RESIKO Pada
Pelayanan Gigi
Sutiyo / J012211004
PENDAHULUA
N
Data yang diperoleh dari The National Safety Countil (NSC)
tahun 2004 melaporkan bahwa sebanyak 41% petugas medis
mengalami kecelakaan dan terkena penyakit sehingga
menyebabkan petugas medis tersebut tidak masuk bekerja, dan
jika dibanding dengan industri lain jumlah pada petugas medis
lebih besarI
Mengidentifikasi Bahaya
Resiko, Identifikasi
Resiko, Upaya
Pengendalian Resiko,
pengeloloaan resiko dan
Evaluasi.
3
PEMBAHASAN
Hierarki pengendalian bahaya atau risiko merupakan hal
dasar yang harus dipahami oleh seluruh praktisi keselamatan
dan kesehatan kerja
Hierarki pengendalian bahaya bertujuan untuk
menyediakan pendekatan sistematik guna peningkatan
keselamatan dan kesehatan, mengeliminasi bahaya dan
mengurangi atau mengendalikan risiko keselamaan dan
kesehatan kerja
Hierarki pengendalian bahaya dalam sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yaitu eliminasi,
substitusi, rekayasa engineering/pengendalian teknik,
administrasi, dan penggunaan alat pelindung diri (APD)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2018,
Keselamatan dan kesehatan kerja di fasilitas pelayanan Kesehatan, hh. 31-2. 4
PENGENDALIAN RESIKO
Eliminasi merupakan langkah pengendalian yang menjadi pilihan
pertama dan paling efektif untuk mengendalikan pajanan karena
menghilangkan bahaya dari tempat kerja
Substitusi merupakan upaya penggantian bahan, alat atau cara
kerja dengan alternatif lain dengan tingkat bahaya yang lebih
rendah sehingga dapat menekan kemungkinan terjadinya
dampak yang serius
Tahapan rekayasa teknik merupakan pengendalian rekayasa
desain alat dan/atau tempat kerja
Pengendalian administrasi merupakan pengendalian dari sisi
pekerja yang akan melakukan pekerjaan
Alat pelindung diri (APD) atau yang dikenal sebagai personal
protective equipment (PPE) adalah peralatan keselamatan untuk
melindungi diri terhadap potensi bahaya kecelakaan kerja.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2018,
Keselamatan dan kesehatan kerja di fasilitas pelayanan Kesehatan, hh. 31-2. 5
Alat pelindung diri merupakan kelengkapan yang wajib
digunakan saat bekerja untuk menjaga keselamatan
pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya, serta
menjadi upaya terakhir dalam meminimalkan bahaya
Alat pelindung diri ini dibagi atas:
a.pelindung mata dan wajah,
b.pelindung pernapasan,
c.pelindung kepala,
d.pelindung kaki,
e.pelindung tangan,
f.pelindung pendengaran,
g.pelindung tubuh, dan
h.sabuk pengaman.
Satgas PB-PDGI, 2020, Rekomendasi APD (Alat Pelindung Diri) untuk dokter
gigi dan perawat gigi untuk penanganan pasien selama periode Covid-19. 6
Identifikasi Bahaya pada Pekerjaan Dokter Gigi
7
ANALISIS RESIKO
Analisis risiko adalah proses untuk memahami sifat risiko
dan menentukan peringkat risiko Tujuan dari analisis risiko
adalah untuk membedakan risiko minor yang dapat
diterima dari risiko mayor, dan untuk menyediakan data
untuk membantu evaluasi dan penanganan risiko
Jenis-jenis analisis
1.Analisis Kualitatif
2.Analisis Semi-Kuantitatif
3.Analisis Kuantitatif
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS), 2008, Pedoman
8
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP), Edisi 2, Jakarta.
Pengukuran kualitatif frekuensi/kemungkinan (likehood)
Probabilitas
TAHAPAN PENGGELO
POTENSI SKOR
PEKERJA RESIKO PELUANG DAMPAK GRADING LAAN
BAHAYA RESIKO
AN RESIKO
1
6
Pengendalian Risiko
pada Pekerjaan
“
Dokter Gigi
Pengendalian Risiko
pada Pekerjaan
Dokter Gigi
KESIMPULA
N
Dokter gigi merupakan salah satu profesi yang berisiko
mengalami sejumlah bahaya akibat pekerjaan. Bahaya
tersebut antara lain pajanan terhadap agen penyebab
infeksi (termasuk human immunodeficiency virus dan virus
hepatitis), radiasi, kebisingan, gangguan muskulo-skeletal,
masalah psikologis, dermatitis, gangguan pernapasan, dan
percikan bahan gigi pada mata.
Hierarki pengendalian bahaya dalam sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja pada poli gigi yaitu
eliminasi, substitusi, rekayasa engineering/pengendalian
teknik, administrasi, dan penggunaan alat pelindung diri
(APD).
19
TERIMA KASIH