Oleh :
Nama : Sulistiawan
NIM : F1B117018
Kelas : B
Jurusan : Fisika
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Peranan Logika, Etika dan Estetika dalam Mengusulkan (proposal),
Melaksanakan Penelitian, dan Melaporkan Hasil Penelitian (skripsi) . Makalah ini telah
saya susun dengan maksimal, terlepas dari itu semua saya menyadari sepenuhnya
bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari para pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini selanjutnya.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang materi Peranan Logika, Etika
dan Estetika dalam Mengusulkan (proposal), Melaksanakan Penelitian, dan Melaporkan
Hasil Penelitian (skripsi) ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap para
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. PEMBAHASAN
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Peneliti ialah insan yang memiliki kepakaran yang diakui dalam suatu bidang
keilmuan. Tugas utamanya ialah melakukan penelitian ilmiah dalam rangka
pencarian kebenaran ilmiah. Kreativitas peneliti melahirkan bentuk pemahaman baru
dari persoalan-persoalan di lingkungan keilmuannya dan menumbuhkan
kemampuan-kemampuan baru dalam mencari jawabannya. Pemahaman baru,
kemampuan baru, dan temuan keilmuan menjadi kunci pembaruan dan kemajuan
ilmu pengetahuan. Ilmuwan-peneliti berpegang pada nilai-nilai integritas, kejujuran,
dan keadilan. Integritas peneliti melekat pada ciri seorang peneliti yang mencari
kebenaran ilmiah. Dengan menegakkan kejujuran, keberadaaan peneliti diakui
sebagai insan yang bertanggung jawab. Dengan menjunjung keadilan, martabat
peneliti tegak dan kokoh karena ciri moralitas yang tinggi ini. Penelitian ilmiah
menerapkan metode ilmiah yang bersandar pada sistem penalaran ilmiah yang teruji.
Sistem ilmu pengetahuan modern merupakan sistem yang dibangun atas dasar
kepercayaan. Oleh karena itu peneliti dalam melakukan penelitian seperti
mengusulkan (proposal), melaksanakan penelitian dan melaporkan hasil penelitian
haruslah memiliki logika, etika dan estetika yang tinggi.
PEMBAHASAN
2.1.1. Logika
Logika berasal dari kata Yunani Kuno yaitu λσγσς (Logos) yang artinya
hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Secara singkat, logika berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk berpikir
lurus. Sebagai ilmu, logika disebut sebagai logika Epiteme (Latin: logika scientia)
yaitu logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional atau ilmu logika
(ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir lurus, tepat dan
teratur. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional untuk mengetahui dan
kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan
pengetahuan kedalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga
diartikan dengan masuk akal. Oleh karena itu logika terkait erat dengan hal-hal
seperti pengertian, putusan, penyimpulan, silogisme. Logika sebagai ilmu
pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya
penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran
yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses pemikiran manusia
yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari
pernyataan lain yang telah diketahui (Premis) yang nanti akan diturunkan
kesimpulan.
2.1.2. Etika
Etika secara etimologi berasal dari kata Yunani, yakni ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Secara teriminologi, etika adalah cabang filsafat yang
membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan
baik buruk. Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia, yaitu yang
menyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan, kata-kata dan sebagainya. Menurut
Conny R. Semiawan (2005: 158) menjelaskan tentang etika itu sebagai: “the study
of the nature of morality and judgement”, kajian tentang hakikat moral dan
keputusan (kegiatan menilai). Selanjutnya Semiawan menerangkan bahwa etika
sebagai prinsip atau standar prilaku manusia, yang kadang-kadang disebut
dengan “moral”. Makna etika terdapat dua bentuk arti, pertama, etika merupakan
suatu perkumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-
perbuatan manusia. kedua, merupakan suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia lain. Dari
pengertian diatas dapat disederhanakan bahwa etika itu ialah sebuah kajian yang
membicarakan atau mengarah kepada nilai tingkah laku atau perbuatan seorang
manusia. Meliputi bagaimana caranya agar dapat hidup lebih baik dengan cara
menghindari keburukan. Etika dapat dibagi menjadi etika deskriptif dan etika
normatif. Etika deskriptif hanya melukiskan, menggambarkan, menceritakan apa
adanya, tidak memberi penilaian, tidak memilih mana yang baik dan mana yang
buruk. Adapun etika normatif sudah memberikan penilaian mana yang baik dan
mana yang buruk, mana yang harus dikejakan mana yang tidak. Etika normatif
dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum membicarakan
prinsip-prinsip umum, seperti apakah nilai, motivasi suatu perbuatan, dan
sebagainya. Etika khusus adalah pelaksanaan dari prinsip-prinsip umum, seperti
etika pergaulan, etika dalam perkerjaan, dan sebagainya. Pembagian etika lainnya
adalah etika individual dan etika sosial.
2.1.3. Estetika
a. Berpikir deduktif
Berpikir deduktif didasarkan pada logika deduktif dimana kesimpulan ditarik dari
pernyataan umum menuju pernyataan khusus menggunakan penalaran. Hasil
berpikir deduktif dapat digunakan untuk menyusun hipotesis untuk selanjutnya
diadakan pembuktian atas hipotesis melalui analisa dan penalaran.
b. Berpikir induktif
a. Kejujuran
b. Objektivitas
c. Pengutipan
Bila mengutip pendapat orang lain, baik dalam mengambil kutipan
langsung atau hanya mengambil intisari pendapat, maka sumber kutipan harus
dicantumkan sebagai bentuk penghargaan kepada pemilik ide tersebut.
Sikap ilmiah menuntun orang untuk berpikir dengan sikap tertentu. Dari
sikap tersebut orang dituntun dengan cara tertentu untuk menghasilkan ilmu
pengetahuan. Selanjutnya cara tertentu itu disebut metode ilmiah. Jadi dengan
sikap ilmiah dan metode ilmiah diharapkan dapat disusun ilmu pengetahuan
dengan sistematik dan runtut. Metodologi penelitian terdiri dari kata metodologi
yang berarti ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman
tentang sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sejalan dengan makna
penelitian tersebut di atas, penelitian juga dapat diartikan sebagai usaha/kegiatan
yang mempersyaratkan keseksamaan atau kecermatan dalam memahami
kenyataan sejauh mungkin sebagaimana sasaran itu adanya. Jadi, metodologi
penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai pemahaman.
Jalan tersebut harus ditetapkan secara bertanggung jawab ilmiah dan data yang
dicari untuk membangun/ memperoleh pemahaman harus melalui syarat ketelitian,
artinya harus dipercaya kebenarannya.
PENUTUP
3.1, Kesimpulan
Logika berasal dari kata Yunani Kuno yaitu λσγσς (Logos) yang
artinya hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan
dalam bahasa dan etika secara etimologi berasal dari kata Yunani, yakni ethos
yang berarti watak kesusilaan atau adat sedangkan estetika berasal dari kata
Yunani Aesthesis atau pengamatan adalah cabang filsafat yang berbicara
tentang keindahan. Etika dalam penelitian salah satunya seperti skripsi yaitu;
pertama kejujuran dalam penulisan laporan penelitian atau karya tulis ilmiah
berkaitan dengan banyak hal. Dalam sebuah laporan penelitian, semua informasi
atau data yang disajikan haruslah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Sangat tidak etis dan berbahaya jika data dimanipulasi sehingga tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Kedua objektivitas yang sangat berkaitan
dengan kejujuran. Jika bersikap objektif, maka dalam laporan penelitian atau
karya tulis ilmiah yang dibuat akan sangat baik, penafsiran atau interpretasi data
yang dilakukan disandarkan pada objektivitas bukan subjektivitas. Objektivitas
yang tinggi akan mencerminkan hasil penelitian yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya.. Ketiga pengutipan, bila mengutip pendapat orang lain, baik dalam
mengambil kutipan langsung atau hanya mengambil intisari pendapat, maka
sumber kutipan harus dicantumkan sebagai bentuk penghargaan kepada pemilik
ide tersebut.
3.2. Saran
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
http://supervisualkeiblog.blogspot.com/2010/02/peranan-berfikir-logis-dalam-
penulisan.html
http://Suhadinet.wordpress.com/2020/Etika-dalam-Penulisan-Laporan-Penelitian-(Karya
Tulis Ilmiah).mhtml