……….…….…………….…..
NIM :
…………………….………....
PETUNJUK PRAKTIKUM
FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG
DAN OPTIK
KAMPUS :
Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat,
Duri Kosambi, Cengkareng
Jakarta Barat 11750
Telp. 021-5440342 - 44. ext 1306
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK
1. Praktikum harus diikuti sekurang-kurangnya 90% dari jumlah total praktikum yang
diberikan. Jika syarat tersebut tidak dipenuhi maka praktikum dinyatakan tidak
lulus.
2. Nilai praktikum ditentukan dari nilai:
a. Tugas rumah/Tugas pendahuluan
b. Test awal
c. Aktivitas selama praktikum
d. Laporan
e. Presentasi laporan
3. Nilai akhir praktikum dihitung dari rata-rata nilai praktikum.
4. Kelulusan praktikum ditentukan berdasarkan nilai akhir praktikum dimana nilai
akhir praktikum ≥ 56
5. Lain-lain:
a. Berperilaku dan berpakaian sopan (pakaian berkerah bukan kaos dan bersepatu
bukan sandal), jika tidak dipenuhi maka praktikan akan dikenakan sanksi 1.
b. Mengenakan jaslab dan mengisi daftar absensi serta membawa kartu
praktikum, jika tidak dipenuhi maka praktikan dikenakan sanksi 2.
c. Praktikan tidak lulus test awal tidak diizinkan mengikuti praktikum.
d. Praktikan harus mentaati semua aturan praktikum.
e. Praktikan harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh asisten dan instruktur
praktikum.
f. Jika selama praktikum berlangsung, praktikan merusak/ memecahkan/
menghilangkan alat, maka praktikan harus bertanggung jawab.
g. Selama praktikum berlangsung praktikan tidak boleh keluar masuk ruangan
tanpa keperluan yang jelas. Khusus untuk keperluan buang air, praktikan harus
meminta izin terlebih dahulu kepada asisten.
h. Tidak diperkenankan menggunakan handphone selama praktium berlangsung.
i. Selalu menjaga kebersihan dan ketertiban (tidak boleh gaduh/ribut), apabila
dilanggar akan dikenakan sanksi 1.
Contoh format cover tugas rumah & laporan diketik komputer (berwarna)
di kertas A4 :
MODUL I
VOLTMETER DAN AMPEREMETER
I. TUJUAN
1. Mengukur kuat arus dan beda tegangan ( pada rangkaian arus searah ).
2. Mengukur tahanan dalam voltmeter ( RV ) dan amperemeter ( RA ).
3. Mengenal daerah pengukuran voltmeter dan amperemeter.
III. TEORI
Mengukur Kuat Arus Dan Beda Potensial
Untuk pengukuran kuat arus digunakan amperemeter yang dipasang seri ( gambar 1a ),
sedangkan pengukuran beda tegangan digunakan voltmeter yang dipasang secara paralel (
gambar 1b ).
E E
_
R (Variabel Resistor)
R (Variabel Resistor) A
+ _
+ V
_ _
+ RB + RB
Gambar 1a Gambar 1b
Bila digunakan pengukuran secara serempak, dilakukan seperti gambar 2a atau gambar 2b.
E E
_ R (Variabel Resistor)
R (Variabel Resistor) + _ _
+
A A
+ _
RB
V +
+ _
V
_
+ RB
Gambar 2a Gambar 2b
Dalam pengukuran ini salah satu alat menunjukkan hasil yang sebenarnya yaitu voltmeter
pada gambar 2a dan amperemeter pada gambar 2b. Kesalahan ini dapat dikoreksi bila
diketahui tahanan dalam dari alat.
E E
_ _ _ _
A V A RB
R (Variabel Resistor) R (Variabel Resistor)
+ + + +
Gambar 3a Gambar 3b
Pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada saat sebelum RB dipasang dan sesudah RB
dipasang.
Bila arus yang terbaca pada amperemeter sebelum dan sesudah RB dipasang masing-
masing adalah I1 dan I2, maka :
I1 − I2
RA = RB ……………………………………………..……….( 2 )
I2
2. Voltmeter
Cara pertama ( gambar 4a ).
Dengan mengukur harga yang terbaca pada voltmeter ( V ) dan amperemeter
( I ), maka harga tahanan dalam voltmeter ( RV ) tersebut adalah :
V
RV = ……...………………………………………………............( 3 )
I
V1 − V2
RV = RB …………...…………………………………………( 4 )
V2
E E
_
_
_
V RB
R (Variabel Resistor) V R (Variabel Resistor)
+
+
+
A
_
+
Gambar 4a Gambar 4b
A
_
+
V
_ _ _
R2
+
+
R1
Gambar 5a Gambar 5b
Untuk merubah batas ukur amperemeter dari I ampere menjadi n x I ampere, harus
dipasang tahanan ( shunt ) sebesar :
RA
R1 = ……………………………………………………….………..( 5 )
n −1
Sedangkan untuk merubah batas ukur voltmeter dari V volt menjadi n x V volt, harus
dipasang tahanan sebesar :
R2 = ( n − 1 ) RV …………...……………………………………………..( 6 )
V. TUGAS RUMAH
1. Dengan melihat cara ( letak ) pengukuran ( gambar 1a dan 1b ), bagaimana seharusnya
tahanan dalam sebuah amperemeter dan voltmeter yang baik (mendekati kebenaran
pengukuran) ? Jelaskan !
