Anda di halaman 1dari 95

Konsep dan proses

manajemen risiko
Concept: Hazard and risk
(Kolluru, 1996)
Hazard:
Sesuatu yang berpotensi
menyebabkan cedera
A chemical, physical, or biological
agent or a set of conditions that has
the potential to cause harm
Kerugian yang mungkin terjadi
pada
suatu satuan waktu atau kegiatan.
Manajemen risiko

Proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan,


meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara
menyeluruh (NHS)
Lingkup program manajemen risiko
(McCaffrey & Hagg-Rickert,2003)
Patient care related risks

Contoh: pasien mengalami salah


pemberian obat, dioperasi salah sisi, diberi
Clinical staff related risks

Contoh
dokter tertular infeksi dari pasien,
Non clinical staff related risk

Contoh: petugas laundry tertular infeksi


dari linen yang dicuci, petugas cleaning
Facility related risks

Contoh: pasien tertimpa tabung oksigen


yang tanpa pengaman, limbah infeksius
Financial risks

Contoh: pasien tidak bayar, klaim tidak


dibayar,
Other risks

risiko di luar 5 risiko yang sudah dibahas:


ambulans mengalami kecelakaan, dsb
Multi-Causal
Theory
“Swiss Cheese”
diagram
(Reason, 1991)
Proses manajemen risiko

Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)

Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya

Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Risk assessment
Identifikasi risiko
Analisis risiko
Evaluasi risiko
Identifikasi risiko
Dapat
diidentidikas
i dari :
Hasil Audit
Komplain
Klaim
Incidents
Brainstorming
Risk analysis adalah

Menentukan
estimasi risiko
kuantitatif atau kualitatif
tehnik-tehnik
evaluasi/matemattis
Proses mengenali
hazard yang mungkin
terjadi &
potensi kegawatan dari
hazard tersebut
Analisis risiko dilakukan
dengan alat sbb:

Severity analys
RCA
FMEA
Evaluasi Risiko
(Penilaian risiko)

Perlu treatment ?
Action Plan
PENUGASAN

Membuat Identifikasi
Resiko Pada FKTP
No Lingkup Manajemen Unit Pelayanan Resiko yang
Resiko Mungkin
terjadi

1 Pasien - Pendaftaran Salah


identifikasi
- Poli Klinik
- Laboratorium
- Apotik
2 Petugas Klinis
3 Petugas Non Klinis
4 Sarana/Fasilitas
5 Financial
6 Resiko Lain/Kecelakaan

Tabel identifikasi resiko


No Unit Pelayanan Lingkup Manajemen Resiko yang
Resiko Mungkin
terjadi

1 - Pendaftaran Pasien Salah


identifikasi
-Poli Klinik
- Laboratorium
- Apotik
2 Petugas Klinis
3 Petugas Non Klinis
4 Sarana/Fasilitas
5 Financial
6 Resiko lain/Kecelakaan

Tabel identifikasi resiko


INSTRUMEN
MANAJEMEN RISIKO

SEVERITY ASSESSMENT
ROOT CAUSE ANALYSIS
FAILURE MODE & EFFECT ANALYSIS
RISK REGISTER
Pendekatan dalam manajemen risiko
Reaktif:
Ada kejadian/INSIDEN dilakukan severity assessment 
derajat risiko  dianalisis (RCA)  ditindaklanjuti

Proaktif:

1. Tidak ada kejadian  lakukan identifikasi risiko-risiko yang


mungkin terjadi  dilakukan analisis (severity assessment) 
upaya meminimalkan  disusun register risiko

2. Suatu proses yang berpotensi banyak risiko  dilakukuan


disain ulang (FMEA)  proses yang sudah didisain ulang
Tools untuk risk analysis

Severity assessment
Root Cause Analysis
Failure mode and effect analysis
Severity assessment
Menentukan tingkat keparahan risiko:
Variabel yang digunakan:
Dampak risiko (SEVERITY)
dan
Probabilitas (PROBABILITY)
Frequent
Probable
Possible
Unlikely
Rare

Probability

1. Extreme risk
Severity 2. High risk
assessment 3. Moderate risk
4. Low risk
Severity
(Dampak)

Extreme
Major
Moderate
Minor
Minimal
Dampak risiko (Severity)
TK RIKS Deskripsi Dampak
1 Minimal/tdk Tidak ada cedera
signifikan
2 Minor • Cedera ringan , mis luka lecet
• Dapat diatasi dng P3K
3 Moderat • Cedera sedang, mis : luka robek
• Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (reversibel. Tdk
berhubungan dng penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang
perawatan
4 Mayor • Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual
(ireversibel), tdk berhubungan dng
penyakit
5 Ekstrem/kat Kematian yg tdk berhubungan dng
astropik perjalanan penyakit

27 t
29 dr Luwi - PMKP 7 Okt
LEVEL/BAND TINDAKAN
S
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling
(SANGAT lama 45 hari, membutuhkan tindakan
TINGGI) segera, perhatian sampai ke Pimpinan
Faskes
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling
(TINGGI) lama 45 hari, kaji dng detail & perlu
tindakan segera, serta membutuhkan
tindakan Pimpinan Faskes
MODERATE Risiko sedang dilakukan investigasi
(SEDANG) sederhana paling lama 2 minggu.
Manajer/pimpinan klinis/unit kerja
sebaiknya menilai dampak terhadap
bahaya & kelola risiko
LOW Risiko rendah dilakukan investigasi
(RENDAH) sederhana30 paling lama 1 minggu
PENUGASAN

Membuat Severity Assesement


dari Identifikasi Resiko
No Lingkup Manajemen Unit Pelayanan Resiko yang
Resiko Mungkin
terjadi

1 Pasien - Pendaftaran Salah


identifikasi
- Poli Klinik
- Laboratorium
- Apotik
2 Petugas Klinis
3 Petugas Non Klinis
4 Sarana/Fasilitas
5 Financial
6 Resiko Lain/Kecelakaan

Tabel identifikasi resiko


33 dr Luwi - PMKP 7 Okt
N Lingkup Unit Pelayanan Resiko yang Severity Skala
o Manajemen Mungkin Proba
Resiko terjadi Lity warna
1 Pasien - Pendaftaran Salah
identifikasi
- Poli Klinik
- Laboratorium
- Apotik
2 Petugas Klinis
3 Petugas Non
Klinis
4 Sarana/Fasilitas
5 Financial
6 Resiko
Lain/Kecelakaan

Tabel identifikasi resiko


Root Cause Analysis
Kategori merah atau kuning
Langkah RCA
Bentuk tim RCA untuk suatu kejadian
Pelajari kejadian
analisis sebab,
menyusun rencana tindakan, dan
melaporkan proses analisis dan temuan.
Mempelajari kejadian
menentukan masalah,
mengumpulkan bukti-bukti yang nyata,
melakukan wawancara,
meneliti lingkungan kejadian,
menggambarkan rantai terjadinya kejadian
mengenali faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
timbulnya kejadian,
mengenali kejadian-kejadian yang mengawali (trigger)
melakukan analisis dengan menggunakan pohon
masalah/diagram tulang ikan untuk mengetahui
kegiatan atau kondisi yang menyebabkan timbul
kejadian,
lanjutkan sehingga dapat dikenali sistem yang melatar
belakangi timbulnya kejadian atau sampai tidak
beralasan lagi untuk melanjutkan
mengidentifikasi akar-akar penyebab:
Faktor manusia: kelalaian, incompetence, sistem
pengelolaan sumber daya manusia termasuk reward
system
Sistem breakdown, system failure, system incapability
Sistem pengendalian
Sumber daya (fasilitas dan peralatan) dan manajemen
sumber daya
rumuskan pernyataan akar masalah
Masalah
Root Cause

Root cause
Root cause
KTD
Susun rencana tindakan
menetapkan strategi yang tepat untuk mengatasi
penyebab yang diidentifikasi, dan dapat diterima oleh
pihak yang terkait dengan kejadian.
Rencana tindakan disusun untuk tiap akar penyebab
kejadian dan pengukuran untuk menilai efektifitas
tindakan thd akar penyebab
Dapatkan persetujuan dari kepemimpinan dalam
organisasi
Catat dan laporkan
Catat proses dan alat yang digunakan
Biaya yang dibutuhkan
Ringkasan kejadian
Proses investigasi dan analisis
Temuan
Memahami penyebab kejadian
Kegagalan aktif: pelanggaran yang sengaja dilakukan
oleh seseorang
Kondisi laten: breakdown dari proses atau sistem:
Kurangnya pendidikan
Gagal mengikuti prosedur
Alat yang rusak
Disain yang tidak tepat, dsb
PENUGASAN

Membuat analysis masalah dengan


pohon masalah atau diagram tulang ikan
dari Severity Assesment yang berwarna
Kuning atau Merah
Jika tidak ada kejadian, tetapi kita akan
memperbaiki suatu sistem atau proses
agar minimal risiko, maka lakukan FMEA
Failure mode and effect
analysis
Why does it always
seem we have plenty of
time to fix our
problems, but never
enough time to prevent
the problems by doing
it right the first time?

48
Murphy’s law
“Anything that can go
wrong, will go wrong.”
Apakah FMEA
Suatu alat manjemen risiko untuk mengkaji
suatu prosedur secara rinci, dan mengenali
model-model adanya kegagalan/kesalahan
pada suatu prosedur, melakukan penilaian
terhadap tiap model kesalahan/kegagalan,
dengan mencari penyebab terjadinya,
mengenali akibat dari kegagalan/kesalahan,
dan mencari solusi dengan melakukan
perubahan disain/prosedur
Prosedur
Prosedur yang sudah
yang ada FMEA diperbaiki
sekarang yang
minimal
dari
kesalahan
Failure mode
all the components, systems, processes
and functions that could potentially fail
to meet the required level of quality or
reliability.
The team should not only be able to
describe the effects of the failure, but
also the possible causes.
Memilih proses untuk dianalisis dengan
FMEA
selecting a process that is
known to be problem-
prone or potentially
risky.
 Failure mode: Describe what has gone wrong
 Severity : How severe is the effect to the customer?
 Occurrence: How frequently is this likely to occur?
 Detectability: How dificult is it to detect?
 Akibat :What is the impact on the key output variables
or internal requirements?
 Sebab: What causes the key input to go wrong?
Langkah-langkah
Bentuk tim FMEA: orang-orang yang terlibat
dalam suatu proses
Tetapkan tujuan, keterbatasan, dan jadual tim
Tetapkan peran dari tiap anggota tim
Gambarkan alur proses yang ada sekarang
Kenalilah Failure modes pada proses
tersebut
Kenalilah penyebab terjadinya failure untuk
tiap model kesalahan/kegagalan
Kenalilah apa akibat dari adanya failure
untuk tiap model kesalahan/kegagalan
Langkah-langkah….
Lakukan penilaian untuk tiap model kesalahan/kegagalan:
 Sering tidaknya terjadi (occurrence): (Occ)
 1 : tidak pernah, 10 sangat sering
 Kegawatannya (severity): (SV)
 1 : tidak gawat, 10 sangat gawat
 Kemudahan untuk terdeteksi (detectability): (DT)
 1 : mudah dideteksi, 10 : sangat sulit dideteksi
Hitung Risk Priority Number (RPN) dengan mengkalikan: Occ
x SV x DT
Tentukan batasan (cut-off point) RPN yang termasuk prioritas
Tentukan kegiatan untuk mengatasi (design action/solution)
Tentukan cara memvalidasi apakah solusi tersebut berhasil
Gambarkan alur yang baru dengan adanya solusi tersebut
Hitung kembali RPN sesudah dilakukan solusi perbaikan
Modus Penyeb Akibat Kemun Tingka Kemud Risk Solusi Indikat
-modus ab nya gkinan t ahan Priorit or
kegaga terjadi terjadi kepata didete y untuk
lan/kes nya nya han ksi Numbe mengu
alahan ( O= (S= (D= r(RPN) kur
Occurr Severit Detect RPN = keberh
ence) y) ability) OxSxD asilan
dari
solusi
Severity Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
10 Amat sangat Kesalahan yang dapat menyebabkan kematian pelanggan dan kerusakan
berbahaya sistem tanpa tanda-tanda yang mendahului

9 Sangat Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera berat/permanen pada pelanggan


8 berbahaya atau gangguan serius pada sistem yang dapat menghentikan pelayanan dengan
adanya tanda yang mendahului

7 Berbahaya Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera ringan sampai sedang dengan
tingkat ketidak puasan yang tinggi dari pelanggan dan/atau menyebabkan
ganggung sistem yang membutuhkan perbaikan berat atau kerja ulang yang
signifikan

6 Berbahaya Kesalahan berakibat pada cedera ringan dengan sedikit ketidak puasan
5 sedang pelanggan dan/atau menimbulkan masalah besar pada sistem

4 Berbahaya Kesalahan menyebakan cedera sangat ringan atau tidak cedera tetapi dirasakan
3 ringan sampai mengganggu oleh pelanggan dan/atau menyebabkan masalah ringan pada
sedang sistem yang dapat diatasi dengan modifikasi ringan

2 Berbahaya Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan pelanggan tidak menyadari adanya
ringan masalah tetapi berpotensi menimbulkan cedera ringan atau tidak berakibat
pada sistem

1 Tidak Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan tidak berdampak pada sistem
berbahaya
Occurence Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian

10 Kemungkinan Kesalahan terjadai paling tidak sekali sehari atau hampir setiap saat
terjadinya dapat
dipastikan

9 Hampir tidak Kesalahan dapat diprediksi terjadi atau terjadi setiap 3 sampai 4 hari
dapat
dihindarkan
8 Kemungkinan Kesalahan sering terjadi atau terjadi paling tidak seminggu sekali
7 terjadai sangat
tingggi

6 Kemungkinan Kesalahan terjadi sekali sebulan


5 terjadi tinggi
sedang

4 Kemungkinan Kesalahan kadang terjadi, atau sekali tidap tiga bulan


3 terjadi sedang

2 Kemungkinan Kesalahan jarang terjadi atau terjadi sekitar sekali setahun


terjadi rendah

1 Kemungkinan Kesalahan hampir tidak pernah terjadi, atau tidak ada yang ingat kapan
terjadi amat terakhir terjadi
sangat rendah
Detection Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian

10 Tidak ada Tidak ada mekanisme untuk mengetahui adanya kesalahan


peluang untuk
diketahui
9 Sangat sulit Kesalahan dapat diketahui dengan inspeksi yang menyeluruh, tidak feasible
8 diketahui dan tidak segera dapat dilakukan

7 Sulit diketahui Kesalahana dapat diketahui dengan inspeksi manual atau tidak ada proses
6 yang baku untuk mengetahui, sehingga ketahuan karena kebetulan

Berpeluang Ada proses untuk double checks atau inspeksi tetapi tidak otomatis atau
5 sedang untuk dilakukan secara sampling
diketahui
4 Berpeluang tinggi Dipastikan ada proses inspeksi yang rutin tetapi tidak otomatis
3 untuk diketahui

2 Berpeluang Dipastikan ada proses inspeksi rutin yang otomatis


sangat tinggi
untuk diketahui
1 Hampir Ada proses otomatis yang akan menhentikan proses untuk mencegah
dipastikan untuk kesalahan
diketahui
Menetapkan “cut off point”dengan
Pareto
Urutkan failure mode dengan nilai RPN dari yang
tertinggi ke yang terendah
Hitung persentase kumulatif
Perhatikan nilai kumulatif sampai dengan 80 %, maka
pada nilai kumulatif 80 % tersebut kita tetapkan
sebagai “cut off point”
Contoh
Modus RPN Kumulatif Persentase
kegagalan/k Kumulatif
esalahan

