XXX: 2017
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PLN
PT PLN (PERSERO)
TENTANG
1 dari 3
4lt t/ ae
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
Paraf
r 7
*
PLN
7. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha
Jasa Penunjang Tenaga Listrik;
8. Anggaran Dasar PT PLN (Persero) beserta perubahannya;
9. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-272IMBU|1212014
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
'10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-21 1/MBU/10/2015
tentang Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negaral
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-138/MBUIO7 t2017
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listnk
Negara;
12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-109/MBU/05/2019
tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan
Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Llstrik Negara:
13. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) pT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-l69/MBU/08/2019
tentang Pemberhentian Anggota Direksi Perusahaan perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
'14. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.l(DlR/2009
tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhlr dengan Peraturan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 0297.P/DlR/20'l 6;
15. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 005'1 . P/DtR/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero)i
16. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 033.t(DtR/2005
tentang Penetapan PT PLN (Persero) Penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistrikan sebagai Penanggung Jawab
Kegiatan Standardisasi di Lingkungan PT PLN (Persero).
M EMUTUSKAN:
2 dati 3
PLN
PERTAMA Mengesahkan SPLN D3.030. 2017 Spesifikasi Peralatan Pengisian
(Chargingl Baterai untuk Kendaraan Listrik sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Peraturan ini yang merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Direksi ini.
KETIGA Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, ketentuan-ketentuan lain yang
bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
KTUR UTAMA,
NTEN CAHY
^V
3 dari 3
Pa'af
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
Susunan Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Insitute)
No. 0439.K/PUSLITBANG/2016
Nara Sumber:
- Prof. DR. Ir. Pekik Argo Dahono
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Prakata
Standar D3.030: 2017 ini merupakan standar baru yang menetapkan persyaratan
spesifikasi peralatan pengisian baterai (charging) kendaraan listrik.
Penyusunan standar ini dilatarbelakangi adanya kebutuhan meningkatnya pelaksanaan
efisiensi energi dan konservasi energi disektor transportasi, serta mewujudkan energi
bersih pada pemanfaatan tenaga listrik untuk transportasi, sebagaimana surat penugasan
dari Kepala Divisi Enjinering dan Perencanaan Pengadaan dalam surat No:
1386/REN.03.03/KDIVEPP/2017, Tanggal 15 Juli 2017, tentang penugasan penyusunan
SPLN peralatan pengisian (charging) baterai untuk Kendaraan Listrik.
Sistem pengisian baterai kendaraan listrik dalam standar ini meliputi instalasi catu daya,
kotak kontak dan tusuk kontak serta jenis dari sistem pengisian yang digunakan pada
kendaraan listrik.
Dengan diterbitkannya standar D3.030: 2017, spesifikasi peralatan pengisian baterai
kendaraan listrik, maka semua pengguna peralatan pengisian baterai yang digunakan
dalam pengisian beterai kendaraan listrik harus melalui tahapan uji seperti ditetapkan
dalam standar ini.
1. Ruang Lingkup
2. Tujuan
3. Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan pada standar ini, persyaratan yang terkait dengan metode uji
mengikuti ketentuan standar-standar di bawah ini. Dalam hal terjadi revisi pada
standar tersebut, persyaratan mengikuti edisi terakhirnya.
