Anda di halaman 1dari 114

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang menyelenggarakan

perorangan atau bersama-sama dalam organisasi untuk mencegah dan

meningkatkan kesehatan, memelihara serta menyembuhkan penyakit

dan juga memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga dan

ataupun publik masyarakat (Depkes RI, 2009).

Kesehatan adalah sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi.

Upaya peningkatan kesehatan masyarakat di indonesia saat ini tengah

gencar dilakukan oleh pemerintah. Berbagai upaya di lakukan agar

taraf kesehatan masyarakat di Indonesia Meningkat. Salah satunya

dengan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit .

(Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2012)

Rumah Sakit adalah Institusi Pelayanan Kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat. (Permenkes 3 tahun 2020)

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan

1
tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai

tindakan-tindakan yang di lakukan kepada pasien dalam rangka

pelayaana kesehatan (PERMENKESNomor269/MENKES/PER/III/2008)

Menurut World Health Organization (WHO), rumah sakit adalah

bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan

fungsi menyediakan pelayanan paripurna, (kompherensif)

penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif)

kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi

tenaga kesehatan dan pusat penelitian medis. Selain itu, rumah sakit

adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan. (UU No.44 tahun 2009).

Menurut buku pedoman penyelenggaraan pelayanan rumah sakit,

rumah sakit adalah semua sarana kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, tindakan medik, yang

dilaksanakan selama 24 jam melalui upaya kesehatan perorangan.

World Health Organization (WHO), memberikan batasan tentang

pengertian rumah sakit adalah bagian menyeluruh atau integral dari

organisasi sosial dan medis, berfungsi memberikan pelayanan

kesehatan yang lengkap pada masyarakat, baik kuratif, maupun

rehabilitatif, dimana pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan

lingkungan, dan rumah sakit juga merupakan pusat latihan tenaga

kesehatan serta untuk penelitian bio-sosial.

2
Dalam peraturan pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang

penyelenggaraan rumah sakit dibuat sebagai tindak lanjut Undang-

Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Peraturan Pemerintah

yang mengatur penyelenggaraan rumah sakit di Indonesia mengatur

dengan tegas tentang kriteria penetapan kelas rumah sakit dan

prosentase pemanfaatan tempat tidur (TT) rumah sakit, regulasi rumah

sakit ini berlaku sejak tanggal di undangkan pada tanggal 2 Februari

2021.

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

dan gawat darurat. Komponen pelayanan di rumah sakit mencakup 20

pelayanan, meliputi : (1) administrasi dan manajemen, (2) pelayanan

Medis, (3) pelayanan gawat darurat, (4) pelayanan kamar operasi, (5)

pelayanan intensif, (6) pelayanan perinatal resiko tinggi, (7) pelayanan

keperawatan, (8) pelayanan anastesi, (9) pelayanan radiologi, (10)

pelayanan farmasi, (11) pelayanan laboratorium, (12) pelayanan

rehabilitasi medis, (13) pelayanan gizi, (14) rekam medis, (15)

pengendalian infeksi di rumah sakit, (16) pelayanan sterilisasi sentral,

(17) keselamatan kerja, (18) pemeliharaan sarana, (19) pelayanan lain,

(20) perpustakaan. Dalam setiap institusi pelayanan kesehatan,

khususnya rumah sakit terdapat tenaga medis dan non-medis yang

harus dimiliki oleh masing-masing rumah sakit sesuai dengan standar

3
yang telah ditetapkan berdasarkan undang-undang atau peraturan yang

berlaku (Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009)

Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan

didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas,

manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan,

perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial

(Pasal 2 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009)

Tujuan penyelenggaraan rumah sakit tidak lepas dari ketentuan

bahwa masyarakat berhak atas kesehatan sebagaimana dirumuskan

dalam berbagai ketentuan undang-undang, salah satunya dalam

Undang-Undang 43 Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Sementara itu pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, diantaranya dengan

menyediakan fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan, dan salah satu

fasilitas pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit. Adapun tujuan

penyelenggaraan rumah sakit adalah seperti dirumuskan dalam Pasal 3

Undang-undang Kesehatan, disebutkan bahwa, pembangunan

kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaraan, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat, bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan

ekonomis.

4
penyelenggaraan rumah sakit bertujuan untuk mempermudah

akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;

memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

lingkungan rumah sakit, dan sumber daya manusia di rumah sakit;

meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah

sakit; dan memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat,

sumber daya manusia rumah sakit (Pasal 3 Undang-Undang Nomor 44

Tahun 2009

Pada ketentuan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang

rumah sakit, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Permenkes

340/2010, lalu di ubah oleh Permenkes No 56/2014, lalu diubah oleh

Permenkes No. 30/2019, lalu diubah oleh Permenkes No. 3/2020 lalu

saat ini diatur oleh Peraturan Pemerintah No 47/2021. Pada konsep

sebelumnya pelayanan rawat inap terbagi menjadi rawat inap Kelas 3,

rawat inap Kelas 2, dan rawat Inap Kelas 1. Rumah sakit membuat

rawat inap kelas yang lain yaitu : Rawat Inap VIP, Rawat Inap VVIP,

bahkan ada juga Rawat Inap SVIP sampai dengan Rawat Inap SVVIP.

Melihat Permenkes No 3/2020 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah

Sakit Pasal 43, dimana pertama, jumlah tempat tidur perawatan kelas

III paling sedikit 20% untuk rumah sakit swasta, 30% untuk rumah sakit

pemerintah. Dan kedua, jumlah tempat tidur perawatan di atas

perawatan kelas I paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari seluruh

tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah Pusat, Pemerintah

5
Daerah, dan swasta. dari pasal 43 ini, maka terdapat kelas 2 dan

bahkan diijinkan kelas VIP sampai dengan VVIP atau bentukan lain

kelas perawatan dengan total 50% (atau sisa dari ketentuan Pasal 43).

Ketentuan rawat inap masih menggunakan pedoman tehnis rawat inap

dari kemenkes tahun 2012.

Dalam upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang

bermutu, sepertinya sudah mendapat perhatian. Salah satu indikator

tentang perlunya memperhatikan pelayanan kesehatan, terlihat dari

tingkat pemanfaatan fasilitas kesehatan rumah sakit. Hingga saat ini,

tingkat pemanfaatan fasilitas rumah sakit di Indonesia sudah berjalan

dengan optimal.

RSUD Bahteramas merupakan Rumah Sakit pusat rujukan di

wilayah Sulawesi Tenggara. Status RSUD Bahteramas saat ini adalah

Rumah Sakit Pendidikan dengan status Paripurna dan juga berfungsi

sebagai Rumah Sakit Pendidikan dokter, serta tenaga kesehatan

lainnya. Keberhasilan pembangunan dan pengembangan serta

indikator/sarana untuk mewujudkan tercapainya rumah sakit paripurna

adalah dengan mempertahankan status Rumah Sakit, sehingga Rumah

Sakit Umum Daerah Bahteramas dapat terus berkembang dan dapat

dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan maupun pelatihan bagi

profesi dokter dan tenaga kesehatan lainnya, serta terus

6
memperhatikan, mengembangkan, dan menyediakan sarana maupun

prasarana yang memadai.

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah :

1. Umum

Secara umum, tujuan kegiatan dari Praktek Kerja Lapangan

(PKL) ini yaitu agar mahasiswa mampu memenuhi standar

kompetensi klinik yang telah ditetapkan dalam kurikulum Program

Studi Diploma II Rekam Medis Informasi Kesehatan, serta

meningkatkan kemampuan mahasiswa sebagai perekam medis yang

sesuai dengan standar kompetensi dan etika profesi dalam Rekam

Medis dan Informasi Kesehatan yang handal di sarana pelayanan

kesehatan khususnya Rumah Sakit.

2. Khusus

Berikut adalah tujuan khusus Praktek Kerja Lapangan II di

Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2021 :

a. Mengetahui jenis kegiatan rekam medis pada Rumah Sakit Umum

Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

b. Mengetahui pembahasan pelaksanaan kegiatan rekam medis pada

Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara

7
c. Mengetahu faktor pendukung dan faktor penghambat kegiatan rekam

medis pada Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara

C. MANFAAT

1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat mengetahui alur dan proses pendaftaran pasien rawat

jalan, rawat inap dan gawat darurat yang ada di RSUD

Bahteramas.

b. Dapat mengetahui langsung bagaimana pelaksanaan pelayanan

rekam medis di RSUD Bahteramas

c. Mampu berlatih untuk terampil dan teliti dalam memberikan kode

(coding) sesuai dengan diagnosa dari dokter.

d. Mempunyai pengalaman dalam memberikan pelayanan rekam

medis yang baik bagi RSUD Bahteramas.

2. Bagi Institusi

a. Sebagai sarana komunikasi langsung antara pihak institusi untuk

memperoleh masukan dan umpan balik, guna memperbaiki dan

mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan

pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan agar dapat

disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

b. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan mahasiswa dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh di bidang manajemen informasi

8
kesehatan pada saat praktik kerja lapangan II di Rumah Sakit

Umum Daerah Bahteramas, sehingga dapat digunakan sebagai

dasar penilaian dalam penentuan mutu dari institusi pendidikan

3. Bagi Rumah Sakit

Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau informasi dan

penilaian (evaluasi) bagi pelayanaan kesehatan dan penigkatan

kinerja petugas rekam medis di masa yang akan datang dan

menciptakan pelayanaan kesehatan yang bermutu dan efisien bagi

Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

9
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. LETAK GEOGRAFIS

Sejak tanggal 21 November 2012 RSUD Provinsi Sulawesi

Tenggara pindah lokasi dari di Jalan Dr. Ratulangi No. 151 Kelurahan

Kemaraya Kecamatan Mandonga ke Jalan Kapt. Pierre Tendean No.

40 Baruga, dan bernama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Di lokasi yang baru ini mudah

dijangkau dengan kendaraan umum, dengan batas wilayah sebagai

berikut :

1. Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama

2. Sebelah Timur : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara

3. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk

4. Sebelah Barat : Kantor Polsek Baruga

Gambar 1.
Peta Lokasi Wilayah Kerja RSUD
10
Bahteramas
Gambar 2.
Tampak Depan Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

Gambar 3.
Tampak Samping Kanan Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

11
Gambar 4.
Tampak Samping Kiri Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

Gambar 5.
Tampak Halaman Tengah Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

12
Gambar 6.
Tampak Belakang Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

Gambar 7.
Tampak Atas Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

13
B. Lingkungan Fisik

RSUD Bahteramas berdiri di atas lahan seluas 17,5 Ha. Luas

seluruh bangunan adalah 53,269 m2, Luas bangunan yang terealisasi

sampai dengan akhir tahun 2019 adalah 35,410 m2. Pengelompokan

ruangan berdasarkan fungsinya sehingga menjadi empat kelompok,

yaitu kelompok kegiatan pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan

penunjang medis, kelompok kegiatan penunjang non medis, dan

kelompok kegiatan administrasi.

C. Status Lahan

RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara dibangun secara bertahap

pada tahun 1969/1970 dengan sebutan “Perluasan Rumah Sakit

Kendari” adalah milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan

klasifikasi type C berdasarkan SK Menkes No.51/Menkes/II/1979

tanggal 22 Februari 1979. Susunan Struktur Organisasi berdasarkan

SK Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara No. 77 tahun 1983 tanggal

28 Maret 1983.

Pada tanggal 21 Desember 1998, RSUD Provinsi Sulawesi

Tenggara meningkat klasifikasinya menjadi Type B (Non Pendidikan)

sesuai dengan SK Menkes No. 1482/Menkes/SK/XII/1998, yang

ditetapkan dengan Perda No. 3 tahun 1999 tanggal 8 Mei 1999.

Kedudukan Rumah Sakit secara teknis berada dibawah Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dan secara operasional berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Sesuai dengan

14
kebutuhan pendidikan medik di Sulawesi Tenggara maka sejak tahun

2013 RSU Bahtramas Prov. Sultra telah terakreditasi menjadi RS Type

B Pendidikan.

Pada tanggal 18 Januari 2005, RSUD Provinsi Sulawesi

Tenggara telah terakreditasi untuk 5 pelayanan yaitu Administrasi

Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan

Keperawatan dan Rekam Medis sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No.

HK.00.06.3.5.139. Selanjutnya Akreditasi 12 Pelayanan sesuai dengan

SK Dirjen Yanmed No. HK.00.06.3.5.139. tanggal 31 Desember 2010,

yang meliputi pelayanan Administrasi dan Manajemen, Pelayanan

Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan

Rekam Medis, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Farmasi, Pelayanan

Laboratorium, Pelayanan Peristi, Pelayanan Kamar Operasi, Pelayanan

Pencegahan Infeksi, Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Sesuai dengan Undang-Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009 dan

untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka RSUD Prov. Sultra telah

menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang ditetapkan melalui Surat

Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor : 653 Tahun 2010

tanggal 15 Oktober 2010. Pada tanggal 21 November 2012 RSUD

Prov. Sultra pindah lokasi dan berubah nama menjadi Rumah Sakit

Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (RSUD

Bahteramas Prov. Sultra), yang diresmikan penggunaannya oleh

Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan RI, Ir. H. Hata

15
Rajasa dan Gubernur Sulawesi Tenggara, H. Nur Alam SE. Dan Pada

tahun 2013 telah terakreditasi menjadi Rumah Sakit Pendidikan (SK

Mentri Kesehatan No. Tahun 2013)

Gambar 8.
Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

D. ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Struktur organisasi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara ditetapkan berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 2007 yang

dituangkan dalam Perda Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 5 Tahun

2008, Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 65 Tahun 2008

dan Pola Tata Kelola RSUD Prov. Sultra. Pimpinan RSUD Bahteramas

Prov. Sultra disebut Direktur dan menduduki jabatan struktural eselon

II.b. Direktur dibantu oleh 3 (tiga) orang Wakil Direktur yaitu: Wakil

Direktur Pelayanan, Wakil Direktur Umum dan Keuangan, dan wakil

16
Direktur Perencanaan dan Diklat, masing-masing menduduki jabatan

struktural eselon III.a. Wakil Direktur Pelayanan membawahi 3 (tiga)

bidang, yakni Bidang Pelayanan Medis, Bidang Pelayanan

Keperawatan, dan Bidang Penunjang Pelayanan. Wakil Direktur Umum

dan Keuangan membawahi 3 (tiga) bagian, yakni Bagian Umum,

Bagian Sumber Daya Manusia dan Bagian Keuangan. Wakil Direktur

Perencanaan dan Diklat membawahi 3 (tiga) Bidang, yakni Bidang

Perencanaan dan Evaluasi, Bidang Informasi dan Rekam Medis,

Bidang Diklat dan Litbang. Kepala Bidang dan Kepala Bagian

menduduki jabatan struktural eselon III B. Kepala Seksi dan Kepala

Sub Bagian menduduki jabatan struktural eselon IV.a.

Wakil Direktur Pelayanan Medis membawahi :

1. Kepala Bidang Pelayanan Medik, yang membawahi Seksi Pelayanan

Fasilitas Medik, dan Seksi Pelayanan Mutu dan Pelayanan Medik,

2. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan, yang membawahi Seksi

Asuhan Keperawatan dan Seksi Manajemen Keperawatan,

3. Kepala Bidang Penunjang Pelayanan, yang membawahi Seksi

Pelayanan Fasilitas Penunjang Medis dan Seksi Pengendalian Mutu

dan Medis.

Wakil Direktur Perencanaan dan Diklat membawahi :

1. Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi, yang membawahi Seksi

Penyusunan Program dan Anggaran dan Seksi Evaluasi

Penyusunan Laporan,

17
2. Kepala Bidang Informasi dan Rekam Medis, yang membawahi Seksi

Sistim Informasi dan Pemsaran dan Seksi Rekam Medis,

3. Kepala Bidang Diklat dan Litbang, yang membawahi Seksi Diklat dan

Seksi Litbang dan Perpustakaan.

Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi :

1. Bagian Umum, yang membawahi Sub Bagian Administrasi dan

Ketatausahaan, Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga, dan

Sub Bagian Humas dan Hukum,

2. Bagian Sumber Daya Manusia, yang membawahi Sub Bagian

Administrasi Kepegawaian dan Penempatan, Sub Bagian

Pengembangan SDM, dan Sub Bagian Mutasi dan Akreditasi,

3. Bagian Keuangan, yang membawahi Sub Bagian Perbendaharaan,

Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi, dan Sub Bagian Mobilisai

Dana.

Selain jabatan struktural juga terdapat kelompok fungsi yang

terdiri dari Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite Pencegahan

Infeksi, Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Komite

Keselamatan Pasien, Komite Etik dan Hukum, Staf Medis Fungsional

(SMF), Instalasi, dan jabatan fungsional lain. Untuk pengawasan,

terdapat Satuan Pengawas Intern dan Dewan Pengawas. Untuk

menunjang kegiatan pelayanan, terdapat 16 Instalasi di RSUD

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu Instalasi Rawat Jalan,

18
Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi

Perawatan Intensif (ICU), Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi Klinik

(Laboratorium), Instalasi Patologi Anatomi, Instalasi Farmasi, Instalasi

Bedah Sentral, Instalasi Rehabilitas Medik, Instalasi Gizi, Instalasi

Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS), Instalasi Sanitasi,

Instalasi Binatu, Instalasi Sterilisasi dan Desinfeksi, dan Instalasi

Pemulasaran Jenazah (Lihat Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum

Provinsi Sulawesi Tenggara.

E. FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

1. Luas Lahan dan Bangunan

RSUD Bahteramas Prov. Sultra dengan luas lahan 17 Ha,

memiliki 17 Bangunan fisik yang sampai saat ini masih terus menerus

di tambah sesuai dengan master plan pembangunan rumah sakit. Luas

seluruh bangunan adalah 22.577,38 m2, dan halaman parker seluas

1.500 m2. Semua bangunan mempunyai tingkat aktivitas yang sangat

tinggi. Disamping kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien,

kegiatan yang tidak kalah pentingnya adalah kegiatan administrasi,

pengelolaan makanan, pemeliharaan atau perbaikan instalasi lstrik dan

air, kebersihan dan lain-lain.

2. Prasarana dan Peralatan

Prasarana Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas, antara lain

terdiri dari :

19
a. Listrik dari PLN tersedia 2000 KVA dibantu dengan 2 unit genset (2

x 250 KVA).

b. Air yang digunakan di RSUD Bahteramas berasal sumur dalam,

sumur bird an PDAM.

c. Sarana komunikasi berupa jaringan PABX dan jaringan internet.

d. Sentral Instalasi Oksigen Cair untuk ruangan yang membutuhkan.

e. Sistem Alarm Kebakaran, Hidrant, dan Tabung Pemadam Kebakaran

di semua gedung.

f. Pembuangan limbah :

1) Limbah padat : insenerator

2) Limbah cair : IPAL

Peralatan yang di miliki rumah sakit terdiri dari :

a. Peralatan Medis Umum :

1) Peralatan Emergency (IGD)

2) Peralatan ICU/PICU/ICCU

3) Peralatan Bedah (Operasi)

4) Peralatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan

5) Peralatan Kesehatan Anak dan Bayi

6) Peralatan Penyakit Dalam

b. Peralatan Medis Khusus :

1) Peralatan untuk Penyakit Saraf

2) Peralatan untuk Penyakit Mata

3) Peralatan untuk Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT)

20
4) Peralatan untuk Penyakit Gigi dan Mulut

5) Peralatan untuk Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

6) Peralatan untuk Penyakit Paru

7) Peralatan untuk Penyakit Kulit dan Kelamin

8) Peralatan untuk Bedah Tulang

9) Peralatan untuk Onkologi

10). Peralatan untuk Bedah Plastik

11). Peralatan untuk Bedah Digestive

12). Peralatan untuk Urologi

c. Peralatan Penunjang Medis :

1) Peralatan Patologi Klinik

2) Peralatan Radiologi

3) Peralatan Anestesi

4) Peralatan Patologi Anatomi

5) Peralatan Fisioterapi

6) Peralatan Akupuntur

d. Peralatan Non Medis :

1) Peralatan Gizi/Dapur

2) Peralatan Sterilisasi

3) Peralatan Laundry

4) Peralatan Pemulasaran Jenazah

5) Ambulans.

3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

21
Sampai dengan akhir tahun 2018 fasilitas/sarana pelayanan

kesehatan yang ada di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

adalah :

1. Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan

a. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

b. Instalasi Rawat Jalan

1) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

2) Poliklinik Kesehatan Anak

3) Poliklinik Penyakit Dalam

4) Poliklinik Bedah

5) Poliklinik Neurologi

6) Poliklinik Mata

7) Poliklinik Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT)

8) Poliklinik Gigi dan Mulut

9) Poliklinik Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

10). Poliklinik Kulit dan Kelamin

11). Poliklinik Bedah Tulang

12). Poliklinik Gizi

13). Poliklinik Jiwa

14). Poliklinik Terpadu (klinik VCT)

15). Poliklinik Bedah Tumor

16). Poliklinik Paru

17). Poliklinik Bedah Plastik

22
18). Poliklinik Bedah Digestive

c. Instalasi Rehabilitasi Medik

1) Fisioterapi

2) Akupuntur

2. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap

a. Perawatan Intensif (ICU, PICU, NICU, ICCU)

b. Perawatan Kebidanan dan Kandungan

c. Perawatan Inap lainnya :

1) Ruangan Asoka (Kelas III)

2) Ruangan Mawar (Kelas III)

3) Ruangan Anggrek (Kelas I, VIP dan VVIP)

3. Pelayanan Penunjang Medik

a. Patologi Klinik

b. Patologi Anatomi

c. Radiologi

d. Farmasi/Apotik

e. IKOS

f. Sterilisasi Sentral (CSSD)

g. Sentral Gas Medik

h. Gizi

i. Binatu

j. Pemulasaran Jenazah

23
k. UTD

l. Ambulance 118

4. Pelayanan Non Kesehatan

a. Instalasi Sanitasi

b. IPSRS

F. SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya manusia (SDM) di RSUD Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara hingga 31 Desember 2019 berjumlah 981 orang

yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai kontrak,

terdiri atas tenaga medis, paramedis dan non medis.

Jumlah keseluruhan tenaga masih belum memenuhi standar

jumlah tenaga untuk tipe Rumah Sakit Umum Pendidikan Kelas B.

Beberapa tenaga dengan keterampilan tertentu masih sangat

diperlukan pada saat ini, sehingga disamping permintaan tambahan

tenaga, perlu juga pelatihan dan pendidikan formal lanjutan untuk

staff RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tabel 1.
Jenis dan Jumlah Ketenagaan RSUD Bahteramas Prov. Sultra
Tahun 2015 s/d 2019
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
JENIS TENAGA
2015 2016 2017 2018 2019
Tenaga Medis 78 79 83 81 87
1.Dokter Spesialis (S-II) 40 42 48 46 45

24
- Dokter Spesialis Bedah 5 5 4 3 2
- Dokter Sub Spesialis
1 1 1 1 2
Bedah Tumor (Onkologi)
- Dokter Spesialis
6 6 6 6 6
Penyakit Dalam
- Dokter Spesialis Anak 2 3 3 3 3
- Dokter Spesialis Obgyn 3 3 3 4 3
- Dokter Spesialis
2 2 3 3 2
Radiologi
- Dokter Spesialis
2 2 6 6 5
Anastesi
- Dokter Spesialis Patologi
3 3 3 3 3
Klinik
- Dokter Spesialis Mata 2 2 2 1 2
- Dokter Spesialis THT 4 4 3 2 2
- Dokter Spesialis Kulit
1 1 1 1 1
dan Kelamin
- Dokter Spesialis Saraf 3 3 3 3 3
- Dokter Spesialis Patologi
1 1 1 1 1
dan Anatomi
- Dokter Spesialis Jantung
3 3 3 3 2
& Pembuluh Darah
- Dokter Spesialis
0 0 0 0 0
Kedokteran Gigi Anak
- Dokter Spesialis
2 2 2 2 3
Orthopedi
- Dokter Spesialis
0 0 0 0 0
Kesehatan Jiwa
- Dokter Sub Spesialis
0 0 2 2 1
Bedah Digestive
- Dokter Spesialis Bedah 0 0 1 1 1
Plastik
- Dokter Spesialis Paru 0 1 1 1 1
- Dokter Spesialis Urologi 0 0 0 0 1
- Dokter Sub Spesialis 0 0 0 0 1
Fetomaternal
2.Dokter Umum (S-I) 34 33 31 31 35
3.Doktr Gigi (S-I) 4 4 4 4 7
Paramedis Perawatan 357 349 343 455 478
1.Sarjana (S-I dan D-IV) 67 65 64 201 211
- S2 Keperawatan 1 1 1 2 2
- S2 Kebidanan 1 1 1 1 1
- Ners 12 12 12 154 167
- Sarjana Keperawatan 42 41 39 30 28
- D-IV Kebidanan 11 10 11 13 12

25
- D-IV Keperawatan Gigi 0 0 0 1 1
2.Akademi (D-III) 241 236 232 225 239
- D-III Keperawatan 161 154 150 143 145
- D-III Keperawatan 8 8 7 9 12
Anastesi
- D-III Kebidanan 70 71 71 69 77
- D-III Refraksionis 1 1 1 1 1
Optisien
- D-III Perawat Jiwa 0 0 0 0 0
- D-III Kesehatan Gigi 1 2 3 3 4
3.Diploma I (D-I) 4 3 3 1 1
- Bidan 4 3 3 1 1
4.SLTA 40 45 44 28 27
- SPK-Jiwa 0 0 0 0 0
- SPK 40 40 40 24 24
- SPRG 5 5 4 4 3
Paramedis Non Perawatan 214 222 215 241 251
1.Pasca sarjana (S-II) 34 34 33 33 35
- Magister Keperawatan 0 0 0 0 0
- Magister Kesehatan 17 10 11 12 12
Masyarakat
- Magister Hukum 0 0 0 0 0
Kesehatan
- Magister Manajemen 2 2 2 2 2
Rumah Sakit /Adm.RS
- Magister Kedokteran Lab 1 1 1 1 1
- Magister Gizi 1 1 1 1 0
- Magister Manajemen 3 3 3 4
- Magister Psikologi 0 1 1 1 1
- Magister Kesehatan 1 1 0 0
Sosial
- Magister Of Public Health 0 4 2 2 2
- Magister Sains 13 12 11 11 10
- Magister Apoteker 3
2.Sarjana (S-I dan D IV) 94 102 98 116 118
- Sarjana Farmasi 2 3 3 3 4
- Apoteker 12 15 15 29 27
- Sarjana Kesehatan 65 65 62 63 64
Masyarakat
- Sarjana Teknologi 2 2 2 2 2
Pangan
- Sarjana Biologi 2 2 2 2 2
- Sarjana Gizi 3 3 3 3 3
- Sarjana Rekam Medis 0 1 0 0 0
- Sarjana Fisiotrapi 3 3 3 4 5

26
- D-IV Teknik Elektromedik 1 1 1 1 1
- D-IV Penata Rontgen 1 2 2 2 2
- D-IV Fisiotrapi 3 3 3 3 3
- D-IV Perekam Medis Dan 1 1 0 1 2
Info
- D-IV Gizi 2 2 2 2 2
- D-IV Analis Kesehatan 1 1
3.Akademi (D-III) 74 71 69 78 84
- Aknes / Akpernes 0 0 0 0 0
- D-III Gizi 20 20 19 19 20
- D-III Fisiotrapi 3 3 3 4 3
- D-III Asisten Apoteker 17 15 15 19 19
- D-III Kesehatan 13 12 12 12 13
Lingkungan
- D-III Analis Kesehatan 13 12 12 13 17
- D-III Teknik Elektromedik 1 1 1 1 1
- D-III Perekam medik 0 0 0 2 1
- D-III Penata Rontgen 7 6 6 7 9
- D-III Manajemen 0 1 1 1 1
Pemasaran
4.Diploma (D-I) 8 8 8 7 7
- D-I Gizi /SPAG 3 3 3 3 3
- D-I Teknik Tranfusi 5 5 5 4 4
Darah
5.SLTA 7 7 7 7 7
- Analis Farmasi (SMF) 3 3 3 3 3
- SMAK 4 4 4 4 4
- SPPH 0 0 0 0 0
Non Medis 124 123 116 161 165
1.Sarjana (S-I) 39 42 44 51 49
- Sarjana Hukum 2 2 2 3 3
- Sarjana Ekonomi 18 18 16 18 19
- Sarjana Akuntansi 2 2 3 1 1
- Sarjana Akuntansi 1 1 1 3 3
Profesi Profesi Akuntan
- Sarjana Psikologi 2 1 1 1 1
- Sarjana FSIP/Sosial 5 5 6 6 6
- Sarjana Komputer 6 6 6 11 8
- Sarjana Teknik 2 2 1 1 1
- Sarjana Fisika Medik 2 2 2
- Sarjana Ilmu 1 1 1 1
Pemerintahan
- Sarjana Sistem Informasi 2 2 2 1 1
- Sarjana Pendidikan 0 0 0 0 0
- Sarjana Pertanian 0 0 0 0 0

27
- Sarjana Teknik 2 2 2
lingkungan
- Sarjana Teknik 1 1 1 1
Informatika
2.Akademi (D-III) 2 2 2 1 1
- D-III Hukum 2 2 2 1 1
- D-III Akuntansi 0 0 0 0 0
- D-III Humas 0 0 0 0 0
- D-III Komputer 1 1 1 1 1
- D-I Akuntansi 0 0 0 0 0
3.SLTA 79 75 68 106 112
- STM 3 3 3 3 3
- SMKK 3 3 3 3 3
- SKKA 0 0 0 0 0
- SPMA 0 0 0 0 0
- SMEA 1 1 1 3 3
- SMK 2 2 2 7 8
- SMPP 0 0 0 0 0
- SMA 70 66 59 90 95
4.SLTP 4 4 2 3 3
- SMP 4 4 2 3 3
5.SD 0 0 0 0 0
- SD 0 0 0 0 0
TOTAL 789 770 755 938 981

Perencanaan pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara disusun berdasarkan skala

prioritas yang mengacu pada Visi dan Misi Rumah Sakit secara

bertahap dan berkelanjutan. Dalam mencapai hal tersebut, tentunya

beberapa langkah-langkah atau strategi yang dilakukan agar

rencana ini dapat terealisasi dengan baik, agar masyarakat mampu

menjangkau pelayanan kesehatan secara adil dan merata sehingga

terwujud derajat kesehatan yang baik dan optimal.

Visi :

28
Visi Pembangunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

adalah “MEWUJUDKAN SULAWESI TENGGARA SEJAHTERA,

MANDIRI DAN BERDAYA SAING TAHUN 2013-2018”.

RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat mengacu pada Visi dan Misi

Pemerintah Daerah dan Visi Pembangunan Kesehatan Provinsi

Sulawesi Tenggara. Visi RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara adalah

“RUMAH SAKIT RUJUKAN PILIHAN DI INDONESIA TIMUR

TAHUN 2023”.

Misi :

Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan tersebut RSUD

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai Misi sebagai

berikut :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu

yang mengutamakan keselamatan pasien.

2. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang

berkualitas dan berdaya saing.

3. Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit berbasis

teknologi terkini.

4. Meningkatkan kompetensi profesionalisme dan kesejahteraan

pegawai.

5. Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komunikatif

dan informatif.

29
Motto :

Dalam melakukan tugas dan fungsinya, RSUD Bahteramas

Prov. Sultra mempunyai motto “MELAYANI DENGAN HATI DAN

SENYUM”.

Nilai-Nilai Dasar :

Nilai-nilai yang mendasari pelayanan yang diberikan RSUD

Bahteramas Prov. Sultra adalah :

1. Empati Terhadap Pasien

Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi pasien.

Untuk itu, setiap pegawai RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara dalam

menangani pasien harus bertekad bahwa: “keselamatan,

kesembuhan, dan kepuasan pasien adalah kebahagiaan kami”.

2. Keterbukaan dan Transparansi

Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara

terbuka serta membuka diri juga terhadap kritik. Kritik harus dilihat

sebagai suatu partisipasi untuk perbaikan. Selain itu, perlu adanya

transparansi yaitu diketahuinya oleh banyak pihak (yang

berkepentingan) mengenai perumusan kebijaksanaan yang sudah

ditetapkan.

3. Akuntabilitas

30
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk memberikan

pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan

tindakan seseorang/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang

memiliki hak atau berwenang meminta pertanggung jawaban.

4. Azas Kekeluargaan

Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja

sendiri-sendiri apalagi dalam bekerjasama berdasarkan

persahabatan yang saling menghormati serta saling menghargai.

Dengan azas kekeluargaan juga diharapkan agar dalam berinteraksi

senantiasa berperilaku santun, rendah hati serta memberikan

kesejukan bagi orang lain.

5. Bermental Pemenang (Play To Win)

Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang.

Tidak ada hal yang tidak dapat diperbaiki, oleh karena itu hari ini

harus lebih baik dari kemarin dan hari besok harus lebih baik dari

hari ini.

6. Berjiwa Enterpreneur

Semua unsur-unsur pimpinan RSUD Provinsi Sulawesi

Tenggara harus berjiwa enterpreneurs yaitu rela mengotori tangan,

tahu memberikan pendelegasian, tapi sering turun langsung ke

bawah.

FILOSOFI :

31
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat RSUD

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai filosofi

“Melayani Dengan Baik Merupakan Ibadah.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL KEGIATAN

Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan II di Rumah Sakit Umum

Daerah Bahteramas Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, terdapat

beberapa prosedur pelayanan kesehatan terkait Rekam Medis

Informasi Kesehatan. Adapun jenis kegiatan yang telah kami

laksanakan pada Praktek Kerja Lapangan II tahun 2021 di Rumah Sakit

Umum Daerah Bahteramas Kota Kendari adalah sebagai berikut :

1. Prosedur Penerimaan Pasien

Prosedur penerimaan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah

Bahteramas Kota Kendari terdapat tiga jenis prosedur penerimaan

pasien, yaitu :

a) Pasien Rawat Jalan

b) Pasien Rawat Inap

c) Pasien Gawat Darurat

Adapun pelaksanaan prosedur penerimaan pasien di Rumah Sakit

Umum Daerah Bahteramas Kota Kendari yang kami lakukan selama

kegiatan praktik kerja lapangan II, yaitu :

32
1) Pasien Rawat Jalan

Penerimaan pendaftaran pasien rawat jalan adalah penerimaan

pasien yang memerlukan proses penginputan data sosial ke dalam

sistem informasi rumah sakit.Prosedur pelaksanaan pendaftaran pasien

rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas, antara lain

sebagai berikut :

(a) Petugas pendaftaran memberikan nomor antrian ke pasien dan

mempersilahkan pasien menuju ke bagian skrinning.

(b) Apabila pasien dapat diterima dan dirawat di rumah sakit, untuk

pasien baru petugas memberikan form data untuk diisi oleh pasien.

Sedangkan untuk pasien lama, petugas langsung mengarahkan ke

loket pendaftaran.

(c) Petugas loket pendaftaran memanggil pasien berdasarkan nomor

urut antrian kecuali untuk pasien yang sifatnya perlu disegerakan

akan dipanggil terlebih dahulu.

(d) Petugas pendaftaran meminta kartu berobat pasien dan

menanyakan poli yang akan dituju oleh pasien.

(e) Untuk pasien yang menggunakan asuransi, petugas pendaftaran

akan meminta kelengkapan syarat dan membuatkan SEP.

(f) Petugas mempersilahkan pasien menuju poliklinik yang dituju.

Adapun pasien yang di input di Rumah Sakit Umum Daerah

Bahteramas Kota Kendari terdiri atas pasien umum, pasien BPJS,

33
pasien Jamkesda, dan pasien asuransi lainnya, antara lain sebagai

berikut :

(1) Pasien Umum

(a) KTP Pasien (kecuali anak-anak);

(b) Kartu Pasien/Kartu berobat RS (pasien lama);

(c) Kartu Keluarga;

(d) Surat Rujukan (jika ada);

(2) Pasien BPJS

(a) Surat Rujukan;

(b) KTP Pasien/Kartu Berobat RS (pasien lama);

(c) Kartu BPJS;

(d) Kartu Keluarga;

(3) Pasien Jamkesda (Bahteramas/Gembira/Jampersal)

(a) Surat Rujukan;

(b) KTP Pasien (Kecuali anak-anak);

(c) Kartu Peserta;

(d) Kartu Pasien/Kartu Berobat RS (pasien lama);

(e) Kartu Keluarga;

(4) Pasien Asuransi Lainnya;

(a) Surat Rujukan;

(b) KTP Pasien (kecuali anak-anak);

(c) Kartu Kepesertaan (bagi peserta BPJS Ketenaga kerjaan/Mandiri

In health).

34
ALUR PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN

PASIEN

SCREENING

PENDAFTARAN

ADMINISTRASI PENDAFTARAN RAWAT JALAN


Pasien BPJS rujukan, Kartu BPJS, KTP,KK
Pasien Umum : Rujukan jika da, KTP

DI RUJUK KE
KLINIK POLIKLINIK FISIOTERAPI
SPESIALIS LAIN

INSTALASI PEMERIKSAAN
PENUNJANG) KASIR RAWAT INSTALASI
(Radiologi, Laboratorium, JALAN BANK FARMASI
dll) (APOTEK)

TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN


RAWAT INAP 35
PULANG

RAWAT INAP
Gambar 9.
Alur Pelayanan Instalasi Rawat Jalan
Sumber: Loket Pendaftaran Rawat Jalan

Berdasarkan struktur alur pendaftaran rawat jalan di atas yaitu;

pertama, pasien akan mendaftar di screening dengan membawa

persyaratan yaitu kartu BPJS asli, membawa surat rujukan baik dari poli

maupun dari puskesmas atau surat rujukan dari rumah sakit lain, ini

untuk pasien lama sedangkan pasien baru persyaratannya di minta

BPJS asli, KTP asli, dan diberikan formulir untuk mengisi identitasnya

sesuai KTP, setelah lolos dalam pendaftaran screening pasien di

persilakan untuk mendaftar di loket pasien baru dan pasien lama untuk

di buatkan Surat Egibilitas Peserta (SEP) setelah itu diberikan kepada

pasien dan dipersilakan pasien menuju ke poli yang di tuju.

Tabel 2.
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan di RSUD Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 s/d 2019
Jenis
2015 2016 2017 2018 2019
No
Kunjungan Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1. 61. 51, 64. 49, 68. 44, 78. 51,1 63. 51,1
Kunjungan
820 11 302 71 677 87 313 301
Kasus Baru

36
2. Kunjungan 59. 48, 65. 50, 84. 55, 80. 48,9 70. 48,9

Kasus 138 89 057 29 372 13 902 195

Lama

120. 100, 129. 100, 153. 100, 159. 133.


Jumlah 100,00 100,00
958 00 359 00 049 00 215 496

Grafik 2
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan di RSUD Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 s/d 2019

2) Pasien Rawat Inap

Pendaftaran pasien rawat inap adalah proses pendaftaran pasien

yang dinyatakan oleh DPJP untuk rawat inap, baik yang masuk melalui

rawat jalan maupun IGD/Obsgyne ke bagian Admisi/SO RSUD

Bahteramas dengan membawa surat pengantar dari DPJP.

Prosedur pelaksanaan pendaftaran pasien rawat inap di Rumah

Sakit Umum Daerah Bahteramas, antara lain sebagai berikut :

37
(a) Petugas SO melayani pasien/keluarga pasien yang datang ke

bagian admisi dengan membawa pengantar dari DPJP.

(b) Petugas SO mengecek ketersediaan tempat tidur di ruang

perawatan RSUD Bahteramas.

(c) Petugas admisi memberi informasi kepada pasien tentang :

(1) Hak dan kewajiban pasien

(2) Aturan dan tata tertib RSUD Bahteramas

(3) Pelayanan lain yang tersedia di rawat inap

(4) Perkiraan biaya bagi pasien umum.

(d) Apabila pasien setuju untuk dirawat di RSUD Bahteramas, maka

petugas SO akan meminta kelengkapan berkas administrasi yang

diperlukan kepada pasien.

(e) Untuk pasien asuransi

(1) Petugas admisi menanyakan Asuransi kesehatan yang dimiliki

dan mengecek masa berlakunya.

(2) Bila pasien masuk diluar jam kerja, pelaporan ke perusahaan

dilakukan keesokan harinya pada saat jam kerja dengan

meminta foto copy kartu asuransi sebagai pelengkap tagihan

(3) Bila syarat administrasi belum lengkap, keluarga/penanggung

jawab pasien diberi waktu maksimal 3x24 jam untuk memenuhi

persyaratannya (selama pasien dirawat), jika tidak dipenuhi

maka dianggap pasien umum.

38
(f) . Untuk peserta BPJS/JKN

(1) Petugas SO meminta Kartu BPJS, Surat rujukan (jika ada), foto

copy Kartu Keluarga, foto copy KTP jika masih di bawah umur

menggunakan KTP orang tua.

(2) Bila syarat administrasi belum lengkap, keluarga/penanggung

jawab pasien diberi waktu maksimal 3x24 jam untuk memenuhi

persyaratannya (selama pasien dirawat) jika tidak dipenuhi maka

dianggap pasien umum.

(g) Petugas SO mempersilahkan pasien/keluarga mengisi formulir

yang harus diisi (General Consent: Persetujuan opname, dll)

(h) Petugas SO menyiapkan berkas rekam medis pasien, gelang

identitas pasien yang mencantumkan nama lengkap dan no. rekam

medis, serta lampirkan surat pengantar rawat inap dan surat

rujukan (jika pasien rujukan)

(i) Petugas SO memberi informasi kepada petugas jaga rawat inap

bahwa aka nada pasien baru yang akan masuk ke bagian rawat

inap. Informasi tersebut berupa: nama pasien, jenis kelamin, dan

dokter yang merawat pasien

(j) Petugas SO memberikan surat kelengkapan administrasi ke

petugas pendamping pasien

39
(k) Seluruh berkas/status pasien yang telah rampung diberikan ke

petugas pendamping pasien untuk diserahkan ke petugas ruangan

yang dituju

(l) Petugas transporter/perawat pendamping (sesuai kriteria

pendamping transfer pasien) mengantar pasien untuk masuk ke

ruang rawat inap dan diterima oleh petugas jaga rawat inap.

3) Pasien Rawat Inap Dari Gawat Darurat

Penerimaan pasien rawat inap dari gawat darurat adalah proses

penerimaan pasien yang dilakukan diruangan rawat inap setelah pasien

mendapatkan pelayanan karena kasus yang dialaminya serta

mendapat pertolongan dengan cepat di gawat darurat dan dinyatakan

rawat inap oleh DPJP.Prosedur pelaksanaan pendaftaran pasien rawat

inap dari gawat darurat di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas,

antara lain sebagai berikut :

(a) Semua pasien yang akan masuk rawat inap dilaksanakan melalui

proses pendaftaran di Sentral Opname

(b) Petugas admisi menginformasikan ke ruangan rawat inap bahwa

akan ada pasien baru

(c) Perawat ruangan memberikan informasi kepada petuga IGD bahwa

tempat sudah disiapkan

(d) Pasien distabilkan terlebih dahulu sebelum di transfer ke ruangan

perawatan

40
(e) Petugas Perawat IGD/transporter mengantarkan pasien keruangan

rawat inap sesuai kondisi pasien dengan membawa dokumen

berkas rawat inap pasien

(f) Perawat IGD/transporter melakukan serah terima klinis pasien

kepada perawat ruangan perawatan dengan menanda tangani

formulir transfer pasien intra RS yang berisikan :

(1) Anamnesa, riwayat penyakit, riwayat alergi

(2) Tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

yang telah dilakukan

(3) Tindakan dan terapi yang telah dilakukan

(4) Alat yang telah terpasang, obat yang diserah terimakan

(5) Kondisi terakhir sebelum di transfer

(6) Kondisi selama transfer terutama bila terjadi penurunan kondisi

(7) Pemeriksaan atau rencana terapi / tindakan / instruksi dari

dokter yang masih harus dilakukan, dilanjutkan, diawasi.

(g) Perawat ruangan melaksanakan tindakan keperawatan dengan

mengacu pada petunjuk atau instruksi yang tercantum pada list

pasien

(h) Perawat melakukan kolaborasi kepada dokter bila membutuhkan

pelayanan lanjutan atau konsultasi

(i) Perawat melakukan pemantauan dan evaluasi serta memberi

informasi kepada petugas jaga lainnya apabila telah selesai jam

dinas/tugas

41
(j) Perawat mendokumentasikan secara baik dan benar setiap

tindakan yang diberikan kepada pasien.

4) Pasien Gawat Darurat

Admisi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan proses

pendaftaran pasien yang dirawat di instalasi Gawat Darurat maupun

pasien yang akan rawat inap di rumah sakit.

Prosedur pelaksanaan pendaftaran pasien gawat darurat di

Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas, antara lain sebagai berikut :

(a) Pasien/keluarga atau pengunjung lain datang ke tempat admisi

dengan membawa pengantar/catatan dari petugas triase IGD

(b) Petugas menyapa dan memberi salam: selamat pagi/selamat

siang/selamat malam, lalu menanyakan tujuan pasien/keluarga

atau pengunjung lain datang ke admisi

(c) Bila pasien mau mendaftar sebagai pasien IGD maka petugas

menanyakan apakah baru pertama kali datang di rumah sakit atau

sudah pernah

(d) Bila baru pertama kali, petugas menanyakan kartu identitas pasien,

kartu BPJS atau asuransi lain serta surat rujukan bila ada dan

laporan polisi bila pasien kecelakaan lalu lintas, bila laporan polisi

belum ada, anjurkan pasien untuk mengurus dengan batasan 3x24

jam

42
(e) Petugas menyerahkan dan menjelaskan form general concent dan

form edukasi pasien

(f) Pasien/keluarga mengisi form general consent, dan bersama

petugas admisi membutuhkan tanda tangan pada form general

consent

(g) Petugas memberi edukasi kepada pasien/keluarga sesuai dengan

format yang ada, bila sudah mengerti maka pasien/keluarga

bersama petugas membutuhkan tanda tangan pada form edukasi

tersebut.

2. Dalam penerimaan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah

Bahteramas akan menghadapi berbagai kategori pasien, dimana

pasien yang datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori yaitu:

a) Dilihat dari segi pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah

Bahteramas dapat dibedakan menjadi :

1) Pasien yang dapat menunggu

(a). Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian;

(b). Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat.

2) Pasien yang segera ditolong (pasien gawat darurat).

Sedangkan menurut jenis kedatangannya di Rumah Sakit

Umum Daerah Bahteramas, pasien dapat dibedakan menjadi :

43
1) Pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali datang ke

Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas untuk mendapatkan

pelayanan dan/atau mendapatkan pengobatan.

2) Pasien lama adalah pasien yang sudah pernah datang

sebelumnya untuk mendapatkan pelayanan dan/atau mendapat

pengobatan.

a. Kedatangan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

dapat terjadi karena :

1) Dikirim oleh dokter praktek di luar Rumah Sakit Umum

Daerah Bahteramas;

2) Dikirim oleh rumah sakit lain, puskesmas atau jenis

pelayanan kesehatan lainnya;

3) Datang atas kemauan sendiri.

3. Sistem Penjajaran berkas rekam medis yang dilakukan di Rumah

Sakit Umum Daerah Bahteramas menggunakan angka akhir atau

Terminal Digit Filing yaitu suatu sistem penyimpanan dengan

menjajarkan urutan folder dokumen rekam medis berdasarkan

urutan nomor rekam medis pada 2 angka kelompok akhir dan

sudah di lengkapi dengan tracer untuk menandai berkas rekam

medis yang telah di ambil.

44
Gambar 10.
Sistem Penjajaran Berkas Rekam Medis Terminal Digit Filling

4. Menurut pedoman penyelenggaraan Rekam Medis, sistem

pemberian nomor pasien terbagi menjadi 3 macam, yaitu cara

seri, unit, dan seri unit. Dalam penerapannya, Rumah Sakit

Bahteramas menerapkan pemberian nomor dengan cara unit,

dimana berkas Rekam Medis seseorang terkumpul dalam satu

berkas rekam medis yaitu seperti semua riwayat kunjungan pasien

dari awal pasien datang terkumpul menjadi satu.

5. Menurut pedoman penyelenggaraan Rekam Medis, dalam sistem

penamaan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

terdapat perbedaan pada penulisan nama pasien umum dan

pasien bayi. Di Rumah Sakit Bahteramas menerapkan

perbedaannya. Contohnya seperti :

45
a) Cara Penulisan Nama Pasien Umum

Nama pada kartu identitas, misal : Anwar Hijri

Penulisan nama pada kartu pasien, menjadi : Tn. Anwar Hijri

Penulisan nama pada data dasar pasien (KIUP / secara

komputerisasi), menjadi : Tn. Anwar Hijri

Penulisan nama pada Indeks KIUP, menjadi : Tn. Anwar Hijri.

b) Cara Penulisan Nama Pasien Bayi

Nama Ibu melahirkan, misal : Ny. Siti Juleha

Penulisan nama bayinya, misal : By. Ny. Siti Juleha.

6. Formulir dan cara pengisian Rekam Medis terbagi menjadi Rekam

Medis rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Selama

pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II, kami telah melakukan

semua prosedur pengisian formulir rekam medis rawat jalan, rawat

inap, dan gawat darurat.

7. Menurut Pedoman penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari, pada proses assembling atau

penataan berkas rekam medis pasien di susun secara berururtan,

yaitu : di mulai dari Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat (IGD)

dan yang terakhir Rawat Inap.

8. Kebijakan penyusutan (Retensi) dan pemusnahan Rekam Medis

merupakan suatu kegiatan pengurangan berkas Rekam Medis

46
dari rak penyimpanan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah

Bahteramas. Selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II, kami

tidak melakukan proses peretensian.

9. Sistem penyimpanan Rekam Medis (Filling System) terbagi

menjadi 2 macam, yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Sistem

penyimpanan yang digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah

Bahteramas adalah sentralisasi.

10. Indikator-indikator pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah

Bahteramas Kota Kendari meliputi : ( BOR, LOS, TOI, BTO, GDR

dan NDR).

a. BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satu

satuan waktu tertentu.

b. LOS adalah rata-rata lama seorang pasien di rawat.

c. TOI adalah suatu rata-rata yang menggambarkan interval

pemakain tempat tidur dari saat terakhir terisi ke saat terisi

berikutnya.

d. BTO adalah suatu nilai rata-rata berapa kali dalam satu periode

waktu tertentu (biasanya satu tahun), satu tempat tidur Rumah

Sakit terpakai.

e. GDR adalah angka kematian per seratus pasien keluar.

f. NDR adalah angka kematian pasien dalam waktu 48 jam ke

atas setelah pasien di rawat perseratus persen pasien keluar.

47
11. Pemberian kode penyakit (coding) sesuai ICD-10 adalah

kegiatan klasifikasi penyakit dan tindakan yang

mengelompokkan penyakit dan tindakan berdasarkan kriteria

tertentu. Selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II di

Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas, kami telah

menyebutkan diagnosa pasien rawat jalan, rawat inap, dan

gawat darurat serta kode penyakitnya berdasarkan ICD-10

volume 3 dan volume 1, dan juga kode tindakan berdasarkan

ICD-9.

B. PEMBAHASAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Jenis Pasien

Berdasarkan pedoman penyelenggaraan Rekam Medis, pasien

dibedakan menurut :

a. Jenis kedatangannya

1) Pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali datang dengan

keperluan untuk mendapatkan pelayanan.

2) Pasien lama adalah pasien yang sudah pernah datang sebelumnya

dengan keperluan untuk mendapatkan pelayanan.

b. Segi pelayanan

1) Pasien yang dapat menunggu.

2) Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian.

3) Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat.

48
4) Pasien yang segera ditolong (pasien gawat darurat).

c. Kedatangan pasien terjadi karena :

1) Dikirim oleh dokter praktik.

2) Dikirim oleh rumah sakit lain, puskesmas, dan atau jenis

pelayanan kesehatan lainnya.

3) Datang atas kemauannya sendiri.

Di Rumah Sakit Bahteramas, jenis pasien selain dilihat dari 3

aspek diatas, juga dapat dibedakan dari :

a. Pembiayaan

1) Pasien Umum adalah pasien harus membayar biaya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

2) Pasien Jaminan adalah pasien yang mendapatkan jaminan

kesehatan karena telah membayar iuran atau ditanggung oleh

pemerintah.

3) Jaminannya

a) PBI (Penerima Bantuan Iuran) adalah peserta Jaminan

Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu,

sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari

pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan

Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh

pemerintah dan diatur melalui peraturan pemerintah.

b) Non PBI terdiri atas :

49
(1). Pekerja penerima upah (PNS, TNI, Polri, Pejabat Negara,

Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri, Pegawai Swasta,

dan Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima

upah) dan anggota keluarganya.

(2). Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya.

(3). Bukan pekerja (investor, penerima pensiun, veteran,

perintis kemerdekaan, pemberi kerja dan bukan pekerja lain

yang memenuhi kriteria) dan aggota keluarganya.

Perbedaan jenis pasien di atas, dimaksudkan untuk

mempermudah dalam pembuatan laporan di Rumah Sakit

Bahteramas. Berdasarkan perbandingan di atas, dapat

disimpulkan bahwa pembagian jenis pasien di Rumah Sakit

Bahteramas sudah sesuai dengan pedoman penyelenggaraan

rekam medis.

2. Prosedur Penerimaan

a. Penerimaan Pasien Rawat Jalan

1) Pasien Baru

Berdasarkan pedoman penyelenggaraan rekam medis, setiap

pasien baru yang akan diterima di Tempat Penerimaan Pasien (TPP)

dan kemudian akan diwawancarai oleh petugas guna mendapatkan

informasi mengenai data identitas sosial pasien yang harus diisikan

pada lembaran formulir Poliklinik.

50
Setiap pasien baru akan memperoleh nomor pasien yang akan

digunakan sebagai kartu pengenal (kartu berobat), yang harus

dibawa pada setiap kunjungan berikutnya ke rumah sakit yang sama,

baik sebagai pasien berobat jalan maupun sebagai pasien rawat

inap.

Setelah selesai dalam proses pendaftaran, pasien baru akan

dipersilahkan menunggu di Poliklinik yang dituju dan petugas Rekam

Medis mempersiapkan berkas Rekam Medisnya lalu dikirim ke

Poliklinik tujuan pasien.

Semua berkas Rekam Medis pasien yang telah selesai berobat

harus kembali ke instalasi rekam medis kecuali pasien yang harus

dirawat, rekam medisnya akan dikirim ke ruang perawatan

2) Pasien Lama

Berdasarkan pedoman penyelenggraan Rekam Medis untuk

pasien baru atau lama, atau pasien yang penah datang berobat

sebelumnya ke rumah sakit maka pasien mendatangi tempat

pendaftaran pasien lama atau ke tempat penerimaan pasien yang

telah ditentukan.Berikut merupakan SOP penerimaan pasien rawat

jalan di Rumah Sakit Bahteramas :

a) Petugas pendaftaran memberikan nomor antrian ke pasien dan

mempersilahkan pasien menuju ke bagian skrinning.

b) Apabila pasien dapat diterima dan dirawat di rumah sakit, untuk

pasien baru petugas memberikan form data untuk diisi oleh

51
pasien. Sedangkan untuk pasien lama petugas langsung

mengarahkan ke loket pendaftaran.

c) Petugas loket pendaftaran memanggil pasien berdasarkan nomor

urut antrian, kecuali untuk pasien yang sifatnya perlu disegerakan

akan dipanggil terlebih dahulu.

d) Petugas pendaftaran meminta kartu berobat pasien dan

menanyakan poli yang akan dituju oleh pasien.

e) Untuk pasien yang menggunakan asuransi, petugas pendaftaran

akan meminta kelengkapan syarat dan membuatkan SEP.

f) Petugas mempersilahkan pasien menuju poliklinik yang dituju.

Prosedur penerimaan pasien dapat disesuaikan dengan sistem

yang dianut Rumah Sakit. Jika dibandingkan dengan pedoman

penyelenggaraan Rekam Medis dan SOP pendaftaran di Rumah

Sakit Bahteramas, dapat disimpulkan bahwa prosedur penerimaan

pasien rawat jalan di Rumah Sakit Bahteramas sudah sesuai dengan

ketentuan yang ada.

b. Penerimaan Pasien Rawat Inap

Berdasarkan pedoman penyelenggaraan Rekam Medis,

penerimaan pasien rawat inap dinamakan TPPRI (Admitting Office).

Fungsi utamanya adalah menerima pasien untuk dirawat di rumah

sakit. Tata cara penerimaan pasien harus wajar sesuai dengan

keperluannya.

52
Pembinaan dan pelaksanaan pekerjaan penerimaan pasien

dengan baik dapat menciptakan tanggapan yang baik dari pasien

yang baru masuk, menjamin kelancaran dan kelengkapan catatan-

catatan serta menghemat waktu dan tenaga. Untuk memperlancar

tugas bagian lain yang erat hubungannya dengan proses

penerimaan pasien, aturan penerimaan pasien perlu ditetapkan .

Aturan yang baik harus memenuhi hal-hal berikut ini :

1) Bagian penerimaan pasien bertanggung jawab sepenuhnya

mengenai pencatatan seluruh informasi yang berkenan dengan

diterimanya seorang pasien di Rumah Sakit.

2) Bagian penerimaan pasien harus segera memberitahukan bagian-

bagian lain terutama bagian yang berkepentingan langsung,

setelah diterimanya seorang pasien untuk dirawat.

3) Semua bagian harus memberitahukan bagian penerimaan pasien,

apabila seorang pasien diijinkan meninggalkan Rumah Sakit.

4) Membuat catatan yang lengkap tentang jumlah tempat tidur yang

terpakai dan yang tersedia di Rumah Sakit.

5) Rekam Medis yang lengkap, terbaca dan seragam harus disimpan

oleh semua bagian selama pasien dirawat.

6) Instruksi yang jelas harus diketahui oleh setiap petugas yang

bekerja dalam proses penerimaan dan pemulangan pasien.

Berikut merupakan SOP penerimaan pasien rawat inap yang

berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas :

53
a) Petugas SO melayani pasien/keluarga pasien yang datang ke

bagian admisi dengan membawa pengantar dari DPJP.

b) Petugas SO mengecek ketersediaan tempat tidur di ruang

perawatan RSUD Bahteramas.

c) Petugas admisi memberi informasi kepada pasien tentang :

(1) Hak dan kewajiban pasien

(2) Aturan dan tata tertib RSUD Bahteramas

(3) Pelayanan lain yang tersedia di rawat inap

(4) Perkiraan biaya bagi pasien umum.

d) Apabila pasien setuju untuk dirawat di RSUD Bahteramas, maka

petugas SO akan meminta kelengkapan berkas administrasi yang

diperlukan kepada pasien.

e) Untuk pasien asuransi

(1) Petugas admisi menanyakan Asuransi kesehatan yang dimiliki

dan mengecek masa berlakunya.

(2) Bila pasien masuk diluar jam kerja, pelaporan ke perusahaan

dilakukan keesokan harinya pada saat jam kerja dengan

meminta foto copy kartu asuransi sebagai pelengkap tagihan

(3) Bila syarat administrasi belum lengkap, keluarga/penanggung

jawab pasien diberi waktu maksimal 3x24 jam untuk

memenuhi persyaratannya (selama pasien dirawat), jika tidak

dipenuhi maka dianggap pasien umum.

f) Untuk peserta BPJS/JKN

54
(1) Petugas SO meminta Kartu BPJS, Surat rujukan (jika ada),

foto copy Kartu Keluarga, foto copy KTP jika masih di bawah

umur menggunakan KTP orang tua.

(2) Bila syarat administrasi belum lengkap, keluarga/penanggung

jawab pasien diberi waktu maksimal 3x24 jam untuk

memenuhi persyaratannya (selama pasien dirawat) jika tidak

dipenuhi maka dianggap pasien umum.

g) Petugas SO mempersilahkan pasien/keluarga mengisi formulir

yang harus diisi (General Consent: Persetujuan opname, dll)

h) Petugas SO menyiapkan berkas rekam medis pasien, gelang

identitas pasien yang mencantumkan nama lengkap dan no.

rekam medis, serta lampirkan surat pengantar rawat inap dan

surat rujukan (jika pasien rujukan)

i) Petugas SO memberi informasi kepada petugas jaga rawat inap

bahwa aka nada pasien baru yang akan masuk ke bagian rawat

inap. Informasi tersebut berupa: nama pasien, jenis kelamin, dan

dokter yang merawat pasien

j) Petugas SO memberikan surat kelengkapan administrasi ke

petugas pendamping pasien

k) Seluruh berkas/status pasien yang telah rampung diberikan ke

petugas pendamping pasien untuk diserahkan ke petugas

ruangan yang dituju

55
l) Petugas transporter/perawat pendamping (sesuai kriteria

pendamping transfer pasien) mengantar pasien untuk masuk ke

ruang rawat inap dan diterima oleh petugas jaga rawat inap.

Selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II di Rumah Sakit

Umum Daerah Bahteramas, kami telah melakukan dan menjalankan

prosedur penerimaan pasien rawat inap.

c. Penerimaan Pasien Gawat Darurat

Berdasarkan pedoman penyelenggaraan Rekam Medis, pasien

datang ke tempat penerimaan pasien gawat darurat. Tempat

pendaftaran dibuka selama 24 jam. Berbeda dengan prosedur

pelayanan pasien baru dan pasien lama yang biasa, disini pasien

ditolong terlebih dahulu lalu kemudian melakukan penyelesaian

administrasinya.

Prosedur pelaksanaan pendaftaran pasien gawat darurat di

Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas, antara lain sebagai

berikut:

1) Pasien/keluarga atau pengunjung lain datang ke tempat admisi

dengan membawa pengantar/catatan dari petugas triase IGD

2) Petugas menyapa dan memberi salam: selamat pagi/selamat

siang/selamat malam, lalu menanyakan tujuan pasien/keluarga

atau pengunjung lain datang ke admisi

56
3) Bila pasien mau mendaftar sebagai pasien IGD maka petugas

menanyakan apakah baru pertama kali datang di rumah sakit atau

sudah pernah

4) Bila baru pertama kali, petugas menanyakan kartu identitas

pasien, kartu BPJS atau asuransi lain serta surat rujukan bila ada

dan laporan polisi bila pasien kecelakaan lalu lintas, bila laporan

polisi belum ada, anjurkan pasien untuk mengurus dengan

batasan 3x24 jam

5) Petugas menyerahkan dan menjelaskan form general concent dan

form edukasi pasien

6) Pasien/keluarga mengisi form general consent, dan bersama

petugas admisi membutuhkan tanda tangan pada form general

consent

7) Petugas memberi edukasi kepada pasien/keluarga sesuai dengan

format yang ada, bila sudah mengerti maka pasien/keluarga

bersama petugas membutuhkan tanda tangan pada form edukasi

tersebut.

Selama pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan II, kami

telah melakukan prosedur penerimaan pasien gawat darurat.

3. Sistem Pemberian Nomor Pasien

Berdasarkan pedoman pelayanan Rekam Medis, penyimpanan

berkas Rekam Medis pada setiap pelayanan kesehatan disimpan

57
berdasarkan nomor pasien, yaitu nomor Rekam Medis pasien pada

saat masuk rumah sakit (Admission Patien Number). Penyimpanan

secara alphabets menurut nama-nama pasien lebih menyulitkan dan

memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan dibandingkan

dengan penyimpanan berdasarkan nomor pasien.

Jika kartu pasien hilang, nomor pasien masuk dapat diperoleh

dari data dasar pasien yang tersimpan didalam sistem. Dengan

mengetahui nama lengkap dan tanggal masuk pasien. Tetapi jika

menggunakan nomor kartu indeks pasien keluar tidak akan dapat

secara maksimal menemukan nomor keluar, sehingga lokasi Rekam

Medisnya sulit ditemukan.

Ada 3 macam sistem pemberian nomor pasien masuk

(Admission Numbering System), yakni :

a. Pemberian Nomor Cara Seri

Pemberian nomor cara seri dikenal dengan nama Serial

Numbering System (SNS) adalah suatu sistem penomoran dimana

setiap penderita yang berkunjung ke Rumah Sakit selalu mendapat

nomor yang baru. Pada sistem ini, KIB dan KIUP tidak diperlukan

karena seorang pasien dapat memiliki lebih dari satu nomor Rekam

Medis.

Keuntungan menggunakan sistem ini yaitu dapat memudahkan

petugas Rekam Medis dalam memberikan nomor kepada pasien,

dan petugas Rekam Medis lebih cepat dalam memberi pelayanan

58
kepada pasien. Sedangkan kerugiannya, dapat membutuhkan waktu

yang lama dalam proses pencarian berkas Rekam Medis lama

karena satu pasien dapat memperoleh lebih dari satu nomor,

informasi pelayanan klinis menjadi tidak berkesinambungan, dan

banyak menggunakan kertas formulir.

b. Pemberian Nomor Cara Unit

Pemberian nomor cara unit atau dikenal dengan Unit

Numbering System (UNS) adalah suatu sistem penomoran dimana

sistem ini memberikan satu nomor rekam medis pada pasien berobat

jalan maupun pasien rawat inap dan gawat darurat, serta bayi baru

lahir. Setiap pasien yang datang berkunjung mendapat satu nomor

pada saat pertama kali pasien datang ke Rumah Sakit dan berlaku

selamanya pada setiap kunjungan berikutnya. Sehingga berkas

Rekam Medis pasien tersebut hanya tersimpan di dalam satu folder.

Kelebihan pada sistem ini adalah informasi dapat

berkesinambungan karena semua data dan informasi mengenai

pasien dan pelayanan berada dalam satu folder, dan setiap pasien

hanya memiliki satu kartu berobat yang digunakan oleh seluruh

keluarga pada sarana pelayanan di Rumah Sakit.

Kekurangannya yaitu pelayanan pada pasien kunjungan ulang

memerlukan waktu yang cukup lama.

c. Pemberian Nomor Cara Seri Unit

59
Pemberian nomor cara seri unit atau dikenal dengan Serial Unit

Numbering System (SUNS) yaitu pemberian nomor dengan cara ini

menggabungkan sistem seri dan unit. Dimana setiap pasien datang

berkunjung ke Rumah Sakit diberikan nomor baru tetapi dokumen

Rekam Medis terdahulu digabungkan dan disimpan jadi satu di

bawah nomor yang baru.

Kekurangan dengan menggunakan sistem ini, yaitu petugas

Rekam Medis menjadi lebih sibuk setelah selesai pelayanan dan

informasi yang diberikan kepada pasien tidak berkesinambungan.

Kelebihan menggunakan sistem ini, yaitu pelayanan menjadi

lebih cepat karena tidak memilih antara pasien baru atau pasien

lama, semua pasien yang datang dianggap pasien baru, dan tidak

perlu mencari dokumen Rekam Medis.

Di Rumah Sakit Bahteramas, sistem pemberian nomor yang

digunakan hampir serupa dengan sistem unit, karena semua Rekam

Medis pasien tersimpan dalam satu folder.

4. Sistem Penamaan Pasien

Pada dasarnya, sistem penamaan digunakan untuk

memberikan identitas kepada seorang pasien, serta untuk

membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya.

Sehingga, dapat mempermudah dalam proses pemberian pelayanan

kesehatan kepada pasien yang datang berobat ke Rumah Sakit.Tata

cara penulisan nama pasien antara lain :

60
a. Nama pasien sendiri yang terdiri dari satu suku kata atau lebih.

b. Penulisan nama sesuai dengan KTP/SIM/Paspor yang masih

berlaku.

c. Tidak diperkenankan untuk dicantumkan title/gelar/jabatan.

d. Perkataan Saudara, Bapak, Ibu, tidak dicantumkan dalam

penulisan nama berkas rekam medis.

e. Apabila pasien berkewenangan asing, maka penulisan namanya

harus disesuaikan dengan Paspor yang berlaku di Indonesia.

f. Bila seorang bayi yang baru lahir hingga saat pulang belum

mempunyai nama, maka ditulis Bayi Ny. XX. Apabila pada

kunjungan berikutnya, bayi tersebut telah memiliki nama, maka

petugas yang berwenang dapat merubah nama bayi sesuai

dengan namanya yang sekarang.

g. Petunjuk Silang

Dengan penulisan nama pasien sesuai dengan

KTP/SIM/PASPOR serta diharapkan seorang pasien hanya memiliki

satu nomor pasien di Rumah Sakit. Apabila ditemukan seorang

pasien memiliki lebih dari satu nomor Rekam Medis, maka berkas

Rekam Medis tersebut harus digabungkan menjadi satu nomor

dimana berkas Rekam Medis pasien tersebut juga digabung,

biasanya nomor yang digunakan adalah nomor Rekam Medis yang

pertama. Tetapi terlebih dahulu harus dicocokkan antara tanggal

61
lahir, alamat, serta identitas lainnya apakah benar-benar sesuai

antara keduanya.

Di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas menerapkan

sistem penamaan langsung, dengam mencantumkan (Tn.) Pada

pasien laki-laki dewasa, (Ny.) Pada pasien perempuan dewasa, (An.)

Pada pasien anak laki-laki maupun perempuan, (By.) Pada pasien

Bayi yang sudah memiliki nama, dan (By. Ny.) Pada pasien bayi baru

lahir dan belum memiliki nama. Penulisan nama pasien disesuaikan

dengan KTP/SIM yang berlaku.

5. Pencatatan Kegiatan Pelayanan Medis

a. Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis

Berdasarkan pedoman penyelenggaraan Rekam Medis, Rumah

Sakit Menurut WHO (World Health Organization) Rumah sakit

merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial dan

kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna

(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) serta pencegahan

penyakit (preventif) kepada masyarakat, dan wajib membuat Rekam

Medis. Yang membuat atau mengisi Rekam Medis adalah dokter dan

tenaga kesehatan lainnya :

1) Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi

spesialis yang melayani pasien.

2) Residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.

62
3) Tenaga para medis perawatan dan tenaga para medis non

perawatan yang langsung terlihat di dalam antara lain: Perawat,

Perawat Gigi, Bidan, Tenaga Laboratorium Klinik, Gizi, Anestesi,

Penata Rontgen, Rehabilitasi Medik, dan lain sebagainya.

Rekam medis disebut lengkap apabila :

1) Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien,

selambat-lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam harus ditulis dalam

lembaran rekam medis.

2) Semua pencatatan harus ditanda tangani oleh doktertenaga

kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan klinis dan ditulis

nama terangnya serta diberi tanggal.

3) Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan

mahasiswa lainnya ditandatangani dan menjadi tanggung jawab

dokter yang merawat atau oleh dokter pembimbingnya.

4) Catatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter

pembimbingnya.

5) Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan

yang terjadi dengan wajar seperti mencoret kata/kalimat yang

salah dengan jalan memberikan satu garis lurus pada tulisan

tersebut. Diberi inisial singkatan nama orang yang menkoreksi tadi

dan mencantumkan tanggal perbaikan dan melakukannya pada

saat itu juga serta dibubuhi paraf.

63
6) Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.

(Boedihartono, 1991; Hatta, 2008)

a) Isi Rekam Medis Rawat Jalan

Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan menurut

permenkes 269 tahun 2008, untuk sarana pelayanan kesehatan

sekurang-kurangnya memuat :

(1) Identitas pasien

(2) Tanggal dan waktu

(3) Hasil anamnese mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

riwayat penyakit

(4) Hasil pemeriksaan fisik

(5) Diagnosis

(6) Rencana penatalaksanaan

(7) Pengobatan dan atau tindakan

(8) Pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien

(9) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinis

(10) Persetujuan tindakan bila diperlukan.

b) Isi Rekam Medis Pasien Gawat Darurat

Isi rekam medis pasien gawat darurat menurut permenkes 269

tahun 2008, sekurang-kurangnya memuat :

(1) identitas pasien

(2) kondisi saat pasien tiba di Rumah Sakit

64
(3) Identitas pengantar pasien

(4) Tanggal dan waktu

(5) Hasil anamnese mencakup seluruh keluhan & riwayat penyakit

(6) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis

(7) Diagnosis

(8) Rencana penatalaksanaan

(9) Pengobatan dan atau tindakan

(10). Persetujuan tindakan bila diperlukan

(11). Catatan observasi klinis dan pengobatan

(12). Ringkasan pulang (discharge summary)

(11). Nama dan tanda tangan dokter dan dokter gigi dan tenaga

kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan

(12). Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu

(13). Pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.

Isi Rekam Meddis Lainnya

Isi RM pelayanan dokter dan dokter gigi spesialis dapat

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang diberikan

dalam ambulans atau pengobatan massal dicatat dalam rekam

medis sesuai ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (3=UGD) dan

disimpan di Rumah Sakit.

Yang bertanggung jawab dalam pengisian Rekam Medis di

Rumah Sakit Umum Daerah Bahtermas adalah Dokter Umum,

Dokter Spesialis, Dokter Anestesi, Dokter Gigi, Perawat, Perawat

65
Gigi, Perawat Anestesi, Bidan. Dari perbandingan di atas

menunjukkan bahwa penanggungjawab pengisian Rekam Medis di

RSUD Bahteramas sudah sesuai dengan pedoman

penyelenggaraan dan prosedur Rekam Medis.

b. Ketentuan Pengisian Rekam Nedis

Berdasarkan pedoman penyelenggaraan Rekam Medis, Rekam

Medis harus segera dibuat dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien

menerima dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien,

selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam harus ditulis dalam

lembaran Rekam Medis.

2) Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter/tenaga

kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis

nama terangnya serta diberi tanggal.

3) Penghapusan tulisan dengan cara apapun juga tidak

diperbolehkan.

Di RSUD Bahteramas, sudah ada Standar Operasional

Prosedur (SOP) resmi terkait ketentuan pengisian Rekam Medis

sehingga dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam pengisian

berkas Rekam Medis. Dari perbandingan di atas, dapat disimpulkan

bahwa ketentuan pengisian Rekam Medis di RSUD Bahteramas

sudah sesuai dengan Pedoman Penyelenggaran dan Prosedur

Rekam Medis.

66
6. Penataan Berkas Rekam Medis Pasien (Assembling)

Assembling adalah proses perakitan terhadap lembar-lembar

Rekam Medis Pasien.Prosedur pelaksaaan Assembling Berkas

Rekam Medis Antara Lain :

a. Berkas Rekam Medis pasien pulang yang dikembalikan

petugas ruangan, diperiksa keadaanya/diperiksa kelengkapan

formulirnya.

b. Lembar Rekam Medis disusun dan dirapikan sesuai urutan

lembar RM, berdasarkan Formulir yang ada dengan urut–

urutan sebagai berikut :

Rekam Medis Rawat Jalan :

1) RM RJ 01 : Asesmen Keperawatan Rawat Jalan

2) RM RJ 02 : Asesmen Medis Rawat Jalan

3) RM RJ 03-05 : Odontongram Klinik (Khusus Polik Gigi dan

Mulut)

4) RM RJ 06 : Catatan perkembangan Terintegrasi Poliklinik

5) RM RJ 07 : Resume Pasien Rawat Jalan.

Pembatas Rekam Medis Poliklinik.


Rekam Medis Gawat Darurat :
1) Lembar Triase

67
a) RM 01 c : Rekonsilitas Obat Saat Masuk RS

b) RM IGD 01a-01d : Asesmen Keperawatan IGD

c) RM IGD 02 : Asesmen Medis IGD

d) RM IGD 03 : Catatan Perkembangan Terintegrasi IGD

e) RM IGD 04 : Catatan Perawat IGD

f) RM IGD04a : Formulir Komunikasi SBAR

g) RM 12 : Lembar penempelan Hasil Penunjang.

Pembatas Rekam Medis IGD

Rekam Medis Rawat Inap Pasien Umum :

1) RM 01a : Ringkasan Masuk dan Keluar

2) RM 01 c : Formulir Rekonsiliasi Obat

3) LT 01 : Persetujuan Umum (General Consent)

4) LT 02 : Persetujuan Pasien Rawat Inap

5) RM 02 : Assesmen Medis

6) LT 06 : HemodialisaLT 03, LT 05, LT 06, LT 07, LT 08,

LT 10, LT 11, LT 12 : Persetujuan Tindakan kedokteran

dan persetujuan Tindakan lainnya, penolakan tindakan

kedokteran, penolakan pengobatan

7) Form Prosedur pengisian Internal Rumah Sakit LT 16

8) RM 03 a–RM 03 e : Rekam Medis Keperawatan

9) RM 03 f : Asesmen Akhir Kehidupan

68
10) RM 04 : Catatan Perkembagan pasien Terintegrasi

11) RM 04a : Formulir Komunikasi SBAR

12) RM 05 : Catatan Perawat

13) RM 06 : Assemen Informasi dan Edukasi pasien dan

kelurga Terintegrasi.

14) RM 07 : Grafik Perkembangan

15) RM 08 : Tabel Pemberian Obat, Cairan Infus dan Cairan

Par Enteral

16) RM 09 : Lembar Konsultasi

17) RM 12 : Formulir penempelan Hasil pemeriksan

penunjang

18) RM 13 a : Resume (Ringkasan Keluar)

19) RM 13 c : Resume Keperawatan

20) RM 14 : Formulir Rekonsiliasi Obat Saat Keluar Rumah

Sakit

21) LT 18 : Formulir Surveilans Infeksi RSUD Bahteramas

22) LT 19 : Permohanan Cuti Perawatan

23) LT 20 : Formulir Serah Terima Pasien

24) LT 21 : Formulir penetapan DPJP

25) LT 22 : Clinical Pathway

26) LT 23 : Formulir Second Opinion

69
27) Fotocopy Kartu Kepesertaan, Rujukan dan lainnya yang

tidak termasuk rekam medis.

Rekam Medis Pasien Bayi Baru Lahir :

1) RM 01b : Ringkasan Masuk dan Keluar Bayi Baru Lahir

2) RM 01 c : Formulir Rekonsiliasi Obat

3) LT 01 : Persetujuan Umum (General Consent)

4) LT 02 : Persetujuan Pasien Rawat Inap

5) RM 02 : Assesmen Medis

6) LT 03, LT 05, LT 06, LT 07, LT 08, LT 10, LT 11, LT 12 :

Persetujuan Tindakan Kedokteran dan Persetujuan

Tindakan Lainnya penolakan tindakan kedokteran,

penolakan pegobatan.

7) RM 03 a–RM03 e : Rekam Medis Keperawatan

8) RM 03 f : Asesmen Akhir Kehidupan

9) RM 04 : Catatan Perkembangan pasien Terintegrasi

10) RM 04a : Formulir komunikasi SBAR

11) RM 05 : Catatan Perawat

12) RM 06 : Asesmen Informasi dan Edukasi pasien dan

keluarga Terintegrasi

13) RM 07 : Grafik perkembangan

70
14) RM 08 : Tabel Pemberian Obat Cairan Infus dan Cairan

par Enteral

15) RM 09 : Lembar konsultasi

16) RM 11 : Formulir Identitas Bayi

17) RM 12 : Formulir Penempelan Hasil Pemeriksaan

penunjang

18) RM 13 b : Resume Bayi (Rigkasan Riwayat Medis

Perinatalogi)

19) RM 13 c : Resume Keperawatan

20) RM 14 : Formulir Rekonsiliasi Obat saat keluar Rumah

Sakit

21) LT 18 : Formulir Surveilans Infeksi RSUD Bahteramas

22) LT 19 : Permohonan Cuti Perawatan

23) LT 29 : Formulir Serah Terima pasien

24) LT 21 : Formulir Penetapan DPJP

25) LT 23 : Formulir Second Opinion

26) Fotocopy Kartu kepesertaan Rujukan dan lainya yang

tidak termasuk rekam medis.

Rekam Medis Pasien Kebidanan :

1) RM 01a : Ringkasan masuk dan keluar

2) RM 01 c : Formulir Rekonsiliasi Obat

71
3) LT 01 : Persetujuan Umum (General Consent)

4) LT 02 : Persetujuan pasien Rawat Inap

5) RM 02 : Assesmen Medis

6) LT 03, LT 05, LT O6, LT 07, LT 08, LT 10, LT 11, LT 12 :

Persetujuan Tindakan Kedokteran dan persetujuan tindakan

lainnya, penolakan tindakan kedokteran, penolakan

pengobatan

7) RM 03 a–RM 03 e : Rekam Medis

8) RM f : Assesmen Akhir Kehidupan

9) RM 04 : Catatan perkembangan pasien Terintegrasi

10) RM 04a : Formulir Komunikasi SBAR

11) RM 05 : Catatan Perawat

12) RM 06 : Assesmen Informasi dan Edukasi Pasien dan

kelurga Terintregrasi

13) RM 07 : Grafik perkembangan

14) RM 08 : Tabel pemberian obat cairan infus dan cairan par

Enternal

15) RM 09 : Lembar Konsultasi

16) RM 10 : Laporan persalinan

17) RM 12 : Formulir penempelan hasil pemeriksaan penunjang

18) RM 13a : Resume (Ringkasan Keluar)

72
19) RM 13c : Resume Keperawatan

20) RM 14 : Formulir Rekonsiliasi obat saat keluar Rumah Sakit

21) LT 18 : Formulir Surveilans Infeksi RSUD Bahteramas

22) LT 19 : Permohonan Cuti Perawatan

23) LT 20 : Formulir Serah Terima Pasien

24) LT 21 : Formulir Penetapan DPJP

25) LT 22 : Clinical Pathway

26) LT 23 : Formulir Second Opinion

27) Fotocopy Kartu Kepesertaan, Rujukan dan lainnya yang

tidak termasuk rekam medis.

Rekam Medis Pasien Bedah (Umum) :

1) RM 01a : Ringkasan Masuk dan Keluar

2) RM 01c : Formulir Rekosiliasi Obat

3) LT 01 : Persetujuan Umum (General Consent)

4) LT 02 : Persetujuan rawat Inap

5) RM 02 : Assesment Medis

6) LT 03, LT 05, LT 06, LT 07, LT 08, LT 10, LT 11, LT 12 :

Persetujuan Tindakan Kedokteran dan Persetujuan

Tindakan Lainnya, Penolakan Tindakan Kedokteran,

Penolakan Pengobatan.

73
Rekam Medis Paket Bedah :

1) RM 02b : Assesmen Bedah

2) LT 04 : Persetujuan Tindakan Bedah

3) RM 09 : Lembar Konsultasi

4) RM 02c : Laporan Operasi

5) RM 02d : Laporan Tindakan dengan Anestesi Lokal

6) RM 02e : Assesment Pra Anastesidan Kajian Sistem

7) LT 05 : Persetujuan Tindakan Anastesi

8) LT 10 : Penolakan Tindakan Kedokteran

9) RM 02f : Asuhan Keperawata Pra Operatif

10) RM 02g : Checklist Keselamatan Operasi

11) RM 02h : Catatan Keperawatan Pre Operatif, Intra Operatif

dan Post Operatif

12) RM 02i : Status Anestesi

13) RM 02j : Formulir Post Anestesi (Recovery Room)

14) RM 02k : Evaluasi Pra Sedasi dan Laporan Sedasi di Luar

Kamar Operasi

15) RM 03a–RM 03e : Rekam Medis Keperawatan

16) RM 03f : Assesmen akhir Kehidupan

17) RM 04 : Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

18) RM 04a : Formulir Komunikasi SBAR

74
19) RM 05 : Catatan Perawat

20) RM 06 : Assesmen Informasi dan Edukasi Pasien dan

Keluarga Terintegrasi

21) RM 07 : Grafik Perkembangan

22) RM 08 : Tabel Pemberian Obat, Cairan Infus dan Cairan

Par Enternal

23) RM 09 : Lembar Konsultasi

24) RM 12 : Formulir Penempelan Hasil Pemeriksaan

Penunjang

25) RM 13a : Resume (Ringkasan Keluar)

26) RM 13c : Resume Keperawatan

27) RM 14 : Formulir Rekonsiliasi Obat Saat Keluar Rumah

Sakit

28) LT 18 : Formulir Surveilans Infeksi RSUD Bahteramas

29) LT 19 : Permohonan Cuti Perawatan

30) LT 20 : Formulir Serah Terima Pasien

31) LT 21 : Formulir Penetapan DPJP

32) LT 22 : Clinical Pathway

33) LT 23 : Formulir Second Opinion

34) Fotocopy Kartu Kepesertaan, Rujukan dan lainnya yang

tidak termasuk rekam medis.

75
Rekam Medis Pasien Bedah Kebidanan :

1) RM 01a : Ringkasan Masuk dan Keluar

2) RM 01c : Formulir Rekosiliasi Obat

3) LT 01 : Persetujuan Umum (General Consent)

4) LT 02 : Persetujuan rawat Inap

5) RM 02 : Assesment Medis

6) LT 03, LT 05, LT 06, LT 07, LT 08, LT 10, LT 11, LT 12 :

Persetujuan Tindakan Kedokteran dan Persetujuan

Tindakan Lainnya, Penolakan Tindakan Kedokteran,

Penolakan Pengobatan.

Rekam Medis Paket Bedah :

1) RM 02b : Assesmen Bedah

2) LT 04 : Persetujuan Tindakan Bedah

3) RM 09 : Lembar Konsultasi

4) RM 02c : Laporan Operasi

5) RM 02d : Laporan Tindakan dengan Anestesi Lokal

6) RM 02 e : Assesment Pra Anastesi dan Kajian Sistem

7) LT 05 : Persetujuan Tindakan Anastesi

8) LT 10 : Penolakan Tindakan Kedokteran

9) RM 02f : Asuhan Keperawata Pra Operatif

76
10) RM 02g : Checklist Keselamatan Operasi

11) RM 02h : Catatan Keperawatan Pre Operatif, Intra

Operatif dan Post Operatif

12) RM 02i : Status Anestesi

13) RM 02j : Formulir Post Anestesi (Recovery Room)

14) RM 02k : Evaluasi Pra Sedasi dan Laporan Sedasi di

Luar Kamar Operasi

15) RM ASKEB IGD : Assesment Pengkajian Asuhan

Kebidanan Gawat Darurat

16) RM 03a–RM 03e : Rekam Medis Keperawatan

17) RM 03f : Assesmen akhir Kehidupan

18) RM 04 : Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

19) RM 04a : Formulir Komunikasi SBAR

20) RM 05 : Catatan Perawat

21) RM 06 : Assesmen Informasi dan Edukasi Pasien dan

Keluarga Terintegrasi

22) RM 07 : Grafik Perkembangan

23) RM 08 : Tabel Pemberian Obat, Cairan Infus dan Cairan

Par Enternal

24) RM 09 : Lembar Konsultasi

25) RM 10 : Laporan Persalinan

77
26) RM 12 : Formulir Penempelan Hasil Pemeriksaan

Penunjang

27) RM 13a : Resume (Ringkasan Keluar)

28) RM 13c : Resume Keperawatan

29) RM 14 : Formulir Rekonsiliasi Obat Saat Keluar Rumah

Sakit

30) LT 18 : Formulir Surveilans Infeksi RSUD Bahteramas

31) LT 19 : Permohonan Cuti Perawatan

32) LT 20 : Formulir Serah Terima Pasien

33) LT 21 : Formulir Penetapan DPJP

34) LT 22 : Clinical Pathway

35) LT 23 : Formulir Second Opinion

36) Fotocopy Kartu Kepesertaan, Rujukan dan lainnya yang

tidak termasuk rekam medis.

c. Lembar Rekam Medis yang kosong (tidak terpakai) tidak

dikeluarkan untuk mencegah kemungkinan hilangnya berkas

penting.

d. Fotocopy Kartu kepesertaan, rujukan dll yang lebih dari 1

rangkap dikeluarkan dari map.

e. Map rekam medis yang rusak di ganti dengan yang baru.

78
f. Map rekam medis pasien yang tebal dapat dibuat beberapa

jilid dengan di beri pembatas.

Penataan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

Berdasarkan pedoman penyelenggaraan Rekam Medis,

penataan berkas rekam Medis pasien rawat jalan meliputi :

1) Pembatas poliklinik

2) Lembar dokumen pengantar

3) Lembaran poliklinik

4) Hasil pemeriksaan penunjang

5) Salinan resep

Penataan berkas Rekam Medis di RSUD Bahteramas, sudah

meliputi semuanya. Ini menunjukkan bahwa penataannya sudah

sesuai dengan pedoman penyelenggaraan dan prosedur Rekam

Medis.

Penataan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Berdasarkan pedoman Rekam Medis, penataan berkas

Rekam Medis pasien rawat inap dapat dibagi menjadi :

1) Penataan berkas Rekam Medis pasien rawat inap untuk kasus

anak, meliputi :

a) Ringkasan (diisi oleh bagian Rekam Medis)

b) Pembatas masuk

c) Ringkasan masuk dan keluar

79
d) Surat dokumen pengantar

e) Instruksi dokter

f) Lembar konsultasi

g) Catatan perawat

h) Catatan perkembangan

i) Grafik suhu, nadi dan pernafasan

j) Pengawasan khusus

k) Hasil pemeriksaan laboratorium

l) Hasil pemeriksaan radiodiagnostik

m)Salinan resep

n) Resume/laporan kematian

2) Penataan berkas Rekam Medis pasien rawat inap untuk kasus

kebidanan, meliputi :

a) Pembatas masuk

b) Ringkasan masuk dan keluar

c) Surat dokumen pengantar

d) Lembar obstetrik

e) Catatan persalinan

f) Lembaran bayi baru lahir

g) Instruksi dokter

h) Catatan perkembangan

i) Lembar konsultasi

j) Catatan perawat

80
k) Grafik nifas (grafik ibu)

l) Pengawasan khusus

m)Hasil pemeriksaan laboratorium

n) Hasil pemeriksaan radiodiagnostik

o) Salinan resep

p) Resume/laporan kematian

3) Penataan berkas Rekam Medis pasien rawat inap untuk kasus

bayi lahir, meliputi :

a) Pembatas masuk

b) Ringkasan masuk dan keluar

c) Riwayat kelahiran

d) Instruksi dokter

e) Catatan perkembangan

f) Lembar konsultasi

g) Catatan perawat

h) Grafik bayi

i) Pengawasan khusus

j) Hasil pemeriksaan laboratorium

k) Hasil pemeriksaan radiodiagnostik

l) Salinan resep

m)Resume/laporan kematian

81
Selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II, kami telah

melakukan penataan berkas Rekam Medis pasien rawat inap.

7. Sistem Penyimpanan (Filling System)

Berdasarkan pedoman penyelenggaraan dan prosedur

Rekam Medis, sebelum menentukan penggunaan sistem yang

akan dipakai perlu terlebih dahulu mengetahui bentuk

penyimpanan yang diselenggarakan di dalam pengelolaan

instalasi Rekam Medis.

Ada dua cara penyimpanan berkas Rekam Medis dalam

penyelenggaraannya, yaitu :

a. Sentralisasi

Sentralisasi adalah penyimpanan Rekam Medis seorang

pasien dalam satu kesatuan baik catatan-catatan kunjungan

poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang pasien

dirawat.

Kelebihan sistem ini, yaitu :

1) Data dan informasi hasil-hasil pelayanan dapat

berkesinambungan karena menyatu dalam satu folder sehingga

riwayatnya dapat dibaca seluruhnya.

2) Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan

penyimpanan Rekam Medis.

82
3) Mengurangi jumlah biaya yang dapat dipergunakan untuk

peralatan dan ruangan.

4) Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis

mudah distandarisasi.

5) Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas

penyimpanan karena dokumen Rekam Medis milik pasien

berada dalam satu folder.

6) Mudah menerapkan sistem unit.

Kekurangan sistem ini, yaitu :

1) Petugas menjadi lebih sibuk karena harus menangani unit

rawat jalan dan unit rawat inap.

2) Filling (tempat penyimpanan) dokumen Rekam Medis harus

jaga 24 jam karena sewaktu-waktu diperlukan untuk pelayanan

di UGD yang buka 24 jam.

3) Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam,

karena KIUP akan digunakan sewaktu-waktu jika pasien dating

dan tidak membawa KIB.

b. Desentralisasi

Sistem penyimpanan dokumen Rekam Medis secara

desentralisasi yaitu suatu sistem penyimpanan dengan cara

memisahkan milik seorang pasien antara dokumen Rekam Medis

83
rawat jalan, dokumen Rekam Medis gawat darurat dan rawat inap

pada folder tersendiri, tempat tersendiri, dan ruang tersendiri.

Kelebihan sistem ini, yaitu :

1) Efisiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih

cepat.

2) Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.

Kekurangan sistem ini, yaitu :

1) Terjadi duplikasi dalam pembuatan Rekam Medis.

2) Banyak yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih

banyak.

Secara teori, cara sentralisasi lebih baik daripada

desentralisasi. Akan tetapi pada pelaksanaannya tergantung pada

situasi dan kondisi masing-masing Rumah Sakit. Penggunaan

sistem sentralisasi merupakan sistem yang paling tepat untuk

dipilih mengingat pelayanan akan mudah diberikan kepada

pasien. Sistem penyimpanan Rekam Medis menurut nomor yang

sering dipraktikkan, yaitu :

a) Penomoran Secara Langsung

Penyimpanan dengan sistem penomoran secara langsung

(Straight Numerical Filling) adalah penyimpanan Rekam Medis

dalam rak penyimpanan secara berturut sesuai dengan urutan

nomornya. Kelebihan dari sistem ini adalah memudahkan

84
petugas yang harus melaksanakan pekerjaan penyimpanan

tersebut. Namun, sistem ini mempunyai kekuranga yang tidak

dapat dihindari. Pada saat penyimpanan Rekam Medis, petugas

harus memperhatikan seluruh angka nomor sehingga mudah

terjadi kekeliruan penyimpanan.

Pengawasan kerapian penyimpanan sangat sukar dilakukan

dalam sistem penomoran langsung, dikarenakan kurangnya

petugas Rekam Medis pada bagian penanggungjawab terhadap

rak-rak penyimpanan.

b) Sistem Angka Akhir

Penyimpanan dengan sistem angka akhir (Terminal Digit

Filling System), digunakan nomor-nomor dengan 6 angka, yang

dikelompokkan menjadi 3 kelompok masing-masing terdiri dari 2

angka. Angka pertama adalah kelompok 2 angka yang terletak

paling kanan, angka kedua yang terletak di tengah dan angka

ketiga adalah kelompok 2 angka yang terletak paling kiri.

50 50 50

Angka ketiga Angka kedua Angka pertama

(tertiary digits) (secondary digits) (primary digits)

Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir ada 100

kelompok angka pertama yaitu 00 sampai dengan 99.

85
Pada waktu penyimpanan, petugas harus melihat angka-

angka pertama dan membawa Rekam Medis tersebut ke rak

penyimpanan sesuai kelompok angka-angka pertama yang

bersangkutan. Pada kelompok angka pertama ini, Rekam Medis

disesuaikan urutan letaknya menurut angka kedua, kemudian

Rekam Medis disimpan didalam urutan sesuai dengan kelompok

angka ketiga, sehingga dalam setiap kelompok penyimpanan

nomor-nomor pada kelompok angka ketigalah yang selalu

berlainan.

Sistem penomoran dengan menggunakan angka akhir lebih

banyak untuk dipilih karena secara umum dipakai lebih mudah,

efektif dan efisien.

Perhatikan contoh berikut ini :

26-32-01 98-05-26 98-99-30

27-32-01 99-05-26 99-99-30

28-32-01 00-06-26 00-00-30

29-32-01 01-06-26 01-00-30

30.32.2 02-06-26 02-00-30

c) Sistem Angka Tengah

Sistem angka tengah (Middle Digit Filling System) disini

penyimpanan rekam medis diurut dengan pasangan angka-angka

sama halnya dengan sistem akhir, namun angka pertama, angka

kedua, angka ketiga berbeda letaknya dengan sistem angka akhir.

86
Dalam hal ini angka yang terletak ditengah-tengah menjadi angka

pertama.

Pasangan angka yang terletak paling kiri menjadi angka

kedua dan pasangan angka paling kanan menjadi angka ketiga.

Perhatikan contoh berikut ini :

38-48-96 99-88-96

38-48-97 99-88-97

38-48-98 99-88-98

38-48-99 99-88-99

39-48-00 00-89-00

39-48-01 00-89-01

Sistem penyimpanan berkas Rekam Medis menurut nomor di

RSUD Bahteramas adalah menggunakan sistem penjajaran angka

Akhir (Terminal Digit Filling System), dengan tujuan untuk

memudahkan petugas dalam proses pencarian dan pengambilan

berkas rekam medis pasien.

Sistem penyimpanan berkas Rekam Medis di RSUD

Bahteramas yaitu secara sentralisasi.

Bentuk penyimpanan berkas Rekam Medis di RSUD

Bahteramas adalah tersimpan dalam satu ruangan, namun

terpisahkan oleh masing-masing rak penyimpanan. Contoh

misalnya berkas rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap

87
gawat darurat tersimpan di rak penyimpanan menggunakan rak

(Roll o’Pack) dan rak kayu. Berkas rekam medis pasien in aktif

tersimpan di rak kayu dan di beri label (RM In Aktif). Berkas

Rekam Medis pasien hemodialisa tersimpan di rak penyimpanan

kayu. Sedangkan berkas rekam medis pasien yang akan di retensi

dikumpul jadi satu tempat dan di taruh dalam karung, sambil

menunggu waktu untuk dilakukannya peretensian.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem

penyimpanan Rekam Medis di RSUD Bahteramas sudah sesuai

dengan pedoman penyelenggaraan dan prosedur Rekam Medis.

Berdasarkan Struktur Alur Percepatan Penyediaan Rekam

Medis Rawat Jalan, hal yang harus dilakukan adalah print/tulis

tracer yang di kirim dari loket rawat jalan masuk ke ruang filling

setelah itu dilakukan pencarian di ruang filling apabila map rekam

medis sudah di temukan maka dicatat pada form ekspedisi

distribusi kemudian di antar ke poli tujuan sedangkan apabila map

tidak ditemukan maka dilakukan cek riwayat kunjungan pasien

pada SIMRS, setelah itu di cek di agenda kemudian tracer dibagi

pada semua anggota tim percepatan pencarian untuk dicari

apabila di temukan langsung dibawa dan dicatat pada form

ekspedisi dan ke poli tujuan terakhir. Apabila cara kedua tadi tidak

ditemukan juga setelah dilakukan pencarian maka dibuatkan map

88
baru dan RTL (Rencana Tindak Lanjut). Berikut ini merupakan

Struktur Alur Percepatan Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan :

STRUKTUR ALUR PERCEPATAN PENYEDIAAN


REKAM MEDIS RAWAT JALAN

PRINT/TULIS TRACER

PENCARIAN

DITEMUKAN TIDAK DITEMUKAN

CATAT PADA FORM CEK RIWAYAT KUNJUGAN


EKSPEDISI DISTRIBUSI PASIEN PADA SIMRS

ANTAR KE POLIKLINIK CEK DI AGENDA

TRACER DI BAGI PADA


SEMUA ANGGOTA TIM
PERCEPATAN PENCARIAN
UNTUK DICARI
89
DITEMUKAN TIDAK DITEMUKAN

MAP BARU

Gambar 11. RTL


(Rencana tindak lanjut)
Struktur Alur Percepatan Rekam Medis Rawat Jalan

8. Kebijakan dan Pengambilan Rekam Medis (Retrival)

Permintaan-permintaan rutin terhadap Rekam Medis yang

datang dari poliklinik, dari dokter yang melakukan riset harus

ditujukan ke bagian Rekam Medis setiap hari pada jam yang telah

ditentukan.

Poliklinik yang meminta Rekam Medis untuk melayani pasien

perjanjian yang datang pada hari tertentu bertugas membuat

(mengisi) “Kartu Peminjaman Rekam Medis”. Petugas harus

menulis dengan benar dan jelas nama penderita dan nomor

Rekam Medisnya.

Untuk permintaan-permintaan langsung dari dokter dan

bagian administrasi, surat permintaan dapat diisi langsung oleh

petugas bagian Rekam Medis sendiri

90
Di RSUD Bahteramas, penggunaan kartu peminjaman

Rekam Medis sudah dimanfaatkan dengan baik sehingga

pengendalian berkas Rekam Medis mudah dilakukan. Ini

menunjukkan bahwa pengendalian berkas Rekam Medis di RSUD

Bahteramas sudah sesuai dan sudah berjalan berdasarkan

dengan pedoman penyelenggaraan dan prosedur Rekam Medis.

9. Indikator-Indikator Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah

Bahteramas (BOR, LOS, TOI, BTO, GDR dan NDR)

g. Angka Penggunaan Tempat Tidur/Bed Occupancy Rate (BOR)

Angka penggunaan tempat tidur atau Bed Occupancy

Rate (BOR) adalah presentasi pemakaina tempat tidur pada

satu satuan tertentu. Indikator ini memberi gambaran tinggi

rendahnya pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit. Nilai ideal

BORadalah 60-85%.

Tabel 3.
Angka Penggunaan Tempat Tidur (BOR) Menurut
Kelas Perawatan di RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara
Tahun 2015 s/d 2019
Kelas
No BOR(%)
Perawatan
2015 2016 2017 2018 2019

1. Super VIP 82,60 82,28 71,23 69,48 23,56

2. VIP 79,68 71,25 68,53 54,66 58,24

91
3. Kelas I 60,69 58,58 57,96 66,39 59,85

4. Kelas II 35,16 42,03 36,01 45,99 52,30

5. Kelas III 69,90 75,83 72,83 64,58 65,93

6. Non Kelas 37,73 40,69 48,50 47,88 37,81

Rumah Sakit 54,94 58,51 59,16 58,49 56,02

Keterangan:

- BOR = Jumlah Hari Perawatan di RS pada waktu tertentu

Jumlah TT x Jumlah hari pada periode waktu yang sama

- BOR ideal antara 60-85%

Grafik 3.
Angka Penggunaan Tempat Tempat Tidur (BOR)
menurut ruang perawatan di RSUD Bahteramas Sulawesi
Tenggara Tahun 2015 s/d 2019

92
a. Angka Rata-Rata Lama Parawatan / Length Of Stay (LOS)

Angka rata-rata lama perawatan atau length of stay adalah

rata-rata lama seorang pasien di rawat. Indikator ini di

samping memberi gambaran mutu pelayanan apabila di

terapkan pada diagnosis tertentu yang dijadikan tracert (yang

perlu pengamatan lebih lanjut ). LOS yang ideal adalah 6-9

hari.

Angka rata-rata lama perawatan atau LOS RSUD

Bahteramas di tahun 2019 sedikit berbeda dengan tahun

sebelumnya yakni 4,9 hari menjadi 4,7 hari dan masih di

bawah kategori ideal menurut kemenkes yakni 6-9 hari.

Tabel 3.1
Angka Rata-Rata Lama Perawatan (LOS) Menurut kelas
perawatan di RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara
Tahun 2015 s/d 2019.
Kelas LOS (Hari)
No 2015 2016 2017 2018 2019
Perawatan
1. Super VIP 4,5 4,3 4,2 4,2 3,8
2. VIP 5,3 5,0 5,1 5,1 5,2
3. Kelas I 4,7 4,9 5,2 5,2 5,1
4. Kelas II 4,5 4,6 4,8 4,8 4,4
5. Kelas III 5,2 4,8 5,2 5,2 4,6
6. Non Kelas 4,3 4,3 4,5 4,8 4,9

Rumah Sakit 4,8 4,7 5,0 4,9 4,7

Keterangan :
LOS = Jumlah hari perawatan pasien rawat inap (h+m) di RS
Jumlah pasien rawat inap yang keluar (h+m) di RS

93
LOS ideal adalah 6-9 hari

Grafik 3.1
Angka Rata-Rata Lama Perawatan (LOS) Menurut Kelas
Perawatan di RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara
Tahun 2015s/d 2019.

b. Angka Selang Waktu Antara Penggunaan Tempat Tidur/ Turn

Over Interval (TOI)

Angka selang waktu antara Penggunaan Tempat Tidur

atau Turn Over Interval (TOI) adalah suatu rata-rata hari

yang menggambarkan interval pemakaian tempat tidur dari

saat terakhir terisi berikutnya. Sama halnya dengan BTO,

indicator ini di gunakan untuk menilai tingkat efisiensi

penggunaan tempat tidur Rumah Sakit bersama-sama

94
dengan BOR, LOS, dan BTO. Nilai ideal TOI adalah 1-3 hari

atau idealnya tempat tidur kosong 1-3 hari.

Tabel 3.2
Angka Selang Waktu Antara Penggunaan Tempat Tidur
(TOI) Menurut Kelas Perawatan di RSUD Bahteramas
Sulawesi Tenggara Tahun 2015s/d 2019.

Kelas TOI (Hari)


No 2015 2016 2017 2018 2019
Perawatan
1. Super VIP 0,95 0,7 1,7 1,8 12,4
2. VIP 1,36 2,00 2,4 4,5 3,7
3. Kelas I 3,03 3,50 3,7 2,6 3,4
4. Kelas II 8,38 6,40 8,6 5,1 4,0
5. Kelas III 2,22 1,50 1,9 2,7 2,4
6. Non Kelas 7,10 6,20 4,8 5,2 8,0

Rumah Sakit 3,96 3,35 3,5 3,5 3,7

Keterangan :

TOI = (Jumlah Hari x Jumlah TT)– HP periode waktu tertentu

Jumlah pasien keluar hidupdan mati

TOI ideal adalah antara 1-3 hari.

95
Grafik 3.2
Angka Selang Waktu Antara Tempat Tidur (TOI) Menurut Kelas
Perawatan di RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara Tahun
2015 s/d 2019.

c. Angka Frekuensi Pemakaian Tempat Tidur / Bed Turn Over

(BTO)

Angka frekuensi Pemakaian Tempat Tidur atau Bed Turn

Over (BTO) adalah suatu nilai rata-rata berapa kali dalam

satu periode waktu tertentu (biasanya satu tahun), satu

tempat Tidur Rumah Sakit terpakai. Penggunaan BTO tidak

96
berdiri sendiri tapi bersama-sama dengan indicator BOR,

LOS, dan TOI melalui analisa Barber Johnson dapat di

gunakanuntuk menilai tingkat efisiensi penggunaan tempat

tidur Rumah Sakit dan lebih banyak di pakai pada Rumah

Sakit Umum. Nilai ideal BTO selama satu tahun untuk satu

tempat tidur di pakai sebanyak 40-50 kali.

Tabel 3.3
Angka Frekuensi Pemakaian Tempat Tidur (BTO) Menurut Kelas
Perawatan di RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara Tahun 2015 s/d
2019
Kelas BTO (Kali)
No 2015 2016 2017 2018 2019
Perawatan
1. Super VIP 66,75 72,49 62,60 61,80 22,50
2. VIP 54,73 51,87 48,82 37,21 41,18
3. Kelas I 47,52 43,70 40,93 47,94 42,76
4. Kelas II 28,25 33,02 27,22 38,79 43,01
5. Kelas III 49,4 57,67 51,51 47,29 52,19
6. Non Kelas 32,02 34,65 38,93 36,62 28,41
Rumah Sakit 41,51 45,27 42,97 43,61 42,85

Grafik 3.3
Angka Frekuensi Pemakaian Tempat Tidur (BTO) Menurut
Kelas Perawatan di RSUD Bahteramas Sulawesi
TenggaraTahun 2015 s/d 2019.

97
d. Angka Kematian Umum (Gross Death Rate / GDR)

Angka Kematian Umum atau Gross Death Rate (GDR)

adalah angka kematian perseratus pasien keluar. Angka

normal standar GDR adalah tidak lebih dari 4,5 perseratus

pasien keluar. Secara umum GDR di gunakan sebagai

indikator untuk menilai mutu pelayanan walaupun di anggap

kurang tajam.

Tabel 3.4
Angka Kematian Umum atau Gross Death Rate (GDR)
Menurut kelas perawatan di RSUD Bahteramas Sulawesi
Tenggara Tahun 2015 s/d 2019

Kelas GDR%
No
Perawatan 2015 2016 2017 2018 2019
1. Super VIP 1,69 1,03 1,29 0,33 0,00
2. VIP 2,84 2,43 1,91 3,02 2,41
3. Kelas I 1,54 1,84 2,20 1,76 2,41
4. Kelas II 1,12 1,44 1,12 0,95 2,02
5. Kelas III 2,42 2,10 2,84 2,09 2,01
6. Non Kelas 21,20 23,53 27,53 24,11 29,96

98
Rumah Sakit 5,12 4,87 4,85 4,95 5,14

Keterangan :
GDR = Jumlah seluruh kematian pasien di RS dalam perode
waktu tertentu x 100%
Jumlah pasien keluar hidup dan mati dari RS dalam periode
waktu tertentu
Angka ideal GDR adalah tidak lebih dari 4,5%

Grafik 3.4
Angka Kematian Umum atau Gross Death Rate (GDR)
Menurut kelas perawatan di RSUD Bahteramas Sulawesi
Tenggara tahun 2015 s/d 2019

e. Angka Kematian NETTO (Net Death Rate / NDR)

Angka Kematian Netto atau Net Death Rate (NDR) adalah

angka kematian pasien dalam waktu 48 jam ke atas setelah

pasien di rawat per serratus pasien keluar. NDR yang masih

99
dapat di tolerir adalah kurang dari 2,5 per serratus pasien

keluar.

NDR di pandang cukup bermakna dalam penilaian mutu

pelayanan karena menggunakan indikator 48 jam ke atas

setelah pasien di rawat. Hal ini memberi gambaran upaya

petugas Rumah Sakit, yakni dokter dan perawat serta

penunjang pelayanan lain dalam menyelamatkan jiwa pasien.

Jika pasien meninggal di bawah 48 jam setelah di rawat mal

hal ini lebih di pengaruhi oleh tingkat keparahan penyakit

pasien pada saat masuk Rumah Sakit.

Tabel 3.5
Angka Kematian Netto atau Net Death Rate (NDR)
Menurut kelas perawatan di RSUD Bahteramas Sulawesi
Tenggara Tahun 2015 s/d 2019.

Kelas NDR%
No 2015 2016 2017 2018 2019
Perawatan
1. Super VIP 1,13 0,34 0,32 0,33 0,00
2. VIP 2,32 2,14 1,41 1,88 1,84
3. Kelas I 0,83 1,27 1,56 1,27 1,80
4. Kelas II 0,70 0,77 0,97 0,68 1,70
5. Kelas III 1,60 1,37 2,08 1,66 1,59
6. Non Kelas 9,87 10,14 13,34 13,58 16,60
Rumah Sakit 2,60 2,48 2,92 3,01 3,28

Keterangan :

NDR = Jumlah pasien di RS yang meninggal lebih dari 48 jam

dalam periode waktu tertentu x 100%

100
Jumlah pasien keluar hidupdan mati dari RS dalam

Periode waktu tertentu

Angka ideal NDR adalah tidak lebih dari 2,5%

Grafik 3.5

Angka Kematian Netto atau Net Death Rate (NDR) Menurut

Kelas Perawatan di RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara

Tahun 2015 s/d 2019

10. Kebijakan Penyusutan (Retensi) dan Pemusnahan Rekam


Medis
a. Kebijakan Penyusutan (Retensi)

Pengertian Penyusutan Rekam Medis adalah suatu

kegiatan pengurangan berkas Rekam Medis dari rak

penyimpanan dengan cara :

101
1. Memindahkan berkas Rekam Medis in-aktif dari rak file aktif

ke rak file in-aktif dengan cara memilah pada rak file

penyimpanan sesuai dengan tahun kunjungan.

2. Memusnahkan berkas Rekam Medis dengan cara tertentu

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Tujuan Penyusutan/Retensi Rekam Medis

Adapun tujuan penyusutan atau retensi pada berkas

rekam medis pasien, adalah :

1) Mengurangi jumlah berkas Rekam Medis yang semakin

bertambah.

2) Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat

penyimpanan berkas Rekam Medis yang baru.

3) Tetap menjaga kualitas pelayanan dengan mempercepat

penyiapan Rekam Medis jika sewaktu-waktu diperlukan.

4) Menyelamatkan Rekam Medis yang bernilai guna tinggi,

serta mengurangi yang tidak bernilai guna/nilai guna rendah

atau nilai gunanya telah menurun.

c. Jadwal Retensi Rekam Medis

Salah satu elemen yang diperlukan dalam

retensi/penyusutan Rekam Medis adalah jadwal retensi rekam

medis. Jadwal retensi rekam medis merupakan daftar yang

berisikan daftar formulir Rekam Medis yang akan disimpan dan

jangka waktu penyimpanannya sesuai dengan kegunaannya yang

102
wajib oleh setiap badan pemerintah sebagai pedoman dalam

penyusutan berkas Rekam Medis.

Penentuan jangka waktu penyimpanan berkas Rekam Medis

ditentukan atas dasar nilai kegunaan tiap-tiap berkas Rekam

Medis. Untuk menjaga obyektifitas dalam menentukan nilai

kegunaannya tersebut, sebaiknya jadwal retensi Rekam Medis

disusun oleh suatu kepanitiaan yang terdiri dari unsur komite

Rekam Medis dan unit Rekam Medis yang benar-benar

memahami Rekam Medis, fungsi dan nilai Rekam Medis.

d. Pemusnahan Berkas Rekam Medis

Pemusnahan berkas Rekam Medis adalah suatu proses

kegiatan penghancuran secara fisik arsip Rekam Medis yang telah

berakhir fungsi dan nilai gunanya.

Penghancuran harus dilakukan secara total dengan cara

membakar habis, mencacah atau daur ulang sehingga tidak dapat

diketahui atau dikenal lagi isi maupun bentuknya.

Selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II di RSUD

Bahteramas, kami tidak melakukan proses retensi atau pemusnahan

karena sudah di lakukan pemusnahan berkas rekam medis pada

bulan februari tahun 2021.

11. Pemberian Kode (Coding) Sesuai ICD-10

Penetapan diagnosis pasien merupakan kewajiban, hak dan

tanggungjawab dokter (tenaga medis) yang terkait dan tidak boleh

103
diubah. Oleh karenanya, harus diagnosis yang ada dalam Rekam

Medis diisi dengan lengkap dan jelas sesuai dengan arahan yang

ada pada buku ICD-10 dan ICD-9 (jika terdapat tindakan yang

dilakukan).

Tenaga Rekam Medis sebagai pemberi kode

bertanggungjawab atas keakuratan kode dari suatu diagnosis yang

sudah ditetapkan. Oleh karenanya, untuk hal yang kurang jelas atau

yang tidak lengkap, sebelum kode ditetapkan, komunikasikan

terlebih dahulu pada dokter yang membuat diagnosis tersebut.

Setiap pasien yang telah selesai mendapatkan pelayanan baik rawat

jalan maupun rawat inap, maka dokter yang memberikan pelayanan

harus segera membuat diagnosis akhir.

Kelancaran dan kelengkapan pengisian Rekam Medis di

instalasi rawat jalan dan rawat inap atas kerja sama tenaga medis

dan tenaga kesehatan lain yang ada di masing-masing instalasi kerja

tersebut. Hal ini seperti dijelaskan pada pasal 3 dan 4 yakni

Permenkes RI No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.

Untuk meningkatkan informasi dalam Rekam Medis, petugas

Rekam Medis harus membuat kode sesuai dengan klasifikasi yang

tepat. Disamping kode penyakit, berbagai tindakan lain juga harus

diberi kode sesuai dengan klasifikasi masing-masing dengan

menggunakan ICD-10 dan ICD 9 CM. Berikut adalah tabel diagnosa

penyakit pasien di RSUD Bahteramas

104
Tabel 4
Diagnosa Penyakit Pasien ICD-10 Sistem Panca Indera

No. Diagnosa Penyakit Kode

Sistem Panca Indera

1 Katarak tua (mature) H25.2

2 Celulitis orbita H05.0

3 Cholazion H00.1

4 Edema eyelid mata H02.8

5 Endophthalmitis H44.O

105
Tabel 5

Diagnosa Penyakit Pasien ICD-10 Sistem Syaraf

No. Diagnosa Penyakit Kode

Sistem Syaraf

1 Encelopathi G93.4

2 Gangguan tidur G47.9

3 Nypsomnia G47.9

4 Epilepsy G40.0

5 Communicating hydrocepalos G91.0

Tabel 6
Diagnosa Penyakit Pasien ICD-10 Sistem Gangguan Mental
Perilaku

No. Diagnosa Penyakit Kode

106
Sistem Gangguan Mental Perilaku

1 Gangguan mental akibat F14.8

penggunaan kokain

2 Gangguan skizoafektif F25.9

3 Gangguan mental akibat penggunaan F15.9


stimulansia

Panik disorder
4 F41.0

Gangguan prevensi seksual


5 F52.9

Tabel 7
Diagnosa Tindakan Pasien ICD-9

No. Diagnosa Tindakan Pasien Kode

1 Lobectomy tiroid urilated 06.2

2 Biopsi nasopharynx 29.12

107
3 Paratiroidectomy total 06.81

4 Sialolithotomy 26.0

5 Labyrinthectomy (transtympanic) 20.79

Di RSUD Bahteramas, pengidentifikasian kode penyakit sudah

sesuai dengan berdasarkan pada buku ICD-10, dan penggunaan ICD-9

untuk diagnosa tindakan pasien.

Hal ini dapat menunjukkan bahwa pemberian kode berdasarkan

ICD-10 dan ICD-9 di RSUD Bahteramas sudah sesuai dengan

pedoman penyelenggaraan dan prosedur Rekam Medis.

C. FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. Faktor Pendukung

a. Keramahan petugas Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas dalam

melayani pasien dan membimbing kami saat Praktik Kerja Lapangan

II Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Rumah Sakit.

b. Menggunakkan sistem komputerisasi yang mempercepat kinerja

petugas di loket pendaftaran.

c. Tersedianya data yang menunjang selama pelaksanaan kegiatan

praktik kerja lapangan II.

108
d. Kami diberi kepercayaan dalam melakukan proses pendaftaran

(pendaftaran Rawat Inap, Rawat Jalan, dan Gawat Darurat),

pencatatan, penginputan data pasien, pengklaiman BPJS pasien,

membuat SEP pasien rawat jalan dan rawat inap, penyusunan

berkas rekam medis pasien baru dan lama, mengembalikan berkas

rekam medis pasien kembali ke rak penyimpanan, dan memberi

penanda (treaser) pada berkas rekam medis pasien yang keluar dari

rak penyimpanan, dan lain-lain.

e. Adanya jaringan WIFI.

f. Berkas rekam medis yang tersusun secara berurutan memudahkan

kami dalam pencarian berkas rekam medis pasien.

2. Faktor Penghambat

a. Penulisan diagnosa penyakit dan diagnosa tindakan yang kurang

jelas.

b. Tidak tersedianya tangga pada ruang penyimpanan berkas rekam

medis sehingga mempersulit kami mahasiswa praktik dalam

mengambil berkas yang tempatnya tinggi.

109
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan II di Rumah Sakit Umum

Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, terdapat beberapa

prosedur pelayanan kesehatan terkait Rekam Medis Informasi

Kesehatan. Adapun jenis kegiatan yang telah kami laksanakan pada

Praktek Kerja Lapangan II tahun 2021 di Rumah Sakit Umum Daerah

Bahteramas Kota Kendari adalah sebagai berikut :

1. Prosedur penerimaan pasien rawat jalan

2. Prosedur penerimaan pasien rawat inap

3. Prosedur perimaan pasien gawat darurat

Dalam penerimaan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah

Bahteramas akan menghadapi berbagai kategori pasien yaitu :

110
1. Dilihat dari segi pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

2. Jenis kedatangan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

3. Kedatangan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

2. Formulir dan cara pengisian Rekam Medis terbagi menjadi Rekam

Medis rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Pengisi Rekam

Medis adalah dokter, resident sebagai pelaksana kepaniteraan klinik,

tenaga para medis perawatan dan tenaga para medis non

perawatan. Salah satu ketentuan pengisian Rekam Medis adalah

setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien,

selambat-lambatnya dalam waktu 1x 24 jam harus ditulis dalam

lembaran Rekam Medis.

3. Assembling adalah proses perakitan trehadap lembar-lembar Rekam

Medis pasien. Berdasarkan pedoman penyelanggaraan Rekam

Medis, penataan berkas Rekam Medis dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Penataan berakas Rekam Medis rawat jalan

b. Penataan berkas Rekam Medis gawat darurat

c. Penaatan berkas Rekam Medis rawat

4. Filling system atau penyimpanan berkas rekam medis di Rumah

Sakit Umum Daerah Bahteramas menerapkan sentralisasi, dimana

berkas rekam medis rawat jalan, gawat darurat dan rawat inap di

simpan dalam satu ruangan.

5. Sistem pemberian nomor pasien menggunakan Terminal Digit

System (menggunakkan angka akhir).

111
6. Retensi dan pemusnahan Rekam Medis merupakan kegiatan

pengurangan berkas berkas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Bahteramas. Pemusnahan berkas rekam medis di RSUD

Bahteramas telah di lakukan pada bulan Februari tahun 2021.

7. Penetapan diagnosis pasien merupakan kewajiban, hak dan dan

tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait dan tidak boleh

diubah. Oleh karenanya, diagnosis dalam Rekam Medis diisi dengan

lengkap sesuai dengan yang ada pada buku ICD-10 dan ICD-9 (jika

ada tindakan yang di lakukan). Di RSUD Bahteramas,

pengidentifikasian kode penyakit sudah sesuai dengan buku ICD-10

dan ICD-9 untuk tindakan pasien.

B. Saran

Dari beberapa hal yang kami amati selama Praktik Kerja

Lapangan (PKL) II di RSUD Bahteramas Kota Kendari Sulawesi

Tenggara, masih perlu adanya perbaikan dalam beberapa hal. Adapun

hal-hal tersebut yaitu :

1. Sebaiknya dokter yang mengisi diagnosa dapat memperjelas tulisan

agar memudahkan kami mahasiswa praktik dalam melakukam

pengkodean diagnosa dengan tepat tanpa kendala dalam membaca

tulisan dokter pada berkas rekam medis pasien.

2. Sebaiknya tangga yang ada di ruang penyimpanan (filling) harus di

lengkapi masing-masing satu tangga untuk setiap satu deret rak

penyimpanan.

112
3. Sebaiknya petugas yang berada di tempat sentral opname (SO),

pendaftaran rawat jalan dan rawat inap lebih di siplin waktu agar

pelayanan lebih efektif lagi

DAFTAR PUSTAKA

Permenkes No 3 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah


Sakit

Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis

UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

UU No. 36 Tahun 2012 Tentang Kesehatan

Permenkes No. 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Rumah Sakit

Profil RSUD Bahteramas 2015 s/d 2019

113
1

Anda mungkin juga menyukai