Anda di halaman 1dari 17

WIPTEKS

INTEGRITAS DAN ASPEK ETIKA IPTEKS

Kelompok 9:
1. Angraeni Sri Hanifa Wahyuni (H21116303)
2. Evi Afrianti (H21116304)

UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM (UPT MKU)


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2017/2018
DAFTAR ISI

Sampul.......................................................................................................................... 0

Daftar Isi....................................................................................................................... 1

Kata Pengantar............................................................................................................. 2

BAB I Pendahuluan...................................................................................................... 3

A. Latar belakang....................................................................................................... 3

B. Rumusan masalah.................................................................................................. 4

C. Tujuan makalah...................................................................................................... 4

D. Manfaat makalah.................................................................................................... 4

BAB II Pembahasan..................................................................................................... 5

A. Integritas ipteks dalam dunia segitiga..................................................................... 5

B. Aspek etika ilmu pengetahuan............................................................................... 9

C. Cara meredam pengaruh negatif ipteks................................................................. 11

BAB III Penutup.......................................................................................................... 15

A. Kesimpulan............................................................................................................ 15

B. Saran...................................................................................................................... 15

Daftar Pustaka............................................................................................................. 16

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

pertolongan-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah ini, yakni mengenai integrasi

dan aspek etika ipteks. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami

dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami persembahkan dari makalah ini, yakni

mengetahui bagaimana integrasi, etika ipteks, dan cara menangani dampak negatif

perkembangan ipteks ke depannya. Oleh karena itu kami berharap semoga makalah ini

dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Semoga makalah yang kami

buat ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika memang bukanlah bagian dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

(ipteks). Etika lebih merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis yang

berhadapan dengan moralitas. Kendati demikian etika tetaplah berperan penting dalam

ipteks. Penerapan ipteks dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari memerlukan

adanya dimensi etis sebagai pertimbangan yang terkadang ikut berpengaruh dalam

proses perkembangan iptek selanjutnya.

Hakikatnya, ipteks dipelajari untuk mengembangkan dan memperkokoh

eksistensi manusia, dan bukan sebaliknya, menghancurkan eksistensi manusia dan

justru menjadikan manusia budak teknologi. Oleh karena itu, tanggung jawab etis

diperlukan untuk mengontrol kegiatan dan penggunaan ipteks.

Apakah kemajuan ipteks itu merendahkan atau meningkatkan keberadaan

manusia sangat ditentukan oleh manusia itu sendiri, karena ipteks sendiri merupakan

salah satu dari 7 cultural universal yang dihasilkan manusia yang terdiri dari: sistem

mata pencaharian, sistem kepercayaan, bahasa, sistem kemasyarakatan, kesenian,

sistem ilmu pengetahuan, dan sistem peralatan hidup. Oleh karena itu, perkembangan

ipteks haruslah diikuti kedewasaan manusia untuk mengerti mana yang baik dan yang

buruk, mana yang semestinya dan yang tidak semestinya dilakukan dalam

pengembangan ipteks. Di sinilah peran etika untuk ikut mengontrol perkembangan

ipteks agar tidak bertentangan dengan niilai dan norma dalam masyarakat, serta tidak

merugikan manusia sendiri. Etika, terutama etika keilmuan sangatlah penting dalam

kehidupan ilmiah karena etika keilmuan menyoroti kejujuran, tanggung jawab, serta

bebas nilai atau tidak bebas nilai dalam ilmu pengetahuaan.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana integritas ipteks dalam dunia segitiga?

2. Bagaimana aspek-aspek etika dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni?

3. Bagaimana acara meredam pengaruh negatif ipteks?

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui integritas ipteks dalam dunia segitiga.

2. Mengetahui aspek-aspek etika dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

3. Mengetahui acara meredam pengaruh negatif ipteks.

D. Manfaat Makalah

1. Manfaat makalah untuk dosen

Manfaat makalah untuk dosen yakni sebagai tambahan untuk bahan ajar dalam

proses pembelajaran.

2. Manfaat makalah untuk mahasiswa

Manfaat makalah untuk maahsiswa yakni sebagai referensi dalam belajar.

4
BAB II

PEMBAHASAN

Integritas menurut Khalid Yaakub (1982) merupakan proses menyatupadukan

secara budaya dan sosial kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda kepada satu

unit yang mempunyai identiti yang umum dan tersendiri. Sedangkan menurut Mohd

Salleh Lebar (1998), integrasi yang diterima atau yang biasa dikehendaki ramai adalah

satu proses yang coba menyatupadukan masyarakat majmuk atau pelbagai kaum dan

mewujudkan pula pembentukkan kebudayaan kebangsaan atau nasional yang

tersendiri dikalangan mereka. Dari pernyataan diatas kita dapat mengambil garis besar

tentang pengertian integritas yaitu suatu proses menyatupadukan.

Frase Etika Ipteks jika diuraikan, Ipteks merupakan singkatan dari Ilmu

Pengetahuan Teknologi dan Seni. Sedangkan pengertian Etika (Etimologi), berasal dari

bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

(custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah

dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk jamaknya Mores, yang berarti juga

adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik

(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.

Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang

pembahasan Etika, sebagai berikut:

1. Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk

ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.

2. Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan

kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature)

yang terikat dengan pengertian baik dan buruk suatu tingkah laku atau perbuatan

manusia.

5
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok

perhatiannya; antara lain:

1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari

hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right)

2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari

kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of

human actions)

3. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The

science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual)

4. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)

Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan

kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut

etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam

rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara

rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya.

Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan

etika.

Dengan demikian Integritas dan Aspek Etika Ipteks dapat kita artikan sebagai

proses menyatupadukan secara budaya dan sosial kelompok-kelompok sosial yang

berbeda-beda kepada satu unit yang mempunyai identiti yang umum dan dalam lingkup

prinsip-prinsip moral dalam penggunaan ilmu,teknologi dan seni.

A. Integritas Ipteks Dalm Dunia Segitiga

Frasa dunia bersudut segitiga merupakan konsepsi penyederhanaan dari

keadaan yang sebenarnya yang tentu saja sepanjang hal ini dapat menyingkap misteri,

maka penggunaannya dapat diperluas. Bebagai dunia segitiga lainnya dapat disingkap

6
dan ternyata memiliki keterkaitan dengan fungsi dari masing-masing sudut unia

segitiga. Misalnya seperti frasa dunia segitiga pada ambar di bawah ini, dari segitiga

intelektualitas, sensabilitas, dan moralitas dapat diturunkan dari masing-masing

sudutnya. Menuju kanan bawah, yaitu intelektualitas ke arah sains, sensabilitas ke arah

seni, moralitas ke arah teknologi dan menuju kiri bawah, yaitu inteletualitas ke arah

filsafat, sensabilitas ke arah estetika, moralitas ke arah etika. Secara mendatar sudut

filsafat berkaitan langsung dengan sains, estetika berkaitan langsung dengan seni,dan

etika berkaitan langsung dengan teknologi.

Sebagaimana yang telah kita ketahui integritas merupakan menyatupaduakan

atau menyatukan. Sehingga Integritas Ipteks Dalam Dunia Segitiga memiliki maksud

menyatukan atau menyatupadukan Ilmu, teknologi dan seni dalam dunia segitiga. Frase

Dunia Segitiga disini adalah sebagai berikut:

Moralitas

Intelektualitas Iman Sensibilitas

Etika Teknologi

Ihsan Insan

Filsafat Estetika Sains Seni

Gambar II.1 Dunia Segitiga insan, ihsan, dan iman

Kualitas seni maupun ilmu akan dapat memiliki kemajuan yang baik dengan

bantuan teknologi. Terdapat begitu luas wilayah lahir (realita) berupa gejala alam yang

berimpit dengan wilayah batin atau bahkan mungkin terdapat wilayah batin yang tidak

7
memiliki realita. Perluasan keberimpitan wilayah realita dan pemikiran dapat diperluas

atau diperbesar dengan bantuan teknologi. Walaupun begitu tidak berarti teknologi

berada pada garis tengah yang memisahkan antara ilmu dan teknologi secara langsung,

begitu pula hubungan langsung antara teknologi dengan seni.

Dalam proses invensi teknologi juga dapat terjadi dimulai dari filosofi dan seni

lalu menjadi ide lalu dikaitkan dengan science sehingga kemudian terciptalah teknologi

walaupun para engineer, nanti karyanya telah tercipta baru diberikan sentuhan seni.

Plato menjelaskan kata seni dengan kata techne dan poesis secara berdampingan,

dimana kata poesis berarti pengetahuan mencipta seni puitis dan dalamTrilogi Plato

diperoleh keterkaitan antar inteletual dengan kebenaran, etika dengan kebaikan dan

estetika dengan keindahan. Bahkan pada pertengahan abad ke-17 kata science dari kata

scientia masih bersenyawa dengan pengertian seni, sehingga memiliki arti sebagai

komunis puitis dari persepsi kreatif mengenai ketertiban. Oleh karena itu ketiganya

membentuk segitiga ilmu, teknologi, dan seni yang selanjutnya menjadi dasar

terbangunnya frase sistem dunia segitiga.

Jika kita mencermati gambar tersebut, maka keberadaan insan manusia

berhubungan erat dengan ihsan dan iman. Kata ihsan, secara harfiah berkaitan dengan

keikhlasan berbuat atau berkarya oleh karena kita sebagai manusia merasa di dalam

pengawasan Tuhan Yang Mahas Kuasa pencipta alam semesta ini. Pengalaman ini

dapat diwujudkan denagn belajar atau melakukan pengkajian mengenai ilmu/

Adapun kataiman, ini adalah konsepsi jiwa yang abstrak dan terpatri secara

mendalam pada diri manusia namun dapat terpancar tak terhingga dan tanpa batas, di

mana kekuatan dan keberadaannya bahkan dapat melalui batas-batas yang kongkrit

sekalipun iman itu adalah konsepsi yang abstrak. Manusia yang memiliki nilai iman

8
maka inteletualitas, sensibilitas, dan moralitasnya akan bersinergi satu sama lain bagai

suatu bangunan yang tidak sempurna jika salah satu diantara ketiganya tidak ada.

Berdasarkan keyakinan tentang kesatupaduan kebenaran, kebaikan dan

keindahan dalam diri mmanusia, maka secara individu melalui metode induktif kita

mencoba menggunkan tiga pendapat, diataranya :

1. Al-Fatabi sebagai cendikiawan islam pada zaman keemasan islam menyampaikan

bahwa : ilmu yang sebenarnya bagaikan batang tubuh pengetahuan yang terorganisir

dengan baik.

2. Frederick ferre (1988) mengemukakan tentang pengertian teknologi. Menurutnya

teknologi adalah kecerdasan pengalaman praktis dari pengetahuan tentang ketertiban

alam dan manusia yang diwujudkan dalam bentuk dunia kebendaan dan atau dunia

kecerdasan.

3. Hamka berpendapat bahwa seni yang setinggi-setingginya adalah ketika telah

berkumpul didalamnya kebenaran, keadilan dan keindahan yang direkat oleh cinta

yang kudus.

Dari ketiga komponen diatas pemahaman tentang integritas dan IPTEKS yang

utuh tidak lain adalah suatu konsepsi multi dimensi yang didalamnya memiliki nilai-

nilai kebenaran (Ilmu pengetahuan), kebaikan (teknologi), dan keindahan (seni). Seni

adalah muara dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ketiganya

saling membantu dan bersinergi satu dengan yang lain dalam perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni.

B. Aspek Etika Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Sains

Menghadapi impilkasi kemajuan peradaban manusia, iptekssepertinya ditarik

masuk ke dalam rimba dilema. Sebagian ilmuan teknologi dan seniman yang serius

9
segera mempertanyakan dan bahkan mempergumulkan masalah tanggung jawab merek

manakala tiba pada masalah pemakaian hasil-hasil temuan ipteks. Penetapan ambang

batas bahaya suatu produk teknologi mencerminkan sekelumit kesadaran akan

keterbatasan kemampuan para ilmuan maupun toknologiwan betapa mereka sebetulnya

tidak berkuasa penuh atas hasil karya mereka. Munculnya film-film cerita mengenai

robot hasil karya ilmuan yang akhirnya menjadi bumerangkarena menghancurkan

sendiri penemunya atau terjadi mekanisme di luar kontrol manusia penemu robot

tersebut, penemu virus dan anti virus dalam karya bioteknologi, itu semua adalah

sekelumit ilustrasi yang tidak asing bagi kita.

Pendapat sementara suatu pihak mengenai adanya kecenderungan

meningkatnya kekalahan manusia di belakang musobah-musibah industri teknologi

yang sering terjadi, lebih mendorong lagi akan perlunya sistem pengawasan, baik yang

sifatnya internal maupun eksternal dalam pemakaian atau penerapan hasil-hasil ipteks.

Semakin canggih penemuan karya ilmiah dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,

semakin peka kemungkinan penemuan tersebut denagn kesalahan, sehingga apabila

tidak disertai sikap ekstra hati-hati pada manusia, maka pemakaian produk teknologi

tersebut akan dapat berdampak buruk bagi manusia.

Berkaitan dengan pembatasan etika atas ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,

maka perlu jelas bagi kita bahwa yang dibatasi secara etis adalahcara memperoleh, cara

pengujian dan cara penggunaan ipteks pada saat penerapannya dengan pihak lain. Jadi

pembatasan ipteks tersebut tidak berkaitan dengan lahirnya ipteks sebagai suatu

kebenaran ilmiah.

Para ilmuan profesional dari berbagai disiplin ipteks, pada dasarnya sepakat

bahwa disetiap cabang ilmu, teknologi, dan seni diperlukan seperangkat norma yang

akan digunakan sebagai garis pembatas bagi pemberlakuan ipteks di lingkungan

10
masyarakat. Manusia hanya berharap dengan tindakan yang bijak, akan menghasilkan

buah yang bermanfaat. Tindakan yang bijak lahir dari intuisi dan nurani yang

memproyeksikan nilai-nilai tertentu, ketika berhadapan dengan teknologi. Tindakan

yang bijak apabila tidak menolak mentah-mentah karya ipteks, namun tetap mengambil

lalu dinilai dan dikaji sehingga mampu menguasai dan bahkan menggunakannya jika

karya tersebut memang membawa kemaslahatan bagi manusia.

C. Cara Meredam Pengaruh Negatif Ipteks

Sesuatu dikatakan memiliki dampak negati dan dampak positif apabila ada

indikator yang dibandingkan. Dalam hal ini yang menjadi indikator adalah nilai.

Sistemnilai merupakan standar normatif yang mempengaruhi manusia dalam penetapan

tindakan di antara beragam alternatif pilihan sesuai dengan persepsinya. Sistem nilai

secara esensi merupakan sikap (penialian) berdasarkan suatu keyakinan terhadap suatu

peristiwa atau gejala bahwa sesuatu itu akan menguntungkan atau merugikan bagi

seseorang, kelompok, atau lembaga. Sistem nilai yang dimaksud adalah harus memiliki

makna yang utuh baik duniawi maupun ukhrawi.

Nilai-nilai duniawi yang dimaksud diserahkan sepenuhnya kepada kita sebagai

manusia atu khalifah untuk menggali, menghidupkan, dan memeliharanya dan nilai-

nilai ukhrawi adalah nila-nilai llahiyah yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Kuasa

yang harus kita gali dan sinergikanagar kita sebagai khalifah yang dititipi amanah secuil

dari nilai-nilai llahi-nilai duniawi yang dimaksud diserahkan sepenuhnya kepada kita

sebagai manusia atu khalifah untuk menggali, menghidupkan, dan memeliharanya dan

nilai-nilai ukhrawi adalah nila-nilai llahiyah yang bersumber dari Tuhan Yang Maha

Kuasa yang harus kita gali dan sinergikanagar kita sebagai khalifah yang dititipi

amanah secuil dari nilai-nilai llahiah tersebut dapat memancarkannya dalam aktifitas

kehidupan, sebagai wujud pertanggung jawaban kita.

11
Salah satu tata nilai adalah nilai kearifan lokal yang akan memperkaya nilai-

nilai kearifan nasional. Nilai-nilai kearifan lokal kita begitu beragam, mulai dari nilai-

nilai kebaharian, nilai-nilai kejuangan, nilai-nilai kesantunan, nilai-nilai kegotong-

royongan dan nilai-nilai lainnya yang ternyata negara kita Indonesia sangat kaya dan

perlu dihidupkan kembali.

Bebrapa nilai kearifan lokal bangsa indonesia di ataranya:

Dari Bugis :

Mali siparappe ( Jika hanyut saling membantu)

Rebba sipatokkong ( Jika miring saling menegakkan atau meluruskan)

Malellu sipakainge (Jika khilaf saling mengingatkan)

Berkaitan dengan pembatasan etika atas imu, teknologi dan seni, maka perlu

jelas bagi kita bahwa yan dibatasi secara etis ialah cara memperoleh, cara pengujian

dan cara penggunaan IPTEKS pada saat penerapannya dengan pihak lain.

Etika IPTEKS merupakan hal yang penting, karena dengan adanya etika ipteks

pengaruh-pengaruh negative dari ipteks dapat dibatasi. Yang paling penting adalah

etika yang menyangkut hidup mati orang banyak, masa depan,hak-hak manusia dan

lingkungan hidup.

Seperti yang kita ketahui hasil-hasil dari pengembangan ipteks, selain memiliki

sisi positif juga memiliki sisi negative. Dan untuk meredam sisi negative tersebut

dibutuhkan usaha.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meredam pengaruh negatif ipteks

antara lain :

1. Rehumanisasi

12
Mengembalikan martabat manusia dalam perkembangan ipteks modern

yang sangat cepat dengan berbagai cara. Kecepatan perkembangan ipteks sebaiknya

disesuaikan dengan kemampuan adaptasi populasi yang bersangkutan. Perkembangan

nilai-nilai agama, etika, hokum, dan kebijakan lebih lambat dari perkembangan ipteks,

maka masalah in harus mendapat perhatian khusus. Artinya lebih jauh manusia harus

dipandang secara utuh baik lahi maupun batin sehingga pembangunan dan

pengembangan ipteks selalu harus selalu mengarah pada terwujudnya peningkatan

kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah dan batiniah. Apabila ini tidak

diperhatikan maka laju kehancuran peradaban manusia tidak akan dapat diimbangi oleh

laju rehumanisasi oleh karenanya semua fihak harus mengambil bagian dan

berkontribusi positif didalamnya.

2. Kemampuan memilih

Dengan makin bayaknya kebolehjadian yang diakibatkan oleh ipteks, maka

timbul kesukaran dalam memilih, meskipun pilihan relatif lebih sedikit daripada

kebolehjadian. Pendidikan pada umumnyadiarahkan pada caraproduksi bukan pada

cara konsumsi. Terkikisnya nilai-nilai menyebabkan menurunnya perbedaan antara

yang mungkin dengan yang terjadi, bahkan mana yang benar dan mana yang salah

sudah sangat susah dibedakan. Segala yang teknis yang akan dikerjakan, tidak

dipertentangkan dan disaring oleh nilai-nilai kemanusiaan artinya prinsip dasar yang

esensi dari suatu hal maah terabaikan. Etika yang didukung oleh aspek moal keagamaan,

social dan aspek-aspek yang terkait seharusnya menentukan apa yang mungkin dteliti

dan dikembangkan, kemudian tidak dilakukan jika tidak manusiawi, tidak adil, tidak

bermoral dan lain-lain.

3. Arah perkembangan kemajuan

13
Anomali yang ditimbulkan oleh perkemangan ipteks sekarang, akan

mengakibatkan banyak ahli yang mempertanyakan apakah tepat cara-cara yang dipakai

menuju kesejahteraan kuantitatif dan kemajuan material manusa. Beberapa ahli

mengkonstalasi bahwa penyediaan kebutuhan material yang berlebihanpun tidak akan

membawa kebahagiaan dan kesejahteraan, bahkan sebaliknya akan menimbulkan

dekomposisi lingkungan, dehumanisasi dan ketegangan-ketegangan dalam interrelasi

unsur-unsur dalam ekosistem, termasuk diantara sesame manusia.

4. Revitalisasi

Perlunya upaya positif untuk mencegah distorsi biokultural yang

berkelanjutan. Pembangunan akan menuju ke suatu kebudayaan baru dimasa depan,

sehingga diperlukan persiapan-persiapn yang menyeluruh. Usaha-usaha revitalisasi

akan banyak dipengaruhi baik secara positif dan secara negative oleh factor-faktor

dalam maupn luar negeri.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasrkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, diperlukan etika

dalam penggunaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perlu disesuaikan dengan

peraturan duniawi maupun ukhrawi, jika kita medapati sebuah karya, maka perlu

dilakukan penilaian dan pengkajian lebih lanjut sehingga diketahui manfaat serta

dampak dari karya tersebut.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai bahan ajar maupun referensi serta

diharapkan kritik dan saran dari para pembaca dalam pengembanagn karya lebih baik

ke depannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen UH. 2011. Wawasan Ipteks. Makassar: Universitas Hasanuddin

http://nickquantum.blogspot.co.id/2013/01/makalah-wawasan-ipteks.html

http://imadiklus.com/filsafat-ilmu-etika-dalam-pengembangan-ilmu-dan-teknologi/

16

Anda mungkin juga menyukai