KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ROSELA
Nomor : 067/SK/DIR/XI/2021
Tentang
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT HEMODIALISA
Menetapkan :
PERTAMA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ROSELA
TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT
HEMODIALISA
Ditetapkan di : Karawang
Pada Tanggal : 11 Januari 2021
Direktur,
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ROSELA
Nomor : 067/SK/DIR/XI/2021
Tentang
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT HEMODIALISA
Menetapkan :
PERTAMA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ROSELA
TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT
HEMODIALISA
Ditetapkan di : Karawang
Pada Tanggal : 11 Janoari 2021
Direktur,
Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan Ridlo dan Petunjuk – Nya, sehingga Pedoman Pengorganisasian Unit
Hemodialisa ini dapat diselesaikan dan dapat diterbitkan.
Panduan ini dibuat untuk menjadi acuan dalam bekerja bagi semua staf yang terlibat
dalam pelayanan di Unit Hemodialisa Rumah Sakit ROSELA.
Untuk peningkatan mutu pelayanan diperlukan pengembangan kebijakan, pedoman,
panduan dan prosedur. Untuk tujuan tersebut panduan ini akan kami evaluasi setidaknya
setiap 2 tahun sekali. Masukan, kritik dan saran yang konstruktif untuk pengembangan
panduan ini sangat kami harapkan dari para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Rumah Sakit di era sekarang tidak terlepas dari perkembangan ekonomi
masyarakat. Hal ini tercermin pada perubahan fungsi klasik Rumah Sakit yang pada
awalnya hanya memberi pelayanan yang bersifat penyembuhan saja terhadap pasien
melalui rawat inap dan HEMODIALISA bergeser ke pelayanan yang lebih
komprehensif. Rumah Sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan dan sekaligus
sebagai suatu unit usaha (baik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga
kesehaatan ini dari waktu ke waktu semakin lama akan semakin berkembang, baik
dari segi kuantitas maupun kualitas dan dilihat dari berbagai macam bentuk Rumah
Sakit kecil maupun besar yang ada diseluruh penjuru tanah air.
Pelayanan hemodialisa merupakan salah satu unit kerja di Rumah Sakit yang
melayani pasien rawat jalan dan rawat inap, termasuk seluruh prosedur diagnostic dan
terapeutik. Permenkes Nomor 749a tahun 1989 menyebutkan bahwa setiap sarana
pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan rekam medis. Rekam Medis (RM)
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana
pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan RM di Rumah Sakit meliputi penerimaan
pasien sampai pelaporan.
Penerimaan pasien merupakan pelayanan pertama yang diberikan oleh pihak Rumah
Sakit atau sarana pelayanan kesehatan. Sebelum menerima pelayanan kesehatan
berupa medis dari penyedia layanan kesehatan, pasien diharuskan mendaftar terlebih
dahulu. Hal ini penting agar pasien dapat menerima pelayanan dan pasien tercatat
dalam buku kunjungan kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dari berbagai kebijakan dan prosedur terkait dengan pelayanan
Instalasi Hemodialisa di RS ROSELA.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan Hemodialisa yang efektif, berperikemanusiaan dan
memuaskan bagi pasien yang menjalani tindakan Hemodialisa
b. Mengupayakan pemulihan pasien secara optimal melalui prosedur dan
tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan
C. Ruang Lingkup
Pasien rawat jalan yang rutin hemodialisa dan pasien rawat inap yang memerlukan
tindakan hemodialisa.
D. Batasan Operasional
Pelayanan Hemodialisa adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan pasien rawat inap yang memerlukan
tindakan hemodialisa. Pelayanan Hemodialisa adalah salah satu fasilitas yang
disediakan oleh hampir seluruh Rumah Sakit di Indonesia. Masyarakat Indonesia
sangat membutuhkan pelayanan hemodialisa pada Rumah Sakit untuk menunjang
usaha dalam mencapai kesehatannya.
E. Landasan Hukum
Penyelenggaraan pelayanan HEMODIALISA Rumah Sakit ROSELA sesuai dengan:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
2. Undang Undang Nomor 32 tahun 2004
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/2003 tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di Kabupaten/Kotamadya
4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1091/2004
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 228/2003
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT ROSELA
1. DATA UMUM
a. Nama Perusahaan : Rumah Sakit Rosela
b. Direktur : dr. Yesi Karya lianti, MARS
c. Tanggal Pendirian : 30 April 2013
d. Tanggal Operasional : 28 Oktober 2014
e. Tanggal Terintegrasi : 21 Agustus 2014
f. Kelas Pelayanan : Kelas D
g. Jumlah Tempat tidur : 71 TT
h. Masa Berlaku Izin Operasional : Februari 2020
i. Alamat Kantor : JL. Interchange
No 3 Tol Karawang Barat, Kecamatan
teluk jambe Kabupaten Karawang
j. Pemilik / Penanggung jawab :
PT. Sanjaya putera Perwira
k. Jenis Pelayanan ( Kelas ) : Rumah
Sakit Umum
l. Status Lahan RS : Hak Milik
m. Luas Lahan RS : 3.020,00M2
n. Luas Bangunan RS : 229,50M2
o. Status Permodalan : Swasta
p. Pemilik Modal : PT.Sanjaya
Putera Perwira
Rumah Sakit Rosela Karawang bernaung di bawah PT. Sanjaya perwira putra,
dengan jenis usaha dalam perdagangan farmasi dan pelayanan kesehatan.
Adapun Rumah Sakit Rosela Karawang dididrikan sebagai bentuk
pengembangan dari klinik Rosela Indah Medical Center Jakarta, Selanjutnya pada
tahun 2013 didirikan lah Rumah Sakit Rosela dengan awal pelayanan spesialis
meliputi : Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Anak, Spesialis Obgyn dan Spesialis
Bedah dan termasuk pelayanan Hemodialisa.
A. VISI
Menjadi Rumah Sakit terbaik pilihan utama di kabupaten Karawang dan sekitarnya
yang memberikan pelayanan kesehatan dengan profesional.
B. MISI
Melayani sepenuh hati secara terpadu dan berkualitas untuk kebutuhan dan
keselamatan pasien.
Meningkatkan sumber daya manusia sesuai dengan ilmu dan perkembangan
teknologi terkini .
Menciptakan lingkungan kerja yang penuh semangat,nyaman,sehat,harmonis
dan bertanggung jawab serta menjunjung tinggi etika dalam bekerj
C. MOTTO
Pengabdian tulus kami untuk kesehatan sesama
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ROSELA
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI HEMODIALISA RS ROSELA KARAWANG
Instalasi HEMODIALISA merupakan salah satu unit pelayanan yang dalam struktur
organisasi merupakan bagian dari Pelayanan Medik dan Keperawatan, dikepalai oleh seorang
kepala instalasi. Kepala Instalasi dalam menjalankan tugas dibantu oleh tiga orang
penanggung jawab (PJ). Keberadaan Organisasi HEMODIALISA dituangkan dalam SK
Direktur No. 067/SK/DIR/XI/2021
STRUKTUR ORGANISASI UNIT PELAYANAN HEMODIALISA
RS ROSELA KARAWANG
DIREKTUR Sepervisor
- dr Yesi
- - -Lianti
- - - - MARS
---------
dr. Jonny, Sp.PD.KGH
Penanggung Jawab
dr Supris YEP, M.Sc Sp.PD
DOKTER PJ Pelaksana HD
dr Cecep Ramdan
Kepala Ruangan
Cunarsih, Skep, Ners
BAB VI
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