a. IEC 61851-1: 2017, Electric vehicle conductive charging system- Part 1: General
Requirements;
b. IEC 62196-1: 2014, Plugs, socket-outlets, vehicle connectors and vehicle inlets –
Conductive charging of electric vehicles – Part 1: General requirements;
c. IEC 61851-24: 2014, Electric vehicle conductive charging system –Part 24:
Digital communication between a.d.c. EV charging station and an electric vehicle
for control of d.c. charging;
1
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
d. IEC 61439-1: 2011, Low voltage switchgear and controlgear assemblies – Part 1:
General Rules;
e. IEC 60950-1: 2005, Information technology equipment – Safety – Part 1: General
requirements;
f. IEC 60309-1: 2012, Plugs, socket-outlets and couplers for industrial purposes-
Part 1: General requirements;
g. IEC 60309-2: 2012, Plugs, socket-outlets and couplers for industrial purposes-
Part 2: Dimensional Interchangeability requirements for pin and contact-tube
accessories;
h. IEC 60884-1: 2013, Plugs, socket-outlets for household and similar purposes-
Part 1: General requirements;
i. IEC 61140: 2009, Protection againts electric shock – common aspects for
installation and equipment;
j. IEC 62040-1: 2013, An interruptible power system (UPS)-Part 1: general and
safety requirement for UPS;
k. IEC 60529: 2013, Degree of protection provided by enclosures (IP Code);
l. IEC 61851-21: 2001, electric vehicle conductive charging system-part 21: electric
vehicle requirements for conductive connection to an a.c/d.c supply;
m. IEC 61851-22: 2001, electric vehicle conductive charging system-part 22: AC
electric vehicle charging station;
n. IEC 61851-23: 2014, electric vehicle conductive charging system-part 23: DC
electric vehicle charging station;
o. IEC 61439-5: 2014, Low-voltage switchgear dan controlgear assemblies-Part 5:
Assemblies for power distribution in public networks;
p. IEC 62196-2: 2011, plug, socket outlets, vehicle- connector and vehicle inlets-
conductive charging of electric vehicles-Part 2: dimentional compatibility and
interchangeability, requirements for a.c. pin and contact tube accessories;
q. IEC 62196-3: 2014, plug, socket outlets, vehicle connector and vehicle inlets-
conductive charging of electric vehicles-Part 3: dimentional compatibility and
interchangeability, requirements for d.c and a.c./d.c. and contact tube vehicle
couplers;
r. IEC 60364-7-722: 2015, Low-voltage electrical installations - Part 7-722:
Requirements for special installations or locations - Supplies for electric vehicles.
s. IEC 61000-3-12: 2011, Electromagnetic compatibility (EMC) – Part 3-12: Limits
for harmonic currents produced by equipment connected to public low-voltage
systems with input current >16 A and ≤75 A per phase;
t. ISO 6469-3: 2011, Electrically propelled road vehicles Safety specifications - Part
3: Protection of persons against electric shock;
u. ISO 8714: 2002, Electric road vechiles-Reference energy consumption and
range-Test procedures for passenger cars and light commercial vehicles;
v. ISO 6469-3: 2011, Electrically propelled road vehicle-safety specification-Part 3:
Protection of persons against electric shock;
ISO/IEC 15118: 2013, Road vehicles - Vehicle to grid communication interface -
Part 1: General information and use-case definition.
2
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
Kendaraan yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama dan mendapat
pasokan listrik dari baterai atau media penyimpanan energi listrik lainnya.
Kendaraan listrik yang mendapat pasokan listrik dari media penyimpanan arus listrik
(baterai) yang dapat diisi kembali dari sumber listrik eksternal.
Kendaraan listrik yang mendapat pasokan listrik dari media penyimpanan arus listrik
(baterai) yang dapat diisi kembali dari sumber listrik eksternal dan mendapat
sebagian energinya dari sumber on-board lainnya (on-board source).
Sebuah alat yang berguna sebagai sumber listrik untuk pengisian kendaraan listrik.
Sarana pengisian energi listrik untuk kendaraan listrik yang disediakan oleh badan
usaha untuk kepentingan umum.
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta yang
berbentuk Perseroan Terbatas, atau Koperasi yang memiliki izin usaha penyediaan
tanaga listrik (IUPTL).
Izin untuk melakukan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum.
Bagian tetap dari peralatan catu daya kendaraan listrik yang terhubung ke jaringan
listrik PLN.
3
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
Sumber listrik yang digunakan untuk memberi pasokan arus listrik pada motor listrik.
Sebuah alat yang berguna sebagai sumber listrik a.b.b untuk pengisian kendaraan
listrik.
Sebuah alat yang berguna sebagai sumber listrik a.s. untuk pengisian kendaraan
listrik.
Sistem lengkap termasuk peralatan catu daya peralatan listrik dan persyaratan fungsi
kendaraan listrik yang dibutuhkan untuk pengisian energi listrik ke kendaraan listrik.
