Anda di halaman 1dari 41

BAB 2

RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 . Deskripsi Organisasi


2.1.1. Profil RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan
Sesuai dengan program pemerintah pusat yang tertuang dalam 9
agenda prioritas Nawacita, terutama agenda ke-5 yaitu meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia serta mendukung program JKN
(BPJS), Provinsi Sumatera Selatan turut berperan aktif dengan
membangun rumah sakit untuk masyarakat Sumatera Selatan.
Pembangunan rumah sakit ini juga bertujuan untuk menyambut program
pemerintah Indonesia dalam menyambut Asian Games 2018 dan upaya
dalam menindaklanjuti program Medical Tourism yang dicanangkan oleh
Pemerintah. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan juga telah bersiap
menjadi tuan rumah event olahraga internasional tersebut sehingga perlu
adanya peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur penunjang
pelaksanaan event tersebut, termasuk sarana pelayanan kesehatan.
2.1.2. Sejarah RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan
RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan merupakan Rumah
Sakit Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang dibangun atas
inisiatif Gubernur Sumatera Selatan Bapak Ir. H. Alex Noerdin untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya
daerah Palembang dan sekitarnya. Pembangunan rumah sakit
menggunakan anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
Rumah sakit ini merupakan milik pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
dan akan dikelola sebagai badan layanan umum daerah yang
mempunyai kewenangan dalam mengelola rumah sakit secara mandiri.
Sehingga dengan status BLUD tersebut diharapkan rumah sakit ini dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang profesional dan bermanfaat bagi
masyarakat setempat.

6
7

Pendirian RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan oleh


Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan di Palembang adalah
sebuah rencana yang sangat strategis dan cukup penting untuk
mendukung Asian Games 2018 dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Provinsi Sumatera Selatan. Rumah sakit ini merupakan
rumah sakit tipe C yang mempunyai fasilitas lengkap di Provinsi
Sumatera Selatan. Lokasi rumah sakit ini terletak di Jalan Kol. H. Burlian
Km 6.5 Palembang, berdampingan dengan RS Mata dan RS Gigi Mulut
yang berada di luas lahan 14 hektar. Rumah sakit ini mempunyai 400
kapasitas tempat tidur, yang akan dibuka secara bertahap dalam rangka
persiapan sarana dan prasarana untuk mewujudkan pelayanan yang
berkualitas.
2.1.3. Pertimbangan dan Landasan Hukum Didirikannya RSUD Siti
Fatimah Provinsi Sumatera Selatan
Landasan ideal pembangunan nasional adalah Pancasila,
sedangkan landasan konstitusional adalah Undang-Undang Dasar 1945,
sedangkan pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional dan sebagai landasan operasional penyusunan
rencana strategi bisnis. Adapun beberapa pertimbangan dan landasan
hukum untuk penyelenggaraan RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera
Selatan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan
Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. PP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedomandan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal;
6. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum;
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457 Tahun 2003 tentang
Standar Pelayanan Minimal;
8

8. RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan merupakan Unit


Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan yang
telah dibentuk dengan Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera
Selatan Nomor 38 Tahun 2017 tentang Pembentukan UPT Dinas
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan;
9. RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan kemudian akan
ditetapkan sebagai Unit kerja yang menerapkan Badan Layanan
Umum Daerah dengan Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera
Selatan;
10. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan
Mendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, Badan
Layanan Umum Daerah wajib memiliki Rencana Strategis Bisnis 5
tahunan;
11. RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan beroperasi mulai
tahun 2018, oleh karena itu Rencana Strategis Bisnis yang disusun
berlaku untuk 2018-2022;
12. Rencana Strategis Bisnis BLUD RSUD Siti Fatimah Provinsi
Sumatera Selatan disusun mengacu pada Peraturan Daerah Nomor
9 Tahun 2014 tentang RPJMD Provinsi Sumatera Selatan dan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2013-2018.
9
10

2.2. Visi, Misi, Motto, dan Nilai Organisasi (Core Value) RSUD Siti
Fatimah Provinsi Sumatera Selatan
2.2.1. Visi
“Menjadi Rumah Sakit Umum Rujukan Provinsi dan Rumah Sakit
Pendidikan yang Mampu Mewujudkan Pelayanan yang Bermutu,
Profesional, Efisien dengan Standar Pelayanan Kelas Dunia”.
2.2.2. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut RSUD Siti Fatimah
Provinsi Sumatera Selatan menetapkan misi yaitu:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, prima,
informatif, dan efektif dengan tetap memperhatikan aspek sosial
kemasyarakatan;
2. Menyelenggarakan pelayanan yang mengutamakan keramahan,
kecepatan, keselamatan, keamanan, kemudahan, dan kenyamanan;
3. Memberikan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan
Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan teknologi modern
dan pelayanan kesehatan secara komprehensif kepada masyarakat;
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berkesinambungan
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
5. Menciptakan SDM yang mempunyai daya saing tinggi dan loyal
terhadap organisasi;
6. Mengembangkan pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang
terintegrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan;
7. Menjalin kerja sama dengan institusi terkait baik dalam dan luar negeri
untuk memperluas jaringan dan meningkatkan kinerja rumah sakit;
8. Mewujudkan sistem manajemen rumah sakit yang mampu
meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan dan menjamin
kepastian hukum secara transparan, akuntabel dan auditable;
9. Membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekitar.
2.2.3. Motto
“Kami Selalu Terdepan Melayani Kesehatan Anda”
11

2.2.4. Nilai Organisasi (Core Value)


“WE PROTECT” :
1. Welcome
2. Empathy
3. Professional
4. Respect
5. One Stop Service Hospital (Curative and Rehabilitative)
6. Team Work
7. Embrace Innovation
8. Customer Oriented, Cost Effectiveness
9. Time Response

