Anda di halaman 1dari 33

PANGKALAN UTAMA TNI AL X

RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT (ICRA)


PROSEDUR DAN PROSES ASUHAN INVASIF
DAN PENUNJANG PELAYANAN
DI RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI

RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI LANTAMAL X


JAYAPURA
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
DEFINISI................................................................................................................. 1
RUANG LINGKUP.................................................................................................. 2
TATALAKSANA...................................................................................................... 2
DOKUMENTASI ..................................................................................................... 12
PENUTUP............................................................................................................... 12

ii
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT


DI LINGKUNGAN RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI

I. PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah
sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit merupakan
suatu upaya tindak lanjut kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah
terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar
Rumah Sakit, dimana infeksi dapat berasal dari komunitas atau dari lingkungan
Rumah Sakit. Salah satu program dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
di fasilitas pelayanan kesehatan adalah melakukan pengkajian risiko infeksi
(Infection Control Risk Assessment/ICRA).

II. DEFINISI
Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah proses multidisiplin
yang berfokus pada pengurangan infeksi, pendokumentasian bahwa dengan
mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas dan program:
1) Fokus pada pengurangan risiko dari infeksi,
2) Tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan
fasilitas, dan
3) Pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi, dan lingkungan perawatan, yang
memungkinkan organisasi untuk mengantisipasi dampak potensial. ICRA
merupakan pengkajian yang di lakukan secara kualitatif dan kuantitatif
terhadap risiko infeksi terkait aktifitas pengendalian infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan serta mengenali ancaman/bahaya dari aktifitas
tersebut.

1
III. RUANG LINGKUP
Rumah sakit dalam melakukan asesmen dan melayani pasien
menggunakan banyak proses yang sederhana maupun yang kompleks,
masing-masing terkait dengan tingkat resiko infeksi untuk pasien dan staf.
Maka penting bagi rumah sakit untuk memonitor dan mereview proses
tersebut, dan sesuai kelayakan, mengimplementasi kebijakan, prosedur,
edukasi dan kegiatan lainnya yang diperlukan untuk menurunkan resiko infeksi.
Kelompok resiko infeksi di Rumkital dr. Soedibjo Sardadi meliputi :
A. Resiko infeksi terkait dengan Healthcare Associated Infections (HAIs)
B. Resiko infeksi terkait dengan pencampuran obat suntik, pemberian suntikan
dan terapi cairan
C. Resiko infeksi terkait dengan sterilisasi alat
D. Resiko infeksi terkait dengan laundry dan linen
E. Resiko infeksi terkait dengan pengelolaan sampah
F. Resiko infeksi terkait penyediaan makanan
G. Resiko infeksi terkait dengan kamar jenazah
H. Resiko infeksi terkait dengan renovasi/kontruksi

IV. TATALAKSANA
A. IDENTIFIKASI RESIKO
Pelaksanaan identikasi dilaksanakan oleh Tim PPI Rumkital dr.
Soedibjo Sardadi dengan melibatkan dokter, perawat dan tim PMKP
rumah sakit serta disesuaikan dengan program PPI Rumkital dr. Soedibjo
Sardadi.
Standar penilaian identifikasi resiko di Rumkital dr. Soedibjo Sardadi
sebagaimana tabel dibawah :
IDENTIFIKASI
NO STANDAR ANALISA RESIKO
RESIKO
1 Sterilisasi alkes Alat tidak adekuat Risk grading
2 Laundry dan linen Manajemen laundry Risk grading
dan linen tidak
adekuat

2
3 Alkes kadaluarsa Pengelolaan alat Risk grading
kadaluarsa in adekuat
IDENTIFIKASI
NO STANDAR ANALISA RESIKO
RESIKO
4 Single use – re use Pengelolaan single Risk grading
use – re use in
adekuat
5 Sampah infeksius Pengelolaan darah Risk grading
dan cairan tubuh dan komponen darah
inadekuat
6 Darah dan Pengelolaan darah Risk grading
komponen darah dan komponen darah
inadekuat
7 Kamar mayat dan Pengelolaan kamar Risk grading
post mortem mayat dan post
mortem inadekuat
8 Benda tajam dan Pembuangan benda Risk grading
jarum tajam dan jarum
inadekuat
9 Obat dan cairan Pengelolaan obat-obat Risk grading
High Alert dan cairan
infus
10 Pelayanan Pengelolaan Risk grading
makanan dan pelayanan unit gizi
perawatan alat

B. ANALISA RESIKO
Melakukan grading resiko dengan memberi skor pada probabilitas,
dampak dan sistem yang ada di Rumkital dr. Soedibjo Sardadi. Dengan
sistem penilaian di bawah ini :

3
1. PENILAIAN BERDASARKAN FREKUENSI
TINGKAT
DESKRIPSI FREKUENSI KEJADIAN
RISK
0 Never Tidak pernah
1 Rare Jarang (frekuensi 1-2 x/tahun)
2 Maybe Kadang (Frekuensi 3-4 x/tahun )
3 Likely Agak sering (Frekuensi 4-6 x/tahun)
4 Expect it Sering (Frekuensi > 6 x/tahun)

2. PENILAIAN BERDASARKAN DAMPAK RESIKO


TINGKAT
DESKRIPSI DAMPAK RESIKO
RISK
1 Minimal clinical Tidak ada cedera

2 Moderate 1. Cedera ringan


clinical 2. Dapat diatasi dengan P3K

3 Prolonged 1. Cedera sedang


length of stay 2. Berkurangnya fungsi
motoric/sensorik/psikologis atau
intelektual (reversible). Tidak
berhubungan dengan penyakit

3. Setiap kasus yang


memperpanjang perawatan

4 Temporer loss 1. Cedera luas/berat


of function 2. Kehilangan fungsi motorik/
sensorik/ psikologis atau
intelektual (irreversibel), tidak
berhubungan dengan penyakit

5 Katatropik Kematian yang tidak berhubungan

4
dengan perjalanan penyakit
3. PENILAIAN BERDASARKAN SISTEM YANG ADA
TINGKAT
DESKRIPSI KEGIATAN
RISK
1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada,
dilaksanakan
2 Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak
selalu dilaksanakan
3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak
dilaksanakan
4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada,
tidak dilaksanakan
5 None Tidak ada peraturan

SKOR :
Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X Nilai Sistem yang ada

4. PENILAIAN BERDASARKAN TINDAKAN SESUAI TINGKAT DAN BAND RESIKO


LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45
(SANGAT hari, membutuhkan tindakan segera, perhatian
TINGGI) sampai ke Direktur RS: perlu pengkajian yang
sangat dalam
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45
(TINGGI) hari, kaji dng detail & perlu tindakan segera,
serta membutuhkan tindakan top manajemen:
perlu penanganan segera
MODERATE Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana
(SEDANG) paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan klinis
sebaiknya menilai dampak terhadap bahaya &
kelola risiko: menggunakan monitoring/audit
spesifik
LOW Risiko rendah dilakukan investigasi sederhana
(RENDAH) paling lama 1 minggu diselesaikan dengan

5
prosedur rutin
C. EVALUASI RESIKO
Evaluasi terhadap hasil analisa resiko infeksi dikombinasikan dengan
hasil surveilance infeksi dan dibuatkan rekomendasi kepada Karumkit dr.
Soedibjo Sardadi yang dilakukan oleh Tim PPI Rumkital dr. Soedibjo
Sardadi.

V. DOKUMENTASI
Dalam panduan ini dilampirkan masing-masing formulir :
 ICRA Pencampuran Obat Suntik, Pemberian Suntikan dan Terapi Cairan
 ICRA Sterilisasi
 ICRA Laundry dan Linen
 ICRA Pengelolaan Sampah
 ICRA Penyediaan Makanan
 ICRA Kamar Jenazah

VI. PENUTUP
Demikian panduan Infection Control Risk Asessment (ICRA) ini dibuat sebagai
petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Infection Control Risk Asessmen (ICRA)
dilingkungan Rumkital dr. Soedibjo Sardadi dalam rangka upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi.

Jayapura, 09 Januari 2019


Karumkital dr.Soedibjo Sardadi

dr. Agung Kristyono, Sp.P


Mayor laut (K) NRP 14584/P

6
A. Skoring Resiko Terapi Cairan
SISTEM YANG
PROBABILITAS DAMPAK
NO JENIS KELOMPOK RESIKO INFEKSI ADA SKOR
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Kurangnya kepatuhan mencuci tangan sebelum
1 3 3 2 18
pemasangan infus
Tindakan aseptik dan antiseptik yang kurang/tidak
2 2 3 2 12
tepat
IV catheter tidak steril (telah tersentuh tangan
3 2 2 2 8
perawat / lingkungan sekitar pasien)
4 Teknik pemasangan infus yang salah 2 2 2 8
5 Penyuntikan obat tidak melalui threeway 3 2 4 24
Penambahan obat kedalam botol cairan infus melalui
6 penusukan badan botol / dasar botol. (Tidak melalui 2 2 2 8
mulut botol)
7 IV catheter dan infus set tidak diganti setelah 3 hari 2 2 2 8
Penggantian infus tidak segera dilakukan setelah
8 2 3 2 12
dijumpai tanda awal phlebitis.
Infus yang telah dibuka lebih 24 jam masih
9 2 3 2 12
digunakan kembali
10 Infusion set yang telah terhubung dengan botol infus 2 3 2 12

7
dibiarkan terbuka saat pemasangan infus
Pemberian cairan infus dengan osmolaritas tinggi
11 tanpa pengenceran dengan kecepatan tetes yang 1 1 1 1
tinggi.
Pack cairan infus yang mengandung unsur lipid
12 1 1 1 1
digunakan lebih dari 24 jam.
Penusukan botol infus dengan jarum suntik pada
13 2 3 2 12
saat resusitasi cairan infus
14 Kejadian perawat tertusuk jarum 2 2 2 8
15 Teknik pencampuran obat suntik yang tidak sesuai 2 2 2 8
Ketidak patuhan dalam penyimpanan obat multidose
16 2 2 2 8
yang sesuai standar dan kebijakan rumah sakit
Ketidak patuhan dalam pelaksanaan penyuntikan
17 2 2 2 8
yang aman

8
B. Skoring Resiko Sterilisasi Alat

SISTEM YANG
PROBABILITAS DAMPAK
NO JENIS KELOMPOK RESIKO INFEKSI ADA SKOR
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 Ketidak patuhan cuci tangan 2 3 2 12
2 Ketidak patuhan memakai APD 2 3 2 12
3 Melakuan dekontaminasi yang tidak benar 2 3 2 12
4 Mesin yang kurang memenuhi standar 2 2 4 16
Tempat penyimpanan bahan steril yang tidak
5 2 2 4 16
memadai

C. Skoring Resiko Laundry dan Linen


SISTEM YANG
PROBABILITAS DAMPAK
NO JENIS KELOMPOK RESIKO INFEKSI ADA SKOR
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 Ketersediaan APD 2 3 2 12
Ketidak patuhan penggunaan APD pada saat
2 2 3 2 12
pengelolaan linen
3 Tidak tersedianya trolly linen kotor dan linen bersih 5 2 4 40
4 Pemisahan linen kotor dan linen bersih 1 1 1 1

9
5 Jangan memilah linen di tempat perawatan 1 1 1 1
6 Kurang tersedianya kran air panas untuk mencuci 3 2 2 12
Pemisahan mesin cuci yang infeksius dan non
7 2 2 2 8
infeksius
8 Kurangnya maintenance/ perawatan alat laundry 2 2 2 8
Pembersihan trolly setiap selesai pemakaian dengan
9 5 2 4 40
larutan klorin
10 Ketersediaan plastik pembungkus linen 1 1 1 1
11 Kurang ketersediaan lemari penyimpanan 5 2 4 40

D. Skoring Resiko Pengelolaan Alat

SISTEM YANG
PROBABILITAS DAMPAK
NO JENIS KELOMPOK RESIKO INFEKSI ADA SKOR
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Ketidak patuhan penggunaan APD petugas
1 1 1 1 1
pengelola sampah
Tempat sampah infeksius (plastik kuning) dan non
2 1 1 1 1
infeksius (plastik hitam) tidak memadai
3 Ketersediaan safety box untuk sampah benda tajam 1 1 1 1
Ketersediaan kereta dorong untuk pengangkutan
4 5 2 4 40
limbah

10
5 Tempat penampungan sampah B3 kurang memadai 1 1 1
Limbah benda tajam dibawa ke incinerator untuk
6 1 1 1 1
dimusnahkan

E. Skoring Resiko Penyediaan Makanan


SISTEM YANG
PROBABILITAS DAMPAK
NO JENIS KELOMPOK RESIKO INFEKSI ADA SKOR
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 Ketidakpatuhan penggunaan APD pada saat
2 2 2 8
pengolahan dan distribusi makanan
2 Pembersihan dengan detergen (sabun cair)
2 2 2 8
menggunakan air panas
3 Membilas dengan air panas 2 2 2 8
4 Bungkus bahan makanan yang akan disimpan dalam
1 1 1 1
container plastik yang tertutup rapat
5 Bahan makanan jadi harus ditutup untuk
menghindari kontaminasi dari bahan makanan lain
yang disimpan, menghindari kering, serta
1 1 1 1
penyebaran aroma

11
6 Sayuran yang akan diolah dibersihkan, dicuci dan
1 1 1 1
dipotong sesuai menu
7 Penyediaan sampel makanan jadi tidak rutin
2 2 2 8
dilakukan
8 Proses penyimpanan bahan makanan belum sesuai
2 2 2 8
dengan SPO
9 Gudang penyimpanan bahan makanan kering 2 2 2 8
10 Lemari makanan belum tersedia 2 2 2 8
11 Tempat pencucian piring belum sesuai SPO 2 2 2 8
12 Alat termometer ruangan belum tersedia 1 1 1 1
13 Freezer untuk tempat penyimpanan makanan basah
1 1 1 1
belum tersedia

F. Skoring Resiko Kamar Jenazah

SISTEM YANG
PROBABILITAS DAMPAK
NO JENIS KELOMPOK RESIKO INFEKSI ADA SKOR
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Ketidak patuhan penggunaan APD pada saat
1 1 1 1 1
pemulasaran jenazah
Sampah dan bahan kontaminasi dimasukkan ke
2 1 1 1 1
kantong plastik infeksius

12
Setiap percikan atau tumpahan darah atau cairan
3 tubuh di permukaan segera bersihkan dengan cairan 1 1 1 1
desinfektan
Peralatan yang akan digunakan kembali harus
4 2 2 2 8
diproses dekontaminasi
Tidak melakukan desinfeksi tempat memandikan
5 jenazah dengan larutan klorin 0,5%, bilas dengan air 2 2 2 8
mengalir

13
ANALISIS POTENSIAL RESIKO

14
NO POTENSIAL RISK / MASALAH SKOR

1 Tidak tersedianya trolly linen kotor dan linen bersih 40


2 Pembersihan trolly linen setiap selesai pemakaian dengan larutan klorin 40
3 Kurang ketersediaan lemari penyimpanan linen 40
4 Ketersediaan kereta dorong untuk pengangkutan limbah 40
5 Penyuntikan obat tidak melalui threeway saat pemberian terapi cairan 24
6 Kurangnya kepatuhan mencuci tangan sebelum pemasangan infus saat pemberian terapi cairan 18
7 Mesin yang kurang memenuhi standar pada alat sterilisasi 16
8 Tempat penyimpanan bahan steril yang tidak memadai 16
9 Tindakan aseptik dan antiseptik yang kurang/tidak tepat 12
10 Penggantian infus tidak segera dilakukan setelah dijumpai tanda awal phlebitis. 12
11 Infus yang telah dibuka lebih 24 jam masih digunakan kembali 12
12 Infusion set yang telah terhubung dengan botol infus dibiarkan terbuka saat pemasangan infus 12
13 Penusukan botol infus dengan jarum suntik pada saat resusitasi cairan infus 12
14 Ketidak patuhan cuci tangan saat sterilisasi alat 12
15 Ketidak patuhan memakai APD saat sterilisasi alat 12
16 Melakuan dekontaminasi yang tidak benar saat sterilisasi alat 12
17 Ketersediaan APD di ruangan laundry dan linen 12
18 Ketidak patuhan penggunaan APD pada saat pengelolaan linen 12
19 Kurang tersedianya kran air panas untuk mencuci linen 12
20 IV catheter tidak steril (telah tersentuh tangan perawat / lingkungan sekitar pasien) 8

15
21 Teknik pemasangan infus yang salah 8
Penambahan obat kedalam botol cairan infus melalui penusukan badan botol/ dasar botol. (Tidak melalui mulut
22 8
botol)
23 IV catheter dan infus set tidak diganti setelah 3 hari 8
24 Kejadian perawat tertusuk jarum saat pemberian terapicairan 8
25 Teknik pencampuran obat suntik yang tidak sesuai 8
26 Ketidak patuhan dalam penyimpanan obat multidose yang sesuai standar dan kebijakan rumah sakit 8
27 Pemisahan mesin cuci yang infeksius dan non infeksius 8
28 Kurangnya maintenance/ perawatan alat laundry 8
29 Ketidak patuhan penggunaan APD pada saat pengolahan dan distribusi makanan 8
30 Pembersihan dengan detergen (sabun cair) menggunakan air panas 8
31 Membilas dengan air panas 8
32 Penyediaan sampel makanan jadi tidak rutin dilakukan 8
33 Proses penyimpanan bahan makanan belum sesuai dengan SPO 8
34 Gudang penyimpanan bahan makanan kering 8
35 Lemari makanan belum tersedia 8
36 Tempat pencucian piring belum sesuai SPO 8
37 Peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dekontaminasi 8
38 Tidak melakukan desinfeksi tempat memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5%, bilas dengan air mengalir 8
39 Pemberian cairan infus dengan osmolaritas tinggi tanpa pengenceran dengan kecepatan tetes yang tinggi. 1
40 Pack cairan infus yang mengandung unsur lipid digunakan lebih dari 24 jam. 1

16
41 Pemisahan linen kotor dan linen bersih 1
42 Jangan memilah linen di tempat perawatan 1
43 Ketersediaan plastik pembungkus linen 1
44 Ketidak patuhan penggunaan APD petugas pengelola sampah 1
45 Tempat sampah infeksius (plastik kuning) dan non infeksius (plastik hitam) tidak memadai 1
46 Ketersediaan safety box untuk sampah benda tajam 1
47 Tempat penampungan sampah B3 kurang memadai 1
48 Limbah benda tajam dibawa ke incinerator untuk dimusnahkan 1
49 Bungkus bahan makanan yang akan disimpan dalam container plastik yang tertutup rapat 1
Bahan makanan jadi harus ditutup untuk menghindari kontaminasi dari bahan makanan lain yang disimpan,
50 1
menghindari kering, serta penyebaran aroma
51 Sayuran yang akan diolah dibersihkan, dicuci dan dipotong sesuai menu 1
52 Alat termometer ruangan belum tersedia 1
53 Freezer untuk tempat penyimpanan makanan basah belum tersedia 1
54 Ketidak patuhan penggunaan APD pada saat pemulasaran jenazah 1
55 Sampah dan bahan kontaminasi dimasukkan ke kantong plastik infeksius 1
Setiap percikan atau tumpahan darah atau cairan tubuh di permukaan segera bersihkan dengan cairan
56 1
desinfektan

17
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI

FORMULIR INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT (ICRA) TERAPI CAIRAN


JENIS
POTENSIAL RISK /
No. KELOMPOK SKOR PRIORITAS TUJUAN UMUM STRATEGI EVALUASI
MASALAH
RESIKO
1 Terapi 1. Kurangnya kepatuhan 18 6 Mengurangi resiko 1. Monitoring teknik Tiap 6
Cairan mencuci tangan kejadian phlebitis pemasangan infus Bulan
sebelum pemasangan dengan benar
infus
2. Tindakan aseptik dan 12 9
antiseptik yang
kurang/tidak tepat
3. IV catheter tidak steril 8 20
(telah tersentuh
tangan perawat /
lingkungan sekitar
pasien)
4. Teknik pemasangan 8 21
infus yang salah
5. Penyuntikan obat tidak 24 5
melalui threeway
18
6. Penambahan obat
kedalam botol cairan 8 22
infus melalui
penusukan badan
botol / dasar botol.
(Tidak melalui mulut
botol)
7. IV catheter dan infus
set tidak diganti 8 23
setelah 3 hari
8. Penggantian infus
tidak segera dilakukan 12 10
setelah dijumpai tanda
awal phlebitis.
9. Infus yang telah
dibuka lebih 24 jam 12 11
masih digunakan
kembali.
10. Infusion set yang
telah terhubung 12 12
dengan botol infus
dibiarkan terbuka

19
saat pemasangan
infus
11. Pemberian cairan
infus dengan 1 39
osmolaritas tinggi
tanpa pengenceran
dengan kecepatan
tetes yang tinggi.
12. Pack cairan infus
yang mengandung 1 40
unsur lipid digunakan
lebih dari 24 jam.
13. Penusukan botol
infus dengan jarum 12 13
suntik pada saat
resusitasi cairan
infus
14. Kejadian perawat
tertusuk jarum 8 24

20
Pencampuran 15. Teknik pencampuran 8 25 Meningkatkan 1. Memberikan edukasi Tiap 6
obat suntik obat suntik yang tidak kualitas dan pelatihan khusus bulan
sesuai kesesuaian teknik pengoplosan obat
16. Ketidak patuhan 8 26 pencampuran 2. melakukan edukasi
dalam penyimpanan obat oleh petugas dan audit berkala
obat multidose yang dan penyimpanan terkait penyimpanan
sesuai standar dan obat di ruang obat di ruang
kebijakan rumah sakit perawatan perawatan
Pemberian 17.Ketidak patuhan 8 27 Meningkatkan Melakukan edukasi Tiap 6
suntikan dalam pelaksanaan kepatuhan kepada seluruh petugas bulan
penyuntikan yang petugas dalam terkait dan melakukan
aman penyuntikan yang analisis dan evaluasi,
aman meliputi pengadaan intrumen
identifikasi hingga untuk tempat injeksi
evaluasi post
pemberian terapi

21
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI

FORMULIR INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT (ICRA) STERILISASI ALAT


JENIS
POTENSIAL RISK /
No. KELOMPOK SKOR PRIORITAS TUJUAN UMUM STRATEGI EVALUASI
MASALAH
RESIKO
1 Sterilisasi 1. Ketidak patuhan cuci 12 14 Meningkatkan 1. Pembentukan CSSD Setiap
Alat tangan kualiatas 2. Monitoring bulan
2. Ketidak patuhan 12 15 kepatuhan penggunaan APD
memakai APD petugas dalam
3. Melakukan 12 16 penggunaan APD
dekontaminasi yang
tidak benar
4. Mesin yang kurang 16 7
memenuhi standar
5. Tempat penyimpanan 16 8
bahan steril yang tidak
memadai

22
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI

FORMULIR INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT (ICRA) LAUNDRY DAN LINEN


JENIS
POTENSIAL RISK /
No. KELOMPOK SKOR PRIORITAS TUJUAN UMUM STRATEGI EVALUASI
MASALAH
RESIKO
1 Laundry dan 1. Ketersediaan APD 12 17 1. Melengkapi 1. Melengkapi alat laundry Setiap
linen 2. Ketidak patuhan 12 18 ketersediaan 2. Sosialisasi SPO linen bulan
penggunaan APD alat laundry 3. Monitoring penggunaan
pada saat pengelolaan 2. Unit terkait APD
linen mampu 4. Monitoring penempatan
3. Tidak tersedianya 40 1 memproses linen di unit-unit
trolly linen kotor dan linen dengan perawatan
linen bersih baik dan benar 5. Monitoring SPO
4. Tidak dilakukan 1 41 sehingga aman pengambilan linen di
pemisahan linen kotor bagi petugas unit-unit perawatan oleh
dan linen bersih dan linen bersih petugas laundry
5. Jangan memilah linen 1 42 siap digunakan 6. Monitoring pelaksanaan
di tempat perawatan pasien pemrosesan linen di
6. Kurang tersedianya 12 19 unit laundry dan
kran air panas untuk pendistribusiannya ke

23
mencuci unit-unit
7. Pemisahan mesin cuci 8 27
yang infeksius dan
non infeksius
8. Kurangnya 8 28
maintenance/
perawatan alat laundry
9. Pembersihan trolly 40 2
setiap selesai
pemakaian dengan
larutan klorin
10. Ketersediaan plastik 1 43
pembungkus linen
tidak memadai
11. Kurang ketersediaan 40 3
lemari penyimpanan

24
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI

FORMULIR INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT (ICRA) PENGELOLAAN SAMPAH


JENIS
POTENSIAL RISK /
No. KELOMPOK SKOR PRIORITAS TUJUAN UMUM STRATEGI EVALUASI
MASALAH
RESIKO
1 Pengelolaan 1. Ketidak patuhan 1 44 Limbah rumah 1. Pemisahan limbah Tiap 6
Sampah penggunaan APD sakit terkelola (sampah) medis, non bulan
petugas pengelola dengan baik dan medis dan benda tajam
sampah benar sehingga 2. Penyediaan tempat
2. Tempat sampah 1 45 aman bagi sampah dengan
infeksius (plastik lingkungan dan kantong plastik kuning
kuning) dan non petugas untuk sampah medis
infeksius (plastik (infeksius), warna hitam
hitam) tidak memadai untuk sampah non
3. Ketersediaan safety 1 46 medis
box untuk sampah 3. Penyediaan safety box
benda tajam untuk tempat sampah
4. Ketersediaan kereta 40 4
dorong untuk
pengangkutan limbah

25
5. Tempat penampungan 1 47
sampah B3 kurang
memadai
6. Limbah benda tajam 1 48
dibawa ke incinerator
untuk dimusnahkan

26
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI

FORMULIR INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT (ICRA) PENYEDIAAN MAKANAN


JENIS
POTENSIAL RISK /
No. KELOMPOK SKOR PRIORITAS TUJUAN UMUM STRATEGI EVALUASI
MASALAH
RESIKO
1 Penyediaan 1. Ketidakpatuhan 8 29 Meningkatkan 1. Monitoring penggunaan Tiap 3
Makanan penggunaan APD kualitas baku APD pada proses bulan
pada saat pengolahan mutu pelayanan pemasakan
dan distribusi gizi 2. Monitoring suhu ruang
makanan penyimpanan
2. Pembersihan dengan 8 30 3. Monitoring dan evaluasi
detergen (sabun cair) suhu lemari pendingin
menggunakan air secara berkala
panas 4. Monitoring penggunaan
3. Membilas dengan air 8 31 wadah khusus dalam
panas penyimpanan bahan
4. Bungkus bahan 1 49 mentah siap masak
makanan yang akan
disimpan dalam
container plastik yang

27
tertutup rapat
5. Bahan makanan jadi 1 50
harus ditutup untuk
menghindari
kontaminasi dari
bahan makanan lain
yang disimpan,
menghindari kering,
serta penyebaran
aroma
6. Sayuran yang akan 1 51
diolah dibersihkan,
dicuci dan dipotong
sesuai menu
7. Penyediaan sampel 8 32
makanan jadi tidak
rutin dilakukan
8. Proses penyimpanan 8 33
bahan makanan belum
sesuai dengan SPO
9. Gudang penyimpanan 8 34
bahan makanan kering

28
10. Lemari makanan 8 35
belum tersedia
11. Tempat pencucian 8 36
piring belum sesuai
SPO
12. Alat termometer 1 52
ruangan belum
tersedia
13. Freezer untuk tempat 1 53
penyimpanan
makanan basah
belum tersedia

29
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI

FORMULIR INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT (ICRA) KAMAR JENAZAH


JENIS
POTENSIAL RISK /
No. KELOMPOK SKOR PRIORITAS TUJUAN UMUM STRATEGI EVALUASI
MASALAH
RESIKO
1 Kamar 1. Ketidak patuhan 1 54 Peningkatan 1. Monitoring penggunaan Tiap 3
Jenazah penggunaan APD kualitas APD di unit pelayanan bulan
pada saat pelayanan di unit jenazah
pemulasaran jenazah pemulasaran 2. Evaluasi dan monitoring
2. Sampah dan bahan 1 55 jenazah penggunaan
kontaminasi desinfektan untuk
dimasukkan ke kebersihan lingkungan
kantong plastik post penggunaan
infeksius ruangan di unit
3. Setiap percikan atau 1 56 pemulasaran jenazah
tumpahan darah atau
cairan tubuh di
permukaan segera
bersihkan dengan
cairan desinfektan

30
4. Peralatan yang akan 8 37
digunakan kembali
harus diproses
dekontaminasi
5. Tidak melakukan 8 38
desinfeksi tempat
memandikan jenazah
dengan larutan klorin
0,5%, bilas dengan air
mengalir

31

Anda mungkin juga menyukai