PANDUAN
PENCATATAN DAN PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
EDISI I
Jl. Raya Ranau Sukajaya Kec. Buay Rawan Kab. OKU Selatan
1
Lampiran I Keputusan Direktur RSUD Muaradua
Nomor : 445/ 097 / KPTS/RSUD/2019
Tanggal : 25 Februari 2019
Tentang : Panduan Insiden Keselamatan Pasien
Internal dan Eksternal Rumah Sakit
Umum Daerah Muaradua
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)
3
BAB III
ALUR PELAPORAN IKP
4
2. Kasus yang diperlukan RCA dilaporkan tidak melebihi 45 hari dari waktu kejdian.
3. Sentinel dilaporkan 11 jam setelah kejadian, bisa melalui telepon dan dokumen
tertulis disusulkan.
4. Laporan dilakukan dengan mengisi formulir laporan insiden keselamatan pasien.
5
BAB IV
ANALISIS MATRIKS GRADING RISIKO
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analiss kualitatif untuk memerlukan
derajat risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probalitasnya :
a. Dampak (Consequences)
Penilaian dampak/akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang dialami pasien
mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal dunia (tabel 1).
b. Probabilitas/Frekuensi/Likelihood
Penilaian tingkat probabilitas/frekuensi risiko adalah beberapa sering insiden tersebut
terjadi (tabel 2).
Tabel 1
Tingkat
Deskripsi Dampak
Risiko
1 Tidak signifikan Tidak ada cedera
2 Minor Cedera ringan, misalnya luka robek
Dapat diatasi dengan pertolongan
3 Moderat Cedera sedang, misalnya luak robek
Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis
atau intelektual (reversible), tidak berhubungan
dengan penyakit
Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4 Mayor Cedera berat
Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis
atau intelektual (irreversible), tidak berhubungan
dengan penyakit
5 Katastropik Meninggal dunia
6
Setelah dampak dan probabilitas diketahui, dimasukkan dalam tabel Matriks Grading
Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna brands risiko.
c. Skor Risiko
SKOR RISIKO = DAMPAK X PROBABILITY
Cara menghitung skor risiko :
1. Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
2. Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan
3. Tetapkan warna brands-nya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan dampak
Skor risiko akan menentukan prioritas risiko jika pada assesmen risiko ditemukan dua
insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka untuk memilih prioritasnya,
dapat menggunakan warna brans risiko.
Brands Biru : Rendah/low
Brands Hijau : Sedang/Moderate
Brands Kuning : Tinggi/High
Brands Merah : Sangat Tinggi/Extreme
d. Brans Risiko
Brands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna : Biru, Hijua,
Kuning dan Merah. Warna brands akan menentukan investigasi yang akan dilakukan.
Warna brands : hasil pertemuan antara nilai dampak yang diurut kebawah dan nilai
probabilitas yang diurut ke samping kanan
7
Tabel 3 MATRIKS GRADING RISIKO
Level/Brands Tindakan
Ekstrim Risiko sangat tinggi, dilakukan RCA paling lama 15 hari kaji dengan
detil dan laporan segera kepada Direktur
Tinggi Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari kaji dengan detil dan
perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian top manajemen
Moderat Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu,
manajer pimpinan klinis sebaiknya menilai terhadap biaya dan kelola
risiko
Rendah Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana paling lama 4 minggu
diselesaikan dengan prosedur rutin
8
Contoh :
Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini di RS X terjadi pada 2
tahun yang lalu :
Nilai Dampak : 5 (Katastropik) karena pasien meninggal
Nilai probabilitas : 3 (Mungkin Terjadi) karena pernah terjadi 2 tahun yang lalu
Skoring Risiko : 5x3=15
Warna Brands : Merah (Ekstrim)
Skoring warna brands akan menentukan rangking prioritas risiko dan cara investigasi lebih
lanjut, yaitu :
9
BAB V
1. Bagian 1 (Data RS), bagian II (Data Pasien dan bagian III (Rincian Kejadian) diisi sesuai
dengan kondisi saat terjadi insiden.
2. Bagian IV (Kategori Insiden), harus melakukan analisis dan investigasi terlebih dahulu.
Kategori insiden dibagi dalam tiga bagian, yaitu kategori, komponen, dan subkomponen
insiden seperti dibawah ini :
10
salah bagian yang dioperasi/
terpotong
Dan lain-lain
4. Gagal monitoring dan Terlambat/gagal memperkirakan
kajian selama perawatan akibat yang tidak diharapkan
dalam perawatan
Gagal monitor/observasi setelah
tindakan
Perpanjangan waktu perawatan/
LOS
Tidak melakukan monitor/
observasi selama perawatan
Dan lain-lain
5. Penghentian yang tidak
patut atas asuhan pasien/
abandoment
6. Dan lain-lain
B Dokumentasi 1. Informed consent tidak
dilakukan/ tidak ada
2. Pelanggaran
keraahasiaan
3. Catatan medis tidak
diisi/dicatat (termasuk
instruksi dokter)
4. Catatan medis tidak
terbaca/salah baca
5. Catatan medis hilang
6. Salah menulis data
dicatatan medis/tertukar
7. Salah menulis hasil
test/pemeriksaan
diagnostic
8. Tidak menulis hasil
test/pemeriksaan
diagnostic
9. Salah menulis identitas
pasien/nomor rekam
medis
10. Tidak menulis identitas
pasien/nomor rekam
medis
C Pemeriksaan Penunjang Diagnostik 1. Salah pemeriksaan/inter
pretasi hasil
2. Sampel hilang
11
3. Sampel tetukar
4. Sampel tidak dapat
diperiksa karena salah
cara pengambilan
5. Sampel rusak/pecah
karena salah penyimpan-
an
6. Pemeriksaan tidak sesuai
dengan indikasi/
berlebihan
7. Dan lain-lain
D Komunikasi 1. Salah informasi saat
komunikasi lewat
telepon
2. Salah informasi saat
serah terima/operan
3. Salah interpretasi
informasi lisan/salah
dengar
4. Tidak ada serah terima
5. Dan lain-lain
E Infeksi Nosokomial 1. Flebitis
2. Gagal dalam sterilisasi/
kontaminasi alat
3. Dan lain-lain
F Pemberian Obat 1. Insiden akibat obat Salah obat
Salah dosis
Salah label
Salah orang
Salah rute/cara pemberian,
pemberian obat yang
sebenarnya kontrindikasi reaksi
obat yang tidak diharapkan/
alergi
2. Proses medikasi Peresepan obat
(Medication Process)
Persiapan/peracikan obat
Pemberian obat
Monitoring pemberian obat
Kualitas dan penyimpanan obat
G Pemberian Transfusi 1. Pemeriksaan pre-
transfusi
2. Penulisan permintaan
tranfusi
3. Penyiapan tranfusi
12
4. Pemberian transfusi
5. Kualitas dan penyimpan-
an kantong darah
6. Efek samping pemberian
transfusi
H Perilaku Pasien 1. Yang mengacaukan/ Fisik, verbal dan sexul
aggressive/abuse
2. Perilaku membahayakan Membahayakan diri sendiri
diri sendiri Upaya bunuh diri
I Kecelakaan/patient accident 1. Terpeleset Radiasi
2. Jatuh Luka bakar
3. Tertusuk Bahan biologi
4. Terpapar/eksposur Bahan kimia
5. Dan lain-lain Dan lain-lain
J Alat Medis 1. Mengoperasikan alat
tidak sesuai intruksi/
petunjuk/prosedur
2. Ketidak tersediaan alat
3. Alat tidak steril/tidak
bersih
4. Ada bagian yang
dipindahkan/dikeluarkan
/ removal
5. Malfungsi alat/alat tidak
berfungsi dengan baik
6. Operator/use error
7. Dan lain-lain
K Infrastruktur : insiden disebabkan 1. Kerusakan
fasilitas dan desain bagunan, fasilitas/bangunan
misalnya : pasien mengalami cedera 2. Kualitas/desain fasilitas/
karena kejatuhann eternit, pasien bangunan tidak sesuai
jatuh karena desain anak tangga standar/ in adekuat
terlalu tinggi 3. Dan lain-lain
L Sumber Daya 1. Kerusakan peralatan/
sarana/prasarana (selain
alat medis)
2. Multifungsi/fungsi tidak
adekuat : peralatan/
sarana/prasarana (selain
alat medis)
3. Jumlah petugas tidak
sesuai dengan beban
kerja (kuantitas)
4. Kompetensi petugas
13
kurang (kualitas)
5. Keterbatasan ruangan
6. Dan lain-lain
14
i. Manajemen risiko
j. Manajemen k3
k. Quality Improvement
Administrasi Sistem administrasi
Budaya Keselamatan a. Atitude Kerja
b. Tingkat pendidikan dan keterampilan staf yang
berbeda
c. Beban kerja yang optimal
Diklat Manajemen trainig/pelatihan/refreshing
15
5) Faktor kontribuor : Petugas
KOMPONEN SUBKOMPONEN
Kompetensi a. Verifikasi kualifikasi
b. Verifikasi pengetahuan dan keterampilan
Stressor fisik dan mental a. Motivasi
b. Stressor mental : efek beban kerja = beban
mental
c. Stressor fisik : efek beban kerja = gangguan
fisik
16
8) Faktor Kontributor : Komunikasi
KOMPONEN SUBKOMPONEN
Komunikasi verbal a. Komunikasi antar staf junior dan senior
b. Komunikasi antar profesi
c. Komunikasi antar staf dan pasien
d. Komunikasi antar unit departemen
Komunikasi tertulis Ketidaklengkapan informasi
17
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
A. DI Rumah Sakit
1. Pengukuran indikator keselamatan pasien (insiden) dilaksanakan secara swa-nilai (self
assesment)
2. Penilaian dilaksanakan setiap hari yang dikompilasi secara bulanan
3. Hasil penilaian dijadikan sebagai bahan rapat oleh Direktur Rumah Sakit
4. Analisis yang dilakukan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah
kebutuhan dari bagian/instalasi telah terpenuhi.
B. Di Pusat
1. Komite keselamatan pasien rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit
2. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal 1 tahun sekali
18