Anda di halaman 1dari 40

SUPLEMEN 1

TRANSFORMATOR INSTRUMEN
UNTUK SISTEM DISTRIBUSI
Bagian 1: Transformator Arus

SPLN D3.014-1: 2009/SUP-1: 2020

Disusun oleh :

Kelompok Bidang Standardisasi Distribusi


dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
No. 0013.K/DIR/2020

Koordinator Standardisasi
PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)

Disahkan
dengan Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0026.K/GM-PUSLITBANG/2020

Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PLN
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PEN ELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGALISTRIKAN
(RESEARCH INSTITUTE)

KEPUTUSAN GENERAL MANAGER PT PLN (PERSERO)


PUSAT PEN ELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGALISTRIKAN
(RESEARCH INSTITUTE)

Nomor : 0026 . K/GM-PUSLITBANG/2020

TENTANG

PENERBITAN SPLN D3.014-1: 2009/SUP-1: 2020


SUPLEMEN 1 TRANSFORMATOR INSTRUMEN UNTUK SISTEM DISTRIBUSI,
BAG IAN 1: TRANSFORMATOR ARUS

GENERAL MANAGER PT PLN (PERSERO)


PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGALISTRIKAN
(RESEARCH INSTITUTE)

Menimbang a. bahwa untuk untuk memperbaiki kesalahan, menambahkan


penjelasan atau keterangan, dan menambahkan ketentuan yang
sebelumnya belum ditetapkan pada SPLN D3.014-1: 2009
Transformator Instrumen untuk Sistem Distribusi, Bagian 1:
Transformator Arus, maka perlu untuk menerbitkan SPLN
D3.014-1: 2009/SUP-1: 2020 Suplemen 1 Transformator
Instrumen untuk Sistem Distribusi, Bagian 1: Transformator
Arus;
b. bahwa setelah melalui pembahasan dan persetujuan Kelompok
Bidang Standardisasi Distribusi yang dibentuk sesuai Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) No. 0013.K/DIR/2020, draf SPLN
D3.014-1: 2009/SUP-1: 2020 Suplemen 1 Transformator
Instrumen untuk Sistem Distribusi, Bagian 1: Transformator
Arus, dipandang telah memenuhi syarat untuk disahkan menjadi
SPLN 03.014-1: 2009/SUP-1: 2020 Suplemen 1 Transformator
Instrumen untuk Sistem Distribusi, Bagian 1: Transformator
Arus;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan
Ketenagalistrikan (Research Institute) tentang Penerbitan SPLN
03.014-1: 2009/SUP-1: 2020 Suplemen 1 Transformator
Instrumen untuk Sistem Distribusi, Bagian 1: Transformator
Arus.

Mengingat :
PLN
Mengingat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara;
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas;
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara
Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian,


Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik
Negara;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2014;
7. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
8. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
001. K/030/DIR/1994 tentang Pemberlakuan Peraturan
Sehubungan dengan Pengalihan Bentuk Hukum Perusahaan;
9. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 033.K/DIR/2005
tentang Penetapan PT PLN (Persero) Penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistrikan sebagai Penanggung Jawab
Kegiatan Standardisasi di Lingkungan PT PLN (Persero).
10. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 1553.P/DIR/2018
tentang Susunan Organisasi dan Formasi Jabatan PT PLN
(Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan
Ketenagalistrikan (Research Institute).
11. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
0273.K/SDM.02.01/DIR/2020 tentang Mutasi Jabatan
(Pengangkatan) General Manager PT PLN (Persero) Pusat
Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan (Research
Institute).
12. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 173.P/DIR/2019
tentang SPLN U1.001: 2018 Pedoman Pengelolaan
Standardisasi.
13. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 1012.K/DIR/2011
tentang SPLN 03.014-1: 2009 Transformator Instrumen untuk
Sistem Distribusi, Bagian 1: Transformator Arus.

MEMUTUSKAN

Paraf 44:
PLN
MEMUTUSKAN :

Menetapkan KEPUTUSAN GENERAL MANAGER PT PLN (PERSERO) PT PLN


(PERSERO) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KETENAGALISTRIKAN (RESEARCH INSTITUTE) TENTANG
PENERBITAN SPLN D3.014-1: 2009/SUP-1: 2020 SUPLEMEN 1
TRANSFORMATOR INSTRUMEN UNTUK SISTEM DISTRIBUSI,
BAG IAN 1: TRANSFORMATOR ARUS.

PERTAMA Mengesahkan SPLN 03.014-1: 2009/SUP-1: 2020 Suplemen 1


Transformator Instrumen untuk Sistem Distribusi, Bagian 1:
Transformator Arus, sebagaimana terdapat pada Lampiran Keputusan
mi.

KEDUA SPLN D3.014-1: 2009/SUP-1: 2020 sebagaimana dimaksud dalam


Diktum PERTAMA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari SPLN
D3.014-1: 2009 Transformator Instrumen untuk Sistem Distribusi,
Bagian 1: Transformator Arus.

Keputusan ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal diterbitkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal 21 Juli 2020
RAL MANAGER,

Pa raf
SPLN D3.014-1: 2009/SUP-1: 2020

Suplemen 1
Transformator Instrumen untuk Sistem Distribusi
Bagian 1: Transformator Arus

Suplemen SPLN ini merupakan pelengkap SPLN D3.014-1: 2009 untuk memperbaiki
kesalahan, menambahkan penjelasan atau keterangan, dan menambahkan ketentuan
yang sebelumnya belum ditetapkan.

Suplemen ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari SPLN D3.014-1: 2009.

6 Karakteristik

Mengganti, pada subayat 6.7.1, butir b) dan c) dengan berikut:

b) ≥ 16 kA untuk transformator arus tegangan menengah dengan arus primer pengenal ≥


30 A.
c) ≥ 12,5 kA untuk transformator arus tegangan menengah dengan arus primer pengenal
> 15 A sampai dengan arus primer pengenal < 30 A.
d) ≥ 8 kA untuk transformator arus tegangan menengah dengan arus primer pengenal ≤
15 A.

8 Konstruksi dan Penandaan

Menambahkan, pada subayat 8.1, setelah paragraf ketiga dengan paragraf baru berikut:

Untuk transformator arus tegangan menengah pasangan luar harus memenuhi jarak busur
minimal 220 mm dan jarak rambat minimal 480 mm.

Mengoreksi, pada subayat 8.3.2, paragraf terakhir di dalam tabel, dengan berikut:

Konstruksi dengan terminal gambar 4 dan 5 tidak diperbolehkan untuk transformator arus
kelas 0,2 S dan 0,5 S.

1
STANDAR SPLN D3.014-1: 2009
Lampiran Surat Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) No. 1012.K/DIR/2011
PT PLN (PERSERO)

TRANSFORMATOR INSTRUMEN
UNTUK SISTEM DISTRIBUSI

Bagian 1 : Transformator Arus

PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160

i
STANDAR SPLN D3.014-1: 2009
Lampiran Surat Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) No. 1012.K/DIR/2011
PT PLN (PERSERO)

TRANSFORMATOR INSTRUMEN
UNTUK SISTEM DISTRIBUSI
Bagian 1 : Transformator Arus

PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
1
TRANSFORMATOR INSTRUMEN
UNTUK SISTEM DISTRIBUSI
Bagian 1 : Transformator Arus

Disusun oleh :

Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi


dengan Surat Keputusan Direksi
PT PLN(Persero)
No.332.K/DIR/2008

Kelompok Kerja Standardisasi


Transformator Instrumen untuk Sistem Distribusi
dengan Surat Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
No. 089.K/LITBANG/2009

Diterbitkan oleh :

PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1 /135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi
Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) : No. 332.K/DIR/2008

1. Ir. Danny Embang : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Ir. Suwarno, MT : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Ir. Lukman Hakim : Sebagai Wakil Sekretaris merangkap Anggota
4. Ir. Nyoman Ardana : Sebagai Anggota
5. Ir. Rahardjo : Sebagai Anggota
6. Ir. Widyastomo Sarli : Sebagai Anggota
7. Ir. Hilwin Manan : Sebagai Anggota
8. Ir. Arief Nurhidayat, MBA : Sebagai Anggota
9. Ir. Amir Rosidin, MM : Sebagai Anggota
10. Ir. Rudy Triyanto N, MM, MBA : Sebagai Anggota
11. Ir. Adi Subagio : Sebagai Anggota
12. Ir. Zairinal Zainudin : Sebagai Anggota
13. Ir. Wahyudi, SN MT : Sebagai Anggota
14. Ir. Ratno Wibowo : Sebagai Anggota
15. Ir. Rutman Silaen : Sebagai Anggota
16. Ir. Iskandar Nungtjik : Sebagai Anggota

Susunan Kelompok Kerja Standrdisasi


Transformator Instrumen untuk Sistem Distribusi
Bagian 1: Transformator Arus
Surat Keputusan General Manager PT PLN (Persero)
Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
No. : 089.K/LITBANG/2009

1. Satyagraha A. Kadir, ST : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Ir. Sri Budi Santoso : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Ir. Rahardjo : Sebagai Anggota
4. Ir. Hernadi Buhron : Sebagai Anggota
5. Ir. Achmad Riandhie : Sebagai Anggota
6. Ir. M. Tabrani Machmudsyah : Sebagai Anggota
7. Ir. Iskandar Nungtjik : Sebagai Anggota
8. Ir. Didik Djarwanto, MT : Sebagai Anggota
SPLN D3.014-1: 2009

Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................................i


Daftar Tabel ..........................................................................................................................ii
Daftar Gambar ......................................................................................................................ii
Prakata …………………………………………………………………………………………… ..iii
1 Ruang Lingkup............................................................................................................... 1
2 Tujuan............................................................................................................................ 1
3 Acuan Normatif .............................................................................................................. 1
4 Definisi ........................................................................................................................... 1
4.1 Definisi umum .......................................................................................................... 1
4.2 Definisi tambahan untuk transformator arus pengukuran ........................................ 5
4.3 Definisi tambahan untuk transformator arus proteksi .............................................. 5
5 Kondisi Pelayanan ......................................................................................................... 5
5.1 Kondisi pelayanan normal........................................................................................ 5
5.2 Kondisi pelayanan khusus ....................................................................................... 6
5.3 Sistem pembumian titik netral.................................................................................. 6
5.4 Sistem pengawatan sirkit sekunder ......................................................................... 6
6 Karakteristik ................................................................................................................... 6
6.1 Arus primer pengenal............................................................................................... 6
6.2 Arus sekunder pengenal .......................................................................................... 6
6.3 Arus termal kontinu pengenal (Icth)........................................................................... 6
6.4 Tingkat insulasi ........................................................................................................ 7
6.5 Burden pengenal...................................................................................................... 7
6.6 Frekuensi pengenal ................................................................................................. 7
6.7 Arus waktu-singkat pengenal................................................................................... 7
6.8 Kelas akurasi transformator arus pengukuran ......................................................... 8
6.9 Kelas akurasi transformator arus proteksi ............................................................... 9
6.10 Batas kenaikan suhu............................................................................................. 9
6.11 Lepasan parsial..................................................................................................... 9
7 Nilai-nilai pengenal ...................................................................................................... 10
8 Konstruksi dan Penandaan...........................................................................................12
8.1 Konstruksi .............................................................................................................. 12
8.2 Terminal ..................................................................................................................12
8.3 Penandaan terminal................................................................................................13
8.4 Papan nama............................................................................................................14
9 Pengujian......................................................................................................................14
9.1 Pengujian jenis........................................................................................................14
9.2 Pengujian rutin ....................................................................................................... 15
9.3 Pengujian serah-terima.......................................................................................... 15
9.4 Pengujian lapangan ............................................................................................... 16

i
SPLN D3.014-1: 2009

Daftar Tabel

Tabel 1: Batas kesalahan transformator arus pengukuran.................................................... 8


Tabel 2: Batas kesalahan transformator proteksi .................................................................. 9
Tabel 3: Batas kenaikan suhu belitan.................................................................................... 9
Tabel 4: Transformator arus untuk pengukuran transaksi energi ........................................ 10
Tabel 5: Transformator arus untuk pengukuran non-transaksi energi..................................11
Tabel 6: Transformator arus untuk proteksi..........................................................................11
Tabel 7: Mata uji transformator arus.................................................................................... 17

Daftar Gambar
Gambar 1: Konstruksi baut pemasang pada terminal primer ...............................................12
Gambar 2: Transformator rasio tunggal................................................................................13
Gambar 3: Transformator dua belitan sekunder dengan inti magnetik terpisah...................13
Gambar 4: Transformator dengan sadapan intermediate pada belitan sekunder ................13
Gambar 5: Transformator dengan belitan primer terdiri dari dua seksi ................................13

ii
SPLN D3.014-1: 2009

Prakata

SPLN D3.014-1 : 2009 merupakan revisi dari SPLN 76 : 1987. Pada revisi ini, ruang lingkup
standar dibatasi dan dikhususkan bagi transformator arus tegangan menengah dan
tegangan rendah untuk penggunaan pada jaringan distribusi.

Perubahan yang dilakukan meliputi penentuan spesifikasi (arus primer, burden dan kelas
akurasi) untuk fungsi pengukuran arus pada transaksi energi, non-transaksi energi dan
proteksi serta ketentuan mengenai konstruksi yang diambil dari pengalaman operasi unit-
unit PLN. Pada Lampiran A diberikan informasi mengenai daya yang diserap peralatan dan
lead wire yang terhubung ke transformator arus pengukuran untuk panduan penentuan
burden.

Dengan ditetapkannya SPLN D3.014-1 : 2009 ini, maka ketentuan trafo arus untuk sistem
distribusi yang dispesifikasikan pada SPLN 76 : 1987 dinyatakan tidak berlaku lagi.

iii
SPLN D3.014-1: 2009

Transformator Instrumen untuk Sistem Distribusi


Bagian 1 : Transformator Arus

1 Ruang Lingkup

Standar ini menetapkan spesifikasi dan persyaratan transformator arus yang digunakan
untuk transaksi energi dan non-transaksi energi serta untuk proteksi pada sistem distribusi
20 kV dan 400 V di lingkungan PT PLN (Persero).

2 Tujuan

Sebagai pedoman untuk keperluan pengadaan dan pemesanan transformator arus bagi unit-
unit PT PLN (Persero) serta ketentuan desain, pembuatan dan pengujian bagi pabrikan,
pemasok dan lembaga penguji.

3 Acuan Normatif

Kecuali disebutkan secara khusus, metode uji dan ketentuan yang tidak ditetapkan oleh
standar ini mengikuti revisi terakhir dari standar-standar berikut:
a) SNI 04-1920-1990 ; Transformator Arus
b) IEC 60044-1 ; Instrument transformers – Part 1: Current transformer
c) IEC 60060-1 ; High-voltage test techniques – Part 1: General definitions and test
requirements
d) IEC 60270 ; High-voltage test techniques – Partial discharge measurements
e) IEC 60085 ; Electrical insulation – Thermal evaluation and designation
f) SPLN 55 ; Sambungan Listrik
g) SPLN D3.006-1 : 2009 ; Meter Statik Energi Aktif Fase Tiga
h) SPLN 67-2C : 1986 ; Kondisi spesifik di Indonesia, Bagian 2 : Pengendalian dan
pengawasan mutu.
i) DIN 42 600 Teil 8 ; Instrument transformer for 50 Hz, Um 0,6 to 52 kV, Current
Transformer (support-type-insulators) Um 12 and 24 kV, Narrow design, main
dimensions, indoor type.

4 Istilah dan Definisi

4.1 Definisi umum


4.1.1 Transformator instrumen
Transformator yang dimaksudkan untuk mencatu instrumen ukur, meter, relai dan peralatan
sejenis lainnya.
4.1.2 Transfomator arus
Transformator instrumen yang dalam kondisi pemakaian normal, arus sekundernya
proporsional dengan arus primer dan berbeda fase dengan sudut mendekati nol, untuk arah
hubungan yang bersesuaian.

1
SPLN D3.014-1: 2009

4.1.3 Tipe
Desain transformator arus pada standar ini ditetapkan berdasarkan:
a) Kelas akurasi
b) Bentuk dan ukuran selungkup insulasi
c) Jumlah inti fungsi pengukuran dan proteksi
d) Desain pemasangan (pasangan luar atau pasangan dalam)
e) Arus termal waktu-singkat pengenal
f) Tingkat insulasi
g) Burden (VA) pengenal maksimum
h) Kelas suhu isolasi

Tipe bersifat unik dan tidak ada duplikasi

4.1.4 Belitan primer


Belitan dimana mengalir arus yang akan ditransformasikan.

4.1.5 Belitan sekunder


Belitan yang mancatu sirkit arus instrumen ukur, meter, relai dan peralatan sejenis lainnya.

4.1.6 Sirkit sekunder


Sirkit eksternal yang dicatu oleh belitan sekunder transformator arus.

4.1.7 Arus primer pengenal


Nilai arus primer yang dijadikan dasar unjuk kerja transformator arus.

4.1.8 Arus sekunder pengenal


Nilai arus sekunder yang dijadikan dasar unjuk kerja transformator arus.

4.1.9 Rasio transformasi aktual


Perbandingan antara arus primer aktual dengan arus sekunder aktual.

4.1.10 Rasio transformasi pengenal


Perbandingan antara arus primer pengenal dengan arus sekunder pengenal.

4.1.11 Kesalahan arus


Kesalahan suatu transformator pada pengukuran arus yang muncul dari kenyataan bahwa
rasio transformasi aktual tidak sama dengan dengan rasio transformasi pengenal
Kesalahan arus yang dinyatakan dalam persen, diberikan dengan formula:

% kesalahan arus =
(K I - Ip
n s ) × 100
Ip
dimana :
Kn rasio transformasi pengenal
Ip arus primer aktual
Is arus sekunder aktual bila Ip mengalir pada kondisi-kondisi pengukuran

2
SPLN D3.014-1: 2009

4.1.12 Pergeseran fase


Perbedaan fase antara vektor arus primer dan arus sekunder, arah vektor dipilih sedemikian
sehingga sudutnya adalah nol pada transformator ideal.
Pegeseran fase dikatakan positif bila vektor arus sekunder mendahului vektor arus primer.
Pergeseran fase dinyatakan dalam menit atau sentiradian.

4.1.13 Kelas akurasi


Angka atau kombinasi angka dan huruf pada suatu transformator arus dimana kesalahan
tetap berada pada batas-batas yang dispesifikasikan untuk kondisi penggunaan yang
ditentukan.

4.1.14 Burden
Impedansi dari sirkit sekunder. Burden dinyatakan sebagai daya semu yang diserap (dalam
VA) pada faktor daya tertentu dan pada arus sekunder pengenal.

4.1.15 Burden pengenal


Nilai burden yang mendasari persyaratan akurasi

4.1.16 Tegangan tertinggi peralatan


Tegangan rms fase-fase tertinggi dimana transformator didesain sesuai dengan insulasinya

4.1.17 Tegangan tertinggi sistem


Nilai tertinggi dari tegangan operasi yang timbul pada kondisi operasi normal pada setiap
waktu dan pada setiap titik pada sistem

4.1.18 Tingkat insulasi pengenal


Kombinasi dari nilai-nilai tegangan yang mengkarakterisasi insulasi suatu transformator
dengan mempertimbangkan kemampuan dalam menahan stress dielektrik

4.1.19 Frekuensi pengenal


Nilai frekuensi yang menjadi dasar dari persyaratan-persyaratan pada standar ini

4.1.20 Arus termal waktu-singkat pengenal (Ith)


Nilai rms dari arus primer dimana transformator dapat menahannya selama satu detik tanpa
timbul kerusakan, belitan sekunder terhubung-singkat

4.1.21 Arus dinamik pengenal (Idyn)


Nilai puncak arus primer dimana transformator dapat menahannya tanpa timbul kerusakan
elektrikal dan mekanikal yang disebabkan gaya elektrodinamik, belitan sekunder terhubung-
singkat

4.1.22 Arus termal kontinu pengenal (Icth)


Nilai arus yang diperbolehkan mengalir secara kontinu pada belitan primer, belitan sekunder
terhubung dengan burden pengenal, tanpa kenaikan suhu melebihi nilai yang ditentukan.

3
SPLN D3.014-1: 2009

4.1.23 Arus eksitasi


Nilai arus rms yang diambil oleh belitan sekunder transformator arus, bila tegangan
sinusoidal dengan frekuensi pengenal diterapkan pada terminal sekunder, belitan primer dan
belitan lainnya terbuka.

4.1.24 Beban resistif pegenal (Rb)


Nilai pengenal dari burden resistif (dalam ohm) yang terhubung dengan sisi sekunder.

4.1.25 Resistans belitan sekunder (Rct)


Resistans dc belitan sekunder dalam ohm, dikoreksi ke suhu 75ºC atau suhu acuan lain
yang dispesifikasikan.

4.1.26 Kesalahan komposit (ε C )


Pada kondisi ajeg (steady state), nilai rms dari perbedaan antara:
a) nilai sesaat arus primer, dan
b) nilai sesaat arus sekunder aktual dikalikan dengan rasio transformasi pengenal, tanda
positif dari arus primer dan sekunder mengikuti konvensi untuk penandaan terminal.
Kesalahan komposit umumnya dinyatakan dalam prosentase dari nilai rms belitan primer
mengikuti formula:

∫ (K i − ip ) dt
100 1 T 2
εC = ns
Ip T 0

dimana
Kn rasio transformasi pengenal
Ip nilai rms arus primer
ip nilai sesaat arus primer
is nilai sesaat arus sekunder
T durasi satu siklus

4.1.27 Pengujian jenis


Pengujian secara lengkap terhadap sampel prototipe yang mewakili suatu jenis desain
transformator arus yang disiapkan oleh pabrikan untuk membuktikan apakah jenis tersebut
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar ini.

4.1.28 Pengujian rutin


Pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap seluruh transformator arus yang diproduksi
untuk memisahkan yang cacat atau yang menyimpang dari persyaratan standar.

4.1.29 Pengujian serah-terima


Pengujian yang dilakukan terhadap sampel yang mewakili sejumlah transformator arus yang
akan diserah-terimakan.

4.1.30 Pengujian lapangan


Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan terhadap transformator arus sebelum dipasang
pada jaringan.

4
SPLN D3.014-1: 2009

4.1.31 Transformator arus pasangan luar


Transformator arus yang dirancang untuk dipasang pada gardu tiang.

4.1.32 Transformator arus pasangan dalam


Transformator arus yang dirancang untuk dipasang di dalam panel hubung-bagi.

4.2 Definisi tambahan untuk transformator arus pengukuran

4.2.1 Transformator arus pengukuran


Suatu transformator arus yang dimaksudkan untuk mencatu instrumen indikator, meter dan
peralatan sejenis lainnya.

4.2.2 Rated instrument limit primary current (IPL)


Nilai arus primer minimum dimana kesalahan komposit transformator-arus pengukuran sama
atau lebih besar dari 10%, burden sisi sekunder sama dengan burden pengenal.
CATATAN Kesalahan komposit harus ≥ 10% agar dapat memproteksi peralatan yang dicatu oleh
transformator arus terhadap arus tinggi yang dihasilkan saat terjadi gangguan sistem

4.2.3 Faktor keamanan instrumen (Instrument security factor = FS)


Perbandingan dari rated instrument limit primary current dengan arus primer pengenal.

4.3 Definisi tambahan untuk transformator arus proteksi

4.3.1 Transformator arus proteksi


Transformator arus yang dimaksudkan untuk mencatu relai proteksi.

4.3.2 Batas akurasi arus primer pengenal


Nilai arus primer dimana transformator masih dapat memenuhi persyaratan kesalahan
komposit.

4.3.3 Faktor batas akurasi (Accuracy limit factor = ALF)


Perbandingan dari batas akurasi arus primer pengenal terhadap arus primer pengenal.

5 Kondisi Pelayanan

5.1 Kondisi pelayanan normal


Kondisi pelayanan normal transformator arus adalah:
a) Suhu udara sekitar
Suhu udara sekitar adalah kategori -5/40 pada IEC 60044-1:
- Suhu minimum -5°C
- Suhu maksimum 40°C
b) Ketinggian (altitude)
Ketinggian tidak lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.

5
SPLN D3.014-1: 2009

5.1.1 Kondisi pelayanan lainnya untuk transformator arus pasangan dalam


Kondisi pelayanan lainnya untuk transformator arus pasangan dalam:
c) Pengaruh radiasi matahari diabaikan
d) Udara sekitar tidak dipengaruhi secara signifikan terhadap polusi, kabut, gas korosif dan
uap garam
e) Kondisi kelembaban adalah sebagai berikut:
- nilai rata-rata dari kelembaban relatif, diukur selama periode 24 jam, tidak melebihi
95%
- nilai rata-rata tekanan uap air selama periode 24 jam tidak melebihi 2,2 kPa
- nilai rata-rata kelembaban relatif selama periode satu bulan tidak melebihi 90%
- nilai rata-rata tekanan uap air selama periode satu bulan tidak melebihi 1,8 kPa

5.1.2 Kondisi pelayanan lainnya untuk transformator arus pasangan luar


Kondisi pelayanan lainnya untuk transformator arus pasangan luar:
a) Nilai rata-rata suhu sekitar, diukur selama 24 jam, tidak melebihi 35°C
b) Radiasi matahari sampai dengan tingkat 1000 W/m2 (pada siang hari cerah)

5.2 Kondisi pelayanan khusus


Untuk transformator yang akan dioperasikan pada kondisi berbeda dengan ketentuan
tersebut pada 5.1, diperlukan spesifikasi berbeda, dan informasi agar disampaikan pada saat
pemesanan.

5.3 Sistem pembumian titik netral


Sistem pembumian titik netral jaringan distribusi tegangan menengah:
a) tidak dibumikan (isolated)
b) pembumian langsung (solid/effective grounded)
c) pembumian melalui tahanan (non-effective grounded)

5.4 Sistem pengawatan sirkit sekunder


Pengawatan sirkit sekunder, khususnya untuk transformator arus yang mencatu meter
energi transaksi, tidak diperkenankan adanya sambungan pada kabel.
Ketentuan mengenai pengawatan sirkit sekunder selengkapnya mengikuti SPLN D3.015-1:
2010 dan SPLN D3.015-2: 2012.

6 Karakteristik
6.1 Arus primer pengenal
Arus primer pengenal adalah:
10 - 15 - 20 - 30 - 40 - 50 - 60 - 75 A, dan perkaliannya dengan 10 atau 100.

6.2 Arus sekunder pengenal


Arus sekunder pengenal adalah 5A

6.3 Arus termal kontinu pengenal (Icth)


Arus termal kontinu pengenal adalah 120% arus primer pengenal

6
SPLN D3.014-1: 2009

6.4 Tingkat insulasi


a) Transformator arus tegangan rendah
Tegangan tertinggi : 0,72 kVrms
Ketahanan tegangan frekuensi daya : 3 kVrms
b) Transformator arus tegangan menengah
Tegangan tertinggi : 24 kVrms
Ketahanan tegangan frekuensi daya
- Belitan primer : 50 kVrms
- Belitan sekunder : 3 kVrms
Ketahanan tegangan impuls petir 1,2/50 μs
- Belitan primer : 125 kVpeak
- Belitan sekunder : -

6.5 Burden pengenal


Burden pengenal adalah: 2,5 - 5 - 7,5 - 10 - 15 dan 30 VA

6.6 Frekuensi pengenal


Frekuensi pengenal adalah 50 Hz

6.7 Arus waktu-singkat pengenal

6.7.1 Arus waktu-singkat termal pengenal (Ith)


Arus waktu-singkat termal pengenal dengan durasi 1 detik:
a) ≥ 60 × arus primer pengenal untuk transformator arus tegangan rendah
b) ≥ 16 kA untuk transformator arus tegangan menengah dengan arus primer pengenal
≥ 50A
c) Untuk transformator arus tegangan menengah dengan arus primer pengenal < 50 A,
sedapat mungkin memenuhi 16 kA, namun mengingat faktor kesulitan desain dan
ekonomis, dapat menggunakan nilai yang lebih kecil dengan mempertimbangkan potensi
aktual dan jenis gangguan.
CATATAN 1 Arus waktu-singkat 16 kA pada butir b) dan c) adalah arus hubung-singkat prospektif
pada jaringan yang dipasok oleh transformator tenaga 60 MVA. Untuk gangguan tanah pada sistem
pembumian titik netral langsung (solid/effective grounded), dimana arus gangguan berpotensi sama
besar dengan arus gangguan tiga fase, maka pemilihan arus waktu-singkat pengenal pada butir c)
harus lebih memperhitungkan kondisi tersebut.
CATATAN 2 Secara desain, nilai ketahanan arus waktu-singkat terkait dengan nilai burden pengenal.
Dengan Burden yang lebih kecil lebih memungkinkan diperoleh transformator arus dengan ketahanan
arus waktu-singkat yang lebih besar.
CATATAN 3 Bila transformator arus akan digunakan pada jaringan yang dilalui arus gangguan lebih
dari 1 detik maka dapat dipilih durasi arus hubung-singkat 3 detik.

6.7.2 Arus dinamik pengenal (Idyn)


Arus dinamik pengenal adalah 2,5 kali arus waktu-singkat pengenal (Ith)

7
SPLN D3.014-1: 2009

6.8 Kelas akurasi transformator arus pengukuran

6.8.1 Kelas akurasi standar


Kelas akurasi standar adalah: 0,2 - 0,2S - 0,5 - 0,5S - 1

Kesalahan tegangan dan pergeseran fase pada frekuensi pengenal harus tidak melebihi nilai
pada tabel 1, pada frekuensi pengenal dan nilai burden:
- 25% sampai 100% burden pengenal ; atau
- 1 VA sampai 100% burden pengenal untuk transformator arus kelas 0,2 dan 0,2S yang
mempunyai burden pengenal ≤ 15 VA
Burden untuk pengujian akurasi harus mempunyai faktor daya 0,8 lagging, kecuali untuk
burden lebih kecil dari 5 VA dapat menggunakan faktor daya 1,0.

6.8.2 Faktor keamanan instrumen (FS)


Faktor keamanan instrumen adalah: FS5 - FS10 - FS20
CATATAN 1 Pada saat arus gangguan mengalir pada belitan primer transformator arus, keamanan
terbesar dari peralatan yang dicatu oleh transformator arus adalah bila nilai FS semakin kecil.
CATATAN 2 Sedapat mungkin dipilih nilai FS yang terkecil, namun untuk transformator arus dengan
kelas akurasi tinggi mengingat faktor kesulitan desain dan ekonomis dapat digunakan nilai FS yang
lebih besar.

Tabel 1: Batas kesalahan transformator arus pengukuran

Kelas % arus pengenal


Parameter uji
akurasi 1 5 20 100 120
Kesalahan arus (±) [%] 0,2 - 0,75 0,35 0,2 0,2
0,2S 0,75 0,35 0,2 0,2 0,2
0,5 - 1,5 0,75 0,5 0,5
0,5S 1,5 0,75 0,5 0,5 0,5
1,0 - 3,0 1,5 1,01 1,0
Pergeseran fase (±) [menit] 0,2 - 30 15 10 10
0,2S 30 15 10 10 10
0,5 - 90 45 30 30
0,5S 90 45 30 30 30
1,0 - 180 90 60 60
[sentiradian] 0,2 - 0,9 0,45 0,3 0,3
0,2S 0,9 0,45 0,3 0,3 0,3
0,5 - 2,7 1,35 0,9 0,9
0,5S 2,7 1,35 0,9 0,9 0,9
1,0 - 5,4 2,7 1,8 1,8

6.9 Kelas akurasi transformator arus proteksi


6.9.1 Kelas akurasi standar
Kelas akurasi standar adalah 5P

Pada frekuensi pengenal dan burden pengenal dengan faktor daya 0,8 lagging, kesalahan
arus dan pergeseran fase pada arus primer pengenal, dan kesalahan komposit pada batas
akurasi arus primer pengenal harus tidak melebihi nilai pada tabel 2.

8
SPLN D3.014-1: 2009

Tabel 2: Batas kesalahan transformator proteksi

Kesalahan Pergeseran fase Kesalahan


Kelas akurasi
arus [%] Menit Sentiradian komposit [%]

5P ±1 ± 60 ± 1,8 5

6.9.2 Faktor batas akurasi standar


Faktor batas akurasi standar adalah: 10 - 15 - 20 - 30

6.9.3 Kelas akurasi


Kelas akurasi transformator proteksi dinyatakan dengan nilai kesalahan komposit diikuti
dengan huruf “P” dan faktor batas akurasi standar, contoh: 5P15, 5P20

6.10 Batas kenaikan suhu


Kenaikan suhu transformator arus pada saat dilalui arus primer setara dengan arus termal
kontinyu pengenal, dan burden pengenal pada faktor daya 1, harus tidak melebihi nilai yang
diberikan pada tabel 3. Persyaratan ini didasarkan pada kondisi pelayanan normal pada butir
5.1.
Kenaikan suhu belitan dibatasi oleh nilai terkecil dari kelas insulasi belitan atau kelas resin
insulasi.

Tabel 3: Batas kenaikan suhu belitan

Kelas termal Kenaikan suhu


Kelas insulasi
[°C] [K]
E 120 ≤ 75
B 130 ≤ 85

CATATAN 1 Nilai kenaikan suhu (dalam Kelvin) merupakan selisih antara suhu maksimum insulasi
yang diukur (dalam °C) dan suhu udara sekitar (dalam °C).
CATATAN 2 Jika transformator arus akan digunakan pada suhu sekitar yang melebihi 40°C, nilai
pada tabel harus direduksi dengan selisih antara suhu sekitar aktual dan suhu 40°C.
CATATAN 3 Jika transformator arus akan digunakan pada ketinggian lebih dari 1000 m, nilai batas
pada tabel harus direduksi dengan 0,5% untuk setiap 100 m yang melebihi 1000 m.

6.11 Lepasan parsial


Batas maksimum lepasan parsial transformator arus tegangan menengah:
a) pada 1,2 Um : 50 pC
b) pada 1,2 Um/√3 : 20 pC

7 Nilai-nilai pengenal
Rasio pengenal, burden pengenal dan kelas akurasi transformator arus untuk sistem
distribusi dapat dilihat pada tabel 4, 5 dan 6.
Nilai pengenal lain yang tidak dicantumkan pada tabel mengikuti ketentuan butir 6.1
Untuk fungsi pengukuran transaksi energi, terminal hanya diperuntukkan untuk hubungan ke
meter-energi (kWh meter) transaksi, dan tidak boleh ada penggunaan lainnya seperti
ampere meter, cos-phi meter, dll

9
SPLN D3.014-1: 2009

Tabel 4: Transformator arus untuk pengukuran transaksi energi

Burden pengenal [VA]


Rasio Kelas
pengenal Pasangan dalam Pasangan luar
akurasi
[A] Meter Meter Meter Meter pengenal
statik mekanik statik mekanik
Tegangan menengah 1)

10/5 Dapat Dapat Dapat


2) 2)
15/5 dipilih: dipilih: dipilih:
20/5
30/5 5 7,5 0,2S
40/5 7,5 10 0,5S
50/5 10 - 15 -
60/5 15
75/5
100/5
150/5
200/5

Tegangan rendah 3)

60/5 Dapat Dapat


75/5 dipilih: 2) dipilih:
100/5 2,5
- - - 0,2S
150/5 5
200/5 7,5 0,5S
300/5 10

CATATAN 1 Untuk arus primer yang lebih besar mengikuti urutan arus primer pengenal berikutnya
dengan kelipatan 10.
CATATAN 2 Burden pengenal dipilih sedemikian sehingga burden aktual transformator arus berada
pada 25% s/d 100% burden pengenal (lihat Lampiran A).
CATATAN 3 Rasio pengenal transformator arus tegangan rendah > 300/5 A tidak dikembangkan.

10
SPLN D3.014-1: 2009

Tabel 5: Transformator arus untuk pengukuran non-transaksi energi

Rasio pengenal Burden Kelas akurasi


[A] pengenal [VA] pengenal

Tegangan menengah
2)
10/5 Dapat dipilih: Dapat dipilih:
15/5
20/5 5 0,2
30/5 7,5 0,5
40/5 10
50/5 15
60/5 30
75/5
dst 1)

Tegangan rendah
2)
60/5 Dapat dipilih: Dapat dipilih :
75/5
100/5 2,5 0,2
150/5 5 0,5
200/5 10 1
300/5
400/5
500/5
600/5
750/5
dst 1)

Tabel 6: Transformator arus untuk proteksi


Rasio pengenal Burden Kelas akurasi
3)
[A] pengenal [VA] pengenal

Tegangan menengah

10/5 Dapat dipilih: Dapat dipilih:


15/5
20/5 7,5 5P10
25/5 10 5P20
30/5 20 5P30
40/5 30
50/5
75/5
100/5
125/5
150/5
200/5
250/5
dst 1)

CATATAN 1 Untuk arus primer yang lebih besar mengikuti urutan arus primer pengenal berikutnya
dengan kelipatan 10 atau 100.
CATATAN 2 Burden pengenal dipilih sedemikian sehingga burden aktual transformator arus berada
pada 25% s/d 100% burden pengenal (lihat Lampiran A).
CATATAN 3 Dalam pemilihan kelas akurasi dan burden harus diperhitungkan kejenuhan inti akibat
nilai arus gangguan yang akan mempengaruhi akurasi dan berpotensi menyebabkan salah operasi
pada relai pengaman. Kelas 5P20 artinya transformator dapat menerima arus gangguan sebesar 20 x
arus primer pengenal tanpa melebihi batas kelas kesalahan komposit, yaitu 5%.

11
SPLN D3.014-1: 2009

8 Konstruksi dan Penandaan

8.1 Konstruksi
Untuk setiap fungsi (transaksi energi, indikator arus, proteksi), transformator arus harus
mempunyai inti magnetik tersendiri, namun fungsi-fungsi tersebut dapat dikonstruksi dalam
satu unit transformator.
Khusus untuk fungsi transaksi energi (kelas 0,2S dan 0,5S) , inti transformator harus
didesain dengan rasio tunggal (single ratio). Sadapan intermediate pada belitan sekunder
(gambar 4) maupun konstruksi dengan dua seksi belitan yang dimaksudkan untuk hubungan
seri atau paralel pada belitan primer (gambar 5) tidak diperbolehkan.
Bahan isolasi untuk transformator arus pasangan luar harus menggunakan resin yang
khusus diperuntukkan untuk pasangan luar.
Untuk transformator-arus tegangan menengah pasangan dalam, bentuk ukuran yang lebih
disukai (termasuk ketentuan base plate) adalah mengikuti DIN 42 600 Teil 8.

Untuk bentuk konstruksi yang sebangun dengan gambar di atas, ketentuan ukuran dimensi
pada gambar harus diikuti.

Base plate harus dilindungi dengan pelapis anti korosi.

CATATAN: Untuk penggunaan pada lingkungan korosi sulfur, direkomendasikan menggunakan pelapis base
plate dengan timah putih.

8.2 Terminal
8.2.1 Terminal primer
Pelat terminal harus terbuat dari tembaga dan dilapisi dengan perak atau nikel, atau timah
putih secara electroplating.
Konstruksi pemasangan pada terminal primer adalah dengan baut, dimana lubang baut
berada pada pelat terminal, sehingga setelah terpasang baut akan tertanam (gambar 1).

Gambar 1: Konstruksi baut pemasang pada terminal primer

8.2.2 Terminal sekunder


Pelat terminal harus terbuat dari tembaga atau kuningan dan dilapisi dengan perak atau nikel
atau timah putih secara electroplating.
Terminal sekunder harus dilengkapi dengan penutup terminal transparan dan dilengkapi
dengan fasilitas untuk penyegelan.
Penutup terminal untuk transformator arus pasangan luar harus memenuhi IP 54.

12
SPLN D3.014-1: 2009

8.3 Penandaan terminal


Terminal primer dan sekunder harus ditandai dengan jelas dan mudah dibaca.
Penandaan harus dapat mengidentifikasi:
a) belitan primer dan sekunder
b) polaritas relatif setiap belitan
Penandaan harus terdiri dari huruf kapital diikuti dengan angka.
Penandaan terminal diperlihatkan pada gambar 2 s/d 5.

8.3.1 Indikasi polaritas relatif


Semua terminal yang diberi tanda P1 dan S1 harus mempunyai polaritas yang sama pada
nilai sesaat yang sama (polaritas subtraktif).

8.3.2 Terminal pembumian


Terminal pembumian transformator arus tegangan menengah harus menggunakan baut
kuningan dengan ukuran M8.

Terminal primer

Terminal sekunder

Gambar 3: Transformator dua belitan


Gambar 2: Transformator rasio
sekunder dengan inti magnetik
tunggal
terpisah

Terminal 2S1 dan 2S2 ditetapkan sebagai terminal untuk fungsi proteksi.

Terminal primer

Terminal sekunder

Gambar 4: Transformator dengan Gambar 5: Transformator dengan


sadapan intermediate pada belitan belitan primer terdiri dari dua seksi
sekunder (untuk hubungan seri atau paralel)

Konstruksi dengan terminal gambar 2 dan 5 tidak diperbolehkan untuk


transformator arus kelas 0,2S dan 0,5S

13
SPLN D3.014-1: 2009

8.4 Papan nama


Papan nama ditempatkan sedemikian sehingga mudah dibaca bila transformator sudah
terpasang.
Bahan papan nama harus terbuat dari bahan non konduktif dan terpasang dengan baik serta
tidak mudah lepas/hilang.
Informasi pada papan nama, sekurang-kurangnya:
a) Nama pabrikan, dan atau merek
b) Tipe
c) Nomor seri dan tahun pembuatan
d) Tingkat insulasi, 0,72/3 kV (untuk CT TR) dan 24/50/125 kV (untuk CT TM)
e) Arus primer pengenal dan arus sekunder pengenal
f) Kelas akurasi
g) Frekuensi pengenal
h) Burden pengenal
i) Kelas suhu isolasi
j) Arus hubung-singkat termal (Ith)
k) Jenis pemasangan ; pasangan dalam (indoor) atau pasangan luar (outdoor)

9 Pengujian

Semua sistem pengukuran yang digunakan pada pengujian harus bersertifikat, terkalibrasi
periodik dan tertelusur sesuai aturan yang tertuang dalam ISO 9001.
Macam pengujian untuk setiap klasifikasi uji tercantum pada Tabel 7.
9.1 Pengujian jenis
Pengujian jenis (type test) dilakukan oleh laboratorium penguji PLN. Mata uji jenis tercantum
pada Tabel 7 kolom 6.
Untuk keperluan pengujian jenis, pabrikan atau pemasok harus memberikan data dan
informasi mengenai:
- gambar konstruksi yang dilengkapi ukuran-ukurannya
- karakteristik (konduktivitas, kemurnian, dll) bahan pelat terminal belitan primer
- nilai torsi pengencangan baut
- bahan logam pelapis pelat terminal
- khusus untuk pasangan luar, rekomendasi dari pabrikan bahan isolasi bahwa jenis isolasi
yang dipakai cocok untuk pasangan luar.
Pengujian jenis dilakukan untuk setiap tipe transformator arus (lihat 4.1.3). Untuk pengujian
jenis yang dilakukan hanya pada satu arus pengenal, jumlah sampel adalah dua buah.
Pengujian jenis dapat dilakukan dengan sistem range untuk beberapa arus pengenal dan
burden pengenal yang lebih kecil dalam tipe yang sama. Untuk sistem ini, mata uji No. 1 s/d
4 pada Tabel 7 dapat diwakilkan dengan arus pengenal minimum dan maksimum dengan
jumlah sampel masing-masing dua buah, namun mata uji lainnya harus dilakukan pada
setiap arus pengenal dan burden pengenal.
Laporan pengujian jenis hanya berlaku untuk tipe yang diuji, sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan pada butir 4.1.3. dan tidak berlaku untuk burden yang lebih besar.
Penambahan arus pengenal atau burden (yang sama atau lebih kecil) yang berada di dalam
range tipe transformator arus yang telah lulus uji jenis dilakukan dengan uji verifikasi.

14
SPLN D3.014-1: 2009

Masa berlaku laporan uji jenis adalah lima tahun, dan dapat diperpanjang untuk setiap lima
tahun berikutnya melalui uji verifikasi. Mata uji verifikasi dipilih dari mata uji jenis yang dapat
menggambarkan keidentikan dengan sampel saat uji jenis.
9.2 Pengujian rutin
Mata uji rutin tercantum pada Tabel 7 kolom 5.
Pengujian rutin harus dilakukan pada setiap transformator arus.
Pada setiap transformator arus yang lulus uji rutin, pabrikan harus memberikan stiker QC
passed sebagai tanda lulus uji rutin.

9.3 Pengujian serah-terima


Mata uji serah-terima tercantum pada Tabel 7 kolom 7, namun PT. PLN (Persero) dapat
menambah mata uji lain yang diperlukan dengan menyatakannya pada saat pemesanan.
Uji serah-terima dilakukan di laboratorium PLN atau laboratorium pabrikan.

9.3.1 Prosedur uji serah terima


Prosedur uji serah-terima adalah sebagai berikut:
a) Tipe transformator arus yang akan diserahterimakan harus telah lulus uji jenis.
b) Transformator arus yang akan diserahterimakan harus lulus uji rutin dan dilengkapi
dengan laporan pengujiannya.
c) Uji serah terima dilakukan atau disaksikan oleh Petugas PLN.
d) Sampel diambil secara acak (random) dengan jumlah 10% (dibulatkan ke atas) dari total
yang akan diserahterimakan.

9.3.2 Penilaian uji serah terima


Kriteria penilaian uji serah terima :
a) Sampel dinyatakan baik, jika hasil uji dari seluruh mata uji pada Tabel 7 kolom 7 berhasil
baik.
b) Seluruh transformator arus yang akan diserahterimakan dinyatakan diterima jika semua
sampel yang diuji berhasil baik.
c) Jika lebih dari 1 (satu) sampel mengalami kegagalan, maka semua transformator arus
yang diajukan untuk diserahterimakan dinyatakan ditolak, karena dianggap dalam
kelompok tersebut masih ada cacat.
d) Jika 1 (satu) sampel mengalami kegagalan, pada dasarnya semua transformator arus
yang diajukan belum dapat diterima dan pengujian dapat diulang dengan mengambil
sampel baru sejumlah yang pertama. Jika semua sampel baru diuji dengan hasil baik,
maka semua transformator arus yang diajukan dianggap baik dan dapat diterima. Jika
dalam pengujian ulang masih ada 1 (satu) sampel saja mengalami gagal, maka seluruh
transformator arus yang diajukan ditolak.
e) Terhadap kelompok transformator arus yang dinyatakan ditolak pada butir c) dan d),
pabrikan atau pemasok dapat melakukan sortir dan transformator arus yang baik dapat
diajukan kembali. Untuk pengajuan kembali pabrikan harus meneliti sebab-sebab
kegagalan dan bila kegagalan menyangkut sistem produksi, pabrikan harus memperbaiki
proses produksinya.

15
SPLN D3.014-1: 2009

9.4 Pengujian lapangan


Uji lapangan dilakukan oleh PLN unit pemakai.
Uji lapangan dilakukan untuk setiap transformator arus yang akan dipasang.
Mata uji pengujian lapangan tercantum pada Tabel 7 kolom 8.

16
SPLN D3.014-1: 2009

Tabel 7: Mata uji transformator arus


Kelasifikasi uji
No. Mata uji Nilai acuan Metoda uji 1) 1) 1) 1)
R J S L
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Arus waktu-singkat Butir 6.7 IEC 60044-1, butir 7.1 D


2 Kenaikan suhu Butir 6.10 IEC 60044-1, butir 7.2 D
3 Impuls petir Butir 6.4 IEC 60044-1, butir 7.3 D
4 Uji basah Butir 6.4 IEC 60044-1, butir 7.4
D
(untuk pasangan luar)
5 Verifikasi penandaan Butir 8.3 IEC 60044-1, butir 8.1,
D D D D
terminal 11.7 dan 12.7
6 Pemeriksaan konstruksi Butir 8.1, 8.2 dan 8.4 D D2)
7 Ketahanan tegangan Butir 6.4 IEC 60044-1, butir 8.2.1
D D D3)
frekuensi daya belitan primer
8 Lepasan parsial Butir 6.11 IEC 60044-1, butir 8.2.2 D D D
9 Ketahanan tegangan Butir 6.4 IEC 60044-1, butir 8.3
frekuensi daya belitan D D D
sekunder
10 Ketahanan tegangan Butir 6.4 IEC 60044-1, butir 8.3
frekuensi daya, antar seksi D D D
belitan
11 Tegangan lebih antar-lilitan Butir 6.4 IEC 60044-1, butir 8.4 D D D
4)
12 Resistans insulasi D D D2) D2)
13 Akurasi transformator pengukuran
ƒ Batas kesalahan Butir 6.4 IEC 60044-1, butir 11.2,
D D D D6)
11.4 dan 11.5
ƒ Faktor keamanan Butir 6.4 IEC 60044-1, butir 11.6
D
instrumen
14 Akurasi transformator proteksi
ƒ Batas kesalahan Butir 6.4 IEC 60044-1, butir 12.3
D D D
dan 12.4
ƒ Kesalahan komposit Butir 6.4 IEC 60044-1, butir 12.5
D
dan 12.6
ƒ Kurva kejenuhan inti D D2) D2)
5)
15 Resistans dc belitan D D D2)
16 Dimensi dan Berat Spesifikasi pabrikan D D2)

CATATAN :
1)
R = uji rutin ; J = uji jenis ; S = uji serah-terima ; L = uji lapangan
2)
Penilaian mengacu pada hasil uji jenis.
3)
Pengujian dilakukan pada 80% tegangan uji.
4)
Pengujian dilakukan antara belitan : primer – (sekunder+gnd) ; sekunder – (primer+gnd) dan antar seksi
belitan pada belitan primer.
5)
Nilai resistans belitan dikonversi ke suhu 75°C dengan menggunakan faktor pengali :
234,5 + 75 dimana: t1 = suhu ruang saat pengukuran
fk =
234,5 + t1
6)
Terutama untuk transformator arus yang digunakan pada transaksi energi.

17
SPLN D3.014-1: 2009

LAMPIRAN A
BURDEN SIRKIT SEKUNDER TRANSFORMATOR ARUS

A1. Burden kabel (lead wire) sirkit sekunder


Resistans konduktor kabel NYAF berdasarkan SPLN 42-3:1992 dapat dilihat pada tabel A1.
Berdasarkan data tersebut, burden sepasang kabel (dua buah kawat – go and return) NYAF
pada suhu 40°C dan arus keluaran 5 A dalam fungsi panjang adalah seperti gambar A1.

Tabel A1: Resistans kabel NYAF

Luas penampang Resistans konduktor [ohm/km]


[mm²]
pada 20˚C dikonversi ke 40˚C
2,5 7,98 8,607
4 4,95 5,339
6 3,30 3,559

9,0

8,0

7,0 NYAF 2,5 mm²

6,0
Burden [VA]

5,0

NYAF 4 mm²
4,0

3,0
NYAF 6 mm²

2,0

1,0

0,0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Panjang [m]

Gambar A2: Burden sepasang (go and return) kabel NYAF pada 40°C

A2. Burden kWh meter


Rugi daya semu maksimum dari sirkit arus kWh meter elektromekanik dan kWh meter statik
berdasarkan: SPLN 57-1:1991, SPLN 57-4:1994 dan SPLN 57-3-1993 adalah seperti pada
tabel A2.

Tabel A2: Rugi daya semu (VA burden) maksimum pada kWh meter
VA burden per-fasa untuk kelas akurasi
Jenis kWh meter
0,2S 0,5S 0,5 1 2
Fase tunggal dan fase tiga 1 1 6 4 2,5

18
Pengelola Standardisasi :

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id
Pengelola Standardisasi :

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id

Anda mungkin juga menyukai