RSUD SEKARWANGI
RSUD SEKARWANGI
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
1. Umum 1
2. Tujuan 2
3. Definisi 3
4. Referensi 4
Pendahuluan
1.1 Umum
Pelaporan, analisis, dan pencegahan medical error yang sering menimbulkan Kejadian Tak
Diharapkan (KTD) dalam pelayanan kesehatan merupakan hal yang perlu diutamakan.
RSUD Sekarwangi, sebagai rumah sakit type B pendidikan yang mempunyai kapasitas tempat tidur
lebih dari 700 bed dan staf lebih dari 1200 orang dengan berbagai disiplin ilmu yang harus siap
memberikan pelayanan pasien 24 jam menjadikan RSUD Sekarwangi padat risiko, terutama risiko yang
terkait dengan pelayanan pasien.
Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat berisiko
menyebabkan terjadinya insiden keselamatan pasien seperti Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD), bahkan kejadian sentinel.
Di RSUD Sekarwangi, Cibadak Kabupaten Sukabumi data tengtang KTD dan KNC masih langkah,
hal ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran petugas untuk melaporkan kejadian insiden
keselamatan pasien akibat keyakinan tentang budaya hukuman masih menghantui petugas kesehatan di
RSUD Sekarwangi.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Menurunnya insiden keselamatan pasien baik KTD maupun KNC di RSUD Sekarwangi.
b. Tujuan Khusus
Terlaksananya system pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien.
Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar masalah.
Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien.
1.3 Definisi
1. Keselamatan/safety adalah bebas dari bahaya atau risiko (hazard)
2. Hazard/bahaya adalah suatu keadaan, perubahan atau tindakan yang dapat meningkatkan
risiko pada pasien.
3. Harm/cedera adalah dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau penurunan fungsi
tubuh dapat berupa fisik, psikologis dan social. Termasuk cedera adalah penyakit, cedera
fisik/psikologis/social, penderitaan, cacat, dan kematian.
4. Keselamatan Pasien/patient safety adalah suatu keadaan bebas bagi pasien dari
harm/cedera yang tidak seharusnya terjadi atau cedera yang potensial terkait de ngan
pelayanan kesehatan.
5. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) adalah setiap kejadian yang tidak di sengaja dan tidak
diharapkan yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
6. Kejadian tidak diharapkan (KTD)/Adverse event, adalah suatu kejadian yang tidak
diharapkan yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya
atau kondisi pasien.
7. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/Near miss adalah suatu kejadian akibat melaksanakan suatu
tindakan (Commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission),
yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi.
8. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden sudah terpapar ke pasien, tetapi pasien tidak
timbul cedera.
9. Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisis kualitatif untuk menentukan derajat
risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya.
10. Root Cause Analisis (RCA) adalah suatu proses berulang yang sistematik dimana faktor-faktor
yang berkontribusi dalam suatu insiden diidentifikasi dengan merekontruksi kronologis
kejadian menggunakan pertanyaan “kenapa” yang diulang hingga menemukan akar
penyebabnya dan penjelasannya.
1.4 Referensi
1. Permenkes Republik Indonesia No. 1691/Menkes/Per/VII/2011. Tentang Keselamtan Pasien
Rumah Sakit.
2. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP), Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKP-RS) tahun 2007.
3. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Departemen Kesehatan republic
Indonesia tahun 2008.
BAB II
PELAPORAN INSIDEN
Banyak metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko, salah satu caranya adalah dengan
mengembangkan system pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) dan system analisis. Dapat
dipastikan bahwa system pelaporan akan mengajak semua orang dalam organisasi untuk peduli akan
bahaya/potensi bahaya yang dapat terjadi pada pasien. Pelaporan juga penting digunakan untuk
memonitor upaya pencegahan terjadinya eror sehingga diharapkan dapat mendorong dilakukannya
investigasi lebih lanjut.
Karena laporan akan menjadi awal proses pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama
terulang kembali.
Bgaimana memulainya?
Dibuat suatu sistem pelaporan insiden di rumah sakit meliputi kejadian, alur pelaporan, formulir
pelaporan dan prosedur pelaporan yang harus disosialisasikan pada seluruh karyawan.
Insiden yang harus dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi ataupun yang
nyaris terjadi.
Karyawan diberikan pelatihan mengenai system pelaporan insiden mulai dari maksud, tujuan dan
manfaat laporan, alur pelaporan, bagaimana cara mengisi formulir laporan insiden, kapan harus
melaporkan, pengertian-pengertian yang digunakan dalam system pelaporan dan cara menganalisis
laporan
1. Apabila terjadi insiden keselamatan pasien meliputi : Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian
Nyaris Cedera (KNC/Near Miss), dan lain-lain harus segera di tindak lanjuti untuk mengurangi
dampak atau akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindak lanjuti, petugas membuat laporan insiden dengan mengisi formulir laporan insiden
yang telah tersedia dan menyerahkannya kepada atasan langsung (paling lambat 2x24 jam).
3. Atasan langsung memeriksa laporan insiden keselamatan pasien dan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan.
4. Jika hasil grading menunjukkan grade biru lakukan investigasi sederhana dengan waktu pelaksanaan
maksimal 1 minggu, jika grade hijau waktu maksimal pelaksanaan 2 minggu.
5. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan tertulis ditunjukkan ke TPKRS me;a;ui
secretariat TKPRS/unit K3RS dengan nomor pesawat 328.
6. Laporan tidak boleh di fotocopy hanya di simpan di kantor Sekretariat Keselamatan Pasien. Laporan
tidak boleh disimpan di file ruang perawatan atau status pasien.
7. Laporan insiden keselamatan pasien dianalisa kembali oleh TKPRS dengan cara regrading apakah
perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA).
8. Jika hasil grading menunjukkan grade kuning atau merah, lakukan investigasi komprehensif/RCA
oleh TKPRS, waktu maksimal 45 hari.
9. Setelah melakukan RCA, TKPRS membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaikan serta
“pembelajaran” berupa petunjuk/safety alert untuk mencegah kejadian yang sama terulang
kembali.
10. Hasil Root Cause Analysis (RCA), rekomendasi perbaikan dan rencana kerja dibuat laporan dan
disampaikan kepada direktur.
11. Rekomendasi perbaikan dan pembelajaran sebagai umpan balik disampaikan kepada unit
kerja/instalasi yang bersangkutan.
12. Monitoring dan evaluasi perbaikan.
Laporan hasil investigasi akar maslah/RCA yang terjadi pada pasien dilaporkan kepada
TKPRS/Direktur RSUD Sekarwangi ke KKP-RS dengan mengisi formulir laporan insiden keselamatan
pasien melalui POS ke alamat :
Sekretariat KKP-RS
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analasis kualitatif untuk menentukan derajat risiko
suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya.
a. Dampak (Consequnces)
Penilaian dampak /akibat suatu insiden dalah seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari
tidak ada cedera sampai meninggal (tabel 1)
b. Probabilitas/Frekuensi/Likelihood
Penilaian tingkat probabilitas/frekuensi risiko adalah seberapa sering insiden tersebut terjadi (tabel
2).
Tabel 1
Penilaian Dampak Klinis/Konsekuensi/Saverity
Level Deskripsi Contoh Deskripsi
1 Insignificant Tidak ada cedera
2 Minor Cedera ringan
Dapat diatasi dengan pertolongan pertama
3 Moderate Cedera sedang
Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis /
intelektual secara reversible dan tidak berhubungan
dengan penyakit yang endasarinya
Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4 Major Cedera luas / berat
Kehilangan fungsi utama permanent (motorik, sensorik,
psikologis, intelektual) / irreversible, tidak berhubungan
dengan penyakit yang mendasarinya.
5 Cathastropic Kematian yang tidak ada hubungan dengan perjalanan
penyakit yang mendasarinya.
Tabel 2
1. Skor Risiko
Skor Risiko = Dampak x Probability
Cara menghitung skor risiko menggunakan matriks grading risiko, yaitu :
Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
Tetapkan dampak pada baris kea rah kanan
Tetapkan warna bandsnya berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan dampak
Tabel 3
Potencial Concequences
Frekuensi/Likelihood Insignificant Minor Moderate Major Cathastropic
1 2 3 4 5
Sangat sering terjadi
(tiap mgg/bln) Moderate Moderate High Extrem Extrem
5
Sering terjadi
(beberapa x /thn) Moderate Moderate High Extrem Extrem
4
Mungkin terjadi
(1-2 thn/ x) Low Moderate High Extrem Extrem
3
Jarang terjadi
(2-5 thn/ x) Low Low Moderate High Extrem
2
Sangat jarang sekali
(.5 thn/ x) Low Low Moderate High Extrem
1
2. Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu : Biri, Hijau, Kuning,
dan Merah. Warna bands akan menentukan investigasi yang akan dilakukan.
Bands BIRU (Rendah) dan HIJAU (Sedang) : Investigasi sederhana
Bands KUNING (Tinggi) dan Merah (Sangat Tinggi) : Investigasi Komprehensif/RCA
Tabel 4
Penyebab insiden dapat digolongkan berdasarkan penggolongan factor contributor yaitu Fktor
yang melatarbelakangi terjadinya insiden. Penggolongan factor contributor dapat dilihat pada
table berikut:
Table 5
I. DATA PASIEN
Nama :...................................................................................................
No MR :.................................. Ruangan :.................................................
Umur* : 0 – 1 bulan > 1 bulan – 1 tahun
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki Perempuan
Penanggung biaya pasien :
Pribadi Asuransi Swasta
ASKES Pemerintah Perusahaan*
JAMKESMAS Jaminan Kesehatan Daerah
Tanggal Masuk RS : .............................................. Jam ............................................
Laporan ini hanya dibuat jika timbul kejadian yang menyangkut pasien. Laporan bersifat anonym,
tidak mencantumkan nama, hanya diperlukan rincian kejadian, analisa penyebab dan rekomendasi .
Untuk mengisi laporan ini sebaiknya dibaca Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan pasien (IKP),
bila ada kerancuan persepsi, isilah sesuai dengan pemahaman yang ada.
Isilah semua data pada Laporan Insiden Keselamatan Pasien dengan lengkap, jangan dikosongkan
agar data dapat dianalisa.
Segera kirimkan laporan ini langsung ke KOMITE Nasional Keselamatan Pasien (KKNP)
Laporan
Insiden kejadian 2x24 jam
Grading
Blue Yellow
Green Red
Analisa/Regrading
RCA
Rekomendasi
Pembelajaran/ rekomendasi
Report Report
Feddback
CONTOH DAFTAR IDENTIFIKASI INSIDEN KESELAMATAN PASIEN YANG HARUS DILAPORKAN
SETIAP INSTALASI RUAH SAKIT
A. Pengertian
1. Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat
dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian
Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera.
2. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah inden yang mengakibatkan cedera pada pasien.
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya yang belum sampai terpapar ke pasien.
4. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul
cedera.
5. Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan
cedera, tetapi belum terjadi insiden.
6. Kejadian Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius.