Anda di halaman 1dari 7

BAB V

SISTEM PENCERNAAN

Pada vertebrata, organ pencernaan makanan memiliki struktur anatomi relatif


sama walaupun ada bagian dari organ tersebut yang bervariasi. Perbedaan jenis
makanan, cara mengambil makanan, cara mencernakan makanan serta teknik lain
dalam system pencernaan, antara lain karena ada variasi pada struktur anatomi organ
pencernaan makanan pada vertebrata. Pada hewan daratan misalnya katak, dan
reptilian memiliki lidah yang panjang yang digunakan untuk mengambil makanannya
untuk kemudian dicernakan dalam saluran pencernaan , burung menggunakan
paruhnya yang tajam untuk mengambil biji-bijian kemudian menyimpannya dalam
tembolok, yang selanjutnya dicernakan secara bertahap. Macam-macam teknik
pengambilan makanan dan cara mencernakannya, pada dasarnya memiliki tujuan
yang sama yaitu memerlukan makanan untuk sumber energy. Makanan dimasukkan
ke dalam tubuh, dicerna, diabsorpsi, dan sisa yang tidak tercerna dibuang. Makanan
tersebut memiliki fungsi selain sumber energi juga untuk memperoleh sumber bhn
pembangun untuk tumbuh, memperbaiki jaringan yang rusak, sumber vitamin dan
mineral.
Kesamaan pada organ pencernaan vertebrata adalah terdapat saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Selain itu ada kelenjar pencernaan yang berada
di dalam dinding saluran pencernaan dan ada yang terdapat di luar pencernaan.
4.1. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan makanan berupa pembuluh yang panjang, berlekuk atau
membentuk lipatan, diawali dengan mulut yang berakhir pada anus atau kloaka.
Saluran pencernaan umumnya memiliki struktural histologi meliputi antara lain a)
lapisan mukosa/membran mukosa, terdiri atas lapisan epitel dan lamina propria yaitu
jaringan ikat yang tersusun atas pembuluh darah, pembuluh limfe, limfosit, kelenjar
yang merupakan hasil invaginasi dari lapisan epitel, selapis tipis otot polos disebut
muskularis mukosa; b) lapisan sub mukosa, terdiri atas jaringan ikat padat dengan
banyak pembuluh darah, pembuluh limfe, pleksus submukosa, kelenjar; c) lapisan
muskularis, mengandung lapisan otot polos yang tersusun spiral, pembuluh darah,
limfe, pleksus saraf mienterikus; 4) lapisan serosa, merupakan jaringan ikat longgar
yang tipis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe dan jaringan lemak dan selapis
epitel pipih yang disebut mesotel.

42
Saluran pencernaan makanan terbagi atas rongga mulut, farink, esofagus,
lambung, usus.
4.1.1 Rongga mulut
Didalam rongga mulut terdapat organ asesoris yaitu lidah, kelenjar ludah dan
gigi. Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis pipih bertanduk/berkeratin dan ada yang
tidak bertanduk. Lamina propria mengandung sejumlah papila.
a. Lidah
Pada pada anterior lidah terdapat peninggian membran mukosa yang memiliki
berbagai bentuk dan fungsi yang berbeda disebut papila. Terdapat beberapa tipe
papila yaitu papila filiformis, berbentuk kerucut epitelnya tidak memiliki kuncup
pengecap dan perannya bersifat mekanis dalam menyediakan permukaan kasar yang
mempermudah pergerakan makanan; papila fungiformis, tersebar secara acak
diantara papila filiformis. Berbentuk jamur dengan sebaran kuncup pengecap pada
epitel permukaannya; papila foliata, kurang berkembang pada umur dewasa; papila
valata/papila sirkum valata, jumlahnya sedikit dengan kuncup pengecap serta
mememiliki duktus sejumlah kelenjar liur Ebner. Susunan seperti parit dengan kuncup
pengecap di sisi papila. Kuncup pengecap terdapat pada sel gustatorik.
Pada rongga mulut pisces terdapat lidah yang merupakan peninggian dasar
farink (lidah primitif), terdapat kelenjar mukus. Rongga mulut pada amhibia besar.
Lidah pada urodela akuatik masih primitifsama seperti pada ikan, tetapi pada
salamander lidahnya panjang dan kasar. Lidah dapat dikeluarkan dengan cepat untuk
menangkap mangsanya. Otot lidah melekat pada tulang hioid.
Pada reptilian, antara rongga mulut dengan farink terdapat sekat yang tipis,
terletak dilangit-langit rongga mulut. Lidah pada reptilian ada yang dapat terjulur
misalnya bunglon pemakan insekta. Lidah pada kura-kura dan buaya relatif kecil dan
tidak dapat dijulurkan, misalnya kura-kura dan buaya. Lidah ular berbentuk pembuluh
yang terbungkus oleh selaput, terletak di bagian bawah rahang.
Mulut aves memiliki paruh, lidahnya relative kecil dan panjang. Burung pelatuk
memiliki lidah berbentuk seperti pisau dan ujungnya seperti anak panah, digunakan
untuk mencukil kulit pohon dan mengambil makanan dari bagian dalam pohon
selanjutnya ditelan. Lidah burung kolibri dapat terjulur dengan cepat dan
mengumpulkan nektar dipermukaan lidahnya. Sisi lidah burung beo bertanduk dan
fleksibel sehingga dapat menekuk, digunakan untuk menempatkan makanan berupa
biji, buah.

43
Pada mamalia, rongga mulut relative lebar, hal ini memepermudah mengambil
makanan, mengunyah dan selanjutnya menenlan. Fungsi Antara lain berfungsi untuk
memegang mangsanya (pada sapi), menggerakkan makanan sehingga tercampur
dengan ludah (manusia), pada trenggiling lidah dapat dipanjangkan untuk menangkap
mangsanya, dll, dan lidah ikan paus tidak dapat digerakkan. Lidahnya dilekatkan pada
dasar rongga mulut oleh suatu ligament yang disebut frenulum. Permukaan lidah
mamalia maupun terdapat papilla bertanduk yang mengakibatkan permukaan lidah
kasar, digunakan oleh karnivora untuk memarut tulang dan pada beberapa mamalia
digunakan untuk memebersihkan rambutnya, misalnya pada kucing peliharaan. Lidah
mamaia yang panjang dan basah umumnya selalu dijulurkan, berfungsi untuk
penguapan (homeostatis), misalnya pada anjing. Papila lidah mamalia memiliki puting
pengecap
b. Kelenjar ludah
Pada Tetrapoda mempunyai kelenjar ludah, yang mensekresikan sekret berupa
enzim ptialin, toksin atau lendir. Kelenjar labia terdapat di mulut bagian bawah, dan
bermuara di vestibulum mulut, kelenjar intermaksila dekat premaksila, kelenjar
sublingual terdapat di bawah lidah. Kelenjar submaksila bermuara di belakang gigi
incisivum, kelenjar paratoid merupakan kelenjar yang besar. Kelenjar infraorbital
terdapat disudut mata. Kelenjar molar terletak didaerah gigi molar. Kelenjar internasal
terletak didaerah premaksila. Pada amphibia kelenjar internasal menghasilkan sekret
yang melekat pada langit-langit mulut digunakan untuk melindungi (menutup) batas
dengan saluran pencernaan berikutnya, selain itu berfungsi untuk menyelubungi
mangsanya sehingga tidak terlepas.
Pada reptilia, memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga
mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya. Kelenjar labia
bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang umumnya terdapat pada ular. Duktus
kelenjar poison bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan
melalui gigi tersebut. Sekretnya beracun yang digunakan untuk menangkap
mangsanya. Kelenjar sublingual pada kadal mengeluarkan racun.
c. Gigi
Gigi tersusun oleh dentin, dan email. Bagian-bagian gigi adalah mahkota gigi,
leher dan akar gigi. Gigi pada umumnya terbenam dalam rongga tulang rahang. Gigi
pada vertebrata bervariasi dalam jumlah, distribusi gigi dalam rongga mulut, posisinya
terhadap tulang rahang, tingkat permanen gigi dan bentuk gigi.

44
Pada pisces distribusi gigi lebih luas yaitu melebar dari rongga mulut sampai
farink. Gigi melekat pada tulang rahang, tulang platinum dan lengkung ingsang, contoh
pada “blu sucker” memiliki 35-40 gigi pada insangnya. Pada Amphibia dan reptilia, gigi
terdapat pada tulang vomer, platinum, pterigoid, dan parasphenoid. Sedangkan yang
terbatas di daerah rahang adalah buaya, burung dan mamalia.
Gigi vertebrata kecuali mamalia mengalami pergantian berulang kali, disebut
polipodont, misalnya pada gigi buaya mengalami 50 kali pergantian. Gigi mamalia
berkembang menjadi dua set gigi yaitu gigi susu dan gigi permanen. Oleh karena itu
mamalia mengalami dua kali pergantian gigi sepanjang hidupnya, disebut gigi
difiodont.
Pada pisces gigi melekat di permukaan tulang rawan seperti Teleostei, gigi
seperti ini disebut akrodont. Bentuk perlekatan gigi lain adalah Pleurodont yaitu gigi
melekat pada bagian dalam tulang rahang, misalnya pada gigi amphibia, reptilia. Gigi
terbenam dalam lekukan atau alveoli, gigi seperti ini disebut dengan tekodont misalnya
pada mamalia, buaya dan beberapa burung.
Bentuk gigi dalam rongga mulut memiliki ukuran yang berbeda-beda tetapi
bentuknya sama, disebut dengan homodont. Gigi yang memiliki bentuk yang berbeda-
beda sesuai dengan fungsinya disebut dengan heterodont. Berbagai bentuk gigi
tersebut adalah gigi seri (insivisium), gigi taring (kaninus), gigi eraham (premolaris) dan
gigi graham sejati (molaris).
Gigi seri (insivisium), berfungsi untuk memotong, enamel pada gigi seri lebih
keras dari pada dentin sehingga gigi menjadi lebih keras. Gigi ini berkembang pada
herbivora, digunakan untuk memegang, mengunyah dan menghancurkan
makanannya. Pada rodentia, gigi seri panjang dan jumlah emailnya banyak sehingga
tajam. Gading gajah merupakan modifikasi gigi seri. Gigi taring, terletak dibelakang gigi
seri. Gigi taring pada karnivora berbentuk seperti tombak digunakan untuk menerkam
dan mengoyak mangsanya. Gigi taring pada beruang laut berupa gading. Pada
rodensia gigi taring tidak terdapat sehingga terbentuk suatu rongga antara gigi seri dan
gigi geraham primolaris yang disebut diastema. Gigi kanin kucing panjangnya 20 cm.
Gigi geraham dan geraham sejati (premolar dan molar), berfungsi untuk menyobek dan
mengunyah makanannya.
Jumlah gigi pada kelompok mamalia bervariasi, tergantung pada jenis makanan
yang dimakan. Keadaan gigi mamalia ini dapat diperlihatkan oleh rumus gigi, misalnya
rumus gigi pada kelinci dan hamster.

45
Rumus gigi kelinci: 2-0-3-3
1-0-2-3
Rumus gigi hamster: 1-0-0-3
1-0-0-3
4.1.2 Farinks
Farink pada pisces digunakan sebagai organ respirasi. Farink terletak anterior
dari esofagus. Faring pada tetrapoda adalah spesifik yaitu adanya glotis, epiglotis,
saluran eustachius. Pada mamalia terdiri atas urofarink yang terletak ventral dari langit-
langit lunak dekat rongga yang menghubungkan dengan esofagus, faring nasal
(nasofaring) terletak di bagian dorsal dari langit-langit lunak, dan laringofarink terletak
paling dekat dengan larink dan esofagus.
4.1.3 Esofagus
Pada pisces ukurannya pendek dan melipat. Esofagus sampai lambung
berbentuk huruf J misalnya pada Elasmobranch. Sebagian besar pada amphibia tidak
memiliki esofagus, sehingga farinknya berhubungan langsung dengan lambung. Pada
amphibia lain esofagusnya seperti pada pisces, ukurannya pendek. Mulai pada reptilia,
ukuran esofagusnya panjang dan melipat longitudinal. Bagian bawah esofagus aves
membesar disebut krop (tembolok). Tembolok berfungsi untuk menyimpan makanan
sementara yang bercampur dengan kerikil. Pada burung pemakan daun dan biji, krop
berukuran besar dan sangat muskular. Umumnya pada induk burung, makanan yang
tersimpan di dalam krop akan dimuntahkan kembali dan dimasukkan ke dalam rongga
mulut anaknya. Pada mamalia dan reptilia, esofagusnya akan terlipat kalau tidak
digunakan.
4.1.4 Lambung
Terletak antara esofagus dan intestinum dan berakhir pada suatu spinkter
pilorus. Berfungsi untuk menampung dan melumatkan makanan. Pada pisces, awal
daerah lambung nampak kurang berbeda dengan esofagus, daerah pylorus
memperlihatkan beberapa pilorus seka. Pada burung, lambung terbagi atas
proventrikulus atau lambung kelenjar dan ventrikulus (empedal). Pada burung
karnivora proventrikulus dan ventrikulus kurang dapat dibedakan. Lambung
Ruminansia kecuali babi dan kuda nil dapat dibedakan menjadi empat bagian yaitu
rumen, reticulum, omasum dan abomasum. Rumen merupakan tempat penyimpanan
sementara makanan yang telah ditelan. Pada unta terdapat diventrikula air yang
berfungsi untuk penyimpanan air juga untuk membantu pencernaan. Dalam retikulum

46
makanan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang akan dimuntahkan lagi, dan
dikunyah lagi dimasukkan ke dalam omasum selanjutnya ke abomasum.
4.1.5 Intestinum
Intestinum merupakan saluran pencernaan setelah lambung. Perbatasan
antara lambung dengan intestinum terdapat suatu spinkter pilorus. Pencernaan
makanan akan lebih sempurna setelah berada di Intestinum. Sekresi dari kelenjar
intestinal, empedu dari hati dan enzim dari pankreas akan merubah makanan menjadi
senyawa yang dapat diabsorbsi. Intestinum vertebrata bentuknya panjang dan
berkelok, kecuali pada pisces relatif lurus. Intestinum berakhir pada kloaka atau anus.
Pada pisces misalnya hewan bersisik ganoid intestinumnya memiliki saekum
pilorus yang terletak antara lambung dengan intestinum. Usus kasar pada pisces
berakhir pada kloaka dan pada beberapa pisces usus besarnya berakhir pada anus.
Pada amphibi intestinumnya panjang, namun usus besarnya relatif pendek dan
lurus. Batas antara usus halus dengan usus besar mulai luas pada amphibi dan
tetrapoda lainnya yaitu adanya spinkter meokalik. Batas antara usus halus dengan
usus besar pada tetrapoda karena adanya meokalik.
Intestinum pada reptilia, burung dan mamalia lebih panjang daripada intestinum
amphibia. Usus besar lebih pendek daripada usus halus. Pada burung, usus kasar
berdiameter lebih kecil dari usus halus, sedangkan pada reptilia dan mamalia diameter
usus kasar lebih besar. Pada reptilia, burung dan mamalia usus besar dapat diagi
menjadi kolon dan rektum.
4.2. Kelenjar Pencernaan
Selain itu ada kelenjar pencernaan yang berada di dalam dinding saluran
pencernaan dan ada yang terdapat di luar saluran pencernaan
4.2.1 Pankreas
Pankreas terletak di bagian kauda lambung yang berbatasan dengan
duodenum. Pankreas berwarna pucat, merupakan kelenjar yang bentuknya panjang,
berlobus dan memiliki jumlah duktus pankreas yang bervariasi. Duktus pankreas dorsal
maupun ventral berhubungan dengan duktus koledokus atau duodenum. Pada
umumnya semua vertebrata memiliki pankreas. Pankreas berfungsi menghasilkan
hormon untuk pencernaan.
Pankreas pada pisces, misalnya Elasmobranchii memiliki dua lobus yang
dihubungkan oleh isthmus. Pankreas pada amphibia memiliki satu duktus dan satu
lobus, sedangkan pada reptilia memiliki lebih dari satu duktus, pada burung
pankreasnya panjang memiliki tiga duktus pankreas. Pankreas mamalia berukuran

47
besar, satu lobus dan satu duktus. Pada babi dan lembu jantan duktus ventral fusi
dengan duktus kholedukus, sekretnya langsung dialirkan ke duodenum. Pada kucing,
kuda, domba dan manusia satu duktusnya membesar dan fungsional sedang lainnya
sebagai duktus asesoris

4.2.2 Hati
Hati terletak di dalam rongga abdomen di bawah diafragma. Terdiri atas
beberapa lobus, setiap lobus memiliki duktus hepatikus, sekretnya dialirkan melalui
duktus tersebut selanjutnya menuju ke pembuluh empedu (duktus koledokus) dan
bermuara di duodenum. Empedu dibuat di dalam hati dan ditampung dalam kantung
empedu dan dikeluarkan melalui duktus sistikus selanjutnya ke duktus koledokus.
Pada pisces hatinya besar dan dibagi menjadi dua lobus, setiap lobus terbagi
lagi menjadi beberapa lobus kecil. Setiap lobus memiliki duktus hepatikus. Pisces juga
memiliki kantung empedu, demikian pula amphibia dan reptilia. Hati pada amphibia
dan reptilia lebih besar daripada pisces. Burung memiliki dua atau lebih lobus hati, juga
memiliki kantung empedu. Hati pada merpati memiliki dua duktus hepatikus. Pada
mamalia, hati terbagi atas dua lobus besar dan setiap lobus terbagi menjadi lobus yang
lebih kecil. Lobus kanan lebih besar daripada lobus kiri. Semua hewan mamalia
memiliki kantung empedu kecuali tikus, kuda, dan rusa.

48

Anda mungkin juga menyukai