Anda di halaman 1dari 12

BAB II

ISI

2.1 GAMBARAN UMUM INSTANSI


a. Sejarah Singkat Perusahaan
RSUD Arifin Achmad merupakan Rumah Sakit Pemerintah Provinsi
Riau bangunannya terletak diatas tanah seluas 7 hektare. RSUD Arifin
Achmad semula dikenal dengan Rumah Sakit Umum saja, namun pada
tanggal 8 agustus 2005 resmi dinamakan dengan RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru. Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad adalah Rumah Sakit
milik Pemerintah Propinsi Riau yang berkedudukan di Kota Pekanbaru yang
secara geografis letaknya berbatasan :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Hang Tuah Pekanbaru
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Kartini Pekanbaru
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Diponegoro Pekanbaru
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Mustika Pekanbaru
Perkembangan RSUD Arifin Achmad dimulai pada tahun 1950- an,
pada waktu itu gedung rumah sakit yang ada merupakan peninggalan
pemerintah Belanda dengan kapasitas 20 tempat tidur, yang berlokasi di Jalan
Kesehatan. Pada awal tahun 1960-an, Pemerintah Propinsi Dati I Riau
membangun sebuah Rumah Sakit dengan kapasitas 50 tempat tidur, yang
berlokasi di Jalan Melur Pekanbaru, dengan status rumah sakit milik
Pemerintah Dati II Kodya Pekanbaru.
Mulai tahun 1963 kegiatan pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit di
Jalan Kesehatan dipindahkan kegedung yang beralokasi di Jalan Melur,
selanjutnya bersamaan dengan itu Pemerintah Pusat dalam hal ini
Departemen Kesehatan Republik Indonesia membangun gedung rumah sakit
yang terletak di Jalan Diponegoro diatas lahan seluas 6 Ha, yang
dioperasionalkan pada pertengahan tahun 1970, sebagai tempat ruang
perawatan kelas diluar perawatan utama, sedangkan pelayanan rawat jalan
dan ruang perawatan umum masih tetap di gedung Rumah Sakit yang
beralokasi di Jalan Melur.
Pada tahun 1976 rumah sakit yang beralokasi di Jalan Diponegoro
diresmikan dengan nama Rumah Sakit Umum Propinsi (RSUP) Pekanbaru
berdasarkan surat Keputusan Gubernur Daerah Tingkat I Riau No. KPTS-
70/V/1976 dengan status Rumah Sakit Type C milik Pemerintah Dati I Riau,
dengan demikian segala kegiatan telah dipindahkan ke gedung RSUP.
Selanjutnya pada tahun 1993 berdasarkan Surat Keputusan No. KPTS-
22/I/1993 RSUP Pekanbaru ditingkatkan kelasnya sebagai Rumah Sakit
Kelas B Non Pendidikan, dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Pekanbaru yang susunan organisasinya disesuaikan dengan Peraturan Daerah
Propinsi Daerah Tingkat I Riau (Perda No. 2 tahun 1996), tentang susunan
dan tata kerja organisasi RSUD Propinsi Riau yang disetujui oleh Mendagri
dengan SK No. 149/1996.
RSUD tanggal 23 November 1998 dan saat ini sedang mempersiapkan
Akreditasi 12 fungsi pelayanan. Peningkatan sumber daya manusia, dapat
dilihat telah dijalinnya kerja sama dengan Fakultas Kedokteran UNAND
dimana RSUD ditetapkan sebagai Rumah Sakit jaringan Program Pendidikan
Dokter Spesialis (PPDS). Kebijaksanaan perlunya merevisi master plan yang
telah dilaksanakan pada program kerja tahun 1999/2000, diarahkan pada
pengembangan berbagai program fungsi pelayanan yang disesuaikan dengan
perkembangan penyakit masyarakat. Selanjutnya pengembangan RSUD
diarahkan pada Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital) dengan
pelayanan paripurna dalam arti sesuai dengan kebutuhan pelanggan
(konsumen ).
Perkembangan fisik dan pengembagan fungsi pelayanan RSUD
terlihat signifikan pada 7 (tujuh) tahun terakhir. Pada tahun 2000 dibangun
gedung IRNA Medical 4 lantai, renovasi Gedung IRNA D lama menjadi
IRNA VIP dan pembangunan IGD sebanyak 3 lantai yang bertempat di bekas
kuburan Kristen. Pada akhir tahun 2002 dibangun Gedung baru bekas kantor
pusat RSUD menjadi Gedung Perawatan Kelas Utama. Pembangunan IGD
yang dimulai sejak tahun 2000 telah rampung sampai tahap V di tahun 2004
dan difungsikan pada tahun 2005. Sejak 9 Agustus 2005, RSUD Propisi Riau
berganti nama menjadi RSUD Arifin Achmad. Pada tahun 2006, RSUD
menyelesaikan pembangunan gedung perawatan kelas utama dan siap
memfungsikan 29 tempat tidur dari 120 tempat tidur yang direncanakan pada
tahun ini.
RSUD juga menerima bantuan dana APBN untuk pembangunan
gedung dan pengadaan alat Radiotherapy sebagai langkah awal
pengembangan layanan unggulan onkologi. Sosialisasi dan Optimalisasi
fungsi SIM – RS tahap akhir, juga dilakukan di tahun ini. Pengembangan
sistem pelayanan laboratorium dilakukan dengan KSO, sehingga parameter
pemeriksaan dapat ditingkatkan dengan kualitas yang lebih baik.
Pada tahun 2007 RSUD Arifin Achmad melakukan penetapan
kebijakan yang baru dalam pengembangan rumah sakit pada seluruh aspek
dalam bentuk penyusunan Master Plan RSUD Arifin Achmad.Dokumen
Master Plan meliputi aspek pelayanan, ketenagaan, peralatan serta fisik
bangunan dan prasarana. Selanjutnya sejak awal tahun 2008 manajemen dan
seluruh staf RSUD Arifin Achmad menjadikan dokumen Master Plan sebagai
dasar dalam menyusun berbagai perencanaan dan menjadi ukuran dalam
pengembangan rumah sakit.
Pada tahun 2009 manajemen rumah sakit melakukan peningkatan
layanan melalui pengembangan sistem manajemen mutu melalui ISO 9001 :
2008 untuk Instalasi Rawat Jalan, mempersiapkan rencana penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) dengan
tujuan lebih meningkatkan kualitas layanan rumah sakit kepada pasien.
Selanjutnya dengan telah dilengkapinya sarana dan akses menuju gedung
Radioterapi, maka pada bulan Oktober 2009 pelayanan Radioterapi sudah
dapat difungsikan. Layanan ini merupakan layanan unggulan yang ditujukan
untuk mengatasi masalah penyakit kanker dan sampai dengan saat ini
merupakan satusatunya fasilitas radioterapi dengan alat LINAC di Sumatera.
Pada tahun 2010 RSUD Arifin Achmad mendapatkan Sertifikat Akreditasi
untuk 16 kegiatan Pelayanan dan sertifikasi ISO 9001 : 2008.
Dan pada tahun 2010 ini RSUD Arifin Achmad berubah menjadi PPK
BLUD. Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad adalah Rumah Sakit
Kelas B Pendidikan, merupakan Institusi Pemerintah Propinsi Riau yang
mempunyai tugas dan fungsi mencakup upaya pelayanan kesehatan
perorangan, pusat rujukan dan pembina Rumah Sakit Kabupaten/Kota se
Propinsi Riau serta merupakan tempat pendidikan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Riau dan Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Riau No. 8 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja, dinyatakan bahwa
kedudukan RSUD Arifin Achmad adalah perangkat daerah yang diserahi
wewenang, tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan upaya kesehatan
secara berdayaguna dan berhasilguna, dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dengan
upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Gubernur.

