2017-12-076
PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Tugas Paper Teknik Tenaga Uap
Ir,Habib Rochani.MT
P
LTU (Pembangkit Listrik tenaga uap) suatu system pembangkit thermal dengan
menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya yaitu dengan memanfaatkan energi
kinetic uap untuk menggerakan poros sudu-sudu turbin. Pada dasarnya pengertia dari
PLTU adalah suatu pusat yang memproduksi listrik dengan system tenaga uap dengan
mengambil energi panas yang terkandung di dalam bahan bakar, untuk memproduksinya.
Kemudian uap di alirkan ke dalam turbin dan turbin tersebut akan merubah energi panas uap yang
diterima menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak putar. Dan dari Gerakan putar ini kemudian di
kopel dengan generator yang akhirnya bisa menghasilkan energi listrik khusunyauntuk tenaga listrik
tenaga uap bahwasanya energi panas dalam bahan bakar tidak langsung deiberikan langsung ke
turbin melainkandiberikan terlebih dahulu ke steam generator atau yang sering kita sebut boiler atau
Ketel uap
Uap yang dihasilkan oleh boiler tekanan maupun temperaturnya cukup tinggi kemudian baru
di masukkan ke turbin dari sedikit penjabaran diatas dapat kita ketahui bahwasanya dalam dunia
pembangkit listrik tenaga uap ada tiga komponen ytama yaitu :
Dari perpindahan energi-energi di atas proses yang terjadi dengan peralatan peralatan yang ada
kaitanya dengan aliran,tekanan dan temperature yang tinggi serta proses-proses kimia yang tidak
bisa dihindarkan
• Pengertian PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah kering. Pembangkit listrik tenaga uap
pembangkit yang mengandalikan energi menggunakan berbagai macam bahan bakar
kinetik dari uap untuk menghasilkan energi terutama batu-bara dan minyak bakar serta
listrik. Bentuk utama pembangkit listrik jenis MFO untuk start awal. Komponen- komponen
ini adalah generator yang di hubungkan ke pada pembangkit listrik tenaga uap tersebut
turbin dimana untuk memutar turbin dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
diperlukan energi kinetik dari uap panas atau
Prinsip kerja dari PLTU adalah dengan economizer yang selanjutnya dialirkan ke
menggunakan siklus air-uap-air yang pipa untuk dipanaskan pada tube boiler
merupakan suatu sistem tertutup air dari
kondensat atau air dari hasil proses
pengkondensasian di kondensor dan make up
water (air yang dimurnikan) dipompa oleh
condensat pump ke pemanas tekanan rendah.
Disini air dipanasi kemudian dimasukkan oleh
daerator untuk menghilangkan oksigen,
kemudian air ini dipompa oleh boiler feed
water pump masuk ke economizer. Dari Gambar . Proses Konversi Energi PLTU
Pada tube, air dipanasi berbentuk uap Energi listrik yang dihasilkan dari generator
air. Uap air ini dikumpulkan kembali pada disalurkan dan di distribusikan lebih lanjut ke
steam drum, kemudian dipanaskan lebih pelanggan. Uap bebas dari turbinselanjutnya
lanjut pada superheater sudah berubah di kondensasikan dari kondensor dan bersama
menjadi uap kering yang mempunyai tekanan air dari make up water pump dipompa lagi
dan temperatur tinggi, dan selanjutnya uap ini oleh pompa kondensat masuk ke pemanas
digunakan untuk menggerakkan sudu turbin tekanan rendah, daerator, boiler feed water
tekanan tinggi, untuk sudu turbin pump, pemanas tekanan tinggi, economizer,
menggerakkan poros turbin. Hasil dari dan akhirnya menuju boiler untuk dipanaskan
putaran poros turbin kemudian memutar poros menjadi uap lagi. Proses ini akan terjadi
generator yang dihubungkan dengan coupling, berulang-ulang
dari putaran ini dihasilkan energi listrik.
.
Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan diagram T – s
(Temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine ideal. Adapun urutan langkahnya
adalah sebagai berikut :
• a – b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah kompresi
isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
• b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih. Terjadi di
LP heater, HP heater dan Economiser.
• c – d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube (riser)
dan steam drum.
• Siklus Termodimika
5. Sistem proteksi
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING
IT-PLN
10 HELMY DARMAWAN
2017-12-076
Sistem proteksi turbin
merupakan serangkaian peralatan baik 1) Sistem pengendalian dengan governor
mekanis, hidrolis dan elektris yang motor
dirancang mampu mengamankan
operasi turbin dalam segala kondisi Pada sistem ini pengaturan
terburuk sekalipun. pembukaan governor valve selain diperintah
6. Condenser oleh tekanan minyak governor motor, juga
Condenser berfungsi untuk dipengaruhi oleh putaran turbin (frekuensi).
mengkondensasikan uap bekas menjadi uap Hal ini dapat terjadi
air pengisi boiler, dimana uap bekas dari LP karena tekanan minyak governor
Turbin masuk ke kondensor melalui pipa-pipa motor berhubungan dengan tekanan discharge
kondensor yang di dalamnya berisi fluida impeller serta putaran turbin. Sistem
kerja (biasanya berupa sea water atau fresh pengaturan ini disebut juga free governor
water). action. Karena pembukaan governor
dipengaruhi oleh perubahan frekuensi.
• Pengendalian Katup Uap Turbin Tekanan minyak pada governor diatur oleh
servo motor yang dikerjakan oleh operator
Salah satu hal yang juga sangat dari control room.
penting dalam pengontrolan turbin uap adalah
pengaturan putarannya dengan mengatur 2) Sistem pengendalian secara elektronik
prosentase buka tutup katup. Sistem katup uap Pada sistem ini pengaturan governor
(governor valve) pada dasarnya mempunyai dilakukan secara hidrolik diperintahkan oleh
fungsi sebagai berikut: suatu perangkat elektronik yang disebut
a. Sebagai pengendali putaran turbin electro hydraulic converter.
sebelum generator on line. b.Sebagai
pengendali setelah generator sinkron 3) Sistem pengendalian dengan load limit
dengan jaringan lokaldimana unit sebagai Pegaturan governor load limit adalah
master (island operator) pengaturan pembukaan govenor yang hanya
c. Sebagai pengendali beban yang dikontrol oleh tekanan minyak. Load limit
dibangkitkan generator apabila generator frekuensi tidak bisa mempengaruhi
sinkron dengan jaringan. Sistem pengatur pembukaan governor valve, kecuali jika
ini bekerja berdasarkan speed drop yang terjadi tekanan frekuensi yang tinggi sehingga
telah ditentukan untuk mengatur pengendalian minyak dari governor motor
frekuensi jaringan. akan menurunkan tekanan minyak.
d. Sebagai peralatan proteksi yang
menjamin bekerjanya turbin dengan • Sistem Pembakaran Batubara
aman. Mengingat cadangan batubara di
e. Sebagai sarana pengaturan secara jarak Indonesia cukup besar, maka kian hari kian
jauh dari pusat pengukur beban. banyak PLTU berbahan bakar batubara
dibangun di Indonesia. Bila ditinjau dari
Fungsi-fungsi trip yang telah kita keragaman sistemnya, PLTU batubara
bicarakan sebelumnya juga sangat memiliki tingkat kompleksitas yang lebih
berhubungan dengan governor ini karena
tinggi dibanding PLTU minyak. Berkenaan
ketika terjadi trip, governor- governor yang
ada akan secara otomatis menutup laju uap dengan itu, session ini akan diulas mengenai
yang menuju ke Turbin, sehingga turbin akan sistem pembakaran batubara. Lingkup
berhenti bekerja. pembakaran dalam session ini hanya dibatasi
mulai dari bungker batubara sampai ke burner
Mekanisme pengendalian buka tutup seperti terlihat pada gambar
katup dapat dilakukan sebagai berikut:
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING
IT-PLN
11 HELMY DARMAWAN
2017-12-076
beruapa deluge atau CO2. Penyumbatan
sering terjadi terutama ketika batubara dalam
keadaan basah. Pengoperasian vibrator yang
lebih intensif cukup dapat diandalkan untuk
mengatasi masalah ini.
• Coal Feeder
Gambar : Pulverizer
FDF menghisap udara atmosfir dan mengalirkannya melalui saluran udara (air duct)
melintasi pemanas awal udara (Air preheater) yang menggunakan uap untuk memanaskan udara .
Dari sini udara terus mengalir ke pemanas udara (air heater) yang memanfaatkan gas bekas sebagai
media pemanas. Setelah melintasi air heater, udara kemudian masuk kedalam windbox. Dari
windbox, udara kemudian didistribusikan ke damper - damper atau air register disekitar burner
untuk keperluan proses pembakaran didalam ruang bakar. Pada gambar 1.2.5, garis yang tercetak
tebal merupakan sistem udara pembakaran. Sistem umumnya dilengkapi dengan 2 buah FDF serta 2
saluran (duct) yang dihubungkan oleh saluran penghubung (cross tie).
Umumnya kedua FDF senantiasa beroperasi secara kontinyu. Dalam keadaan darurat, ketel
dapat beroperasi hanya dengan 1 FDF. Pengaturan aliran udara dapat dilakukan melalui pengaturan
inlet vanes ataupun melalui variasi putaran fan.
Karena temperatur gas yang dialirkan ini akan mengakibatkan kenaikkan temperatur
kembali oleh GRF lebih rendah, maka uap keluar superheater maupun reheater. Ini
efeknya akan menurunkan temperatur berarti bahwa pada laju pembakaran yang
campuran kedua gas dalam ruang bakar, tetapi tetap, semakin banyak gas bekas yang
meningkatkan massa gas yang akan melintasi disirkulasikan kembali ke ruang bakar, akan
elemen - elemen superheater dan reheater. semakin tinggi temperatur uap. Pengaturan
Akibatnya gas bekas akan membawa panas aliran gas yang disirkulasikan dapat dilakukan
lebih banyak dari ruang bakar untuk melaui GRF inlet damper atau memalui
diserahkan ke superheater dan reheater. Hal variasi putaran GRF.
Umumnya dipasang pada saluran gas dalam proses pembakaran. Jadi meter
bekas menuju cerobong. berfungsi untuk kepekatan gas bekas merupakan indikator
mendeteksi kepekatan gas bekas. Gas bekas bagi para operator untuk melakukan tindakan
yang jernih menandakan bahwa proses koreksi seperlunya. Salah satu jenis perangkat
pembakaran didalam ruang bakar berlangsung ini adalah tipe fotocell seperti terlihat pada
secara baik. Sedang gas bekas yang pekat, gambar di bawah ini
menandakan adanya suatu ketidak beresan
Baik PLTU berbahan bakar minyak batubara. Seperti diketahui bahwa bahan
maupun PLTU berbahan bakar batubara bakar minyak yang banyak dipakai di PLTU
selalu dilengkapi dengan sistem bahan bakar adalah jenis Heavy Oil (HFO) grade 6 yang
minyak. Fungsi sistem ini adalah untuk juga dikenal sebagai minyak bungker C.
menyediakan pasokan bahan bakar minyak
Selain itu juga digunakan minyak yang
bagi kebutuhan ketel. Konfigurasi sistem
lebih ringan (Lighter Oil) seperti grade 2 atau
bahan bakar minyak serta komponen-
minyak diesel (Inland Diesel Oil/IDO) yang
komponennya sangat beragam
umumnya dipakai untuk penyalaan awal
Mengingat keterbatasan waktu, maka ketel. Contoh tipikal untuk sistem bahan
pada session ini hanya akan dibahas sistem bakar minyak dapat dilihat sepeti pada
bahan bakar minyak tipikal yang umum gambar dibawah ini.
diterapkan pada PLTU minyak maupun PLTU
Sistem bahan bakar minyak mencakup pengisian, penimbunan, transfer serta pemanasan
minyak terutama untuk HFO.
• Tangki Penyimpan.
Berfungsi sebagai sarana penampung transfer pump melaui katup pengatur (CRV)
bahan bakar minyak. Untuk HFO terdiri dari yang dikendalikan oleh level day tank. Bila
tangki penampung utama (Main Storage level day tank sudah cukup maka katup akan
Tank) dengan kapasitas cukup besar dan menutup dan HFO dari pompa disirkulasikan
tangki harian (Day Tank) dengan kapasitas kembali ke storage tank. Untuk minyak diesel
yang lebih kecil. Storage Tank umumnya diisi (IDO) umumnya hanya disediakan satu tangki
dari sumber pasokan minyak diluar sistem dan tanpa pemanas, minyak langsung
seperti Tongkang, Truk dan lain sebagainya. dialirkan ke ignitor melalui katup pengurang
tekanan (Pressure Reducing Valve). Aliran
Tangki ini biasanya juga dilengkapi dengan minyak ke ignitor umumnya tidak variablel.
pemanas (heater) minyak yang berfungsi Bila ignitor stop maka minyak akan
untuk memanaskan minyak guna menurunkan
disirkulasikan kembali kedalam tangki.
kekentalan agar lebih mudah dipompakan.
Gambar bawah ini ., merupakan
Pemanasan dilakukan dengan metode “Trace ilustrasi storage tank sedang gambar dibawah
Heating” yang dapat menggunakan media ini, merupakan tipikal day tank dengan
berupa air panas atau listrik. Dari storage pemanas uap
tank, HFO dipompakan ke day tank oleh
• Pompa Minyak.
Baik transfer pump, supply pump melalui katup pengatur 3 jalan (Three Way
maupun booster pump memiliki fungsi yang Control valve) lewat saluran resirkulasi.
sama yaitu untuk mengalirkan minyak.
Bagi minyak yang sudah dipanasi
Gambar.15, merupakan jenis-jenis pompa
dengan cukup sehingga memenuhi
yang banyak dipakai. Transfer pump maupun
kualifikasiuntuk rentang atomisasi, dapat
supply pump umumnya berupa pompa ulir
digunakan pompa centrifugal untuk
yang digerakkan oleh motor listrik pada
mengalirkannya. Karena itu, pompa
putaran konstan dengan kapasitas untuk setiap
centrifugal banyak dipakai sebagai booster
pompa melebihi kebutuhan. Kelebihan
pasokan minyak dialirkan kembali ke Tangki pump.
Karena pemanas ini menggunakan uap sebagai media pemanas, maka air kondensasi uap
umumnya dikembalikan ke kondensor. Bila terjadi kebocoran pipa-pipa pemanas, maka air
kondensasi dari fuel oil heater akan tercemar minyak. Operator harus memperhatikan masalah
ini dengan seksama.
• Saringan Minyak (Strainer). Karena itu disetiap sisi hisap (suction) pompa
Fungsi dari saringan adalah untuk menahan senantiasa dipasangi saringan ini. Saringan
partikel-partikel padat atay semi padat dari minyak yang dipakai umumnya bertipe
minyak agar tidak menimbulkan masalah dupleks sehingga memungkinkan satu
pada komponen-komponen lain seperti saringan dibersihkan sedang satu saringan lain
pompa, oil heater dan sebagainya. aktif beroperasi. Contoh tipikal saringan
dupleks terlihat seperti gambar dibawah ini
Gambar : Stainer
Saringan dupleks biasanya dilengkapi masuk dan sisi keluar saringan sehingga
dengan handel/tuas untuk memindahkan perbedaan tekanan (P) minyak melintas
operasi dari kedua saringan. Juga dilengkapi saringan dapat diketahui. P ini merupakan
indikator untuk mengetahui saringan mana indikator dari kondisi kebersihan saringan.
yang sedang aktif. disamping itu, saringan Bila P tinggi berarti saringan kotor dan perlu
umumnya dilengkapi Pressure Gauge disisi dicuci/dibersihkan. Sebelum melakukan
Seperti diketahui untuk merealisir terjadinya perantara, fluida kerja akan mengalir
transformasi energi pada berbagai komponen melintasi beberapa komponen utama PLTU
utama PLTU, diperlukan fluida perantara dalam suatu siklus tertutup, seperti tampak
yang disebut fluida kerja. Fluida kerja yang pada gambar dibawah ini
dipakai di PLTU adalah air. Sebagai
Energy
Added
Energy Removed
Turbine
Boiler
Exhaust
Steam
Pump Condensed
Condenser Energy
Removed
• Sistem uap.
Sistem uap merupakan bagian dari
siklus dimana fluida kerja berada dalam
wujud uap dan dapat dikelompokkan menjadi
1. Sistem Uap Utama (Main Steam
System).
Merupakan rangkaian pipa saluran
untuk mengalirkan uap yang keluar dari ketel
ke turbin.
2. Sistem Uap Panas Ulang (Reheat
Steam System).
Sistem ini hanya terdapat pada pada
PLTU dengan turbin reheat. Juga merupakan
rangkaian pipa saluran uap yang terdiri dari
dua segmen yaitu yang menyalurkan uap
bekas dari turbin tekanan tinggi kembali ke 4. Sistem Uap Bantu (Auxiliary Steam
ketel (cold reheat) dan yang menyalurkan uap
System).
dari ketel ke Turbin tekenan Beberapa komponen atau alat bantu
menengah/rendah (hot reheat). PLTU memerlukan pasokan uap untuk dapat
3. Sistem Uap Ekstraksi (Extraction beroperasi. Alat-alat bantu tersebut
Bled Steam System). diantaranya adalah :
Selama melintasi turbin hingga keluar ➢ Steam Coil Air Heater (Air Pre
ke kondensor, uap dicerat/diekstrak di Heater)
beberapa titik dan pada umumnya uap ini ➢ Turbin untuk pompa air pengisi
dialirkan ke pemanas awal air pengisi (Feed (BFPT)
water Heater) untuk memanaskan air ➢ Uap untuk pemanas minyak (Oil
kondensat / air pengisi. Uap tersebut Heater)
dinamakan uap ekstraksi. ➢ Uap untuk atomisasi minyak (Steam
Gambar samping ini, memperlihatkan ketiga Atomizing)
sistem uap tersebut, dimana garis tebal putus- ➢ Sistem uap perapat poros turbin (Seal
putus menunjukkan sistem uap ekstraksi dan Steam)
garis tebal menyatakan sistem uap utama serta ➢ Desalination Plant
sistem uap reheat.
Kebutuhan uap bantu pada periode start
unit umumnya dipasok oleh unit lain yang
Gambar : Sistem Uap sudah beroperasi terlebih dahulu atau dari
10. Deaerator.
Deaerator merupakan komponen
paling hilir dari sistem air kondensat.
Merupakan pemanas tipe kontak langsung
(direct contact heater). Memiliki 2 fungsi
utama yaitu untuk memanaskan air kondensat
dan sekaligus menghilangkan gas-gas (non
condensable gas) dari air kondensat. Media
Gambar : Pemanas Awal Air pemanas yang digunakan adalah juga uap
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING
IT-PLN
32 HELMY DARMAWAN
2017-12-076
ekstraksi. Didalam deaerator terjadi kontak Akibatnya terjadi pertukaran panas antara uap
langsung antara air kondesat dengan uap dengan air sekaligus terjadi pula proses
pemanas. Akibat percampuran ini, maka deaerasi. Oksigen dan gas-gas lain akan
temperatur air kondensat akan naik hingga mengalir keatas dan keluar dari deaerator
hampir mencapai titik didihnya. Semakin menuju atmosfir melalui saluran venting.
dekat temperatur air kondensat dengan titik Proses deaerasi secara mekanis seperti ini
didihnya, semakin mudah pula proses ternyata tidak menjamin bahwa air kondensat
pemisahan air dengan oksigen dan gas-gas akan bebas 100% dari Oksigen.
lainnya yang terlarut dalam air kondensat.
