HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
DEFINISI................................................................................................................. 1
RUANG LINGKUP.................................................................................................. 2
TATALAKSANA...................................................................................................... 2
DOKUMENTASI ..................................................................................................... 12
PENUTUP............................................................................................................... 12
ii
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI
I. PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah
sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit merupakan
suatu upaya tindak lanjut kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah
terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar
Rumah Sakit, dimana infeksi dapat berasal dari komunitas atau dari lingkungan
Rumah Sakit. Salah satu program dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
di fasilitas pelayanan kesehatan adalah melakukan pengkajian risiko infeksi
(Infection Control Risk Assessment/ICRA).
II. DEFINISI
Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah proses multidisiplin
yang berfokus pada pengurangan infeksi, pendokumentasian bahwa dengan
mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas dan program:
1) Fokus pada pengurangan risiko dari infeksi,
2) Tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan
fasilitas, dan
3) Pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi, dan lingkungan perawatan, yang
memungkinkan organisasi untuk mengantisipasi dampak potensial. ICRA
merupakan pengkajian yang di lakukan secara kualitatif dan kuantitatif
terhadap risiko infeksi terkait aktifitas pengendalian infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan serta mengenali ancaman/bahaya dari aktifitas
tersebut.
1
III. RUANG LINGKUP
Rumah sakit dalam melakukan asesmen dan melayani pasien
menggunakan banyak proses yang sederhana maupun yang kompleks,
masing-masing terkait dengan tingkat resiko infeksi untuk pasien dan staf.
Maka penting bagi rumah sakit untuk memonitor dan mereview proses
tersebut, dan sesuai kelayakan, mengimplementasi kebijakan, prosedur,
edukasi dan kegiatan lainnya yang diperlukan untuk menurunkan resiko infeksi.
Kelompok resiko infeksi di Rumkital dr. Soedibjo Sardadi meliputi :
A. Resiko infeksi terkait dengan Healthcare Associated Infections (HAIs)
B. Resiko infeksi terkait dengan pencampuran obat suntik, pemberian suntikan
dan terapi cairan
C. Resiko infeksi terkait dengan sterilisasi alat
D. Resiko infeksi terkait dengan laundry dan linen
E. Resiko infeksi terkait dengan pengelolaan sampah
F. Resiko infeksi terkait penyediaan makanan
G. Resiko infeksi terkait dengan kamar jenazah
H. Resiko infeksi terkait dengan renovasi/kontruksi
IV. TATALAKSANA
A. IDENTIFIKASI RESIKO
Pelaksanaan identikasi dilaksanakan oleh Tim PPI Rumkital dr.
Soedibjo Sardadi dengan melibatkan dokter, perawat dan tim PMKP
rumah sakit serta disesuaikan dengan program PPI Rumkital dr. Soedibjo
Sardadi.
Standar penilaian identifikasi resiko di Rumkital dr. Soedibjo Sardadi
sebagaimana tabel dibawah :
IDENTIFIKASI
NO STANDAR ANALISA RESIKO
RESIKO
1 Sterilisasi alkes Alat tidak adekuat Risk grading
2 Laundry dan linen Manajemen laundry Risk grading
dan linen tidak
adekuat
2
3 Alkes kadaluarsa Pengelolaan alat Risk grading
kadaluarsa in adekuat
IDENTIFIKASI
NO STANDAR ANALISA RESIKO
RESIKO
4 Single use – re use Pengelolaan single Risk grading
use – re use in
adekuat
5 Sampah infeksius Pengelolaan darah Risk grading
dan cairan tubuh dan komponen darah
inadekuat
6 Darah dan Pengelolaan darah Risk grading
komponen darah dan komponen darah
inadekuat
7 Kamar mayat dan Pengelolaan kamar Risk grading
post mortem mayat dan post
mortem inadekuat
8 Benda tajam dan Pembuangan benda Risk grading
jarum tajam dan jarum
inadekuat
9 Obat dan cairan Pengelolaan obat-obat Risk grading
High Alert dan cairan
infus
10 Pelayanan Pengelolaan Risk grading
makanan dan pelayanan unit gizi
perawatan alat
B. ANALISA RESIKO
Melakukan grading resiko dengan memberi skor pada probabilitas,
dampak dan sistem yang ada di Rumkital dr. Soedibjo Sardadi. Dengan
sistem penilaian di bawah ini :
3
1. PENILAIAN BERDASARKAN FREKUENSI
TINGKAT
DESKRIPSI FREKUENSI KEJADIAN
RISK
0 Never Tidak pernah
1 Rare Jarang (frekuensi 1-2 x/tahun)
2 Maybe Kadang (Frekuensi 3-4 x/tahun )
3 Likely Agak sering (Frekuensi 4-6 x/tahun)
4 Expect it Sering (Frekuensi > 6 x/tahun)
4
dengan perjalanan penyakit
3. PENILAIAN BERDASARKAN SISTEM YANG ADA
TINGKAT
DESKRIPSI KEGIATAN
RISK
1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada,
dilaksanakan
2 Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak
selalu dilaksanakan
3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak
dilaksanakan
4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada,
tidak dilaksanakan
5 None Tidak ada peraturan
SKOR :
Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X Nilai Sistem yang ada
5
prosedur rutin
C. EVALUASI RESIKO
Evaluasi terhadap hasil analisa resiko infeksi dikombinasikan dengan
hasil surveilance infeksi dan dibuatkan rekomendasi kepada Karumkit dr.
Soedibjo Sardadi yang dilakukan oleh Tim PPI Rumkital dr. Soedibjo
Sardadi.
V. DOKUMENTASI
Dalam panduan ini dilampirkan masing-masing formulir :
ICRA Pencampuran Obat Suntik, Pemberian Suntikan dan Terapi Cairan
ICRA Sterilisasi
ICRA Laundry dan Linen
ICRA Pengelolaan Sampah
ICRA Penyediaan Makanan
ICRA Kamar Jenazah
VI. PENUTUP
Demikian panduan Infection Control Risk Asessment (ICRA) ini dibuat sebagai
petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Infection Control Risk Asessmen (ICRA)
dilingkungan Rumkital dr. Soedibjo Sardadi dalam rangka upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi.
6
A. Skoring Resiko Terapi Cairan
SISTEM YANG
PROBABILITAS DAMPAK
NO JENIS KELOMPOK RESIKO INFEKSI ADA SKOR
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Kurangnya kepatuhan mencuci tangan sebelum
1 3 3 2 18
pemasangan infus
Tindakan aseptik dan antiseptik yang kurang/tidak
2 2 3 2 12
tepat
IV catheter tidak steril (telah tersentuh tangan
3 2 2 2 8
perawat / lingkungan sekitar pasien)
4 Teknik pemasangan infus yang salah 2 2 2 8
5 Penyuntikan obat tidak melalui threeway 3 2 4 24
Penambahan obat kedalam botol cairan infus melalui
6 penusukan badan botol / dasar botol. (Tidak melalui 2 2 2 8
mulut botol)
7 IV catheter dan infus set tidak diganti setelah 3 hari 2 2 2 8
Penggantian infus tidak segera dilakukan setelah
8 2 3 2 12
dijumpai tanda awal phlebitis.
Infus yang telah dibuka lebih 24 jam masih
9 2 3 2 12
digunakan kembali
10 Infusion set yang telah terhubung dengan botol infus 2 3 2 12
7
dibiarkan terbuka saat pemasangan infus
Pemberian cairan infus dengan osmolaritas tinggi
11 tanpa pengenceran dengan kecepatan tetes yang 1 1 1 1
tinggi.
Pack cairan infus yang mengandung unsur lipid
12 1 1 1 1
digunakan lebih dari 24 jam.
Penusukan botol infus dengan jarum suntik pada
13 2 3 2 12
saat resusitasi cairan infus
14 Kejadian perawat tertusuk jarum 2 2 2 8
15 Teknik pencampuran obat suntik yang tidak sesuai 2 2 2 8
Ketidak patuhan dalam penyimpanan obat multidose
16 2 2 2 8
yang sesuai standar dan kebijakan rumah sakit
Ketidak patuhan dalam pelaksanaan penyuntikan
17 2 2 2 8
yang aman
8
B. Skoring Resiko Sterilisasi Alat
SISTEM YANG
PROBABILITAS DAMPAK
NO JENIS KELOMPOK RESIKO INFEKSI ADA SKOR
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 Ketidak patuhan cuci tangan 2 3 2 12
2 Ketidak patuhan memakai APD 2 3 2 12
3 Melakuan dekontaminasi yang tidak benar 2 3 2 12
4 Mesin yang kurang memenuhi standar 2 2 4 16
Tempat penyimpanan bahan steril yang tidak
5 2 2 4 16
memadai
9
5 Jangan memilah linen di tempat perawatan 1 1 1 1
6 Kurang tersedianya kran air panas untuk mencuci 3 2 2 12
Pemisahan mesin cuci yang infeksius dan non
7 2 2 2 8
infeksius
8 Kurangnya maintenance/ perawatan alat laundry 2 2 2 8
Pembersihan trolly setiap selesai pemakaian dengan
9 5 2 4 40
larutan klorin
10 Ketersediaan plastik pembungkus linen 1 1 1 1
11 Kurang ketersediaan lemari penyimpanan 5 2 4 40
SISTEM YANG
PROBABILITAS DAMPAK
NO JENIS KELOMPOK RESIKO INFEKSI ADA SKOR
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Ketidak patuhan penggunaan APD petugas
1 1 1 1 1
pengelola sampah
Tempat sampah infeksius (plastik kuning) dan non
2 1 1 1 1
infeksius (plastik hitam) tidak memadai
3 Ketersediaan safety box untuk sampah benda tajam 1 1 1 1
Ketersediaan kereta dorong untuk pengangkutan
4 5 2 4 40
limbah
10
5 Tempat penampungan sampah B3 kurang memadai 1 1 1
Limbah benda tajam dibawa ke incinerator untuk
6 1 1 1 1
dimusnahkan
11
6 Sayuran yang akan diolah dibersihkan, dicuci dan
1 1 1 1
dipotong sesuai menu
7 Penyediaan sampel makanan jadi tidak rutin
2 2 2 8
dilakukan
8 Proses penyimpanan bahan makanan belum sesuai
2 2 2 8
dengan SPO
9 Gudang penyimpanan bahan makanan kering 2 2 2 8
10 Lemari makanan belum tersedia 2 2 2 8
11 Tempat pencucian piring belum sesuai SPO 2 2 2 8
12 Alat termometer ruangan belum tersedia 1 1 1 1
13 Freezer untuk tempat penyimpanan makanan basah
1 1 1 1
belum tersedia
SISTEM YANG
PROBABILITAS DAMPAK
NO JENIS KELOMPOK RESIKO INFEKSI ADA SKOR
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Ketidak patuhan penggunaan APD pada saat
1 1 1 1 1
pemulasaran jenazah
Sampah dan bahan kontaminasi dimasukkan ke
2 1 1 1 1
kantong plastik infeksius
12
Setiap percikan atau tumpahan darah atau cairan
3 tubuh di permukaan segera bersihkan dengan cairan 1 1 1 1
desinfektan
Peralatan yang akan digunakan kembali harus
4 2 2 2 8
diproses dekontaminasi
Tidak melakukan desinfeksi tempat memandikan
5 jenazah dengan larutan klorin 0,5%, bilas dengan air 2 2 2 8
mengalir
13
ANALISIS POTENSIAL RESIKO
14
NO POTENSIAL RISK / MASALAH SKOR
15
21 Teknik pemasangan infus yang salah 8
Penambahan obat kedalam botol cairan infus melalui penusukan badan botol/ dasar botol. (Tidak melalui mulut
22 8
botol)
23 IV catheter dan infus set tidak diganti setelah 3 hari 8
24 Kejadian perawat tertusuk jarum saat pemberian terapicairan 8
25 Teknik pencampuran obat suntik yang tidak sesuai 8
26 Ketidak patuhan dalam penyimpanan obat multidose yang sesuai standar dan kebijakan rumah sakit 8
27 Pemisahan mesin cuci yang infeksius dan non infeksius 8
28 Kurangnya maintenance/ perawatan alat laundry 8
29 Ketidak patuhan penggunaan APD pada saat pengolahan dan distribusi makanan 8
30 Pembersihan dengan detergen (sabun cair) menggunakan air panas 8
31 Membilas dengan air panas 8
32 Penyediaan sampel makanan jadi tidak rutin dilakukan 8
33 Proses penyimpanan bahan makanan belum sesuai dengan SPO 8
34 Gudang penyimpanan bahan makanan kering 8
35 Lemari makanan belum tersedia 8
36 Tempat pencucian piring belum sesuai SPO 8
37 Peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dekontaminasi 8
38 Tidak melakukan desinfeksi tempat memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5%, bilas dengan air mengalir 8
39 Pemberian cairan infus dengan osmolaritas tinggi tanpa pengenceran dengan kecepatan tetes yang tinggi. 1
40 Pack cairan infus yang mengandung unsur lipid digunakan lebih dari 24 jam. 1
16
41 Pemisahan linen kotor dan linen bersih 1
42 Jangan memilah linen di tempat perawatan 1
43 Ketersediaan plastik pembungkus linen 1
44 Ketidak patuhan penggunaan APD petugas pengelola sampah 1
45 Tempat sampah infeksius (plastik kuning) dan non infeksius (plastik hitam) tidak memadai 1
46 Ketersediaan safety box untuk sampah benda tajam 1
47 Tempat penampungan sampah B3 kurang memadai 1
48 Limbah benda tajam dibawa ke incinerator untuk dimusnahkan 1
49 Bungkus bahan makanan yang akan disimpan dalam container plastik yang tertutup rapat 1
Bahan makanan jadi harus ditutup untuk menghindari kontaminasi dari bahan makanan lain yang disimpan,
50 1
menghindari kering, serta penyebaran aroma
51 Sayuran yang akan diolah dibersihkan, dicuci dan dipotong sesuai menu 1
52 Alat termometer ruangan belum tersedia 1
53 Freezer untuk tempat penyimpanan makanan basah belum tersedia 1
54 Ketidak patuhan penggunaan APD pada saat pemulasaran jenazah 1
55 Sampah dan bahan kontaminasi dimasukkan ke kantong plastik infeksius 1
Setiap percikan atau tumpahan darah atau cairan tubuh di permukaan segera bersihkan dengan cairan
56 1
desinfektan
17
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI
19
saat pemasangan
infus
11. Pemberian cairan
infus dengan 1 39
osmolaritas tinggi
tanpa pengenceran
dengan kecepatan
tetes yang tinggi.
12. Pack cairan infus
yang mengandung 1 40
unsur lipid digunakan
lebih dari 24 jam.
13. Penusukan botol
infus dengan jarum 12 13
suntik pada saat
resusitasi cairan
infus
14. Kejadian perawat
tertusuk jarum 8 24
20
Pencampuran 15. Teknik pencampuran 8 25 Meningkatkan 1. Memberikan edukasi Tiap 6
obat suntik obat suntik yang tidak kualitas dan pelatihan khusus bulan
sesuai kesesuaian teknik pengoplosan obat
16. Ketidak patuhan 8 26 pencampuran 2. melakukan edukasi
dalam penyimpanan obat oleh petugas dan audit berkala
obat multidose yang dan penyimpanan terkait penyimpanan
sesuai standar dan obat di ruang obat di ruang
kebijakan rumah sakit perawatan perawatan
Pemberian 17.Ketidak patuhan 8 27 Meningkatkan Melakukan edukasi Tiap 6
suntikan dalam pelaksanaan kepatuhan kepada seluruh petugas bulan
penyuntikan yang petugas dalam terkait dan melakukan
aman penyuntikan yang analisis dan evaluasi,
aman meliputi pengadaan intrumen
identifikasi hingga untuk tempat injeksi
evaluasi post
pemberian terapi
21
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI
22
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI
23
mencuci unit-unit
7. Pemisahan mesin cuci 8 27
yang infeksius dan
non infeksius
8. Kurangnya 8 28
maintenance/
perawatan alat laundry
9. Pembersihan trolly 40 2
setiap selesai
pemakaian dengan
larutan klorin
10. Ketersediaan plastik 1 43
pembungkus linen
tidak memadai
11. Kurang ketersediaan 40 3
lemari penyimpanan
24
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI
25
5. Tempat penampungan 1 47
sampah B3 kurang
memadai
6. Limbah benda tajam 1 48
dibawa ke incinerator
untuk dimusnahkan
26
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI
27
tertutup rapat
5. Bahan makanan jadi 1 50
harus ditutup untuk
menghindari
kontaminasi dari
bahan makanan lain
yang disimpan,
menghindari kering,
serta penyebaran
aroma
6. Sayuran yang akan 1 51
diolah dibersihkan,
dicuci dan dipotong
sesuai menu
7. Penyediaan sampel 8 32
makanan jadi tidak
rutin dilakukan
8. Proses penyimpanan 8 33
bahan makanan belum
sesuai dengan SPO
9. Gudang penyimpanan 8 34
bahan makanan kering
28
10. Lemari makanan 8 35
belum tersedia
11. Tempat pencucian 8 36
piring belum sesuai
SPO
12. Alat termometer 1 52
ruangan belum
tersedia
13. Freezer untuk tempat 1 53
penyimpanan
makanan basah
belum tersedia
29
PANGKALAN UTAMA TNI AL X
RUMKITAL dr. SOEDIBJO SARDADI
30
4. Peralatan yang akan 8 37
digunakan kembali
harus diproses
dekontaminasi
5. Tidak melakukan 8 38
desinfeksi tempat
memandikan jenazah
dengan larutan klorin
0,5%, bilas dengan air
mengalir
31