Anda di halaman 1dari 12

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN INQUIRY

(makalah)

untuk memenuhi : mata kuliah Metodologi Pembelajaran Kimia

dosen pengampu : Muhammad Zammi,M.Pd

disusun oleh:

M. Iqbal Sholeh (1708076003)

Putri Afuza (1708076011)

Cuhartati (1708076000)

Puput Nurmala (1708076000)

R. Krisna Dara A.Z (1708076029)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

II. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN
INQUIRY.
1. Metode Pembelajaran Jigsaw
2. Metode Pembelajaran Inquiry
B. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGGUNAKAN METODE
PEMBELAJARAN JIGSAW DAN INQUIRY.
1. Metode Pembelajaran Jigsaw
2. Metode Pembelajaran Inquiry
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DALAM METODE
PEMBELAJARAN JIGSAW DAN INQUIRY.
1. Metode Pembelajaran Jigsaw
2. Metode Pembelajaran Inquiry
D. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN INQUIRY
DALAM MATERI KIMIA.
1. Metode Pembelajaran Jigsaw
2. Metode Pembelajaran Inquiry

III. PENUTUP
A. SIMPULAN

IV. DAFTAR PUSTAKA


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, sosial,
kepribadian, dan profesional. Pada kompetensi profesional untuk guru
mengandung tuntutan diantaranya adalah menerapkan berbagai pendekatan,
model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara
kreatif.
Kemudian Di era global, teknologi telah menyentuh segala aspek
pendidikan sehingga, informasi lebih mudah diperloleh, hendaknya siswa
aktif berpartisipasi sedemikian sehingga melibatkan intelektual dan emosional
siswa didalam proses belajar. Keaktifan disini berarti keaktifan mental
walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan
langsung keaktifan fisik dan tidak nya berfokus pada satu sumber informasi
yaitu guru yang hanya mengandalakan satu sumber komunikasi. Seringnya
rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru,
membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya
prestasi belajar siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan
keaktifan dengan mengadakan komunikasi yaitu guru dengan siswa dan siswa
dengan rekannya. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan adalah kooperatif
tipe jigsaw dan inquiry.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian metode pembelajaran jigsaw dan inquiry?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam menggunakan metode pembelajaran
jigsaw dan inquiry?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dalam metode pembelajaran jigsaw dan
inquiry?
4. Bagaimana penerapan metode pembelajaran jigsaw dan inquiry dalam
materi kimia?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari metode pembelajaran jigsaw dan inquiry.
2. Mengetahui langkah-langkah dalam menggunakan metode pembelajaran
jigsaw dan inquiry.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam metode pembelajaran jigsaw
dan inquiry.
4. Memahami penerapan metode pembelajaran jigsaw dan inquiry dalam
materi kimia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN METODE JIGSAW DAN INQUIRY
A. Model Pembelajaran Jigsaw
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al.sebagai model
Cooperative Learning. Kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-teman
di Universitas John Hopkins. Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran
kooperatif di mana siswa yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam
melaksanakan pembelajaran. Jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif yang
biasa digunakan karena teknik ini mempertahankan tingkat tanggung jawab
pribadi yang tinggi. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam
yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari
semua materi sendirian.
Pengertian jigsaw learning adalah sebuah teknik yang dipakai secara luas
yang memiliki kesamaan dengan teknis "pertukaran dari kelompok ke
kolompok lain" (group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting,
yaitu setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Sedangkan menurut Arends
(1997) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan
yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran
yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada kelompok
yang lain.

B. Metode Inquiry
Metode inquiry didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973)
sebagai pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk
melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi,
ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari
jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu
dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan
yang ditemukan orang lain.
Hamalik (2001:63) mengemukakan bahwa pembelajaran berdasarkan inquiry
(inquiry based teaching) adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di
mana kelompok-kelompok siswa dibawa ke dalam suatu persoalan atau
mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur
dan struktur kelompok yang digaruskan secara jelas.
Strategi pembelajaran Inquiry menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa
dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk
belajar. Strategi pembelajaran inquiry merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan
strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang
berarti saya menemukan.
Kuslan Stone (Dahar,1991) mendefinisikan model inquiry sebagai
pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan
gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.
Wilson (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inquiry adalah
sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan
perilaku. Inquiry merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana
belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan
berpikir rasional (Bruce & Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce &
Bruce , Cleaf (1991) menyatakan bahwa inquiry adalah salah satu strategi
yang digunakan dalam kelas yang berorientasi proses. Inquiry merupakan
sebuah strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang mendorong siswa
untuk menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Proses tersebut sama
dengan prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki
masalah-masalah dan menemukan informasi.
Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model inquiry sebagai
proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan
hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan
kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan
bahwa esensi dari pengajaran inquiry adalah menata lingkungan/suasana
belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya
dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.
Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan Roestiyah (1998)
mengatakan bahwa inquiry adalah suatu perluasan proses discovery yang
digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses
discovery, inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya,
misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan,
menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan
sebagainya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inquiry
merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inquiry ini
siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu
permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa
bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur,
kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.

