008: 2019
Lampiran Peraturan Direksi
[]
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 0152.P/DIR/2019
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN K5.008: 2019
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
MANAJEMEN OUTAGE BOILER
CIRCULATING FLUIDIZED BED (CFB)
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
h
PLN
PT PLN (PERSERO)
TENTANG
,|
Mengingat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara;
2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas,
3 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan;
4 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara
menjadl Perusahaan Perseroan (Persero);
5 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik
Negara;
6 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014;
7 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha
Jasa Penun.iang Tenaga Listrik;
8 Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
1 dari 3
.vr-
Paraf b" /fr +
Z
*
PLN
L Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-272IMBU|1212014
tentang Pemberhenlian dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Ljstrik
Negara;
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-211/MBU/10/2015
tentang Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-1 38/MBUI0712017
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-109/M BU/05/2019
tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan
Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara:
13. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-169/MBU/08/2019
tentang Pemberhentian Anggota Direksi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
14. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.ruD|R/2009
tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 0297.P/DlR/2016;
'15. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0051.P/D|R/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero)
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor 01 01.P/DlR/201 9;
16. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 033.l(/DtR/2005
tentang Penetapan PT PLN (Persero) Penelitian dan
Pengembangan Ketenagallstrikan sebagai Penanggung Jawab
Kegiatan Standardisasi di Lingkungan PT PLN (Persero).
I\iIEM UTUSKAN
,",",
''' Z/+ Aq
+
PLN
KEDUA SPLN K5.008: 2019 sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
diberlakukan di lingkungan PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaan
PT PLN (Persero) berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) Anak Perusahaan.
KETIGA Pada saat Peraturan ani mulai berlaku, ketentuan-ketentuan lain yang
bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 September 2019
IREKTUR UTAIIA,
N CAHYANI
3 dari 3
Paraf
1,. 2-
Susunan Kelompok Bidang Pembangkitan Standardisasi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0008.K/GM-PUSLITBANG/2019
Daftar Isi
i
SPLN K5.008: 2019
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ii
SPLN K5.008: 2019
Prakata
Dalam rangka mencapai Operational Excellent (andal, efisiensi dan berkualitas) pada
setiap pembangkit di lingkungan PT PLN (Persero), maka perlu ditetapkan standar yang
mendukung dalam rangka meningkatkan kinerja operasi maksimal pada suatu pembangkit.
Manajemen Outage pada PLTU dengan boiler tipe Circulating Fluidized Bed merupakan
strategi optimasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian overhaul pada pembangkit
di lingkungan PT PLN (Persero) untuk meningkatkan kesiapan, keandalan dan efisiensi unit
pembangkitan serta merupakan salah satu sistem dalam Asset Manajement.
Standar SPLN Manajemen Outage Boiler tipe Circulating Fluidized Bed dibutuhkan untuk
menjamin implementasi manajemen outage pada pembangkit di lingkungan PT PLN
(Persero) berjalan dengan baik, seragam dan berkesinambungan. Pada standar ini
menetapkan manajemen outage pada boiler tipe Circulating Fluidized Bed.
iii
SPLN K5.006: 2019
1. Ruang Lingkup
Standar Manajemen Outage Boiler Boiler Circulating Fluidized Bed (CFB) merupakan
strategi optimasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian overhaul di PT PLN
(Persero), Anak Perusahaan dan Afiliasinya untuk meningkatkan ketersediaan, keandalan
dan efisiensi boiler CFB.
2. Tujuan
3. Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, maka ketentuan lainnya dapat
mengikuti standar berikut ini. Dalam hal terjadi revisi pada standar tersebut maka ketentuan
mengikuti edisi terakhirnya.
1
SPLN K5.008: 2019
Jumlah jam unit dalam keadaan operasi maupun tidak beroperasi tapi siap dioperasikan.
Rasio kWh bruto selama jam pelayanan terhadap kWh bruto yang dapat dibangkitkan bila
dibebani sesuai dengan kapasitas terpasang selama jam periode.
Besarnya daya output bruto pembangkit dikurangi dengan pemakaian sendiri (PS) sesuai
deklarasi dari perusahaan Pembangkit hasil dari performance test terakhir atau sesuai
kontrak yang berlaku (untuk pembangkit non-PLN) yang telah diverifikasi oleh Divisi
Operasi per Regional dan dituangkan dalam Rencana Operasi Tahunan (ROT).
4.4. Derating
Derating terjadi apabila daya keluaran (MW) unit dibatasi lebih rendah dari Daya Mampu
Neto-nya. Jika derating kurang dari 2% terhadap Daya Mampu Neto dan kurang dari 30
menit maka dianggap tidak derating.
Ekivalen Availability faktor yang telah memperhitungkan dampak dari derating pembangkit.
Ekivalen Forced Outage Rate yang telah memperhitungkan dampak dari derating
pembangkit.
Jumlah jam unit tidak dapat dioperasikan karena kerusakan unit yang bersangkutan.
Kapasitas terpasang unit sesuai dengan yang tertera pada name plate yang terkecil pada
turbin (pada beban dasar) atau generator.
4.10. Outage
Outage terjadi apabila suatu unit tidak sinkron ke jaringan dan bukan dalam status Reserve
Shutdown. Kondisi outage dimulai ketika unit dikeluarkan dari jaringan atau pindah status,
2
SPLN K5.006: 2019
misalnya dari status Reserve Shutdown menjadi Maintenance Outage. Outage berakhir
ketika unit paralel dengan jaringan atau pindah ke status lain.
Jumlah jam dalam suatu periode tertentu, misalnya 1 bulan atau biasanya 1 tahun = 8.760
jam.
Jumlah jam unit tidak beroperasi dan tidak siap operasi untuk keperluan pemeliharaan,
pemeriksaan berkala dan pemeriksaan besar (overhaul), yang umumnya sudah
dijadwalkan.
Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) berbasis risiko adalah perencanaan jangka
pendek perusahaan (perencanaan satu tahun ke depan) yang telah mempertimbangkan
profil risiko jangka pendek perusahaan beserta alternatif pilihan tindakan penanganan yang
dapat dilakukan, guna memberikan keyakinan bahwa sasaran jangka pendek akan dapat
dicapai.
4.15. RO/PO/DO/BA
RO adalah Repeat Order pengadaan barang dan jasa yang diperlukan untuk pelaksanaan
Boiler Inspection.
PO adalah Purchase Order pengadaan barang dan jasa yang diperlukan untuk
pelaksanaan Boiler Inspection.
DO adalah Delivery Order pengadaan barang dan jasa yang diperlukan untuk pelaksanaan
Boiler Inspection.
BA adalah Berita Acara kebutuhan barang dan jasa yang diperlukan untuk pelaksanaan
Boiler Inspection.
Yang dimaksud Manajemen Outage boiler CFB adalah proses sinergi dan
berkesinambungan dari kegiatan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi dan rencana tindak lanjut program pemeliharaan (Planned Outage)
Boiler CFB yang meliputi :
3
SPLN K5.008: 2019
Berdasarkan hasil identifikasi pada pelaksanaan overhaul didapat beberapa aspek teknis
yang mempengaruhi peningkatan mutu hasil pekerjaan overhaul.
4
SPLN K5.006: 2019
Frame work manajemen outage pembangkit khusus Boiler Inspection (BI) dapat dilihat
pada Gambar 1, sedangkan frame work manajemen outage pembangkit PLTU secara
keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2. Frame work manajemen outage BI merupakan
bagian dari manajemen outage pembangkit PLTU secara keseluruhan.
5
SPLN K5.008: 2019
PREPARATION BI
Synchron
3 Bln
1 Bln
1 Mng
BI PASCA BI
Laporan, evaluasi,
P1, P2, P3 SHUTDOWN
& rekomendasi
Persiapan, scope,
Sumber daya,
Spare part umum
Gambar 1. Bagan Kerja Manajemen Outage Boiler Inspection (BI)
Kegiatan - kegiatan yang dilakukan dalam Manajemen Outage boiler CFB secara dijelaskan
sebagai berikut dan diilustrasikan pada Gambar 1 dan 2:
6
SPLN K5.006: 2019
dengan jenis Pemeliharaan meliputi: Simple Inspection (SI), Mean Inspection (ME) dan
Serious Inspection (SE), ditambah dengan Boiler Inspection (BI).
2. Mengadakan kegiatan pertemuan pre-outage untuk persiapan pelaksanaan outage,
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pertemuan perencanaan > 18 bulan sebelum outage (R0)
Menetapkan rencana ruang lingkup dalam hal diperlukan kegiatan pemeliharaan
boiler CFB yang meliputi: redesign, modifikasi atau perubahan spesifikasi yang
memerlukan kajian teknis.
b. Pertemuan perencanaan 18 bulan sebelum outage (R1)
Menetapkan ruang lingkup, menerbitkan dan menetapkan form monitoring
RO/PO/DO/BA untuk spare parts strategic / critical, project, rehabilitasi dan jasa
(untuk delivery time 12 s/d 18 bulan). Semua kegiatan pemeliharaan boiler CFB
dengan durasi shut down lebih dari 20 hari, harus termasuk dalam agenda
pembahasan Pertemuan R1.
c. Pertemuan perencanaan 12 bulan sebelum outage (R2)
Menetapkan ruang lingkup, menerbitkan dan menetapkan form monitoring
RO/PO/DO/BA untuk spare parts critical, project, rehabilitasi dan jasa (untuk
delivery time 6 s/d 12 bulan). Semua kegiatan pemeliharaan boiler CFB dengan
durasi shut down lebih dari 20 hari, harus termasuk dalam agenda pembahasan
pertemuan R2.
d. Pertemuan perencanaan 6 bulan sebelum outage (R3)
Menetapkan ruang lingkup, menerbitkan dan menetapkan form monitoring
RO/PO/DO/BA untuk spare parts leverage / rutin, project, rehabilitasi dan jasa
(untuk delivery time 3 s/d 6 bulan).
e. Pertemuan pelaksanaan 3 bulan sebelum outage (P1)
Menetapkan pengadaan, menerbitkan dan menetapkan form monitoring RO/PO/BA
untuk spare parts spesifik, spare parts umum dan jasa (delivery time 1 s/d 3 bulan).
Selain itu juga dilakukan penetapan detail ruang lingkup overhaul, tim overhaul,
tools dan sarana serta perkiraan kebutuhan tenaga kerja. Semua kegiatan
pemeliharaan boiler CFB dengan durasi shut down ≤ 20 hari (Boiler Inspection),
harus termasuk dalam agenda pembahasan Pertemuan P1.
f. Pertemuan pelaksanaan 1 bulan sebelum outage (P2)
Menetapkan pengadaan, menerbitkan dan menetapkan form monitoring RO/PO/BA
untuk spare parts umum, consumable material dan jasa (delivery time s/d 1 bulan).
Selain itu juga dilakukan penetapan detail ruang lingkup overhaul, tim overhaul,
tools dan sarana.
g. Pertemuan pelaksanaan 1 minggu sebelum outage (P3)
Melakukan review ruang lingkup overhaul, kesiapan tim, tools, sarana, spare parts,
consumable material, jasa serta RO/PO. Pembahasan difokuskan juga pada
mekanisme koordinasi dan komunikasi selama pelaksanaan overhaul.
Durasi dan interval waktu pelaksanaan pemeliharaan PLTU CFB sesuai pada Tabel 1
dan Gambar 3.
7
SPLN K5.008: 2019
JENIS OUTAGE
BI BI + SI BI BI + ME BI BI + SI BI BI + SE
Lingkup pemeliharaan yang dilakukan dalam Boiler Inspection (BI) PLTU CFB adalah
meliputi pemeriksaan dan penggantian (jika diperlukan) komponen utama yang berpotensi
menyebabkan terjadinya forced outage dan/atau forced derated pembangkit, yaitu:
a. Boiler Tube;
b. Refractory;
c. Fluidized Nozzle;
d. Valve dan Damper;
e. Rotating Equipment;
f. Electrical dan Instrument;
g. Air Heater.
Tahap perencanaan outage dapat dilihat pada Gambar 4. Pola Hubungan lingkup
pekerjaan Inspection dengan Pre Outage :
a. Untuk overhaul tipe Serious Inspection (SE) kegiatan dimulai dari R1;
b. Untuk overhaul tipe Mean Inspection (ME) kegiatan dimulai dari R2;
c. Untuk overhaul tipe Simple Inspection (SI) kegiatan dimulai dari R3;
d. Untuk overhaul tipe Boiler Inspection (BI) kegiatan dimulai dari P1.
8
SPLN K5.006: 2019
Pelaksanaan kegiatan Outage dilakukan serta dijelaskan pada Gambar 5 sebagai berikut:
9
SPLN K5.008: 2019
Kegiatan - kegiatan yang dilakukan dalam tahapan kegiatan overhaul di atas, dijelaskan
sebagai berikut:
Pelaksanaan kegiatan Pasca Outage dilakukan serta dijelaskan pada Gambar 6 sebagai
berikut:
10
SPLN K5.006: 2019
Manajemen harus menetapkan salah satu fungsi dalam organisasi sebagai pengelola
manajemen outage, baik di level organisasi unit induk (atau setara unit induk) dan unit
pelaksana (atau setara unit pelaksana).
11
Pengelola Standardisasi :
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id
12
Pengelola Standardisasi :