Ada beberapa tipe deaerator, tetapi yang Guna membantu tugas deaerator untuk
banyak dipakai adalah tipe “Spray & Tray”, menghilangkan oksigen, maka cara kimia pun
seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini dilaksanakan juga yaitu dengan
menginjeksikan Hydrazine kedalam air
kondensat pada suatu titik sebelum air
kondensat masuk deaerator. Penginjeksian ini
dilakukan oleh pompa khusus injeksi bahan
kimia. Air kondensat yang sudah bebas
oksigen dan gas-gas lain ini kemudian turun
dan ditampung pada tangki penampung
(storage tank) yang berada dibagian bawah
deaerator dan siap untuk dialirkan ke pompa
air pengisi ketel.
g. Sistem pelumasan.
Mengingat ukuran BFP cukup besar,
maka umumnya dilengkapi dengan sistem
pelumasan sirkulasi bertekanan. Sistem
terdiri dari tangki pelumas, pompa
pelumas, pendingin minyak pelumas,
saringan dan katup-katup pengatur. Pada
beberapa BFP terdapat 2 pompa pelumas Gambar : Pengaturan Aliran Dengan
yaitu pompa pelumas utama dan pompa Kopling Fluida
pelumas bantu. Pompa pelumas utama
digerakkan oleh poros pompa sedang
pompa pelumas bantu digerakkan oleh •
Pengaturan aliran dengan variasi
motor listrik. Sebelum pompa beroperasi, putaran turbin.
pelumasan dipasok oleh pompa pelumas Sistem pengaturan ini ditetapkan pada
bantu. Setelah pompa berputar, tugas BFP yang digerakkan oleh turbin uap
pelumasan diambil alih oleh pompa khusus untuk menggerakkan BFP.
pelumas utama. Pada BFP yang Dalam hal ini BFP dikopel langsung
dengan turbin. Untuk mendapatkan
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING
IT-PLN
36 HELMY DARMAWAN
2017-12-076
variasi aliran, dilakukan dengan
merubah putaran BFP. Variasi
pengaturan putaran turbin dilakukan
oleh governor dengan sistem
pengaturan yang mirip dengan sistem
yang diterapkan pada turbin PLTU.
Bila aliran uap ditambah, maka
putaran pompa akan naik. Sebaliknya
bila aliran uap dikurangi, maka
putaran pompa akan turun. Dengan
cara ini diperoleh variasi aliran air
pengisi ke ketel. Skema pengaturan
semacam ini dapat dilihat pada
gambar disamping
Gambar : Pengaturan Aliran Dengan
Katup
Umumnya BFP dihubungkan langsung
dengan motor listrik yang putarannnya
tetap. Variasi aliran diperoleh melalui
variasi pembukaan katup.
Bila level kondensasi dalam pemanas • Sistem air pendingin utama siklus
awal air tinggi, maka pertama-tama katup terbuka.
saluran drain normal yang menuju ke Dalam sistem terbuka, air pendingin dipasok
pemanas awal setingkat lebih rendah akan secara kontinyu dari sumber tak terbatas
membuka. Bila katup ini sudah membuka seperti sungai, danau atau laut yang
penuh tetapi level dalam pemanas masih naik dipompakan ke kondensor untuk akhirnya
terus, maka katup drain alternatif (alternate dibuang kembali keasalnya.
drain) akan membuka. Bila kedua katup drain
ini telah membuka tetapi level dalam pemanas
awal masih naik terus, maka pada suatu level
tertentu, katup uap ekstraksi yang menuju ke
pemanas bersangkutan akan menutup.