ABSTRACT
Edible film are plastics which can be degraded by microorgaisms and is made from
renewable materials. Plastics film is made from cassava starch. Plasticizer used is sorbitol
and glycerol. The purposes of this research is to determine the effect of plasticizer variation
and starch weight on the characteristics of cassava starch plastic films. Cassava starch
weight variation are 1,75 g, 2 g, 2,25 g at sorbitol and 3 g, 3,5 g, 4 g at glycerol and glycerol
variations are 1,5 ml, 1,75 ml, and 2 ml and sorbitol variations are 1,5 g, 1,75 g, and 2 g. The
reseach results showed that the interactions between starch and plasticizers are significantly
effect on tensile strength and elongation of the edible film while the starch cassava weight is
significantly effect on the thickness of the edible film. Tensile strength of plastic film are
decreased with increasing glycerol volume sorbitol weight. While elongation of plastic film
rised with increasing glycerol volume and sorbitol weight. Thickness of plastic film is
increase with increasing starch weight.
43
Teknoin Vol. 23 No. 1 Maret 2017 : 43-48
kemasan edible berbasiskan pati layak untuk Penelitian ini mencoba membuat edible
dikembangkan. Edible film yang dibuat dari film dari pati singkong dan akan
pati dikenal dengan edible film hidrokoloid. membandingkan sifat mekanik edible film
Edible film yang dibuat dari hidrokoloid dari dua jenis plasticizer, yaitu gliserol dan
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya sorbitol. Selain itu juga akan diteliti
baik untuk melindungi produk terhadap pemanfaatan edible film sebagai
oksigen dan karbon dioksida, serta memiliki pembungkus potongan buah apel.
sifat mekanis yang baik (Krochta and
Mulder-Johnstone, 1997, Bourtoom, 2007). 2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini mencoba membuat edible Pada penelitian ini menggunakan bahan
film dari pati singkong, karena singkong baku pati singkong, plasticizer (gliserol dan
mengandung pati yang tinggi yaitu sampai sorbitol) dan alumunium foil. Peralatan yang
90% (Niba, 2006 dalam Hui, 2006). Pada digunakan diantaranya hot plate, magnetic
pembentukan edible film, diperlukan stirrer, oven dan beker gelas. Singkong
plasticizer untuk pembentukan lapisan dipisahkan dari kulitnya, dicuci bersih,
kontinyu yang elastis. Plasticizer yang dipotong kecil - kecil, dan di-blender.
digunakan adalah sorbitol dan gliserol Setelah di-blender dikeringkan dengan cara
(Krochta, Baldwin dan Nisperos-Carriedo, dijemur sinar matahari, jika sudah kering di-
1994). blender lagi sampai halus.
Beberapa penelitian tentang pembuatan Pati singkong dilarutkan dalam aquadest
edible film, di antaranya oleh Krochta, 100 ml dengan konsentasi pati singkong 3%,
Baldwin dan Nisperos-Carriedo (1994), 3,5% dan 4 % (berat per volume), diaduk
Santoso, Saputra dan Pambayun (2004), dengan magnetic stirrer dan dipanaskan
Yulianti, Rahmi dan Ginting (2012) serta dengan hot plate pada 700C dengan
Radhiyatullah, Indriani dan Ginting (2015). pengadukan tetap dilakukan. Setelah
Krochta, Baldwin dan Nisperos-Carriedo berbentuk gel, ditambahkan gliserol dan
(1994) membuat edible film dari pati sebagai sorbitol dengan kombinasi 1,5%, 1,75% dan
pembungkus makanan. Hasil penelitian 2% (volume per volume). Selanjutnya gel
menunjukkan bahwa edible film dari pati dicetak pada cawan patri, dikeringkan dalam
dapat digunakan sebagai pembungkus oven pada suhu 600C selama 23 jam.
makanan dan dapat memperlama ketahanan Kemudian didinginkan dalam eksikator
makanan dari kerusakan. Santoso, Saputra selama 2-3 hari , selanjutnya disimpan dalam
dan Pambayun (2004), meneliti wadah plastik berisi silica gel. Proses yang
kemungkinan edible film dari pati sebagai sama dilakukan untuk variable lainnya.
pembungkus Lempok Durian dan hasilnya Setelah dilakukan analisis fisik dan diperoleh
adalah dapat digunakan. Yulianti, Rahmi dan kondisi optimum, edible film pada kondisi
Ginting (2012) meneliti karakteristik fisik optimum tersebut digunakan untuk
edible film dari umbi - umbian. Selanjutnya membungkus potongan apel. Apel dipotong
Radhiyatullah, Indriani dan Ginting (2015) menjadi dua bagian sama besar. Potongan
meneliti pengaruh berat pati dan volume pertama dibungkus edible film dan potongan
plasticizer gliserol terhadap karakteristik kedua dibiarkan. Selanjutnya diamati
film bioplastik dari pati kentang. perubahan warna kedua potongan apel
tersebut.
44
Pembuatan Edible Film dari Pati Singkong Sebagai Pengemas Makanan (Farham HM Saleh, dkk)
Tabel 1. Kombinasi Berat Pati dan Volume Tabel 2. Kombinasi Berat Pati dan Volume
Gliserol Sorbitol
Berat Pati, gram (A) Berat Pati, gram (C)
3 3,5 4 1,75 2,0 2,25
Volume 1,5 A1B1 A2B1 A3B1 Berat 1,5 C1D1 C2D1 C3D1
Gliserol, 1,75 A1B2 A2B2 A3B2 Sorbitol, 1,75 C1D2 C2D2 C3D2
ml (B) 2,0 A1B3 A2B3 A3B3 gr (D) 2,0 C1D3 C2D3 C3D3
45
Teknoin Vol. 23 No. 1 Maret 2017 : 43-48
Hasil pengujian karakteristik edible film pada gel pati singkong semakin kuat dengan
yang dihasilkan ditunjukkan Tabel 3 dan semakin banyaknya pati. Sebaliknya
Tabel 4 di atas. semakin banyak plasticizer gliserol kekuatan
Tabel 3 menunjukkan karakteristik tarik edible semakin kecil. Hal ini
edible film dengan plasticizer gliserol. Pada disebabkan dengan penambahan plasticizer,
Tabel 3 tersebut terlihat bahwa semakin molekul-molekul plasticizer di dalam larutan
besar jumlah pati singkong maka kekuatan tersebut terletak di antara rantai ikatan
tarik edible semakin tinggi. Hal ini biopolimer dan dapat berinteraksi dengan
disebabkan oleh sifat dari ikatan biopolymer membentuk ikatan hidrogen dalam rantai
46
Pembuatan Edible Film dari Pati Singkong Sebagai Pengemas Makanan (Farham HM Saleh, dkk)
ikatan antar polimer sehingga menyebabkan berubah secara merata, sedangkan belahan
interaksi antara molekul bioploimer menjadi buah apel yang dibungkus dengan edible film
semakin berkurang. Hal ini menyebabkan dengan plasticizer sorbitol dapat bertahan
berkurangnya kuat tarik dengan adanya sampai 4,5 jam dan dengan plasticizer
penambahan plasticizer. gliserol dapat bertahan sampai 5 jam. Hal ini
Sementara itu dengan bertambahnya menunjukkan bahwa edible film dapat
jumlah pati singkong, mulur atau elongasi digunakan untuk mempertahankan kualitas
edible cenderung naik kemudian turun, apel.
namun justru semakin naik mulurnya dengan Dari kedua plasticizer yang digunakan,
bertambahnya plasticizer gliserol. Hal ini jika dibandingkan karakteristik fisiknya
disebabkan oleh sifat plasticizer yang secara keseluruhan, maka edible film dengan
fleksibel, sehingga edible lebih mulur. plasticizer sorbitol lebih baik edible film
Selanjutnya ketebalan edible akan semakin dengan plasticizer gliserol. Edible film
tebal dengan bertambahnya pati singkong dengan plasticizer sorbitol mempunyai rata-
sedangkan dengan bertambahnya plasticizer rata kekuatan tarik 1135,57 cN, mulur
tidak membentuk pola tertentu. 24,88% dan ketebalan 0,287 cm,
Tabel 4 menunjukkan semakin banyak dibandingkan dengan edible film dengan
jumlah pati singkong yang digunakan, maka plasticizer gliserol dengan rata - rata
kekuatan tarik edible film dengan plasticizer kekuatan tarik 980,67 cN, mulur 21,5% dan
sorbitol semakin besar, sama seperti ketebalan 1,087 cm.
menggunakan plasticizer gliserol. Hal yang
sama juga terjadi pada penambahan 4. KESIMPULAN
plasticizer, semakin besar plasticizer yang Dari hasil penelitian dan pembahasan di
ditambahakan maka kuat tarik edible atas dan dalam rentang variabel penelitian,
semakin menurun. Hal ini karena sifat dari maka dapat disimpulkan :
plasticizer terkait ikatan biopolymer.
Sementara itu dengan bertmbahnya jumlah 1. Pada penggunaan plasticizer gliserol,
pati singkong, maka mulur atau elongasi semakin berat pati singkong, maka
edible turun kemuadian naik, namun justru kekuatan tarik dan ketebalan edible film
semakin naik mulurnya dengan makin besar sebaliknya semakin besar
bertambahnya jumlah plasticizer. Hal ini volume gliserol, maka kekuatan tarik
disebabkan sifat umum plasticizer yang edible film.
fleksibel. Selanjutnya ketebalan edible 2. Pada penggunaan plasticizer sorbitol,
semakin tebal dengan semakin semakin berat pati singkong, maka
bertambahnya pati singkong sementara kekuatan dan ketebalan edible fim
dengan bertambahnya plasticizer ketebalan semakin besar, sebaliknya semakin berat
edible tidak membentuk pola tertentu. plasticizer, maka semakin kecil nilai kuat
Dari kedua tabel tersebut di atas, hasil tarik edible film. Selanjutnya semakin
terbaik diperoleh pada kombinasi berat pati berat plasticizer, maka mulur edible film
singkong 3,5 gram dan volume gliserol semakin besar.
sebesar 1,75 ml serta berat pati singkong 2 3. Kondisi optimum dicapai pada variasi
gram dan berat sorbitol 1,75 gram. berat pati singkong 3,5 gram dan volume
Selanjutnya pada kondisi optimum tersebut gliserol 1,75 ml dengan kekuatan tarik
dilakukan uji coba dengan pembungkusan sebesar 1035 cN, mulur 33,9% dan
buah apel. Apel yang dibelah dua sama ketebalan 0,245 cm serta pada variasi
besar, sebagian dibiarkan di udara terbuka berat pati 2 gram dan berat sorbitol 1,75
dan sebagian lagi dibungkus dengan edible gram dengan kekuatan tarik 1013,7 cN,
film dengan plasticizer gliserol dan sorbitol. mulur 20,7% dan ketebalan 0,197 cm.
Setelah 2 (dua) jam belahan buah apel yang
dibiarkan di udara terbuka, warnanya
47
Teknoin Vol. 23 No. 1 Maret 2017 : 43-48
4. Potongan buah apel yang dibungkus Santoso, B., D. Saputra, dan Pambayun, R.
dengan edible film dari pati singkong 2004. Kajian Teknologi Edible
lebih awet dibandingkan dengan tanpa Coating dari Pati dan Aplikasinya
dibungkus dengan edible film. Potongan untuk Pengemas Primer Lempok
buah apel tanpa pembungkus edible film Durian. Jurnal Teknologi dan
mengalami perubahan fisik dengan Industri Pangan XV (3).
waktu 2 jam, sedangkan potongan buah Yulianti, Rahmi dan Ginting, Erliana. 2012.
apel dengan pembungkus edible film Perbedaan Karakteristik Fisik
membutuhkan waktu 4 - 5 jam. Edible Film dari Umbi-umbian
5. Secara umum dari karakteristik fisik, yang dibuat dengan Penambahan
edible film dengan plasticizer sorbitol Plasticizer. Penelitian Pertanian
lebih baik dibandingkan dengan edible Tanaman Pangan, Vol. 31 No. 2.
film dengan plasticizer gliserol.
DAFTAR PUSTAKA
48