Anda di halaman 1dari 24

PENINGKATAN MUTU DAN

KESELAMATAN PASIEN

KOMITE MUTU
Peningkatan Mutu adalah:

UPAYA KERJA SAMA yg terus menerus dilakukan dari setiap orang-PPA,


staf klinis dan non klinis, pasien dan keluarga mereka, peneliti, pembayar,
perencana dan pendidik-untuk membuat perubahan yang mengarah pada
hasil/ outcome pasien yang lebih baik (kesehatan), kinerja sistem
(pelayanan) yang lebih baik, dan pengembangan profesional yang lebih
baik ( proses belajar)
Merupakan TANGGUNG JAWAB BERSAMA bagi semua orang yang
bekerja di RS, karena peningkatan mutu sejatinya berakar dari
pekerjaan sehari-hari dari setiap orang dalam memberikan pelayanan
di RS
PERMENKES RI NOMOR 80 TAHUN 2020
TENTANG KOMITE MUTU RS
Pasal 10 ayat 1
Komite Mutu bertugas membantu Kepala atau
Direktur RS dalam pelaksanaan dan evaluasi PMKP,
dan manajemen risiko di RS, juga melaksanakan
fungsi persiapan & penyelenggaraan akreditasi RS
Terlibat dalam pemilihan indikator mutu
prioritas baik ditingkat RS maupun tingkat unit layanan.

Koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran serta


Komite Mutu melakukan supervisi ke unit layanan.

Mengintegrasikan laporan IKP, pengukuran budaya


keselamatan, dan lainnya untuk mendapatkan solusi dan
perbaikan terintegrasi
PENGUKURAN DAN PELAPORAN
INDIKATOR MUTU

Merupakan tolok ukur yang digunakan untuk


menilai tingkat capaian target mutu pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
PENINGKATAN MUTU RS

1. Pemilihan dan pengumpulan data indikator (INM,SKP,IMP-


RS,IMP-Unit)
2. Analisis dan validasi data indikator mutu
3. Pencapaian dan upaya memepertahankan perbaikan mutu
4. Sistem pelaporan dan pembelajaran keselamatan pasien RS
(SP2KP-RS)
INDIKATOR NASIONAL MUTU PELAYANAN
KESEHATAN RS
(DIATUR DALAM PERMENKES NO.30 TAHUN 2022)

1. KEPATUHAN KEBERSIHAN 9. KEPATUHAN PENGGUNAAN


TANGAN FORMULARIUM NASIONAL
2. KEPATUHAN PENGGUNAAN 10. KEPATUHAN TERHADAP ALUR
APD KLINIS (CLINICAL PATHWAY)
3. KEPATUHAN IDENTIFIKASI 11. KEPATUHAN UPAYA
PASIEN PENCEGAHAN RISIKO PASIEN
4. WAKTU TANGGAP OPERASI JATUH
SEKSIO SESAREA EMERGENSI 12. KECEPATAN WAKTU TANGGAP
5. WAKTU TUNGGU RAWAT JALAN KOMPLAIN
6. PENUNDAAN OPERASI ELEKTIF 13. KEPUASAN PASIEN
7. KEPATUHAN WAKTU VISITE
DOKTER
INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN
PASIEN
(DIATUR DALAM PERMENKES NO. 11 TAHUN 2017)

1. Ketepatan identifikasi pasien


2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko jatuh
PENYELENGGARAAN KESELAMATAN
PASIEN

Upaya fasilitas pelayanan kesehatan agar segala tindakan


medis dan pelayanan lain yang dilakukan terhadap pasien
berlangsung aman untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien
lebih aman, untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
RS wajib menerapkan standar keselamtan pasien, melalui pelaporan
insiden, menganalisa dan menetapkanpemecahan masalah dalam rangka
menurunkan angka kejadian tidak diharapkan

Pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) dibuat secara anonim dan


ditujukan untuk mengkoreksi sistem dalam rangka meningkatkan
keselamatan pasien
JENIS INSIDEN

1. KEJADIAN SENTINEL
2. KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
3. KEJADIAN TIDAK CEDERA (KTC)
4. KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)
5. KONDISI POTENSIAL CEDERA SIGNIFIKAN
(KPCS}
Insiden KNC/KTC/KTD/KejadianSentinel

Tindak lanjut Buat laporan Insiden (isi formulir pada akhir


(dicegah/ditangani) kerja dan diserahkan ke Ka. Unit)paling
lambat 2x24 jam (jangan menunda laporan )

Ka. Unit memeriksa laporan, melakukan


grading resiko

Untuk Grade biru dan hijau Untuk Grade Kuning/Merah Komite


investigasi sederhana oleh Ka. Unit PMKP akan melakukan Root Cause
Langsung Analysis (RCA)

Setelah selesai melakukan investigasi


sederhana, laporan investigasi dan laporan
Insiden dilaporkan Ke Komite PMKP dan
dibuatkan FMEA

Komite PMKP akan membuat laporan dan rekomendasi untuk


perbaikan serta “pembelajaran” berupa petunjuk/safety alert

Hasil Root Cause Analysis (RCA) dan FMEA,


rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada
direksi

Rekomendasi untuk “perbaikan dan


pembelajaran” diberikan umpan balik kepada unit

ALUR PELAPORAN INSIDEN RS BUDI MULIA


PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

Upaya pencegahan bahaya dan kerugian yang


dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan baik
risiko klinis maupun risiko non klinis
MANAJEMEN RESIKO KLINIS
• Menerapkan manajemen resiko klinis (pelaksanaan keselamatan
pasien)
• Melaporkan dan menganalisa data insiden keselamatan pasien
• Mengupayakan terlaksananya Root Cause Analysis (RCA) dan
Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
• FMEA adalah metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi
dan mencegah potensi kegagalan sebelum terjadi untuk
meningkatkan keselamatan pasien
PENILAIAN PROBABILITAS

TINGKAT RESIKO
FREKUENSI/DESKRIPSI
( Level)

1 Sangat Jarang / rare (> 5 Tahun sekali)

2 Jarang / Unlikely (>2-5 Tahun sekali)

3 Mungkin / Possible (1-2 Tahun sekali)

4 Sering / Likely (beberapa kali/Tahun)

5 Sangat Sering / Almost Certain (Tiap Minggu/Bulan)


DAMPAK KLINIS

LEVEL DESKRIPSII CONTOH DESKRIPSI

1 Insigificant Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil

2 Minor  Dapat diatasi dengan pertolongan pertama


 Kerugian keuangan sedang
3 Moderate  Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau intelektual secara semi permanen /
reversible / tidak berhubungan dengan penyakit
 Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4 Major  Cedera luas
 Kehilangan fungsi utama permanen ( motoric, sensorik, psikologis, intelektual), permanen /
irreversible/ tidak berhubungan dengan poenyakit
 Kerugian keuangan besar
5 Cathastropic  Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit
 Kerugian keuangan sangat besar
MATRIX GRADING RESIKO
Frekuensi/ Potencial concequences
Likelihood Ingignificant Minor Moderate Major Cathastropic
1 2 3 4 5

Sangat sering terjadi (tiap Moderate Moderate High Extreme Extreme


mggu/bln)
5

Sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme


(bbrp x/thn)
4
Mungkin terjadi Low Moderate High Extreme Extreme
(1-2 thn/x)
3
Jarang terjadi Low Low Moderate High Extreme
(2-5 thn/x)
2
Sangat jarang sekali (>5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme
1
BUDAYA KESELAMATAN
PENGERTIAN BUDAYA KESELAMATAN

• Budaya Keselamatan Pasien adalah produk dari nilai, sikap, kompetensi


dan pola perilaku individu dan kelompok yang menentukan komitmen, style
dan kemampuan suatu organisasi pelayanan kesehatan terhadap program
keselamatan pasien
• Jika suatu organisasi pelayanan kesehatan tidak mempunyai Budaya
Keselamatan Pasien maka kecelakaan bisa terjadi akibat dari kesalahan
laten, gangguan psikologis dan fisiologis pada staf, penurunan produktivitas,
berkurangnya kepuasan pasien dan menimbulkan konflik internal
(Kemenkes, 2017)
TUJUAN
BUDAYA KESELAMATAN
PASIEN

1. Terciptanya Budaya Keselamatan Pasien di FKTP


2. Meningkatnya akuntabilitas FKTP terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di FKTP
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan (KTD)
DIMENSI
BUDAYA KESELAMATAN

1. Keterbukaan komunikasi
2. Umpan balik dan komunikasi tentang kesalahan yang terjadi
3. Frekuensi pelaporan kejadian
4. Operan dan transisi
5. Dukungan organisasi untuk keselamatan pasien
6. Respon tidak menghakimi pada kesalahan yang dilakukan
7. Pembelajaran berkelanjutan
DIMENSI
BUDAYA
KESELAMATAN

8. Persepsi keseluruhan mengenai keselamatan pasien


9. Staffing
10.Kerjasama lintas unit
11.Kerjasama dalam unit
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai