan yang benar
yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang berkeinginan untuk
mengujinya.
Dengan relevansi/ hubungan tersebut dapat disebutkan berbagai aspek yang
menjadi peranan dari ilmu dan penelitian sehingga dapat disebutkan bahwa sesuatu
yang dilakukan itu merupakan karya keilmuan, seperti;
1. Deskripsi, adalah satu kaidah upaya pengolahan data menjadi suatu yang dapat
diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti. Fungsi
ini berusaha untuk menggambarkan atau menjelaskan hal-hal yang menjadi
pokok permasalahan.

5
2. Menerangkan / Eksplanasi, adalah usaha untuk menerangkan kondisi-kondisi
yang mendasari munculnya permasalahan atau terjadinya peristiwa-peristiwa.
3. Penyusunan teori, adalah kerangka pikiran tentang gagasan atau teori pronsip,
aturan-aturan mengenai hubungan antara kondisi atau peristiwa yang satu
dengan yang lain.
4. Prediks, adalah usaha untuk memprediksikan suatu permasalahan atau
peristiwa dan dampak yang akan terjadi.
5. Pengendalian / Controlling, adalah usaha untuk melakukan tindakan-tindakan
pengendalian terhadap permasalahan, peristiwa, dan gejala.

e. Tentang Asumsi
Asumsi didefinisikan sebagai suatu kemungkinan terjadinya hal yang sesuai
dengan harapan atau kemungkinan itu bisa juga terjadi tidak sesuai dengan harapan.
Dengan kata lain asumsi merupakan pandangan suatu pendapat yang dilihat sesuai
dari sudut pandang permasalahan. Contoh asumsi :
1. Aliran Deterministik menganggap hukum alam tunduk kepada hukum alam
yang bersifat universal (determinisme).
2. Aliran Pilihan bebas menganggap hukum yang mengatur itu tanpa sebab
karena setiap gejala alam merupakan pilihan bebas.
3. Aliran Probabilistik berada diantara deterministik dan pilihan bebas yang
menyatakan bahwa gejala umum yang universal itu memang ada namun
sifatnya berupa peluang (probabilistik).

f. Penafsiran Probabilistik
Probabilistik berasal dari kata probabilitas. Definisi probabilistik ialah
merupakan salah satu konsep yang sering kita gunakan untuk mendeskripsikan
realitas di dalam kehidupan sehari-hari. Dapat juga diartikan sebagai suatu
perkiraan terjadinya peluang atau kebolehjadian suatu hal itu terjadi.
Contoh penafsiran probabilistik yaitu “berdasarkan metologi dan geofisika
saya tidak pernah merasa pasti bahwa esok hari akan turun hujan atau hari ini tidak
akan turun hujan. Sambung seorang awam penasaran. Tidak ada jawaban ilmuan
tanpa grogi, hanya bisa mengatakan umpamanya, bahwa dengan probabilitas 0,8
esok akan turun hujan. Artinya probabilitas untuk turun hujan esok adalah 8 dari
10. Dengan kata lain yang lebih sederhana 10 kali ramalan turun hujan, 8 kali
memang turun hujan dan 2 kali ramalan tersebut melesat”

6
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anatomi sains merupakan suatu kajian yang menjelaskan bagaimana hubungan-
hubungan yang terjadi dalam memperoleh pengetahuan itu sendiri. Anatomi sains
terdiri dari hokum, teori, postulat, prinsip (azas), asumsi, dan penafsiran probabilitas.
Setiap bagian memiliki fungsi tersendiri dalam pemahaman sains namun saling
melengkapi satu sama lain.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://juliusspot.blog.uns.ac.id/?p=77
http://novi-ariyaniasparagus.blogspot.com/2013/01/postulat-dalil-aksiomal-dan-lain-lain.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Postulat
http://catatankuliahrini.blogspot.com/2017/03/hukum-teori-postulat-prinsip-atau-azas.html?m=1
https://www.uin-malang.ac.id/blog/post/read/100301/penelitian-dan-pengembangan-ilmu-
pengetahuan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu
http://my-think-kataku.blogspot.com/2018/03/bab10-anatomisains-a.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai