KALIMAT EFEKTIF
OLEH : KELOMPOK 5
SITI RAHMAH (2302110913)
AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kalimat efektif ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembutan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang kalimat efektif ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
KALIMAT EFEKTIF ................................................................................................................ 3
A. Pengertian Kalimat Efektif .......................................................................................... 3
B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif ................................................................................................ 4
C. Struktur Kalimat Efektif............................................................................................... 9
D. Faktor Penyebab Ketidakefektifan Kalimat ................................................................ 9
RANGKUMAN .................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
2
KALIMAT EFEKTIF
Secara garis besar, ada dua syarat kalimat efektif, yaitu (1)
pemilihan kata (diksi) dan penggunaan ejaan, (2) memiliki struktur dan ciri
kalimat yang efektif. Keraf (1984: 36) berpendapat, kalimat efektif tidak hanya
sanggup memenuhi kaidah-kaidah atau pola-pola sintaksis, tetapi juga harus
mencakup beberapa aspek lainnya yang mendukungnya.
3
Hal ini ditandai oleh (1) penulisan secara aktif sejumlah kosakata dan istilah,
(2) penguasaan kaidah-kaidah sintaksis yang aktif dan produktif, (3)
kemampuan mencantumkan gaya yang paling sesuai untuk menyampaikan
gagasan, dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.
Kelogisan dalam kalimat efektif dimaksudkan sebagai ide yang ada dalam
kalimat itu dapat diterima akal sehat dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Kelogisan ini menjadi sangat penting dalam kalimat efektif. Kalimat yang
benar secara gramatikal bisa menjadi tidak efektif tanpa adanya kelogisan.
Misalnya seperti kalimat berikut ini.
Secara gramatikal kalimat di atas tidak salah. Akan tetapi, jika dilihat dari
segi logika, kalimat itu terasa janggal dan tidak logis. Ketidaklogisan
kalimat itu terletak pada kata berhasil, karena pencuri yang ditangkap polisi
tentu bukanlah suatu keberhasilan, melainkan justru merupakan kegagalan.
Kalimat tersebut akan menjadi logis kalau diubah menjadi seperti di bawah
ini.
Polisi berhasil menangkap pencuri atau pencuri berhasil melarikan diri dari
kejaran polisi.
2) Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif dimaksudkan sebagai penghindaran
penggunan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa dan tidak sampai mengubah makna. Upaya
kita untuk melakukan penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindari hal-hal sebagai berikut.
4
a. Pengulangan subjek yang tidak diperlukan.
Misalnya:
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu.
Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau
ungkapan yang lebih tinggi. Di dalam makna kata tersebut terkandung
makna dasar kelompok kata yang bersangkutan. Misalnya:
Kata mawar pada kalimat sudah mengandung makna bunga dan kata
merah sudah mengandung makna warna.
Dua kata atau lebih yang mengandung fungsi yang sama dapat
menyebabkan kalimat tidak efektif, misalnya adalah, merupakan, seperti
misalnya, agar supaya, dan demi untuk. Oleh karena itu, pengefektifan
kalimat semacam itu dapat dilakukan dengan menghilangkan salah satu
dari kata -kata tersebut. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini.
Dia berkuliah di sini mulai sejak dari satu tahun yang lalu.
5
d. Penjamakan kata-kata yang sudah berbentuk jamak
Misalnya:
Kata semua pada kalimat tesebut sudah mengandung makna jamak. Oleh
karena itu, tidak perlu lagi pengulangan yang bermakna jamak, sehingga
kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi seperti di bawah ini.
3) Kecermatan
4) Kesepadanan
6
Kata depan dalam pada kalimat di atas mengganggu kesepadanan sebuah
kalimat karena menyebabkan kalimat itu tidak bersubjek. Kalimat
tersebut akan lebih baik (sepadan) kalau kata depan dalam dihilangkan
sehingga menjadi seperti di bawah ini.
Saya tidak bisa hadir dalam rapat itu. Sehingga saya tidak mengetahui
keputusan hasil rapat.
Saya tidak bisa hadir dalam rapat itu, sehingga tidak mengetahui
keputusan hasil rapat, atau
Saya tidak bisa hadir dalam rapat itu. Oleh karena itu, saya tidak
mengetahui keputusan hasil rapat.
7
5) Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan dalam kalimat efektif ini adalah kepaduan
pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah. Penanda-penanda kalimat yang padu dapat dipaparkan
sebagai berikut.
a. Penanda pertama, kalimat yang padu tidak bertele-tele. Oleh karena itu,
hindari penggunaan kalimat yang panjang dan berbelit-belit.
b. Penanda kedua, kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen +
verba secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona.
c. Penanda ketiga, kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata
antara predikat kata kerja transitif dan objek penderita.
6) Keparalelan
Keparalelan dalam kalimat efektif dimaksudkan sebagai kesamaan atau
kesejajaran bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Hal ini berarti
bahwa jika bentuk pertama menggunakan ungkapan nominal, bentuk
kedua dan seterusnya hendaknya juga menggunakan bentuk yang sama,
yaitu bentuk nominal; jika yang pertama menggunakan bentuk verbal,
hendaknya yang kedua dan seterusnya juga menggunakan bentuk yang
sama, yaitu bentuk verbal. Misalnya:
Bila kita cermati, dalam kalimat terdapat sebuah kata yang tidak sejajar
dengan bentuk kata yang, yakni kata memasang dan menguji yang
merupakan bentuk verbal, padahal yang lainnya berbentuk nominal.
Kalimat tersebut akan lebih baik (menunjukkan adanya keparalelan) kalau
diubah menjadi seperti kalimat di bawah ini.
8
C. Struktur Kalimat Efektif
9
2. Pleonasme
Pleonasme berarti pemakaian kata-kata yang berlebihan. Badudu, 1993
(dalam Ida bagus, 2007) menegaskan bahwa gejala pleonasme timbul karena
beberapa kemungkinan, antara lain (1) pembicara tidak sadar (tidak sengaja)
bahwa apa yang diucapkan itu mengandung sifat berlebihan, (2) dibuat
bukan karena tidak sengaja, melainkan karena tidak tahu bahwa kata-kata
yang digunakannya mengungkapkan pengertian yang berlebih-lebihan, dan
(3) dibuat dengan sengaja sebagai salah satu bentuk gaya bahasa untuk
memberikan tekanan pada arti (intensitas).
3. Ambiguitas
Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan
tafsiran ganda tidak termasuk kalimat yang efektif. Contoh:
10
serta efektif. Kalimat yang seperti itulah yang mudah dipahami dan
dimengerti oleh pembaca atau pendengar. Hindarkanlah kesalahan nalar
dalam bertutur atau menulis.
7. Ketidaktepatan Bentuk Kata
Dewasa ini, banyak kita jumpai bentuk kata yang menyimpang (tidak tepat)
dari aturan yang ada. Misalnya: pengrusakan, pengluasan, perlawatan, dan
perletakan.
Bentuk seperti itu timbul karena pengaruh bahasa Jawa. Jadi dalam menulis
atau bertutur perhatikanlah bentuk kata yang digunakan. Gunakanlah bentuk
kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hindari kesalahan dalam
memilih bentuk kata.
8. Ketidaktepatan Makna Kata
Jika sebuah kata tidak dipahami maknanya, pemakaiannya pun mungkin
tidak akan tepat. Hal itu akan menimbulkan keganjilan, kekaburan, dan
salah tafsir. Disamping ketidaktepatan makna kata yang menjadi penyebab
ketidakefektifan kalimat, hubungan kata dengan maknanya juga sering
menimbulkan ketidakefektifan kalimat. Oleh karena itu, kita harus
memerhatikannya dengan cermat.
9. Pengaruh Bahasa Daerah
Banyak kata dari bahasa daerah masuk ke dalam bahasa Indonesia,
memperkaya perbendaharaan kata. Kata-kata bahasa daerah yang sudah
diserap ke dalam bahasa Indonesia tampaknya tidak menjadi masalah jika
digunakan dalam pemakaian bahasa sehari-hari. Akan tetapi, bahasa daerah
yang belum berterima dalam bahasa Indonesia inilah yang perlu dihindari
penggunaannya agar tidak menimbulkan kemacetan dalam berkomunikasi
sehingga informasi yang ingin disampaikan menjadi tidak efektif.
10. Pengaruh Bahasa Asing
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
bahasa lain, bahasa daerah ataupun bahasa asing. Pengaruh itu di satu sisi
dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia, tetapi di sisi lain dapat juga
mengganggu kaidah tata bahasa Indonesia sehingga menimbulkan
ketidakefektifan kalimat. Akhir-akhir ini, pengaruh bahasa Inggris sangat
besar. Beberapa kata yang berasal dari bahasa Inggris sering dipakai selain
kata-kata bahasa Indonesia yang searti dengan kata-kata itu.
11
RANGKUMAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Waraulia, A. M., & Saputra, A. N. (2018). BAHASA INDONESIA: untuk Mahasiswa dan
Umum. Madiun: UNIPMA PRESS.
13