Sistem penyimpanan energi untuk mengirimkan energi listrik yang dapat diisi kembali.
Tingkat kecepatan pengisian energi listrik pada kendaraan listrik yang ditentukan oleh
lokasi pengisian, besarnya arus dan tegangan listrik.
Metode sambungan dari sebuah kendaraan listrik ke jaringan catu daya untuk
memasok energi listrik ke kendaraan.
4
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
4.18 Mode 1
Metode untuk sambungan dari kendaraan listrik langsung ke kotak kontak (socket-
outlet) pada jaringan a.b.b menggunakan kabel dan tusuk kontak (plug) listrik biasa
dimana keduanya tidak dilengkapi supplementary pilot atau kontak bantu.
Tegangan dan arus pengenal tidak boleh melebihi :
- 16 A dan 250 V abb, phasa tunggal
- 16 A dan 480 V abb, phasa tiga
4.19 Mode 2
Metode untuk sambungan dari kendaraan listrik langsung ke kotak kontak (socket-
outlet) pada jaringan a.b.b menggunakan kabel dan tusuk kontak (plug) listrik biasa
dimana keduanya dilengkapi fungsi control pilot dan proteksi kejut listrik yang berada
di antara tusuk kontak dan kendaraan listrik.
Tegangan dan arus pengenal tidak boleh melebihi :
- 32 A dan 250 V abb, phasa tunggal
- 32 A dan 480 V abb, phasa tiga
4.20 Mode 3
Metode untuk sambungan dari kendaraan listrik ke peralatan catu daya kendaraan
listrik a.b.b yang terpasang permanen pada jaringan a.b.b, koneksi antara peralatan
catu daya dengan kendaraan listrik menggunakan kabel dan tusuk kontak (plug)
khusus yang diperuntukkan untuk kendaraan listrik dengan fungsi control pilot yang
dapat menjangkau dari peralatan catu daya a.b.b ke kendaraan listrik.
Peralatan catu daya kendaraan listrik untuk digunakan pada mode 3 harus dilengkapi
dengan konduktor proteksi pembumian pada kotak kontak dan atau pada tusuk
kontak kendaraan listrik.
4.21 Mode 4
Metode untuk sambungan dari kendaraan listrik ke jaringan suplai a.b.b atau a.s.
menggunakan peralatan catu daya kendaraan listrik a.s. dengan fungsi control pilot
yang dapat menjangkau dari peralatan catu daya kendaraan listrik a.s.
Peralatan catu daya mode 4 dapat secara permanen terpasang ke jaringan a.b.b
atau menggunakan koneksi kabel dan tusuk kontak.
Peralatan catu daya kendaraan listrik untuk digunakan pada mode 4 harus dilengkapi
dengan konduktor proteksi pembumian pada kotak kontak dan atau pada tusuk
kontak kendaraan listrik.
5
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
Pengisi baterai terhubung ke catu daya a.b.b dan didesain untuk dapat beroperasi
sepenuhnya diluar kendaraan listrik. Dalam hal ini daya listrik a.s. yang mengalir ke
kendaraan listrik.
Pengisi baterai terpasang pada kendaraan listrik dan didesain untuk beroperasi
hanya pada kendaraan listrik. Dalam hal ini daya listrik a.b.b yang mengalir ke
kendaraan listrik.
Sirkit yang didesain untuk mentransmisikan sinyal atau komunikasi antara kendaraan
dan peralatan catu kendaraan listrik.
Peralatan pada rangkaian kabel (cable assembly) pengisian mode 2 yang melakukan
fungsi kontrol dan keselamatan.
5. Kondisi Pelayanan
6
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
1. Suhu udara sekitar tidak melebihi 40 ºC dan suhu rata-ratanya sepanjang 24 jam
tidak melebihi 35 ºC;
2. Kelembaban-relatif tertinggi 100 %;
3. Ketinggian tempat pemasangan tidak melebihi 1000 m dari permukaan laut (dpl);
4. Untuk ketinggian pemasangan yang melebihi 1000 m (dpl) diperlukan
penyesuaian melalui uji kuat dielektrik dan efek pendingin udara.
6.
Nilai pengenal untuk level pengisian baterai dapat dilihat pada Tabel 1.
Tunggal atau
Fase Tunggal Tiga Tiga
Tiga
Tegangan
230 Va.b.b 230/400 Va.b.b 400 Va.b.b 400 Va.b.b
masukan (V)
Tipe arus
a.b.b a.b.b a.b.b / a.s. a.s.
keluaran
7. Klasifikasi
Peralatan catu daya kendaraan listrik diklasifikasikan menurut sistem jaringan catu
daya yaitu:
7
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
1. Peralatan catu daya kendaraan listrik yang terhubung dengan jaringan arus
a.b.b;
2. Peralatan catu daya kendaraan listrik yang terhubung dengan jaringan arus a.s.
Peralatan catu daya diklasifikasikan menurut metode sambungan listrik, yaitu:
a. Tusuk kontak dan kabel penyambung;
b. Sambungan permanen.
Peralatan catu daya kendaraan listrik diklasifikasikan menurut tipe arus listrik yang di
catu ke kendaraan listrik yaitu:
1. Peralatan catu daya kendaraan listrik arus a.b.b;
2. Peralatan catu daya kendaraan listrik arus a.s.;
3. Peralatan catu daya kendaraan listrik arus a.b.b dan atau a.s.
Peralatan catu daya untuk kendaraan listrik disesuaikan dengan kondisi lingkungan
khusus selain yang telah ditetapkan dalam standar ini, jika dinyatakan oleh pabrikan
pembuat.
7.4 Akses
Peralatan catu daya listrik dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi yang diinginkan
sebagai berikut:
1. Peralatan untuk lokasi dengan akses terbatas;
2. Peralatan untuk lokasi dengan akses tidak terbatas.
8
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
Peralatan catu daya listrik diklasifikasikan berdasarkan kelas proteksi kejut listrik
antara lain:
1. Kelas I;
2. Kelas II;
3. Kelas III.
8.1.1 Mode 1
Peralatan catu daya kendaraan listrik untuk mode 1 ini harus dilengkapi konduktor
proteksi pembumian dari tusuk kontak ke sambungan kendaraan listrik.
Nilai pengenal arus dan tegangan tidak boleh melebihi:
a. 16 A dan 230 V a.b.b, untuk fase tunggal;
b. 16 A dan 400 V a.b.b, untuk fase tiga.
8.1.2 Mode 2
Peralatan catu daya kendaraan listrik untuk mode 2 ini harus dilengkapi konduktor
proteksi pembumian dari tusuk kontak ke sambungan kendaraan listrik.
Peralatan mode 2 yang diperuntukkan untuk pemasangan pada dinding namun dapat
dilepas oleh pengguna atau dapat digunakan pada selungkup anti kejut, harus
menggunakan peralatan proteksi seperti disyaratkan pada IEC 62752.
Nilai pengenal arus dan tegangan tidak boleh melebihi:
a. 32 A dan 230 V a.b.b, untuk fase tunggal;
b. 32 A dan 400 V a.b.b, untuk fase tiga.
9
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
8.1.3 Mode 3
Peralatan catu daya kendaraan listrik untuk mode 3 pengisiannya harus dilengkapi
konduktor proteksi pembumian dari kotak kontak dan/atau ke sambungan kendaraan
listrik.
8.1.4 Mode 4
Control pilot peralatan mode ini dapat dipasang secara permanen atau menggunakan
jenis tusuk kontak dan kabel ke jaringan catu daya.
Peralatan catu daya kendaraan listrik mode ini harus dilengkapi konduktor proteksi
pembumian dari tusuk kontak ke sambungan kendaraan listrik.
Persyaratan tambahan tercantum pada IEC 61851-23.
Fungsi control pilot berikut harus disediakan peralatan catu daya antara lain:
1. Pengecekan berkesinambungan dari konduktor proteksi (butir 8.2.2);
2. Verifikasi kendaraan listrik terhubung dengan benar ke peralatan catu daya
kendaraan listrik (butir 8.2.3);
3. Pengisian energi dari peralatan catu daya ke kendaraan listrik (8.2.4);
4. Pemutusan energi dari peralatan catu daya ke kendaraan listrik (8.2.5);
5. Arus maksimum yang diizinkan (8.2.6).
Jika peralatan catu daya peralatan pengisian baterai kendaraan listrik bisa mencatu
lebih dari satu kendaraan secara bersamaan, maka harus dijamin fungsi control pilot
bekerja secara independen pada setiap titik penyambungan.
Mode 2, saat pengisian, kontinuitas listrik konduktor proteksi antara ICCB dan kontak
pada kendaraan listrik yang terkait, masing-masing harus dimonitor oleh ICCB.
Mode 3, saat pengisian kontinuitas listrik konduktor proteksi antara stasiun pengisian
dan kontak pada kendaraan listrik yang terkait, masing-masing harus dimonitor oleh
peralatan kendaraan listrik.
Mode 4, saat pengisian kontinuitas listrik konduktor proteksi antara stasiun pengisian
dan kontak pada kendaraan listrik yang terkait, masing-masing harus secara kontinu
dimonitor oleh peralatan catu daya kendaraan listrik.
Peralatan catu daya kendaraan listrik harus memutus catu daya ke kendaraan listrik
pada saat kejadian berikut:
1. Rugi kontinuitas listrik konduktor proteksi (membuka sirkit control pilot) 100 ms;
2. Ketidakmampuan terhadap kontinuitas konduktor proteksi (misal hubung singkat
antara kawat pilot dan konduktor proteksi).
10
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
Peralatan catu daya kendaraan listrik harus dapat secara tepat menyambung ke
peralatan catu daya kendaraan listrik.
Kotak kontak kendaraan listrik atau penyambung kendaraan tidak boleh enerjais
kecuali fungsi control pilot antara peralatan catu daya dan kendaraan listrik telah
terpasang secara sempurna dengan status sinyalnya mengizinkan pengisian.
Jika sinyal control pilot memutus catu daya ke kendaraan listrik, pemutusan harus
sesuai butir 8.2.2
Jika status sinyal control pilot tidak lagi mengizinkan pengisian, catu daya ke
kendaraan listrik harus terputus namun sinyal control pilot masih memungkinkan
dalam kondisi beroperasi.
Nilai arus maksimum yang diizinkan harus dapat dialirkan dan tidak boleh melebihi
nilai berikut:
1. Arus keluaran pengenal dari peralatan catu daya kendaraan listrik;
2. Arus pengenal dari rangkaian kabel.
Peralatan catu daya kendaraan listrik dapat memutus catu daya jika arus yang
digunakan oleh kendaraan melebihi nilai yang dialirkan.
9. Komunikasi
11
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
9.2 Komunikasi digital antara peralatan catu daya listrik dan sistem
manajemen
Jaringan telekomunikasi atau port telekomunikasi dari peralatan catu daya kendaraan
listrik terhubung ke jaringan telekomunikasi, jika ada, harus memenuhi persyaratan
sambungan jaringan telekomunikasi sesuai klausul 6 IEC 60950-1: 2005.
Ketentuan ini mengacu ke IEC 61851-1: 2017 butir 8 yang mengatur tentang:
a. Tingkat perlindungan terhadap akses pada bagian-bagian yang berbahaya;
b. Energi yang disimpan (stored energy);
c. Proteksi gangguan (fault protection);
d. Konduktor pelindung (protective conductor);
e. Perangkat pelindung arus sisa;
f. Persyaratan keselamatan untuk rangkaian sinyal antara peralatan catu daya
kendaraan listrik dan kendaraan listrik;
g. Transformator insulasi (insulating transformer).
Ketentuan ini mengacu ke IEC 61851-1: 2017 butir 13 yang mengatur tentang:
a. Proteksi beban lebih (overload) dari rangkaian kabel;
b. Proteksi hubung singkat dari kabel pengisian (charging cable).
Lengkapan standar yang digunakan untuk peralatan catu daya kendaraan listrik harus
sesuai dengan IEC 60309-1, IEC 60309-2 atau IEC 60884-1. Lengkapan standar
yang ada dapat saling berhubungan dengan antarmuka yang dijelaskan dalam seri
IEC 60320, tidak boleh digunakan untuk peralatan catu daya kendaraan listrik.
Persyaratan umum dan nilai pengenal harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam IEC 62196-1.
Antarmuka dasar ditentukan dalam butir 6.5 dari IEC 62196-1: 2014.
Kontak-kontak berikut mengindikasikan:
a. kontak fase tiga (L1, L2, L3);
b. kontak netral (N);
c. kontak konduktor pelindung (PE);
d. kontak Control pilot (CP);
e. kontak kedekatan (proximity point atau PP).
12
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
Kontak-kontak tersebut diatas dapat digunakan baik untuk fase tunggal atau untuk
fase tiga atau keduanya. Penilaian dan persyaratan penggunaan antarmuka dasar
harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam IEC 62196-2.
Persyaratan umum dan penilaian harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
dalam IEC 62196-1.
Antarmuka universal ditentukan pada butir 6.4 dan Tabel 2 dari IEC 62196-1: 2014.
Persyaratan umum dan nilai pengenal harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam IEC 62196-1.
Antarmuka a.s., konfigurasi dan nilai pengenal a.s. ditentukan dalam butir 6.6 dan
Tabel 4 dari IEC 62196-1: 2014.
Nilai pengenal dan persyaratan penggunaan antarmuka a.s. harus sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam IEC 62196-3.
Antarmuka kombinasi ditentukan pada butir 6.7 dan Tabel 5 dari IEC 62196-1: 2014.
Persyaratan umum dan nilai pengenal harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam IEC 62196-1.
Nilai pengenal dan persyaratan penggunaan antarmuka kombinasi dengan a.b.b
harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam IEC 62196-2.
Nilai pengenal dan persyaratan penggunaan antarmuka kombinasi dengan a.s. harus
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam IEC 62196-3.
Bilamana lengkapan sesuai IEC 62196 digunakan untuk catu daya fase tiga,
konduktor netral harus selalu disambungkan pada lengkapan.
Bilamana lengkapan sesuai dengan IEC 62196 digunakan untuk catu daya fase
tunggal, terminal L (L1) dan N (Netral) harus selalu disambungkan dengan kabel.
13
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
Adaptor semacam ini harus memenuhi persyaratan standar, dan standar relevan
lainnya yang mengatur baik tusuk kontak kendaraan listrik atau bagian kotak kontak
kendaraan listrik dari adaptor. Adaptor harus ditandai untuk menunjukkan kondisi
spesifik penggunaan yang diizinkan oleh pabrikan, misalnya IEC seri 62196.
Adaptor semacam itu tidak membolehkan perubahan dari satu mode ke mode
lainnya.
Ketentuan ini mengacu ke IEC 61851-1: 2017 butir 11 yang mengatur tentang:
a. Nilai pengenal kabel;
b. Karakteristik ketahanan dielektrik;
c. Persyaratan konstruksi;
d. Dimensi kabel;
e. Kekuatan tarik;
f. Manajemen kabel dan penyimpanan.
Jarak rambat dan jarak bebas pada peralatan catu daya kendaraan listrik, terpasang
sesuai petunjuk pabrikan, harus sesuai dengan persyaratan IEC 60664-1. Bagian dari
catu daya yang tersambung langsung ke catu daya a.b.b harus didesain berdasarkan
tegangan lebih kategori 4 (overvoltage category 4).
Peralatan catu daya yang terhubung permanen dengan kendaraan listrik harus
didesain berdasarkan dengan tegangan lebih minimum kategori 3, kecuali untuk
kotak kontak atau konektor kendaraan pada mode 3 dimana berlaku minimum
tegangan lebih kategori 2 berlaku.
14
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
Selungkup dari peralatan catu daya kendaraan listrik harus mempunyai IP sesuai
dengan IEC 60529 sebagai berikut:
a. Indoor, minimal IP 41;
b. Outdoor, minimal IP 44.
Derajat IP minimum pada butir ini harus sesuai dengan IEC 60529 yakni sebagai
berikut:
a. Penggunaan Indoor
1. Konektor kendaraan saat dipasang pada inlet kendaraan : IP21;
2. Tusuk kontak kendaraan listrik terhubung dengan kotak kontak
kendaraan listrik: IP21;
3. Konektor kendaraan listrik untuk Mode 3 ketika tidak terhubung IP21;
4. Konektor kendaraan listrik untuk Mode 2 ketika tidak terhubung IP24.
b. Penggunaan Outdoor
1. Konektor kendaraan saat dipasang pada inlet kendaraan: IP44;
2. Tusuk kontak kendaraan listrik terhubung dengan kotak kontak
kendaraan listrik: IP44;
3. Konektor kendaraan listrik ketika tidak terhubung IP24;
4. Konektor kendaraan listrik untuk Mode 2 ketika tidak terhubung IP24;
5. Kotak kontak ketika tidak terhubung IP24.
Pengukuran resistans insulasi dengan tegangan a.s. 500 V diterapkan antara semua
bagian input/output tersambung bersama dengan bagian yang dapat disentuh harus
memenuhi nilai berikut:
a. Untuk peralatan catu daya kelas 1 R > 1 MΩ;
b. Untuk peralatan catu daya kelas 2 R > 7 MΩ.
Metode pengujian sesuai IEC 61851-1 butir 12.5
15
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
16
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
Peralatan catu daya kendaraan listrik dianggap lulus uji, jika melewati uji urutan
normal berdasarkan Lampiran A.4.7 IEC 61851. Kondisi uji sebagai berikut:
1. Untuk unit dalam ruangan, 6 siklus 24 jam masing-masing untuk uji siklus panas
lembab berdasarkan IEC 60068-2-30 pada (40 ± 3)° C dan kelembaban relatif
95%;
2. Untuk unit luar ruang (outdoor), dua periode 12 hari, dengan masing-masing
periode terdiri dari 5 siklus 24 jam masing-masing untuk uji siklus panas lembab
sesuai dengan IEC 60068-2-30 pada (40 ± 3) ° C dan kelembaban relatif 95%.
Peralatan catu daya kendaraan listrik harus diprekondisikan sesuai dengan IEC
60068-2-1, pada suhu operasi minimum (-5 °C untuk nilai di dalam ruangan, - 25 °C
atau yang lebih rendah yang dinyatakan oleh pabrik ± 3 K) untuk (16 ± 1) jam.
Peralatan catu daya kendaraan listrik dianggap lulus uji, jika, segera setelah
prekondisi, peralatan catu daya lolos uji urutan sesuai dengan lampiran A.4.7 IEC
61851 pada suhu operasi minimum. Ketepatan waktu tidak perlu diverifikasi.
17
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
Untuk peralatan catu daya kendaraan listrik mode 2, tingkat perlindungan minimum
dari selungkup luar terhadap dampak mekanis harus IK08 sesuai dengan IEC 62262.
Setelah pengujian, sampel harus menunjukkan bahwa:
1. Tingkat IP menurut butir 16.3 tidak terganggu;
2. Tidak ada bagian yang bergeser, longgar, terlepas atau cacat sehingga fungsi
keselamatan terganggu;
3. Pengujian tidak menyebabkan kondisi yang menghasilkan peralatan yang tidak
sesuai dengan persyaratan tahanan tarik, jika ada;
4. Pengujian tersebut tidak menghasilkan pengurangan jarak rambat dan jarak
bebas antara bagian bertegangan yang tidak berinsulasi dengan polaritas yang
berbeda, bagian bertegangan yang tidak berinsulasi dan logam yang
diketanahkan yang dapat diakses di bawah nilai minimum yang dapat diterima;
5. Pengujian tersebut tidak menghasilkan bukti kerusakan lainnya yang dapat
meningkatkan risiko kebakaran atau sengatan listrik.
Proses penutupan jarak jauh atau otomatis dari peralatan proteksi setelah memutus
peralatan catu daya kendaraan listrik hanya dapat bekerja apabila terjadi kondisi
kotak kontak tidak terhubung dengan tusuk kontak, Ini harus diperiksa oleh peralatan
catu daya kendaraan listrik.