2.3. Tugas Pokok Perawat


Adapun tugas pokok Perawat Terampil berdasarkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
25 Tahun 2014 yaitu :
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
2. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif;
3. Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif;
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan atau pelindung fisik
pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka
upaya preventif;
5. Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya
(melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien) pada
individu dalam rangka upaya preventif;
6. Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam rangka
melakukan upaya preventif;
7. Memberikan oksigenasi sederhana;
8. Memberikan bantuan hidup dasar;
9. Melakukan pengukuran antropometri;
12

10. Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi;


11. Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien;
12. Melakukan mobilisasi posisi pasien;
13. Mempertahankan posisi anatomis pasien;
14. Melakukan fiksasi fisik;
15. Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat;
16. Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien;
17. Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung kenyamanan
pada pasien;
18. Melakukan pemeliharaan diri pasien;
19. Memandikan pasien;
20. Membersihkan mulut pasien;
21. Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin;
22. Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang warming
blanket);
23. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
24. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care);
25. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal;
26. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka, dan
kematian;
27. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
28. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;
29. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
30. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
31. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
32. Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu; dan
33. Melakukan supervisi.
13

2.4. Deskripsi Isu/Problematika di Ruang Rawat Inap Wings B RSUD


Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan
Isu dapat diartikan sebagai suatu kejadian/fenomena yang
diartikan sebagai masalah. Menurut KBBI, isu merupakan masalah yang
dikedepankan untuk ditanggapi, kabar yang tidak jelas asal usulnya dan
tidak terjamin kebenarannya; desas desus. Dalam hal ini, isu yang muncul
digunakan untuk meningkatkan kinerja perawat di rumah sakit agar dapat
memberikan pelayanan yang terbaik. Pelayanan di Ruang Rawat Inap
Wings B RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan sudah sangat
baik, namun masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi. Adapun
isu-isu terkait antara lain :
2.4.1. Kurangnya kepatuhan perawat dalam menulis rekam medis
Pasien secara lengkap di ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti
Fatimah Provinsi Sumatera Selatan.
Dokumentasi keperawatan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam proses memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
Salah satu bentuk dokumentasi keperawatan yaitu rekam medis pasien
harus diisi sesuai dengan kondisi pasien dan secara lengkap.
Permasalahan yang terjadi di ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti
Fatimah Provinsi Sumatera Selatan yaitu masih kurangnya kepatuhan
perawat dalam menulis rekam medis secara lengkap dibuktikan dengan
rekam medis pasien masih ada form yang belum terisi secara lengkap
atau tidak mengisi rekam medis sesuai petunjuk pengisian yang telah
dibakukan.
Kondisi ideal : Meningkatnya kepatuhan perawat dalam menulis rekam
medis secara lengkap.
Kaitan dengan peran dan kedudukan ASN : Manajemen ASN.
2.4.2. Masih ditemukan pembuangan sampah infeksius dan non
infeksius tidak pada tempatnya di ruang Rawat Inap Wings B
RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan.
Sampah infeksius yaitu sampah yang ada hubungannya dengan
pasien, seperti jarum suntik, infus yang sudah dipakai dan terdapat darah
14

pasien, jaringan biologis pasien, sisa-sisa obat dan lainnya. Sedangkan


sampah non infeksius yaitu sampah yang tidak ada kaitannya dengan
pasien, seperti kertas-kertas yang tidak terpakai. Permasalahannya masih
ditemukan sampah infeksius yang dibuang di dalam kotak sampah non
infeksius maupun sebaliknya. Hal ini dapat mengakibatkan cedera atau
trauma bagi petugas kebersihan yang sedang melakukan pemilahan
sampah tersebut jika ditemukannya jarum suntik yang dibuang tidak pada
tempatnya. Disini pentingnya penulis mengambil isu mengenai masih
ditemukan pembuangan sampah infeksius dan non infeksius tidak pada
tempatnya di ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti Fatimah Provinsi
Sumatera Selatan.
Kondisi ideal : Pembuangan sampah infeksius dan non infeksius sesuai
pada tempat yang telah ditentukan.
Kaitan dengan peran dan kedudukan ASN : Whole of Government
2.4.3. Kurangnya pemahaman perawat dalam memakai Alat
Pelindung Diri saat melakukan tindakan keperawatan pada
pasien di ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti Fatimah
Provinsi Sumatera Selatan.
Alat pelindung diri merupakan hal yang sangat penting ketika
perawat sedang melakukan tindakan keperawatan pada pasien, tujuannya
adalah agar tidak terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit. Macam-
macam alat pelindung diri yang biasa dipakai di ruang rawat inap seperti
masker dan handscoon. Permasalahan yang terjadi adalah masih ada
perawat yang kurang memahami tentang penggunaan alat pelindung diri
ini dan juga masih ditemukannya perawat yang memakai alat pelindung
diri yang kurang efektif saat melakukan tindakan keperawatan pada
pasien.
Kondisi ideal : Peningkatan pemahaman perawat dalam memakai Alat
Pelindung Diri saat melakukan tindakan keperawatan pada pasien.
Kaitan dengan peran dan kedudukan ASN : Pelayanan Publik
2.4.4. Kurangnya kesadaran perawat dalam menerapkan 6 langkah
cuci tangan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial di
15

ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti Fatimah Provinsi


Sumatera Selatan.
Kejadian infeksi nosokomial memang tidak bisa dianggap sepele
dan diremehkan oleh perawat. Saat akan melakukan tindakan
keperawatan dan setelah melakukan tindakan keperawatan penting sekali
bagi perawat untuk mencegah atau memutus rantai infeksi tersebut
dengan salah satu cara yaitu mencuci tangan dengan benar. Dengan 6
langkah cuci tangan.ini jika dilakukan secara benar dan sesuai dengan
SOP yang berlaku rantai infeksi tersebut dapat terputus.
Permasalahannya perawat masih belum optimal dalam menerapkan 6
langkah cuci tangan ini di ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti Fatimah
Provinsi Sumatera Selatan.
Kondisi ideal : Meningkatnya kesadaran perawat dalam menerapkan 6
langkah cuci tangan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Kaitan dengan peran dan kedudukan ASN : Whole of Government.
2.4.5. Kurang optimalnya penggunaan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit oleh perawat di ruang Rawat Inap Wings B RSUD
Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan.
Di era globalisasi saat ini penggunaan teknologi yang tepat daya
sangat menguntungkan dalam dunia pekerjaan agar suatu pekerjaan
tersebut dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit di ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti
Fatimah Provinsi Sumatera Selatan diadakan sebagai upaya mengurangi
penggunaan kertas (paper less) dan memudahkan perawat dalam
melakukan dokumentasi keperawatan secara efektif dan efisien.
Permasalahannya di ruang ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti Fatimah
Provinsi Sumatera Selatan perawat kurang mengoptimalkannya
penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
Kondisi ideal : Optimalnya penggunaan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit oleh perawat.
Kaitan dengan peran dan kedudukan ASN : Manajemen ASN.
16

2.5. Analisis Isu


Dari deskripsi terkait isu-isu di atas maka diperlukan analisis
lanjutan dari kelima isu tersebut. Analisis digunakan untuk mendapatkan
kualitas isu tertinggi. Selain itu, tidak semua isu terkategori menjadi isu
yang aktual. Sehingga perlu dilakukan kriteria isu. Alat analisis kriteria isu
tersebut yaitu USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Penilaian dengan metode USG melibatkan sistem penilaian
dengan rentang 1-5. Semakin tinggi nilai maka semakin menunjukkan
bahwa isu tersebut sangat urgent dan sangat serius untuk segera
ditangani.
1. Urgency : Seberapa mendesak isu itu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti
2. Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dan dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan
3. Growth : Seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera
Tabel 2.1. Analisis Kualitas Isu dengan Alat Analisis USG
No. Isu Kriteria Jumlah Peringkat
U S G
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Kurangnya kepatuhan 3 4 4 11 3
perawat dalam
menulis rekam medis
secara lengkap di
ruang Rawat Inap
Wings B RSUD Siti
Fatimah Provinsi
Sumatera Selatan
2. Masih ditemukan 3 3 4 10 4
pembuangan sampah
17

infeksius dan non


infeksius tidak pada
tempatnya di ruang
Rawat Inap Wings B
RSUD Siti Fatimah
Provinsi Sumatera
Selatan
3. Kurangnya 4 4 4 12 2
pemahaman perawat
dalam memakai Alat
Pelindung Diri saat
melakukan tindakan
keperawatan pada
pasien di ruang Rawat
Inap Wings B RSUD
Siti Fatimah Provinsi
Sumatera Selatan
4. Kurangnya kesadaran 4 5 5 14 1
perawat dalam
menerapkan 6
langkah cuci tangan
untuk mencegah
terjadinya infeksi
nosokomial di ruang
Rawat Inap Wings B
RSUD Siti Fatimah
Provinsi Sumatera
Selatan
5. Kurang optimalnya 3 3 3 9 5
penggunaan Sistem
Informasi Manajemen
Rumah Sakit oleh
18

perawat di ruang
Rawat Inap Wings B
RSUD Siti Fatimah
Provinsi Sumatera
Selatan
Keterangan :
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
5 : Sangat Mendesak 5 : Sangat Serius 5 : Sangat
Berdampak
4 : Mendesak 4 : Serius 4 : Berdampak
3 : Cukup Mendesak 3 : Cukup Serius 3 : Cukup
Berdampak
2 : Tidak Mendesak 2 : Tidak Serius 2 : Tidak
Berdampak
1 : Sangat Tidak Mendesak 1 : Sangat Tidak 1 : Sangat Tidak
Serius Berdampak

2.6. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih


Berdasarkan hasil penetapan kriteria kualitas isu yang dilakukan
dengan menggunakan USG, maka isu yang terpilih akan ditentukan
kegiatan dan tahapan yang akan dilakukan sehingga dapat memberikan
pengaruh dan penguatan pada nilai-nilai organisasi dan dapat
memberikan kontribusi bagi visi dan misi organisasi.
“Kurangnya kesadaran perawat dalam menerapkan 6 langkah
cuci tangan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial di ruang
Rawat Inap Wings B RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan”.
Penetapan isu tersebut didapatkan sesuai dengan poin tertinggi
berdasarkan USG yang telah dilakukan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan WHO pada tahun 2006
terkait kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit menunjukkan bahwa
sekitar 8,70% dari 55 rumah sakit di 14 negara yang berada di Eropa,
Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik menunjukkan adanya infeksi
19

nosokomial. Prevalensi dari infeksi tersebut mencapai 9% atau kurang


lebih 1,40 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia terkena
infeksi nosokomial.
Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety
challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi
strategi penerapan cuci tangan untuk tenaga kesehatan dengan
menerapkan 6 langkah mencuci tangan. Dimana pelaksanaan cuci tangan
harus sesuai dengan prosedur standar untuk mencegah perkembangan
kuman. Cuci tangan yang benar yaitu sesuai dengan 6 langkah cuci
tangan. Ketepatan durasi dalam melakukan cuci tangan dengan
menggunakan sabun dan air mengalir 40-60 detik, bila menggunakan
handrub 20-30 detik. Data penelitian mengemukakan bahwa dengan
melakukan cuci tangan dapat menurunkan 20%-40% kejadian infeksi
nosokomial (WHO, 2009).
Apabila kesadaran perawat untuk menerapkan 6 langkah cuci
tangan tidak segera dilakukan penyelesaian maka dikhawatirkan akan
terjadinya infeksi nosokomial. Oleh karena itu isu ini sangat penting untuk
diselesaikan maka penulis mengambil tema “Peningkatan Kesadaran
Perawat dalam Menerapkan 6 Langkah Cuci Tangan Untuk Mencegah
Terjadinya Infeksi Nosokomial di ruang Rawat Inap Wings B RSUD
Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan”, dengan penerapan nilai-nilai
dasar profesi ASN serta peran dan kedudukan ASN dalam habituasinya.
2.6.1. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
Nilai-nilai dasar profesi ASN terdiri atas nilai dasar ANEKA yaitu,
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi.
2.6.1.1. Akuntabilitas
Kata akuntabilitas berasal dari bahasa Inggris yaitu Accountabiliy
yang berarti pertanggung jawaban atau keadaan untuk dipertanggung
jawabkan. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban–kewajiban
setiap individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola
20

sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat


menjawab hal–hal yang menyangkut pertanggung jawabannya.
Akuntabilitas dapat berarti bahwa pemerintah harus dapat
mempertanggung jawabkan secara moral, hukum, dan politik atas
kebijakan tindakan-tindakannya kepada rakyat. Menurut Mulgan, (2003)
dalam Kusuma Sari dkk (2015), akuntabilitas merupakan kontrak antara
pemerintah dengan aparat birokrasi, serta antara pemerintah yang diwakili
oleh PNS dengan masyarakat. Kontrak antara kedua belah pihak tersebut
memiliki ciri – ciri antara lain :
1. Akuntabilitas eksternal yaitu tindakan pengendalian yang bukan bagian
dari tanggung jawabnya;
2. Akutabilitas interaksi merupakan pertukaran sosial dua arah antara
yang menuntut dan yang menjadi tanggung jawabnya dalam memberi
jawaban, respon, rectificatio;
3. Hubungan akuntabilitas merupakan hubungan kekuasaan struktural
antara pemerintah dan publik yang dapat dilakukan secara asimetri
sebagai haknya
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, maka terdapat
indikator keberhasilan nilai – nilai akuntabilitas, yaitu :
1. Kepemimpinan
Pemimpin sebagai atasan mempunyai peran yang sangat penting untuk
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel. Pemimpin memberikan
contoh yang baik kepada bawahan serta pemimpin memiliki komitmen
yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
2. Transparansi
Transparansi bertujuan untuk mendorong komunikasi dan kerjasama,
meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan dan
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan.
3. Integritas
Integritas merupakan keseimbangan atau kesesuaian antara apa yang
dikatakan dengan tindakan yang dilakukan, yang bertujuan menjadikan
21

suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hokum


yang berlaku.
4. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan suatu kewajiban dari individu atau
lembaga sebagai pelayan publik terhadap setiap tindakan yang telah
dilakukan kepada masyarakat.
5. Keadilan
Keadilan adalah hal – hal yang berkenaan pada sikap dan tindakan
dalam hubungan anatar manusia yang berisi sebuah tuntuan agar
sesamanya dapat memperlakukan sesuai dengan hak dan kewajiban.
6. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan
Kinerja yang baik harus disertai keseimbangan kapasitas sumber daya
dan keahlian yang dimiliki.
8. Kejelasan
Pedoman individu atau kelompok dalam melaksanakan suatu pekerjaan
maka wajib untuk memahami kewenangan, peran dan tanggung jawab,
misi organisasi, kinerja untuk mencapai apa diharapkan organisasi.
9. Konsistensi
Konsistensi bertujuan menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan
yang akuntabel.
2.6.1.2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu
terhadap bangsanya. Makna nasionalisme secara politis merupakan
manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita–cita dan
pendorong bagi suatu bangsa baik merebut kemerdekaan atau
mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara.
Ciri – ciri nasionalisme adalah :
22

1. Sudah ada persatuan dan kesatuan bangsa;


2. Sifat perjuangan bersifat nasional;
3. Tujuannya untuk mencapai kemerdekaan agar dapat mendirikan suatu
negara merdeka yang kekuasaannya berada di tangan rakyat;
4. Sudah ada organisasi modern dan bersifat nasional;
5. Mengandalkan kekuatan pikiran, dimana pendidikan sangat berperan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Terdapat lima indikator keberhasilan dari nilai – nilai nasionalisme yaitu :
1. Sila ke-1 ( Ketuhanan yang Maha Esa)
Nilai Ketuhanan yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan
dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam
semesta. Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan
bangsa religious, bukan bangsa atheis. Dalam sila pertama memaknai
bahwa negara yang didirikan dalam pelaksanaannya dan
penyelenggraaanya harus dijiwai oleh nilai nilai keagamaan.
2. Sila ke-2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai
dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani
dengan memperlakukan segala sesuatu sebagaimana mestinya. Dalam
sila kemanusiaan terkandung bahwa negara harus menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai mahluk beradab, selain itu sila ini
mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia
dengan didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya
dengan norma norma dan kebudayaan pada umumnya, baik terhadap diri
sendiri, sesama manusia maupun dengan lingkungan disekitar
kehidupannya.
3. Sila ke-3 ( Persatuan Indonesia)
Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha untuk mencapai
kesatuan antar sesama rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus
mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman
yang dimiliki bangsa Indonesia. Negara Indonesia memiliki beraneka
ragam perbedaan manusia, yang diantaranya perbedaan suku, ras,
23

golongan. Oleh karena itu perbedaan bukan untuk diruncingkan


menjadi konflik dan permusuhan, melainkan diarahkan pada suatu
keadaan yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan
yang bersama untuk menwujudkan tujuan bersama sebagai bangsa.
4. Sila ke-4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan)
Sila ini mengandung makna bahwa suatu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui
lembaga perwakilan. Dalam sila ini terkandung nilai demokrasi yang
secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup bernegara, adanya
kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap
masyarakat bangsa maupun secara moralterhadap Tuhan yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, menjamin dan
memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama, serta
mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosal
agar tercapai tujuan bersama.
5. Sila ke-5 (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia)
Nilai yang terkandung dalam sila ke-5 yaitu terkandung nilai nilai yang
merupakan tujuan negara sebagai tujuan hidup bersama. Keadilan
tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu
keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia
dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan
negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhan.
2.6.1.3. Etika Publik
Menurut Ricocur (1990) etika adalah tujuan hidup yang baik
bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Etika dapat
dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menetukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan
hak – hak individu, mencangkup cara – cara dalam pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal – hal yang baik dan buruk
serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan nilai
24

nilai yang dianut (Catalano, 1991 dalam Kumorotomo, Wahyudi dkk,


2015).
Pelayanan publik yang profesional tidak hanya membutuhkan
kompetensi teknik dan leadership, tetapi juga membutuhkan kompetensi
etika. Tanpa kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak
peduli, diskriminatif, terutama pada kalangan bawah. Etika publik merupakan
refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai nilai (kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan) dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain. Terdapat 3
fokus utama dalam pelayanan publlik, yaitu :
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi;
3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
Nilai-nilai dasar etika publik yang tercantum dalam Undang-Undang :
1. Memegang teguh nilai nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
4. Membuat keputusan bedasarkan prinsip keadilan;
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
25

14. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis


sebagai perangkat sistem karir.
2.6.1.4. Komitmen Mutu
Menurut pendapat Goetsch dan Davis (2006) dalam Yuniarsih dan
Taufik (2001), mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen atau pengguna. Berdasarkan pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat diartikan sebagai alat
pembeda atau pembanding dengan produk/jasa lainnya yang dihasilkan oleh
lembaga lain sebagai pesaing. Indikator nilai nilai komitmen mutu antara
lain :
1. Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja;
2. Efisien yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang keluar alur;
3. Inovatif yaitu melakukan perubahan untuk menciptakan proses, produk,
dan gagasan yang lebih efektif yang mendukung keberhasilan suatu
organisasi dalam mecapai tujuannya. Inovasi diperlukan untuk
menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien serta responsif sesuai
kebutuhan masyarakat yang dinamis;
2.6.1.5. Anti Korupsi
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah
tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara. Korupsi berasal dari bahasa Latin yaitu
Corruptio yang memiliki arti kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Korupsi
sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah
26

karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam


ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun watu yang pendek,
namun dapat berdampak dalam jangka waktu yang panjang (Dwiyanto, Agus
dkk, 2015).
Berdasarkan Undang-Undang No. 31 tahun 1999, terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi yaitu :
1. Kerugian keuangan negara;
2. Suap menyuap;
3. Pemerasan;
4. Perbuatan curang;
5. Penggelapan dalam jabatan;
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan;
7. Gratifikasi.
KPK bersama para ahli telah melakukan identifikasi nilai nilai dasar
anti korupsi, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain.
2. Peduli
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Rasa
kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian
yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pikirnya guna bekerja secara efektif. Jejaring sosial yang dimiliki pribadi
yang mandiri dimanfaatkan untuk menunjang pekerjaannya tetapi tidak
untuk mengalihkan tugasnya. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
27

hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi


mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan
utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung jawab
Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan, di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian. Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang
mempunyai etos kerja dengan yang tidak memiliki etos kerja. Individu
beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.
Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan
tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
28

kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar


harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara
tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan
tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal
yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

2.6.2. Nilai Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI


Ada 3 nilai yang termasuk dalam peran dan kedudukan ASN,
antara lain :
2.6.2.1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik serta bersih dari praktik Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme. ASN memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Pelaksana kebujakan publik;
2. Pelayanan publik;
3. Perekat dan pemersatu bangsa.
Sedangkan tugas dari ASN adalah :
29

1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian (PPK) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
2. Memberikan pelayanan public yang profesional dan berkualitas;
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2.6.2.2. Whole of Government (WoG)
WoG merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan
dari keseluruhan sektor dalm ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
untuk mencapai tujuan pembangunan. WoG juga dipandang sebagai
bentuk kerja sama antara seluruh sektor, pemerintah dan sebaliknya. Ada
2 alasan dibentuknya WoG, yaitu :
1. Faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar
tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang baik;
2. Faktor-faktor internal seperti fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sector dalam
pembangunan.
WoG diperlukan sebagai sebuah upaya untuk memahami
pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai tujuan
bersama.
2.6.2.3. Pelayanan Publik
Menurut UU No 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik,
pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Dalam pelayanan publik terdapat 3 unsur penting, yaitu organisasi
penyelenggaraan pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan serta
kepuasan yang diberikan dan/atau yang diterima oleh penerima layanan
30

(pelanggan). Prinsip-prinsip dalam pelayanan publik antara lain


partisipasif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah,
efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel serta berkeadilan.
31

2.7. Matrik Rancangan

MATRIK RANCANGAN AKTUALISASI

Unit kerja : Ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan
Identifikasi isu :
1. Kurangnya kepatuhan perawat dalam menulis rekam medis secara lengkap di ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti
Fatimah Provinsi Sumatera Selatan.
2. Masih ditemukan pembuangan sampah infeksius dan non infeksius tidak pada tempatnya di ruang Rawat Inap Wings B
RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan.
3. Kurangnya pemahaman perawat dalam memakai Alat Pelindung Diri saat melakukan tindakan keperawatan pada pasien di
ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan.
4. Kurangnya kesadaran perawat dalam menerapkan 6 langkah cuci tangan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial di
ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan.
5. Kurang optimalnya penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit oleh perawat di ruang Rawat Inap Wings B
RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan.
Isu yang diangkat :
“Kurangnya kesadaran perawat dalam menerapkan 6 langkah cuci tangan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial di
ruang Rawat Inap Wings B RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan”.
32

Gagasan pemecahan isu :


1. Melakukan konsultasi kepada mentor mengenai kegiatan edukasi pentingnya penerapan 6 langkah cuci tangan untuk
mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
2. Mengumpulkan referensi tentang 6 langkah cuci tangan dan infeksi nosokomial.
3. Membuat leaflet sebagai media edukasi.
4. Melakukan sosialisasi kepada perawat tentang pentingnya penerapan 6 langkah cuci tangan untuk mencegah terjadinya
infeksi nosokomial.
5. Melakukan evaluasi kepada perawat terkait sosialisasi yang sudah diberikan.
33

Tabel 2.2. Matrik Rancangan Aktualisasi


No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Kontribusi Kegiatan Kontribusi
. Kegiatan Kegiatan Mata Pelatihan Pencapaian Visi Pencapaian
Misi Organisasi Penguatan Nilai-
Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan1.6.1.5.1.1.1. Menghubungi 1. Surat Keterkaitan dengan nilai-nilai Sebelum melakukan Untuk memulai
konsultasi mentor untuk pernyataan dasar ASN : suatu kegiatan perlu suatu kegiatan
kepada mentor menyusun persetujuan Akuntabilitas dilakukan persiapan diperlukan langkah
mengenai jadwal mentor Bertanggung jawab (melaporkan dan perencanaan yang tepat agar
kegiatan edukasi pertemuan 2. Formulir kegiatan kepada atasan yang matang. Hal ini tujuan akhir yang
pentingnya 2.Konsultasi catatan merupakan salah satu bentuk dimaksudkan untuk diharapkan dapat
penerapan 6 dengan bimbingan tanggung jawab terhadap tugas). memperoleh hasil tercapai.
langkah cuci mentor 3. Kartu Transparan (dalam akhir agar
tangan untuk langkah- bimbingan konsultasi/berkomunikasi dengan mendukung visi misi Adapun kegiatan ini
mencegah langkah yang mentor mentor, harus secara terbuka organisasi : memperkuat nilai
terjadinya infeksi akan 4. Dokumentasi sehingga tidak merugikan pihak Visi organisasi berupa :
nosokomial dilakukan kegiatan manapun). Menjadi rumah sakit Team Work
dalam konsultasi Konsisten (Adanya kesepakatan umum rujukan (kerjasama tim
penerapan 6 bersama untuk menjaga provinsi dan rumah dalam menentukan
langkah cuci komitmen yang ada). sakit pendidikan kegiatan edukasi).
tangan untuk Nasionalisme yang mampu Embrace
mencegah Sila ke-4 : (Kerakyatan yang mewujudkan Innovation (terus
terjaidnya dipimpin oleh hikmat pelayanan yang melakukan inovasi
infeksi kebijaksanaan dalam bermutu, profesional, demi kemajuan
34

nosokomial permusyawaratan perwakilan). efisien dengan rumah sakit).


3. Mencatat dan Adanya konsultasi dengan atasan standar pelayanan
menindaklanju menunjukkan adanya kelas dunia.
ti hasil musyawarah antara atasan dan Misi
konsultasi bawahan sebelum melakukan Meningkatkan mutu
dengan suatu kegiatan. pelayanan
mentor Etika Publik kesehatan yang
Menghargai komunikasi, berkesinambungan
konsultasi, dan kerjasama (dalam dengan
menyampaikan rencana kegiatan perkembangan ilmu
yang akan dilakukan, harus pengetahuan dan
memperhatikan etika dengan teknologi.
menghargai komunikasi,
konsultasi, dan kerjasama yang
dilakukan oleh peserta kepada
mentor).
Komitmen Mutu
Efektif (Koordinasi dengan atasan
mengenai kegiatan yang akan
dilakukan sesuai dengan sasaran
yang dituju)
Efisien (Koordinasi dengan
atasan dilakukan dengan cepat
dan tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan).
Anti Korupsi
Jujur (Komunikasi yang dilakukan
pada mentor harus secara
35

terbuka, terus terang, dan siap


menerima kritik).

Keterikatan dengan agenda


peran dan kedudukan ASN :
Manajemen ASN yaitu
melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab serta integritas dalam
penyampaian ide.
Whole of Government yaitu
melakukan konsultasi
mencerminkan kerjasama yang
baik dengan mentor untuk
tercapainya kegiatan aktualisasi
dengan lancar.
Pelayanan Publik yaitu
membuat rangkaian kegiatan
sebagai upaya untuk pemenuhan
kebutuhan pelayanan.
2 Mengumpulkan 1. Mencari jurnal-1. Tersedianya Keterkaitan dengan nilai-nilai Dengan Adapun kegiatan ini
referensi tentang jurnal terkait 6 jurnal-jurnal dasar ASN : mengumpulkan data memperkuat nilai
6 langkah cuci langkah cuci pendukung Akuntabilitas yang akurat, dapat organisasi berupa :
tangan dan tangan dan dalam Transparan (referensi dan data meningkatkan mutu Professional
infeksi infeksi melakukan yang didapat harus dilampirkan pelayanan dan (bertanggung jawab
nosokomial nosokomial proses secara terbuka sehingga tidak sumber daya dalam
2. Mencari SOP di aktualisasi merugikan pihak manapun). kesehatan melaksanakan
ruang Rawat2. Tersedianya sebagaimana yang tugas).
36

Inap Wings B SOP di ruang Bertanggung jawab terdapat pada visi


tentang 6 Rawat Inap (mencantumkan sumber referensi misi organisasi :
langkah cuci Wings B dan data menunjukkan sikap Visi
tangan untuk tentang 6 bertanggung jawab terhadap Menjadi rumah sakit
membantu langkah cuci laporan yang dibuat). umum rujukan
proses tangan untuk Nasionalisme provinsi dan rumah
aktualisasi membantu Sila ke-2 : (Kemanusiaan yang sakit pendidikan
proses adil dan beradab) Dimaksudkan yang mampu
aktualisasi agar tindakan yang dilakukan mewujudkan
adalah untuk kepentingan pelayanan yang
perbaikan, sehingga tidak bermutu, profesional,
membeda-bedakan tindakan efisien dengan
yang akan dilakukan di kemudian standar pelayanan
hari. kelas dunia.
Etika Publik Misi
Mempertanggungjawabkan Mengembangkan
tindakan dan kinerjanya kepada pendidikan,
publik dengan mengumpulkan pelatihan, dan
data yang akurat. penelitian yang
Komitmen Mutu terintegrasi untuk
Efektif, Efisien (Memanfaatkan meningkatkan
informasi yang ada dengan kualitas pelayanan.
mencari data melalui jurnal, buku
atau e-book maka pengumpulan
data dapat dilakukan dengan
tepat dan cepat).
Anti Korupsi
Jujur (Kegiatan yang akan
37

dilakukan benar, tidak mengada-


ada).

Keterkaitan dengan agenda


peran dan kedudukan ASN :
Manajemen ASN yaitu
melaksanakan tugas dan fungsi
secara integrasi dalam
pengumpulan data.
Pelayanan Publik yaitu
membuat rangkaian kegiatan
untuk pemenuhan kebutuhan
pelayanan.
3 Membuat leaflet1. Mengumpulkan 1. Leaflet yang Keterikatan dengan nilai-nilai Membuat leaflet Adanya kegiatan ini
sebagai media bahan yang sudah dicetak dasar ASN : sebagai media memperkuat nilai
edukasi sudah dicari Akuntabilitas edukasi merupakan organisasi berupa :
dan menyeleksi Transparan (desain yang dibuat salah satu upaya Professional
untuk harus melampirkan data secara meningkatkan (bertanggung jawab
dimasukkan ke valid sehingga tidak merugikan pelayanan kesehatan dalam
dalam leaflet pihak manapun). dan upaya untuk melaksanakan
2. Membuat Bertanggung jawab (sikap menjadikan RSUD tugas).
desain leaflet di bertanggung jawab terhadap Siti Fatimah Provinsi
aplikasi tugas). Sumatera Selatan
Microsoft Konsisten (informasi yang sebagai rumah sakit
3. Konsultasi diberikan kepada perawat pendidikan
dengan mentor dengan media leaflet merupakan sebagaimana
dan coach bentuk kosnsistensi dalam terdapat pada visi
mengenai meningkatkan kesadaran misi organisasi :
38

materi yang perawat). Visi


dicantumkan Nasionalisme Menjadi rumah sakit
pada leaflet Sila ke-4 (kerakyatan yang umum rujukan
serta hasil dipimpin oleh hikmat provinsi dan rumah
desainnya kebijaksanaan dalam sakit pendidikan
4. Mencetak permusyawaratan dan yang mampu
leaflet perwakilan) : Media leaflet mewujudkan
5. Berkoordinasi merupakan bahan bacaan yang pelayanan yang
dengan kepala dapat digunakan sebagai bahan bermutu, profesional,
ruangan dalam dalam musyawarah untuk efisien dengan
penempatan meningkatkan kesadaran standar pelayanan
leaflet perawat). kelas dunia.
Etika Publik Misi
Bertanggung jawab Mengembangkan
(mempertanggung jawabkan pendidikan,
tindakan dan kinerjanya kepada pelatihan, dan
publik). penelitian yang
Menghargai komunikasi, terintegrasi untuk
konsultasi, dan kerjasama (dalam meningkatkan
menyampaikan kegiatan yang kualitas pelayanan.
akan dilakukan harus
memperhatikan etika dengan
menghargai komunikasi,
konsultasi, dan kerjasama yang
dilakukan oleh peserta kepada
mentor dan kepala ruangan).
39

Komitmen Mutu
Efektif (memberikan pengetahuan
kepada perawat melalui leaflet
sebagai bahan bacaan sehingga
kegiatan yang dilakukan tepat
sasaran).
Efisien (dilakukan dengan cepat
dan tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan).
Anti Korupsi
Jujur (kegiatan yang akan
dilakukan adalah benar, tidak
mengada-ada).
Peduli (peduli untuk
mengoptimalkan kegiatan yang
dilakukan perawat).

Keterkaitan dengan agenda


peran dan kedudukan ASN :
Manajemen ASN
Melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab serta integritas dalam
penyampaian ide.
Whole of Government
Adanya kerjasama dengan
kepala ruangan dalam
meningkatkan kesadaran
40

perawat.
4 Melakukan 1. Meminta izin1. Persetujuan Keterkaitan dengan nilai-nilai Melakukan Adapun kegiatan ini
sosialisasi kepada mentor dan dukungan dasar ASN : sosialisasi kepada memperkuat nilai
kepada perawat dan kepala mentor dan Akuntabilitas perawat merupakan organisasi berupa :
tentang ruangan untuk kepala ruangan Transparan (dalam melakukan upaya meningkatkan Embrace
pentingnya melakukan secara lisan sosialisasi harus secara terbuka pelayanan kesehatan Innovation (terus
penerapan 6 sosialisasi 2. Dokumentasi sehingga tidak merugikan pihak dan meningkatkan melakukan inovasi
langkah cucii2. Menyiapkan kegiatan manapun). mutu sumber daya demi kemajuan
tangan untuk tempat dan berupa foto Integritas (apa yang sudah dibuat kesehatan sesuai rumah sakit).
mencegah media untuk3. Daftar hadir dalam rancangan harus dengan visi misi Team Work
terjadinya infeksi sosialisasi peserta dikerjakan). organisasi : (kerjasama tim
nosokomial (leaflet) sosialisasi Bertanggung jawab (terhadap Visi dalam melakukan
3. Membuat daftar informasi yang diberikan pada Menjadi rumah sakit kegiatan
hadir peserta saat sosialisasi dapat umum rujukan sosialisasi).
sosialisasi dipertanggung jawabkan provinsi dan rumah
4. Mengumpulkan kebenaran informasinya). sakit pendidikan
peserta Nasionalisme yang mampu
5. Membagikan Sila ke-4 (kerakyatan yang mewujudkan
leaflet kepada dipimpin oleh hikmat pelayanan yang
peserta kebijaksanaan dalam bermutu, profesional,
6. Melakukan permusyawaratan dan efisien dengan
sosialisasi perwakilan) : Sosialisasi standar pelayanan
kepada peserta mencerminkan nilai musyawarah kelas dunia.
tentang 6 untuk meningkatkan kesadaran Misi
langkah cuci perawat. 1. Meningkatkan mutu
tangan untuk Etika Publik pelayanan
mencegah Sopan (dalam melakukan kesehatan yang
terjadinya sosialisasi harus memperhatikan berkeseinambunga
41

infeksi etika, tata karma, dan sikap, n sesuai dengan


nosokomial sehingga pesan utama dapat perkembangan ilmu
tersampaikan). pengetahuan dan
Komitmen Mutu teknologi.
Efektif (koordinasi dengan atasan2. Mengembangkan
mengenai kegiatan yang akan pendidikan,
dilakukan agar kegiatan yang pelatihan, dan
akan dilakukan sesuai dengan penelitian yang
sasaran yang dituju). terintegrasi untuk
Efisien (koordinasi dengan meningkatkan
atasan dilakukan dengan cepat kualitas pelayanan.
dan tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan).
Anti Korupsi
Jujur (komunikasi yang dilakukan
harus secara terbuka, terus
terang, dan siap menerima kritik).

Keterkaitan dengan agenda


peran dan kedudukan ASN :
Manajemen ASN
Melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab serta integritas dalam
penyampaian ide.
Pelayanan Publik
Membuat rangkaian kegiatan
sebagai upaya untuk pemenuhan
42

kebutuhan pelayanan.
Whole of Government
Melakukan kerjasama yang baik
dengan mentor dan kepala
ruangan agar tercapainya
kegiatan sosialisasi dengan
lancar.
5 Melakukan 1. Meminta izin1. Dokumentasi Keterkaitan dengan nilai-nilai Melakukan evaluasi Adapun kegiatan ini
evaluasi kepada kepada mentor berupa dasar ASN : terhadap kinerja memperkuat nilai
perawat terkait dan kepala foto/video Akuntabilitas perawat merupakan organisasi berupa :
sosialisai yang ruangan dalam2. Rekapitulasi Transparan (dalam salah satu upaya Professional
sudah diberikan melakukan hasil evaluasi berkomunikasi dengan perawat, meningkatkan (bertanggung jawab
evaluasi informasi mengenai evaluasi kualitas pelayanan dalam
2. Mengamati harus dijelaskan secara terbuka kesehatan yang melaksanakan
pelaksanaan 6 sehingga tidak merugikan pihak menjangkau seluruh tugas).
langkah cuci manapun). lapisan masyarakat Team Work
tangan oleh Bertanggung jawab (meminta dan upaya untuk (kerjasama tim
perawat persetujuan perawat sebelum menjadikan RSUD dalam melakukan
sebelum dan melakukan evaluasi). Siti Fatimah Provinsi kegiatan evaluasi).
sesudah Nasionalisme Sumatera Selatan
melakukan Sila ke-4 (kerakyatan yang sebagai rumah sakit
tindakan pada dipimpin oleh hikmat pendidikan
pasien kebijaksanaan dalam sebagaimana
permusyawaratan dan terdapat pada visi
perwakilan) : Adanya tindakan misi organisasi :
koordinasi dengan perawat Visi
sebelum melakukan evaluasi Menjadi rumah sakit
menunjukkan adanya umum rujukan
43

musyawarah sebelum melakukan provinsi dan rumah


suatu kegiatan. sakit pendidikan
Etika Publik yang mampu
Sopan (dalam penyampaian mewujudkan
koordinasi sebelum melakukan pelayanan yang
evaluasi harus memperhatikan bermutu, profesional,
etika, tata karma, dan sikap, efisien dengan
sehingga pesan utama dapat standar pelayanan
tersampaikan). kelas dunia.
Komitmen Mutu Misi
Efektif (koordinasi dengan atasan Mengembangkan
maupun pihak yang terlibat pendidikan,
mengenai kegiatan yang akan pelatihan, dan
dilakukan agar kegiatan yang penelitian yang
akan dilakukan sesuai sasaran terintegrasi untuk
yang dituju). meningkatkan
Efisien (koordinasi dengan kualitas pelayanan.
atasan dan pihak yang terlibat
dilakukan dengan cepat dan tepat
sehingga terlaksananya
kegiatan).
Anti Korupsi
Jujur (komunikasi yang dilakukan
pada perawat harus secara
terbuka, terus terang, dan siap
menerima kritik).
44

Keterkaitan dengan agenda


peran dan kedudukan ASN :
Manajemen ASN
Melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab serta integritas dalam
penyampaian ide.
Pelayanan Publik
Membuat rangkaian kegiatan
sebagai upaya untuk pemenuhan
kebutuhan pelayanan.
45

2.8. Jadwal Kegiatan


Tabel 2.3. Jadwal Kegiatan
Bulan/Minggu
No. Kegiatan Maret April
III IV I II
1 Melakukan
konsultasi kepada
mentor mengenai
kegiatan edukasi
pentingnya
penerapan 6
langkah cuci
tangan untuk
mencegah
terjadinya infeksi
nosokomial
2 Mengumpulkan
referensi tentang
6 langkah cuci
tangan dan infeksi
nosokomial
3 Membuat leaflet
sebagai media
edukasi
4 Melakukan
sosialisasi kepada
perawat tentang
pentingnya
penerapan 6
langkah cuci
tangan untuk
mencegah
terjadinya infeksi
nosokomial
5 Melakukan
evaluasi kepada
perawat terkait
sosialisasi yang
sudah diberikan
46

2.9. Kendala dan Antisipasi


Mencakup kendala-kendala yang mungkin terjadi saat aktualisasi
nilai-nilai pada saat habituasi dan antisipasinya. Kendala yang mungkin
terjadi :
1. Pejabat terkait tidak ada di tempat saat akan melakukan koordinasi.
2. Pengerjaan leaflet dari percetakan selesai tidak tepat waktu.
3. Peserta yang hadir saat sosialisasi sedikit.
Antisipasi :
1. Selalu menjaga komunikasi dengan pejabat terkait demi
terselenggaranya koordinasi yang baik.
2. Penulis memastikan leaflet selesai tepat waktu.
3. Melakukan sosialisasi secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai