Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan dalah upaya yang diselenggarakan oleh
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, mencegah menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan
sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran telah
menjadikan pembedahan yang dahulunya sebagai usaha terakhir,
sekarang menjadi sesuatu yang dapat diterima secara umum.
Pelayanan professional yang diberikan pada pasien di kamar operasi
kegiatan mengidentifikasi kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial pasien
mengiplementasikan asuhan keperawatan yang bersifat individualistik,
mengkoor-dinasikan semua kegiatan pelayanan berdasarkan ilmu
keperawatan, biomedis, ilmu perilaku dan ilmu alam dasar dalam
rangka memulihkan dan mempertahankan derajat kesehatan,
kesejahteraan klien sebelum selama dan sesudah tindakan operasi.
Penyusunan Buku Panduan Pelayanan Kamar Bedah ini sangat
penting pada akhirnya dapat mengurangi atau menurunkan angka
kematian, kecacatan, infeksi luka operasi seminimal mungkin
khususnya, dan peningkatan mutu pelayanan di kamar operasi pada
umumnya.

BAB II
GAMBARAN UMUM
RSUD CARUBAN Kab. Madiun
A.SEJARAH RSUD CARUBAN Kab. Madiun
RSUD CARUBAN Kabupaten Madiun didirikan pada tahun 1993/1994
pada saat Bupati Madiun dijabat oleh Ir. Kadiono. Pendirian RSUD
dengan pertimbangan bahwa sampai dengan tahun 1992 Pemerintah
Kabupaten Madiun belum mempunyai sarana kesehatan yang berupa
Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan dari berbagai
Puskesmas dan sarana pelayanan swasta lainnya. Dilain pihak Kota
Caruban yang mempunyai nilai strategis secara geografis, ekonomis
dan sosio budaya terus didorong untuk dapat tumbuh dan berkembang
menjadi kota kecil setingkat ibu kota Kabupaten Madiun dengan segala
fasilitas kotanya.
Secara operasional pelayanan kepada masyarakat dimulai pada
bulan Juli 1994 dengan Direktur dijabat oleh dr. H. Dinoto Kusnin dengan
menugaskan kepala Puskesmas Mejayan untuk memberikan pelayanan
berupa Balai Pengobatan Umum dan Gigi, Pelayanan Kegawatdaruratan,
Pelayanan Obat-obatan dan Memelihara Lahan Bangunan. Sedangkan
pelayanan spesialistik dan fungsi rujukan sebagai kompetensi pelayanan
yang baru dilaksanakan pada tahun anggaran 1996/ 1997 setelah
selesainya tahapan pembangunan fisik dan adanya tenaga spesialis
tetap yakni dr. Dukut Rahardjo Agung H., SpOG dan dukungan tenaga
dari RSUD dr. Soedhono Madiun dengan menugaskan para spesialisnya
secara bergiliran.
Dalam kurun waktu 19 (sembilan belas) tahun operasionalisasi,
RSUD CARUBAN Kabupaten Madiun sebagai RSUD Baru, telah
mengalami perkembangan kemampuan pelayanan ditinjau dari jumlah
sarana fisik, peralatan medik, tenaga dan kemampuan finansial. RSUD
CARUBAN telah menjadi Rumah Sakit Tipe C yang akan
mengembangkan pelayanan menjadi Rumah Sakit Type B.
Mengacu pada Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit yang menyatakan bahwa rumah sakit pemerintah harus
menerapkan pola pengelolaan keuangan dengan prinsip Badan Layanan
Umum Daerah ( BLUD ) maka sejak tanggal 3 Desember 2009 RSUD
CARUBAN Kabupaten Madiun telah ditetapkan sebagai Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) dengan status penuh sesuai dengan Keputusan
Bupati Madiun No: 188.45/696/KPTS/402.031/2009. Dengan menjadi
BLUD, rumah sakit diharapkan mampu menjalankan fungsinya dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektifitas. Serta mampu
menerapkan manajemen keuangan yang berbasis pada hasil (kinerja).
Dengan pola keuangan BLUD, rumah sakit diberikan fleksibilitas dalam
rangka pelaksanaan anggaran, pengelolaan SDM, termasuk pengelolaan
pendapatan
dan
belanja,
pengelolaan
kas,
dan
pengadaan
barang/jasa,sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yang terjamin kualitasnya.

B.DASAR HUKUM
Beberapa produk hukum yang melandasi status RSUD CARUBAN
Kab. Madiun sebagai berikut :
1.
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2.
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
4.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
5.
Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 13 Tahun 2011
tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Madiun;
6.
Peraturan Bupati Madiun Nomor 38 Tahun 2009 tentang
Persyaratan Administrasi Sebagai Badan Layanan Umum Daerah
( BLUD ) dengan Status Penuh;
7.
Peraturan Bupati Madiun Nomor 64 Tahun 2011 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Caruban Kabupaten
Madiun;
8.
Keputusan Bupati Madiun Nomor 188.45/696/KPTS/402.031/2009
tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Madiun
sebagai Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD ) dengan Status Penuh.
C.ANALISA SITUASI RSUD CARUBAN KAB. MADIUN
RSUD CARUBAN menempati lahan seluas 58.123 m2 dan baru 70 %
luas lahan yang digunakan untuk bangunan , parker dan
pertamanan.Hal ini menandakan Rumah Sakit masih memungkinkan
untuk dikembangkan baik dari sisi kualitas pelayanan maupun sarana
dan prasarana pelayanan.Sebagai gambaran umum RSUD CARUBAN
adalah sebagai berikut :
1. Nama Rumah Sakit
: RSUD CARUBAN Kabupaten
Madiun
2. Alamat
: Jl. A.Yani KM 2 Caruban Madiun

Telepon
: (0351) 383956, 387184

Fax
: (0351) 387184

Email
: rsd_caruban@yahoo.co.id

Website
: rsud-caruban.com
3. Status Kepemilikan
: PEMDA KABUPATEN MADIUN
4. Kelas RS
: Tipe C
5. Luas Lahan
: 58.123 m2
6. Luas Bangunan
: 11.740m2
7. Standar Kualitas Pelayanan RS
:
a. Akreditasi
b. ISO dan Masa Berlaku
: 9001-2008
8. Layanan Unggulan Rumah Sakit
a.
Layanan
Unggulan
yang
sudah
dilaksanakan
diantaranya :
1.
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB)
2.
Pelayanan Dokter Spesialis di tengah masyarakat.
Dilaksanakan melalui pemberian pelayanan kesehatan oleh
seluruh dokter spesialis dalam kegiatan Bakti Sosial Terpadu

(BST) di tengah masyarakat pedesaan yang terpencil jauh dari


pelayanan kesehatan rujukan dan keterbatasan ekonomi.
3.
Pelayanan Kepada Pasien Tidak Mampu / Gakin
Bantuan pelayanan gratis kepada pasien yang tidak mampu yang
berobat ke RSUD Caruban.
4.
Desa Binaan yaitu Desa Pulerejo Kecamatan
Pilangkenceng
5.
Pelayanan Sunatan Massal bagi masyarakat
miskin setiap tahun 2 kali dengan rata-rata 80 anak untuk setiap
pelaksanaan.
6.
Pembinaan Lansia di wilayah sekitar Rumah Sakit
setiap hari Jumat pagi melalui kegiatan Senam Sehat serta
pelayanan kesehatan gratis.
b.
Layanan Unggulan yang akan dikembangkan :
1.
Trauma Center
2.
Penambahan
Pelayanan
Medik
Spesialistik,
meliputi : Spesialis Jantung, Spesialis Orthopaedi, Spesialis
Anesthesi, Spesialis Radiologi, Spesialis Patologi Anatomi,
Spesialis Rehabilitasi Medik, Spesialis Paru, Spesialis Urologi,
Spesialis Kulit dan Kelamin, Spesialis Kedokteran Jiwa.
3.
Layanan Sepenuh Hati.
D.
SARANA DAN PRASARANA
Sebagai unsur pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
sarana dan prasarana pelayanan adalah sebagai berikut :
a.
Pelayanan UGD 24 Jam
b.
Pelayanan Rawat Jalan
- Poli Umum
- Poli Anak
- Poli Kandungan dan Kebidanan
- Poli Bedah
- Poli Penyakit Dalam
- Poli Mata
- Poli THT ( Dokter Tamu )
- Poli Gigi dan Mulut
- Poli Syaraf
- Poli Anestesi
- Poli Orthopaedi
- Poli Jantung
- Poli Paru & DOTS
- Poli Urologi
- Poli Rehabilitasi Medik
- Poli Kedokteran Jiwa ( Dokter Tamu )
- Poli Kulit dan Kelamin ( Dokter Tamu )
- Poli VCT
- Poli Gizi
c.
Pelayanan Rawat Inap ( 175 Tempat Tidur )
- Kelas III
: 76 Tempat Tidur

- Kelas II
- Kelas I
- Isolasi
- VIP
- PICU
- NICU
- ICU/ICCU
d.
e.
-

: 38 Tempat Tidur
: 14 Tempat Tidur
: 4 Tempat Tidur
: 8 Tempat Tidur
: 3 Tempat Tidur
: 22 Tempat Tidur
: 10 Tempat Tidur
Pelayanan Penunjang Medis
Instalasi Bedah Sentral ( OK )
Laboratorium patologi klinik 24 jam
Laboratorium patologi anatomi
Instalasi Radiologi 24 jam
Instalasi Farmasi 24 jam
Instalasi Gizi
Instalasi pemulasaraan Jenazah
Pelayanan Penunjang Non Medik
Instalasi Rekam Medik
Instalasi Diklat
Instalasi Humas dan Promkes
Intalasi Sanitasi
Instalasi Linen
Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL )
Instalasi Pemeliharaan Sarana ( IPS )

E. SUMBER DANA
Rumah Sakit Umum Daerah Caruban Kabupaten Madiun dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat didukung dengan dana yang cukup
memadai, baik dalam jumlah maupun kelancaran pencairannya. Dana
tersebut antara lain bersumber dari :
1. Pendapatan rumah sakit
Terdiri dari :
a. Pendapatan operasional yaitu pendapatan yang berasal dari
kegiatan pokok / pelayanan kesehatan dari unit-unit pelayanan.
b. Pendapatan non operasional yaitu pendapatan yang berasal dari
pendapatan diluar pelayanan kesehatan, meliputi ; sewa,
pendapatan jasa giro, parkir, diklat, dll.
2. Pendapatan APBD Kabupaten
3. Pendapatan APBD Propinsi
4. Pendapatan APBN
5. Pendapatan RSUD lainnya yang sah
Yang termasuk dalam pendapatan APBD antara lain Dana Alokasi
Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil Cukai
Hasil Tembakau (DBHCHT). Sedangkan pendapatan APBN berupa Dana
Tugas Pembantuan. Dimana semua sumber dana tersebut dipergunakan
sesuai dengan rencana kerja yang telah ditentukan.
F. KETENAGAAN

Secara operasional sampai dengan 31 Desember 2015, RSUD


CARUBAN Kabupaten Madiun didukung sumber daya manusia sebanyak
490 orang dimana 301 orang berstatus sebagai PNS dan 189 orang
Kontrak BLUD RS. Secara rinci data aparatur/pegawai RSUD Caruban
berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :

No

URAIAN

1
2
1 Tenaga Medis
1) Penyakit Dalam
2) Spesialis Bedah
3)
Spesialis
Obstetri
Gynekologi
4) Spesialis Kesehatan Anak
5) Spesialis Syaraf
6) Spesialis Mata
7) Spesialis Orthopaedic
8) Spesialis Jantung
9) Spesialis Anastesi
10) Spesialis Rehab Medik
11) Spesialis Radiologi
12)
Spesialis
Patologi
Anatomi
13) Spesialis Patologi Klinik
14) Spesialis Paru
15) Spesialis Orthodontia
16) Spesialis Urologi
17) Spesialis THT
18) Spesialis Jiwa
19) Spesialis Kulit Kelamin
17) Dokter Gigi
17) Dokter Umum
JUMLAH
2 Tenaga Paramedis
1) Perawat S-1
Perawat D-4
2) Perawat D-3
3) Perawat SPK
4) Anastesi D-3
5) Penata Rontgent D-3
6) Gizi S-1/D-4
7) Gizi D-3
8) SPAG
9) Rehabilitasi Medik D-3
10) D-3 Teknik Elektromedik
11) APK D-3
12) SPPH D-1
13) Teknik Lingkungan S-1
14) Apoteker S-1
15) Asisten Apoteker D-3
16)
Asisten
Apoteker
(SAA/SMF)
17)
Analis
Farmasi
&
Makanan
18) SKM
19) Pekarya Kesehatan
20) Bidan D-3
21) Bidan D-4
22) Bidan D-1
23) Perawat Gigi D-3
24) Rekam Medik D-3
25) Analis Kesehatan D-3
26) SMAK
27) Analis Kimia
JUMLAH

SATUA
N
3

STATUS DAN JUMLAH


KONTRAK
PNS
JML
BLUD RS
4
5
6

Orang
Orang
Orang

1
2
1

1
2
1

Orang
Orang
Orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang

1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1

orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang

1
1
1
1
2
21
39

1 (Mou)
1 (Mou)
1 (Mou)
3

1
1
1
1
1
1
1
2
21
42

orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang

36
4
76
1
1
7
4
3
1
2
4
2
2
2
5
8
3

11
82
6
5

47
4
158
1
1
7
4
3
1
2
4
2
2
2
5
14
8

orang

orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang

8
1
24
2
1
3
3
7
1
213

6
1
4
1
116

8
1
30
3
1
3
3
11
1
1
329

G.

AKREDITASI
Akreditasi rumah sakit adalah suatu pengakuan dari Pemerintah
atau Komite Akreditasi Nasional (KARS) kepada Rumah Sakit yang telah
memenuhi standar minimal yang ditetapkan sebagaimana yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, bahwa akreditasi penting dilaksanakan dalam upaya peningkatan
mutu rumah sakit dan wajib dilaksanakan secara berkala setiap 3 (tiga)
tahun sekali. RSUD CARUBAN Kab. Madiun telah lulus akreditasi 1 kali
pada Tahun 2010. Terakreditasi 5 pelayanan, yaitu :
a.
Administrasi dan manajemen
b.
Pelayanan medis
c.
Pelayanan keperawatan
d.
Pelayanan gawat darurat
e.
Pelayanan rekam medik

H.

STRATEGI MANAJEMEN RUMAH SAKIT


Strategi yang ditempuh untuk mencapai dan mewujudkan visi
RSUD CARUBAN Kab. Madiundan sesuai misi yang telah ditetapkan,
Perencanaan Strategis terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan dan program. Pada langkah antara misi dan tujuan diperlukan
penganalisaan lingkungan strategik dengan memperhitungkan kondisi
lingkungan baik internal maupun eksternal yang meliputi kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman.
Dari hasil analisis pelayanan di RSUD CARUBAN Kabupaten Madiun,
terdapat beberapa Kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness),
Peluang
( Opportunities) dan Ancaman (Threats), antara
lain :
1. Kekuatan ( Strenght )
Kekuatan
yang
dimiliki
rumah
sakit
dalam
menjalankan
operasionalnya antara lain :
a. Memiliki trend kenaikan jumlah kunjungan pasien.
b. Perolehan keuangan/retribusi yang perkembangannnya memiliki
tren yang cukup tinggi.
c. Tarif pelayanan yang masih terjangkau oleh kemampuan ekonomi
masyarakat sekitar yang notabene masih cukup rendah bila
dibandingan dengan RS sekitar Madiun.
d. Penetapan RS sebagai BLUD sehingga pengelolaan keuangan
berasas produktifitas, efesiensi, berbasis kinerja memungkinkan
untuk berkembang.
e. Lahan yang cukup untuk pengembangan pelayanan.
f. Adanya master Plan perencanaan pengembangan RS.
g. Adanya beberapa jenis usaha yang bisa dikembangkan.
h. Adanya Instalasi Farmasi yang cukup memadai.
i. RSUD CARUBAN merupakan rumah sakit satu-satunya di CARUBAN.
j. Adanya sarana prasarana pengelolaan limbah serta banyaknya
taman dan pepohonan di lingkungan RS.
2. Kelemahan ( WEAKNES )
Kelemahan Rumah Sakit
dalam pelaksanaan operasional
diantaranya :

a. Kuantitas dan kualitas SDM yg masih kurang dalam pengembangan


RS dan dalam rangka revitalisasi RS menjadi type B.
b. Fungsi-fungsi organisasi belum bekerja secara optimal sehingga
tupoksi belum dijalankan sepenuhnya.
c. Anggaran untuk belanja modal belum mencukupi sehingga
pengembangan sarana dan prasarana baik kuantitas maupun
kualitas belum optimal seiring dengan pengembangan pelayanan
medik spesialistik.
d. Reward dan Punisment dalam rangka pembinaan disiplin serta
profesionalisme pegawai yang belum optimal.
e. Motivasi karyawan,budaya kerja dan etika dalam peningkatan
pengembangan RS masih rendah.
f. SOP belum dijalankan secara optimal.
g. Pengelolaan keuangan rumah sakit masih belum efesien.
h. SIM RS belum berjalan secara optimal.
i. Promosi RS baik ke dalam maupun keluar RS belum optimal.
j. Pengelolaan kebersihan lingkungan rumah sakit belum optimal.
3. Peluang ( OPPORTUNITIES )
a. Dukungan Pemerintah Pusat, Propinsi maupun Daerah yang besar
terhadap isu kemiskinan dan kesehatan baik terkait program ,
pendanaan, pengembangan rumah sakit serta Revitalisasi RS
menjadi Type B.
b. Makin
tingginya
tingkat
kesadaran
masyarakat
untuk
memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan.
c. Meningkatnya pertumbuhan Perekonomian masyarakat khusunya
masyarakat Kabupaten Madiun.
d. Mulai meningkatnya kepercayaan dari masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan di RSUD CARUBAN Kab. Madiun.
e. Banyaknya perguruan tinggi kesehatan yang memerlukan diklat.
f.Pemindahan ibukota kabupaten Madiun di Caruban membawa
dampak pada peningkatan sektor perekonomian masyarakat,
pengembangan infrakstruktur kota serta perkembangan sosial dan
budaya masyarakat.
g. Prioritas Kesehatan merupakan prioritas ke 3
(tiga) pemerintah
Kabupaten Madiun.
h. Kebijakan pemerintah untuk mendukung program MDGS,
Akreditasi mutu pelayanan dan upaya kelestarian lingkungan.
i.Berlakunya Sistem Jaminan Sosial Nasional bidang Kesehatan mulai
Januari 2014 berbasis asuransi Pra Bayar melalui Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ).
j.Lokasi RSUD CARUBAN Kab.Madiun yang cukup strategis dan mudah
dicapai oleh masyarakat serta berada dalam posisi jalan lintas
utara dan berada di pusat ibukota Kabupaten Madiun.
4. Ancaman ( THREATS )
Ancaman yang dihadapi RSUD CARUBAN dalam pelaksanaan kegiatan
opeasionalnya adalah :
a. Rumah Sakit lain menawarkan jenis pelayanan yang lebih lengkap.
b. Sistem pembiayaan RS dengan pihak ketiga tidak sama dengan
tarif yang telah ditetapkan pihak RS.

c. Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Implementasi BLUD belum


Maksimal.
d. Undang-undang Perlindungan konsumen yang banyak berpihak
pada pasien / masyarakat serta adanya kebebasan Pers.
e. Asumsi masyarakat terhadap mutu pelayanan rumah sakit swasta
masih lebih bagus daripada rumah sakit pemerintah.
f. Mulai berkembangnya sarana kesehatan swasta di sekitar RSUD
CARUBAN.
g. Masih besarnya angka kemiskinan dan rendahnya tingkat
pendidikan yang mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat.
h. Sistem Pembiayaan Jaminan Kesehatan Masyarakat kurang
menguntungkan RS type C yang telah menjadi RS BLUD.
i. Makin meningkatnya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang prima.
j. Tuntutan masyarakat akan dampak pencemaran lingkungan rumah
sakit karena posisi RSUD CARUBAN berada di pusat pemukiman
dan perkantoran.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan prima dan terjaminnya
kualitas mutu pelayanan kepada masyarakat, orientasi pengembangan
pelayanan kesehatan tidak hanya terbatas pada pelayanan yang telah
diberikan, tetapi juga diperlukan inovasi pengembangan pelayanan
rumah sakit. Upaya yang dilakukan RSUD CARUBAN Kabupaten Madiun
untuk memberikan pelayanan kesehatan tersebut yaitu dengan terus
berusaha mendorong upaya-upaya pembangunan dibidang kesehatan
termasuk pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan
perkembangan IPTEK, peningkatan kualitas pelayanan, keterjangkauan
pelayanan, kesinambungan pelayanan, kenyamanan dan keamanan
pelayanan serta faktor kompetensi lainnya yang sesuai dengan standar
mutu pelayanan yang terus menerus akan selalu ditingkatkan dengan
menganut pola pengelolaan keuangan sebagai Badan Layanan Umum
Daerah ( BLUD ).
Melalui Rencana Strategik RSUD CARUBAN berupaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan sehingga mampu menempatkan
RSUD CARUBAN Kabupaten Madiun sebagai sarana pelayanan publik
yang berorientasi pada Customer Service yang tujuannya adalah
meningkatkan mutu pelayanan yang profesional, sepenuh hati, dan
bersahabat.

BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, MOTTO, NILAI DAN TUJUAN
RSUD CARUBAN Kab. Madiun
A.VISI
Visi merupakan cara pandang jauh ke depan sebagai sebuah
gambaran kemana suatu instansi/organisasi harus dibawa agar tetap
eksis, antisipatif dan inovatif serta mampu memberikan harapan bagi
semua komponen instansi/ organisasi. Sejalan dengan visi Pemerintah
Kabupaten Madiun yaitu
Madiun Lebih Sejahtera 2018dan
keempat misi yaitu:
1. Meningkatkan
Perekonomian
Rakyat
Berbasis
Agro
Dan
Berwawasan Bisnis
2. Meningkatkan Sistem Sosial yang Dinamis, Berkeadilan dan
Berbudaya
3. Meningkatkan Daya Saing Daerah dan Kelestarian Lingkungan
Hidup
4. Meningkatkan Pemerintahan yang Demokratis dan Terpercaya
Sejalan dengan Visi, Misi dan Prioritas Pembangunan Pemerintah
Kabupaten Madiun yaitu Pertanian, Pendidikan, Kesehatan, Usaha Mikro
Kecil dan Menengah,Keamanan, Lingkungan Hidup serta menyelaraskan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya maka rumusan visi RSUD
Caruban Kabupaten Madiun dalam mendukung Misi kedua pemerintah
Kabupaten Madiun yaitu meningkatkan sistem sosial yang dinamis,
berkeadilan dan berbudaya adalah sebagai berikut :
VISI : MENJADI RUMAH SAKIT KEBANGGAAN MASYARAKAT
Guna mewujudkan Visi yang telah ditetapkan maka perlu
penetapan Misi secara jelas sebagai suatu pernyataan yang
menetapkan arah kebijakan dan strategi yang ingin dicapai sebagai
berikut :
1.
Meningkatkan pelayanan kesehatan paripurna

2.
3.

Meningkatkan kemudahan akses pelayanan


Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional sesuai
standar pelayanan
4.
Meningkatkan pendidikan dan penelitian yang bermutu
dibidang kesehatan dan kedokteran
5.
Mewujudkan rumah sakit yang berwawasan lingkungan
B.MISI
Misi adalah kristalisasi dari keinginan menyatukan langkah dan
gerak dalam mencapai visi yang telah ditetapkan. Setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah sebagai satu kesatuan organisasi instansi pemerintah
harus memastikan agar visi yang telah ditetapkan dapat diupayakan
perwujudannya. Untuk itu disusun tahapan yang terbagi kedalam dua
tahapan yakni apa yang hendak dicapai dan bagaimana upaya untuk
mencapainya. Salah satu unsur dalam tahapan tersebut adalah
penetapan misi organisasi yang dalam hal ini adalah misi RSUD Caruban
Kabupaten Madiun.
Dalam rangka mewujudkan visi-nya maka ditetapkan misi yang
diemban RSUD Caruban Kabupaten Madiun sebagaimana berikut:
1. Meningkatkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan rujukan
yang
profesional, bermutu, beretika, bercirikan modern serta
befokus pada keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan.
2. Mengembangkan manajemen rumah sakit yang handal
3. Menciptakan lingkungan rumah sakit yang aman dan nyaman
4. Meningkatkan tata kelola keuangan BLUD secara efektif, efesien,
transparan dan akuntabel.
C.FALSAFAH
Falsafah RSUD CARUBAN tersirat dalam logo dengan bentuk sebagai
berikut:

Logo tersebut mempunyai makna sebagai berikut :


1.
Palang Hijau dengan dasar putih menjelaskan
misi utama yang menggambarkan pelayanan kesehatan yang
bermutu.
2.
Segitiga menggambarkan tiga customer yang
harus dipuaskan yaitu masyarakat/ pasien, karyawan/petugas
pemilik dalam hal ini adalah pemerintah daerah kabupaten madiun
3.
Warna
Kuning,
Hijau
Muda
dan
Biru
melambangkan filosofi pelayanan kesembuhan dan kepercayaan
masyarakat.
4.
Tanda Panah yang saling terkait satu dengan
yang lain melambanngkan upayan peningkatan mutu pelayanan
yang terus berkelajutan untuk mencapai kepuasan pelanggan.

D.

MOTTO
Sedangkan untuk mewujudkan MISI dan TUJUAN RSUD CARUBAN
Kab. Madiun menetapkan MOTTO yaitu :
Profesional, Sepenuh Hati dan Bersahabat

E. NILAI
Nilai atau value RSUD CARUBAN Kab. Madiun dalam wujud budaya
kerja meliputi 3 (tiga) citra dengan nama Tri Upaya Citra, terdiri
dari :
1.
Citra Rumah Sakit Bersih :
Mewujudkan lingkungan rumah sakit yang bersih, indah dan
nyaman dan merasa dalam lingkungan sendiri sehingga
membantu proses percepatan penyembuhan pasien
2.
CITRA PELAYANAN PRIMA :
Wemujudkan pelayanan berfokus pada keselamatan pasien dan
petugas guna mencapai kepuasan pelanggan.
3.
CITRA
MANAJEMEN
YANG
PROFESIONAL, AKUNTABEL DAN BERSAHABAT : Menerapkan
pengelolaan
rumah
sakit
yang
efektif,
transparan,dan
membangun komunikasi yang efektif baik internal dan eksternal
dan bersifat emapati kekeluargaan.
F. TUJUAN
Mewujudkan kesehatan masyarakat melalui
kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan.

pengembangan

G. SASARAN STRATEGIS
1. Revitalisasi RS menjadi type B
2. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana rumah
sakit;
3. Penyediaan obat/bahp pasien
4. Meningkatkan kepuasan pelanggan
5. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM
6. Meningkatkan disiplin pegawai
7. Mengoptimalkan system manajemen mutu ( ISO dan Akreditasi)
8. Tertib Laporan
9. Rumah sakit berwawasan Lingkungan

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RSUD CARUBAN Kab. Madiun
Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 13 Tahun
2011 Tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Nomor
64 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Caruban Kabupaten
Madiun, maka tugas dan fungsi serta Struktur organisasi adalah sebagai
berikut :
1. Tugas Rumah Sakit
Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang
bersifat spesifik di bidang pelayanan kesehatan.
2. Fungsi Rumah Sakit
Dalam melaksanakan tugasnya RSUD CARUBAN Kabupaten Madiun
menyelenggarakan fungsi :
a.
Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya
b.
Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya
c.
Pembinaan dan Pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya
d.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3. Struktur Organisasi

RSUD CARUBAN dipimpin oleh seorang Direktur, yang bertugas


memimpin, merumuskan, menyusun kebijakan mengkoordinasikan,
merencanakan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan otonomi
daerah pada bidang urusan pelayanan kesehatan pada RSUD sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam
menjalankan tugas dan fungsinya, dibantu oleh :
a.
Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala Bagian Tata Usaha melaksanakan kebijakan pelayanan
administrasi kepada semua unsur di lingkungan Rumah Sakit
Umum
Daerah
meliputi
melaksanakan
perencanaan,
pengkoordinasian
tugas
pada
bidang-bidang,
pengelolaan
administrasi umum, rumah tangga, kepegawaian dan administrasi
keuangan.
Kepala Bagian tatan Usaha membawahi 3 sub bagian yaitu:
1) Kasubag Umum.
2) Kasubag Kepegawaian.
3) Kasubag Perencanaan dan Informasi.
b.
Kepala Bidang Pelayanan
Kepala Bidang Pelayanan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Direktur yang meliputi melaksanakan pengendalian
penyelenggaran Pelayanan Medik dan Keperawatan melalui
koordinasi dan pengendalian tata laksana kegiatan pelayanan
medis, pemeriksaan, penetapan diagnose, pengobatan dan atau
tindakan medis serta perawatannya dengan mengunakan sarana
prasarana dan fasilitas, berpedoman standar pelayanan yang ada
dengan
memperhatikan
mutu
pelayanan,
merencanakan,
mengkoordinasikan untuk menyiapkan dan mengatur kebutuhan
bahan, alat dan tenaga paramedis perawatan medis termasuk
medis spesialistik, serta berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Kepala Bidang Pelayanan membawahi 2 seksi yaitu :
1) Kepala Seksi Pelayanan Medik.
2) Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan.
c.
Kepala Bidang Penunjang
Kepala Bidang Penunjang mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Direktur yang meliputi melaksanakan koordinasi
dan pengendalian tata laksana kegiatan penunjang pelayanan
meliputi penegakan diagnose, obat-obatan, makanan pasien,
rehabilitasi, sterilisasi alat dan linen, operasi sampai dengan
sanitasi dan linen ruangan, pemeliharaan alat medis dan non
medis, pendidikan/pelatihan, pemeliharaan pengembangan dan
pemulasaraan jenasah, dengan menggunakan sarana prasarana
dan fasilitas, berpedoman stadar pelayanan yang ada dengan
memperhatikan
mutu
pelayanan,
merencanakan,
mengkoordinasikan untuk menyiapkan dan mengatur kebutuhan
bahan, alat dan tenaga paramedis non perawatan, tenaga non
medis, tenaga medis termasuk spesialistik tertentu serta
berorientasi pelanggan.
Kepala Bidang Penunjang membawahi 2 seksi yaitu :
1) Kepala Seksi Penunjang Medik.

2) Kepala Seksi Penunjang Non Medik.


d.

Kepala Bidang Keuangan


Kepala Bidang Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Direktur yang meliputi mengkoordinasikan,
merencanakan, menyelenggarakan penatalaksanaan keuangan,
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja RSUD Caruban,
akuntansi, perbendaharaan, verifikasi dan mobilisasi dana serta
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap penerimaan,
penyerapan, penyimpanan, penyetoran, pengeluaran dari berbagai
sumber dana, sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Kepala Bidang Keuangan membawahi 2 seksi yaitu :
1) Kepala Seksi Anggaran dan Mobilisasi Dana.
2) Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi.
e.
Kelompok
Jabatan
Fungsional.
Secara lebih detail dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :

DIREKTUR
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

BAGIAN TATA USAHA

SUB BAGIAN
UMUM

BIDANG
PELAYANAN

SEKSI
PELAYANAN MEDIK

SEKSI
PELAYANAN
KEPERAWATAN

SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN
PERENCANAAN
INFORMASI

BIDANG
PENUNJANG

BIDANG
KEUANGAN

SEKSI
PENUNJANG MEDIK

SEKSI
ANGGARAN DAN
MOBILISASI DANA

SEKSI
PENUNJANG NON MEDIK

SEKSI
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI

Bagan 2.1 Struktur Organisasi RSUD Caruban Kabupaten Madiun


berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 13
Tahun 2011

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
PELAYANAN INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD CARUBAN Kab. Madiun
Pelayanan Instalasi Bedah sentral di pimpin oleh kepala Instalasi Bedah
Sentral yang membawahi 4 koordinator yaitu penanggung jawab Trauma
Center, penanggung jawab Ok, penanggung jawab RR, kepala Ruang.
Struktur organisasi Bedah sentral :

Kepala Instalasi
bedah sentral
dr. Achmad Ralibi, Sp.B

Penanggung Jawab
Trauma center
dr. Didyn Nuzul A,
Sp.OT

Penanggung Jawab
OK
dr. Donny Prayono,
Sp.B

Penanggung Jawab
RR
dr. Rohmad Hariyono,
Sp.An

Kepala Ruang
Dian

Kepala Ruang
Tejo Pramono, S.
Kep. Ns

Kepala Ruang
Sunarto, S. ST

BAB VI
URAIAN JABATAN
1. KEPALA INSTALASI
a. Uraian Tugas :
Melaksanakan pembinaan kualitas atau mutu profesi
pelayanan.
Melaksanakan koordinasi dengan kepala keperawatan maupun
kepala instalasi yang terkait dalam membina kualitas profesi
pelayanan.
Mengendalikan dan mengevaluasi kualitas pelayanan profesi.
b. Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan visi dan misi bedah
sentral
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program dan
evaluasi
Bertanggung jawab kepada direktur
c. Wewenang
Mendelegasikan tugas apabila berhalangan hadir
Memeriksa hasil kegiatan bedah sentral
2. SEKRETARIS
Uraian Tugas
:
Membuat undangan rapat dan notulen
Mengelola administrasi surat dan dokumen bedah sentral

Mencatat data yang berhubungan dengan bedah sentral


IKut aktif dalam sosialisasi program bedah sentral
Melaksnakan tugas lain dari atasan terkait program bedah
sentral
3. PENANGGUNG JAWAB TRAUMA SENTER
a. Uraian Tugas :
Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan
neonatal
Melakukan koordinasi dengan kepala Instalasi dan tim medis
lain
Melaksanakan evaluasi terhadap kasus kasus
kegawatdaruratan obstetric dan neonatall
b. Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program
Bertanggung jawab kepada kepala Instalasi bedah sentral
4. PENANGGUNG JAWAB OK
Uraian Tugas
Melaksanakan pelayanan antenatal care, post natal, imunisasi,
keluarga berencana, pelayanan neonatal
Pemantauan pelaporan pelayanan neonatal
Melakukan koordinasi dengan kepala Instalasi terkait dengan
pelayanan bedah sentral
5. PENANGGUNG JAWAB RR
a. Uraian Tugas :
Membuat perencanaan untuk pelayanan di ruang bersalin dan
pelayanan nifas.
Melakukan kegiatan operasional untuk pelayanan persalinan
dan nifas (pengawas nifas, IMD, menyusui, perawatan
payudara, rawat gabung)
Melakukan koordinasi dengan tim pelayanan perinatal dalam
rangka kegiatan operasional.
Melakukan pengawasan kegiatan di ruang bersalin dan ruang
nifas
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan revisi SPO
yang telah ditetapkan.
Melakukan evaluasi kegiatan operasional dan mutu pelayanan
termasuk pencatatan dan pelaporan.
b. Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab kepada kepala Instalsi bedah sentral
Bertangunggjawab terhadap kelancaran pelaksanaan
program di masing masing unit kerja.
6. KEPALA RUANG

a. Uraian Tugas :
Membuat perencanaan untuk pelayanan Instalasi Bedah
Sentral
Mengawasi kegiatan di ruang Bedah Sentral
Melakukan koordinasi degan pelayanan ruang bersalin dan
nifas dalam rangka kegiatan operasional
Pengawasan terhadap SPO yang telah di tetapkan.
Melakuakan evaluasi kegiatan operasional dan mutu
pelayanan perinatologi termasuk pencatatan dan pelaporan.
b. Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan
program di masing masing unit kerja
Bertanggung jawan kepada kepala Instlasi Bedah Sentral

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

a.Skema Hubungan Kerja


Irna
Farmasi

Manajem
en

Laborator
ium

IBS

K3RS

PPI

Radiologi
Diklat

b.

Tata laksana hubungan kerja


1. Instalasi Bedah Sentral bekerjasama dengan IRNA
Pelayanan non kegawatdaruratan baik pada kunjungan yang
pertamakali maupun kunjungan ulang serta rujukan non
kegawatdaruratan.
2. Instalasi Bedah Sentral bekerjasama PPI
3. Instalasi Bedah Sentral bekerjasama dengan Instalasi
Laboratorium
Untuk menunjang diagnosa serta kelengkapan kasus operasi baik
pre maupun post operasi.
4. Instalasi Bedah Sentral bekerjasama dengan Instalasi
Farmasi
Dalam hal permintaan perbekalan farmasi untuk stok mengunakan
buku ekspedisi
5. Instalasi Bedah Sentral bekerjasama Radiologi
6. Instalasi Bedah Sentral bekerjasama dengan Diklat
Dalam pendaftaran pasien baik di rawat jalan maupun rawat
inap
Setiap pasien rawat inap memerlukan nomor register dan
nomor rekam medik dari bagian pendaftaran rekam medik
7. Instalasi Bedah Sentral bekerjasama manajemen

8. Instalasi Bedah Sentral bekerjasama K3RS

BAB VIII
POLA KETENAGAAAN DAN KUALIFIKASI
Dalam upaya mempersiapkan tenaga instalasi Bedah Sentral yang
handal, perlu kiranya melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan
sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan Sumber Daya
Manusia, yaitu proses mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang
ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi. Tujuannya adalah
mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga
pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai
dengan persyaratan jabatan.
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan oganisasi dalam mencapai
sasarannya melalui strategi
pengembangan kontribusi.
Sumber daya manusia adalah motor organisasi. Penataan Sumber
Daya Manusia di RSUD CARUBAN Kab. Madiun mengacu pada Peraturan
Bupati Tulungagung Nomor 58 tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja RSUD CARUBAN Kab. Madiun. Berdasarkan kebijakan tersebut
sebagai upaya mempersiapkan tenaga di lingkup instalasi Bedah Sentral
yang berkompeten mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan perlu
kiranya ditetapkan pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia
yang mengacu pada program peningkatan mutu.
Tabel Pola Ketenagaan dan Kualifikasi
Instalasi Bedah Sentral RSUD CARUBAN Kab. Madiun
Nama Jabatan

Kualifikasi pendidikan
Formal
Informal (pelatihan)
>30 jam
>30 jam
>30 jam
>30 jam
>30 jam
>30 jam
>30 jam
>30 jam
>30 jam
Jumlah

Tenaga
yang
dibutuhkan

Pelatihan yang dibutuhkan Perawat/ dokter Bedah Sentral adalah


sesuai dengan standar profesi tenaga Perawat/ dokter Bedah Sentral,
terhadap 7 kompetensi, yaitu :
1.
Pelatihan/ Bimtek
2.
3.

Sedangkan pelatihan untuk menunjang pelayanan langsung kepada


pelanggan ( pasien & keluarga ) karena di posisikan sebagai pemberi
pelayanan pertama pasien dan keluarganya yang membutuhkan
pelayanan dan informasi. Diantaranya harus mampu berkomunikasi yang
santun dan efektif, menjalin hubungan yang baik dan diterima semua
pihak, kepribadian yang menarik. Disamping kompeten dalam
menjalankan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai prosedur yang
ditetapkan.
KUALIFIKASI PENARIKAN CALON (RECRUITMENT) DAN SELEKSI
KARYAWAN
1. Penarikan Calon (Recruitment) Karyawan
Penarikan calon adalah aktivitas atau usaha yang dilakukan untuk
mengundang para pelamar sebanyak mungkin sehingga RSUD
CARUBAN Kab. Madiunkhususnya lingkup PONEK memiliki kesempatan
yang luas untuk menemukan calon yang paling sesuai dengan tuntutan
jabatan yang diinginkan.
Penarikan calon dilakukan karena berdasarkan analisa kebutuhan
tenaga, ditentukan berdasar jumlah pasien dan kegiatan
tidak
seimbang dengan jumlah tenaga yang ada.
Dilihat dari sumbernya penarikan calon dapat dibagi dua yaitu:
a. Dari dalam RSUD CARUBAN Kab. Madiun sendiri (internal resources)
Menarik calon dari dalam RSUD CARUBAN Kab. Madiun sendiri
(Internal resources) memiliki keuntungan lebih yaitu calon sudah
dikenal dan proses dapat dilakukan dengan lebih cepat dibanding
menarik calon dari luar RSUD CARUBAN Kab. Madiun.
Calon
nantinya masuk ke lingkup Instalasi Bedah Sentral akibat mutasi
atau promosi.
b. Dari luar RSUD CARUBAN Kab. Madiun(external resources)
Proses penarikan calon dari luar RSUD CARUBAN Kab. Madiun ini
dapat dilakukan dengan cara :
Iklan media cetak (pengumuman penerimaan CPNSD)
Dari mulut ke mulut
Lembaga-lembaga pendidikan
Berkas-berkas pelamar yang datang sendiri

2. Penyaringan/ Seleksi Calon (selection) Karyawan


Seleksi adalah proses menyeleksi pelamar, sehingga dapat
memperoleh karyawan yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan
yang diinginkan.
Untuk seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil, para pelamar harus
melalui proses seleksi umum yang diselenggarakan oleh pemerintah
pusat
Seleksi untuk Karyawan Non Pegawai Negeri Sipil, para pelamar
harus melalui proses seleksi umum yang diselenggarakan oleh pihak
RSUD CARUBAN Kab. Madiun.

BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
A.

LATAR BELAKANG
Program orientasi dilakukan pada seluruh pegawai yang masuk
ke lingkup instalasi Bedah Sentral.
Orientasi ini merupakan wahana baru bagi setiap calon pegawai
di lingkup instalasi Bedah Sentral untuk mengenal lebih jauh dan
mendalam tentang Rumah Sakit dan pelayanan instalasi Bedah
Sentral Khususnya.
Pembekalan tentang rumah sakit dikoordinir oleh Sub. Bagian
Kepegawaian dan Sub. Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia,
sedang kompetensi teknis dilakukan oleh instalasi Bedah Sentral
sesuai dengan jabatan dan penempatan yang akan diterimanya.
Metode orientasi dilakukan dengan pemberian materi, pengenalan
lapangan dan praktek lapangan. Lamanya orientasi disesuaikan
dengan tugas dan jabatannya. Selesai orientasi, akan dilakukan
evaluasi untuk mengetahui kemampuan serta kompetensi untuk
dapat dilanjutkan menjadi pemberi pelayanan instalasi Bedah Sentral
secara penuh (full timer). Hasil evaluasi menjadi dasar rekomendasi
penempatan pegawai yang bersangkutan yang sesuai dengan
kompetensinya.
Diharapkan setelah berakhinya mengikuti seluruh rangkaian
masa orientasi pegawai baru dapat menghasilkan kualitas sumber
daya manusia yang mampu dan siap diterjunkan di pelayanan secara
langsung dengan pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan di
rumah sakit.

BIODATA PETUGAS BARU INSTALASI BEDAH SENTRAL


Nama
:
NIP
:
Tempat / Tgl lahir :
Alamat
:
Agama
:
Pendidikan Terakhir :
Alumni
:
Tahun lulus
:

.................................................................................
.................................................................................
.................................................................................
.................................................................................
.................................................................................
................................................................................
................................................................................
................................................................................

B.

TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui, memahami dan menjalankan segala peraturan
yang telah ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit maupun
aturan di bidang kerja lingkup instalasi Bedah Sentral agar
tercipta pola pemikiran dan kerja yang terstruktur di bidangnya
2. Tujuan Khusus
a. Mengenal, mengetahui dan memahami struktur organisasi,
misi, visi dan motto rumah sakit
b. Mengenal, mengetahui dan memahami struktur organisasi,
falsafah dan tujuan instalasi Bedah Sentral
c. Memahami dan menjalankan uraian tugas, tanggung jawab,
kewenangan pegawai di lingkup instalasi Bedah Sentral
d. Mengenal lokasi, fasilitas dan peralatan di lingkup Instalasi
Bedah Sentral
e. Mempelajari kegiatan pelayanan instalasi Bedah Sentral
f. Melakukan latihan ketrampilan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab.

C.

SASARAN ORIENTASI
1. Kegiatan pelayanan instalasi Bedah Sentral
2. Kegiatan administrasi instalasi Bedah Sentral

D.

METODE ORIENTASI
1. Diskusi dan konsultasi
2. Latihan keterampilan

E.

MATERI ORIENTASI
1. Gambaran umum RSUD CARUBAN Kab. Madiun

2. Gambaran umum instalasi Bedah Sentral RSUD CARUBAN Kab.


Madiun
3. Praktek lapangan
4. Penilaian dan evaluasi
F.

NARA SUMBER
1. Kepala Instalasi terkait pelayanan instalasi Bedah Sentral
2. Praktisi senior instalasi Bedah Sentral.

G.

TATA TERTIB
1. Hadir dan mengisi daftar absensi
2. Berpakaian rapi dan sopan (hem atasan putih dan bawahan
hitam bagi pegawai baru dan seragam rumah sakit yang berlaku
bagi pegawai yang dimutasikan ke lingkup instalasi Bedah
Sentral)
3. Aktif melakukan kegiatan bimbingan dan latihan keterampilan
yang telah dijadwalkan
4. Membuat laporan baik lisan maupun tertulis

H.

PELAKSANAAN ORIENTASI
Sesuai dengan program orientasi Rumah Sakit.

I.

LEMBAR KERJA DAN PENILAIAN


1. Lembar Kerja dan Penilaian Lapangan

BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT
A.RAPAT RUTIN
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
Waktu :
Jam
:
Tempat :
Peserta :
Materi :
Kelengkapan Rapat
:
1. Undangan
2. Daftar hadir
3. Notulen rapat
4. Laporan/ rekomendasi/ usulan kepada pimpinan.
B.AUDIT MEDIS/ PEMBAHASAN KASUS
AMP diselenggarakan pada :
Waktu :
Jam
:
Tempat :
Peserta :
Materi :
Kelengkapan Rapat
:
5. Undangan
6. Daftar hadir
7. Notulen rapat
Laporan/ rekomendasi/ usulan kepada pimpinan
C.RAPAT INSIDENTIL
Rapat Insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas dan diselesaikan segera.
Jam
: Sesuai undangan
Tempat : Sesuai undangan
Peserta :
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.
Kelengkapan Rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/
rekomendasi / usulan kepada pimpinan

BAB XI
PELAPORAN

A. LAPORAN RUTIN
1. Laporan Internal
Laporan internal pelayanan PONEK di RSUD CARUBAN Kab. Madiun
dapat berupa laporan harian, bulanan maupun tahunan.
a. Laporan Harian
Sensus Harian Pelayanan Instalasi Bedah Sentral
- Pelayanan Anaestesi
- Pelayanan Bedah Sentral
b. Laporan Bulanan
Data Kegiatan Pelayanan
Dilaporkan secara periodik setiap bulan, maksimal tanggal 5
bulan berikutnya.
Data Kunjungan dan Sepuluh Besar Penyakit
Dilaporkan secara periodik setiap bulan, maksimal tanggal 5
bulan berikutnya.
c. Laporan Tahunan
Data untuk Profil
Data untuk Laporan Akuntabilitas
d. Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas Terkait
B. LAPORAN NON RUTIN
1. Laporan Khusus
2. Laporan Luar Biasa
Contoh : kasus kesalahan prosedur
C. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bidang, Kepala Bagian dan Kepala
Instalasi melakukan pemantauan data dan informasi kesehatan, evaluasi
dan pelaporan sesuai bidang tugas masing-masing secara teratur,
terpadu dan menyeluruh melalui instrumen dan metode yang tepat.
Pemantauan dilakukan dengan membandingkan antara data dan
informasi kesehatan saat ini dengan keadaan sebelumnya secara
berkala.
Evaluasi dilakukan secara berkala terhadap hasil pemantauan dan
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan secara keseluruhan.
Pelaporan dilakukan dengan mengirimkan hasil pemantauan dan
hasil evaluasi secara berjenjang dan secara berkala. Dalam keadaan
tertentu dan mendesak sesuai kebutuhan yang telah ditetapkan oleh
menteri, pengelola sistem informasi kesehatan dapat mengirimkan
secara langsung laporan hasil pemantauan dan hasil evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai