Anda di halaman 1dari 38

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Peningkatan mutu dan


keselamatan pasien (PMKP)
Oleh
Dr. Mohammad Satrio Akbar

Puskesmas Kecamatan Duren Sawit


Jakarta Timur
2017
Definisi
• Mutu
– Indikator mutu
– Indikator perilaku

• Keselamatan pasien
– Indikator sasaran keselamatan pasien
– Identifikasi resiko
Tim Manajemen Resiko
Penanggung jawab Dr. Rita Wedya Astuti

Ketua Dr. Mohammad Satrio Akbar

Dokumentasi Muhammad Yusuf

Anggota dan Penanggung jawab


indikator mutu Dr. Amira
Annisa Siskha Septiana
dr. Maulvi Nazir
Efi Novitasari
indikator perilaku Indri Safitri
Ahmad Mausul
Iwan Sunarya Purba
dr. sidgi
indikator sasaran keselamatan pasien Dr. Ria zayanthy
Septi Kusuma Dewi
Griecilia Ardagarini
identifikasi resiko Harie Permana Wibowo
Tamam Rusyadi
Nurlailah
Muhammad Taufik
Abdul Kodir
Tugas dan fungsi tim PMKP
• pemantauan pelaksana kegiatan;
• semua bertanggung jawab → pelaksanaan
kegiatan yang direncanakan;
• Menetapkan dan memberlakukan
pedoman/panduan →program menajemen
risiko, terutama peningkatan mutu layanan
klinis, keselamatan pasien, k3, dan PPl;
Tugas dan fungsi tim PMKP
• Menentukan indikator mutu sesuai dengan kemampuan
sumber daya.
• Melakukan monitoring, analisa dan evaluasi pencapaian
indikator mutu
• Melakukan rapat koordinasi dengan tiap unit dan/
penanggung jawab unit
• Mengumpulkan data dari tiap unit
• Membuat laporan KTD, KNC, KPC, KTC
• Melakukan dokumentasi, monitoring, analisa dan tindak
lanjut dari KTD, KNC, KPC, KTC
• Membuat laporan ke WMM;
• Membuat laporan ke suku Dinas kesehatan;
Tugas dan fungsi tim PMKP
Melakukan rapat koordinasi dengan tiap unit
dan/ penanggung jawab unit

Menentukan indikator mutu, Mengumpulkan dan/ menerima


indikator perilaku, sasaran data KTD, KNC, KPC, KTC
keselamatan pasien
dokumentasi
analisa
Monitoring Monitoring
area prioritas
analisa RTL
evaluasi

FMEA Membuat Laporan

WMM Suku dinas kesehatan jakarta timur


6 sasaran keselamatan pasien
1. ketepatan identifikasi pasien
2. peningkatan komunikasi efektif
3. peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai
4. kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien operasi
5. pengurangan resiko infeksi
6. pengurangan resiko pasien jatuh
Identifikasi resiko
– Resiko → peluang kejadian → merugikan
→capaian sasaran organisasi / pelayanan pasien
→ bermutu
– Keselamatan pasien/pasien safety (rumah sakit)
:suatu sistem pelayanan kesehatan (rumah sakit)
membuat asuhan pasien lebih aman.
– Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan yang seharusnya dilaksanakan (tidak
sesuai prosedur).
KTD
• Kejadian tidak diharapkan
• Yang menyebabkan cidera pasien, cacat permanen,
kematian,→dimana keadaan tersebut diluar dari/
bukan akibat penyakit yang mendasarinya.
• KTD sentinel adalah KTD yang menyebabkan
kematian, cacat permanen
• bunuh diri, pembunuhan, pemerkosaan dan
penculikan bayi→termasuk sentinel
KTC
• Kejadian Tidak Cidera
• sudah terjadi kesalahan dan sudah terkena pada
pasien →namun tidak berefek berbahaya ataupun
cidera pada pasien.
KNC
– Kejadian Nyaris Cidera
– Kejadian yg tidak diharapkan/ kesalahan prosedur
sudah terjadi →namun belum sampai kepada pasien.
KPC
• Kondisi Potensial Cidera
• kondisi , keadaan, lingkungan → berpotensi
menimbulkan cidera pada lingkungan tersebut
Analisa insiden
• menindaklanjuti setiap adanya pelaporan
→upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien.
• Petugas & tim manajemen resiko di
puskesmas Kecamatan Duren Sawit → analisa
matrik grading resiko →menanggapi laporan
insiden,→ KTD, KNC, KPC, maupun kejadian
sentinel→ di lingkungan puskesmas,
→dilakukan tindak lanjut.
Matriks resiko
• Penilaian matriks resiko adalah suatu metode
analisa kumulatif untuk menentukan derajat
risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan
probabilitasnya
Matriks resiko
• Penilaian Dampak Klinis/ konsekuensi/
severity
Warna (Tingkat Deskripsi Dampak
resiko)
1.Biru Tidak significant Tidak ada cidera
2.Hijau Minor Luka ringan misal luka lecet
Dapat diatasi dengan pertolongan pertama
3.Kuning Moderate Cedera sedang misal luka robek berkurang nya
fungsi motorik, sensorik, atau psikologis atau
intelektual yang bersifat reversibel, tidak
berhubungan dengan penyakit penyertanya
Setiap kasus yang memperpanjang perawatan

4.Jingga Major Cedera luas/berat misal cacat, lumpuh


Kehilangan fungsi motorik, sensorik, atau
psikologis atau intelektual yang bersifat
irreversibel, tidak berhubungan dengan penyakit
penyertanya

5.Merah Katastropik Kematian yang tidak berhubungan dengan


perjalanan penyakit
Matriks resiko
• Penilaian probabilitas/frekuensi

Tingkat resiko (warna) Deskripsi

1 (biru) Sangat jarang / rare ( > 5 thn/kali)

2 (hijau) Jarang / unlikely (>2-5 thn/kali)

3 (kuning) Mungkin / posible (1-2 thn/kali)

4 (jingga) Sering / likely (bebrp kali/thn)

5 (merah) Sangat sering /almost certain (tiap minggu / bulan)


Matriks resiko
• Setelah nilai dampak dan probabilitas
diketahui, dimasukan dalam tabel matriks
grading resiko untuk menghitung skor resiko
dan mencari warna bands risk.

• rumus SKOR RESIKO = DAMPAK X


PROBABILITY
Matriks resiko
Probabilitas Tidak Minor Moderat Mayor Katastropik
frekuensi signifikan 2 3 4 5
1
Sangat Moderate Moderate Tinggi Ekstrem Ekstrem
sering
terjadi
(tiap
minggu/
bulan
Sering Moderate Moderate Tinggi Ekstrem Ekstrem
terjadi
(beberapa
kali / thn)
Mungkin Rendah Moderate Tinggi Ekstrem Ekstrem
terjadi
(1-2 thn/
kali)
Jarang Rendah Rendah Moderate Tinggi Ekstrem
terjadi
(2-5 thn/
kali)
Sangat Rendah Rendah Moderate Tinggi Ekstrem
jarang
terjadi
(>5 thn/ kali)
Insiden yang telah dihitung
nilai matriks grading resikonya

maka dapat disimpulkan →


BAND RISK nya

untuk kemudian ditentukan tindakan


lanjutnya
Band risk
Level / bands Tindakan
Ekstrim (sangat tinggi) Risiko ekstrem, dilakukan RCA
paling lama 45 hari, membutuhkan
tindakan segera, perhatian sampai
ke direktur

High (tinggi) Risiko tinggi, dilakukan RCA paling


lama 45 hari kaji dengan detil & perlu
tindakan segera serta membutuhkan
perhatian top manajemen

Moderate (sedang) Risiko sedang, dilakukan investigasi


sederhana paling lama 2 minggu.
Manager / pimpinan klinis sebaiknya
menilai dampak terhadap biaya dan
kelola resiko

Low (rendah) Reisko rendah, dilakukan investigasi


sederhana paling lama 1 minggu
diselesaikan dengan prosedur rutin
Form KTD KTC KNC KPC
Form laporan KTD dll

Analisa laporan
Analisa perilaku
• Evaluasi mandiri → dilakukan kepada petugas
kesehatan, baik yang bertugas di pelayanan
medis maupun penunjang medis dengan
menggunakan metode observasi, kuisioner
evaluasi mandiri dan evaluasi oleh atasan
• Berdasarkan hasil kuisioner →diperoleh hasil
pengukuran perilaku petugas berdasarkan
kriteria sebagian indikator perilaku dari 10
pertanyaan yaitu sebagai berikut
Jumlah (n..... orang)
no Pertanyaan tidak Jarang Kadang-kadang sering Selalu
1 2 3 4 5
I. Kriteria keselamatan pasien
1 Apakah petugas menanyakan nama
lengkap?
2 Apakah petugas menanyakan usia
dengan tanggal, bulan dan tahun lahir
pasien.?
3 Apakah petugas menanyakan identitas
dan mencocokan dengan rekam medis?
4 Apakah petugas menjelaskan informasi
klinis kepada pasien?
I. Kriteria pencegahan infeksi
5 Apakah petugas melakukan prosedur
five moment ciuci tangan?
I. Kriteria keselamatan dan kesehatan kerja
6 Apakah petugas menggunakan alat
pelindung diri saat bekerja sesuai
kebutuhan?
I. Kriteria keamanan lingkungan
7 Apakah petugas memakai identitas/
tanda pengenal petugas/ pegawai?
I. Kriteria budaya kerja, nilai organdisasi dan kompetensi kerja
8 Jika petugas bertemu
pasien/pengunjung apakah petugas
dapat memahami kebutuhan
pelanggan serta merespon dengan
senyum dan ramah?
9 Jika petugas bertemu rekan kerja,
apakah petugas menyapa atau
tersenyum kepada rekan kerja?
10 Apakah petugas mampu bekerja sama
dalam tim/dengan unit lain?
• Berdasarkan survei evaluasi mandiri perilaku →
Tim Mutu menganalisis→teori T-score. Terdapat
lima jenis skoring penilaian dalam survei evaluasi
ini yaitu:
• Tidak, dengan skor 1
• Jarang, dengan skor 2
• Kadang-kadang, dengan skor 3
• Sering, dengan skor 4
• Selalu, dengan skor 5
• Untuk mengetahui hasil penilaian ditetapkan nilai
bawah dan nilai atas. Contoh jika Pada survey
evaluasi mandiri perilaku karyawan ini, diambil
65orang karyawan sebagai sampel. Untuk itu
ditetapkan nilai atas dan bawah sebagai berikut:
• Nilai atas : (N) x 5 =
• : 69x5= 345
• Nilai bawah : (N) x 1 =
• : 69x1=69
• Nilai tengah/T-mean: 207
• Kriteria keselamatan pasien
– Unsur 1. Apakah petugas menanyakan nama lengkap?
T-skor hasil survei:
= ∑ ((n) Tidak x 1 ) + ((n) Jarang x 2) + ((n) Kadang-kadang x 3) +
((n)Sering x 4) + ((n) Selalu x 5)
= ∑ (0x1) + (0x2) + (0x3) + (14x4) +(55x5)
= 331
– Unsur 2. Apakah petugas menanyakan usia dengan tanggal, bulan dan
tahun lahir pasien.?
T-skor hasil survei:
= ∑ ((n) Tidak x 1 ) + ((n) Jarang x 2) + ((n) Kadang-kadang x 3) +
((n)Sering x 4) + ((n) Selalu x 5)

– Dst sampai point unsur 10


• Berdasarkan indikator penilaian perilaku karyawan
pada survey ini, sebagian besar karyawan telah
memenuhi standar penilaian perilaku tersebut dengan
baik. Terdapat satu poin penilaian yang berada
dibawah nilai yang masih perlu perbaikan. Untuk itu
tim mutu perlu mensosialisasikan kembali kepada
petugas akan prosedur komunikasi efektif dari petugas
sehingga, penyampaian informasi dapt diberikan
secara efektif. Dan meskipun sebagian besar sudah
dinilai baik, namun perbaikan mutu pelayanan melalui
perilku petugas tetap perlu terus diperbaiki untuk
meningkatkan kualitas pelayanan secara menyeluruh.
indikator perilaku
profesional
do dont
• bekerja sesuai regulasi •
dan SOP yang berlaku
• bersikap objektif
• menyelesaikan sesuai
target
Terima kasih

Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai