PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan yang muncul pada anak cukup komprehensif dan
Health Organization) di Amerika Serikat, diperkirakan lebih dari 5 juta anak (usia
dan lebih dari 50% dari jumlah tersebut anak mengalami kecemasan dan stres.
Diperkirakan juga lebih dari 1,6 juta anak usia dini 0-8 tahun menjalani
hospitalisasi disebabkan karena injury dan berbagai penyebab lainnya Kaluas dkk,
2015.
Anak adalah aset bangsa dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa
yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara kita. Oleh karena itu
perhatian dan harapan yang besar perlu diberikan kepada anak. Terbukti dengan
(Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 tahun
sebesar 25,8%, usia 5-12 tahun sebanyak 14,9%, usia 13-15 tahun sekitar 9,1%,
usia 16-18 tahun sebesar 8,13%. Angka keSakitan anak usia 0-18 tahun apabila
1
(penyakit pernapasan 50%, infeksi dan penyakit parasit 11%), cedera 15%, dan
ketidak mampuan yang dapat diukur dengan aktivitas dalam derajat tertentu
Anak yang dirawat di Rumah Sakit akan berpengaruh pada kondisi fisik
dan psikologinya, hal ini disebut dengan hospitalisasi. Hospitalisasi pada anak
merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat mengharuskan
anak untuk tinggal di Rumah Sakit menjalani terapi dan perawatan sampai
berbagai kejadian yang menunjukkan pengalaman yang sangat trauma dan penuh
dengan stres yang menimbulkan kecemasan pada anak (Nursalam dkk, 2010).
Berdasarkan Survei Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2010 sebesar 72% dari
Nurhayatin, 2012). Survei Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2010 didapatkan bahwa
bahwa lingkungan Rumah Sakit yang dapat menimbulkan trauma dan menjadi
stresor pada anak adalah lingkungan fisik Rumah Sakit, tenaga kesehatan baik dari
sikap maupun pakaian putih, alat-alat yang digunakan dan lingkungan sosial antar
sesama pasien. Dengan adanya stresor tersebut, anak dapat mengalami gangguan
2
tidur, pembatasan aktifitas, perasaan nyeri, suara bising, takut, kecewa, sedih,
perubahan konsep diri, regresi, depensi, takut sehingga anak mengalami gangguan
pertumbuhan (Kaplan & Sadocks, 2009). Respon kecemasan anak usia 6-8 tahun
terkait hospitalisasi umumnya sudah muncul ketika anak baru pertama kali datang
untuk dirawat di Rumah Sakit misalnya, menjerit-jerit saat sedang menangis dan
tidak mau didekati, mencari-cari orang tua, menolak dan bahkan menyuruh pergi
orang lain yang dianggapnya asing, tidak mau beraktivitas dan cenderung tidur-
tiduran saja, tidak menunjukkan minat atau rasa antusias, hal ini disebabkan
karena anak berpersepsi negatif terhadap Rumah Sakit. Sehingga perlu suatu
aktivitas bermain yang dapat mengurangi persepsi negatif tersebut (Nursalam dkk,
2010).
Terapi bermain adalah suatu aktivitas bermain yang dijadikan sarana untuk
1940 dan 1950. Pada dasarnya terapi bermain adalah alat bagi anak untuk
(Landreth dalam Supartini, 2010). Bercerita bisa jadi ajang pelepasan ekspresi
anak sehingga perasaan atau emosi anak dapat dilatih untuk merasakan dan
3
mengekspresikan kemarahan dan permusuhan yang dialami oleh anak (Sururi,
2016).
anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain, di mana sebelum terapi
bermain 80% anak mengalami kecemasan sedang dan 20% anak mengalami
kecemasan berat dan setelah diberikan terapi bermain 86% anak mengalami
Sakit Umum Bahteramas Kendari pada tahun 2012 dari bulan Januari sampai
Desember pasien anak usia 6-8 tahun yang dirawat inap dengan berbagai penyakit
berjumlah 181 orang anak. Pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai Desember
pasien anak usia 6-8 tahun yang rawat inap dengan berbagai penyakit berjumlah
146 orang anak. Pada tahun 2014 dari bulan Januari sampai Desember pasien anak
usia 6-8 tahun yang rawat inap dengan berbagai penyakit berjumlah 84 orang
anak. Pada tahun 2015 dari bulan Januari sampai Desember pasien anak usia 6-8
tahun yang rawat inap dengan berbagai penyakit berjumlah 156 orang anak. Pada
tahun 2016 dari bulan Januari sampai 31 Maret pasien anak usia 6-8 tahun yang
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 12 Mei 2016 di
4
orang anak usia 6-8 tahun yang dirawat inap menunjukkan 100% ingin terus
agresif seperti menangis terus menerus jika ditinggalkan oleh orang tuannya
sehingga orang tua harus tetap berada didekatnya, hal ini mungkin disebabkan
karena anak usia sekolah 6-8 tahun merasa asing dengan lingkungan Rumah Sakit,
bermain, didapatkan bahwa tidak adanya ruang khusus yang digunakan sabagai
tempat untuk terapi bermain bagi anak yang menjalani perawatan, selain itu juga
Anak Usia 6-8 Tahun yang dirawat di Ruang Perawatan Anak RSUDD
5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran kecemasan pada anak usia 6-8 tahun sebelum diberikan
terapi bermain Hospital Story yang dirawat di Ruang Perawatan Anak RSUD
2. Bagaimana gambaran kecemasan pada anak usia 6-8 tahun setelah diberikan
terapi bermain Hospital Story yang dirawat di Ruang Perawatan Anak RSUD
3. Apakah ada pengaruh terapi bermain Hospital Story terhadap kecemasan anak
usia 6-8 tahun yang dirawat di Ruang Perawatan Anak RSUD Bahteramas
tahun 2016 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
anak usia 6-8 tahun yang dirawat di Ruang Perawatan Anak RSUD Bahteramas
Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
2.1 Untuk mengetahui gambaran kecemasan pada anak usia 6-8 tahun sebelum
6
2.2 Untuk mengetahui gambaran kecemasan pada anak usia 6-8 tahun setelah
kecemasan pada anak usia 6-8 tahun di Ruang Perawatan Anak RSUD
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
yang di peroleh oleh Rumah Sakit meningkat serta memiliki daya tarik
7
tersendiri bagi masyarakat khususnya para orang tua untuk merawat anaknya di
4. Bagi Perawat
merawatnya.
E. Ruang Lingkup
bercerita terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia 6-8 tahun di
Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Kendari Tahun
2016.