Anda di halaman 1dari 3

1.

Kalimat Efektif
Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila kalimat tersebut dapat
menyampaikan pesan atau informasi secara singkat , lengkap, dan mudah
dipahami pembaca. Singkat berarti hemat dalam menggunakan kata-kata. Kata-
kata yang digunakan hanyalah kata-kata yang diperlukan. Akan tetapi, kata-kata
yang digunakan tetap harus lengkap. Artinya, kalimat itu harus dapat
menyampaikan semua informasi yang memang harus disampaikan. Dengan
demikian, kalimat efektif mampu menimbulkan kesan, atau menghasilkan akibat.
Kalimat efektif juga dapat dipahami pembaca denagan mudah. Selain itu,
kaliamat efektif juga harus mematuhi kaidah stuktur bahasa dan mencerminkan
cara berfikir ynag masuk akal atau logis.
Contoh:
a. Sepeda daripada milik kakanya sudah lama rusak.
b. Anak-anak saling bersalam-salaman usai melakukan pertandingan.
c. Itu makanan kesukaan saya.
d. Di warung itu menjual aneka kebutuhan sehari-hari.
Kalimat-kaliamat di atas termasuk kaliamt tidak efektif. Agar kaliamt-
kaliamt tersebut efektif dapat diubah menjadi sebagai berikut.
a. Sepeda kakanya sudah lama rusak.
b. Anak-anak saling bersalaman usai melakukan pertandingan atau Anak-anak
bersalam-salaman usai melakukan pertandingan.
c. Makanan itu kesuakaan saya.
d. Warung itu menjual aneka kebuatuahan sehari-hari.
2. Ambiguitas atau makna ganda
Dalam memasukkan paragraf hendaknya kita menghindari penggunaan
frasa atau kalimat yang dapat menimbulkan makna ganda bagi pembaca. Adanya
ambiguitas dalam sebuah paragraf tentu akan mengganggu atau mengacaukan
pemahaman pembaca mengenai maksud atau informasi yang ingin disampaikan
penulis kepada pembaca.
Contoh:
a. Pak guru menyarankan kepada para muridnya untuk memiliki buku sejarah
baru.
b. Anak pejabat yang pandai itu terbaring sakit di rumah sakit.
Kalimat-kalimat itu mengandung makna ganda. Frasa buku sejarah baru
pada kalimat a dapat bermakna 1) buku sejarah itu baru atau 2) buku itu berisi
sejarah baru. 2) buku berisi sejarah baru. Jika sebuah paragraf mengandung
makna ganda, tentu akan merepotkan pembaca. Supaya tidak bermakna ganda,
contoh kalimat a di atas dapat diubah sebagai berikut.
a. Pak guru menyarankan kepada para murid untuk memiliki buku sejarah –
baru.
b. Pak guru menyampaikan kepada para murid untuk memiliki buku sejarah
baru.
Selanjutnya, pada contoh kalimat b frasa yang bermakna ambigu adalah
anak pejabat yang pandai. Siapa yamg pandai? Dalam kalimat itu yang pandai
bisa putra pejabat atau pejabat. Hal tersebut tergantung bagaimana kita membaca
kaliamat tersebut.
a. Anak/pejabat yang pandai : yang pandai pejabat.
b. Anak pejabat/yang pandai : yang pandai anak pejabat.
3. Kesederhanaan
Kalimat-kalimat yang disusun dalam sebuah paragraf hendaknya
menggunakan kalimat sederhana. Kalimat yang sederhana adalah kaliamat yang
memenuhi persyaratan kaliamat baik dalam struktur, pilihan dan penempatan
kata, maupun intonasinya. Dengan menggunakan kalimat yang sederhana tentu
pembaca akan lebih mudah menangkap isi yang disampaikan penulisan.
4. Kesopanan
Kaliamat-kalimat yang digunakan dalam paragraf sebaiknaya
menghindari pengggunaan kata-kata yang dianggap kurang sopan atau kasar.
Kata-kata, seperti bunting, bini, kencing, dapat diganti dengan pada katanya yang
lebih sopan , seperti mengandung atau hamil, istri, ke belakang.
5. Menarik
Paragraf yang disusun haruslah menarik. Hal ini untuk menghindari
kejemuan bagi pembaca. Dalam hal ini penulis harus dapat menyusun kalimat
yang bervariasi baik dalam susunan kalimat, pilihan kata, maupun gaya bahasa.

Anda mungkin juga menyukai