b. Visi, Misi dan Tujuan Instansi


Peningkatan status menjadi Rumah Sakit kelas B Pendidikan ini juga
diantisipasi dengan merumuskan program pengembangan RSUD Arifin
Achmad yang mengacu kepada Master Plan yang dibuat pada tahun 2007
dengan visi, Misi dan tujuan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Visi
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Mandiri dengan Pelayanan
Paripurna yang Memenuhi Standar Internasional
2. Misi
 Menyelenggarakan fungsi pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar internasional dan menjadi pusat rujukan bagi rumah sakit
lainnya di Provinsi Riau
 Melaksanakan fungsi sebagai rumah sakit pendidikan kedokteran
dan pendidikan kesehatan lainnya
 Melaksanakan fungsi administrasi secara professional.
3. Tujuan Instansi
a. Tujuan Secara Umum
Meningatkan cakupan pemerataan dan mutu pelayanan melalui
manajemen mandiri otonom yang efisien dan efektif dalam rangka
pengembangan system efisien dan efiktif dalam rangka pengembangan
system kesehatan nasional.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan cakupan dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang membutuhkan.
2. Meningkatkan kemampuan pembiayaan rumah sakit dengan
penggunaan secara langsung pendapatan untuk kegiatan
pemeliharaan dan eperasional rumah sakit.
3. Mengembangan system tarif berjenjang memalui subsidi silang
dalam rangka mengisi fungsi sosial rumah sakit serta
memungkinkan didekatianya “Cost Recovery”
4. Mengkatkan mutu/kualitas pelayanan dengan meningkatkan
kemampuan manajerial rumah sakit dan klinis, termasuk
mengembangan standard prosedur pelayanan yang terbaik dari
pihak rumah sakit.
5. Meningkatkan kesehaterahan karyawan rumah sakit, misalnya
dengan pemberian insentif dan bonus lainnya sehingga nantinya
diharapkan layanan meningkat

c. Motto
Kepuasan anda adalah kebahagiaan kami

d. Janji Layanan
“ MENAWAN”
M emberikan pelayanan yang bermutu
E mpati terhadap kebutuhan kesehatan
N yaman dengan lingkungan bersih dan indah
A manah menjaga keselamatan pasien
W aktu yang cepat dan tepat dalam tindakan
A dil dan tidak memihak
N iat yang tulus dan ikhlas

e. Penuntun Prilaku Pelayanan


Senyum
Salam
Sapa
Santun
Sabar

f. Janji Pelayanan
Dengan ini, kami Menyatakan Sanggup Menyelenggarakan
Pelayanan sesuai standar yang telah di tetapkan dan apabila tidak menepati
janji ini, kami siap menerima sanksi sesuai perundang-undangan yang berlaku

g. Jaminan Pelayanan
Dilayani oleh tenaga profesional sesuai dengan kompetensi yang mengacu
pada SPM, ISO 9001 : 2008 dan Akreditasi 16 Pelayanan

h. Jaminan Keamanan & Keselamatan Pelayanan


Memberikan pelayanan sesuai dengan SOP, SPM, Prinsip : Keselamatan
Pasien (Patient Safety), Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
(K3RS), Penanggulangan Pencegahan Infeksi (PPI)

i. Struktur Organisasi
Struktur organisasi RSUD Arifin Achmad ditetapkan berdasarkan
peraturan daerah Nomor 8 tahun 2008 tanggal 30 desember 2008 tentang
Organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan perencanaan pembangunan
Daerah dan lembaga teknis Daerah Provinsi Riau adalah sebagai berikut :
1. Direktur
2. Direktorat Medik dan Keperawatan, terdiri dari :
2.1. Bidang Pelayanan Medik, terdiri dari :
2.1.1. Seksi Perencanaan Pelayanan Medik
2.1.2. Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Medik
2.2. Bidang Keperawatan, terdiri dari :
2.2.1. Seksi Perencanaan Pelayanan Keperawatan
2.2.2. Seksi Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
2.3. Bidang Fasilitas Pelayanan Medik, terdiri dari :
2.3.1. Seksi Perencanaan Fasilitas Pelayanan Medik
2.3.2. Seksi Monitoring dan Evaluasi Fasilitas Pelayanan
Medik
3. Direktorat Umum, Sumber Daya Manusia dan Pendidikan, terdiri dari :
3.1. Bagian Sumber Daya Manusia, terdiri dari :
3.1.1. Sub Bagian Administrasi Pegawai
3.1.2. Sub Bagian Pengembangan dan Mutasi Pegawai
3.2. Bagian Pendidikan dan Penelitian, terdiri dari :
3.2.1. Sub Bagian Pendidikan dan Pelatihan
3.2.2. Sub Bagian Penelitian/Pengembangan Perpustakaan
3.3. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
3.3.1. Sub Bagian Umum
3.3.2. Sub Bagian Rumah Tangga
3.3.3. Sub Bagian Hukum, Humas dan Kemitraan.
4. Direktorat Keuangan, terdiri dari :
4.1. Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, terdiri dari :
4.1.1. Sub Bagian Perbendaharaan
4.1.2. Sub Bagian Mobilisasi Dana
4.2. Bagian Akuntansi, terdiri dari :
4.2.1. Sub Bagian Akuntansi Keuangan
4.2.2. Sub Bagian Akuntansi Manajemen dan Verifikasi
4.3. Bagian Perencanaan Anggaran, terdiri dari :
4.3.1. Sub Bagian Penyusunan Anggaran
4.3.2. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan

J. Jumlah Kamar Menurut Tipe :


 VVIP : 34 kamar
 VIP : 86 kamar
 I : 42 kamar
 II : 84 kamar
 III : 349 kamar
 ICU : 7 kamar
 PICU : 5 kamar
 NICU : 8 kamar
 HCU : 14 kamar
 ICCU : 5 kamar
 TT di IGD : 11 kamar
 TT Bayi Baru Lahir : 23 kamar
 TT Kamar Bersalin : 10 kamar
 TT Ruang Operasi : 10 kamar
 TT Ruang Isolasi : 16 kamar

2.2 Pelayanan Gizi Rumah Sakit


PGRS adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan
pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit,
sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi
pasien (Kemenkes RI, 2013).
Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit adalah suatu rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan enu sampai dengan pendistribusian makanan kepada
pasien. PGRS dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan makanan yang
kualitasnya baik, jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta pelayanan yang
layak dan memadai bagi pasien yang membutuhkan (Ratna, 2009).
Ruang lingkup PGRS meliputi:
1. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanann gizi rawat adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi
yang berkesiambungan dimulai dari asessmen/pengkajian, pemberian
diagnosa, intervensi gizi, dan monitoring evaluasi kepada pasien rawat
jalan. Pada saat PKl, kegiatan yang diamati aladah proses konseling di poli
gizi. Pasien yang datang merupakan pasien rawat jalan dengan kasus berat
badan kurang. Ruangan poli bergabung dengan ruangan konsultasi bedah
thorax. Ruangan konsultasi sempit. Pengetahuan petugas poli gizi tentang
status gizi dan penanganan kasus gizi buruk kurang memadai.
2. Pelayanan Gizi Rawat Inap
Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayan gizi yang dimulai
dari proses pengkajian, diagnosa gizi, intervensi gizi, serta monitoring dan
evaluasi.
Pasien yang datang, di skrining oleh perawat. Apabila hasil
skrening nya menunjukkan hasil di atas 2, maka dilakukan asuhan gizi.
Selanjutnya dilakukan pengisian catatan perkembangan integrasi oleh
perawat dan ahli gizi dan silakukan scering lanjutan. Apabila hasil skor
skrining menunjukkan hasil dibawah 2, maka hanya dilakukan edukasi
saja. Apabila penyakit dengan komplikasi sudah diperbolehkan pulang,
tetap dilakukan konsultasi ulang.
Pada saat PKL ini, kami juga memperhatikan konsultasi gizi yang
dilakukan petugas gizi di ruangan VIP. Pada saat memberikan edukasi,
petugas gizi tidak memperkenalkan diri dan tidak membawa leaflet gizi.
Prtugas mengatakan, leaflet akan di titipkan ke pramusaji. Respon
keluarga pasien terhadap petugas juga krang

3. Penyelenggaran makanan
a. Perencanaan Menu
Proses penyusunan menu merupakan suatu kegiatan menetapkan,
merumuskan dan menyusun hidangan dalam variasi yang serasi untuk
memenuhi kebutuhan gizi pasien. Perencanaan Menu RSUD Arifin
Ahmad dibedakan berdasarkan kelas perawatan.
b. Pengadaan Bahan Makanan
Pengadaan bahan makanan adalah kegiatan atau upaya menyediakan
semua bahan makanan yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi, jumlah
konsumen, dan macam atau jenis dalam menu. Pengadaan bahan makanan
terdiri atas pemesanan dan pembelian bahan makanan. Pemesanan dan
pembelian bahan makanan di instalasi gizi RSUD AA adalah melalui
pemasok bahan makanan (sistem lelang). Pemesanan dan pembelian bahan
makanan disesuaikan dengan kebutuhan (perencanaan menu), waktu
penggunaannya dan mempertimbangkan kapasitas tempat penyimpanan.
Oleh karena itu, pemesanan dan pembelian bahan makanan di RSUD
Arifin Ahmad ada yang dilakukan setiap hati utntuk bahan makanan basah
sedangkan bahan makanan kering dilakukan sesuai dengan perputaran
menu.
c. Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan adalah kegiatan lanjutan dari
pemesanan dan pembelian bahan makanan dimana merupakan proses atau
serangkaian kegiatan meneliti, memeriksa, mencatat dan melaporkan
bahan yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Penerimaan dilakukan pada subuh sehingga pada saat PKL kami
tidak dapat melakukan pengamatan. Ruang penerimaan terpisah dari
ruangan pengolahan dan langsung terhubung dengan pintu keluar.
Terdapat meja dan timbangan didalam ruangan. Penerimaan bahan
makanan sesuai dengan faktur, spesifikasi, satuan, dan jumlah yang
dipesan. Jika tidak sesuai, maka bahan makanan akan dikembalikan dan
dapat diganti atau ditambahkan pada proses penerimaan berikutnya. Selain
itu ada catatan penggantian bahan makanan dalam faktur pemesanan
Penyimpanan bahan makanan di RSUD Arifin Ahmad dibedakan
antara bahan makanan kering dan bahan makanan basah. Penyimpanan
bahan makanan dilakukan bila ada bahan makanan yang perlu disimpan.
Karena ada pula sebagian bahan makanan yang langsung digunakan
langsung setelah penerimaan. Penyimpanan bahan makanan
menggunakan system fifo, dimana bahan makanan yang pertama
disimpan akan pertama dikeluarkan atau digunakan. Pengeluaran bahan
makanan dicatat dalam kartu stok. Penyimpanan bahan makanan
disesuaikan dengan bahan makanannya dan suhu penyimpanannya. Bahan
makanan kering disimpan pada suhu ruangan ber ac serta menggunakan
kantu control suhu yang diisi setiap hari. Sedangkan untuk bahan
makanan basah, lauk hewani disimpan di kulkas dan freezer. Buah
disimpan pada suhu ruang, tetapi biasanya langsung digunakan. Sayuran
dan lauk nabati, biasanya disimpan dilemari es dan bisa juga langsung
digunakan. Untuk bahan basah biasanya disimpan selama 1 hari.
d. Persiapan, Pengolahan dan Pendistribusian makanan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam
penanganan bahan makanan yaitu meliputi membersihkan, memotong,
mengupas, merendam dan sebagainya.
Proses persiapan yang diikuti sedikit karena telah berlangsung dan
hampir selesai. Bahan yang dapat diperhatikan yaitu: buncis dan brokoli.
Bahan makanan ini merupakan menu untuk sore. Namun, tidak terlihat
apakah sayuran tersebut dicuci dahulu sebelum dipotong atau tidak.
Petugas pengolahan melakukan proses persiapan sayuran di dalam ruang
penyimpanan bahan makanan basah.
Pengolahan merupakan suatu kegiatan mengubah bahan makanan
mentah menjadi makanan siap dimakan, berkualitas dan aman untuk
dikonsumsi. Pengolahan bahan makanan di instalasi gizi RSUD Arifin
Ahmad mengolah semua makanan utama dan selingan bagi pasien ruang
rawat kelas 2 dan 3. Untuk ruang rawat kelas 1, VIP dan Royal VIP,
seluruh pengolahan makanan (utama dan snack) dikelola oleh rekanan.
e. Distribusi Makanan
Sistem distribusi di instalasi RSUD Arifin Ahmad menggunakan 2
sistem, sentralisasi dan desentralisasi. Sistem sentralisasi dilakukan untuk
pelayanan pasien ruang rawat kelas 2 dan 3 , sedangkan system
desentralisasi dilakukan untuk pelayanan pasien ruang rawat kelas 1, VIP
dan Royal VIP. Alat yang digunakan untuk distribusi (ruang rawat kelas 2
dan 3) yaitu troli tertutup, plato dan alat saji. Masing-masing ruangan
memiliki troli sendiri. Troli yang ada berjumlah 15 buah. Sedangkan untuk
pendistribusian makan pasien ruang rawat kelas 1, VIP, dan Royal VIP
dilaksanakan oleh petugas yang berasal dari rekanan rekanan.
Jadwal distribusi:
 Pagi 06.00 s/d 07.00
 Snack pagi 09.00 s/d 10.00
 Makan siang 11.30 s/d 12.30
 Snack siang 15.00 s/d 16.00
 Makan malam 17.30 s/d 18.30
2.3 Permasalahan dan Cara Mengatasi
a. Permasalahan yang di temui di instalasi gizi yaitu :
 Persiapan bahan makanan sudah di lakukan pada hari ini untuk
menu hari berikutnya. Contoh : buncis sudah di potong terlebih
dahulu
 Penerima bahan makanan tidak ada di tempat
 Belum ada alat mesin pencuci piring
 Tergenang nya air di tempat pencucian alat makan sehingga
mengakibatkan
lantai licin
 Masih menggunakan tabung gas yang kecil
 Sanitasi kebersihan ruangan kurang
 Kurang nya kebersihan pada troli distribusi makanan

b. Cara mengatasi masalah


 Penambahan tenaga

2.4 Inovasi Pengembangan


2.5 Adopsi Hasil PKL

Anda mungkin juga menyukai