Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ITA AMILATUN NASIBA

NIM : 200342616804
OFF :I

Tugas Statistika 2: Latihan Soal


1. Jelaskan dengan contoh persoalan penelitian tentang macam variabel berdasarkan
kedudukan-nya dalam penelitian yang menjadi cakupan dalam bangunan hipotesis!
Jawab :
Macam variabel berdasarkan kedudukannya :
• Variabel terikat (dependent variable), dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai peubah tak bebas, variabel terikat, tergantung, respons, variabel output,
kriterium, atau konsekuen. Sebagai variabel respon berarti variabel ini akan
muncul sebagai akibat dari manipulasi suatu variabel-variabel yang
dimanipulasikan dalam penelitian yang disebut sebagai variabel bebas (Kerlinger,
1979). Variabel terikat (dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat dari variabel bebas (independent). Dalam ilmu tingkah laku,
variabel terikat adalah aspek tingkah laku yang diamati dari suatu organisme yang
telah dikenai stimulus. Variabel terikat merupakan fokus utama dari penelitian.
Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan
pengaruh dari variabel bebas (variabel independent). Contoh: Pengaruh frekuensi
pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan tembakau, variabel terikatnya
adalah pertumbuhan tembakau.
• Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diduga sebagai sebab
munculnya variabel yang lain—dalam konteks ini variabel lain yang dimaksud
adalah variabel terikat (dependen). Apabila variabel bebas berubah, maka variabel
terikat juga akan berubah. Variabel bebas (independent) sering disebut variabel
prediktor (peramal) dan variabel dependen sebagai kriterium (yang diprediksi).
Variabel bebas (independent) disebut juga sebagai peubah bebas, variabel
stimulus, faktor, treatment, prediktor, input, atau antecedent. Variabel bebas
biasanya dimanipulasi, dipilih, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya
(pengaruhnya) dengan variabel lain. Contoh penelitian: 1) Pengaruh perubahan
suhu terhadap laju reaksi antara bahan X dengan bahan Y, variabel bebasnya
adalah suhu reaksi. 2) Pengaruh metode mengajar terhadap prestasi siswa,
variabel bebas adalah metode mengajar. 3) Pengaruh pupuk organik terhadap hasil
produksi tanaman tomat, variabel bebas adalah pupuk organik.
• Variabel moderator adalah sebuah tipe khusus variabel bebas, yaitu variabel bebas
sekunder yang diangkat untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan
antara variabel bebas primer dan variabel terikat (Best, 1977; Tuckman, 1978).
Variabel moderator adalah faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih peneliti
untuk mengungkap apakah faktor tersebut mengubah hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Variabel moderator adalah variabel yang dapat
mempengaruhi hubungan atau memodifikasi hubungan antara variabel bebas (X)
dan terikat (Y). Contoh : Seorang peneliti ingin membandingkan keefektifan
metode visual (menggunakan gambar-gambar) dan metode audio (menggunakan
audio tape) untuk mengajarkan suatu satuan pelajaran. Lebih lanjut peneliti
tersebut curiga bahwa ada siswa tertentu yang lebih cocok dengan metode visual
sedangkan siswa yang lain lebih cocok dengan metode audio. Apabila satuan
pelajaran tersebut telah selesai dan semua siswa dites hasil belajarnya, maka
mungkin pengaruh kedua metode audio dipisahkan dari yang cocok dengan
metode visual, kemudian dianalisis sendiri-sendiri maka perbedaan prestasi
belajar kelompok metode visual dan kelompok metode audio akan terlihat nyata.
Dalam hal ini karakteristik kecocokan metode merupakan variabel moderator
terhadap hubungan antara variabel bebas metode dan variabel terikat (prestasi
belajar).
• Variabel kontrol. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering dipakai
oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian
eksperimental. Jadi, variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dikontrol atau
dinetralkan pengaruhnya oleh peneliti karena jika tidak demikian diduga ikut
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Contoh :
1) Efektivitas e-learning (X) terhadap kemandirian belajar (Y) siswa kelas X
SMA. Variabel kontrol adalah kemandirian siswa kelas X SMA yang tidak
menggunakan e-learning atau tatap muka seperti biasa. 2) Pengaruh penggunaan
media video interaktif (X) terhadap motivasi Belajar IPA (Y) kelas 6 SD. Variabel
kontrol adalah motivasi belajar IPA siswa kelas 6 SD yang tidak menggunakan
media video interaktif. 3) Penelitian pengaruh perubahan suhu terhadap laju reaksi
antara bahan X dengan bahan Y, variabel kontrolnya bisa konsentrasi bahan,
volume, dan media. 4) Penelitian pengaruh macam pupuk kompos terhadap
pertumbuhan jagung, variabel kontrolnya dapat berupa kultivar jagung, dosis
pupuk, media tanam, dan tingkat kesuburan.
• Variabel Antara (Intervening). Variabel antara adalah faktor yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, tetapi
tidak dapat dilihat sehingga tidak dapat diukur atau dimanipulasi (Tuckman,
1988). Variabel antara merupakan variabel antara (penyela) yang terletak diantara
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Contoh di bidang
pertanian, pengaruh pemberian pupuk anorganik terhadap hasil padi. Misalnya
saja, kultivar (varietas) sudah dimasukkan ke dalam model atau kultivarnya dibuat
sama (kultivar unggulan), tetapi hasilnya tetap saja tidak signifikan, mengapa?
Setelah diteliti secara seksama, ternyata tanaman padi yang diberi pupuk tersebut
misalnya menjadi rentan terhadap serangan penyakit/hama, sehingga sebagian
besar lahan terkena serangan penyakit/hama, akibatnya hasil padi tidak
meningkat. Variabel intervening adalah serangan penyakit/hama.
2. Perhatikan masalah berikut.
Pengaruh macam ransum makanan A, B, C, dan D terhadap bobot akhir anak mencit
berumur dua minggu. Penelitian ini diulang 3 kali. Anak mencit diletakkan pada masing-
masing kandang yang berisi seekor.
Cobalah identifikasi macam variabel berdasarkan kedudukannya dalam penelitian!
Berikan definisi operasional untuk mencit, ransum makanan dan bobot mencit!
Jawab :
• Variabel terikat : bobot anak mencit
• Variabel bebas : macam ransum makanan
• Variabel kontrol : masing-masing kandang berisi satu ekor, umur anak mencit
• Variabel moderator : bobot awal
• Variabel antara : pertumbuhan alat pencernaan mencit
3. a. Apakah arti dan tujuan populasi?
Jawab :
Populasi berarti semua subjek atau objek sasaran penelitian. Wujud subjek itu
bermacam-macam: manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, barang produk (hasil-hasil
kerajinan, hasil-hasil industri, dan lain-lain), barang-barang nonproduk (batu, pasir,
tanah, air, dan lain-lain), dan bentuk lingual atau ungkapan verbal (kata, frasa, kalimat,
paragraf, teks), atau dokumen dan barang cetak.
Tujuan dari populasi adalah agar dapat ditentukan besarnya anggota sampel yang
diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi.
b. Apakah perbedaan populasi statistik dengan populasi biologi?
Jawab :
Populasi statistik adalah keseluruhan pengamatan individual yang merupakan acuan,
terdapat di bagian dunia yang manapun atau pailng tidak dalam suatu daerah
pengambilan contoh tertentu yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Sedangkan populasi
biologi adalah populasi semua individu suatu spesies (mungkin untuk suatu stadium
umur atau jenis kelamin) yang terdapat di suatu daerah tertentu pada suatu waktu.
c. Apakah yang dimaksud dengan populasi terhingga dan tak terhingga?
Jawab :
Populasi terhingga adalah populasi yang jumlah anggotanya terbatas dan dapat
ditentukan atau diketahui jumlahnya, misal siswa SD se kecamatan wonoayu,
mahasiswa Universitas Negeri Malang, dll,
Populasi tak terhingga adalah adalah populasi yang jumlahnya tidak dapat ditentukan
dan diketahui secara pasti. Contohnya perokok yang menyukai rokok elektrik,
mahasiswa yang tidak suka menggunakan kaos kaki, dll.
d. Bagaimanakah perbedaan populasi pada penelitian observasional dengan penelitian
eksperimental?
Jawab :
Populasi penelitian observasional menggunakan populasi yang nyata, ini berarti
peneliti tidak melakukan perlakuan/intervensi apapun terhadap variabel penelitian.
Dengan kata lain, data yang didapatkan murni berupa data yang sudah ada sebelumnya
maupun data kemudian yang dihasilkan tanpa campur tangan peneliti.
Sedangkan populasi penelitian eksperimental menggunakan populasi konseptual yang
merupakan salah satu rancangan yang digunakan untuk mencari sebab akibat.
Kesimpulannya adanya hubungan sebab akubat pada studi observasional hanya baru
sebatas dugaan, sedangkan pada studi eksperimental hubungan ini menjadi lebih tegas
dan nyata.
4. Penelitian tentang pengaruh remunerasi terhadap semangat kerja pada karyawan FMIPA
suatu PT. Di FMIPA tersebut terdapat 130 orang karyawan. Dengan tingkat kesalahan
pengambilan sampel sebesar 5%, berapa jumlah sampel minimal yang harus diambil?
Diket : N = 130, α = 5%=0,05
Ditanya n = ?
Jawab : n = N/1+N(α²)
= 130/1+130(0,05²)
= 130/1,325
= 98
Jadi jumlah sampel minimal yang harus diambil adalah 98 orang.
5. Peneliti ingin mencari sampel minimal untuk suatu penelitian mencari faktor determinan
pemberian ASI secara eksklusif. Dari hasil hasil penelitian Suroso (2014) di daerah
Lumajang-Jawa Timur, proporsi bayi (p) yang diberi makanan ASI eksklusif sekitar
17,2%. Ini berarti nilai p = 0,172 dan nilai q = 1 – p = 0,828. Dangan limit dari error (d)
ditetapkan 0,05 dan nilai  = 0,05, maka berapa jumlah sampel yang dibutuhkan?
Jawab :
Jika besar populasi (N) diketahui, maka dicari dengan menggunakan rumus :
n = Z² 1-α/2 p(1-p) N/ d² (N-1) + Z² 1-α/2 p(1-p)
jika ditetapkan α= 0,05 atau Z1-α/2 = 1,96 atau Z² 1-α/2 = 1,962² maka jumlah sampel yang
dibutuhkan sebesar :
n = 1,96². 0,172. 0,828/ 0,05 2
n = 219 orang (angka minimal)
6. Seorang dosen ingin mengetahui apakah ada perbedaan IQ antara mahasiswa kelas
pendidikan dengan kelas non pendidikan. Untuk menjawab masalah tersebut dilakukan
penelitian terhadap mahasiswa di suatu perguruan tinggi. Jika rerata IQ mahasiswa kelas
pendidikan dan kelas non pendidikan dari penelitian sebelumnya berturut-turut 112 dan
104, dan simpangan baku IQ di populasi adalah 10, dengan tingkat kepercayaan 95% dan
kuat uji 80%, berapakah besar sampel yang dibutuhkan untuk penelitian tersebut?
Diketahui :
Z 0,05 = 1,96
Tingkat kuasa 80% Z = 0,84
Simpangan baju/deviasi = 10
Estimasi selisih rata rata (U0-U1) =112-104=8
Jawab :
n = 2(1,96+0,84)² 10²/8²
= 24,5
= 25
Banyaknya sampel yang harus diambil adalah 24,5 orang dibulatkan menjadi 25
orang/kelompok. Pada penelitian kohort harus ditambah dengan jumlah yang akan lepas
selama pengamatan, diasumsikan 15%. Dengan rumus ni = (n+nl), ni = 25+25(0,15) =
28,75=29. Jadi banyaknya sampel ada 29 anak pada setiap kelompok mahasiswa, 29
pendidikan dan 29 non pendidikan atau = 58
7. a. Apakah yang dimaksud dengan sampel?
Jawab :
Sampel adalah bagian dari populasi dari mana data atau informasi yang dibutuhkan dapat
diperoleh secara langsung
b. Bagaimanakah syarat sampel yang baik?
Jawab :
Yang pertama adalah akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidakadaan “bias”
(kekeliruan) dalam sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada
dalam sampel, makin akurat sampel tersebut.
Yang kedua yakni presisi, kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi
estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik
populasi.
8. Jelaskan macam teknik sampling pada penelitian observasional!
Jawab :
Teknik sampling pada penelitian observasional ada 2 macam :
1. Pengambilan Sampel secara Acak (Random sampling) atau Sampel probabilistic.
Pengambilan sampel ini mendasarkan diri pada prinsip peluang, artinya bahwa setiap
individu anggota populasi yang diteliti harus memiliki peluang yang sama untuk
dijadikan sampel. Sampling acak meliputi:
a. Simple Random Sampling (Pengambilan Sampel Random Sederhana), Cara atau
teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan
bersifat umum.
b. Stratified Random Sampling (Sampel Acak Distratifikasikan), Unsur populasi
berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang
signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil
sampel dengan cara stratifikasi.
c. Cluster Sampling (Sampel Gugus), Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan
cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Cluster sampling atau sampling
gugus digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas
d. Systematic Sampling (Sampel Sistematis), Jika peneliti dihadapkan pada ukuran
populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara
pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada
peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang
bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.
e. Area Sampling (Sampel Wilayah). Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan
pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
2. Cara Tidak Acak (Non Random Sampling) atau Sampel non probabilistik),
Penentuan sampel tidak acak adalah cara pemilihan sejumlah anggota dari populasi
dengan setiap anggotanya tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk terpilih
menjadi anggota sampel. Dalam hal ini, anggota-anggota tertentu saja dari populasi
yang akan terpilih menjadi anggota sampel, dan pemilihan anggota-anggota tersebut
bersifat subyektif. Sampling tidak acak meliputi:
a. Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan.
Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang
kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak
(random).
b. Purposive sampling. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau
tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti
menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang
diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama:
• judgement sampling, Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa
sampel adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitian.
• quota sampling, Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel
distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak
melainkan secara kebetulan saja.
c. Snowball Sampling (Sampel Bola Salju). Teknik penentuan sampel bola salju ini
banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya.
Peneliti hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan
sampel. Oleh karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu peneliti meminta
kepada sampel pertama untuk menunjukkan orang lain yang kira-kira dapat dijadikan
sampel.
9. Jika peneliti ingin menentukan 20 sampel responden dari 200 anggota populasi yang
sudah diberi no. 01 sampai dengan 200, tentukan no. berapa saja responden yang akan
menjadi sampel dengan menggunakan tabel bilangan acak, tulislah langkah-langkahnya
dalam memperoleh nomer responden tersebut!
Jawab :
Menentukan 20 sampel responden dari 200 anggota populasi yang sudah diberi no.01
Sampai dengan 200, Lalu diambil pensil yang runcing dan dengan mata tertutup
Dijatuhkan ujung pensil pada tabel bilangan acak. Oleh karena 200 terdiri dari 3 angka,
Hasilnya diambil tiga digit dari deretan angka kesamping kanan. Misalnya ujung pensil
Jatuh pada baris ke-22 dan kolom ke-5 maka angka-angka yang diperoleh 576 004 088
112 250 374 225 818 287 078 694 399 661 746 971 268 002 340 507 705 305 925 714
317 831 686 682 568 dst....Masing-masing angka yang diperoleh dikurangi 100, Sehingga
diperoleh 576-100=476, kemudian berturut-turut 476, -96, -22, 12 dan seterusnya.
Dengan demikian yang menjadi sampel adalah sampel-sampel dengan nomer 96, 22, 12,
dan seterusnya. Apabila penunjukkan bilangan ini sudah sampai ke samping kanan, maka
penunjukkan itu dilanjutkan dengan tiga digit dibawahnya mulai dari digit keempat.
Penunjukkan ini diteruskan sampai banyak anggota sampel yang harus diambil itu
terpenuhi.
10. Penelitian eksperimen dengan lima macam taraf perlakuan, maka jumlah ulangan setiap
taraf perlakuan adalah
Jawab :
Sampel pada penelitian eksperimental sederhana (Rancangan acak lengkap, rancangan
Acak kelompok, rancangan faktorial), salah satu penentuan jumlah sampel atau ulangan.
db-galat≥15
Rancangan Acak Lengkap(RAL) : t (r–1) ≥ 15 ; r ≥ (15/t) + 1 Rancangan Acak
Kelompok (RAK) : (t–1)(r–1) ≥ 15 ; r ≥ (15/(t-1)) + 1
t = banyak perlakuan (treatment)
r = jumlah ulangan ; replikasi (replication)
Maka ,RAL = r ≥ (15/t) + 1
r ≥ (15/5) + 1 , r ≥ 6 ,banyak perulangan adalah lebih dari sama dengan 6 kali
RAK = r ≥ (15/(t-1)) + 1
R ≥ (15/(5-1)) + 1 , r ≥ 4,75 = 5, banyak perulangan adalah lebih dari sama dengan 5 kali
11. a. 10,5500 dibulatkan hingga persepuluhan menjadi 10,6
b. 95,065 dibulatkan hingga perseratusan menjadi 95,07
c. 23,4545 dibulatkan hingga dua desimal menjadi 23,46
d. 12,462501 dibulatkan hingga 3 desimal menjadi 12,463

Anda mungkin juga menyukai