Anda di halaman 1dari 7

Vol. 7, No.

1, Tahun 2018

METODE PENETAPAN TITIK KERITIS, DAYA SIMPAN DAN KEMASAN


PRODUK INSTAN FUNGSIONAL

Retti Ninsix, S.Tp., MP(1), Prof. Dr. Fauzan Azima, M.S(2),


Dr. Ir. Novelina, MS(2) dan Dr. Ir. Novizar Nazir, M.Si(2)

(1)
Dosen Teknologi Pangan Faperta UNISI
(2)
Dosen Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang

retty.ninsix@yahoo.co.id

Abstrak
Informasi umur simpan merupakan salah satu informasi yang wajib
dicantumkan oleh produsen pada kemasan produk pangan, Kewajiban produsen
untuk mencantumkan informasi umur simpan ini telah diatur oleh pemerintah dalam
UU Pangan tahun 1996 serta PP Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan kadaluarsa
(umur simpan) pada setiap kemasan produk pangan. Hal ini terkait dengan keamanan
produk pangan tersebut dan untuk menghindari pengkonsumsian pada saat kondisi
produk sudah tidak layak dikonsumsi. Untuk itu perlu ditelaah mengenai regulasi
titik kritis, umur simpan dan kemasan, dalam upaya memperpanjang umur simpan
produk pangan khususnya produk instan fungsional. Pengolahan untuk
memperpanjang umur simpan produk pangan perlu mengantisipasi faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kerusakan mutu. Penentuan umur simpan juga perlu
mempertimbangkan faktor teknis dan ekonomis berkaitan dengan upaya distribusi
produk yang di dalamnya mencakup keputusan manajemen yang bertanggung jawab.

Kata Kunci : Titik Kritis, Umur Simpan, Kemasan, Instan

PENDAHULUAN yang beredar di pasaran. Pendekatan


tradisionil yang selama ini dilakukan
Masalah keamanan pangan masih
dapat dianggap telah gagal untuk
merupakan masalah penting dalam
mengatasi masalah tersebut baik itu
bidang pangan dan perlu mendapat
produk dalam bentuk instan fungsional.
perhatian khusus dalam program
Di masyarakat modern dewasa ini
pengawasan pangan. Penyakit dan
msyarakat membutuhkan produk pangan
kematian yang ditimbulkan melalui
yang serba instan. Produk pangan yang
makanan sampai saat ini masih tinggi,
dikehendaki oleh masyarakat moderen
walaupun prinsip -prinsip pengendalian
tidak hanya mempertimbangkan unsur
untuk berbagai penyakit tersebut pada
pemenuhan sebagai makanan untuk
umumnya telah diketahui.
menghilangkan rasa lapar. Kebutuhan
Pengawasan pangan yang
manusia saat ini adalah produk pangan
mengandalkan pada uji produk akhir
yang memiliki nilai kesehatan, praktis
tidak dapat mengimbangi kemajuan yang
dan cepat dalam penyajian. Oleh karena
pesat dalam industri pangan, dan tidak
dapat menjamin keamanan makanan itu, saat ini dibutuhkan suatu makanan
yang mengandung antioksidan dan

46 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 7, No. 1, Tahun 2018

kandungan gizi lainnya yang diharapkan pilihan dan ragam produk pangan di
dapat melengkapi kebutuhan yang pasaran, meningkatkan nilai ekonomis
semakin meningkat dengan bahan baku, serta mempertahankan atau
mempertimbangkan segi kesehatan dan meningkatkan mutu, terutama mutu gizi,
kepraktisan seperti produk pangan daya cerna, dan ketersediaan gizi.
Fungsional instan. Kriteria atau komponen mutu yang
Pangan instan terdapat dalam penting pada komoditas pangan adalah
bentuk kering atau konsentrat, mudah keamanan, kesehatan, flavor, tekstur,
larut sehingga mudah untuk disajikan warna, umur simpan, kemudahan,
yaitu hanya dengan menambahkan air kehalalan, dan harga. Untuk memperoleh
panas atau air dingin. keaanan dari produk instan tidak lepas
Membanjirnya produk makanan dari rangkaian panjang dari pengujian
instan merupakan salah satu tuntutan di dan analisa yang mencakup titik kritis,
masa yang semakin maju, sehingga umur simpan, kemasan dan factor -
perkembangan serta prospek makanan faktor lainnya. Permasalahan yang sering
instan masih sangatlah tinggi. terjadi pada produk tepung-tepungan
Produk instan diperoleh dengan (instan) adalah sifatnya yang mudah
melakukan instanisasi terlebih dahulu menyerap air dari udara atau bersifat
pada komponen penyusun produk instan. higroskopis. Adanya transfer uap air
Instanisasi dapat dilakukan dengan pada produk tersebut dapat menyebabkan
bahan baku komponen penyusun yang perubahan yang tidak diinginkan dan
telah berbentuk tepung menjadi adonan memperpendek umur simpan.
kental, dengan menggunakan cabinet
dryer, hasil pengeringan akan UMUR SIMPAN
dihancurkan dengan menggunakan pisau Umur simpan produk pangan
sehingga menghasilkan tepung merupakan suatu parameter ketahanan
berukuran 60 mesh. Bahan tepung produk selama penyimpanan atau selang
yang diperoleh telah bersifat instan dan waktu antara produksi hingga konsumsi
dikemas menjadi produk instan dimana produk masih berada dalam
(Perdana, 2003). kondisi yang memuaskan konsumen
Pengembangan produk pangan berdasarkan karakteristik kenampakan,
instan bertujuan memudahkan rasa, aroma, tekstur, dan nilai gizi
masyarakat saat mengkonsumsinya. (Institute of Food Science and
Produk pangan instan sangat mudah Technology, 1974). Sementara, Floros
disajikan dalam waktu yang relatif dan Gnanasekharan (1993) menyatakan
singkat. Membanjirnya produk makanan bahwa umur simpan adalah waktu yang
instan merupakan salah satu tuntutan di dialami produk pangan dalam kondisi
masa yang semakin maju ini, maka penyimpanan tertentu untuk dapat
produk ini perlu dikomersil dengan mencapai tingkatan degradasi mutu
melakukan pengemasan. tertentu (dalam keadaan masih bisa
Pengolahan pangan pada industri dikonsumsi). Oleh karena itu umur
komersial umumnya bertujuan simpan pada dasarnya dapat diduga dari
memperpanjang masa simpan, perubahan mutu, namun demikian perlu
mengubah atau meningkatkan dipilih parameter mutu yang tepat.
karakteristik produk (warna, cita rasa, Pada saat baru diproduksi, mutu
tekstur), mempermudah penanganan dan produk dianggap dalam keadaan 100%,
distribusi, memberikan lebih banyak dan akan menurun sejalan dengan

Jurnal Teknologi Pertanian 47


Vol. 7, No. 1, Tahun 2018

lamanya penyimpanan atau distribusi. UU Pangan tahun 1996 serta PP Nomor


Selama penyimpanan dan distribusi, 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan
produk pangan akan mengalami Pangan, dimana setiap industri pangan
kehilangan bobot, nilai pangan, mutu, wajib mencantumkan tanggal kadaluarsa
nilai uang, daya tumbuh, dan (umur simpan) pada setiap kemasan
kepercayaan (Rahayu et al., 2003). produk pangan disamping itu jenis dan
Penggunaan indikator mutu dalam bentuk kemasan juga sangat menentukan
penentuan umur simpan produk siap daya simpan dari pruduk. Untuk itu perlu
guna atau siap saji bergantung pada diketahui titik keritis, umur simpan dan
kondisi saat percobaan penentuan umur kemasan yang bisa meningkatkan daya
simpan tersebut dilakukan (Kusnandar, simpan dari produk.
2004). Floros dan Gnanasekharan (1993) Floros (1993) melakukan
menyatakan, factor - faktor yang penelitian umur simpan produk dapat
menyebabkan terjadinya perubahan pada diduga melalui 2 metode yaitu Extended
produk pangan tersebut dapat menjadi Storages Studies (ESS) dan Accelarated
dasar dalam menentukan titik kritis umur Storage Studies (ASS).ESS sering
simpan. Titik kritis ditentukan disebut sebagai metode konvensional
berdasarkan faktor utama yang sangat yaitu penentuan masa kadaluarsa dengan
sensitif serta dapat menimbulkan menyimpan suatu produk pada kondisi
terjadinya perubahan mutu produk normal. Penentuan umur simpan produk
selama distribusi, penyimpanan hingga dengan metode ASS atau sering disebut
siap dikonsumsi. dengan ASLT dilakukan dengan
Umur simpan produk yang menggunakan parameter kondisi
dianalisis secara obyekti dapat diperoleh lingkungan yang dapat mempercepat
dari analisis atau evaluasi sensori, proses penurunan mutu (usable quality)
analisis kimia dan fisik, serta produk pangan.
pengamatan kandungan mikroba Labuza (1982), menyatakan
(Koswara, 2004). Penentuan umur penilaian umur simpan produk dapat
simpan dengan menggunakan faktor dilakukan pada kondisi dipercepat
organoleptik dapat menggunakan peubah (accelerated shelf life test) yang mampu
sensori (warna, flavor, aroma, rasa, dan memprediksi umur simpan produk.
tekstur) terhadap sampel dengan skala Metode ini dilakukan dengan
0−10, yang mengindikasikan tingkat mengkondisikan bahan pangan pada
kesegaran suatu produk (Gelman et al., suhu dan kelembaban relatif tinggi.
1990). Penentuan umur simpan metode
Informasi umur simpan ini Arrhenius termasuk kedalam metode
merupakan salah satu informasi yang akselerasi ini. Pada metode ASLT, suhu
wajib dicantumkan oleh produsen pada merupakan parameter kunci penentu
kemasan produk pangan. Pencantuman kerusakan karena semakin meningkatnya
informasi umur simpan menjadi sangat suhu maka reaksi kerusakan akan
penting karena terkait dengan keamanan semakin cepat.. Parameter utama yang
produk pangan tersebut dan untuk digunakan adalah parameter yang
menghindari pengkonsumsian pada saat dianggap paling mempengaruhi
kondisi produk sudah tidak layak kemunduran mutu produk, yaitu kadar
dikonsumsi. Kewajiban produsen untuk air, total mikroba dan kadarfree fatty
mencantumkan informasi umur simpan acid (FFA). Kadar FFA dipilih sebagai
ini telah diatur oleh pemerintah dalam parameter untuk menentukan masa

48 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 7, No. 1, Tahun 2018

kadaluarsa produk instan. Nilai Kadar polimer film, sifat dan besar molekul
FFA Produk kemudian diplotkan pada gas, serta kelarutan bahan.
model Arrhenius sehingga diperoleh ln k Mustafidah., dkk (2015),
= ln k0 – (E/R)(1/T). dari persamaan ini menyatakan Permasalahan yang sering
akan diperoleh nilai masing-masing terjadi pada produk tepung-tepungan
energy aktivasinya (Ea). Selanjutnya adalah sifatnya yang mudah menyerap
penentuan umur simpan dihitung dengan air dari udara atau bersifat higroskopis.
kinetika reaksi berdasarkan orde reaksi. Adanya transfer uap air pada produk
Sudarmaji (2015), Pendugaan tersebut dapat menyebabkan perubahan
Umur Simpan dapat dilakukan dengan yang tidak diinginkan dan
metode Arrhenius. Pemakaian model ini memperpendek umur simpan. Salah satu
didasarkan pada waktu pelaksanaan yang cara untuk mengurangi masuknya uap air
singkat dan metode yang sederhana. ke dalam produk yaitu kemasan yang
Semakin lama penyimpanan dan memiliki daya tembus atau permeabilitas
semakin tinggi suhu penyimpanan uap air yang rendah untuk menghambat
menyebabkan peningkatan kadar air penurunan mutu produk. Kemasan yang
serta penurunan kadar volatile reducing sering digunakan untuk produk tepung-
substance, kadar antioksidan, kelarutan, tepungan adalah LDPE dan PP.
dan kecerahan serbuk. Di dalam Permeabilitas polietilen densitas rendah
penentuan umur simpan perlu (LDPE) terhadap uap air adalah sebesar
mempertimbangkan faktor teknis dan 0.5 g/m2hr.mmHg dan permeabilitas
ekonomis dalam distribusi produk yang polipropilen (PP) terhadap air adalah
di dalamnya mencakup keputusan sebesar 0.185 g/m2hr.mmHg .Metode
manajemen yang bertanggung jawab. yang dapat digunakan untuk mengetahui
perubahan transfer uap air selama
KEMASAN penyimpanan adalah pendekatan kadar
Bucle et al. (1987) menyatakan, air kritis. Metode ini merupakan
kemasan yang dapat digunakan sebagai penentuan umur simpan berdasarkan
wadah penyimpanan harus memenuhi akselerasi RH yang ditentukan dari suatu
beberapa persyaratan, yakni dapat kurva hubungan kadar air dengan
mempertahankan mutu produk supaya aktivitas air (aw). Metode ini telah
tetap bersih serta mampu memberi diterapkan pada bubur jagung instan dan
perlindungan terhadap produk dari tepung fermentasi dari sorgum coklat.
kotoran, pencemaran, dan kerusakan Rosalina,Y dan Silvia, E. (2015),
fisik, serta dapat menahan perpindahan menyatakan bahwa Suhu penyimpanan
gas dan uap air. Produk tanpa 35oC memiliki perubahan kadar air dan
kemasan akan mengalami kerusakan total mikroba terendah pada
mutu yang lebih cepat dibandingkan penyimpanan hari ke - 30 yaitu 4% dan
produk terkemas. 10 x 104 Cfu dari produk dalam bentuk
Salah satu jenis kemasan bahan tepung.
pangan yaitu plastik. Faktor yang Pujiastuti, W., dkk (2013)
mempengaruhi konstanta permeabilitas melakukan penelitian tentang pengaruh
pada kemasan plastik antara lain adalah Laju Transmisi Uap Air (WVTR) dari
jenis permeabilitas, ada tidaknya ikatan biopolimer blend Polibutilen Suksinat
silang (cross linking), suhu, bahan (PBS) dan Linear Low Density
tambahan elastis (plasticer), jenis Polyethylene (LLDPE) terhadap umur
simpan sup krim instan rasi telah

Jurnal Teknologi Pertanian 49


Vol. 7, No. 1, Tahun 2018

dilakukan pada berbagai komposisi faktor-faktor ini akan mempengaruhi


campuran PBS/LLDPE. Persentase sifat-sifat fisik (kekerasan dan
komposisi campuran PBS/LLDPE yang kekeringan) dan sifat-sifat fisiko kimia,
digunakan untuk mengemas sup krim perubahan-perubahan kimia (pencoklatan
instan rasi berturut-turut adalah 30/70%, non enzimatis), kerusakan mikrobiologis
50/50%, dan 70/30%, dengan nilai dan perubahan enzimatis terutama
WVTR berturut-turut adalah 9,06 g/m2 pangan yang tidak diolah. Oleh karena
hari; 16,92 g/m2 hari dan 25,08 g/m2 itu perlu dikembangkan suatu sistem
hari. Dengan menggunakan metode jaminan keamanan pangan yang disebut
kadar air kritis diperoleh umur simpan Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik
terpanjang dari sup krim instan rasi Kritis (Hazard Analysis Critical Control
adalah 13 hari yang dikemas dalam Point /HACCP) yang merupakan suatu
campuran PBS/LLDPE 30/70%. tindakan preventif yang efektif untuk
Sudibyo, A dan Tiurlan F. menjamin keamanan pangan. Sistem ini
Hutajulu (2013), Hingga saat ini bahan mencoba untuk mengidentifikasi
yang digunakan untuk kemasan pangan berbagai bahaya yang berhubungan
merupakan bahan yang tidak mudah dengan suatu keadaan pada saat
diurai dan menimbulkan permasalahan pembuatan, pengolahan atau penyiapan
terhadap lingkungan. Sifat permeabilitas makanan, menilai risiko.
dan mekanis serta hambatannya yang
rendah terhadap uap dan gas yang MEMPERPANJANG UMUR SIPAN
dimiliki oleh matriks polimer, telah Mutu dari produk pangan akan
mendorong ketertarikan dalam strategi mengalami perubahan (penurunan)
baru untuk mengembangkan perbaikan selama proses penyimpanan. Umur
sifat - sifat tersebut. Penelitian dan simpan produk pangan dapat
pengembangan bahan polimer dengan diperpanjang dengan diketahui factor -
cara memadukan bahan pengisi yang
faktor yang mempengaruhi masa simpan
tepat, melalui interaksi matriks bahan dari produk. Upaya memperpanjang
pangan strategi formula baru. masa simpan dapat dilakukan dengan
Menurut Tung dkk (2001), umur beberapa cara, yaitu meningkatkan nilai
simpan merupakan konsep yang mutu dan memperlambat laju penurunan
kompleks yang bergantung pada sifat- mutu.
sifat dasar dari produk makanan, Peningkatan nilai mutu awal
teknologi pengawetan yang digunakan, produk dapat dilakukan dengan memilih
dan kondisi lingkungan produk pangan dan menggunakan bahan baku yang
tersebut digunakan. Pengemasan bermutu baik. Dengan menaikkan mutu
memegang peranan penting dalam awal akan dapat memperpanjang masa
memelihara kualitas dan umur simpan kedaluwarsa. Dengan cara meningkatkan
suatu produk pangan, dimana menjadi mutu awal produk pangan, yaitu dengan
bagian utuh dalam system pengawetan menggeser kualitas (mutu) menjadi lebih
pangan. Umur simpan atau masa meningkat pada akhirnya akan dapat
kadaluarsa merupakan suatu parameter menggeser masa kedaluwarsa lebih
ketahanan produk selama penyimpanan. lama.
Secara umum dapat dikatakan bahwa Perlambatan laju penurunan mutu
kadar air dan aktivitas air (aw) sangat produk juga dapat dilakukan dengan
berpengaruh dalam menentukan umur memperbaiki kemasan, faktor
simpan dari produk pangan, karena penyimpanan, faktor penanganan

50 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 7, No. 1, Tahun 2018

distribusi atau factor penanganan simpan, terutama titik kritis. Terdapat


lainnya. Dengan penambahan alternatif lima pendekatan yang dapat digunakan
tersebut, pada akhirnya dapat dalam penentuan umur simpan produk
meningkatkan masa kedaluwarsa produk pangan sebelum dipasarkan, yaitu
pangan. Dengan cara memperlambat laju literature value, distribution turn over,
penurunan mutu produk melalui distribution abuse test, complain
alternative penanganan produk pangan, konsumen, dan ASLT. Penentuan umur
pada akhirnya dapat menggeser masa simpan dapat dilakukan dengan cara
kedaluwarsa lebih lama. konvensional (ESS) atau dengan
Pengolahan produk pangan, selain percepatan dengan menggunakan metode
dapat memperpanjang umur simpan juga ASS. Faktor kemasan perlu diperhatikan
mempengaruhi komponen yang dalam penentuan umur simpan, terutama
terkandung dalam produk pangan permeabilitas kemasan.
tersebut. Beberapa proses penanganan Untuk memperpanjang umur
produk pangan yang dapat menyebabkan simpan produk pangan dapat dilakukan
terjadinya perubahan mutu adalah dengan peningkatan mutu awal atau
perlakuan panas tinggi, pembekuan, dengan perlakuan selama proses
pengemasan, pencampuran, serta penyimpanan. Pengolahan untuk
pemompaan. Pengeringan dapat memperpanjang umur simpan produk
memperpanjang umur simpan. Namun, pangan perlu pula mengantisipasi faktor
pada proses pengeringan perlu lain yang dapat menimbulkan kerusakan
diperhatikan agar air yang keluar dari mutu. Penentuan umur simpan sebaiknya
bahan tidak merusak struktur jaringan, mempertimbangkan faktor teknis dan
sehingga mutu bahan pangan dapat ekonomis dalam upaya distribusi produk
dipertahankan (Komari 1986). yang di dalamnya mencakup keputusan
Perlakuan panas seperti blanching, manajemen yang bertanggung jawab.
pasteurisasi, dan pemanasan dengan alat
retort pada buah-buahan dan sayuran DAFTAR PUSTAKA
dapat menurunkan tingkat kesegaran dan Ademiluyi, A, O., Oboh, G. 2011.
menyebabkan produk menjadi lebih Soybean phenolic-rich extracts
lunak (Huang dan Bourne 1983; Togeby inhibit key-enzymes linked to
et al. 1986). Pelunakan produk terjadi type 2 diabetes α-amylase and α-
karena adanya degradasi dan pelarutan glucosidase) and hypertension
senyawa pektin pada dinding sel dan (angiotensin I converting
bagian tengah lamella (Waldron et al. enzyme) in vitro. Experimental
1997). Oleh karena itu, pengolahan and Toxicologic Pathology 65
produk pangan untuk memperpanjang (2013) 305– 309.
umur simpan perlu memperhatikan Bucle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet,
faktor lain yang dapat menimbulkan dan M. Woofon. 1987. Ilmu
kerusakan mutu. Pangan. UI Press, Jakarta.
Floros, J.D. and V. Gnanasekharan.
KESIMPULAN DAN SARAN 1993. Shelf life Prediction of
Packaged Foods: Chemichal,
Pencantuman tanggal kedaluwarsa
Biological, Physical, and
produk pangan telah diatur dalam UU
Nutritional aspects. G.
Pangan No. 7 tahun 1996 dan PP No. 69
Chlaralambous (Ed.). Elsevier
tahun 1999. Penentuan umur simpan
Publ.,London.
perlu memperhatikan parameter umur

Jurnal Teknologi Pertanian 51


Vol. 7, No. 1, Tahun 2018

Gelman, A., R. Pasteur, and M. Rave. Indonesia. – Vol7. , No. 1, 2015.


1990. Quality Change and Storage Halaman 1-6.
life of Cammon carp (Cyprinus Pudjiastuti,W., dkk. 2013. Polibutiten
carpio) at Various Storage Suksinat (PBS) dan Linear Low
Temperatures. J. Sci. Food Agric. Density Polyethylene (LLDPE)
52: 231− 241. terhadap Umur Simpan Sup Krim
Huang, Y.T. and M.C. Bourne. 1983. Instan Rasi. Fakultas Teknologi
Kinetics of Thermal Softening of Pertanian-Universitas Padjadjaran
Vegetable. J. Texture Study 14(1): Bandung. Jurnal Kimia dan
1−9. Kemasan. Terakreditasi Nomor :
Komari. 1986. Mempelajari Proses 526/AU1/P2MI-LIPI/04/2013.
Pengeringan Seripih. Media Vol. 35 No.1 April 2013 ISSN
Teknologi Pangan 6(4): 2. 2088 – 026X. Halaman 1-5
Labuza, T. P. 1982. Open Shelf Life Rahayu, W.P., H. Nababan, S.
Dating of Foods. Food Science and Budijanto, dan D.Syah. 2003.
1 Pengemasan, Penyimpanan dan
Mustafidah, dkk. 2015. Umur Simpan Pelabelan. Badan Pengawasan
Minuman Serbuk Berserat dari Obat dan Makanan, Jakarta.
Tepung Porang. Jurusan Teknologi Waldron, K.W., A.C. Simth, A.J. Palr,
Hasil Pertanian, FTP Universitas and M.L.Parker. 1997. New
Brawijaya. Malang. Jurnal Pangan Approaches to Understanding and
dan Agroindustri Vol. 3 No 2 p. Controlling cell Separation in
April 2015. Halaman 650-660 relation to fruit and vegetable
Sudibyo, A dan Tiurlan F.Hutajulu. texture. Trend Food Sci. Technol.
2013. Potensi Penerapan Polimer 8: 213−221.
Minokomposit dalam Kemasan Togeby, M., N. Hansen, E. Mosekilde,
Pangan.Balai Besar Industri Agro and K.P. Poulsen. 1986. Modelling
(BBIA) Kementerian Energy Consumption, loss of
Perindustrian. Fakultas Teknologi Firmness and Enzyme in avtivity
Pertanian-Universitas Padjadjaran in an Industrial Blanching proses.
Bandung. Terakreditasi Nomor : J. Food Eng. 5: 251−267.
526/AU1/P2MI-LIPI/04/2013. Waldron, K.W., A.C. Simth, A.J. Palr,
Vol. 35 No.1 April 2013 ISSN and M.L. Parker. 1997. New
2088 – 026X. Halaman 6-19 Approaches to Understanding and
Rosalina,Y dan Silvia, E. 2015. Study of Controlling Cell \Separation in
Quality Changis During Storage Relation to Fruit and Vegetable
and Shelf Life Prediction of Texture. Trend Food Sci. Technol.
Beledang Fish Chips In Rigid 8: 213−221.
Pplypropylene Packaging . JTIP

52 Jurnal Teknologi Pertanian

Anda mungkin juga menyukai