Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Penambahan Asam Sitrat Terhadap Karakteristik Film Plastik Biodegradable

dari Pati Kulit Pisang Kepok (Musa Acuminata Balbisiana Colla)

Hardjono, Profiyanti Hermien Suharti, Dita Ayu Permatasari, Vivi Alvionita Sari

DOI 10.15294/jbat.v4i2.5965

Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang, Jln Soekarno Hatta No. 9, Malang, Indonesia

Article Info Abstrak


Sejarah Artikel: Kulit pisang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan film plastik biodegradable
Diterima April 2016 karena kulit pisang mengandung pati. Pati yang berasal dari kulit pisang ini cepat berubah
Disetujui Mei 2016 warna atau mengalami browning. Hal ini dicegah dengan penambahan asam sitrat selama
Dipublikasikan Juni proses ekstraksi pati dari kulit pisang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
2016 pengaruh penambahan asam sitrat terhadap karakteristik, khususnya kuat tarik dan
Keywords : kemampuan biodegradasi film biodegradable yang terbuat dari pati kulit pisang (FPKP).
FPKP dibuat dengan pati kulit pisang (PKP) sebagai bahan baku, dengan penambahan
biodegradability, filler,
plasticizer, tensile gliserol sebagai plasticizer serta CaCO3 dan CMC sebagai filler, sedangkan PKP diperoleh
strength dengan metode ekstraksi sederhana dengan atau tanpa penambahan asam sitrat.
Konsentrasi gliserol divariasikan dari 20% w/w hingga 60% w/w, sedangkan CaCO3 dan
CMC ditambahkan dalam jumlah yang tetap. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
penambahan asam sitrat menyebabkan warna PKP lebih putih. Penambahan asam sitrat
dapat meningkatkan kuat tarik hingga mencapai 4,202 MPa untuk FPKP dengan filler
CaCO3dan 4,032 MPa untuk FPKP dengan filler CMC. Sedangkan untuk kemampuan
biodegradasi berlaku sebaliknya.

Abstract
Banana peels can be used as raw material for biodegradable plastic film because the banana peels was
consists of starch. Starch was derived from banana peels would be rapidly changing color or browning.
Browning was prevented by the addition of citric acid during the process of starch extraction from
banana peels. The aim of this study was to determine the effect of citric acid on mechanical properties
and capabilities degradation of starch biodegradable film made from this starch (film plastik pati kulit
pisang – FPKP). FPKP was made with banana peel starch (pati kulit pisang – PKP) as raw
materials, with the addition of glycerol as a plasticizer, and both CaCO3 and CMC as filler, whereas
the PKP was obtained by simple extraction methods with or without the addition of citric acid.
Glycerol concentration was varied from 20% w/w to 60% w/w, while CaCO3 and CMC were added
in a fixed amount. The results was showed that the addition of citric acid affects the color of a PKP
produced. The addition of citric acid can enhance the tensile strength of FPKP, up to 4,202 MPa for
FPKP with CaCO3filler and 4.032 MPa for FPKP with CMC filler.Forbiodegrability of FPKP, the
affect of citric acid apply vice versa.

© 2016 Semarang State University



Corresponding author: ISSN 2303-0623
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang
e-ISSN 2407-2370
Jln Soekarno Hatta No. 9, Malang
Indonesia
E-mail: profiyanti@polinema.ac.id
Hardjono dkk. / JBAT 5 (1) (2016) 22-28

PENDAHULUAN dan konsentrasi substrat fenolik bebas (Nguyen


dkk, 2003).Untuk membatasi fenomena oksidasi
Plastik biodegradable adalah plastik yang oleh PPO, berbagai bahan kimia digunakan dalam
terbuat dari sumber terbarukan dan mempunyai literatur. Pemilihan bahan kimia yang digunakan
sifat dapat terdegradasi secara alami. Hal ini tergantung pada fungsi dan kemampuan masing-
menjadi salah satu poin penting karena plastik masing bahan, misal sebagai antioxidant agent,
akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme chelating agent, firmness agent maupun sebagai
menjadi air dan gas CO2 setelah habis terpakai dan acidifying agent. Ioannou dab Ghoul (2013)
dibuang ke lingkungan. Salah satu bahan dasar menyatakan bahan-bahan yang digunakan untuk
yang dapat digunakan dalam pembuatan plastik menghambat efek browning pada buah dan
biodegradable adalah pati yang berasal dari tumbuh- sayuran, salah satu bahan yang digunakan adalah
tumbuhan, baik dari bagian daging buah, umbi, asam sitrat (citric acid – CA). Suharti dkk(2015)
maupun kulit buah. Kampeerappun dkk (2007) menyatakan bahwa penambahan CA dapat
telah menghasilkan kompositplastik biodegradable menghambat oksidasi PPO sehingga pati kulit
dari pati singkong yang mampu menghasilkan pisang yang dihasilkan berwarna lebih cerah
performansi yang cukup baik yaitu memiliki apabila dibandingkan dengan pati kulit pisang
ketahanan hingga suhu 100 οC. Sedangkan tanpa penambahan CA. Pati kulit pisang yang
Hermansyah dan Marbun (2012) telah dihasilkan dengan penambahan CA digunakan
menghasilkan film plastik biodegradable dari pati sebagai bahan baku pembuatan film plastik
ubi jalar. biodegradable dalam penelitian kali ini (disebut film
Selain pati singkong dan pati ubi jalar, plastik pati kulit pisang dengan asam sitrat atau
bahan lain yang pernah digunakan sebagai sumber FPKP – CA), dan karakteristik FPKP –
pati dalam pembuatan film plastik biodegradable CAdibandingkan dengan film dari pati kulit pisang
adalah pati jagung (Qiao dkk, 2010), pati kentang tanpa penambahan CA (FPKP).
(Ardakani dkk, 2009), pati kacang polong (Ma,
2009), dan pati beras (rice starch) -(Bourtoom, METODE PENELITIAN
2008). Beberapa tahun terakhir, penelitian tentang
film plastik biodegradable di Indonesia lebih Bahan dasar pembuatan FPKP – CA dan
diarahkan pada pemanfaatan sumber pati di luar FPKP dalam penelitian ini adalah pati kulit pisang
bahan pangan pokok, misalkan pati dari kulit kepok (lokal), asam sitrat (teknis), gliserol, kalsium
pisang. Penelitian yang telah dilakukan terkait karbonat (CaCO3) serta carboxymethyl celulose –
pemanfaatan kulit pisang sebagai bahan baku CMC (food grade).
plastik biodegradable antara lain: Utami dkk
(2014)yang menggunakan pati dari kulit pisang Ekstraksi Pati Kulit Pisang
raja dengan plasticizer gliserol dan kitosan, Kulit pisang kepok diperoleh dari limbah
Widyaningsih dkk (2012) dengan menggunakan industri makanan ringan di Dampit, Kabupatan
plasticizer sorbitol dan kalsium karbonat, serta Malang. Ekstraksi pati secara sederhana dilakukan
Suharti dkk (2015) menggunakan pati dari kulit di laboratorium Rekayasa Proses Politeknik Negeri
pisang kepok. Malang. Kulit pisang kepok dicuci dengan air
Kulit pisang, yang merupakan limbah bersih dan dicacah hingga berukuran kecil.
pabrik makanan ringan seperti keripik pisang dan Cacahan kulit pisang kepok direndam dengan air
sale pisang, memberikan tantangan tersendiri atau asam sitrat dengan konsentrasi 2000 ppm
ketika digunakan sebagai film plastik biodegradable. kemudian dihancurkan dengan blender dan
Tantangan tesebut adalah timbulnya efek browning disaring. Filtrat yang dihasilkan kemudian
yang menyebabkan pati dari kulit pisang berwarna didekantasi atau diendapkan selama 24 - 48 jam
coklat, seperti dinyatakan oleh Suharti dkk (2015). hingga pati mengendap sempurna. Endapan pati
Efek browning adalah perubahan warna coklat dari dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu
buah - buahan dan sayuran sebagai akibat ± 500C selama 24 jam hingga kering. Endapan pati
terjadinya oksidasi substrat fenolik oleh polifenol kulit pisang (PKPK) yang sudah kering kemudian
oksidase (polyphenol oxidase – PPO). Tingkat diayak untuk mendapatkan partikel yang lebih
perubahan warna coklat pada kulit pisang, setelah halus dan seragam.PKPK ditimbang untuk
pemotongan, berkorelasi dengan aktivitas PPO mengetahui besar yield dari proses ekstraksi.

23
Hardjono dkk. / JBAT 5 (1) (2016) 22-28

Pembuatan Film Plastik Biodegradable kepok (PKPK). PKPK diperoleh dengan metode
Pembuatan FPKP – CA dan FPKP ekstraksi sederhana. PKPK yang diambil dari kulit
dilakukan berdasarkan metode yang dilakukan pisang kepok tanpa ditambahkan asam sitrat
oleh Darni dan Utami (2010) dan dilakukan berwarna coklat. Hal ini disebabkan oleh adanya
sedikit modifikasi untuk menghasilkan film enzim PPO yang yang terkandung dalam kulit
dengan kualitas baik. PKPK sebanyak 6 gram pisangkepok. Menurut Nguyen dkk (2003),
dilarutkan ke dalam 150 gram air, kemudian penyebab browning ini karena enzim PPO yang
larutan PKPK dipanaskan hingga suhu 800C dan terkandung dalam pati berkontak dengan oksigen
diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer yang terdapat dalam air, sehingga enzim akan
hingga homogen. Larutan yang sudah homogen teroksidasi dan menyebabkan pati yang dihasilkan
ditambahkan fillerberupa kalsium karbonat menjadi coklat.
(CaCO3) dan CMC sebanyak 0,4% (w/w). PKPK yang diambil dari kulit pisang
Pengadukan dilanjutkan hingga homogen kepok dengan ditambahkan asam sitrat berwarna
kemudian ditambahkan dengan plasticizer gliserol lebih cerah dari sebelumnya. Penambahan asam
sejumlah 20; 40; 60% (w/w). Adonan dituang ke sitrat dapat mengurangi terjadinya pengkontakan
dalam cetakan dan dikeringkan dalam oven enzim PPO dalam PKPK dengan oksigen dalam
dengan suhu 40oC selama 24 jam. FPKP yang air. Hal ini dikarenakan sifat asam sitrat yang
sudah kering kemudian dianalisa kuat tarik mudah teroksidasi dengan oksigen, sehingga
dankemampuan biodegradasi. dalam hal ini asam sitrat melindungi enzim pada
pati dengan cara mengikat oksigen dalam air
Uji Kuat Tarik (Ioannou dan Ghoul, 2013).
Uji kuat tarik dilakukan dengan mengacu Penambahan asam sitrat (CA) dalam
pada Technical Association of the Pulp and Paper proses ektraksi PKPK berpengaruh juga terhadap
Industry (TAPPI) No.T404. FPKP – CAdan FPKP film plastik yang dihasilkan. Film plastik yang
dipotong sesuai ukuran, kemudian dijepitkan pada dihasilkan secara visual menunjukkan perbedaan
alat uji kuat tarik hasil modifikasi dan ditarik warna, seperti terlihat pada Gambar 1. Selain
hingga putus serta dicatat berat beban saat sampel perbedaan warna, penambahan CA juga
terputus. Besarnya tegangan maksimum yang berpengaruh terhadap sifat fisik dari film plastik
mampu ditahan oleh film plastik dihitung yang dihasilkan.
menggunakan persamaan (1) sedang nilai kuat
tarik ditentukan dengan menggunakan persamaan Hasil Analisa Kuat Tarik
(2). Salah satu syarat karakteristik plastik yang
𝐹𝐹𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 𝑚𝑚 ∙ 𝑎𝑎 (1) baik yaitu harus memiliki kekuatan tarik dan
perpanjangan yang baik. Penambahan plasticizer
𝜏𝜏 = 𝐹𝐹𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 ⁄𝐴𝐴 (2)
dan filler dilakukan untuk memperbaiki sifat
mekanik seperti kuat tarik dan perpanjangan
Uji Kemampuan Biodegradasi (biodegradability (elongation) pada plastik biodegradable. Uji kuat
test) tarik merupakan salah satu uji untuk mengetahui
Uji kemampuan biodegradasi didasarkan ketahanan suatu bahan terhadap gaya tarik yang
pada metode yang dilakukan oleh Pimpan dkk dikenakan, sedangkan elongation lebih
(2001). FPKP – CAdan FPKP berukuran 5 x 10 menunjukkan sifat elastis dari plastik biodegradable
cm dikeringkan dalam desikator dan ditimbang (Utami dkk, 2014).
sampai diperoleh berat konstan, kemudian Gambar 2 menunjukkan hasil uji kuat
dimasukkan ke dalam media tanah yang sudah tarik FPKP – CA dan FPKP dengan plasticizer
dilubangi selama 5 hari. Setelah 5 hari, sampel gliserol serta filler CaCO3[Gambar 2.a] dan CMC
ditimbang kembali untuk mengetahui prosentase [Gambar 2.b], sedangkan elongation dari masing-
film plastik yang terdegradasi. masing sampel tidak dapat direkam karena
pengujiaan kuat tarik dilakukan secara sederhana
HASIL DAN PEMBAHASAN di laboratorium rekayasa proses Polinema
sehingga perpanjangan FPKP maupun FPKP –
FPKP – CA dan FPKP dalam penelitian
CA ketika dikenai beban tidak dapat terukur.
ini dibuat dengan bahan baku pati dari kulit pisang
Plasticizer merupakan bahan tambahan dasar pada