A. Kepala Instalasi
1. Mampu mengatur operasional Ruang Haemodialisis agar efektif dan efesien
a. Mengatur jadwal dinas dan tugas perawat
b. Menentukan dan mengatur kebutuhan alat dan bahan
c. Menyediakan dan mengawasi pemakaian obat-obatan
d. Melakukan hygiene ruangan dan perseorangan yang baik untuk mencegah
terjadinya infeksi dan penularan infeksi nosocomial
e. Memelihara kualitas air hasil pemurnian secara berkala:
Setiap hari, sebelum dialisis :
Kadar total khlorin ( setelah filter softener )
Kadar Kalsium dan Magnesium ( setelah filter dan softener )
Setiap Bulan :
Air dialisat ( Na, K, Ca, Mg, bakteri dan endotoxin )
Setiap 6 Bulan :
Air RO ( Standar parameter )
Air RO ( terhadap bakteri dan endotoxin )
2. Mengatur jadwal perawatan ruang dialisis, meliputi :
a. Setiap hari selesai tindakan dialisis : Tensimeter, manset, timbangan
b. Setiap bulan : Sterilisasi ruangan dialisis, AC, Exhaust fan, TV, lampun tindakan,
Dispenser dan kulkas obat
c. Setiap tiga bulan :
Membersihkan alat-alat penunjang ruang dialisis: gordain, dinding ruang HD,
kalibrasi mesin dialisis ( setelah 1500 jam pemakaian )
3. Membuat perencanaan dan evaluasi kegiatan dialisis
a. Membuat anggaran tahunan untuk alat, penunjang dan staff
b. Melakukan penilaian kerja staff
c. Laporan kondisi alat dan penunjang dialisis
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruang bertanggung jawab kepada kepala instalasi
terhadap hal-hal :
1. Mengusulkan kebijakan dan penanggulangan masalah dialisis kepada pimpinan
2. Mengamati dan mendokumentasikan berbagai perkembangan pasien dialisis untuk
kemajuan dan perkembangan ilmu dialisis
3. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dialisis secara komprehensif
4. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang dialisis melalui
media yang ada ( seminar,simposium buku dll )
5. Memberi kepercayaan dan kesempatan kepada perawat untuk meningkatkan
keterampilan, pengetahuan dan karier mereka
6. Menciptakan suasana kerja yang harmonis
7. Menjaga kebersihan dan kerapihan ruang dialisis
BAB VII
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1. Kualifikasi Tenaga Dokter di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Rosela
adalah Dokter spesialis penyakit dalam yang berjumlah 1 orang dan sudah
tersertifikasi dan 1 dokter umum yang bersertifikat.
2. Kualifikasi Tenaga keperawatan di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Rosela
adalah perawat yang sudah tersertifikasi dan yang berpengalaman di bidang
terkait.
B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelayanan hemodialisa perlu menyediakan sumber daya manusia yang
kompeten, cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan
teknologi sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan efisien.
Atas dasar tersebut di atas, maka perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan
mendayagunakan sumber-sumber yang ada. Untuk menunjang pelayanan hemodialisa
di instalasi hemodialisa maka dibutuhkan tenaga dokter, perawat yang mempunyai
pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang sesuai.
No Tenaga Medis Jumlah
1 Dokter Spesialis penyakit dalam 1
2 Dokter umum 1
3 Perawat bersertifikat 4
3 Perawat 5
C. Pengaturan Dinas
Pengaturan jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi dokter dan perawat
untuk melaksanakan tugas pelayanan di Instalasi hwmodialisa Rumah Sakit Rosela
Pelayanan dibagi menjadi dua shift yaitu:
1. Dokter
Shift pagi mulai praktek dari jam 08.00 –15.00 WIB
2. Perawat
Shift pagi: pukul 07.00 –14.00 WIB
Shift siang: pukul 10.30 –17.30 WIB
BAB VIII
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
( terlampir)
B. Standar Fasilitas
1. Mesin hemodialisa
2. Mesin RO
3. Mesin reuse
4. Timbangan
5. Set TTV (Tensimeter,termometer,stetoskope,saturasi)
BAB IX
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Persiapan
1. Observasi keadaan umum pasien
2. Jika keadaan umum baik, anjurkan pasien mencuci tangan
3. Pasien timbang BB
4. Anjurkan pasien berbaring di tempat tidur HD
5. Berikan posisi nyaman pada pasien
6. Lakukan pemeriksaan :
a. Tanda-tanda vital
b. Anamesa riwayat dialisis yang dulu
c. Kaji keluhan pasien hari ini
d. Jika sesak, kalau perlu pasang O2
e. Jika ada keluhan nyeri dada/sakit jantung pasang ECG
7. Tentukan daerah punksi
8. Jelaskan ke pasien bahwa tindakan akan segera di mulai
9. Letakkan kain alas atau perlak pada bagian yang akan di punksi
10. Dekatkan alat-alat punksi ke tempat passien
11. Perawat mencuci tangan
12. Pakailan apron, masker, kacamata dan sarung tangan untuk memulai tindakan
13. .Memulai punksi cimino
B. Penatalaksanaan
1. Cek hasil laboratorium
Urea nitrogen ( BUN ), kreatinin, asam urat, Haemoglobin, elektrolit ( Na, K, Cl ),
Analisa gas Darah, Immunologi, Masa Pembekuan dan Masa Perdarahan
2. Memulai Dialisis
a. LFG/ TKK < 10 ml/mnt dengan gejala uremia/ malnutrisi
b. LFG/ TKK < 5 ml/mnt walaupun tanpa gejala ( fungsi eksresi ginjal sudah
minimal )
c. Indikasi Khusus
Terdapat komplikasi akut ( edema paru, hiperkalemi, asidosis metabolik
berulang
Bila malnutrisi ( pada GGK ) dengan terapi konservatif tidak dapat diperbaiki,
dianjurkan untuk dialisis
Evaluasi Akses Vaskuler
Akses vaskuler yang adekuat adalah dapat memberikan aliran darah yang
cukup atau minimal 200-300 ml/mnt
3. Menentusarkan berdakan program dialisis
a. Mesin Dialisis
Pilihlah mesin dengan menggunakan sistem volumetrik, agar penarikan
cairan dapat tercapai sesuai dengan program yang telah ditentukan
Gunakan mesin yang menggunakan battery
Gunakan mesin yang mempunyai pengontrol ultra filtrasi
Dapat melakukan Sequential Ultra Filtrasi secara otomatis
Sebelum dan sesudah digunakan kepada pasien, mesin wajib didisinfeksi
sesuai prosedur untuk mencegah penularan dari pasien satu ke pasien lain
dan menghindari terjadinya sumbatan dalam sirkuit mesin karena
bicarbonat atau lemak
b. Jenis Cairan Dialisat
Pilihlah jenis konsentrasi yang higienis dan aman untuk pasien serta kolaborasikan
dengan dokter Nefhrolog untuk mendapatkan hasil mendapatkan hasil dialisis
yang optimal
c. Tipe dialiser
Ada beberapa tipe dialiser berdasarkan :
Bahan Dialiser
Alamiah ( Cellusosa, Cuprophan, Hemophan )
Sintetik ( Polysulfone )
Sifat Membran
Simetris ( sisi darah = sisi dialiser )
Asimetris ( sisi darah < sisi dialisat )
Aliran Dialiser
Low Flux atau High Flux
Sterilisasi
ETO ( Ethylene Oxide Gas )
Steam ( Uap panas suhu 120⁰C )
Sinar Gamma ( Radiasi )
Luas permukaan dialiser = LPD ( Surface Area )
Menentukan clearence ( pembersihan ) zat sisa metabolisme selama proses
dialisis berlangsung
d. Adekuasi Dialiser
Setiap pasien yang akan menjalani dialisis harus diberikan resep/ perencanaan/
program dialisis oleh dokter Nephrolog yang bertanggung jawab
Ideal lamanya dialisis antara 10 – 15 jam/minggu dengan memperhatikan
kebutuhan individual.
Pengukuran frekwensi kecukupan dialisis, sebaiknya dilakukan 1x/bulan
minimal tiap 6 bulan
e. Anti Koagulan
Tujuan :
Agar tidak terjadi pembekuan darah didalam sirkuit ektrakorporeal
Tidak memberikan efek samping dalam pemakaian jangka panjang
Ketentuan :
Kontinyu ( Rutin ) tanpa resiko perdarahan
Sebelum HD dimulai diberikan dosis awal 2000 unit
Dilanjutkan dengan pemberian 1000 unit/jam pada syringe pump di oplos
dengan NaCl 5ml/jam
Berulang/ Intermitten
Berikan dosis awal : 3000 – 4000 unit (50 – 100 unit/Kg BB )
Setiap jam berikan 1000 – 2000 ( tergantung pembekuan )
Penilaian koagulasi
Heparinisasi Minimal
Pemberian secara ketat dilakukan untuk pasien beresiko sedang
Bolus Heparin 500 unit dalam 30 menit
Heparin konstan 600 unit/ jam
Monitor clothing time tiap 30 menit
Pemberian heparin sampai akhir dialisis
Dialisis Bebas Heparin
Diberikan pada pasien dengan perdarahan aktif ( Post Op,
Trombositopenia)
Pengawasan ketat oleh perawat
Hindari pemberian tranfusi darah
C. Penutup
1. Proses dialisis yang dilakukan secara optimal terlihat dari hasil penurunan ureum
kreatinin, asam urat ( pada pre dan post HD )
2. Keseimbangan elektrolit dalam tubuh terpenuh.
3. Kelangsungan hidup pasien baik dan bertahan lama serta dapat mandiri
4. Sarana hubungan sirkulasi lancar dan tetap terjaga dengan baik
5. Terapi dialisis dilaksanakan secara teratur sesuai prosedur.
BAB X
PERTEMUAN
A. PENGERTIAN
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan
suatu masalah tertentu.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dapat membantu terselenggaranya program kerja Hemodialisa di Rumah Sakit
IZZA.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat menggali segala permasalahan yang terkait dengan pelayanan
Hemodialisa
b. Dapat mencari pemecahan permasalahan yang terkait dengan pelayanan
Hemodialisa
C. KEGIATAN RAPAT
Rapat diadakan oleh tim hemodialisa
1. Rapat Terjadwal
2. Rapat Tidak Terjadwal
BAB XI
PELAPORAN
A. PENGERTIAN
Pelaporan adalah kumpulan hasil kegiatan di pelayanan Hemodialisa, serta laporan
indikator serta laporan insiden, yang dilakukan pendataan setiap harinya. Adapun
tujuan pelaporan, yaitu :
1. Monitoring kegiatan pelayanan hemodialisa
2. Adanya data yang didapat, dapat membuat perencanaan selanjutnya
3. Adanya data yang akurat sebagai bahan evaluasi
B. JENIS LAPORAN
Jenis laporan yang ada di pelayanan HEMODIALISA yaitu :
1. Laporan Bulanan
a. Kunjungan pasien HEMODIALISA
b. Fasilitas, sarana & prasarana
c. Kinerja
d. Mutu & Keselamatan Pasien
e. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
2. Laporan Tahunan
a. Laporan rekapitulasi kinerja tahunan
b. Laporan rekapitulasi indikator mutu & keselamatan pasien
3. Laporan Kegiatan
a. Laporan sosialisasi pada hal-hal baru di pelayanan anestesi dan terapi intensif
b. Laporan kegiatan insidentil sewaktu-waktu
PENUTUP
Dengan dikeluarkannya Pedoman Pengorganisasian Instalasi Hemodialisa ini maka
setiap petugas Rumah Sakit Rosela yang terkait agar senantiasa memperhatikan dan
menjalankan pelayanan Hemodialisa sebaik-baiknya. Senantiasa mematuhi prosedur dan
mengembangkan pelayanan berbasis keselamatan dan kepuasan pasien.