B. LANGKAH-LANGKAH METODE JIGSAW DAN INQUIRY


1. Metode Jigsaw
Langkah-langkah pembelajaran Jigsaw:
a. Menurut Elliot Aronson (2008):
1) Membagi 5-6 siswa menjadi satu kelompok jigsaw yang bersifat
heterogen
2) Menetapkan satu siswa dalam kelompok menjadi pemimpin
3) Membagi pelajaran menjadi 5-6 bagian
4) Setiap siswa dalam satu kelompok mempelajari satu bagian pelajaran
5) Memberi waktu pada siswa untuk membaca bagian materi pelajaran
yang telah ditugaskan kepadanya
6) Siswa dari kelompok jigsaw bergabung dalam kelompok ahli yang
mempunyai materi yang sama, dan berdiskusi
7) Kembali kekelompok jigsaw
8) Siswa mempresentasikan bagian yang dipelajari pada kelompoknya
9) Kelompok jigsaw mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan
kelas.
10) Diakhir kegiatan, siswa diberikan soal untuk dikerjakan mengenai
materi.

b. Menurut Trianto (2010):


1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (tiap kelompok -6 orang).
2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi sub bab.
3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggungjawab untuk mempelajarinya.
4) Anggota kelompok ahli bertugas menjelaskan atau mengajarkan teman-
teman kelompoknya.
5) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikan.
6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai
tagihan yang berupa kuis individual.
7) Anggota dari kelompok yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikan.
c. Menurut Isjoni (2009):
1) Siswa dihimpun dalam satu kelompok yang terdiri dari 4-6 orang.
2) Masing-masing kelompok diberi tugas untuk dikerjakan.
3) Para siswa dari masing-masing kelompok yang memiliki tugas yang
sama berkumpul membentuk kelompok anggota yang baru untuk
mengerjakan tugas mereka, para siswa tersebut menjadi anggota dengan
bidang-bidang mereka yang telah ditentukan.
4) Masing-masing perwakilan tersebut dapat meguasai materi yang
ditugaskan, kemudian masing-masing perwakilan tersebut kembali
kekelompok asalnya.
5) Siswa diberi tes, hal tersebut untuk mengetahui apakah siswa sudah
dapat memahami suatu materi.

2. Metode Inquiry

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE JIGSAW DAN


INQUIRY
1. Metode Jigsaw

Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:

a. Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok


b. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah
c. Menerapkan bimbingan sesama teman
d. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
e. Memperbaiki kehadiran
f. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
g. Sikap apatis berkurang
h. Pemahaman materi lebih mendalam
i. Meningkatkan motivasi belajar
j. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
k. Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok
l. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan
kelompok lain
m. Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.

Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut.


a. Keadaan kondisi kelas yang ramai,sehingga membuat siswa binggung dan
pembelajran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran baru;
b. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan
ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka
dikhawatirksn kelompok akan macet
c. Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai
d. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah,misal
jika ada anggota yang hanya memboncengdalam menyelesaikan tugas-
tugas dan pasif dalam diskusi
e. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang
belum terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang
dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang
matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
(Mel Silberman. 2010)

2. Metode Inquiry

D. PENERAPAN DALAM MATERI KIMIA


1. Materi kimia yang cocok untuk metode pembelajaran secara jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model


pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa. Dalam proses pembelajaran
siswa bekerja secara berkelompok untuk menyelesaikan tugas belajarnya,
bersama kelompok ahli siswa membahas topiknya kemudian akan
mengajarkannya kepada teman kelompoknya dimana guru pada model ini
hanya berperan sebagai fasilitator, sehingga hal ini dapat meningkatkan
aktivitas siswa.Model pembelajaran Jigsaw dapat diterapkan pada
pembelajaran Kimia. Dengan adanya model pembelajaran Jigsaw ini
diharapkan agar materi dapat tersampaikan secara efektif tanpa banyak
membuang waktu serta penyampaian materi dapat terselesaikan dengan
tuntas, sehingga siswa lebih mengerti karena proses belajar yang melibatkan
mereka secara aktif dengan adanya kelompok ahli.

Pada dasarnya, jika guru akan menerapkan model pembelajaran ini yang
perlu diperhatikan adalah topik yang memuat sub-sub topik. Model
pembelajaran kooperatif jigsaw amatlah berguna terhadap pembelajaran
kimia yang memiliki pembahasan luas, seperti atom, senyawa hidrokarbon,
ikatan kimia dan lain-lain. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa
akan termotivasi dan merasa bertanggung jawab atas materi yang telah
dipelajari karena siswa yang bersangkutan harus menyampaikannya kepada
temannya yang lain. Disamping itu nilai siswa menjadi kontribusi nilai
kelompok, hal ini dapat memotivasi siswa untuk memberikan sumbangsih
berupa nilai yang tinggi kepada kelompoknya, sehingga secara tidak langsung
akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Materi kimia yang cocok untuk metode pembelajaran secara inquiry.

Pembelajaran inquiry ini dapat meningkatkan pemahaman kimia siswa


dan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa melalui kegiatan
praktikum untuk mengetahui konten kimia, proses kimia, dan konteks aplikasi
kimia. Model pembelajaran inkuiri dapat membantu guru mengaitkan materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, sehingga dapat melatih
kemampuan pemahaman kimia siswa danpembelajaran menjadi lebih
bermakna. Pembelajaran dengan model inkuiri merupakan pembelajaran aktif
yang dapat memberikan kesemp atan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan memecahkan masalah, mengambil suatu keputusan, dan guru
hanya berperan sebagai fasilitator yang lebih efektif. Strategi pembelajaran
Inkuiri mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran melalui penyelidikan
ilmiah lebih mungkin untuk me-ningkatkan pemahaman konseptual
dibanding-kan dengan strategi pembelajaran pasif seperti yang dilakukan oleh
guru pada saat ini (Vlassi, 2013).

Materi pembelajaran reaksi reduksi dan oksidasi cocok untuk destilasi


metode pembelajar secara inkiri ini. Materi reduksi dan oksidasi ini dapat
dilakukan di laboratorium sehingga siswa akan lebih faham jika dapatnya di
laboratorium dan mereka 10ias sambil mempraktekan suatu reaksi mana yang
mengalami reaksi reduksi maupun oksidasi.
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah dipelajari, maka dapat diambil simpulan
bahwa,
1. Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar
dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan
bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab
atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan
menyampaikan materi tersebut kepada kelompok yang lain. Sedangkan
inquiry merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan
masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan.
2. Langkah-langkah dalam pembelajaran jigsaw, yaitu
a. Membagi 5-6 siswa menjadi satu kelompok jigsaw yang bersifat
heterogen
b. Menetapkan satu siswa dalam kelompok menjadi pemimpin
c. Membagi pelajaran menjadi 5-6 bagian
d. Setiap siswa dalam satu kelompok mempelajari satu bagian pelajaran
e. Memberi waktu pada siswa untuk membaca bagian materi pelajaran
yang telah ditugaskan kepadanya
f. Siswa dari kelompok jigsaw bergabung dalam kelompok ahli yang
mempunyai materi yang sama, dan berdiskusi
g. Kembali kekelompok jigsaw
h. Siswa mempresentasikan bagian yang dipelajari pada kelompoknya
i. Kelompok jigsaw mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan
kelas.
j. Diakhir kegiatan, siswa diberikan soal untuk dikerjakan mengenai
materi.
3. Langkah-langkah dalam pembelajaran inquiry, yaitu
4. Metode pembelajaran jigsaw dan inquiry masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan yang dapat dipertimbangkan ketika ingin
menggunakan metode pembelajaran dalam mengajarkan kepada peserta
didik.
5. Jigsaw cocok diterapkan dalam materi kimia dengan subbab atom,
senyawa hidrokarbon, ikatan kimia dan lain-lain. Sedangkan inquiry
cocok diterapkan dalam materi kimia dengan subbab reaksi reduksi dan
oksidasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai