Anda di halaman 1dari 8

A.

UD Tani dan Nelayan


Perencanaan pembangunan RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kab. Boalemo dimulai sejak 12 Oktober tahun 2002 yang ditandai dengan
peletakan batu pertama pembangunan gedung Rumah Sakit oleh Gubernur Provinsi
Gorontalo saat itu Ir. Fadel Mohamad. Bulan April 2004 dibentuk Tim Sepuluh yang dikenal
dengan nama Tim Pengelola Persiapan Operasional Rumah Sakit, yang bertugas mengelola
aset rumah sakit dan mempersiapkan operasional rumah sakit antara lain dalam hal
merencanakan kebutuhan sumber daya, kebutuhan sarana dan prasarana penunjang
operasional rumah sakit.
Pada   tanggal 2 Mei 2005 dilaksanakan peresmian operasional RSTN Kab. Boalemo
oleh Gubernur Gorontalo (Ir. Fadel Mohamad). Setahun kemudian yaitu pada tanggal 1 Mei
2006 dengan diterbitkannya Perda Organisasi dan Tata Kerja rstn, rumah sakit ini menjadi
Instansi Badan Pemerintah Daerah dan berubah nama menjadi Badan Pengelola RSTN
Kabupaten Boalemo.
Tanggal 20 Juli 2007 RSTN Kabupaten Boalemo telah teregistrasi di Departemen
Kesehatan RI, untuk memperoleh izin operasional yang menjadi landasan hukum
operasional rumah sakit dengan klasifikasi kelas C.
Pada tahun 2008 RSTN Kab. Boalemo mendapat penghargaan Citra Pelayanan
Prima dari MENPAN sebagai supremasi tertinggi mutu pelayanan Publik.
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dan manajemen sumber
daya yang lebih fleksibel, RSTN terus berupaya untuk memperoleh status sebagai BLUD.
Upaya ini membuahkan hasil dimana p ada tanggal 21 November 2011 Bupati Boalemo saat
itu , Dr. Ir. H. Iwan Bokings, MM, menetapkan R STN sebagai PPK-BLUD melalui keputusan
Bupati Boalemo Nomor 186a tahun 2011 tentang penetapan status Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah Sakit Umum Daerah
Tani dan Nelayan  
Di Tahun 2015 Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
menerapkan sistem Rujukan RS Regional yang berguna untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan juga untuk mengurangi penumpukan pasien
di Rumah Sakit Provinsi. Dengan adanya RS Rujukan Regional ini, pasien yang tidak bisa
ditangani Rumah Sakit tingkat kabupaten bisa segera dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan
Regional dan jika tidak bisa ditangani baru dirujuk ke RS Provinsi. Untuk itu, Pemerintah
telah menetapkan status 110 RS tingkat Kabupaten menjadi RS Rujukan Regional dan
salah satu dari RS yang ditetapkan menjadi RS Rujukan Regional adalah RSTN Kab.
Boalemo melalui Keputusan Dirjen Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0363/2015
tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Propinsi dan Rumah Sakit Rujuk an Regional.
Dengan ditetapkannya RSTN sebagai salah satu Rumah sakit rujukan regional maka RSTN
dapat menjadi pusat rujukan kabupaten lain sebelum di rujuk ke RS rujukan regional
propinsi. 
RSTN terus berbenah diri, meningkatkan mutu pelayanan, jenis pelayanan dan
kemudahan akses pelayanan bagi seluruh masyrakat dengan memacu peningkatan kelas
RSTN menjadi rumah sakit Kelas dan terakreditasi Paripurna.

B. Visi dan Misi RSUD Tani dan Nelayan


1) Visi
Menjadi Rumah Sakit Rujukan Regional Type B Yang Profesional Dan Berkualitas Dalam
Suasana Damai Tahun 2022
2) Misi
a) Mewujudkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Yang Prima Secara Berkesinambungan
b) Mewujudkan Akses Pelayanan Kesehatan Yang Merata Dan Berkeadlian Kepada
Seluruh Masyarat Yang Terintegrasi Dengan Lintas Sektor
c) Mewujudkan Penyelolaan Keuangan Rumah Sakit Dengan Prinsip Praktek Bisnis
Yang Sehat

C. Lokasi RSUD Tani dan Nelayan


RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo terletak di Jalan poros (poros jalan
Trans Sulawesi) Boalemo-Pohuwato-Palu yang dapat dengan mudah diakses dan dilalui
kendaraan umum. Kondisi tersebut memungkinkan bagi pengguna jasa layanan, baik yang
berasal dari Kabupaten Boalemo maupun dari Kab. Pohuwato dan Kab. Parigi Moutong
dapat mengakses layanan kesehatan di RSTN Boalemo.  

D. Gambaran Produk Jasa Dan Produk Unggulan


1. Produk Jasa
Sebagai penyedia jasa layanan kesehatan RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten
Boalemo,  menyediakan layanan berupa :
a) Pelayanan Gawat Darurat :
 Unit Gawat Darurat  buka 1x24 jam 7 hari dalam seminggu 
 PONEK buka 1x24 jam 7 hari dalam seminggu
b) Pelayanan Rawat Jalan terdiri dari :
 Klinik Penyakit Dalam
 Klinik Anak
 Klinik Obstetri Ginekologi
 Klinik Bedah 
 Klinik Umum
 Klinik Gigi
 Klinik Mata
 Klinik Orthopedi
 Klinik Jantung
 Klinik Syaraf
 Klinik Penyakit Kulit dan Kelamin
 Klinik THT
 Klinik Kesehatan Jiwa
c) Pelayanan Kamar Bedah
Pelayanan kamar bedah terdiri dari 2 kamar bedah yaitu bedah Umum dan
bedah mata.
d) Untuk perawatan intensif saat ini yang tersedia adalah :
  Intensive care Unit (ICU) dengan kapasitas 6 tempat tidur 
 Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dengan kapasitas 12 Tempat Tidur  
 PediatricIntensiveCare Unit (PICU) dengan kapasitas 4 Tempat Tidur
e) Pelayanan Rawat Inap  terdiri dari :
 Rawat inap kelas I ( 16 TT) ,kelas II (34 TT)  dan III (60 TT)
 Ruang Isolasi  terdiri dari ruang isolasi dewasa (9 TT),  Ruang isolasi
anak (12TT), ruang isolasi Covid (10 TT)
 VIP ( 4 TT) dan VVIP (2 TT)  
f) Pelayanan penunjang medis terdiri dari :
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Radiologi
 Instalasi Laboratorium
 Unit Tranfusi Darah (UTD) RS
 Rehabilitasi Medik
 Instalasi Gizi
 Unit Pengelolaan Limbah RS
 Laundry 
 House Keeping
 Pemulasaran Jenajah
 Ambulance
2. Pelayanan Unggulan 
Pelayanan Unggulan yang akan dikembangkan tahun 2015 – 2020 adalah
Pelayanan Onkologi. Saat ini RSTN telah memiliki dokter spesialis Patologi Anatomi
dan alat radiodiagnostik mammografi sebagai langkah pencapaian layanan
unggulan.
3. Pelayanan Pengembangan
Selain upaya untuk mewujudkan pelayanan unggulan, RSTN Kab. Boalemo
juga berupa untuk melaksanakan pelayanan pengembangan :
g) Pelayanan Obstetri Neonatologi Emergensi Komprehensif (PONEK). 
h) Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan HIV. RSTN telah memiliki
tenaga terlatih dan telah membentuk tim VCT.
i) Pelayanan Tuberculosis Directly Observe Treatment Shortcourse (TB DOTS).
RSTN memiliki tim DOTS dan memberikan layanan TB DOTs bekerja sama
dengan Dinas Kesehatan Kab. Boalemo
Rencana pengembangan pelayanan rujukan  : 
1) Hemodialisa
2) Pelayanan Penyakit Jiwa
3) Pelayanan Bedah Mulut
4) Pelayanan Rehabilitasi Medik
5) Pelayanan Spesialistik paru

BAB II
PERMASALAHAN
Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut UU No. 5 tahun 2014 adalah Pegawai Aparatur
Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) untuk menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki
nomor induk pegawai secara nasional. Sebagai ASN, PNS mempunyai tugas dan fungsi
sebagai pelaksana kebijakan public, pelayanan public, perekat dan pemersatu bangsa.
Pembentukan ASN yang mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan
masyarakat secara professional didasarkan pada penanaman nilai-nilai dasar.
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26
Agustus 2021 tentang implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil
Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu
strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government), Pemerintah telah meluncurkan core values (nilai-nilai dasar) ASN BerAkhlak
yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif dan employer branding (Bangga Melayani Bangsa). Nilai-nilai
dasar tersebut diharapkan mampu dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN seta dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana Kesehatan, baik diselenggarakan
oleh pemerintah atau swasta yang berfungsi memberikan pelayanan Kesehatan dasar,
rujukan, atau pelayanan Kesehatan penunjang. Rumah Sakit diselenggaraan berasaskan
Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat,
keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan
pasien, serta mempunyai fungsi social. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan Kesehatan
yang kompleks, padat karya, padat modal, dan padat teknologi. Kompleksitas ini muncul
karena pelayanan di Rumah Sakit menyangkut berbagai fungsi, antara lain pelayanan,
pendidikan dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis pelayanan
Kesehatan.
Menurut PERMENKES Nomor: 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis, Rekam Medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien, rekam medis dapat
dikatakan bermutu/berkualitas, menurut Dirjen Yanmed (2006:75) adalah rekam medis yang lengkap
dan dapat digunakan bagi referensi pelayanan kesehatan, melindungi minat hukum, sesuai dengan
peraturan yang ada, menunjang informasi untuk aktifitas penjamin mutu (quality assurance).
Sedangkan Penyimpanan/Penjajaran (filling) adalah sistem penataan rekam medis dalam suatu
tempat yg khusus agar penyimpanan dan pengambilan (Retrieval) menjadi lebih mudah dan cepat.
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari di RSUD Tani dan Nelayan Boalemo sebagai petugas Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan, ditemukan isu yang mengemuka yaitu belum terdapatnya tracer
(pengganti dokumen rekam medis / petunjuk keluar) pada rak filling sehingga mengakibatkan rekam
medis salah letak atau kehilangan berkas rekam medis (missfile)yangmembuat pelayanan kepada
pasien menjadi terhambat, ditambah dengan banyaknya pasien yang akan dilayanai. Apabila hal ini
berlanjut terus menerus dapat mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan di Puskesmas Karang Pule.Sehingga diperlukan suatu rangkaian kegiatan yang mampu
menyelesaikan masalah tersebut agar rekam medis pasien cepat ditemukan ketika diperlukan, yaitu
dengan memanfaatkan Tracer(pengganti dokumen rekam medis / petunjuk keluar) pada rak filling.
Oleh karena itu penulis membuat rancangan aktualisasi dengan judul ‘PEMANFAATAN TRACER
SEBAGAI ALAT BANTU MONITORING BERKAS REKAM MEDIS KELUAR DAN MASUK PADA RAK
PENYIMPANAN (FILLING SYSTEM) DI RSUD Tani dan Nelayan Boalemo’’.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Isu
Identifikasi Masalah yang muncul di Instansi kerja di RSUD Tani dan Nelayan, khususnya di
Rekam Medik antara lain :
1) Adanya penumpukan dokumen rekam medis inaktif di rak filling aktif
2) Belum terdapatnya tracer (pengganti dokumen rekam medis / petunjuk keluar) pada rak
filling
3) Belum teraturnya waktu pengembalian dokumen rekam medis dari poliklinik setelah
selesai pelayanan
4) Terbatasnya ketersediaan rak penyimpanan dokumen rekam medis
5) Rendahnya kepatuhan masyarakat membawa kartu identitas pada saat berkunjung ke
RSUD Tani dan Nelayan Boalemo

B. Analisis dan Pemilihan Isu


Untuk menentukan isu mana yang akan diangkat dari isu-isu yang muncul tersebut, maka
digunakan alat penetapan isu berdasarkanUSG (Urgency, Seriousness, Growth)Urgency artinya
seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindak lanjuti. Seriousness artinya
seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.Growth
artinya seberapa kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani.

No Isu//Permasalahan U S G Total Prioritas


1 Adanya penumpukan dokumen 4 5 4 13
rekam medis inaktif di rak filling
aktif
2 Belum terdapatnya tracer 5 5 4 14
(pengganti dokumen rekam medis /
petunjuk keluar) pada rak filling
3 Belum teraturnya waktu 3 4 4 11
pengembalian dokumen rekam
medis dari poliklinik setelah selesai
pelayanan
4 Terbatasnya ketersediaan rak
penyimpanan dokumen rekam
medis
5 Rendahnya kepatuhan masyarakat
membawa kartu identitas

Anda mungkin juga menyukai