Anda di halaman 1dari 16

A.

Pendahuluan
Ketika dunia dipukau tren halal fashion, maka kita dalam posisi siap siaga
mengambil semua peluang yang tersaji. Ceruk halal fashion memang sedemikian
menjanjijkan. Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia
dimana 87,17 persen atau sebanyak 209,12 juta jiwa penduduknya beragama islam.
Besarnya populasi muslim di Indonesia menjadi dasar untuk mengembangkan
perekonomian terutama sektor syariah. Perekonomian syariah sejatinya tidak terbatas
pada sektor keuangan syariah saja melainkan mencakup industri halal. Pengembangan
industri halal menjadi prospek yang menjanjikan karena kebutuhan akan produk-produk
halal sangat besar di Indonesia.

Sejak beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan konsumsi produk halal di


Indonesia. Pada tahun 2017, konsumsi produk halal naik sebesar 3,6 persen dari tahun
sebelumnya. Setidaknya total konsumsi barang dan jasa halal pada tahun tersebut sebesar
$218,8 milyar. Bahkan perkembangan konsumsi produk halal di Indonesia diprediksi
akan mencapai $330,5 milyar pada tahun 2025. Konsumsi produk halal di Indonesia
mengalami peningkatan yang sangat signifikan terutama di bidang pakaian (halal
fashion). Pada tahun 2016, konsumsi halal fashion di Indonesia sebanyak $13,5 milyar
dan mengalami peningkatan pada tahun 2017 dimana pada tahun tersebut total konsumsi
halal fashion sebanyak $20 milyar.
Konsep kehalalan dalam berpakaian tidak terbatas pada bahan untuk pembuatan
kainnnya saja, melainkan mencakup tatamcara berpakaian dengan memperhatikan syariat
islam yang telah di atur dalam al-Qur’an. Contoh pakaian yang telah mememenuhi unsur
tersebut adalah baju kurung melayu. Riau adalah provinsi dengan mayoritas
masyarakatnya adalah suku melayu dan beragama Islam. Riau termasuk salah satu
kawasan dengan aksentuasi islami yang sedemikian kental. Islam sangat berpengaruh
dalam mengatur tata cara berbusana di negeri lancing kuning ini. Hal ini dapat dilihat dari
baju kurung melayu riau yang menutup aurat. Namun, penggunaan baju kurung di riau
masih sangat minim karena kebanyakan masyarakat melayu riau hanya mennggunakan
baju melayu untuk acara-acara tertentu saja.
Budaya melayu sangat memandang pakaian sebagai suatu budaya yang patut
diperhatikan dan dilestarikan, salah satu dari kebudayaanya adalah tenun siak. Tidak itu
saja, banyak pengembangan yang bisa dijadikan dari helaian kain Tenun Siak menjadi

1
sebuah produk fashion yang memiliki inovasi baru dalam pengembanganya untuk dapat
dikembangkan generasi muda yang diharapkan menjadi penerus kebudayaan Melayu.
Tenun Siak yang dulu hanya dipakai oleh orang-orang kerajaan, sekarang telah dipakai
oleh masyarakat luas. Akan tetapi, saat ini telah dikembangkan menjadi berbagai varian
seperti seragam, dekorasi, maupun aksesoris dalam upaya pemerintah menghidupkan
kembali kerajinan ini. (Dewan Kerajinan Nasional Daerah Riau, Khazanah Kerajinan
Melayu Riau, 2015).
Dari pemaparan di atas, penulis tertarik untuk membahas mengenai strategi
pengembangan halal fashion yang dalam hal ini adalah baju kurung melayu riau agar
dapat menggapai seluruh wilayah di provinsi riau. Selain itu penulis juga berharap bahwa
kelak baju kurung melayu menjadi kiblat fashion muslim di Indonesia dan mampu
meningkatkan ekonomi masyarakat. Melalui berbagai perspektif tersebut, gagasan
penulis akan dituangkan dalam sebuah karya ilmiah populer dengan judul
“Pengembangan Halal Fashion Melalui Tenun Siak Upaya Penguatan
Kesejahteraan Masyarakat”.