Modus 1 320 320 26,4 %

Modus 4 270 590 48,7 %

Modus 3 240 830 68,6 %

Modus 2 160 990 81,8 % Cut off: 160


Modus 6 100 1090 90,1 %
Modus 5 80 1170 96,7 %
Modul 7 40 1210 100 %

yang harus ditindak lanjuti dengan solusi adalah: modus 1,


Panduan untuk membuat solusi
 Apa safeguard/barier/pelindung yang perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya kesalahan
 Jika suatu kesalahan akan berakibat timbulnya kesalahan yang
lain, bagaimana mencegah agar tidak timbul kesalahan yang lain
 Apa yang perlu kita ubah agar kesalahan tidak akan terjadi lagi di
masa mendatang
 Jika kesalahan tersebut terjadi, solusi apa yang bisa kita lakukan
 Jika terjadi kesalahan bagaimana kita bisa secara cepat menindak
lanjuti agar tidak mencederai pasien
 Jika pasien cedera akibat kesalahan tsb, solusi apa yang perlu
dilakukan
Contoh
No Tahapan proses Failure Sebab Akibat Solusi
Mode
1 Menerima resep Salah Nama Salah Melatih
identitas pasien memberi dokter
tidak dapat obat untuk
dibaca menulis
resep
dengan
jelas
Jika nama
pasien
tidak dapat
dibaca
lakukan
konfirmasi
pada pasien
Jika nama
tidak jelas
cek nomor
rekam
medis
pasien
Contoh Peran anggota tim FMEA
Berperan aktif dalam seluruh kegiatan tim:
Paham proses FMEA
Hadir setiap pertemuan FMEA
Mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan untuk
melakukan FMEA
Memberikan input dengan jujur kepada tim
Mendengarkan dengan aktif
Membantu tim untuk fokus pada masalah
Panduan mengidentifikasi failure modes
Gagal menyediakan sesuatu
Salah melakukan sesuatu
Salah membaca……
Tidak dapat menyelesaikan dengan tuntas suatu
tahapan kegiatan
Tidak mampu untuk….
Tidak dapat melakukan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan
Melakukan melebihi waktu yang ditentukan
Terlalu awal (prematur) melakukan
Contoh failure mode pada tahap dokter
melakukan order obat
 What Could Go Wrong (failure modes):
 1. Order not entered into computer
 2. Order not communicated to Pharmacy
 3. Wrong dosage ordered
 4. Physician unaware that there is contraidication of
prescribing certain drug to the patient
 5. Physician unaware that patient allergy to the
prescribed medicine
Tahapan melakukan FMEA
FMEA
Gambarkan alur proses
Resep
diterima

Identifikasi Menyerah
Menyerah
Menyiapkan
kan
kan obat
obat
pasien obat pd pasien
pd pasien

Membaca Mengemas
Obat pada resep obat

Memberi label
obat
FMEA
Lakukan identifikasi failure modes untuk tiap tahapan
dari alur pelayanan tsb

No Tahapan proses pelayanan Failure modes


1 Menerima resep dari dokter …………..
……..

2 Identifikasi pasien ……….


………
Lakukan analisis sebab dan akibat untuk tiap failure
mode

No Failure Sebab Akibat


modes
Hitung O, S, D, dan RPN

No Failure Sebab Akibat O S D RPN


modes
Lakukan analisis dengan Pareto, hitung cut-off point:
Urutkan failure modes dg RPN tertinggi ke terendah
Hitung kumulatif dan persentase kumulatif
Pada RPN yang mendekati 80% tetapkan sbg cut off
point

No Failure RPN Kumulati %


modes f kumulatif
Diskusikan apa solusi untuk failure modes dengan RPN >
atau = Titik potong (cutt off point)

No Failure Sebab Akibat O S D RPN Solus Indikato


modes i r
keberhas
ilan
Gambarkan alur baru setelah solusi dibahas

Resep
diterima

Iden Nam
ya a Lakukan
titas Permintaan ya
obat Telaah
jelas Obat dibaca Jelas resep
? ?
ya
tidak
tidak
Lakukan Nama
terko
Identifikasi
nfirm
Ke pasien asi

tidak

Konfirmasi
Ke DPJP
Penugasan FMEA
Pilih satu unit pelayanan klinis untuk dianalisis
(misalnya laboratorium atau farmasi)
Lakukan FMEA untuk salah satu proses pelayanan.
MENYUSUN REGISTER RISIKO
RISIKO YANG MUNGKIN TERJADI AKIBAT
PENYELENGGARAAN PELAYANAN OLEH
FKTP
CONTOH DI
PUSKESMAS:
RISIKO AKIBAT
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KLINIS
RISIKO AKIBAT
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN UKM
RISIKO YANG TERKAIT
DENGAN KONDISI
SARANA, PRASARANA,
DAN PERALATAN YANG
ADA DI PUSKEMAS
REGISTER RISIKO
A tool for documenting risks, and actions to manage each risk.
(alat untuk mendokumentasikan risiko-risiko dan tindakan
untuk mengelola tiap risiko tersebut)
The Risk Register is essential to the successful management of
risk. (register risiko merupakan kunci keberhasilan dalam
mengelola risiko)
As risks are identified they are logged on the register and actions
are taken to respond to the risk. (risiko-risiko yang diidentifikasi
dicatat dan disusun tindakan untuk merespons risiko-risiko
tersebut)

Source: Risk Register Definition | How to use a Risk Register with


sample Template https://www.stakeholdermap.com/risk/risk-
register.html
ISI REGISTER RISIKO
UNIT KERJA/KEGIATAN PELAYANAN
RISIKO-RISIKO YANG MUNGKIN TERJADI
TINGKAT RISIKO (DIHITUNG DENGAN MEMPERHATIKAN
DAMPAK RISIKO DAN KEMUNGKINAN TERJADINYA)
PENYEBAB TERJADINYA
AKIBAT JIKA TERPAPAR
PENCEGAHAN
UPAYA PENANGANAN JIKA TERPAPAR
PENANGGUNG JAWAB
PELAPORAN
Keterangan cara mengisi tabel
Pelayanan atau tempat kerja diisi dengan jenis Pelayanan
UKM atau UKP,misalnya pelayanan UKM Pencegahan
Penyakit: Kegiatan Fogging,Pelayanan UKP:Pelayanan
Laboratorium,atau tempat kerja:Ruang tunggu Pasien
Risiko yang mungkin terjadi:Risiko-Risiko yang terkait
dengan kegiatan Pelayanan atau Risiko yang dapat terjadi
ditempat kerja.
Tingkat Risiko:diisi dengan Risiko
Ekstrem,Tinggi,Sedang,Rendah dengan menggunakan
Severity Assesement
Penyebab Terjadinya Risiko:diisi dengan kemungkinan
penyebab terjadinya risiko
Akibat yang mungkin terjadi terkait dengan Risiko.
lanjutan
Pencegahan:Diisi dengan upaya pencegahan yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya Risiko
Upaya Penanganan jika terjadi Insiden:diisi dengan
tindakan/kegiatan yang perlu dilakukan untuk
melakukan koreksi terhadap akibat dari insident,dan
melakukan tindakan untuk meminimalkan akibat dari
insident.
Pelaporan: diisi dengan kepada siapa laporan jika
terjadi insisden,kapan harus dilaporkan dan siapa yang
melaporkan.
CONTOH REGISTER RISIKO
No Pelayanan/Unit
Kerja
Risiko yang
mungkin terjadi
Kegaw
atan
Probab
ilitas
Tingkat
risiko
Penyebab
terjadinya
Akibat Pencega
han
Upaya
penanganan
Penangg
ung
Pelaporan
jika
(Severi (sangat risiko jika terkena jawab terjadi
ty) tinggi, risiko (PIC) paparan
tinggi,
sedang,
rendah)
1 Pelayanan Bagi pasien:
laboratorium
1. specimen
tertukar
2. dst

Bagi
petugas:
1. terpapar
reagensia
korosif
2. dst
Bagi
lingkungan:
1. limbah lab
infeksiun
2. dst
UKM:
15 Pencegahan
Penyakit
a. Kegiatan Bagi
fogging lingkungan:
1. Sangat Petug
PENUGASAN
Lakukan identifikasi risiko pada pelayanan UKP,
UKM, dan risiko yang terkait dengan
sarana/prasarana/peralatan puskesmas
SUSUN REGISTER RISIKO:
UKP
UKM
TERKAIT DENGAN
SARANA/PRASARANA/PERALATAN YANG
DIGUNAKAN PUSKESMAS
MANAJEMEN RISIKO PADA
PENYELENGGARAN UKM DI
PUSKESMAS
Dalam setiap Pelayanan Program UKM harus
memperhatikan sasaran keselamtan
pasien,karena dalam pelaksanaan Upaya
Kesehatan Masyarakat ada kegiatan-kegiatan
yang terkait langsung dengan kesehatan
perorangan dan kegiatan-kegiatan yang dapat
berdampak Risiko pada Masyarakat Secara Lebih
luas maupun Lingkungan
Tahapan Kegiatan manajemen Risiko
Pelaksanaan Kegiatan UKM adalah Melakukan
Identifikasi Risiko,Melakukan Analisis apabila
terjadi Risiko,Menyusun Rencana
Pencegahan,Menyusun Rencana Tindak
Lanjut,Monitoring dan Evaluasi Risiko dan
Menyusun Laporan ke Puskesmas dan Dinas
Kabupaten atau Kota
Dalam Rangka Mencegah dan Meminimalisasi
Risiko Penyelengaraan UKM di Puskesmas maka telah
dicantumkan dalam standar Akreditasi Puskesmas
pada Bab.V,Kriteria 5.1.5 Manajemen Risiko
terhadap lingkungan ini hampir sama dengan kriteria
8.5.2 dimana penanggung jawab UKM Puskesmas
Mengupayakan Minimalisasi Risiko Pelaksanaan
Kegiatan terhadap lingkungan dengan mensyaratkan
dilakukan Identifikasi Risiko yang terkait dengan
pelaksanaan Kegiatan UKM di Masyarakat.
Risiko akibat setiap pelaksanaan Kegiatan UKM
harus di Identifikasi,di Analisis,dan
ditindaklanjuti.

Hasil Analisis tersebut dituangkan dalam


Register Risiko Penyelenggaran UKM di
Puskesmas
Beberapa Contoh Risiko yang mungkin terjadi pada
Program UKM
 Fogging dalam Upaya Penanggulangan DBD
 Penyemprotan Insektisida dalam Upaya
Penanggulangan Malaria
 Vaksin yang digunakan dalam program Imunisasi
yang digunakan tidak memenuhi kaidah rantai
dingin,akan berdampak kepada masyarakat tidak
terlindungi dari penyakit menular dan Risiko
Limbah benda tajam
Lanjutan...

 Pemberian Makanan tambahan yang tidak


higienis dapat berakibat timbulnya Diare
pada balita yang mengkonsumsi makanan
tambahan tersebut
 Program P2 HIV/AIDS Pada Saat Screening,
Risiko terhadap lingkungan,dan Limbah
benda tajam
PELAPORAN
• Pelaksanaan Kegiatan KP dan MR wajib dilaporkan ke
Dinkes Kab/Kota Setiap 3 bulan Sekali Terintergrasi
dengan laporan Mutu dan KP
•Jika terjadi insiden:KTD,KNC,KTC,KPC wajib dilaporkan
paling lambat 2x24 jam kepada atasan langsung dan
kepada KaPus dan ditindak lanjuti
•Jika terjadi Insiden dengan derajat Merah atau
Kuning,KaPus menugaskan tim Mutu dan KP untuk
melakukan Investigasi dengan menggunakan
RCA,Analisis dan tindak lanjut paling lambat 45 hari.
LANJUTAN

 Jika Insiden Derajat Biru,Unit Kerja yang


bersangkutan harus melakukan Investigasi
sederhana dan tindak lanjut paling lambat 1
minggu
 Jika terjadi Insiden Derajat Hijau,Unit Kerja
yang bersangkutan harus melakukan
Investigasi sederhana paling lambat 2 minggu
 Hasil Investigasi Harus segera dilaporkan
paling lambat 2 minggu setelah kejadian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai