1. TUJUAN PERCOBAAN
a. Minggu I
- Dapat mengoperasikan Jarr Test
- Dapat menentukan dosis optimum koagulan yang digunakan
b. Minggu II
- Mahasiswa dapat memahami dan menggambarkan proses pengolahan air
baku menjadi air bersih.
- Mahasiswa dapat menghitung laju alir koagulan yang digunakan.
- Mahasiswa mampu menganalisa air disetiap bak.
4. DASAR TEORI
Proses Pengolahan Air
Proses pengolahan air bertujuan agar didapatkan air yang memenuhi syarat
untuk didapatkan sebagai air bersih. Pengolahan air bersih melalui beberapa
tahapan proses yaitu :
1. Proses Penyaringan
2. Proses Koagulasi
3. Proses Flokulasi
4. Sedimentasi
5. Aerasi
6. Penyaringan
7. Proses penambahan disinfektan
b. Air laut
Air laut tersedia dalam jumlah yang melimpah dengan kualitas air yang
hampir sama dan tetap untuk jangka waktu tertentu. Parameter dominan yang
ada di air laut adalah garam mineral seperti Na Cl (biasanya ditunjukkan
dalam kadar salinitas) yang sangat korosif terhadap peralatan proses produksi.
c. Air permukaan
Air permukaan yang sering dimanfaatkan adalah air danau dan air sungai.
Kualitasnya sangat tergantung dari aktivitas manusia yang berada di daerah
aliran sungai. Parameter yang cukup menonjol adalah mikroorganisme dan
kadar padatan tersuspensi atau kekeruhan.
b. Kekeruhan ( turbidity )
Parameter kekeruhan biasa dilakukan untuk analisis kualitas air bersih
bukan air limbah. Nilai kekeruhan bisa menunjukkan tingkat atau kadar
padatan tersuspensi di dalam air. Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan
metode photometri dengan cara menetukan persentase cahaya yang diserap
atau dihamburkan oleh cairan jika diberikan cahaya dengan intensitas
tertentu. 1 Jakson Turbidity Unit ( JTU ) sama dengan kekeruhan yang
dihasilkan oleh 1 mg SiO2 dalam liter air distilasi. Satuan kekeruhan yang lain
adalah Nephelometri Turbidity Unit ( NTU ) yang didasarkan pada prinsip
penghambatan cahaya.
c. Alkalinitas
Definisi : julah anion dalam air yang akan bereaksi untuk menetralisir
ion II. Merupakan suatu ukuran kemampuan air menetralisir asam. Parameter
yang tergolong alkalinitas :
- CO32-, HCO3-, H2BO3-, CO2
- OH-, HSiO3-, H2PO4-, NH3
Parameter yang pada umumnya diperhatikan sebagai alkalinitas adalah
sebagai bikarbonat ( HCO3 ), carbonat ( CO3 ), dan hidroksida ( OH- ).
Sumber alkalinitas antara lain disolusi garam bicarbonat. Gas CO2 yang
terlarut dalam air berasal dari transfer CO2 dari udara dan respirasi
mikroorganisme. Gas CO2 ini akan melarutkan mineral magnesium dan
calsium dalam bentuk CaCO3 atau MgCo3, dan menghasilkan komponen
hardness dan alkalinitas menurut reaksi :
H2O + CO2 + MgCO3 Mg (HCO3)2 Mg 2+ + 2( HCO3- )
H2O + CO2 + CaCO3 Mg (HCO3)2 Ca2+ + 2(HCO3- )
Pengukuran alkalinitas dilakukan dengan titrasi dengan asam. Jika
digunakan 0,02 N H2SO4 sebagai titran, maka 1 ml asam dapat menetralisir 1
mg alkalinitas sebagai CaCO3. Ion H+ dari asam bereaksi dengan komponen
alkalinitas menurut persamaan reaksi :
H+ + OH- H2O
H+ + CO32- HC3-
H+ + HCO3- H2CO3
Jika asam sebagai titran ditambahkan perlahan-lahan ke air yang
mengandung alkalinitas, maka gambaran penurunan pH air bis diliht di kurva
berikut:
d. Kesadahan (Hardness)
Definisi :
- Konsentrasi kation metal multi valen dalam larutan
Pemeriksaan pH
Air permukaan di daerah tropis sering keruh dan mengandung zat-zat
penyebab warna. Kekeruhan dapat berasal dari erosi tanah, pertumbuhan
ganggang atau kotoran hewan yang terbawa air sewaktu mengalir di permukaan
bumi. Warna dapat disebabkan oleh substansi yang berasal dari pembusukan zat-
zat organik, daun atau tanah seperti gambut.
Koagulan yang umum digunakan adalah aluminium sulfat (Al2(SO4)3)
dimana ion-ion aluminium sulfat yang bermuatan positif tiga merupakan agen
netralisasi. Untuk mendapatkan koagulasi yang baik, koagulan dengan dosis
optimum harus dibubuhkan dalam air dan dicampurkan secara baik. Dosis optimal
akan bervariasi tergantung pada sifat alamiah air baku dan komposisi keseluruhan
(pH, kekeruhan, komposisi kimia) adalah tidak mungkin untuk menghitung dosis
koagulan optimum untuk air baku tertentu.
Bila kita ingin membuat 5% larutan aluminium sulfat sebanyak 1000 liter, yaitu
sebagai berikut :
1. Menimbang aluminium sulfat 5% x 1000 liter = 50 kg
2. Memasukkan aluminium sulfat kedalam bak aluminium sulfat yang lebih
ditimbang.
3. Mengisi bak dengan air sepertiga dari bak dan mengaduk sampai
homogeny.
4. Mengisi terus bak sampai larutan menjadi 1000 liter.
Koagulasi (pengumpulan)
Koagulasi merupakan salah satu tahapan proses dalam pengolahan air yang
menggunakan bahan pengumpal. Koagulasi berasal dari bahasa latin
“Coagulare” yang berarti bergerak bersama. Dalam proses kimia koagulasi dapat
diartikan sebagai mekanisme penetralan.
Koagulasi adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air akan membantu
pada proses pengendapan paertikel-partikel. Alat pembubuhan koagulasi ini
dibedakan pada cara pembubuhan yaitu:
1. Memakai pompa, pembubuhan zat kimia dengan bantuan pompa
2. Secara gravitasi, dimana zat kimia (larutan) mengendap dengan sendirinya
karena gravitasi.
Faktor- faktor yang mempengaruhi proses koagulasi :
a. Dosis koagulasi
b. Kecepatan pengadukan
c. pH dan waktu
Air baku yang akan diolah ditambahkan bahan kimia penggumpal. Bahan
kimia penggumpal yang lebih intensif dalam pengolahan air adalah aluminium
sulfat atau yang dikenal dengan tawas.
Tujuan dari penggumpalan untuk memudahkan air lebih homogeny
sehingga terbentuk flok-flok. Agar pengalirannya dan pembentukan flok- flok
yang lebih besar dibutuhkan pengadukan yang lambat dengan adanya bantuan
sekat-sekat pada bak penggumpalan.
Dengan adanya sekat-sekat ini berarti waktu pengalirannya agak lama,
sehingga campuran akan semakin merata dan mempercepat terbentuknya butiran-
butirran yang lebih besar agar memudahkan terjadinya pengendapan pada proses
berikutnya.
Sedimentasi
Proses ini terjadi berdasarkan gaya gravitasi bumi terhadap flok-flok yang
telah terbentuk flok-flok yang mempunyai density yang lebih besar daripada air
akan mengendap dengan sendirinya. Pada bak ini sebagian besar kotoran air akan
dipisahkan tetapi tidak semuanya mengendap seperti kotoran-kotoran halus yang
melayang,akan disaring pada proses selanjutnya.
Filtrasi (penyaringan)
Proses penyaringan merupakan proses pembersihan dari sisa-sisa kotoran
kecil yang masih melayang-layang didalam air setelah proses pengendapan. Filter
yang biasa terdiri dari selapis pasir atau pasir atau pasir dan batu dan batu kerikil.
Bila air lolos melalui filter tersebut, partikel-partikel terapung dan bahan-bahan
penggumpal akan bersentuhan dengan butir-butir pasir dan melekat ke pasir
tersebut. Hal ini akan memperkecil ukuran celah-celah yang dapat dilalui air dan
menghasilkan daya penyaring. Dengan lewatnya maka akan semakin banyak
bahan yang terperangkap oleh tumpukan pasir. Dan air tersebut akan ditambahkan
bahan kimia pada proses desinfeksi.
Desinfeksi
Desinfeksi bertujuan membunuh kuman-kuman yang terdapat dalam air
dapat menimbulkan bibit penyakit. Jenis bahan kimia yang dipergunakan untuk di
proses desinfeksi antara lain larutan kaporit dan gas chlor.
Minggu II
1. Mengambil sampel air baku untuk dianalisa
2. Menyiapkan koagulan dengan dosis 200 ppm
3. Mengukur laju alir air baku
4. Mengukur laju alir koagulan
5. Menghitung dosis koagulan berdasarkan laju alir dan lama pompa
dihidupkan
6. Mengambil sampel air bersih dan air setelah proses sedimentasi
6. DATA PENGAMATAN
Minggu Kedua
Parameter
No. Sampel Konduktivitas
TDS Turbidity
pH
(ppm) ( (NTU)
2. Koagulan 54
7. ANALISA PERCOBAAN
Minggu II
Pada minggu kedua dilakukan pengolahan air baku menjadi air bersih
menggunakan bak pengolahan air yang berada di Laboratorium Kimia Politeknik
Negeri Sriwijaya. Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan laju alir
koagulan yang digunakan serta mengetahui nilai dari beberapa parameter air
disetiap bak yaitu air baku, air setelah disedimentasi, dan air setelah difiltrasi.
Adapun analisa air yang dilakukan yaitu pengukuran pH air, konduktivitas, TDS,
dan turbidity. Sementara itu koagulan yang digunakan yaitu tawas (Aluminium
sulfat) dengan dosis koagulan sebesar 200 ppm dengan laju alir koagulan yaitu 54
L/jam.
Pada pengolahan air bersih, air baku sebelum diolah dimasukkan ke dalam
Intake. Intake adalah bak penampungan air baku untuk memisahkan air dari daun-
daun sampah atau partikel padat lainnya. Air baku adalah air yang berasal dari
sumber air permukaan, cekungan, air tanah, dan air hujan yang memenuhi
ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air bersih. Selanjutnya air di
pompa dan masuk ke dalam bak koagulasi dimana tempat bertemunya koagulan
dan air baku. Pada proses koagulasi ini terjadi proses destabilisasi partikel koloid
yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel ini bisa dengan penambahan
bahan kimia seperti tawas atau aluminium sulfat. Pada pengolahan air bersih di
Laboratorium Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya tidak ada pengaduk sehingga
tidak terjadi proses sedimentasi. Sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan
partikel-partikel koloid yang telah didestabilisasi pada proses sebelumnya. Proses
ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat Jenis partikel koloid (biasanya berupa
lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Namun masih ada partikel
koloid lain yang lebih ringan masih melayang-layang di permukaan air sehingga
ikut masuk ke proses selanjutnya yaitu filtrasi.
Daftar Pustaka