Kelompok 9:
1. Angraeni Sri Hanifa Wahyuni (H21116303)
2. Evi Afrianti (H21116304)
Sampul.......................................................................................................................... 0
Daftar Isi....................................................................................................................... 1
Kata Pengantar............................................................................................................. 2
BAB I Pendahuluan...................................................................................................... 3
A. Latar belakang....................................................................................................... 3
B. Rumusan masalah.................................................................................................. 4
C. Tujuan makalah...................................................................................................... 4
D. Manfaat makalah.................................................................................................... 4
BAB II Pembahasan..................................................................................................... 5
A. Kesimpulan............................................................................................................ 15
B. Saran...................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka............................................................................................................. 16
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
dan aspek etika ipteks. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami persembahkan dari makalah ini, yakni
mengetahui bagaimana integrasi, etika ipteks, dan cara menangani dampak negatif
perkembangan ipteks ke depannya. Oleh karena itu kami berharap semoga makalah ini
dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Semoga makalah yang kami
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika memang bukanlah bagian dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(ipteks). Etika lebih merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis yang
berhadapan dengan moralitas. Kendati demikian etika tetaplah berperan penting dalam
adanya dimensi etis sebagai pertimbangan yang terkadang ikut berpengaruh dalam
justru menjadikan manusia budak teknologi. Oleh karena itu, tanggung jawab etis
manusia sangat ditentukan oleh manusia itu sendiri, karena ipteks sendiri merupakan
salah satu dari 7 cultural universal yang dihasilkan manusia yang terdiri dari: sistem
sistem ilmu pengetahuan, dan sistem peralatan hidup. Oleh karena itu, perkembangan
ipteks haruslah diikuti kedewasaan manusia untuk mengerti mana yang baik dan yang
buruk, mana yang semestinya dan yang tidak semestinya dilakukan dalam
ipteks agar tidak bertentangan dengan niilai dan norma dalam masyarakat, serta tidak
merugikan manusia sendiri. Etika, terutama etika keilmuan sangatlah penting dalam
kehidupan ilmiah karena etika keilmuan menyoroti kejujuran, tanggung jawab, serta
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Makalah
Manfaat makalah untuk dosen yakni sebagai tambahan untuk bahan ajar dalam
proses pembelajaran.
4
BAB II
PEMBAHASAN
secara budaya dan sosial kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda kepada satu
unit yang mempunyai identiti yang umum dan tersendiri. Sedangkan menurut Mohd
Salleh Lebar (1998), integrasi yang diterima atau yang biasa dikehendaki ramai adalah
satu proses yang coba menyatupadukan masyarakat majmuk atau pelbagai kaum dan
tersendiri dikalangan mereka. Dari pernyataan diatas kita dapat mengambil garis besar
Frase Etika Ipteks jika diuraikan, Ipteks merupakan singkatan dari Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Seni. Sedangkan pengertian Etika (Etimologi), berasal dari
bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan
(custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah
dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk jamaknya Mores, yang berarti juga
adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
1. Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk
2. Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan
kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature)
yang terikat dengan pengertian baik dan buruk suatu tingkah laku atau perbuatan
manusia.
5
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok
1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari
hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right)
2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari
human actions)
3. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The
science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual)
kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut
etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam
rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara
rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya.
etika.
Dengan demikian Integritas dan Aspek Etika Ipteks dapat kita artikan sebagai
berbeda-beda kepada satu unit yang mempunyai identiti yang umum dan dalam lingkup
keadaan yang sebenarnya yang tentu saja sepanjang hal ini dapat menyingkap misteri,
maka penggunaannya dapat diperluas. Bebagai dunia segitiga lainnya dapat disingkap
6
dan ternyata memiliki keterkaitan dengan fungsi dari masing-masing sudut unia
segitiga. Misalnya seperti frasa dunia segitiga pada ambar di bawah ini, dari segitiga
sudutnya. Menuju kanan bawah, yaitu intelektualitas ke arah sains, sensabilitas ke arah
seni, moralitas ke arah teknologi dan menuju kiri bawah, yaitu inteletualitas ke arah
filsafat, sensabilitas ke arah estetika, moralitas ke arah etika. Secara mendatar sudut
filsafat berkaitan langsung dengan sains, estetika berkaitan langsung dengan seni,dan
atau menyatukan. Sehingga Integritas Ipteks Dalam Dunia Segitiga memiliki maksud
menyatukan atau menyatupadukan Ilmu, teknologi dan seni dalam dunia segitiga. Frase
Moralitas
Etika Teknologi
Ihsan Insan
Kualitas seni maupun ilmu akan dapat memiliki kemajuan yang baik dengan
bantuan teknologi. Terdapat begitu luas wilayah lahir (realita) berupa gejala alam yang
berimpit dengan wilayah batin atau bahkan mungkin terdapat wilayah batin yang tidak
7
memiliki realita. Perluasan keberimpitan wilayah realita dan pemikiran dapat diperluas
atau diperbesar dengan bantuan teknologi. Walaupun begitu tidak berarti teknologi
berada pada garis tengah yang memisahkan antara ilmu dan teknologi secara langsung,
Dalam proses invensi teknologi juga dapat terjadi dimulai dari filosofi dan seni
lalu menjadi ide lalu dikaitkan dengan science sehingga kemudian terciptalah teknologi
walaupun para engineer, nanti karyanya telah tercipta baru diberikan sentuhan seni.
Plato menjelaskan kata seni dengan kata techne dan poesis secara berdampingan,
dimana kata poesis berarti pengetahuan mencipta seni puitis dan dalamTrilogi Plato
diperoleh keterkaitan antar inteletual dengan kebenaran, etika dengan kebaikan dan
estetika dengan keindahan. Bahkan pada pertengahan abad ke-17 kata science dari kata
scientia masih bersenyawa dengan pengertian seni, sehingga memiliki arti sebagai
komunis puitis dari persepsi kreatif mengenai ketertiban. Oleh karena itu ketiganya
membentuk segitiga ilmu, teknologi, dan seni yang selanjutnya menjadi dasar
berhubungan erat dengan ihsan dan iman. Kata ihsan, secara harfiah berkaitan dengan
keikhlasan berbuat atau berkarya oleh karena kita sebagai manusia merasa di dalam
pengawasan Tuhan Yang Mahas Kuasa pencipta alam semesta ini. Pengalaman ini
Adapun kataiman, ini adalah konsepsi jiwa yang abstrak dan terpatri secara
mendalam pada diri manusia namun dapat terpancar tak terhingga dan tanpa batas, di
mana kekuatan dan keberadaannya bahkan dapat melalui batas-batas yang kongkrit
sekalipun iman itu adalah konsepsi yang abstrak. Manusia yang memiliki nilai iman
8
maka inteletualitas, sensibilitas, dan moralitasnya akan bersinergi satu sama lain bagai
suatu bangunan yang tidak sempurna jika salah satu diantara ketiganya tidak ada.
keindahan dalam diri mmanusia, maka secara individu melalui metode induktif kita
bahwa : ilmu yang sebenarnya bagaikan batang tubuh pengetahuan yang terorganisir
dengan baik.
alam dan manusia yang diwujudkan dalam bentuk dunia kebendaan dan atau dunia
kecerdasan.
berkumpul didalamnya kebenaran, keadilan dan keindahan yang direkat oleh cinta
yang kudus.
Dari ketiga komponen diatas pemahaman tentang integritas dan IPTEKS yang
utuh tidak lain adalah suatu konsepsi multi dimensi yang didalamnya memiliki nilai-
nilai kebenaran (Ilmu pengetahuan), kebaikan (teknologi), dan keindahan (seni). Seni
adalah muara dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ketiganya
saling membantu dan bersinergi satu dengan yang lain dalam perkembangan ilmu
masuk ke dalam rimba dilema. Sebagian ilmuan teknologi dan seniman yang serius
9
segera mempertanyakan dan bahkan mempergumulkan masalah tanggung jawab merek
manakala tiba pada masalah pemakaian hasil-hasil temuan ipteks. Penetapan ambang
tidak berkuasa penuh atas hasil karya mereka. Munculnya film-film cerita mengenai
sendiri penemunya atau terjadi mekanisme di luar kontrol manusia penemu robot
tersebut, penemu virus dan anti virus dalam karya bioteknologi, itu semua adalah
yang sering terjadi, lebih mendorong lagi akan perlunya sistem pengawasan, baik yang
sifatnya internal maupun eksternal dalam pemakaian atau penerapan hasil-hasil ipteks.
Semakin canggih penemuan karya ilmiah dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
tidak disertai sikap ekstra hati-hati pada manusia, maka pemakaian produk teknologi
Berkaitan dengan pembatasan etika atas ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
maka perlu jelas bagi kita bahwa yang dibatasi secara etis adalahcara memperoleh, cara
pengujian dan cara penggunaan ipteks pada saat penerapannya dengan pihak lain. Jadi
pembatasan ipteks tersebut tidak berkaitan dengan lahirnya ipteks sebagai suatu
kebenaran ilmiah.
Para ilmuan profesional dari berbagai disiplin ipteks, pada dasarnya sepakat
bahwa disetiap cabang ilmu, teknologi, dan seni diperlukan seperangkat norma yang
10
masyarakat. Manusia hanya berharap dengan tindakan yang bijak, akan menghasilkan
buah yang bermanfaat. Tindakan yang bijak lahir dari intuisi dan nurani yang
yang bijak apabila tidak menolak mentah-mentah karya ipteks, namun tetap mengambil
lalu dinilai dan dikaji sehingga mampu menguasai dan bahkan menggunakannya jika
Sesuatu dikatakan memiliki dampak negati dan dampak positif apabila ada
indikator yang dibandingkan. Dalam hal ini yang menjadi indikator adalah nilai.
tindakan di antara beragam alternatif pilihan sesuai dengan persepsinya. Sistem nilai
secara esensi merupakan sikap (penialian) berdasarkan suatu keyakinan terhadap suatu
peristiwa atau gejala bahwa sesuatu itu akan menguntungkan atau merugikan bagi
seseorang, kelompok, atau lembaga. Sistem nilai yang dimaksud adalah harus memiliki
manusia atu khalifah untuk menggali, menghidupkan, dan memeliharanya dan nilai-
nilai ukhrawi adalah nila-nilai llahiyah yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Kuasa
yang harus kita gali dan sinergikanagar kita sebagai khalifah yang dititipi amanah secuil
dari nilai-nilai llahi-nilai duniawi yang dimaksud diserahkan sepenuhnya kepada kita
sebagai manusia atu khalifah untuk menggali, menghidupkan, dan memeliharanya dan
nilai-nilai ukhrawi adalah nila-nilai llahiyah yang bersumber dari Tuhan Yang Maha
Kuasa yang harus kita gali dan sinergikanagar kita sebagai khalifah yang dititipi
amanah secuil dari nilai-nilai llahiah tersebut dapat memancarkannya dalam aktifitas
11
Salah satu tata nilai adalah nilai kearifan lokal yang akan memperkaya nilai-
nilai kearifan nasional. Nilai-nilai kearifan lokal kita begitu beragam, mulai dari nilai-
royongan dan nilai-nilai lainnya yang ternyata negara kita Indonesia sangat kaya dan
Dari Bugis :
Berkaitan dengan pembatasan etika atas imu, teknologi dan seni, maka perlu
jelas bagi kita bahwa yan dibatasi secara etis ialah cara memperoleh, cara pengujian
dan cara penggunaan IPTEKS pada saat penerapannya dengan pihak lain.
Etika IPTEKS merupakan hal yang penting, karena dengan adanya etika ipteks
pengaruh-pengaruh negative dari ipteks dapat dibatasi. Yang paling penting adalah
etika yang menyangkut hidup mati orang banyak, masa depan,hak-hak manusia dan
lingkungan hidup.
Seperti yang kita ketahui hasil-hasil dari pengembangan ipteks, selain memiliki
sisi positif juga memiliki sisi negative. Dan untuk meredam sisi negative tersebut
dibutuhkan usaha.
antara lain :
1. Rehumanisasi
12
Mengembalikan martabat manusia dalam perkembangan ipteks modern
yang sangat cepat dengan berbagai cara. Kecepatan perkembangan ipteks sebaiknya
nilai-nilai agama, etika, hokum, dan kebijakan lebih lambat dari perkembangan ipteks,
maka masalah in harus mendapat perhatian khusus. Artinya lebih jauh manusia harus
dipandang secara utuh baik lahi maupun batin sehingga pembangunan dan
kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah dan batiniah. Apabila ini tidak
diperhatikan maka laju kehancuran peradaban manusia tidak akan dapat diimbangi oleh
laju rehumanisasi oleh karenanya semua fihak harus mengambil bagian dan
2. Kemampuan memilih
timbul kesukaran dalam memilih, meskipun pilihan relatif lebih sedikit daripada
yang mungkin dengan yang terjadi, bahkan mana yang benar dan mana yang salah
sudah sangat susah dibedakan. Segala yang teknis yang akan dikerjakan, tidak
dipertentangkan dan disaring oleh nilai-nilai kemanusiaan artinya prinsip dasar yang
esensi dari suatu hal maah terabaikan. Etika yang didukung oleh aspek moal keagamaan,
social dan aspek-aspek yang terkait seharusnya menentukan apa yang mungkin dteliti
dan dikembangkan, kemudian tidak dilakukan jika tidak manusiawi, tidak adil, tidak
13
Anomali yang ditimbulkan oleh perkemangan ipteks sekarang, akan
mengakibatkan banyak ahli yang mempertanyakan apakah tepat cara-cara yang dipakai
4. Revitalisasi
akan banyak dipengaruhi baik secara positif dan secara negative oleh factor-faktor
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam penggunaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perlu disesuaikan dengan
peraturan duniawi maupun ukhrawi, jika kita medapati sebuah karya, maka perlu
dilakukan penilaian dan pengkajian lebih lanjut sehingga diketahui manfaat serta
B. Saran
Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai bahan ajar maupun referensi serta
diharapkan kritik dan saran dari para pembaca dalam pengembanagn karya lebih baik
ke depannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://nickquantum.blogspot.co.id/2013/01/makalah-wawasan-ipteks.html
http://imadiklus.com/filsafat-ilmu-etika-dalam-pengembangan-ilmu-dan-teknologi/
16