2
B. Urgensi Halal Fashion Dalam Islam

1. Pengertian Halal Fashion

Secara bahasa, Halal berasal dari kata halla yang berarti melepaskan atau
membebaskan (Munawwir, 1997). Sedangkan secara istilah, kata halal bermakna hal-hal
yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-
ketentuan yang melanggarnya (Mas’adi, 1999). Adapun lawan dari kata halal adalah
haram. Haram dapat diartikan segala sesuatu yang dilarang untuk dikerjakan dan harus
dihindari.

Definisi fashion adalah gaya pakaian yang populer di suatu budaya atau
merupakan suatu mode. Fashion pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris, yang berarti
model, mode, metode, gaya atau bentuk kebiasaan. Fashion adalah gaya berpakaian yang
dipakai setiap hari oleh seseorang, baik itu kehidupan sehari-hari dirumah maupun acara
tertentu dengan tujuan untuk menunjang penampilan.
Dalam konteks halal dan haram, perlu ditekankan bahwa hukum asal segala
sesuatu yang diciptakan Allah adalah halal dan mubah, tidak ada satupun yang haram
kecuali jika ada nas yang sah dan tegas dari Allah dan Rasul yang mengharamkannya.
Dengan demikian kategori haram dalam syariat Islam itu sangat sempit sedangkan
kategori halal sangat luas. Allah swt berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 168:

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Ayat tersebut menjelaskan kepada manusia untuk mengkonsumsi segala yang
halal saja termasuk persoalan pakaian. Pakaian adalah produk budaya, sekaligus tuntutan
agama dan moral (Shihab, 2004). Terdapat dua tujuan dari berpakaian, yaitu tujuan
primer dan tujuan sekunder. Tujuan primernya adalah sebagai alat untuk menutup aurat,
sedangkan tujuan sekundernya adalah sebagai perhiasan.
a. Pakaian sebagai penutup aurat

3
Pada dasarnya laki-laki dan perempuan memiliki batasan aurat. Kewajiban
untuk menutup aurat sebagaimana yang terdapat pada Q.S al-A’raf ayat 26
berbunyi :

Artinya:”Hai anak Adam Sesungguhnya Kami telah menurunkan


kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian takwa Itulah yang paling baik.”
Batasan aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak
tangan. Dengan demikian, ketika seseorang berjilbab tetapi masih menampakkan
apa yang dikecualikan maka cara berjilbab yang demikian adalah salah. Pakaian
transparan yang menampakkan kulit serta pakaian ketat yang menampakkan lekuk
tubuh adalah haram hukumnya . Pakaian yang transparan dan ketat tidak hanya
mengundang perhatian saja, melainkan dapat mendatangkan syahwat bagi yang
melihatnya. Adapun batasan aurat laki-laki adalah antara pusar dan lututnya.
b. Pakaian sebagai perhiasan
Perhiasan adalah sesuatu yang digunakan untuk memperelok. Pakaian
yang menutup aurat belum tentu elok dilihat. Contohnya adalah laki-laki yang
shalat dengan bertelanjang dada namun menutup auratnya, maka tidak elok
dipandang agama dan dipandang tidak beradab di masyarakat serta bertentangan
dengan fungsi sekunder pakaian. Padahal Islam adalah agama yang mengenal
etika dan estetika. Allah swt berfirman dalam Q.S An-Nur ayat 31 yang berbunyi:

“dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa terlihat


darinya”

2. Kriteria Halal Haram Berpakaian

4
Setelah mengetahui tujuan dari berpakaian, maka perlu juga diperhatikan
mengenai halal haram berpakaian. Kriteria halal dan haram dalam berpakaian dapat
dirangkum sebagai berikut:

a. Pakaian yang menutup aurat

Umat islam diwajibkan menutup auratnya baik laki-laki maupun


perempuan. Batas aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak
tangan sedangkan laki-laki adalah antara pusar hingga lutut. Pakaian menutup
aurat tidak boleh ketat dan transparan sehingga menampakkan tubuh pemakainya.
Dalam hadits, rasulullah saw bersabda:

"Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku
lihat. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya
untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan
bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus
pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian
auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka
merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut
tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau
surga itu dapat tercium dari begini dan begini." (HR. Muslim 3971).

b. Pakaian tasyabbuh

Tasyabbuh secara bahasa diambil dari kata al-musyabahah yang berarti


meniru atau mencontoh, menjalin atau mengaitkan diri, dan mengikuti. Dalam
hukum Islam tasyabbuh berarti perbuatan, sikap atau tingkah laku seseorang
menyerupai yang lain, sehingga sulit membedakan keduanya (Dewan Redaksi
Ensiklopedi Islam, 2003). Berikut adalah contoh dari pakaian tasyabbuh:

1. Pakaian yang menyerupai lawan jenis

Allah menciptakan manusia menjadi dua jenis kelamin yaitu laki-


laki dan perempuan. Untuk menjaga perbedaan antara laki-laki dan
perempuan, Islam melarang dengan keras laki-laki yang menyerupai

5
perempuan dan bergitupun sebaliknya. Dalam hadits, rasulullah saw
bersabda:

‫َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َقاَل َلَع َن َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم الَّرُج َل َيْلَبُس ِلْبَس َة اْلَم ْر َأِة َو اْلَم ْر َأَة َتْلَبُس‬
‫ِلْبَس َة الَّرُجل‬
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaknat laki-laki yang
memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki."
(HR.Abu Dawud No.3575).
Namun, apabila pakaian tersebut umum dikenakan oleh laki-laki
dan perempuan, maka tidak ada larangan untuk menggunakannya. Adapun
tujuan larangan ini adalah untuk mejaga kodratnya manusia.

2. Pakaian yang menyerupai kaum kafir

Allah swt melarang kaum muslimin untuk menyerupai kaum kafir


baik dalam hal berperilaku maupun berpakaian. Nabi Muhammad saw
bersabda:

‫من تشبه بقوم فهو منهم‬


“barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk
darinya.” (HR. Abu Daud No. 3512)
Adapun contoh pakaian yang menyerupai kaum kafir adalah
pakaian wanita yang menyerupai biarawati ataupun pakaian yang
berbentuk salib.

c. Pakaian syuhrah

Pakaian syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk
meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal,
yang dipakai oleh seseorang untuk berbangga dengan dunia dan perhiasannya,
maupun pakaian yang bernilai rendah, yang dipakai oleh seseorang untuk
menampakkan sikap riyanya. Nabi Muhammad saw bersabda :

"Barangsiapa memakai baju kemewahan (karena ingin dipuji), maka pada


hari kiamat Allah akan mengenakan untuknya baju semisal. Ia menambahkan

6
dari Abu Awanah, "lalu akan dilahab oleh api neraka." Telah menceritakan
kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Awanah ia
berkata, "Yaitu baju kehinaan." (HR.Abu Dawud 3511)

d. Haramnya memakai pakaian yang shama’ dan ihtiba’ dengan satu kain

Hukum menutup aurat adalah wajib bagi setiap umat muslim di dunia.
Namun, allah melarang makhluknya untuk menutup seluruh tubuhnya termasuk
telapak tangan dan wajah.hal ini dapat dilihat pada hadits berikut:

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang makan dengan tangan


kiri, berjalan dengan sandal sebelah, berpakaian dengan menyelimuti seluruh
tubuh (tanpa tangan dan tanpa baju dalam), dan duduk mencangkung (duduk
dengan meninggikan lutut ke dada) dengan pakaian selapis sehingga auratnya
kelihatan." (HR. Muslim 3916).

e. Haramnya emas dan sutera bagi laki-laki

Laki-laki dilarang menggunakan pakaian yang terbuat dari sutera dan


menggunakan emas. Larangan ini hanya berlaku untuk laki-laki saja, sedangkan
perempuan diperbolehkan menggunakank sutera dan emas. Hal ini dapat dilihat
pada sabda nabi Muhammad saw yang berbunyi:

“Dan dari Abu Musa, bahwa Nabi saw. Bersabda: dihalalkan emas dan
sutera bagi perempuan dari umatku; dan diharamkannya atas laki-laki dari
umatku.” (HR Ahmad, Nasa‟i, dan Tirmidzi)

Dalam hadits lain, nabi Muhammad saw bersabda:

“dari umar bin khattab ra., ia berkata: saya mendengar rasulullah saw
berabda: sesungguhnya orang yang memakai kain sutera di dunia adalah orang
yang tidak akan mendapat bagian kelak di akhirat”

C. PELUANG HALAL FASHION DI RIAU MELALUI TENUN SIAK


a. Perkembangan Halal Fashion Di Indonesia

7
Fashion di Indonesia semakin hari kian berkembang. Hal ini dapat dilihat dari
nilai ekspor produk fashion dalam negeri yang kian meningkat dari 10,48 persen, yaitu
dari US$ 11,28 miliar pada 2012, menjadi US$ 16,24 miliar hingga akhir 2016.
Sementara itu, selama bulan Januari hingga Juni 2017, transaksi ekspor fashion yang
sudah terbukukan sebesar US$ 7,9 miliar atau setara Rp. 102,7 triliun (kurs Rp13 ribu).
Negara tujuan ekspor produk-produk fashion Indonesia tersebut di antaranya, Amerika
Serikat, Swiss, Jepang, Singapura, dan Jerman. Berbanding lurus dengan hal tersebut,
perkembangan industry halal fashion juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2017,
halal fashion turut menyumbang $20 milyar untuk perekonomian Indonesia dan
meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya $13,5 milyar.

Kendati demikian, Indonesia belum berhasil mendominasi halal fashion di dunia.


Dalam sektor halal fashion, Uni Emirat Arab berhasil menduduki posisi pertama dan
disusul oleh negara Turki, Itali, Singapura, Prancis, China, Malaysia, India, Srilanka dan
Maroko. Sungguh ironi, karena Negara-negara dengan minoritas muslim berhasil
mendominasi halal fashion di dunia. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan strategi guna
meningkatkan perkembangan halal fashion di Indonesia. Salah satu provinsi di Indonesia
yang mayoritas penduduknya beragama islam adalah provinsi riau.

Riau adalah salah provinsi yang terletak di pulau sumatera dan memiliki kultur
budaya melayu yang kental dan segala sesuatu dilandaskan pada syariat islam. Daerah ini
cukup strategis karena terletak di jalur perdagangan internasional Selat Malaka yang
dekat dengan Malaysia dan singapura serta berada di segitiga pertumbuhan ekonomi tiga
negara, Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Riau juga menjadi penghubung dari berbagai
provinsi di Pulau Sumatera, seperti Sumatera Barat, Jambi, serta Sumatra Utara.

Tidak hanya lokasi yang strategis, riau juga mempunyai banyak peluang bisnis
yang dapat dikembangkan, salah satunya di bidang busana. Busana merupakan simbol
budaya yang menandai sebuah perkembangan, akultrasi, dan kekhasan suatu budaya
tertentu. Busana dapat pula menjadi penanda bagi pemikiran di dalam masyarakat,
termasuk busana Melayu Riau. Busana Melayu Riau dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan fungsinya. Ada beberapa jenis busana Melayu Riau, yaitu busana harian,
busana resmi, busana upacara adat dan busana upacara perkawinan (Jamil, 2005).

8
1. Fungsi busana melayu riau

Ada beberapa fungsi dari pakaian melayu, yaitu sebagai pelindung diri
dari aib (syarak), sebagai pelindung diri dari dingin dan panas, menggambarkan
nilai-nilai yang tertuang dari motifnya serta sebagai karya seni. Dari fungsi
tersebut, orang melayu berpakaian sesuai adat dan ketentuan yang mengatur
corak, warna, bentuk, tata cara pakai sertta waktu penggunaanya.

2. Jenis busana melayu riau

a. Busana harian

Busana harian merupakan busana yang dipakai untuk kegiatan sehari-hari


ketika melakukan kegiatan non formal atau tidak resmi. Ada dua kelompok
pengguna busana harian, yaitu dewasa dan anak-anak.

b. Busana dewasa

Busana harian untuk laki-laki dewasa adalah busana kurung cekak musang
atau teluk belanga. Busana untuk anak laki-laki yang selalu membantu orang
tuanya, jika memakai busana kurung tersebut selalu dilengkapi kain samping
berupa sarung pelekat, kopiah atau ikat kepala, dan jika memakai celana lima jari
dari lutut, kain samping tetap di pinggang, pakai kopiah atau ikat kepala dari kain
segi empat untuk pergi ke ladang, ke sawah, maupun ke laut. Sedangkan busana
yang dikenakan perempuan dewasa bernama kurung laboh, busana kebaya
pendek, busana kurung tulang belut.

Sedangkan busana yang dikenakan perempuan tua setengah baya adalah


busana kurung teluk belanga yang disebut juga busana kurung tulang belut.
Busana ini longgar dan lapang kalau dipakai. Ada juga busana kurung, kebaya
laboh panjangnya hingga kebawah lutut dan agak longgar. Busana orang tua laki-
laki dan setengah baya berupa busana kurung teluk belanga atau kurung cekak
musang yang terbuat dari bahan kain katun atau kain lejo. Busana ini sangat
sesuai untuk dipakai sehari-hari oleh orang tua maupun laki-laki setengah baya,
karena busana ini santai dan agak longgar.

9
c. Busana anak-anak

Busana anak laki-laki disebut dengan baju monyet, dan ketika dewasa
dipakaikan busana kurung teluk belanga atau cekak musang. Sedangkan anak
perempuan memakai busana kurung teluk belanga yang dipadukan dengan kain
yang bermotif bunga atau satu warna.

d. Busana resmi dan setengah resmi

Pakaian setengah resmi adalah pakaian yang digunakan kuntuk acara


keluarga yang tidak berhubungan dengan negeri atau kerajaan. Misalnya
kencduri, menghadiri acara keagamaan, perkawinan dan sebagainya. Pada laki-
laki dewasa, baju yang dikenakan adalah baju cekak musang yang dilengkapi
dengan kopiah, kain samping dan sepatu.kain samping yang digunakan tergantung
kepada kemampuan pemakaianya, boleh kain pelekat, tenun siak, trengganu,
daek, johor, dll. Sedangkan perempuan dewasa, bentuk pakaian yang digunakan
adalah baju teluk belangan atau kebaya laboh yang terbuat dari sutera, satin,
brokat atua bahan lainnya yang disesuaikan dengan kmampuan pemiliknya.
Persyaratan baju melayu perempuan adalah harus menutup aurat dimana baju
tersebut tidak boleh sempit maupun tipis atau transparan yang menunjukkan
bentuk tubuh dari penggunanya.

Pakaian resmi digunakan untuk menghadiri upacara pemerintahan. Pada


pakaian resmi, laki-laki harus menggunakan busana cekak musang dan bukan
teluk belangan serta sepatu kulit. Warna kain yang digunakan adalah hitam yang
disertai dengan kain samping yang disesuaikan dengan tingkat kedudukannya.
Dalam acara pemerintahan, jika pemimpin menggunakan baju berwarna hitam,
maka tanjaknya juga harus berwarna hitam, apabila menggunakan pakaian
berwarna kuning maka tanjaknya harus berwarna kuning pula. Bagi datuk-datuk
menggunakan pakaian selain kuning sehingga membedakannya dengan
pemimpinnya. Sedangkan pada pakain resmi wanita, jenis pakaian yang
diguanakan sama saja dengan acara tidak resmi.

10
e. Busana upacara perkawinan

Pakaian pengantin melayu tidak jauh berbeda dengan konsep dasar


berpakaian pada adat melayu. Hanya saja pakaian pengantin dilengkapi dengan
berbagai aksesoris dan perhiasan yang sesuai dengan symbol-simbol adat
tempatan.
b. Tenun Siak Warisan Budaya Melayu Riau

Riau merupakan salah satu provinsi yang memiliki kebudayaan Melayu yang
masih terjaga hingga kini. Salah satu kain yang memiliki ciri khas budaya Melayu yaitu
Tenun Siak, telah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda pada tahun 2013 oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tenun Siak pertama kali
dikembangkan di Kesultanan Siak pada abad 18 oleh seorang pengrajin yang berasal dari
Kerajaan Trengganu pada masa Kerajaan Siak diperintah oleh Sultan Sayid Ali. Seorang
wanita bernama Wan Siti Binti Wan Karim dibawa ke Siak Sri Indrapura, beliau adalah
seorang yang cakap dan terampil dalam bertenun dan beliau mengajarkan bagaimana
bertenun kain songket.

Tokoh perempuan Melayu Riau yang sangat berperan dalam mengembangkan


tenun siak adalah Tengku Maharatu. Tengku Maharatu adalah permaisuri Sultan Syarif
Kasim II yang kedua, setelah permaisuri pertama, Tengku Agung meninggal dunia.
Tengku Mahratu melanjutkan perjuangan kakaknya dalam meningkatkan kedudukan
kaum perempuan di Siak dan sekitarnya melalui tenun siak. Pada masa kerajaan Sia,
tenun siak memiliki nilai yang tinggi, dahulu hanya dipakai oleh orang-orang kerajaan,
namun sekarang telah dipakai oleh masyarakat luas.

D. STRATEGI PENGEMBANGAN HALAL FASHION DI RIAU


Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi halal fashion
melaluin tenun siak. Strategi tersebut yaitu:

1. Menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan yang baik


Untuk menciptakan produk yang berkualitas serta mampu menarik minat
konsumen terhadap busana melayu riau , maka diperlukan SDM yang terampil dan

11
kreatif. Perancang busana harus mampu menciptakan busana melayu dengan tetap
berlandas terhadap kriteria busana syar’I, mulai dari bentuk busana hingga motif busana
melayu yang dibuat. Tidak hanya perancang, penjahit juga harus memiliki keterampilan
untuk menjahit pakaian yang rapi sehingga dapat memuaskan konsumen. Tidak hanya
itu, pemilik usaha juga harus mempertimbangkan untuk melengkapi pakaian tersebut
dengan berbagai aksesoris seperti kain samping sebagai pelengkap baju cekak musang
ataupun membuat tanjak melayu riau.
2. Branding
Branding adalah segala usaha guna menciptakan sebuah brand. Branding
merupakan salah satu kunci utama kesuksesan sebuah bisnis. Branding akan membuat
merek dagang dapat dikenal dengan mudah. Tidak hanya itu, branding akan membuat
kepercayaan masyarakat terhadap suatu merek meningkat sehingga dapat
memaksimlakan pemasaran merek itu sendiri.
3. Membangun jejaring Kerjasama dengan pemerintah dan swasta
Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan
pengembangan halal fashion. Untuk mensukseskannya, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan oleh pemerintah, di antaranya adalah dengan memberikan pelatihan terkait
proses pembuatan sertta pemasaran busana melayu. Serta memberlakukan peraturan hari
wajib busana melayu di setiap instansi yang ada di provinsi riau.

4. Membangun kerjasama dengan distributor di berbagai provinsi di Indonesia

Selain kerjasama dengan pemerintah, membangun kerjasama dengan distributor


di setaip provinsi yang ada di Indonesia juga sangat diperlukan. Hal ini guna
memaksimalkan pemasaran dan pengenalan busana melayu riau sehingga busana melayu
riau dapat menjadi kiblat fashion masyarakat Indonesia.

5. Penyediaan modal usaha oleh pemerintah dan swasta

Pemerintah Riau dan csr perusahaan bumn, bumd maupun lembaga filantropi
islam seperti BAZNAS, Dompet Dhuafa, Aksi Cepat Tanggap (ACT), Rumah zakat, dsb
juga dapat memberikan kemudahan berupa penyediaan modal usaha tanpa bunga.

6. Membangun pusat pengembangan busana melayu riau.

12
Pembangunan pusat pengembangan busana melayu riau dilakukan guna
meningkatkan kemudahan usaha serta dapat menarik para investor untuk berinvestasi
pada usaha busana melayu.

7. Digitalisasi ekonomi

Ekonomi digital adalah segala bentuk aktivitas ekonomi yang memanfaatkan


bantuan teknologi indormasi dan komunikasi. Contohnya adalah marketplace, transaksi
cashless.
Dalam melakukan strategi pengembangan diatas, maka diperlukannya juga
strategi SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunity, dan Treat yaitu :
1. Kekuatan (Strenght). Perlunya calon pengusaha untuk menganalisis kekuatan diri atau
kekuatan perusahaan maupun kekuatan pesaing terdekat untuk merumuskan strategi
pemasaran yang efektif, efisien, dan tepat sasaran
2. Kelemahan (Weaknees). Perlunya calon pengusaha untuk menganalisis kelemahan diri
dan kelemahan perusahaan sehingga dapat dijadikan pelajaran bagi perbaikan-perbaikan
strategi pemasaran yang dijalankan, dan juga menganalisis kelemahan-kelemahan pesaing
terdekat agar dapat “dimanfaatkan” secara wajar untuk kepentingan bisnis.
3. Peluang (Opportunity). Perlunya kejelian calon pengusaha untuk memanfaatkan peluang-
prluang pasar yang ada, misalnya kecenderungan selera tertentu dari konsumen, kurangnya
persediaan produk pesaing, meningkatkan daya beli masyarakat, dan lain-lain,
4. Ancaman (Treat). Perlunya calon pengusaha menganalisis berbagai kemungkinan yang
dapat mengancam rusaknya strategi pemasaran yang sedang dijalankan.1
Strategi SWOT dipergunakan untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman
dalam berwirausaha. Jika suatu usaha rumah makan sederhana dibuka harus diperhatikan
kekuatan dari usaha, kelemahannya, peluang serta ancaman-ancaman yang akan terjadi.

E. PENUTUP
Halal fashion melalui tenun siak menjadi salah satu solusi yang dipergunakan untuk
menghadapi persaingan ekonomi pada era global serta dapat berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat. Indonesia adalah Negara dengan mayoritas populasi

1
PO Abas Sunarya, Sudaryono, Asep Saefullah, Loc,cit, hlm. 226-227

13
masyarakatnya adalah islam. Banyaknya muslim di Indonesia, menjadi peluang untuk
peningkatan ekonomi khususnya sektor syariah. Hal ini ditandai dengan berkembangnya
produk halal setiap tahunnya, seperti perkembangan halal fashion. Halal fashion merupakan
pakaian yang menerapkan syariat islam serta memenuhi kriteria halal pakaian.
Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki populasi masyarakat dengan
mayoritas agama islam adalah provinsi riau. Riau memiliki beberapa keunggulan yaitu lokasi
yang strategis, kultur budaya melayu yang kental. Untuk mengembangkan halal fashion
melalui tenun siak di riau, maka diperlukan strategi di antaranya adalah dengan
meningkatkan kualitas SDM dibidang busana, melakukan branding busana melayu,
melakukan kerjasama dengan pemerintah, bantuan penyediaan modal usaha, distributor yang
ada disetiap provinsi, membangun pusat pengembangan busana melayu riau, serta digitalisasi
ekonomi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahan.

Hamka. Tafsir Al-Azhar.

Imam Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir.

Prof. M. Quraisy Shihab. Tafsir Al-Misbah.

Baswedan, Anis. 2014. Bingkai Keberagaman Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Farhan, Mohd. 2004. Multikulturalisme: Tantangan Global Masa Depan. Semarang : Kanisius.

Husnan, Ahmad. 1991. Pluralitas dan Integrasi Sosial. Yogyakarta : Qalam

Kautsary, Jamila. 2009. Cerita Inspiratif Traveler Muslim Terkenal. Jakarta : PT. Grasindo.

Madjid, Nurcholis. 2014. Traveling Sesuai Ajaran Islam. Jakarta : Salemba Empat.

Malik, Anis. 2008. Merawat Keberagaman Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Nugroho Adi. 2012. Pendidikan Berbasis Pariwisata. Yogyakarta : Rajawali Pers.

Rusdi, Dedi. 2015. Pengembangan Desa Wisata Melalui Komunitas Pariwisata. Surakarta :
Setia Purna Inves.

Sugawa, Oka. 2004. Indonesia Dalam Bingkai Pluralisme. Bandung : Gramedia.

Thoha, Hasan. 2013. Kebhinekaan Masyarakat Indonesia: Suatu Problematik Filsafat


Kebudayaan. Jakarta : PT. Grasindo

Yuliani, Epi. 2003. Politik Multikulturalisme: Menggugat Realitas Kebangsaan. Yogyakarta :


Kanisius.

Zulaikha, Siti. 2012. Belajar Merawat Indonesia. Bogor : Dompet Dhuafa.

http://bps.go.id diakses pada hari senin tanggal 15 Juli 2019.

15
http://www.jawapos.co diakses pada hari rabu tanggal 17 Juli 2019.

http://kompas.co diakses pada hari minggu tanggal 14 Juli 2019.

http://nasional.tempo.co diakses pada hari selasa tanggal 16 Juli 2019.

16

Anda mungkin juga menyukai