24
Hardjono dkk. / JBAT 5 (1) (2016) 22-28

(a) (b) (c) (d)

Gambar 1. Visualisasi FPKP dan FPKP – CA: (a) FPKP dengan filler CaCO3; (b) FPKP dengan
filler CMC; (c) FPKP – CA dengan filler CaCO3 dan (d) FPKP – CA dengan filler CMC

5.00 4.202 5.00


FPKP 4.032 FPKP
Kuat Tarik (MPa)

Kuat Tarik (MPa)


4.00 4.00 FPKP - CA
FPKP - CA
3.00 3.00
1.631
2.00 2.00
2.216 1.023 1.210
0.953
1.00 1.497 1.00 1.469
0.649 0.636
0.00 0.766
0.00
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80
Konstrasi Gliserol (% w/w) Konstrasi Gliserol (% w/w)

Gambar 2. Pengaruh konsentrasi gliserol terhadap kuat tarik film plastik pati kulit pisang (FPKP)
dengan filler CaCO3 [a] dan filler CMC [b]

pembentukan film dari polimer. Wirawan dkk, kuat tarik FPKP – CA dengan filler CMC
(2012) menyatakan bahwa plasticizer dapat meningkat. Pengaruh gliserol pada konsentrasi
mengurangi gaya intermolekuler sehingga dapat tinggi (lebih dari 35% w/w) belum ada yang
memperlebar jarak antar molekul dan mempelajari. Utami dkk (2014) dan Hidayat dkk
meningkatkan elastisitas plastik. Elastisitas plastik (2013) hanya menggunakan konsentrasi gliserol
seharusnya ditunjukkan dengan semakin besarnya maksimal 35% w/w. Dengan demikian, untuk
elongasi dari film plastik, tetapi dalam penelitian gliserol dengan konsentrasi yang tinggi
ini tidak terekam.Peningkatan elastisitas akan kemungkinan dapat berfungsi sebagai cross linking
berdampak pada turunnya kuat tarik (tensile agent, sebagaimana CA, yang dapat meningkatkan
strength). kuat tarik.
Gambar 2.a dan Gambar 2.b Gambar 2 juga menunjukkan bahwa
menunjukkan kecenderungan yang sama, bahwa FPKP – CA memiliki kuat tarik yang lebih besar
kuat tarik menurun dengan bertambahnya dibandingkan dengan FPKP. Nilai kuat tarik
konsentrasi gliserol, terutama untuk FPKP. Kuat FPKP – CA berkisar 0,953 MPa hingga 4,202
tarik tertinggi diperoleh ketika konsentrasi gliserol MPa, sedang FPKP hanya berkisar 0,636 MPa
20% (w/w)dengan filler CaCO3, baik untuk FPKP hingga 2,216 MPa. Dalam hal ini CA bertindak
– CA dan FPKP dengan filler CaCO3 maupun sebagai cross-linking agent seperti dinyatakan oleh
CMC.Hasil penelitian Utami dkk (2014), Darni Shi dkk(2007). Asam sitrat (CA) memiliki tiga
dan Utami (2010) maupun Zuraida dkk (2012) gugus karboksil yang akan berikatan dengan gugus
menyampaikan hasil yang sama bahwa kuat tarik hidroksil (-OH) dari pati dan membentuk gugus
berkurang dengan bertambahnya jumlah plasticizer. ester. Ikatan tersebut menyebabkan recrystallization
Sedang ketika konsentrasi gliserol 60% (w/w), dan retrogradation dari pati menjadi terhambat dan

25
Hardjono dkk. / JBAT 5 (1) (2016) 22-28

kuat tarik film yang terbentuk meningkat. Untuk semakin besar menunjukkan bahwa sampel
konsentrasi CA yang rendah (< 10% w/w), CA terdegradasi semakin cepat. Kemampuan
berfungsi sebagai cross-linking agent, apabila biodegradasi FPKP dan FPKP –CAbertambah
konsentrasi CA > 10% w/w maka CA bertindak dengan bertambahnya jumlah gliserol yang
sebagai plasticizer dimana penambahan jumlah CA digunakan.Mao dkk(2002) menyatakan kondisi
akan menurunkan kuat tarik film plastik (Shi dkk, yang sama, yaitu terjadi peningkatan prosentase
2007). Apabila dibandingkan dengan hasil penurunan berat ketika prosentase gliserol
penelitian Utami dkk (2014) dengan pemakaian meningkat dari 20% w/w ke 30% w/w.
gliserol 20% (w/w), FPKP mempunyai nilai kuat Konsentrasi gliserol yang semakin bertambah akan
tarik yang lebih tinggi apabila menggunakan filler meningkatkan kelembaban plastik karena gliserol
CaCO3 (2,216 MPa). Utami dkk (2014) memiliki sifat higroskopik sehingga gliserolakan
menyatakan bahwa nilai kuat tarik film dengan menyisip diantara rantai polimer plastik
gliserol 20% (w/w) adalah sebesar 1,8519 MPa. (Bourtoom, 2008). Kemampun biodegradasi
Utami dkk (2014) menggunakan filler kitosan terbesar ditunjukan FPKP – CA dengan konsetrasi
dengan pati dari kulit pisang raja. gliserol 60% w/w, baik untuk filler CaCO3
Selain menggunakan penambahan CA, (mencapai 75,656%) maupun dengan filler CMC
FPKP juga menggunakan filler yang berbeda yaitu (81,161%).
CaCO3 dan CMC. Hasil penelitian ini Penambahan asam sitrat (CA)
menunjukkan bahwa penggunaan filler CaCO3 dan berpengaruh cukup sginifikan terhadap
CMC dapat meningkatkan nilai kuat tarik FPKP. kemampuan biodegradasi FPKP, seperti terlihat
Beberapa peneliti sebelumnya juga menyatakan pada Gambar 3.a dan Gambar 3.b. Kemampuan
pengaruh yang sama, yaitu Hidayat dkk (2013) biodegradasi FPKP – CA jauh lebih rendah
menyatakan bahwa film plastik dengan daripada FPKP. Hal ini terjadi karena ikatan
penambahan CMC akan menambah intensitas antara gugus karboksil CA dengan gugus hidroksil
gugus -OH karboksil dan berdampak pada pati menyebabkan berkurangnya gugus
meningkatkan nilai kuat tarik film plastik dari pati hidroksil pati sehingga ketahanan FPKP terhadap
gembili. Yang dkk (2004) juga menyatakan hal air (water resistibility) meningkat (Ghanbarzadeh
yang sama, CaCO3 dapat meningkatkan kuat tarik dkk, 2010). Peningkatan water resistibility
dari poli paduan pati dengan polyvinyl alcohohol menyebabkan air yang terdapat di dalam tanah
(PVA) sebagai dampak dari semakin kompaknya tidak dapat berinteraksi dengan FPKP sehingga
struktur poli paduan karena adanya CaCO3. degradasi berjalan lebih lambat. Penambahan CA
Hanya saja, untuk FPKP (tanpa CA), CaCO3 mengakibatkan prosentase pengurangan berat
menghasilkan kuat tarik yang lebih tinggi daripada berkurang dari 41,914% hingga mencapai 2,142%
FPKP dengan filler CMC. CMC bersifat lebih untuk FPKP dengan 20% w/w gliserol dan filler
hidrofil daripada CaCO3 sehingga struktur FPKP CaCO3, atau dapat dikatakan bahwa FPKP – CA
menjadi lebih kompak dengan adanya CaCO3 membutuhkan waktu degradasi yang lebih lama
(Hidayat dkk, 2013). daripada FPKP. ASTM D6888-11 menyatakan
bahwa plastik biodegradable akan mengalami
Hasil Uji Kemampuan Biodegradasi degradasi 90% selama 180 hari atau 2.5% dalam 5
(biodegrability test) hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebetulnya
Plastik biodegredable adalah salah satu jenis FPKP memiliki kemampuan biodegradasi yang
plastik yang dapat diuraikan kembali oleh terlalu besar. Apabila kemampuan biodegradasi
lingkungan. Untuk mengetahui kemampuan terlalu besar maka daya tahan film plastik yang
biodegradasi dari film plastik yang dihasilkan dihasilkan juga menurun dan masa pakai film
maka dilakukan pengujian pemendaman dalam plastik akan berkurang. Dengan demikian,
tanah (soil burial test). Hal ini bertujuan untuk komposisi dari bahan aditif yang digunakan harus
mengetahui durasi sampel tersebut akan terurai diperhatikan agar dapat menghasilkan FPKP
oleh mikroorganisme di dalam tanah. Uji dengan kemampuan biodegradasi yang dapat
kemampuan biodegradasi dilakukan selama 5 hari. memberikan daya tahan yang optimal.
Gambar 3 menunjukkan prosentase Pengaruh filler CaCO3 dan CMC yang
penurunan berat sampel FPKP setelah dilakukan digunakan memberikan dampak yang tidak
soil burial test. Prosentase penurunan berat yang berbeda. Gambar 3.a dan Gambar 3.b memiliki

26
Hardjono dkk. / JBAT 5 (1) (2016) 22-28

100.00 100.00
81.161
75.656
% penurunan beart

% penurunan berat
80.00 62.667
80.00
58.278
60.00 FPKP 48.882
41.914
60.00 FPKP
40.00 FPKP - CA
40.00 FPKP - CA

20.00 29.567 20.00


2.142 25.510
8.517
0.00 10.969 15.544
0.00
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80
Konstrasi Gliserol (% w/w) Konstrasi Gliserol (% w/w)

Gambar 3. Pengaruh konsentrasi gliserol terhadap prosentase penurunan berat film plastik pati kulit
pisang (FPKP) dengan filler CaCO3 [a] dan filler CMC [b]

kecenderungan yang hampir sama. Filler CaCO3 Daftar Notasi


memberikan kemampuan biodegradasi yang lebih A luas penampang film plastik biodegradable
kecil (berkisar 41,914 – 75,656% untuk FPKP – yang dikenai tegangan (mm2)
CAdan 2,142 – 29,567% untuk FPKP) daripada a percepatan gravitasi (m/s2)
filler CMC. CMC lebih bersifat hidrofil daripada m berat beban saat sampel terputus (kg)
CaCO3, sehingga penambahan CMCjustru Fmaks tegangan maksimum(N)
menambah sifat hidrofil FPKP yang dihasilkan τ kuat tarik (Mpa)
dan FPKP akan mempunyai tingkat kelembaban
yang tinggi(Hidayat dkk, 2013). Tingkat DAFTAR PUSTAKA
kelembaban yang tinggi menjadi habitat yang baik
untuk mikroba melakukan degradasi terhadap Ardakani, K. M., A. H. Navarchian, and F.
FPKP. Dengan demikian kemampuan Sadeghi. "Optimization of Mechanical
biodegradasi FPKP dengan filler CMC lebih besar Properties of thermoplastic starch/clay
daripada FPKP dengan filler CaCO3. nanocomposites." Carbohydrate Polymers
79 (2009): 547-554.
SIMPULAN Bourtoom, Thawien. "Plasticizer effect on the
properties of biodegradable blend film
Film plastik dari pati kulit singkong from rice starch-chitosan." Songklanakarin
(FPKP) telah disintesis dengan menggunakan Journal Science of Technology 30, no.
gliserol sebagai plasticizer, CaCO3 dan CMC Suppl.1 (2008): 149-155.
sebagai filler serta asam sitrat (CA) sebagai bahan Darni, Yuli, and Herti Utami. "Studi Pembuatan
aditif. Penambahan CA dapat meningkatkan dan Karakteristik Sifat Mekanik dan
karakteristik FPKP, meliputi: (1) meningkatkan Hidrofobisitas Bioplastik dari Pati
nilai kuat tariknya dan (2) menahan kemampuan Sorgum." Jurnal Rekayasa Kimia dan
biodegradasi dari FPKP. Peningkatan Lingkungan Vol. 7, No. 4, 2010: 190-195.
jumlah/konsentrasi plasticizer yang digunakan Ghanbarzadeh, Babak, Hadi Almasi, and Ali A.
(gliserol) dapat menurunkan nilai kuat tarik dan Entezami. "Improving the barrier and
menambah kemampuan biodegradasi dari FPKP, mechanical properties of corn starch-based
sedang perbedaan jenis filler (CaCO3 dan CMC) edible films: Effect of citric acid and
memberikan kecenderungan yang sama terhadap carboxymethyl cellulose." Industrial Crops
kuat tarik FPKP, tetapi berdampak berbeda and products, 2010.
terhadap kemampuan biodegradasinya. Hermansyah, Herri, and Adityo F. Nugroho.
Dengan demikian FPKP dengan Sintesis Bioplastikdari Pati Ubi Jalar
karakteristik terbaik adalah FPKP dengan menggunakan Penguat Logam ZnO dan
formulasi 20% w/w gliserol, dengan menggunakan Penguat Alami Selulosa. Jakarta:
CA dan filler CaCO3, yang menghasilkan FPKP Universitas Indonesia, 2012.
dengan kuat tarik sebesar 4,202 MPa dan Hermansyah, Herri, and Erdo S. Marbun. Sintesis
prosentase penurunan berat sebesar 2,142%. Bioplastik dari Pati Ubi Jalar Menggunakan

27
Hardjono dkk. / JBAT 5 (1) (2016) 22-28

Penguat Logam ZnO dan Penguat Clay. Modified Cassava Starch." Journal Science,
Jakarta: Universitas Indonesia, 2012. 2001.
Hidayat, M. Khoirul, Latifah, and Sri Mantini Qiao, X., Z. Tang, and K. Sun. "Plasticization of
Rahay Sedyawati. "Penggunaan corn starch by polyol mixtures."
Carboxymethyl Cellulose dan Gliserol Carbohydrate Polymers 83 (2010): 659-664.
pada Pembuatan Plastik Biodegradable Shi, Rui, et al. "Characterization of citric
Pati Gembili." Indonesian Journal of acid/glycerol co-plasticized thermoplastic
Chemical Science 2, no. 3 (November 2013): starch prepared by melt blending."
253-258. Carbohydrate Polymers 69 (2007): 748-755.
Indriyati, Lucia Indrarti, and Elsy Rahimi. Suharti, Profiyanti Hermien, Nanik Hendrawati,
"Pengaruh Carboxymethyl Cellulose dan and Arief Suharti. "Studi Awal
Gliserol terhadap SIfat Mekanik lapisan Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Kepok
Tipis Komposit Bakterial Selulosa." Jurnal (Musa acuminata balbisiana Colla)
Sains Materi Indonesia 8, no. 1 (Oktober sebagai Bahan Baku Pembuatan Film
2006): 40-44. Biodegradable." Jurnal Teknik: Ilmu dan
Ioannou, Irina , and Mohamed Ghoul. Aplikasi, 2015.
"Prevention of Enymatic Browning in Utami, Meilina Rahayu, L. Latifah, and Nuni
Fruit and Vegetables." European Scientific Widiarti. "Sintesis Plastik Biodegradable
Journal 9, no. 30 (October 2013): 310-341. dari Kulit Pisang dengan Penambahan
Kampeerappun, P., D. Aht-ong, D. Pentrakoon, Kitosan dan Plasticizer Gliserol."
and K. Srikulkit. "Preparation of cassava Indonesian Journal of Chemical Science, 2014:
starch/montmorillonite composite film." 163-167.
Carbohydrate Polymers 67 (2007): 155-163. Widyaningsih, Senny; Kartika, Dwi; Nurhayati,
Ma, F. X. "Praparations and properties of glycerol Yuni Tri;. "Pengaruh Penambahan
plasticized-pea starch/zinc oxide Sorbitol Dan Kalsium Karbonat Terhadap
bionanocomposite." Carb. Polymers 75 Karakteristik Dan Sifat Biodegradasi Film
(2009): 472-478. Dari Pati Kulit Pisang." Molekul 7, no. 1
Mao, Lijun, Syed Imam, Sherald Gordon, Patrizia (2012): 69-81.
Cinelli, and Enno Chiellini. "Extrude Wirawan, Sang Kompiang, Agus Prasetya, and
Cornstarch_Glycerol_Polyvinyl Alcohol Ernie. "Pengrauh Plasticizer pada
Blends: Mechanical Properties, Karakteristik Edible FIlm dari Pektin."
Morphology, annd Biodegradability." Reaktor 14, no. 1 (April 2012): 61-67.
Journal of Polymers and the Environment 8, Yang, June-Ho, Jongshin Park, Daehyun Kim,
no. 4 (October 2002). and DaeHoon Lee. "Effect of Calcium
Nguyen, Thi Bich Thuy, Saichol Ketsa, and Carbonate as the Expanding Inhibitor on
Wouter G. van Doorn. "Relationship the Structural and Mechanical Properties
between browning and the activities of of Expanded Starch/Polyvinyl Alcohol
polyphenol oxidase and phenylalanine Blends." Journal of Applied Polymer Science
ammonia lyase in banana peel during low 93 (2004): 1762-1768.
temperature storage." Postharvest Biology Zuraida, A., Y. Yusliza, H. Anuar, and R. Mohd
and Technology 30, 2003: 187-193. Khairul Muhaimin. "The effect of water
Pimpan, V, K. Ratanarat, and M. and citric acid on sago starch bio-plastics."
Pongchawanakul. "Preliminary Study on International Food Research Journal 19, no. 2
Preparation of Biodegradable Plastic from (2012): 715-719.

28

Anda mungkin juga menyukai