1, Tahun 2018
(1)
Dosen Teknologi Pangan Faperta UNISI
(2)
Dosen Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang
retty.ninsix@yahoo.co.id
Abstrak
Informasi umur simpan merupakan salah satu informasi yang wajib
dicantumkan oleh produsen pada kemasan produk pangan, Kewajiban produsen
untuk mencantumkan informasi umur simpan ini telah diatur oleh pemerintah dalam
UU Pangan tahun 1996 serta PP Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan kadaluarsa
(umur simpan) pada setiap kemasan produk pangan. Hal ini terkait dengan keamanan
produk pangan tersebut dan untuk menghindari pengkonsumsian pada saat kondisi
produk sudah tidak layak dikonsumsi. Untuk itu perlu ditelaah mengenai regulasi
titik kritis, umur simpan dan kemasan, dalam upaya memperpanjang umur simpan
produk pangan khususnya produk instan fungsional. Pengolahan untuk
memperpanjang umur simpan produk pangan perlu mengantisipasi faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kerusakan mutu. Penentuan umur simpan juga perlu
mempertimbangkan faktor teknis dan ekonomis berkaitan dengan upaya distribusi
produk yang di dalamnya mencakup keputusan manajemen yang bertanggung jawab.
kandungan gizi lainnya yang diharapkan pilihan dan ragam produk pangan di
dapat melengkapi kebutuhan yang pasaran, meningkatkan nilai ekonomis
semakin meningkat dengan bahan baku, serta mempertahankan atau
mempertimbangkan segi kesehatan dan meningkatkan mutu, terutama mutu gizi,
kepraktisan seperti produk pangan daya cerna, dan ketersediaan gizi.
Fungsional instan. Kriteria atau komponen mutu yang
Pangan instan terdapat dalam penting pada komoditas pangan adalah
bentuk kering atau konsentrat, mudah keamanan, kesehatan, flavor, tekstur,
larut sehingga mudah untuk disajikan warna, umur simpan, kemudahan,
yaitu hanya dengan menambahkan air kehalalan, dan harga. Untuk memperoleh
panas atau air dingin. keaanan dari produk instan tidak lepas
Membanjirnya produk makanan dari rangkaian panjang dari pengujian
instan merupakan salah satu tuntutan di dan analisa yang mencakup titik kritis,
masa yang semakin maju, sehingga umur simpan, kemasan dan factor -
perkembangan serta prospek makanan faktor lainnya. Permasalahan yang sering
instan masih sangatlah tinggi. terjadi pada produk tepung-tepungan
Produk instan diperoleh dengan (instan) adalah sifatnya yang mudah
melakukan instanisasi terlebih dahulu menyerap air dari udara atau bersifat
pada komponen penyusun produk instan. higroskopis. Adanya transfer uap air
Instanisasi dapat dilakukan dengan pada produk tersebut dapat menyebabkan
bahan baku komponen penyusun yang perubahan yang tidak diinginkan dan
telah berbentuk tepung menjadi adonan memperpendek umur simpan.
kental, dengan menggunakan cabinet
dryer, hasil pengeringan akan UMUR SIMPAN
dihancurkan dengan menggunakan pisau Umur simpan produk pangan
sehingga menghasilkan tepung merupakan suatu parameter ketahanan
berukuran 60 mesh. Bahan tepung produk selama penyimpanan atau selang
yang diperoleh telah bersifat instan dan waktu antara produksi hingga konsumsi
dikemas menjadi produk instan dimana produk masih berada dalam
(Perdana, 2003). kondisi yang memuaskan konsumen
Pengembangan produk pangan berdasarkan karakteristik kenampakan,
instan bertujuan memudahkan rasa, aroma, tekstur, dan nilai gizi
masyarakat saat mengkonsumsinya. (Institute of Food Science and
Produk pangan instan sangat mudah Technology, 1974). Sementara, Floros
disajikan dalam waktu yang relatif dan Gnanasekharan (1993) menyatakan
singkat. Membanjirnya produk makanan bahwa umur simpan adalah waktu yang
instan merupakan salah satu tuntutan di dialami produk pangan dalam kondisi
masa yang semakin maju ini, maka penyimpanan tertentu untuk dapat
produk ini perlu dikomersil dengan mencapai tingkatan degradasi mutu
melakukan pengemasan. tertentu (dalam keadaan masih bisa
Pengolahan pangan pada industri dikonsumsi). Oleh karena itu umur
komersial umumnya bertujuan simpan pada dasarnya dapat diduga dari
memperpanjang masa simpan, perubahan mutu, namun demikian perlu
mengubah atau meningkatkan dipilih parameter mutu yang tepat.
karakteristik produk (warna, cita rasa, Pada saat baru diproduksi, mutu
tekstur), mempermudah penanganan dan produk dianggap dalam keadaan 100%,
distribusi, memberikan lebih banyak dan akan menurun sejalan dengan
kadaluarsa produk instan. Nilai Kadar polimer film, sifat dan besar molekul
FFA Produk kemudian diplotkan pada gas, serta kelarutan bahan.
model Arrhenius sehingga diperoleh ln k Mustafidah., dkk (2015),
= ln k0 – (E/R)(1/T). dari persamaan ini menyatakan Permasalahan yang sering
akan diperoleh nilai masing-masing terjadi pada produk tepung-tepungan
energy aktivasinya (Ea). Selanjutnya adalah sifatnya yang mudah menyerap
penentuan umur simpan dihitung dengan air dari udara atau bersifat higroskopis.
kinetika reaksi berdasarkan orde reaksi. Adanya transfer uap air pada produk
Sudarmaji (2015), Pendugaan tersebut dapat menyebabkan perubahan
Umur Simpan dapat dilakukan dengan yang tidak diinginkan dan
metode Arrhenius. Pemakaian model ini memperpendek umur simpan. Salah satu
didasarkan pada waktu pelaksanaan yang cara untuk mengurangi masuknya uap air
singkat dan metode yang sederhana. ke dalam produk yaitu kemasan yang
Semakin lama penyimpanan dan memiliki daya tembus atau permeabilitas
semakin tinggi suhu penyimpanan uap air yang rendah untuk menghambat
menyebabkan peningkatan kadar air penurunan mutu produk. Kemasan yang
serta penurunan kadar volatile reducing sering digunakan untuk produk tepung-
substance, kadar antioksidan, kelarutan, tepungan adalah LDPE dan PP.
dan kecerahan serbuk. Di dalam Permeabilitas polietilen densitas rendah
penentuan umur simpan perlu (LDPE) terhadap uap air adalah sebesar
mempertimbangkan faktor teknis dan 0.5 g/m2hr.mmHg dan permeabilitas
ekonomis dalam distribusi produk yang polipropilen (PP) terhadap air adalah
di dalamnya mencakup keputusan sebesar 0.185 g/m2hr.mmHg .Metode
manajemen yang bertanggung jawab. yang dapat digunakan untuk mengetahui
perubahan transfer uap air selama
KEMASAN penyimpanan adalah pendekatan kadar
Bucle et al. (1987) menyatakan, air kritis. Metode ini merupakan
kemasan yang dapat digunakan sebagai penentuan umur simpan berdasarkan
wadah penyimpanan harus memenuhi akselerasi RH yang ditentukan dari suatu
beberapa persyaratan, yakni dapat kurva hubungan kadar air dengan
mempertahankan mutu produk supaya aktivitas air (aw). Metode ini telah
tetap bersih serta mampu memberi diterapkan pada bubur jagung instan dan
perlindungan terhadap produk dari tepung fermentasi dari sorgum coklat.
kotoran, pencemaran, dan kerusakan Rosalina,Y dan Silvia, E. (2015),
fisik, serta dapat menahan perpindahan menyatakan bahwa Suhu penyimpanan
gas dan uap air. Produk tanpa 35oC memiliki perubahan kadar air dan
kemasan akan mengalami kerusakan total mikroba terendah pada
mutu yang lebih cepat dibandingkan penyimpanan hari ke - 30 yaitu 4% dan
produk terkemas. 10 x 104 Cfu dari produk dalam bentuk
Salah satu jenis kemasan bahan tepung.
pangan yaitu plastik. Faktor yang Pujiastuti, W., dkk (2013)
mempengaruhi konstanta permeabilitas melakukan penelitian tentang pengaruh
pada kemasan plastik antara lain adalah Laju Transmisi Uap Air (WVTR) dari
jenis permeabilitas, ada tidaknya ikatan biopolimer blend Polibutilen Suksinat
silang (cross linking), suhu, bahan (PBS) dan Linear Low Density
tambahan elastis (plasticer), jenis Polyethylene (LLDPE) terhadap umur
simpan sup krim instan rasi telah