Anda di halaman 1dari 18

BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

A. SEJARAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MELAWI

Rumah Sakit Umum Daerah melawi awalnya merupakan Instalasi Rawat


Inap Puskesmas Nanga Pinoh. Puskesmas tersebut dijadikan rumah sakit
daerah melalui penunjukkan dengan Keputusan Penjabat Bupati Melawi
Nomor 59 Tahun 2004. Penunjukkan tersebut dilanjuti dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 620/MENKES/SK/2005
tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi.

Rumah Sakit Umum Daerah Melawi dalam susunan organisasi dan tata
kerja Kabupaten Melawi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2003 tentang Pengelolaan Organisasi Perangkat Daerah sebagai Lembaga
Teknis Daerah (LTD) dengan nomenklatur setara kantor.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka semakin jelas dan nyata keberadaan
dan pemberdayaan tugas dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Melawi
sebagai lembaga pelayanan kesehatan di Kabupaten Melawi yang akan
terus dikembangkan demi tercapainya Indonesia Sehat . Sebagai lembaga
pelayanan kesehatan paripurna, Rumah Sakit Umum Daerah Melawi
melaksanakan tugas pokok pelayanan kesehatan 24 jam secara
profesional, terintegrasi dan komprehensif.

RSUD Melawi adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Melawi


yang merupakan Rumah Sakit rujukan Puskesmas di Kabupaten Melawi
yang melaksanakan 4 (empat) fungsi dasar pelayanan kesehatan yaitu
fungsi pencegahan (Preventif), Penyembuhan (Kuratif), Pemulihan
(Rehabilitatif), dan Peningkatan Derajat Kesehatan (Promotif).

6
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

B. PROFIL WILAYAH

Jumlah penduduk Kabupaten Melawi pada tahun 2015 sebanyak 226.742


jiwa, kepadatan penduduk pada tahun tersebut sebesar 18 jiwa per km2
dengan penyebaran tidak merata di mana kecamatan terpadat adalah
kecamatan Nanga Pinoh yang merupakan ibukota kabupaten sebesar
192.301 jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata tahun 2014
adalah 1,84%.

Angka penduduk miskin tahun 2014 sebanyak 35.000 jiwa atau sebesar
19,50% dari total penduduk Kabupaten Melawi sehingga beban tanggungan
di Kabupaten Melawi sebesar 80,50% yang berarti setiap 100 penduduk
produktif menanggung sekitar 20 orang non produktif.

Rumah Sakit Umum Daerah Melawi terletak di Jalan Kelakik KM 4, sekitar 4


(empat) kilometer dari ibu kota kabupaten, Nanga Pinoh dan dapat diakses
melalui jalan darat, berdiri diatas lahan seluas 12.900 m2 dengan
keseluruhan luas bangunan 5.685 m2. Dilihat dari posisi letak Rumah Sakit
Umum Daerah Melawi memungkinkan bagi pengguna jasa layanan
menggunakan berbagai fasilitas Rumah Sakit yang berasal dari Kabupaten
Melawi dan daerah perbatasan Kabupaten Melawi dengan Provinsi
Kalimnatan Tengah.

Sarana kesehatan di Kabupaten Melawi telah merata di seluruh kecamatan


dan hampir seluruh desa yang ada, terdiri dari :

- Puskesmas : 11
- Puskesmas Pembantu : 49
- Polindes : 67
- Puskesmas Keliling : 9
- Puskesdes : 26

Di Kabupaten Melawi, selain RSUD Melawi, terdapat 2 (dua) Rumah Sakit


milik Swasta (perorangan) yaitu Rumah Sakit Citra Husada dan Rumah Sakit
Kasih Bunda Jaya. Kedua rumah sakit tersebut menjadi rumah sakit yang
banyak dikunjungi masyarakat Kabupaten Melawi karena letaknya cukup
strategis di pusat perkotaan.

7
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

Alasan pasien memilih RSUD Melawi dibandingkan rumah sakit swasta


lainnya adalah karena di Rumah Sakit Umum Daerah Melawi fasilitas nya
dianggap lebih lengkap, didukung dengan dokter spesialis serta biaya
terjangkau.

C. PROFIL RUMAH SAKIT

Pengguna jasa layanan dapat menggunakan berbagai fasilitas Rumah Sakit


yang tersedia di RSUD Melawi. RSUD Melawi menyediakan layanan
sebagai berikut:

1. Pelayanan Rawat Jalan

Poliklinik di Instalasi Rawat Jalan memberikan pelayanan bagi pasien


baru dan pasien lama yang datang sendiri maupun dengan rujukan.
Pelayanan Rawat Jalan terseida di pagi hari dari jam 07.30 sampai
dengan 13.00 WIB, dari hari senin sampai dengan jumat, hari sabtu dan
minggu pelayanan tutup. Pada hari sabtu dan minggu pelayanan
kesehatan dialihkan ke UGD. Pelayanan yang tersedia antara lain:

a) Poliklinik Bedah

b) Poliklinik Penyakit Dalam

c) Poliklinik Obsteri dan Genekologi

d) Poli Anak

e) Poliklinik Gigi dan Mulut

f) Poliklinik KB dan KIA

2. Pelayanan Gawat Darurat

Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan bagian dari rumah sakit yang
melayani kasus-kasus emergency (gawat drurat). UGD membuka
pelayanan 24 jam, termasuk hari libur atau minggu. Pasien UGD yaitu
pasien yang datang dalam keadaan gawat atau darurat serta pasien
yang datang setelah poliklinik tutup. Pada unit ini terdapat 4 (empat)
diagnosa bed dan 1 (satu) ruang khusus tindakan dengan 2 (dua) meja
tindakan.

8
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

3. Pelayanan Rawat Inap

Pada pelayanan rawat inap RSUD Melawi terdiri dari:

a. Instalasi Rawat Inap Umum, termasuk anak

b. Instalasi Rawat Inap termasuk Bedah

c. Instalasi Rawat Inap Spesialis Penyakit Dalam

d. Instalasi Rawat Inap Spesialis Kebidanan dan Kandungan

Pada Juli 2009 RSUD Melawi telah menggunakan gedung baru yang
pada tahap pertama terdapat 69 tempat tidur yang terdiri dari 3 (tiga)
tempat tidur kamar VIP, 10 tempat tidur kelas I, 16 tempat tidur kelas II
dan 40 tempat tidur kelas III. Pada awal tahun 2010 terdapat
penambahan yaitu ICU sebanyak 4 (empat) tempat tidur dan
neurologi/fisioterapi 5 (lima) tempat tidur sehingga jumlah keseluruhan
menjadi 78 tempat tidur.

4. Pelayanan Penunjang Medik

a. Instalasi Laboratorium Klinik

b. Instalasi Radiologi

c. Instalasi Farmasi (Apotik)

d. Instalasi Unit Tranfusi Darah (UTDRS)

5. Pelayanan Penunjang Non Medik

a. Instalasi Rekam Medik

b. Instalasi Gizi

6. Pelayanan Penunjang Lain

Ambulance dan alat transportasi 2 (dua) unit (satu unit rusak sedang).

7. Jenis-jenis pelayanan penunjang kesehatan lainnya yang disediakan oleh


Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi adalah:

a. Pelayanan Administrasi

Merupakan pusat manajemen rumah sakit. Pada unit ini dilaksanakan


kegiatan yang mengatur pelaksanaan dan pengelolaan rumah sakit,
mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

9
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling), Selain itu untuk


urusan surat menyurat dan hubungan administratif dengan lembaga
Pemerintah Kabupaten Melawi, Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Provinsi serta lembaga eksternal lainnya.

b. Pelayanan Surat Keterangan Dokter dan Visum et Repertum

Pelayanan ini memberikan surat keterangan yang dikeluarkan oleh


dokter Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi untuk
kepentiangan pembuatan surat keterangan dari instansi lainnya (Polisi,
Disnaker, Disdikbud, dsb)

c. Pelayanan Askes / BPJS

Pelayanan pasien BPJS yang dapat dilakukan di rumah sakit saat ini
masih diarahkan pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap yang
diatur berdasarkan paket-paket yang telah distandarkan. Terkait
dengan program JAMKESDA Rumah Sakit Umum Daerah Melawi
telah berjalan dengan baik pelayanan rawat inap dengan sistem
pelayanan yang telah disesuaikan dengan Kepmenkes Nomor
316/Menkes/SK/V/2009.

Ada beberapa indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja Rumah


Sakit, indikator yang dapat mewakili penilaian pada masing-masing
perspektif balance score card.

Kerangka indikator kinerja yang digunakan dibatasi pada ketersediaan data.


Dimungkinkan adanya indikator-indikator lainnya yang lebih tepat digunakan
dalam menilai kinerja Rumah Sakit, namun hal itu belum dapat disajikan
dalam dokumen ini dikarenakan belum terbangunnya pengelolaan kinerja
pada masing-masing unit kerja yang digunakan dalam proses penyusunan
program dan kegiatan pada setiap penyusunan anggaran tahunan.

1) PERSPEKTIF PELANGGAN

Salah satu kinerja pelayanan adalah bagaimana memperoleh gambaran


dari perilaku pelanggan. Terdapat indikator-indikator yang dapat
menunjukkan perilaku pelanggan, yaitu:

a. Cakupan Kunjungan Pasien :

10
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

- Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat

Instalasi gawat darurat memberikan pelayanan selama 24 jam


secara terus menerus dalam hal kegawatdaruratan berupa
penanganan sakit akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja,
penyakit dalam, kebidanan dan kegawatdaruratan lainnya baik
dibidang bedah, non bedah dan bidang obstetric dan gynekolog.

Perkembangan pelayanan di instalasi gawat darurat selama 3


tahun terakhir menunjukkan kecenderungan turun dari 4.421
kunjungan pada tahun 2010 menjadi 3.185 kunjungan pada tahun
2012, atau turun 38,81%.

Perkembangan Cakupan Kunjungan Pasien IGD 2007-2009


5,000
4,500
Jumlah Kunjungan

4,000 4,421
4,231
3,500 3,185
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
-
Tahun 2010 2011 2012

Cakupan Kunjungan Pasien

- Pelayanan di instalasi rawat jalan dan rawat inap


Perkembangan pelayanan di instalasi rawat jalan selama 2 tahun
terakhir menunjukkan kecenderungan berfluktuasi dari 9.358
kunjungan pada tahun 2010 menjadi 8.846 pada tahun 2011 dan
9.489 kunjungan pada tahun 2012. Komposisi jumlah kunjungan
pasien dibagi dalam 2 klasifikasi sebagai berikut:
Customer Acquistion indikator ini digunakan untuk mengukur
sampai sejauh mana minat pasien baru menggunakan jasa
layanan yang disediakan. Gambaran Customer Acguistion dua
tahun terakhir adalah tahun 2011 sebanyak 4.642 pasien dan
tahun 2012 sebanyak 5.209 pasien.

11
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

Customer loyality ini bertujuan untuk mengukur sampai sejauh


mana Rumah Sakit mampu mempertahankan pasien lama
(kunjungan ulang) untuk menggunakan jasa layanan yang
disediakan. Indikator ini berbanding terbalik dengan Customer
Acquistion. Gambaran Customer loyality dua tahun terakhir
adalah tahun 2011 sebanyak 4.183 pasien dan tahun 2012
sebanyak 4.280 pasien.

Perkembangan Cakupan Kunjungan Pasien Rawat Inap dan Rawat


Jalan 2010 - 2012
10,000
9,358 9,489 Cakupan
8,825
8,000 Kunjungan Pasien
Kunjungan

Pasien Baru
6,000
4,908 4,642 5,209
4,000 4,450 4,183 4,280 Pasien Lama
2,000

-
2010 2011 2012

- Pelayanan di laboratorium
Perkembangan jumlah cakupan pemeriksaan di instalasi
penunjang medis, laboratorium selama 3 tahun terakhir
menunjukkan kecenderungan berfluktuasi dari 6.812 pemeriksaan
pada tahun 2010 menjadi 4.892 di tahun 2011 dan 5.450
pemeriksaan pada tahun 2012.

Perkembangan Cakupan Pemeriksaan Laboratorium 2007-2009


8,000
7,000 6,812
6,000 4,892 5,450
Kunjungan

5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
-
Tahun 2010 2011 2012

Cakupan Pemeriksaan

- Pelayanan di instalasi radiologi

12
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

Perkembangan cakupan pemeriksaan radiologi selama 3 tahun


terakhir menunjukkan kecenderungan berfluktuasi dari 1.055
kunjungan pada tahun 2010 menjadi 974 di tahun 2011 dan turun
menjadi 347 pasien pada tahun 2012.

Perkembangan cakupan pemeriksaan radiologi 2007-2009


1,200
1,055 974
1,000
Kunjungan

800
600
400 347
200
-
Tahun 2010 2011 2012

Cakupan pemeriksaan radiologi

Rendahnya kunjungan pasien ke radiologi disebabkan seringnya


terjadi kerusakan alat radiologi. Kerusakan alat tersebut diakibakan
pula oleh tegangan listrik yang sering turun naik dan padam.
Perbaikan alat tersebut memerlukan waktu lama karena teknisinya
berada di Pontianak.
- Pelayanan di instalasi farmasi
Perkembangan distribusi penggunaan obat di instalasi farmasi
selama 3 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan turun dari
17.040 resep pada tahun 2010 menjadi 11.493 resep pada tahun
2012 yang terlayani di instalasi farmasi.

Perkembangan distribusi penggunaan obat 2010-2012


20,000

15,000 17,040
Kunjungan

14,268
11,493
10,000

5,000

-
Tahun 2010 2011 2012
jumlah resep

13
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

2) PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

Kinerja Pelayanan juga dapat diukur dari aspek tehnis yang diharapkan
dari tujuan (goal) pelayanan medis, yang meliputi kualitas fisik (quality of
place) maupun mutu pelayanan (quality of services).

a. Quality of Place

Terdapat tiga indikator yang menggambarkan secara agregat kualitas


fisik layanan Rumah Sakit yaitu :

- Bed Occupation Ratio (BOR): Indikator ini untuk mengukur tinggi


rendahnya pemanfaatan tempat tidur. Berdasarkan data tahun 2013
sampai dengan 2015, BOR menunjukkan kecenderungan turun,
BOR tertinggi terjadi pada tahun 2010 yang menunjukkan angka
pencapaian 43,06% dan terendah pada tahun 2012 yang
menunjukkan angka 36,39% rata-rata BOR selama 3 tahun terakhir
berkisar pada pencapaian 39,48 %, berada di bawah standar
nasional yang berkisar antara 60-85 %.

Perkembangan BOR 2010-2012


100
95
90 85 85 85
85
80
75
70
65 60 60
%

60
60
55
50
45 36.39
40 43.06
35 38.99
30
Tahun 2010 2011 2012

Actual Standard Maksimum Standard Minimum

- Bed Turn Over (BTO): Indikator ini untuk mengukur frekuensi


pemakaian tempat tidur dalam satuan waktu. Rata-rata frekuensi
pemakaian tempat tidur selama 3 tahun terakhir adalah 43,80 kali
dan menunjukkan kecenderungan penurunan dari tahun ke tahun,
BTO tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 50,13 kali dan
terendah pada tahun 2012 yaitu sebesar 38,87 kali. Rata-rata BTO

14
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

selama 3 tahun terakhir ada di batas bawah standar nasional yang


berkisar antara 40 sampai dengan 50 kali.

Perkembangan BTO 2010-2012


80
75
70
65
60
kali

55
50
50.13 50 50 50
45
40 41.41 39.87
40 40 40
35
30
Tahun
2010 2011 2012

Actual Standar Minimum Standar Maksimum

- Turn Over Interval (TOI) : Indikator ini untuk mengukur rata-rata hari
tempat tidur tidak ditempati saat ke saat sampai terisi berikutnya.
Rata-rata selama 3 tahun terakhir tempat tidur tidak ditempati adalah
5,11 hari, dan selama 3 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan
tempat tidur yang kosong mengalami kenaikan, kondisi terburuk
terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 5,82 hari dan kondisi terbaik
tahun 2010 yaitu sebesar 4.14 hari. Rata-rata TOI selama 3 tahun
terakhir dibawah standar nasional yang berkisar 1 3 hari.

Perkembangan TOI 2010-2012


7
6 5.37 5.82
5
4 4.14
hari

3 3 3
3
2
1
1 1 1
0
Tahun 2010 2011 2012

Actual Standar Minimum Standar Maksimum

15
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

Berdasarkan indikator-indikator kinerja diatas, quality of place RSUD


Melawi masih berada dibawah standar nasional, yang
mengindikasikan kualitas pengelolaan pelayanan rawat inap masih
rendah.

b. Quality Of Services

Kualitas Layananan Rumah Sakit dapat diwakili dari 2 indikator mutu


sebagai berikut:

- Angka kematian Kasar (Gross Death Rate/GDR): digunakan untuk


menilai angka kematian di bawah 48 jam setelah dirawat untuk
setiap 100 penderita keluar. Berdasarkan data historis rata-rata
Angka Kematian Kasar selama 3 tahun adalah 27,82 permil, dan
mengalami kecenderungan berfluktuatif, GDR tertinggi terjadi pada
tahun 2012 yang mencapai 38,75 permil dan terendah pada tahun
2010 mencapai angka 21.50 permil. Angka pencapaian GDR sesuai
standar nasional yaitu di bawah 45 permil.

Perkembangan GDR 2007-2009


50
48 45 45 45
46
44
42
40
38.75
GDR (%)

38
36
34
32
30
28
26
24 21.5
22
20 23.2
Tahun 2010 2011 2012
actual standard

- Angka Kematian Bersih (Net Death Rate/NDR): Untuk menilai


angka kematian di atas 48 jam setelah dirawat untuk setiap 100
penderita keluar. Berdasarkan data historis rata-rata Angka
Kematian bersih selama 3 tahun adalah 12,94 permil, dan
mengalami kecenderungan naik, NDR tertinggi terjadi pada tahun
2011 yang mencapai 16,09 permil dan terendah pada tahun 2010

16
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

mencapai angka 11,34 permil. Pencapaian NDR telah sesuai


standar nasional yang seharusnya di bawah 25 permil.

Perkembangan NDR 2010-2012


26 25.00 25.00 25.00
24
22
20
NDR (%)

18
16 16.09
14
12 11.39
11.34
10
Tahun 2010 2011 2012

actual standar

3) PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN

Untuk pencapaian mutu layananan pada perspektif proses bisnis internal,


dibutuhkan upaya manajemen dalam penyediaan sumberdaya pelayanan
baik dari aspek sumberdaya manusia, infrastruktur dan sistem dan
prosedur. Sedangkan untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
terdapat 3 aspek yang dinilai, yaitu:

Pada tahun 2010 Jumlah keseluruhan tenaga kerja di RSUD Melawi


adalah 129 orang. Komposisi terbanyak adalah tenaga para medis yaitu
sejumlah 102 orang (79,06%) sedangkan paling sedikit adalah Tenaga
Medis hanya sejumlah 7 orang (5,42%) dari total tenaga. Adapun
perkembangan komposisi tenaga RSUD Melawi selama 3 tahun terakhir
adalah sebagai berikut:

No. Jenis Ketenagaan 2010 2011 2012


1 Tenaga Medis 7 7 7
2 Tenaga Para Medis 102 102 102
3 Non medis 20 20 20
Jumlah 129 129 129

17
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

Pemenuhan Tenaga Pelayanan dari Standar Minimal


93
90

% dari standar minimal


91
89
87
85
83
81 80 80 80
79
77
75
Pelayanan Rawat Pelayanan Rawat Pelayanan Pelayanan
Jalan dan IGD Inap Penunjang Medis Penunjang Non
Medis
Unit Pelayanan

a. Komitmen SDM

Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan


pembelajaran adalah komitmen SDM. Komitmen tersebut diukur dari
seberapa jauh petugas pelayanan memanfaatkan sumberdaya yang
ada untuk pelayanan klinik kedokteran melalui aktivias-aktivitas
sebagai berikut:

- Diagnosa : Komitmen petugas pelayanan diukur dari sejauh mana


setiap aktivitas diagnosa didukung dengan pemanfaatan peralatan,
ruangan dan tenaga penunjnag medis yang dimiliki Rumah Sakit.
Pemanfaatan penunjang diagnosa meliputi Laboratorium dan
Radiologi.

Komitmen Pemanfaatan Sumber Daya Penunjang


Diagnosa RS oleh Petugas Pelayanan
120
100
100 85 90 tingkat pemenuhan
pelayanan Laboratorium
80 65 60 60
60
%

tingkat pemenuhan
40 pelayanan Radiologi
20
0
Rawat Inap Rawat Jalan IGD

Unit Pelayanan

18
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

- Tindakan : Komitmen petugas pelayanan berkaitan dengan aktivitas


tindakan medis berupa pemanfaatan ruangan rawat inap dan
Ruangan Operasi Rumah Sakit oleh petugas pelayanan atas hasil
diagnosis dari Rawat Jalan dan Unit Gawat Darurat.

Komitmen Petugas Pelayanan atas Tindakan Medis


100 100 100
100
80
60 Tindakan Medik
%

40
20
0
Rawat Inap Rawat Jalan IGD

Unit Pelayanan

- Terapi : Komitmen petugas pelayanan berkaitan dengan aktivitas


terapi medis berupa pemanfaatan Sumberdaya Farmasi dan
Rehabilitasi Medis Rumah Sakit oleh petugas pelayanan atas hasil
diagnosis dari Rawat Jalan , Unit Gawat Darurat dan Rawat Inap.

Komitmen Petugas Pelayanan memanfaatkan fasilitas Farmasi


dan Rehabilitasi Medis

80 75 75 75
tingkat pemenuhan
70 kebutuhan obat
60
50 40 40 40 Surat Pengantar yang
40
%

ditujukan kpd Remed


30
20
10
0
Rawat Inap Rawat Jalan IGD

Unit Pelayanan

b. Pengembangan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan


pembelajaran lainnya adalah kondisi infrastruktur. Dalam menilai

19
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

kondisi infrastruktur digunakan 2 indikator yaitu : Peralatan Medis dan


Gedung Pelayanan.

- Peralatan Medis

Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur peralatan medis


dapat diidentifikasi dari kelengkapan alat, jumlah alat yang telah
dikalibrasi dan kualifikasi alat. Berdasarkan standar minimum yang
harus ada rata-rata kelengkapan alat medis yang dimiliki Rumah
Sakit baru mencapai 82,60% dari standar, tahun 2012 belum ada
alat medis yang memiliki sertifikat kalibrasi. Secara Rinci
pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur dapat diilustrasikan
pada tabel di bawah ini.

KELENGKAPAN SERTIFIKASI BERKUALITAS


UNIT PELAYANAN
ALAT KALIBRASI BAIK

Rawat Jalan dan IGD 75,00% 0 85,00%

Rawat Inap 82,00% 0 85,00%

Penunjang Medis 80,00% 0 85,00%

Non medis 90,00% 0 85,00%

Rata-rata 81,75% 0 85,00%

- Gedung Pelayanan

Adapun pengembangan infrastruktur yang berhubungan dengan


tempat pelayanan dapat diindikasikan dari kecukupan luas ruangan
pelayanan berdasarkan standar master plan Rumah Sakit , pada
tahun 2012 rata-rata mencapai 80% dari standar luas ruangan yang
ditetapkan dalam master plan Rumah Sakit, dengan rincian sebagai
berikut :

Pemenuhan Standar Minimum


Unit Pelayanan
Luas Ruangan

Rawat Jalan dan IGD 80%


Rawat Inap 80%
Pelayanan dan Penunjang Medis 80%
Non medis 80%

20
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

Rata-rata 80%

4) PERSPEKTIF KEUANGAN

Kinerja keuangan adalah gambaran posisi keuangan Rumah Sakit baik


dari sumber pendanaan maupun pembiayaan. Dalam mengukur
perspektif keuangan digunakan 3 indikator yaitu :

Tingkat Pertumbuhan Pendapatan : Indikator digunakan untuk


mengukur kemampuan Rumah Sakit menggali pendapatan operasional
dari jasa layanan kesehatan. Berdasarkan data 3 tahun terakhir, tingkat
pertumbuhan pendapatan RSUD Melawi dari tahun 2011 ke tahun 2012
naik 19%, sedangkan dari tahun 2010 ke tahun 2011 turun 32%. Hal
tersebut disebabkan masih rendahnya kualitas pelayanan, sarana
prasaran kurang memadai serta akses menuju rumah sakit cukup jauh
dari perkotaan dan tidak adanya sarana angkutan umum menuju rumah
sakit.

No Jenis Pendapatan 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp)

1 Retribusi Pelayanan 3,496,075,811.74 2,399,229,662.93 2,849,095,761.55

Cost Recovery Ratio (CRR): Indikator ini digunakan untuk mengukur


sampai sejauh mana kontribusi pendapatan operasional Rumah Sakit
terhadap Belanja Operasi. Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir,
pada tahun 2010 menunjukkan kondisi yang kurang sehat. Rata-rata
23,54% biaya operasional Rumah Sakit dapat ditutupi dari hasil
pendapatan Fungsional. Perkembangan kemampuan pembiayaan
operasional Rumah Sakit dapat di lihat dari tabel sebagai berikut :

Realisasi Pendapatan Realisasi Belanja


Tahun CRR
Operasional Operasional

2010 3,496,075,811.74 11,151,271,169.60 31.35%

2011 2,399,229,662.93 11,078,960,942.75


21.66%
2012 2,849,095,761.55 14,913,312,495.00 19.10%

Rata-rata CRR 23.54%

21
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

- Tingkat Kemandirian Keuangan Rumah Sakit: Indikator ini untuk


mengukur sampai sejauh mana kontribusi pendapatan operasional
terhadap Total Belanja. Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir
indikator ini menunjukkan kecenderungan meningkat. Rata-rata 19,50
% dari Total Belanja Rumah Sakit dibiayai dari Pendapatan
operasional. Kemampuan Kemadirian Keuangan Rumah Sakit dapat di
lihat dari tabel sebagai berikut:

Realisasi Pendapatan Tingkat


Tahun Realisasi Belanja
Operasioanal Kemandirian
19.15%
2010 3,496,075,811.74 18.259.023.190,60
21.19%
2011 2,399,229,662.93 11.324.287.942,75
18.94%
2012 2,849,095,761.55 15.046.093.195,00

Rata-rata 19,50%

Seluruh pendapatan dicatat dengan basis Kas. Kondisi keuangan Rumah


Sakit masih kurang sehat dan alokasi biaya lebih didominasi pada
pengeluaran belanja operasional. Belanja Investasi diproyeksikan masih
cukup dominan untuk lima tahun ke depan yang memungkinkan untuk
dibiayai oleh APBD untuk mendukung program penguatan kapasitas
infrastruktur sesuai dengan kebutuhan.

Dari hasil pengukuran kinerja 3 tahun terakhir seluruh perspektif


menunjukkan kelemahan, hal ini disebabkan sebagai berikut:

1. Kualitas pelayanan rumah sakit masih kurang


2. Kelengkapan obat dan bahan habis pakai masing rendah
3. Kelengkapan dan kualitas peralatan medis masing rendah
4. Komitmen SDM rumah sakit terhadap peningkatan kualitas pelayanan
masih rendah
5. Sarana dan prasarana pendukung termasuk pemenuhan kebutuhan
air dan listrik masih kurang
6. Akses menuju rumah sakit cukup jauh dan tidak ada sarana angkutan
umum menuju rumah sakit
7. Dukungan pendananaan/penganggaran dari pemerintah Kabupaten
Melawi masih kurang

22
BAB II Renstra Bisnis RSUD Melawi

8. Dukungan dari stakeholder utama rumah sakit masih kurang

Diharapkan dengan perubahan status rumah sakit menjadi Badan


Layanan Umum Daerah, menjadi titik awal bagi rumah sakit menuju
perubahan yang lebih baik melalui peningkatakan kualitas pelayanan
rumah sakit sebagai salah satu upaya pembangunan bidang kesehatan
untuk masyarakat Kabupaten Melawi.

23

Anda mungkin juga menyukai