Hardjono, Profiyanti Hermien Suharti, Dita Ayu Permatasari, Vivi Alvionita Sari
DOI 10.15294/jbat.v4i2.5965
Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang, Jln Soekarno Hatta No. 9, Malang, Indonesia
Abstract
Banana peels can be used as raw material for biodegradable plastic film because the banana peels was
consists of starch. Starch was derived from banana peels would be rapidly changing color or browning.
Browning was prevented by the addition of citric acid during the process of starch extraction from
banana peels. The aim of this study was to determine the effect of citric acid on mechanical properties
and capabilities degradation of starch biodegradable film made from this starch (film plastik pati kulit
pisang – FPKP). FPKP was made with banana peel starch (pati kulit pisang – PKP) as raw
materials, with the addition of glycerol as a plasticizer, and both CaCO3 and CMC as filler, whereas
the PKP was obtained by simple extraction methods with or without the addition of citric acid.
Glycerol concentration was varied from 20% w/w to 60% w/w, while CaCO3 and CMC were added
in a fixed amount. The results was showed that the addition of citric acid affects the color of a PKP
produced. The addition of citric acid can enhance the tensile strength of FPKP, up to 4,202 MPa for
FPKP with CaCO3filler and 4.032 MPa for FPKP with CMC filler.Forbiodegrability of FPKP, the
affect of citric acid apply vice versa.
23
Hardjono dkk. / JBAT 5 (1) (2016) 22-28
Pembuatan Film Plastik Biodegradable kepok (PKPK). PKPK diperoleh dengan metode
Pembuatan FPKP – CA dan FPKP ekstraksi sederhana. PKPK yang diambil dari kulit
dilakukan berdasarkan metode yang dilakukan pisang kepok tanpa ditambahkan asam sitrat
oleh Darni dan Utami (2010) dan dilakukan berwarna coklat. Hal ini disebabkan oleh adanya
sedikit modifikasi untuk menghasilkan film enzim PPO yang yang terkandung dalam kulit
dengan kualitas baik. PKPK sebanyak 6 gram pisangkepok. Menurut Nguyen dkk (2003),
dilarutkan ke dalam 150 gram air, kemudian penyebab browning ini karena enzim PPO yang
larutan PKPK dipanaskan hingga suhu 800C dan terkandung dalam pati berkontak dengan oksigen
diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer yang terdapat dalam air, sehingga enzim akan
hingga homogen. Larutan yang sudah homogen teroksidasi dan menyebabkan pati yang dihasilkan
ditambahkan fillerberupa kalsium karbonat menjadi coklat.
(CaCO3) dan CMC sebanyak 0,4% (w/w). PKPK yang diambil dari kulit pisang
Pengadukan dilanjutkan hingga homogen kepok dengan ditambahkan asam sitrat berwarna
kemudian ditambahkan dengan plasticizer gliserol lebih cerah dari sebelumnya. Penambahan asam
sejumlah 20; 40; 60% (w/w). Adonan dituang ke sitrat dapat mengurangi terjadinya pengkontakan
dalam cetakan dan dikeringkan dalam oven enzim PPO dalam PKPK dengan oksigen dalam
dengan suhu 40oC selama 24 jam. FPKP yang air. Hal ini dikarenakan sifat asam sitrat yang
sudah kering kemudian dianalisa kuat tarik mudah teroksidasi dengan oksigen, sehingga
dankemampuan biodegradasi. dalam hal ini asam sitrat melindungi enzim pada
pati dengan cara mengikat oksigen dalam air
Uji Kuat Tarik (Ioannou dan Ghoul, 2013).
Uji kuat tarik dilakukan dengan mengacu Penambahan asam sitrat (CA) dalam
pada Technical Association of the Pulp and Paper proses ektraksi PKPK berpengaruh juga terhadap
Industry (TAPPI) No.T404. FPKP – CAdan FPKP film plastik yang dihasilkan. Film plastik yang
dipotong sesuai ukuran, kemudian dijepitkan pada dihasilkan secara visual menunjukkan perbedaan
alat uji kuat tarik hasil modifikasi dan ditarik warna, seperti terlihat pada Gambar 1. Selain
hingga putus serta dicatat berat beban saat sampel perbedaan warna, penambahan CA juga
terputus. Besarnya tegangan maksimum yang berpengaruh terhadap sifat fisik dari film plastik
mampu ditahan oleh film plastik dihitung yang dihasilkan.
menggunakan persamaan (1) sedang nilai kuat
tarik ditentukan dengan menggunakan persamaan Hasil Analisa Kuat Tarik
(2). Salah satu syarat karakteristik plastik yang
𝐹𝐹𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 𝑚𝑚 ∙ 𝑎𝑎 (1) baik yaitu harus memiliki kekuatan tarik dan
perpanjangan yang baik. Penambahan plasticizer
𝜏𝜏 = 𝐹𝐹𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 ⁄𝐴𝐴 (2)
dan filler dilakukan untuk memperbaiki sifat
mekanik seperti kuat tarik dan perpanjangan
Uji Kemampuan Biodegradasi (biodegradability (elongation) pada plastik biodegradable. Uji kuat
test) tarik merupakan salah satu uji untuk mengetahui
Uji kemampuan biodegradasi didasarkan ketahanan suatu bahan terhadap gaya tarik yang
pada metode yang dilakukan oleh Pimpan dkk dikenakan, sedangkan elongation lebih
(2001). FPKP – CAdan FPKP berukuran 5 x 10 menunjukkan sifat elastis dari plastik biodegradable
cm dikeringkan dalam desikator dan ditimbang (Utami dkk, 2014).
sampai diperoleh berat konstan, kemudian Gambar 2 menunjukkan hasil uji kuat
dimasukkan ke dalam media tanah yang sudah tarik FPKP – CA dan FPKP dengan plasticizer
dilubangi selama 5 hari. Setelah 5 hari, sampel gliserol serta filler CaCO3[Gambar 2.a] dan CMC
ditimbang kembali untuk mengetahui prosentase [Gambar 2.b], sedangkan elongation dari masing-
film plastik yang terdegradasi. masing sampel tidak dapat direkam karena
pengujiaan kuat tarik dilakukan secara sederhana
HASIL DAN PEMBAHASAN di laboratorium rekayasa proses Polinema
sehingga perpanjangan FPKP maupun FPKP –
FPKP – CA dan FPKP dalam penelitian
CA ketika dikenai beban tidak dapat terukur.
ini dibuat dengan bahan baku pati dari kulit pisang
Plasticizer merupakan bahan tambahan dasar pada
24
Hardjono dkk. / JBAT 5 (1) (2016) 22-28
Gambar 1. Visualisasi FPKP dan FPKP – CA: (a) FPKP dengan filler CaCO3; (b) FPKP dengan
filler CMC; (c) FPKP – CA dengan filler CaCO3 dan (d) FPKP – CA dengan filler CMC
Gambar 2. Pengaruh konsentrasi gliserol terhadap kuat tarik film plastik pati kulit pisang (FPKP)
dengan filler CaCO3 [a] dan filler CMC [b]
pembentukan film dari polimer. Wirawan dkk, kuat tarik FPKP – CA dengan filler CMC
(2012) menyatakan bahwa plasticizer dapat meningkat. Pengaruh gliserol pada konsentrasi
mengurangi gaya intermolekuler sehingga dapat tinggi (lebih dari 35% w/w) belum ada yang
memperlebar jarak antar molekul dan mempelajari. Utami dkk (2014) dan Hidayat dkk
meningkatkan elastisitas plastik. Elastisitas plastik (2013) hanya menggunakan konsentrasi gliserol
seharusnya ditunjukkan dengan semakin besarnya maksimal 35% w/w. Dengan demikian, untuk
elongasi dari film plastik, tetapi dalam penelitian gliserol dengan konsentrasi yang tinggi
ini tidak terekam.Peningkatan elastisitas akan kemungkinan dapat berfungsi sebagai cross linking
berdampak pada turunnya kuat tarik (tensile agent, sebagaimana CA, yang dapat meningkatkan
strength). kuat tarik.
Gambar 2.a dan Gambar 2.b Gambar 2 juga menunjukkan bahwa
menunjukkan kecenderungan yang sama, bahwa FPKP – CA memiliki kuat tarik yang lebih besar
kuat tarik menurun dengan bertambahnya dibandingkan dengan FPKP. Nilai kuat tarik
konsentrasi gliserol, terutama untuk FPKP. Kuat FPKP – CA berkisar 0,953 MPa hingga 4,202
tarik tertinggi diperoleh ketika konsentrasi gliserol MPa, sedang FPKP hanya berkisar 0,636 MPa
20% (w/w)dengan filler CaCO3, baik untuk FPKP hingga 2,216 MPa. Dalam hal ini CA bertindak
– CA dan FPKP dengan filler CaCO3 maupun sebagai cross-linking agent seperti dinyatakan oleh
CMC.Hasil penelitian Utami dkk (2014), Darni Shi dkk(2007). Asam sitrat (CA) memiliki tiga
dan Utami (2010) maupun Zuraida dkk (2012) gugus karboksil yang akan berikatan dengan gugus
menyampaikan hasil yang sama bahwa kuat tarik hidroksil (-OH) dari pati dan membentuk gugus
berkurang dengan bertambahnya jumlah plasticizer. ester. Ikatan tersebut menyebabkan recrystallization
Sedang ketika konsentrasi gliserol 60% (w/w), dan retrogradation dari pati menjadi terhambat dan
25
Hardjono dkk. / JBAT 5 (1) (2016) 22-28
kuat tarik film yang terbentuk meningkat. Untuk semakin besar menunjukkan bahwa sampel
konsentrasi CA yang rendah (< 10% w/w), CA terdegradasi semakin cepat. Kemampuan
berfungsi sebagai cross-linking agent, apabila biodegradasi FPKP dan FPKP –CAbertambah
konsentrasi CA > 10% w/w maka CA bertindak dengan bertambahnya jumlah gliserol yang
sebagai plasticizer dimana penambahan jumlah CA digunakan.Mao dkk(2002) menyatakan kondisi
akan menurunkan kuat tarik film plastik (Shi dkk, yang sama, yaitu terjadi peningkatan prosentase
2007). Apabila dibandingkan dengan hasil penurunan berat ketika prosentase gliserol
penelitian Utami dkk (2014) dengan pemakaian meningkat dari 20% w/w ke 30% w/w.
gliserol 20% (w/w), FPKP mempunyai nilai kuat Konsentrasi gliserol yang semakin bertambah akan
tarik yang lebih tinggi apabila menggunakan filler meningkatkan kelembaban plastik karena gliserol
CaCO3 (2,216 MPa). Utami dkk (2014) memiliki sifat higroskopik sehingga gliserolakan
menyatakan bahwa nilai kuat tarik film dengan menyisip diantara rantai polimer plastik
gliserol 20% (w/w) adalah sebesar 1,8519 MPa. (Bourtoom, 2008). Kemampun biodegradasi
Utami dkk (2014) menggunakan filler kitosan terbesar ditunjukan FPKP – CA dengan konsetrasi
dengan pati dari kulit pisang raja. gliserol 60% w/w, baik untuk filler CaCO3
Selain menggunakan penambahan CA, (mencapai 75,656%) maupun dengan filler CMC
FPKP juga menggunakan filler yang berbeda yaitu (81,161%).
CaCO3 dan CMC. Hasil penelitian ini Penambahan asam sitrat (CA)
menunjukkan bahwa penggunaan filler CaCO3 dan berpengaruh cukup sginifikan terhadap
CMC dapat meningkatkan nilai kuat tarik FPKP. kemampuan biodegradasi FPKP, seperti terlihat
Beberapa peneliti sebelumnya juga menyatakan pada Gambar 3.a dan Gambar 3.b. Kemampuan
pengaruh yang sama, yaitu Hidayat dkk (2013) biodegradasi FPKP – CA jauh lebih rendah
menyatakan bahwa film plastik dengan daripada FPKP. Hal ini terjadi karena ikatan
penambahan CMC akan menambah intensitas antara gugus karboksil CA dengan gugus hidroksil
gugus -OH karboksil dan berdampak pada pati menyebabkan berkurangnya gugus
meningkatkan nilai kuat tarik film plastik dari pati hidroksil pati sehingga ketahanan FPKP terhadap
gembili. Yang dkk (2004) juga menyatakan hal air (water resistibility) meningkat (Ghanbarzadeh
yang sama, CaCO3 dapat meningkatkan kuat tarik dkk, 2010). Peningkatan water resistibility
dari poli paduan pati dengan polyvinyl alcohohol menyebabkan air yang terdapat di dalam tanah
(PVA) sebagai dampak dari semakin kompaknya tidak dapat berinteraksi dengan FPKP sehingga
struktur poli paduan karena adanya CaCO3. degradasi berjalan lebih lambat. Penambahan CA
Hanya saja, untuk FPKP (tanpa CA), CaCO3 mengakibatkan prosentase pengurangan berat
menghasilkan kuat tarik yang lebih tinggi daripada berkurang dari 41,914% hingga mencapai 2,142%
FPKP dengan filler CMC. CMC bersifat lebih untuk FPKP dengan 20% w/w gliserol dan filler
hidrofil daripada CaCO3 sehingga struktur FPKP CaCO3, atau dapat dikatakan bahwa FPKP – CA
menjadi lebih kompak dengan adanya CaCO3 membutuhkan waktu degradasi yang lebih lama
(Hidayat dkk, 2013). daripada FPKP. ASTM D6888-11 menyatakan
bahwa plastik biodegradable akan mengalami
Hasil Uji Kemampuan Biodegradasi degradasi 90% selama 180 hari atau 2.5% dalam 5
(biodegrability test) hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebetulnya
Plastik biodegredable adalah salah satu jenis FPKP memiliki kemampuan biodegradasi yang
plastik yang dapat diuraikan kembali oleh terlalu besar. Apabila kemampuan biodegradasi
lingkungan. Untuk mengetahui kemampuan terlalu besar maka daya tahan film plastik yang
biodegradasi dari film plastik yang dihasilkan dihasilkan juga menurun dan masa pakai film
maka dilakukan pengujian pemendaman dalam plastik akan berkurang. Dengan demikian,
tanah (soil burial test). Hal ini bertujuan untuk komposisi dari bahan aditif yang digunakan harus
mengetahui durasi sampel tersebut akan terurai diperhatikan agar dapat menghasilkan FPKP
oleh mikroorganisme di dalam tanah. Uji dengan kemampuan biodegradasi yang dapat
kemampuan biodegradasi dilakukan selama 5 hari. memberikan daya tahan yang optimal.
Gambar 3 menunjukkan prosentase Pengaruh filler CaCO3 dan CMC yang
penurunan berat sampel FPKP setelah dilakukan digunakan memberikan dampak yang tidak
soil burial test. Prosentase penurunan berat yang berbeda. Gambar 3.a dan Gambar 3.b memiliki
26
Hardjono dkk. / JBAT 5 (1) (2016) 22-28
100.00 100.00
81.161
75.656
% penurunan beart
% penurunan berat
80.00 62.667
80.00
58.278
60.00 FPKP 48.882
41.914
60.00 FPKP
40.00 FPKP - CA
40.00 FPKP - CA
Gambar 3. Pengaruh konsentrasi gliserol terhadap prosentase penurunan berat film plastik pati kulit
pisang (FPKP) dengan filler CaCO3 [a] dan filler CMC [b]
27
Hardjono dkk. / JBAT 5 (1) (2016) 22-28
Penguat Logam ZnO dan Penguat Clay. Modified Cassava Starch." Journal Science,
Jakarta: Universitas Indonesia, 2012. 2001.
Hidayat, M. Khoirul, Latifah, and Sri Mantini Qiao, X., Z. Tang, and K. Sun. "Plasticization of
Rahay Sedyawati. "Penggunaan corn starch by polyol mixtures."
Carboxymethyl Cellulose dan Gliserol Carbohydrate Polymers 83 (2010): 659-664.
pada Pembuatan Plastik Biodegradable Shi, Rui, et al. "Characterization of citric
Pati Gembili." Indonesian Journal of acid/glycerol co-plasticized thermoplastic
Chemical Science 2, no. 3 (November 2013): starch prepared by melt blending."
253-258. Carbohydrate Polymers 69 (2007): 748-755.
Indriyati, Lucia Indrarti, and Elsy Rahimi. Suharti, Profiyanti Hermien, Nanik Hendrawati,
"Pengaruh Carboxymethyl Cellulose dan and Arief Suharti. "Studi Awal
Gliserol terhadap SIfat Mekanik lapisan Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Kepok
Tipis Komposit Bakterial Selulosa." Jurnal (Musa acuminata balbisiana Colla)
Sains Materi Indonesia 8, no. 1 (Oktober sebagai Bahan Baku Pembuatan Film
2006): 40-44. Biodegradable." Jurnal Teknik: Ilmu dan
Ioannou, Irina , and Mohamed Ghoul. Aplikasi, 2015.
"Prevention of Enymatic Browning in Utami, Meilina Rahayu, L. Latifah, and Nuni
Fruit and Vegetables." European Scientific Widiarti. "Sintesis Plastik Biodegradable
Journal 9, no. 30 (October 2013): 310-341. dari Kulit Pisang dengan Penambahan
Kampeerappun, P., D. Aht-ong, D. Pentrakoon, Kitosan dan Plasticizer Gliserol."
and K. Srikulkit. "Preparation of cassava Indonesian Journal of Chemical Science, 2014:
starch/montmorillonite composite film." 163-167.
Carbohydrate Polymers 67 (2007): 155-163. Widyaningsih, Senny; Kartika, Dwi; Nurhayati,
Ma, F. X. "Praparations and properties of glycerol Yuni Tri;. "Pengaruh Penambahan
plasticized-pea starch/zinc oxide Sorbitol Dan Kalsium Karbonat Terhadap
bionanocomposite." Carb. Polymers 75 Karakteristik Dan Sifat Biodegradasi Film
(2009): 472-478. Dari Pati Kulit Pisang." Molekul 7, no. 1
Mao, Lijun, Syed Imam, Sherald Gordon, Patrizia (2012): 69-81.
Cinelli, and Enno Chiellini. "Extrude Wirawan, Sang Kompiang, Agus Prasetya, and
Cornstarch_Glycerol_Polyvinyl Alcohol Ernie. "Pengrauh Plasticizer pada
Blends: Mechanical Properties, Karakteristik Edible FIlm dari Pektin."
Morphology, annd Biodegradability." Reaktor 14, no. 1 (April 2012): 61-67.
Journal of Polymers and the Environment 8, Yang, June-Ho, Jongshin Park, Daehyun Kim,
no. 4 (October 2002). and DaeHoon Lee. "Effect of Calcium
Nguyen, Thi Bich Thuy, Saichol Ketsa, and Carbonate as the Expanding Inhibitor on
Wouter G. van Doorn. "Relationship the Structural and Mechanical Properties
between browning and the activities of of Expanded Starch/Polyvinyl Alcohol
polyphenol oxidase and phenylalanine Blends." Journal of Applied Polymer Science
ammonia lyase in banana peel during low 93 (2004): 1762-1768.
temperature storage." Postharvest Biology Zuraida, A., Y. Yusliza, H. Anuar, and R. Mohd
and Technology 30, 2003: 187-193. Khairul Muhaimin. "The effect of water
Pimpan, V, K. Ratanarat, and M. and citric acid on sago starch bio-plastics."
Pongchawanakul. "Preliminary Study on International Food Research Journal 19, no. 2
Preparation of Biodegradable Plastic from (2012): 715-719.
28