GAMBAR 3A
No. V( ) I( ) R( )
GAMBAR 3B
No. RB ( ) I tanpa RB ( ) I dengan RB ( )
Vsumber : Volt
GAMBAR 4A
No. V( ) I( ) R( )
GAMBAR 4B
No. RB ( ) V tanpa RB ( ) V dengan RB ( )
Vsumber : Volt
V1 = V tanpa RB
V2 = V dengan RB
MODUL II
JEMBATAN WHEATSTONE
I. TUJUAN
Menentukan harga suatu hambatan dengan mempergunakan metoda “Jembatan Wheatstone”.
III. TEORI
Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri atas empat buah hambatan seperti yang
terlihat pada gambar 1.
I3 I4
RB RX
A B
G
R1 R2
I2 I1
Dalam prakteknya R1 dan R2 dapat merupakan sebuah kawat A-B seperti pada gambar 2.
C +
G
+
+ K
4 RX
RB 3 - - ST
-
-
I3 I4
D
A B
L1 L2
Mistar :
A B
L1 L2
Jika jarum galvanometer ( G ) menunjuk nol, berarti tidak ada arus yang melalui G. Jadi tidak
ada beda potensial antara titik C dan D, sehingga :
VC = VD …………………………………………….......……………............( 1)
R2
RX = RB ……………………….………………………………............…( 2 )
R1
Jika kawat A-B serba sama dengan hambatan tiap satuan panjang, maka persamaan (2)
menjadi :
L2
A
RX = RB
L1
A
Atau
L2
RX = RB …………………….……………………………………………( 3 )
L1
Di sini terlihat bahwa harga-harga yang diperlukan hanyalah perbandingan antara L2 dan L1,
atau panjang kawat antara BD dan AD.
L1
RX = RB …………………….……………………………………………( 4 )
L2
V. TUGAS RUMAH
1. Apa bunyi hukum Kirchoff ?
2. Apa bunyi hukum Ohm ?
3. Buktikan rumus ( 2 ) dan ( 4 ) dengan analisa hukum-hukum di atas ( sertakan juga gambar
rangkaiannya ) !
4. Buktikan bila kawat ukur serba sama, maka didapat persamaan seperti di bawah ini !
L2 R2
=
L1 R1
Kedudukan D RX (Ω)
Sisi Tahanan RB
Sebelum Komutasi Sesudah Komutasi Sebelum Sesudah
Sisi Sisi (Ω) L1 (cm) L2 (cm) L1 (cm) L2 (cm) Komutasi Komutasi
I II III IV V VI VII VIII IX
RB RX1
RX1 RB
RB RX2
RX2 RB
RB RX3
RX3 RB
RB RXseri
RXseri RB
RB RXparalel
RXparalel RB
MODUL IV
ARUS BOLAK – BALIK
I. TUJUAN
1. Catu daya
2. Papan perangkat 216 lubang
3. Resistor 10 kΩ
4. Kumparan 250 lilitan
5. Kumparan 500 lilitan
6. Kumparan 1000 lilitan
7. Kapasitor 1 µF, 35 V
8. Kapasitor 470 µF, 25 V
9. Kapasitor 1000 µF, 16 V
10. Kapasitor 4,7 µF, 35 V
11. Generator Frekuensi Audio
12. Kotak Hambatan : 0 – 10 Ω
0 – 100 Ω
0 – 1000 Ω
13. Saklar satu katub
14. Multimedia Digital
15. Jembatan Penghubung
16. Kabel Penghubung
Arus bolak-balik merupakan arus listrik yang besar dan arahnya berubah-ubah. Bentuk
arus bolak-balik yang paling sederhana secara matematis adalah sinusoidal. Jumlah
muatan yang lewat dalam selang waktu antara t dan t+ dt ditunjukan oleh luas yang
dibatasi kurva I(t) dengan sumbu t, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
dq = I(t)dt
Arus yang diukur oleh amperemeter pada listrik bolak-balik merupakan arus efektif,
Ief, yang sering disebut sebagai Irms.
Pada percobaan ini akan dipelajari tentang arus dan tegangan yang ada pada induktor
dan kapasitor sesuai dengan karakteristik listrik bolak-balik. Pertama-tama, tinjau
rangkaian seri RL seperti pada gambar dibawah ini :
Jika induktor murni, L, dialiri arus bolak-balik I, maka akan timbul GGL induksi
sebesar
V AB = RI – E
V AB = RI + LdI / dt
𝜋
V AB = RIef √2COS( ωt ) + L ω Ief √2COS( ωt + )......................................(1)
2
V AB = Vm COS ( ωt + Ø ) ...............................................................................(2)
VAB = VR + VL
VR = RIef√2 < 0
𝜋
VL = L ω Ief √2 < 2
Kemudian diperoleh :
𝜔𝐿
Ø = tan-1 𝑅
Karakteristik untuk rangkaian RC juga dapat diturunkan dengan cara serupa. Jika pada
rangkaian seri RL tegangan mendahului arus, maka pada rangkaian seri RC tegangan
mengalami keterlambatan arus, Sehingga,
1 2
Z = √𝑅 2 + (𝜔𝐶) = √𝑅 2 + 𝑋𝐶2 ...........................................................................(5)
Jika nilai XL = Xc , maka kondisi ini disebut sebagai peristiwa resonansi rangkaian RLC.
V. TUGAS RUMAH
1. Apa yang dimaksud dengan Resonansi listrik?
2. Sebutkan perbedaan antara arus bolak balik (AC) dengan arus searah (DC)?
3. Apa yang dimaksud dengan raktansi induktif? Apa simbol dan satuan, serta persamaannya?
4. Apa yang dimaksud dengan reaktansi kapasitif? Apa simbol dan satuan, serta
persamaannya?
5. Apa dimaksud dengan impedansi? Apa simbol dan satuannya, serta bagaimana
persamaannya?
Sebelum melaksanakan percobaan ukur temperatur dan tekanan ruangan sesudah dan
sebelum pratikum.
3. Amati tegangan yang terukur dari catu daya AC, kemudian catat hasilnya pada
tabel dibawah ini.
4. Balikan probe multimeter tersebut, amati dan catat hasilnya.
5. Ulangi langkah percobaan diatas untuk nilai tegangan keluarkan 6V, 9V, dan 12V.
➢ Rangkaian RC
1. Siapkan kapasitor 1 µF , 470 µF, 1000 µF dan kotak hambatan 0 – 10 Ω, 0 - 100
Ω, dan 0 - 1000 Ω .
2. Susunlah rangkaian kapasitor AC seperti dibawah ini.
➢ Rangkaian RLC
1. Siapkan salah satu kapasitor misalnya kapasitor 470 μF, kumparan 1000 lilitan,
dan hambatan 100Ω.
2. Susunlah rangkaian RLC seperti gambar di bawah ini :
2. Dalam rentang frekuensi 100 – 500 Hz dengan selang 50 Hz, carilah nilai frekuensi
resonansi rangkaian RLC. Catat nilai tegangan dan arus yang dihasilkan. Kemudian
hitung impedansinya.
2. Tabel data RL
3. Tabel data RC
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
➢ Rangkaian RC
1. Dari hasil pengukuran nilai tegangan dan arus yang diperoleh, hitunglah
nilai reaktansi kapasitif XC dan impedansi Z untuk masing-masing
kapasitor.
2. Pada tiap nilai kapasitor dengan hambatan R yang bervariasi,
berbedakah nilai reaktansi kapasitor XC yang terukur? Jelaskan.
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai reaktansi kapasitif XC.
➢ Rangkaian RLC
1. Hitung nilai reaktansi induktif XL, kapasitif XC, dan impedansi Z
1. Buatlah grafik tegangan V terhadap frekuensi f dan arus I terhadap frekuensi f pada
bagian kosong di bawah ini berdasarkan data yang diperoleh!
2. Berapakah nilai frekuensi resonansi rangkaian?
3. Jelaskan apa yang terjadi saat rangkaian beresonansi! Bagaimanakah nilai
tegangan dan arus yang dihasilkan?
4. Jelaskan grafik V-f dan I-f yang diperoleh.
MODUL IV
MEDAN MAGNET DALAM SOLENOIDA
I. TUJUAN
III. TEORI
V. TUGAS RUMAH
6. Perhatikan nilai medan magnet yang terdeteksi oleh sensor dan pastikan sensor
mendeteksi medan magnet dengan baik (jika nilai yang terukur fluktuatif di
kondisi lingkungan dan konstant jika didekatkan ke magnet, maka sensor
berfungsi dengan baik).
4. Nyalakan catu daya dan multimeter. Atur besar arus dengan menggeser
hambatan geser hingga mencapai nilai 0,4 A.
5. Klik tombol Start pada program coach.
Statistics.
7. Perhatikan jendela statistics yang muncul. Catat nilai Average yang merupakan
nilai medan magnet rata-rata yang dihasilkan saat arus 0,4 A. catat pada table
pengolahan data.
8. Ulangi langkah 2-6 untuk kenaikan arus sebesar 0,5 A hingga mencapai arus 2,9
A.
II. Pengaruh jumlah lilitan kawat per satuan panjang terhadap kuat medan
magnet solenoida.
1. Masukkan sensor medan magnet ke dalam solenoida. Pastikan sensor tepat berada
di tengah kumparan.
2. Hitung jumlah lilitan kawat solenoida dana tur panjang solenoida menjadi 20 cm.
3. Nyalakan catu daya dan multimeter. Atur besar arus pada 2,9 A dengan menggeser
hambatan geser.
4. Klik tombol start pada program Coach.
6. Perhatikan jendela yang muncul. Catat nilai average yang merupakan nilai medan
magnet rata-rata yang dihasilkan saat panjang solenoida 20 cm. catat pada table
pengolahan data.
7. Ulangi langkah 2-7 untuk setiap pertambahan panjang solenoida sebesar 5 cm
hingga mencapai 50 cm
N = Lilitan
l = m
n = /m
0,4
0,9
1,4
1,9
2,4
2,9
Table.2
N = lilitan
l = A
I (A) n (/m) B (mT) B (T)
0,20
0,25
0,30
0,35
0,40
0,45
0,50
1. Buatlah grafik kuat medan magnet solenoida B terhadap arus I, kemudian hitung
tetapan permeabilitas μ dari kemiringan garis yang diperoleh! (lihat data dari
tabel 1)
2. Buatlah grafik besar medan magnet solenoida B terhadap jumlah lilitan per
meter n, kemudian hitung tetapan perrmeabilitas μ dari kemiringan garis yang
diperoleh! (lihat data dari tabel 2)
3. Hitunglah nilai tetapan permeabilitas relative k berdasarkan persamaan (4)!
k dari percobaan I =
k dari percobaan II =
MODUL V
I. TUJUAN
1. Menentukan medan magnet diantara dua buah magnet cakram yang dengan kutub
yang berbeda saling berhadapan
2. Memahami hubungan antara torsi magnetik dengan gaya magnetik pada suatu loop
kawat yang dialiri arus listrik dan ditempatkan dalam medan magnetik.
3. Memhami hubungan antara gejala kelistrikan dan kemagnetan melalui fenomena
induksi magnetik.
4. Menentukan nilai kecepatan sudut maksimum suatu loop kawat dengan jumlah
lilitan tertentu dan luasan loop tertentu.
5. Menentukan efisiensi motor listrik dan menyelidiki hubungannya dengan arus input.
III. TEORI
Sebuah kawat lurus berarus listrik yang ditempatkan dalam medan magnet akan
mengalami gaya magnetik (Gaya Lorentz), seperti ditunjukkan oleh gambar 1. Besarnya
gaya yang dialami sebanding dengan kuat arus listrik (i), panjang kawat (L), dan kuat
medan magnetik (B) sesuai persamaan berikut:
𝐹⃗ = 𝑖𝑙⃗ 𝑥 𝐵
⃗⃗ ....................................... (1)
Gambar 1
Jika kawat yang digunakan dibuat berbentuk loop, maka selain mengalami gaya
magnetik loop kawat juga akan mengalami torsi magnetik.
Gambar 2.
Besarnya torsi magnetik yang ditimbulkan pada loop kawat diatas dapat dinyatakan
secara umum sebagai berikut:
τ⃗⃗ = 𝑟⃗ 𝑥 𝐹⃗ ....................................... (2)
Pada loop kawat diatas, besarnya gaya magnetik adalah F = iLB. Maka torsi magnetik
yang dihasilkan adalah τ = iLBr + iLBr = 2iLBr.
Jika luasan permukaan yang dilingkupi oleh loop kawat dinyatakan dengan A = 2rL,
untuk jumlah lilitan sebesar N maka persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi
:
τ = NiBA ……………………….……………… (3)
pada loop kawat, torsi juga berkaitan dengan percepatan sudut (α) dan momen inersia
loop(I), dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Nilai ωo dapat dianggap nol jika loop kawat mulai berputar dari keadaan diam.
Nilai efisiensi sebuah motor listrik dapat dihitung melalui perbandingan antara daya
mekanik yang dihasilkan terhadap daya listrik yang digunakan:
𝑃𝑜𝑢𝑡
η= 𝑃𝑖𝑛 𝑥 100% ……………………….……….… (6)
dengan
P out = τ.ωt
P in = V. iin ; (iin = arus input)
Perhatikan bahwa nilai arus input tidak akan sama dengan nilai arus yang didapat ketika
motor listrik berputar Karena adanya fenomena arus induksi.
V. TUGAS RUMAH
1. Bagaimana perbedaan garis gaya medan magnetik pada daerah diantara dua kutub
magnetik jika kedua kutub magnet tersebut sejenis?
2. Bagaimana perbedaan garis gaya medan magnetik pada daerah diantara dua kutub
magnetik jika kedua kutub magnet tersebut berbeda jenis?
3. Jelaskan hubungan antara muatan magnet (dipole magnet), arus listrik, medan
magnet, dan torsi listrik.
4. Apa yang dimaksud dengan motor listrik? Jelaskan mengenai induksi magnetik
dalam motor listrik, dan bagaimana menghitung efisiensi motor listrik tersebut.
Gambar 3.
Gambar 5.
4. Pasang magnet dengan kutub berlawanan saling berhadapan, dengan jarak antar
magnet 10 cm (jarak terdekat).
5. Pastikan sensor gerbang cahaya terhubung dengan piranti antarmuka dan computer.
Tekan tombol start (hijau) pada computer, lalu nyalakan catu daya. Pada keadaan ini
seharusnya kumparan mulai berputar. Jika tidak, beri sedikit dorongan lembut pada
kumparan hingga mulai berputar.
Gambar 6.
6. Amati nilai arus yang terbaca pada saat kumparan sedang berputar, catat pada table
hasil pengamatan (Iaktual).
7. Ulangi percobaan untuk beberapa nilai arus inout sesuai pada table hasil
pengamatan.
8. Lengkapi nilai ωt dan Δt berdasarkan grafik hasil pengamatan.
Tabel 1.
Kuat Medan Magnet (B)
Jarak Terhadap
Magnet A Kiri Pusat Kanan
0,0 cm
2,5 cm
5,0 cm
7,5 cm
10 cm
Tabel 2.
Massa Loop Δt
Massa Beban ωt
Kawat (s)
(g) (rad/s)
(g)
106
Tabel 3.
Panjang/Length Lebar/Width Massa/Mass
Lilitan/Turns (g)
(m) (m)
106
Tabel 4.
iin (A) V (volt) iaktual (A) ωt (rad/s) Δt (s)
0,5
1,0
1,5
2,0
MODUL VI
KECEPATAN SUARA DI UDARA
( RESONANSI GELOMBANG BUNYI )
I. TUJUAN
1. Memahami peristiwa resonansi gelombang suara.
2. Menentukan kecepatan merambat gelombang suara di udara.
3. Menentukan frekuensi garpu tala.
III. TEORI
Suatu gelombang diam ( standing wave ) merupakan perpaduan dua gelombang berlawanan
arah yang terjadi pada suatu gelombang simpangan atau gelombang tekanan. Untuk mudahnya
pandanglah gelombang diam pada gelombang simpangan.
Dalam suatu tabung ujung yang tertutup merupakan simpul, karena pada ujung ini molekul-
molekul udara tidak dapat bergerak bebas. Sedangkan ujung tabung yang terbuka merupakan
perut karena pada ujung-ujung ini molekul udara dapat bergerak dengan bebas. Oleh karena
itu dalam peristiwa resonansi dalam tabung udara, panjang tabung merupakan kelipatan dari
¼ .
1
L = ( 2n + 2 ) ( ) Kedua ujung terbuka……………............……….…. (1)
4
1
L = ( 2n + 1 ) ( ) Satu ujung tertutup…………………............………. (2)
4
n = 0, 1, 2, 3, …
Sebenarnya perut simpangan tidak tepat pada ujung pipa, tetapi pada suatu jarak e = 0,6 R
di luar pipa ( dimana R : jari-jari pipa ).
1
L = ( 2n + 2 ) ( ) – 2e Kedua ujung terbuka………............…....….. (3)
4
1
L = ( 2n + 1 ) ( )–e Satu ujung tertutup………............…….....… (4)
4
n = 0, 1, 2, 3, …
v
Karena, =
f
v
L = ( 2n + 2 ) ( ) – 2e Kedua ujung terbuka………............……...... (5)
4f
v
L = ( 2n + 1 ) ( )–e Satu ujung tertutup…………............…….… (6)
4f
n = 0, 1, 2, 3, …
V. TUGAS RUMAH
1. Apa yang dimaksud dengan frekuensi ( f ) dan periode ( T ) ?
2. Apa yang dimaksud dengan getaran ?
3. Apa yang menyebabkan benda dapat bergetar ?
4. Apa yang dimaksud dengan gelombang ?
5. Sebutkan macam-macam gelombang menurut arah rambatnya ? Jelaskan dan gambarkan!
6. Sebutkan macam-macam gelombang menurut sumber terjadinya ? Jelaskan !
1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).
2. Ukurlah diameter dalam dari tabung gelas.
3. Aturlah letak permukaan air dalam tabung gelas ( pada skala tabung gelas ) dengan cara
mengatur reservoir air , usahakan agar permukaan air di dalam tabung tinggi, dekat dengan
ujung atas tabung.
4. Pukullah salah satu garpu tala ( misalnya yang diketahui frekuensinya ). Untuk menjamin
keamanan tabung gelas, lakukanlah pemukulan ini jauh dari tabung.
5. Dekatkanlah garpu tala yang bergetar itu pada ujung atas tabung gelas ( tidak menyentuh
ujung atas tabung gelas ).
6. Turunkan permukaan air ( dengan cara menurunkan reservoir air ) dengan perlahan-lahan
sampai terjadi resonansi ( terdengar suara yang sangat keras ).
7. Untuk satu garpu tala, carilah semua tempat resonansi yang mungkin sepanjang tabung
gelas.
8. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 6 untuk memastikan letak resonansi pada tabung gelas,
catat letak resonansi ( pada skala berapa ).
9. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 8 untuk beberapa garpu tala yang lain.
VII.DATA PENGAMATAN
X Rata-rata
No S (cm) X1 (cm) X2 (cm) X3 (cm) (cm)
1
2
3
4
5
Dimana = 1,4
R = 8314
T : suhu ( K ) = ( t C + 273 ) K
M ( udara ) = 29
6. Hitung harga v dengan rumus di bawah !
t C
v = 331 ( 1 + )0,5 m/s
273
7. Bandingkan harga v dari pertanyaan no. 3, no. 6 dan no. 7 ! Berikan penjelasan !
MODUL VII
RUMUS-RUMUS LENSA
I. TUJUAN
1. Menentukan jarak fokus lensa tunggal.
2. Mengenal cacat bayangan aberasi.
III. TEORI
1. Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif
+ Layar
Benda f
Q
P F
O P’
Q’
S S’
Gambar 1
Sebuah benda PQ diletakkan di depan lensa positif, dan bayangan P’Q’ yang terbentuk di
belakang lensa dapat diamati pada sebuah layar. Jika M adalah perbesaran bayangan dari
segitiga POQ dan P’OQ’, sudut POQ = P’OQ’ maka :
1 S'+S
=
f SS'
atau
S'
f= ……………………...………………………………………… (2)
1+M
Cara lain untuk menentukan jarak fokus lensa positif adalah dengan cara Bessel ( lihat
gambar 2 ).
Layar
I
Benda
S1 S1’
II
e
S2 S2’
Gambar 2
Pada suatu jarak benda dan layar yang tertentu dapat diperoleh bayangan yang diperbesar
dan diperkecil hanya dengan menggeser lensa saja. Maka jarak fokus :
2 2
L −e
f= …………………….....…………………............………….. (3)
4L
1 S'+S
= ……………………………………………………………….. (4)
f SS'
Layar
++ - I II
Benda
Gambar 3
1 1 1
= + …………………..…………............………………………. (5)
f f1 f2
Jadi bila f1 dan f2 diketahui, maka f dapat dicari, dengan asumsi bahwa tidak ada celah
diantara kedua lensa.
V. TUGAS RUMAH
1. Tuliskan hubungan antara perbesaran dan jarak bayangan ?
2. Bagaimanakah sifat dari lensa negatif ?
3. Gambarkan 3 sinar istimewa pada lensa negatif ? Jelaskan !
4. Bagaimanakah sifat dari lensa positif ?
5. Gambarkan 3 sinar istimewa pada lensa positif ? Jelaskan !
6. Turunkan persamaan ( 2 ) ?
7. Turunkan persamaan ( 5 ) ?
8. Apakah yang dimaksud dengan aberasi kromatis ?
9. Apakah yang dimaksud dengan astigmatisme ?
Lensa + Lensa -
Gambar 4
5. Geser lensa ke arah layar maka akan terjadi bayangan yang diperkecil (kedudukan II),
catat kedudukan ini.
6. Ulangi percobaan ini.
7. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 6 untuk lensa positif lemah ( + ).
Menentukan Jarak Fokus Lensa Gabungan
1. Gunakan data hasil percobaan A dan B.
2. Hitung fokus lensa gabungan dengan menggunakan persamaan ( 5 ), dengan jarak
fokus lensa positif kuat ( ++ ) adalah f1 dan jarak fokus lensa positif lemah ( + ) adalah
f2.
MODUL VIII
CINCIN NEWTON
I. TUJUAN
1. Mengamati dan memahami peristiwa gelombang cahaya.
2. Menentukan panjang gelombang cahaya monokromatik ( bila jari-jari kelengkungan lensa
diketahui ) atau mengukur kelengkungan lensa dengan menggunakan cincin Newton.
III. TEORI
Lensa palnkonveks L diletakkan di atas keping gelas planparalel G, maka diantara L dan G
terbentuk lapisan udara. Jika berkas cahaya yangg sejajar dan monokromatik datang tegak
lurus pada permukaan yang datar dari lensa L, maka antara cahaya yang dipantulkan di P dan
di Q akan terjadi interferensi. Interferensi tersebut dapat saling memperkuat ( konstruktif )
atau saling melemahkan ( destruktif ).
Hal ini tergantung dari beda fasa dari cahaya-cahaya yang dipantulkan di P dan di Q. Beda
fasa ini disebabkan karena adanya selisih lintasan dari cahaya yang dipantulkan di Q.
Cahaya
L
O P
dK
G Q
XK
Gambar 1
dk Xk
= , persamaan ( 1 ) dapat dituliskan sebagai berikut :
Xk 2R
Dimana Xk adalah jari-jari cincin-cincin gelap yang ke-k. Untuk menghitung dengan teliti
dapat dipakai selisih jari-jari 2 buah cincin, misalnya cincin yang ke-k dan cincin yang ke ( k
+ 4 ), maka didapatkan :
2 2
(X ) −X
k +4 k
= …………………….......…………………............…… (4)
4R
Xk dan Xk + 4 dapat diukur, dan jika R diketahui maka dapat dihitung ( sebaliknya bila yang
diketahui , maka R dapat dihitung ).
V. TUGAS RUMAH
1. Buktikan persamaan ( 1 ) ?
2. Buktikan persamaan ( 2 ) ?
3. Buktikan persamaan ( 3 ) ?
4. Jika lapisan udara antara lensa L dan keping gelas G diganti dengan lapisan zat cair
dengan indeks bias n, bagaimanakah bentuk persamaan ( 2 ) dan ( 3 ) ?
5. Pada pusat O ( lihat gambar 3 ) terjadi interferensi yang konstruktif atau destruktif ?
terangkan !
6. Bagaimana bentuk persamaan ( 4 ) untuk harga kombinasi lain, misalnya k dengan (
k + 3 ) dan sebagainya ?
7. Berapa panjang gelombang sinar kuning lampu natrium dan apa satuannya ?
8. Jelaskan perbedaan cahaya monokromatik dan polikromatik !
5. Aturlah letak cermin agar sinar-sinar datang pada permukaan datar dari lensa L betul-betul
tegak lurus. Amati dulu tanpa teropong, apakah telah terbentuk cincin Newton.
6. Aturlah letak teropong agar dapat digunakan untuk mengamati cincin dengan jelas.
7. Usahakan agar cincin-cincin itu tengahnya berada di tengah-tengah daerah ukur teropong.
Gambar 2
Celah kolimator
Teropong ukur
Lampu Na
Lensa L
Keping gelas G
Gambar 3
8. Pada kedudukan alas yang tetap, geserkan teropong dengan uliran yang tersedia
sedemikian sehingga garis silang teropong berimpit dengan tepi kiri cincin paling kiri yang
akan diamati.
9. Geser teropong dengan uliran sehingga garis silang teropong berimpit dengan tepi kiri
cincin berikutnya. Dan seterusnya !
10. Dengan arah pergeseran yang tepat ke kanan, amati sekarang tepi kanan dari cincin yang
sama. Catat kedudukan-kedudukan ini.
11. Ulangi lagi pengukuran seperti langkah percobaan 8 s/d 10, sekarang mulai dari tepi kanan
cincin. Pengukuran dari kiri ke kanan dipisahkan dari pengukuran kanan ke kiri ! Tanyakan
pada asisten berapa jumlah cincin gelap yang harus diukur.
12. Carilah literatur panjang gelombang Natrium.
13. Lengkapilah tabel pengamatan dan perhitungannya.
Catatan :
Karena alat ukur / nonius sedikit longgar, maka kalau sekrup diputar sedikit teropong belum
berpindah. Tidak mungkin membuat alat sederhana yang sangat teliti. Jadi dalam pengukuran
hendaknya dilakukan dengan menggeser nonius hanya satu arah.
6. Jika pada percobaan ini digunakan sinar putih, apakah yang akan terjadi ! Jelaskan !
7. Mengapa cincin ke-0, 1, 2 dan 3 tidak digunakan dalam percobaan ini ! Jelaskan !
8. Apa akibatnya bila pengamatan dilakukan dengan menggeser teropong ke arah kiri
kemudian ke arah kanan !
SUB-MODUL VIII
SPEKTROMETER SEDERHANA
I. TUJUAN
Menentukan panjang gelombang spektrum gas.
III. TEORI
Bila suatu sinar ( cahaya ) datang pada salah satu sisi prisma maka akan terjadi penguraian
warna. Gejala ini disebut dengan dispersi cahaya. Hal ini dapat diamati melalui spektrometer.
t C P T
M
S
Keterangan gambar :
S : sumber cahaya ( lampu Hg ) P : prisma
t : celah M : meja spektrometer
C : kolimator T : teropong
Sumber cahaya yang digunakan berupa lampu gas yang diberi tegangan tinggi sehingga lampu
akan memancarkan sinar-sinar dengan panjang gelombang yang spesifik tergantung jenis gas
yang digunakan.
Dengan meletakkan lampu gas ( lampu Hg ) di depan kolimator, maka sinar akan menuju ke
arah salah satu prisma, akan membentuk spektrum pada sisi lain. Spektrum ini dapat diamati
melalui teropong dan diketahui kedudukannya ( melalui skala ).
Bila spektrum diketahuhi panjang gelombangnya maka spektrometer dapat dikalibrasi,
sehingga spektrum dapat digunakan untuk menentukan panjang gelombang spektrum zat yang
belum diketahui.
MODUL IX
GELOMBANG BERDIRI PADA TALI
I. TUJUAN
1. Memahami peristiwa resonansi pada gelombang tali
2. Menentukan kecepatan gelombang berdiri pada tali
3. Memahami hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang.
III. TEORI
Gelombang adalah perambatan gangguan atau energi. Jika gelombang datang terus
menerus, maka gelombang pantul juga akan terjadi terus menerus. Gelombang
datang dan gelombang pantul akan berinterferensi satu sama lain. Bentangkan tali
diantara dua titik, kemudian getarkan dengan frekuensi tertentu. Bila kondisinya
tepat, maka akan dihasilkan gelombang berdiri untuk tegangan tali tertentu.
Gelombang berdiri ditandai oleh kehadiran simpul dan perut pada tali tersebut.
Gelombang dicirikan dengan adanya panjang gelombang λ, frekuensi f, dan
kecepatan rambat gelombang v.
Kecepatan rambat gelombang tali pada gelombang berdiri:
𝑇
𝑣 = √𝜇 .........................................(1)
Dengan :
T : tegangan tali (N)
μ : massa per satuan panjang tali atau kerapatan tali (kg/m)
𝑣 𝑇/𝜇
𝑓= = √ .........................(3)
λ λ
V. TUGAS RUMAH
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat gelombang pada tali?
2. Bagaimanakah pengaruh tegangan tali terhadap nilai panjang gelombang dan
cepat rambat gelombang pada tali?
3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam gelombang berdasarkan arah getarnya!
4. Apa yang dimaksud dengan frekuensi? Sebutkan simbol dan satuannya!
5. Apa yang dimaksud dengan periode? Sebutkan simbol dan satuannya!
8. Nyalakan generator frekuensi audio, pilih skala tegangan keluar dan atur
frekuensinya hingga terbentuk gelombang berdiri pada tali dengan titik
simpul yang jelas.
9. Ukur jarak dari simpul ke simpul terdekat (=1/2λ) kemudian hitung panjang
gelombangnya. Catat hasilnya pada tabel.
10. Variasikan beban sebanyak 5 kali, kemudian ukur panjang gelombang dari
masing-masing konfigurasi sesuai dengan banyak gelombang yang muncul.
11. Catat dan hitung data-data hasil percobaan (menggunakan persamaan (1))
pada tabel data pengamatan.
12. Ulangi langkah percobaan untuk ketebalan tali yang berbeda.
S P S
Gambar 1. 2 simpul dan 1 perut = ½ panjang gelombang
7. Catat jarak dari simpul terdekat dan amati jumlah banyaknya gelombang
yang dihasilkan.
8. Ulangi langkah 6-7 dengan memperbesar frekuensi hingga diperoleh lima
frekuensi resonansi gelombang tali. Catat hasilnya pada tabel data
pengamatan.
MODUL X
REFLEKSI DAN REFRAKSI
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari hukum pemantulan cahaya
2. Mempelajari hukum snellius pembiasan cahaya
3. Menghitung indeks bias prisma
III. TEORI
Pemantulan teratur
Hukum snellius
medium yang dilalui oleh sinar cahaya. Ketergantungan ini dibuat eksplisit
dalam Hukum Snell melalui indeks bias.
Seperti dalam refleksi, kita mengukur sudut sinar terhadap garis normal permukaan, pada titik
kontak. Konstanta n adalah indeks bias untuk medium.
V. TUGAS RUMAH
1. Catat suhu dan tekanan ruang sebelum dan sesudah melakukan praktikum
2. Masukan Lampu LED ke dalam kotak cahaya
3. Atur kotak cahaya mengunakan celah tunggal
4. Pasang milimeter blok diatas busur derajat bulat
5. Letakan prisma acrylic pada posisi yang sesuai
6. Nyalakan lampu LED
7. Atur posisi sinar datang agar jatuh tepat pada sumbu buatan
8. Tandai sinar datang dan sinar bias diatas milimeterblok dengan mengunakan pengaris
9. Hitunglah nilai sinus dari sinar datang dan sinar bias dengan mengunakan persamaan
trigonometri sederhana
10. Catat nilai sinus sinar datang dan sinar bias kedalam tabel
11. Ulangi langkah 7-10 untuk besar sinar datang yang berbeda beda