Untuk penutupan jarak jauh atau otomatis, automatic reclosing devices (ARDs) yang
sudah diperiksa bisa digunakan.
Peralatan catu daya kendaraan listrik dapat menutup kontaktor selama siklus reset
otomatis atau jarak jauh untuk menjaga konduktivitas antara perangkat proteksi dan
kotak kontak. Dengan prosedur ini peralatan catu daya kendaraan listrik dapat
memeriksa sirkuit rangkaian sampai ke kotak kontak menjadi bebas dari arus
gangguan.
Untuk mode 3, peralatan peralatan catu daya kendaraan listrik tidak harus
menyediakan penutup jarak jauh atau otomatis dari peralatan pelindung.
Peralatan switching atau pemutus darurat harus digunakan baik untuk melepaskan
catu daya jaringan dari peralatan catu daya kendaraan listrik atau untuk melepaskan
tusuk kontak atau rangkaian kabel dari jaringan catu daya.
Peralatan tersebut dapat menjadi bagian dari jaringan catu daya atau stasiun
pengisian kendaraan listrik atau mode 2 peralatan catu daya.
Penandaan dan intruksi manual peralatan catu daya kendaraan listrik mengharuskan
setiap peralatan catu daya kendaraan listrik ditandai dengan satu atau lebih label,
dengan cara yang tahan lama dan di tempat yang terlihat dan terbaca saat
pemasangan dan pemeliharaan:
18
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
a. Nama produsen peralatan catu daya kendaraan listrik, inisial, merek dagang atau
tanda khas;
b. Jenis penunjukan atau nomor identifikasi atau sarana identifikasi lainnya,
memudahkan untuk mendapatkan informasi yang relevan dari produsen
peralatan catu daya kendaraan listrik;
c. "Indoor Use Only", atau yang setara, jika ditujukan hanya untuk penggunaan di
dalam ruangan;
Pabrikan peralatan catu daya kendaraan listrik harus menandai setiap peralatan catu
daya kendaraan listrik dengan satu atau lebih label dengan cara yang tahan lama dan
berada di tempat yang terlihat dan terbaca selama pemasangan:
a. Identifikasi tanggal pembuatan;
b. Jenis arus;
c. Frekuensi dan jumlah fase jika a.b.b;
d. Tegangan pengenal (masukan dan keluaran jika berbeda);
e. Arus pengenal (masukan dan keluaran jika berbeda) dan suhu sekitar yang
digunakan untuk menentukan arus pengenal;
f. Indeks proteksi;
Semua informasi yang diperlukan berkaitan dengan klasifikasi khusus yang
dinyatakan, karakteristiknya dan deversity factors atau kondisi lingkungan yang tidak
biasa.
19
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
20. Pengujian
Pengujian rutin harus dilakukan sesuai dengan Tabel 4 kolom 5 dan dilakukan oleh
pabrikan.
20
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
Pengujian serah terima hanya dapat dilakukan bila tipe uji jenis yang diserahkan telah
lulus uji jenis dan uji rutin sesuai dengan Tabel 4 kolom 6. Jumlah contoh pengujian
serah terima sesuai Tabel 5.
Level inspeksi yang digunakan adalah Level II. Laboratorium dapat menerapkan
Level Inspeksi I dengan mempertimbangkan rekam jejak suatu pabrikan pada uji
serah terima Level II, namun tidak diperbolehkan ada sampel yang gagal. Dalam hal
terjadi kegagalan pada saat uji level inspeksi 1, maka uji serah terima harus
menerapkan sepenuhnya ketentuan level inspeksi 2.
Semua sampel yang gagal pada saat penerimaan barang harus diganti dengan
barang baru yang bermutu baik.
21
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
22
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
A.2 Konfigurasi tipe 2; ≤ 63 A a.b.b fase tiga; ≤ 70 A a.b.b fase tunggal; ≤ 480 V
output a.b.b
23
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
24
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
25
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
26
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
27
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
28
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017
29
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
Pengelola Standardisasi: