Anda di halaman 1dari 12

Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk Meminimalisir

3 Dosa Besar Pendidikan

Dr . Hastiani, M.Pd

Pontianak, Maret 2023


CP 0852-457-30-876
Filosofi Kurikulum Merdeka
• Kurikulum Merdeka yang bersifat fleksibel didasarkan pada pemikiran Ki Hajar Dewantara,
yakni bahwa maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama
ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan rakyat (Ki Hadjar Dewantara,
1928). Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan memiliki keleluasaan dalam menyesuaikan
kurikulum dengan keragaman dan kebutuhannya
• Beberapa program yang mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) adalah adanya
program Sekolah Penggerak (SP) dan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK-
PK) dimana Kemendikburistek pada program tersebut memberikan dukungan dalam
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dari dua kegiatan tersebut didapatkan pengalaman
yang baik dalam mengimplementasikan KM sehingga menjadi praktik baik dan konten
pembelajaran dari IKM pada SP/SMK-PK teridentifikasi dengan baik dan dapat menjadi
pembelajaran bagi satuan pendidikan lainnya.
• Profil pelajar Pancasila sebagai bagian dari pendidikan dan penguatan karakter peserta didik.
Karakteristik Profil Pelajar Pancasila

• Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yaitu
“Pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem
pendidikan Indonesia?”
• Dimensi Profil Pelajar Pancasila. Jika Anda mengenal Penguatan Pendidikan
Karakter di Kurikulum 2013, maka sama halnya dengan Dimensi Profil Pancasila
dalam Kurikulum Merdeka ini. Hanya saja yang membedakan fokus karakter
peserta didik lebih difokuskan pada Dimensi 6 karakter Profil Pelajar Pancasila.
• “... perlulah anak anak [Taman Siswa] kita dekatkan hidupnya kepada
perikehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki pengetahuan’ saja
tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri , dan
kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.” Ki Hadjar Dewantara
Karakteristik Profil Pelajar Pancasila
Ki Hadjar Dewantara, bahwa sebagai orang
dewasa, pendidik, harus menjadi teladan
bagi peserta didik (ing ngarsa sung tuladha);
bersama-sama dengan peserta didik
sebagai sahabat untuk membangun karsa
ing madya mangun karsa;
menginspirasi, menguatkan motivasi, serta
memfasilitasi setiap peserta didik untuk
mencapai tingkat perkembangan yang
optimal (perkembangan cipta, rasa, dan
karsa). Selain itu, berperan sebagai
penyambung suara peserta didik tut wuri
handayani.
Gambaran Penerapan Profil Pelajar Pancasila
di Satuan Pendidikan
Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
• Satuan pendidikan
• Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi
dan keterlibatan masyarakat.
• Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi
kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya
• Pendidik
• Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan Profil Pelajar Pancasila.
• Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang jelas.
• Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan
pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
• Peserta didik
• Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif.
• Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.
• Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam
mengerjakan projek pada periode waktu tertentu.
• Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar.
• Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar mereka sebagai
salah satu bentuk hasil belajar.
• Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah diupayakan
secara optimal.
Strategi Satuan Pendidikan dalam Pencegahan
dan Penanganan Isu Tiga Dosa Besar Pendidikan
Sistem pendidikan Indonesia mengalami tantangan besar dengan adanya “tiga dosa besar pendidikan”, yaitu
perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi (Kemdikbudristek, 2021). Ketiganya ialah tindak kekerasan
yang didefinisikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang
Pencegahan dan Penanganan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (Permendikbud No.82/2015)
sebagai

“perilaku yang dilakukan secara fisik, psikis, seksual, dalam jaringan (daring), atau melalui buku ajar yang
mencerminkan tindakan agresif dan penyerangan yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan dan
mengakibatkan ketakutan, trauma, kerusakan barang, luka/cedera, cacat, dan atau kematian.”

Tidak hanya menghambat proses belajar peserta didik, tiga hal tersebut juga menimbulkan trauma besar dan
jangka panjang pada peserta didik yang mengalaminya. Pendidik, tenaga kependidikan, hingga peserta didik
perlu mengenali definisi dan bentuk dari setiap kekerasan tersebut.
TEMUAN DI SATUAN PENDIDIKAN
PENANGGULANGAN TIGA DOSA BESAR PENDIDIKAN

• Untuk mencintai belajar, untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, anak-anak harus belajar
di lingkungan yang aman dan nyaman, bebas dari kekerasan.
• Upaya Hapus Intoleransi

memanfaatkan media sosial sebagai kanal utama penyebaran beragam bentuk konten edukasi.
Melalui beberapa kanal media sosial, Puspeka terus mendorong pemahaman publik tentang
pencegahan tiga dosa besar dalam pendidikan dengan konten-konten yang kreatif dan mudah
diterima oleh generasi muda saat ini. Kanal media sosial ini terdiri dari YouTube Cerdas
Berkarakter Kemdikbud RI, Instagram @cerdasberkarakter.kemdikbud.ri, TikTok
@cerdasberkarakter, serta laman situs cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id.
Hapus Perundungan
Program ini memanfaatkan agen perubahan, yaitu minimal sebanyak 30 peserta didik
yang ada di sekolah. Sekolah dipilih pada jenjang SMP, SMA dan SMK.

Upaya Hapus Kekerasan Seksual


Untuk isu ketiga yakni kekerasan seksual, Puspeka telah mempublikasikan 68 konten
di kanal YouTube dengan total penonton lebih dari 8 juta, 104 konten di Instagram
dengan penonton lebih dari 1 juta pengguna, 57 konten di Facebook dengan total
penonton lebih dari 2 juta, dan 27 konten di TikTok dengan total penonton melebihi 6
juta pengguna. Selain itu, dalam rangka menyosialisasikan Permendikbudristek No. 30
Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan
Pendidikan Tinggi (Permen PPKS), telah dilakukan edukasi publik melalui laman
merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id dengan 146.649 penonton dan acara gelar
wicara atau seminar daring.
MARI PERANGI TIGA "DOSA BESAR" DALAM
SISTEM PENDIDIKAN KITA
DENGAN BERSAMA MEWUJUDKAN PROJECT PENGUATAN PROFIL
PELAJAR PANCASILA

Anda mungkin juga menyukai