Anda di halaman 1dari 48

DX.

XXX: 2017

STANDAR SPLN D3.030: 2017


Lampiran Peraturan Direksi

PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) No. 0148.P/DIR/2019

SPESIFIKASI PERALATAN PENGISIAN


(CHARGING)
BATERAI UNTUK KENDARAAN LISTRIK

PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160

HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)


STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
STANDAR SPLN D3.030: 2017
Lampiran Peraturan Direksi

PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) No. 0148.P/DIR/2019

SPESIFIKASI PERALATAN PENGISIAN


(CHARGING)
BATERAI UNTUK KENDARAAN LISTRIK

PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160

HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)


STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPESIFIKASI PERALATAN PENGISIAN (CHARGING)
BATERAI UNTUK KENDARAAN LISTRIK

Disusun oleh :

Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi


dengan Keputusan
General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0439.K/PUSLITBANG/2016

Kelompok Kerja Standardisasi Charging Mobil Listrik


dengan Keputusan
General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0029.K/GM/2017

Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160

HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)


STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
*

PLN
PT PLN (PERSERO)

PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NoMoR : ol{8 .p/DtR/2019

TENTANG

SPLN D3.030: 2017


SPESIFIKASI PERALATAN PENGISIAN (CHARG'IVG) BATERAI
UNTUK KENDARAAN LISTRIK

DIREKSI PT PLN (PERSERO)

Menimbang a bahwa untuk kepentingan keamanan dan keselamatan dalam


pemanfaatan tenaga listrik unluk transportasi dan acuan dalam
pengadaan peralatan pengisian (charging) baterai untuk
kendaraan listrik, dipandang perlu untuk menerbitkan SPLN
D3.030: 2017 Spesifikasi Peralatan Pengisian (Chargingl
Baterai untuk Kendaraan Listrik;
b bahwa setelah melalui pembahasan dan persetujuan Direksi,
Draf Standar Final (DSF) SPLN D3.030: 2017 yang disusun
oleh Kelompok Standardisasi Ketenagalistrikan Bidang
Distribusi, dipandang telah memenuhi syarat untuk disahkan
menjadi SPLN D3.030: 2017;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Peraturan
Direksi PT PLN (Persero) tentang SPLN D3.030: 2017
Spesiflkasi Peralatan Pengisian (Chargingl Baterai untuk
Kendaraan Listrik.

Mengingat Undang-undang Republik lndonesia Nomor 19 Tahun 2003


tentang Badan Usaha Milik Negara.
2 Undang-undang Republik lndonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas.
3 Undang-undang Republik lndonesia Nomor 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan.
4 Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 23 Tahun
1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)
Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
5 Peraluran Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik
Negara;
6 Peraturan Pemerintah Nomo|l4 Tahun 2012 tentang Kegiatan
Usaha Penyedraan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014;

1 dari 3

4lt t/ ae
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
Paraf
r 7
*

PLN
7. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha
Jasa Penunjang Tenaga Listrik;
8. Anggaran Dasar PT PLN (Persero) beserta perubahannya;
9. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-272IMBU|1212014
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
'10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-21 1/MBU/10/2015
tentang Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negaral
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-138/MBUIO7 t2017
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listnk
Negara;
12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-109/MBU/05/2019
tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan
Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Llstrik Negara:
13. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) pT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-l69/MBU/08/2019
tentang Pemberhentian Anggota Direksi Perusahaan perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
'14. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.l(DlR/2009
tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhlr dengan Peraturan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 0297.P/DlR/20'l 6;
15. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 005'1 . P/DtR/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero)i
16. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 033.t(DtR/2005
tentang Penetapan PT PLN (Persero) Penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistrikan sebagai Penanggung Jawab
Kegiatan Standardisasi di Lingkungan PT PLN (Persero).

M EMUTUSKAN:

I\,4ENETAPKAN PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG SPLN


D3.030: 2017 SPESIFIKASI PERALATAN PENGIS|AN (CHAR?ING)
BATERAI UNTUK KENDARAAN LISTRIK,

2 dati 3

HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)


STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
Paraf 4 /t,k
21 JANUARI 2020
*

PLN
PERTAMA Mengesahkan SPLN D3.030. 2017 Spesifikasi Peralatan Pengisian
(Chargingl Baterai untuk Kendaraan Listrik sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Peraturan ini yang merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Direksi ini.

KEDUA SPLN D3.030: 2017 sebagaimana dimaksud datam Diktum pERTAMA


diberlakukan di lingkungan PT PLN (Persero) dan Anak perusahaan
PT PLN (Persero) berdasarkan Keputusan Rapat Umum pemegang
Saham (RUPS) Anak Perusahaan.

KETIGA Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, ketentuan-ketentuan lain yang
bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Peraturan ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jaka rta


pada tanggal 0{ Seplemb € 2ot5

KTUR UTAMA,

NTEN CAHY
^V

3 dari 3

Pa'af
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
Susunan Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Insitute)
No. 0439.K/PUSLITBANG/2016

1. Ir. Ignatius Rendroyoko, M.Eng.Sc : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Buyung Sufianto Munir, ST, MSc : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Ir. Hadi Suhana : Sebagai Anggota
4. Ir. Rudy Setyobudi, MT : Sebagai Anggota
5. Ir. Muhammad Rusli, MM, MT : Sebagai Anggota
6. Ir. Indradi Setiawan, MM : Sebagai Anggota
7. Ir. Christiana Samekta : Sebagai Anggota
8. Ir. Imam Agus Prayitno : Sebagai Anggota
9. Ir. I Ketut Gede Agus Sutopo : Sebagai Anggota

Susunan Kelompok Kerja Standardisasi


Charging Mobil Listrik
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Insitute)
No. 0029.K/GM/2017

1. DR. Zainal Arifin, ST, MBA : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Muhammad Firmansyah, ST, M.Sc : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Tri Wahyudi, ST, MM : Sebagai Anggota
4. Nugroho Adi, ST, MT : Sebagai Anggota
5. Inu Suprianto, ST, MT : Sebagai Anggota
6. Dody Suhendra, ST : Sebagai Anggota
7. Dimas Kaharudin, ST : Sebagai Anggota
8. I Kadek Krisna Adi, ST : Sebagai Anggota

Nara Sumber:
- Prof. DR. Ir. Pekik Argo Dahono

HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)


STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

Daftar Isi

DAFTAR ISI .................................................................................................................... VII


DAFTAR TABEL ............................................................................................................... X
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... X
PRAKATA ........................................................................................................................ XI
1. RUANG LINGKUP ...................................................................................................... 1
2. TUJUAN...................................................................................................................... 1
3. ACUAN NORMATIF .................................................................................................... 1
4. ISTILAH DAN DEFINISI .............................................................................................. 3
4.1 Kendaraan listrik.................................................................................................. 3
4.2 Battery electric vehicle (BEV) .............................................................................. 3
4.3 Plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) ................................................................. 3
4.4 Peralatan catu daya kendaraan listrik (EV supply equipment) ............................. 3
4.5 Stasiun pengisian listrik umum (SPLU) ................................................................ 3
4.6 Badan usaha ....................................................................................................... 3
4.7 Izin usaha penyediaan tenaga listrik (IUPTL) ...................................................... 3
4.8 Stasiun pengisian kendaraan listrik ..................................................................... 3
4.9 Stasiun pengisian kendaraan listrik arus bolak-balik ............................................ 3
4.10 Stasiun pengisian kendaraan listrik arus searah .................................................. 4
4.11 Baterai atau media penyimpanan arus listrik ....................................................... 4
4.12 Peralatan catu daya kendaraan listrik a.b.b ......................................................... 4
4.13 Peralatan catu daya kendaraan listrik a.s ............................................................ 4
4.14 Sistem pengisian kendaraan listrik ...................................................................... 4
4.15 Rechargeable Electricity Storage System ( RESS) .............................................. 4
4.16 Level pengisian ................................................................................................... 4
4.17 Mode pengisian ................................................................................................... 4
4.18 Mode 1 ................................................................................................................ 5
4.19 Mode 2 ................................................................................................................ 5
4.20 Mode 3 ................................................................................................................ 5
4.21 Mode 4 ................................................................................................................ 5
4.22 Off-Board Charger ............................................................................................... 6
4.23 On-board charger ................................................................................................ 6
4.24 Control pilot conductor......................................................................................... 6
4.25 Control pilot circuit ............................................................................................... 6
4.26 In cable control box (ICCB) ................................................................................. 6
5. KONDISI PELAYANAN ............................................................................................... 6
6. NILAI PENGENAL DAN LEVEL PENGISIAN .............................................................. 7
7. KLASIFIKASI .............................................................................................................. 7
7.1 Karakteristik catu daya masukan ......................................................................... 7
7.2 Karakteristik catu daya keluaran .......................................................................... 8

HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)


STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 20017

7.3 Kondisi lingkungan normal .................................................................................. 8


7.3.1 Kondisi lingkungan khusus ................................................................................ 8
7.4 Akses .................................................................................................................. 8
7.5 Metode pemasangan .......................................................................................... 8
7.6 Proteksi kejut listrik ............................................................................................. 9
7.7 Mode pengisian .................................................................................................. 9
8. MODE DAN FUNGSI PENGISIAN ............................................................................. 9
8.1 Mode Pengisian .................................................................................................. 9
8.1.1 Mode 1 .............................................................................................................. 9
8.1.2 Mode 2 .............................................................................................................. 9
8.1.3 Mode 3 ............................................................................................................ 10
8.1.4 Mode 4 ............................................................................................................ 10
8.2 Mode fungsi ...................................................................................................... 10
8.2.1 Fungsi utama pada mode 2, 3 dan 4 ............................................................... 10
8.2.2 Pengecekan kesinambungan konduktor proteksi............................................. 10
8.2.3 Verifikasi kendaraan listrik terhubung dengan benar ke peralatan catu daya
kendaraan listrik .............................................................................................. 11
8.2.4 Pengisian energi dari peralatan catu daya ke kendaraan listrik ....................... 11
8.2.5 Pemutusan catu daya pada kendaraan listrik .................................................. 11
8.2.6 Arus maksimum yang diizinkan ....................................................................... 11
9. KOMUNIKASI ........................................................................................................... 11
9.1 Komunikasi digital antara peralatan catu daya listrik dengan kendaraan listrik .. 11
9.2 Komunikasi digital antara peralatan catu daya listrik dan sistem manajemen .... 12
10. PROTEKSI TERHADAP KEJUT LISTRIK (ELECTRIC SHOCK) .............................. 12
11. PROTEKSI BEBAN LEBIH DAN ARUS HUBUNG SINGKAT ................................... 12
12. PERSYARATAN ANTARMUKA (INTERFACE) ........................................................ 12
12.1 Fungsi dari lengkapan standar .......................................................................... 12
12.2 Fungsi dari antarmuka dasar ............................................................................ 12
13. FUNGSI DARI ANTARMUKA UNIVERSAL .............................................................. 13
13.1 Fungsi dari antarmuka a.s................................................................................. 13
13.2 Fungsi antarmuka kombinasi ............................................................................ 13
13.3 Pengawatan konduktor netral............................................................................ 13
14. PERSYARATAN ADAPTOR ..................................................................................... 13
15. PERSYARATAN RANGKAIAN KABEL ..................................................................... 14
16. PERSYARATAN KONSTRUKSI DAN PENGUJIAN CATU DAYA KENDARAAN
LISTRIK.................................................................................................................... 14
16.1 Karakteristik peralatan switching mekanis ......................................................... 14
16.2 Jarak rambat dan jarak bebas ........................................................................... 14
16.3 Indeks Proteksi (IP)........................................................................................... 15
16.3.1 Indeks proteksi terhadap benda padat dan air ke selungkup (enclosure) ...... 15
16.3.2 Indeks proteksi terhadap benda padat dan air ke antarmuka universal,
kombinasi dan a.s............................................................................................ 15

HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)


STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

16.4 Resistans insulasi.............................................................................................. 15


16.5 Arus sentuh ....................................................................................................... 16
16.6 Pengujian dielektrik (dielectric withstand voltage) .............................................. 16
16.6.1 Tegangan ketahanan a.b.b ............................................................................ 16
16.6.2 Tegangan impuls (1,2 µs/50 µs) .................................................................... 17
16.6.3 Uji Harmonik .................................................................................................. 17
16.7 Kenaikan suhu .................................................................................................. 17
16.8 Uji fungsi panas lembab .................................................................................... 17
16.9 Uji fungsi temperatur minimum .......................................................................... 17
16.10 Kekuatan mekanis ........................................................................................ 18
17. PENUTUP OTOMATIS (AUTOMATIC RECLOSING) DARI PERALATAN PROTEKSI .
PEMUTUS DARURAT .............................................................................................. 18
18. EMERGENCY SWITCHING OR DISCONNECT) ...................................................... 18
19. PENANDAAN PERALATAN CATU DAYA KENDARAAN LISTRIK ........................... 18
20. PENGUJIAN ............................................................................................................. 20
20.1 Pengujian jenis .................................................................................................. 20
20.2 Pengujian rutin .................................................................................................. 20
20.3 Pengujian serah terima...................................................................................... 21

HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)


STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 20017

Daftar Tabel

Tabel 1. Level Pengisian .................................................................................................. 7


Tabel 2. Batas arus sentuh .............................................................................................. 16
Tabel 3. Uji dielektrik ....................................................................................................... 16
Tabel 4. Daftar mata uji .................................................................................................. 19
Tabel 5. Jumlah Sampel Uji Serah Terima ..................................................................... 21

Daftar Gambar

Gambar 1. On-board charging dan off board charging....................................................... 6


Gambar A.1.1. Tusuk kontak tipe 1 (IEC 62196-2: 2011) ................................................ 22
Gambar A.1.2. Kotak kontak tipe 1 (IEC 62196-2: 2011) ................................................. 22
Gambar A.2.1. Kotak kontak tipe 2 (IEC 62196-2: 2011) ................................................. 23
Gambar A.2.2. Tusuk kontak tipe 2 (IEC 62196-2: 2011) ................................................ 24
Gambar A.3.1. Kotak kontak tipe konfigurasi AA (IEC 62196-3: 2014) ............................ 25
Gambar A.3.2. Tusuk kontak tipe konfigurasi AA (IEC 62196-3: 2014)............................ 25
Gambar A.4.1. Kotak kontak tipe konfigurasi BB (IEC 62196-3: 2014) ............................ 26
Gambar A.4.2. Tusuk kontak tipe konfigurasi BB (IEC 62196-3: 2014)............................ 26
Gambar A.5.1. Kotak kontak tipe konfigurasi EE (IEC 62196-3: 2014) ............................ 27
Gambar A.5.2. Tusuk kontak tipe konfigurasi EE (IEC 62196-3: 2014)............................ 27
Gambar A.6.1. Kotak kontak tipe konfigurasi FF (IEC 62196-3: 2014)............................. 28
Gambar A.6.2. Tusuk kontak tipe konfigurasi FF (IEC 62196-3: 2014) ............................ 29

HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)


STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

Prakata

Standar D3.030: 2017 ini merupakan standar baru yang menetapkan persyaratan
spesifikasi peralatan pengisian baterai (charging) kendaraan listrik.
Penyusunan standar ini dilatarbelakangi adanya kebutuhan meningkatnya pelaksanaan
efisiensi energi dan konservasi energi disektor transportasi, serta mewujudkan energi
bersih pada pemanfaatan tenaga listrik untuk transportasi, sebagaimana surat penugasan
dari Kepala Divisi Enjinering dan Perencanaan Pengadaan dalam surat No:
1386/REN.03.03/KDIVEPP/2017, Tanggal 15 Juli 2017, tentang penugasan penyusunan
SPLN peralatan pengisian (charging) baterai untuk Kendaraan Listrik.
Sistem pengisian baterai kendaraan listrik dalam standar ini meliputi instalasi catu daya,
kotak kontak dan tusuk kontak serta jenis dari sistem pengisian yang digunakan pada
kendaraan listrik.
Dengan diterbitkannya standar D3.030: 2017, spesifikasi peralatan pengisian baterai
kendaraan listrik, maka semua pengguna peralatan pengisian baterai yang digunakan
dalam pengisian beterai kendaraan listrik harus melalui tahapan uji seperti ditetapkan
dalam standar ini.

HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)


STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

Spesifikasi Peralatan Pengisian (Charging)


Baterai untuk Kendaraan Listrik

1. Ruang Lingkup

Standar ini menetapkan persyaratan teknis peralatan pengisian baterai untuk


kendaraan listrik dengan catu daya s.d 1000 V arus bolak-balik (a.b.b) atau s.d
1000 V arus searah (a.s.) dengan tegangan keluaran s.d 1000 V a.b.b atau s.d
1000 V a.s.
Kendaraan listrik yang dimaksud dalam standar ini mencakup semua jenis kendaraan
termasuk kendaraan plug-in hybrid yang seluruh atau sebagian dari energinya
berasal dari sistem penyimpanan baterai yang dapat diisi kembali.
Standar ini berlaku juga untuk peralatan suplai kendaraan listrik yang disuplai dari on
site storage system misalnya baterai cadangan (buffer battery).
Yang termasuk dalam lingkup standar ini adalah:
a. Karakteristik dan kondisi operasi dari peralatan catu daya kendaraan listrik;
b. Spesifikasi sambungan antara peralatan catu daya kendaraan listrik dengan
kendaraan listrik;
c. Persyaratan untuk keselamatan kelistrikan peralatan catu daya kendaraan listrik.

Yang tidak termasuk dalam lingkup standar ini adalah:


1. Aspek keselamatan terkait dengan aktifitas pemeliharaan;
2. Pengisian untuk kendaraan bus listrik, kereta api listrik, truk industri dan
kendaraan yang didesain sebagai kendaraan medan berat (off-road);
3. Peralatan pada Kendaraan listrik;
4. Pengisian RESS (rechargeable electricity storage system) off board dari
kendaraan listrik.

2. Tujuan

Sebagai ketentuan persyaratan teknis pada pengadaan dan pemesanan, acuan


desain dan pembuatan bagi pabrikan serta ketentuan uji bagi pabrikan dan institusi
penguji.

3. Acuan Normatif

Kecuali ditetapkan pada standar ini, persyaratan yang terkait dengan metode uji
mengikuti ketentuan standar-standar di bawah ini. Dalam hal terjadi revisi pada
standar tersebut, persyaratan mengikuti edisi terakhirnya.

a. IEC 61851-1: 2017, Electric vehicle conductive charging system- Part 1: General
Requirements;
b. IEC 62196-1: 2014, Plugs, socket-outlets, vehicle connectors and vehicle inlets –
Conductive charging of electric vehicles – Part 1: General requirements;
c. IEC 61851-24: 2014, Electric vehicle conductive charging system –Part 24:
Digital communication between a.d.c. EV charging station and an electric vehicle
for control of d.c. charging;

1
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

d. IEC 61439-1: 2011, Low voltage switchgear and controlgear assemblies – Part 1:
General Rules;
e. IEC 60950-1: 2005, Information technology equipment – Safety – Part 1: General
requirements;
f. IEC 60309-1: 2012, Plugs, socket-outlets and couplers for industrial purposes-
Part 1: General requirements;
g. IEC 60309-2: 2012, Plugs, socket-outlets and couplers for industrial purposes-
Part 2: Dimensional Interchangeability requirements for pin and contact-tube
accessories;
h. IEC 60884-1: 2013, Plugs, socket-outlets for household and similar purposes-
Part 1: General requirements;
i. IEC 61140: 2009, Protection againts electric shock – common aspects for
installation and equipment;
j. IEC 62040-1: 2013, An interruptible power system (UPS)-Part 1: general and
safety requirement for UPS;
k. IEC 60529: 2013, Degree of protection provided by enclosures (IP Code);
l. IEC 61851-21: 2001, electric vehicle conductive charging system-part 21: electric
vehicle requirements for conductive connection to an a.c/d.c supply;
m. IEC 61851-22: 2001, electric vehicle conductive charging system-part 22: AC
electric vehicle charging station;
n. IEC 61851-23: 2014, electric vehicle conductive charging system-part 23: DC
electric vehicle charging station;
o. IEC 61439-5: 2014, Low-voltage switchgear dan controlgear assemblies-Part 5:
Assemblies for power distribution in public networks;
p. IEC 62196-2: 2011, plug, socket outlets, vehicle- connector and vehicle inlets-
conductive charging of electric vehicles-Part 2: dimentional compatibility and
interchangeability, requirements for a.c. pin and contact tube accessories;
q. IEC 62196-3: 2014, plug, socket outlets, vehicle connector and vehicle inlets-
conductive charging of electric vehicles-Part 3: dimentional compatibility and
interchangeability, requirements for d.c and a.c./d.c. and contact tube vehicle
couplers;
r. IEC 60364-7-722: 2015, Low-voltage electrical installations - Part 7-722:
Requirements for special installations or locations - Supplies for electric vehicles.
s. IEC 61000-3-12: 2011, Electromagnetic compatibility (EMC) – Part 3-12: Limits
for harmonic currents produced by equipment connected to public low-voltage
systems with input current >16 A and ≤75 A per phase;
t. ISO 6469-3: 2011, Electrically propelled road vehicles Safety specifications - Part
3: Protection of persons against electric shock;
u. ISO 8714: 2002, Electric road vechiles-Reference energy consumption and
range-Test procedures for passenger cars and light commercial vehicles;
v. ISO 6469-3: 2011, Electrically propelled road vehicle-safety specification-Part 3:
Protection of persons against electric shock;
ISO/IEC 15118: 2013, Road vehicles - Vehicle to grid communication interface -
Part 1: General information and use-case definition.

2
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

4. Istilah dan Definisi

4.1 Kendaraan listrik

Kendaraan yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama dan mendapat
pasokan listrik dari baterai atau media penyimpanan energi listrik lainnya.

4.2 Battery electric vehicle (BEV)

Kendaraan listrik yang mendapat pasokan listrik dari media penyimpanan arus listrik
(baterai) yang dapat diisi kembali dari sumber listrik eksternal.

4.3 Plug-in hybrid electric vehicle (PHEV)

Kendaraan listrik yang mendapat pasokan listrik dari media penyimpanan arus listrik
(baterai) yang dapat diisi kembali dari sumber listrik eksternal dan mendapat
sebagian energinya dari sumber on-board lainnya (on-board source).

4.4 Peralatan catu daya kendaraan listrik (EV supply equipment)

Sebuah alat yang berguna sebagai sumber listrik untuk pengisian kendaraan listrik.

4.5 Stasiun pengisian listrik umum (SPLU)

Sarana pengisian energi listrik untuk kendaraan listrik yang disediakan oleh badan
usaha untuk kepentingan umum.

4.6 Badan usaha

Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta yang
berbentuk Perseroan Terbatas, atau Koperasi yang memiliki izin usaha penyediaan
tanaga listrik (IUPTL).

4.7 Izin usaha penyediaan tenaga listrik (IUPTL)

Izin untuk melakukan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum.

4.8 Stasiun pengisian kendaraan listrik

Bagian tetap dari peralatan catu daya kendaraan listrik yang terhubung ke jaringan
listrik PLN.

4.9 Stasiun pengisian kendaraan listrik arus bolak-balik

Stasiun pengisian kendaraan listrik yang memasok a.b.b ke kendaraan listrik.

3
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

4.10 Stasiun pengisian kendaraan listrik arus searah

Stasiun pengisian kendaraan listrik yang memasok a.s. ke kendaraan listrik.

4.11 Baterai atau media penyimpanan arus listrik

Sumber listrik yang digunakan untuk memberi pasokan arus listrik pada motor listrik.

4.12 Peralatan catu daya kendaraan listrik a.b.b

Sebuah alat yang berguna sebagai sumber listrik a.b.b untuk pengisian kendaraan
listrik.

4.13 Peralatan catu daya kendaraan listrik a.s

Sebuah alat yang berguna sebagai sumber listrik a.s. untuk pengisian kendaraan
listrik.

4.14 Sistem pengisian kendaraan listrik

Sistem lengkap termasuk peralatan catu daya peralatan listrik dan persyaratan fungsi
kendaraan listrik yang dibutuhkan untuk pengisian energi listrik ke kendaraan listrik.

4.15 Rechargeable Electricity Storage System ( RESS)

Sistem penyimpanan energi untuk mengirimkan energi listrik yang dapat diisi kembali.

4.16 Level pengisian

Tingkat kecepatan pengisian energi listrik pada kendaraan listrik yang ditentukan oleh
lokasi pengisian, besarnya arus dan tegangan listrik.

4.17 Mode pengisian

Metode sambungan dari sebuah kendaraan listrik ke jaringan catu daya untuk
memasok energi listrik ke kendaraan.

4
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

4.18 Mode 1

Metode untuk sambungan dari kendaraan listrik langsung ke kotak kontak (socket-
outlet) pada jaringan a.b.b menggunakan kabel dan tusuk kontak (plug) listrik biasa
dimana keduanya tidak dilengkapi supplementary pilot atau kontak bantu.
Tegangan dan arus pengenal tidak boleh melebihi :
- 16 A dan 250 V abb, phasa tunggal
- 16 A dan 480 V abb, phasa tiga

4.19 Mode 2

Metode untuk sambungan dari kendaraan listrik langsung ke kotak kontak (socket-
outlet) pada jaringan a.b.b menggunakan kabel dan tusuk kontak (plug) listrik biasa
dimana keduanya dilengkapi fungsi control pilot dan proteksi kejut listrik yang berada
di antara tusuk kontak dan kendaraan listrik.
Tegangan dan arus pengenal tidak boleh melebihi :
- 32 A dan 250 V abb, phasa tunggal
- 32 A dan 480 V abb, phasa tiga

4.20 Mode 3

Metode untuk sambungan dari kendaraan listrik ke peralatan catu daya kendaraan
listrik a.b.b yang terpasang permanen pada jaringan a.b.b, koneksi antara peralatan
catu daya dengan kendaraan listrik menggunakan kabel dan tusuk kontak (plug)
khusus yang diperuntukkan untuk kendaraan listrik dengan fungsi control pilot yang
dapat menjangkau dari peralatan catu daya a.b.b ke kendaraan listrik.
Peralatan catu daya kendaraan listrik untuk digunakan pada mode 3 harus dilengkapi
dengan konduktor proteksi pembumian pada kotak kontak dan atau pada tusuk
kontak kendaraan listrik.

4.21 Mode 4

Metode untuk sambungan dari kendaraan listrik ke jaringan suplai a.b.b atau a.s.
menggunakan peralatan catu daya kendaraan listrik a.s. dengan fungsi control pilot
yang dapat menjangkau dari peralatan catu daya kendaraan listrik a.s.
Peralatan catu daya mode 4 dapat secara permanen terpasang ke jaringan a.b.b
atau menggunakan koneksi kabel dan tusuk kontak.
Peralatan catu daya kendaraan listrik untuk digunakan pada mode 4 harus dilengkapi
dengan konduktor proteksi pembumian pada kotak kontak dan atau pada tusuk
kontak kendaraan listrik.

5
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

4.22 Off-Board Charger

Pengisi baterai terhubung ke catu daya a.b.b dan didesain untuk dapat beroperasi
sepenuhnya diluar kendaraan listrik. Dalam hal ini daya listrik a.s. yang mengalir ke
kendaraan listrik.

4.23 On-board charger

Pengisi baterai terpasang pada kendaraan listrik dan didesain untuk beroperasi
hanya pada kendaraan listrik. Dalam hal ini daya listrik a.b.b yang mengalir ke
kendaraan listrik.

Gambar 1. On-board charging dan off board charging

4.24 Control pilot conductor

Penghantar berinsulasi yang tergabung dalam perakitan kabel bersamaan dengan


penghantar proteksi pada sirkit pengendali pilot (control pilot circuit).

4.25 Control pilot circuit

Sirkit yang didesain untuk mentransmisikan sinyal atau komunikasi antara kendaraan
dan peralatan catu kendaraan listrik.

4.26 In cable control box (ICCB)

Peralatan pada rangkaian kabel (cable assembly) pengisian mode 2 yang melakukan
fungsi kontrol dan keselamatan.

5. Kondisi Pelayanan

Peralatan catu daya kendaraan listrik harus dikonstruksikan sedemikian rupa


sehingga dapat disambungkan ke kendaraannya pada kondisi normal dengan aman,
andal dan tidak berisiko yang membahayakan terhadap pengguna dan lingkungan
sekitarnya.
Kondisi pelayanan normal peralatan pengisian baterai adalah sebagai berikut:

6
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

1. Suhu udara sekitar tidak melebihi 40 ºC dan suhu rata-ratanya sepanjang 24 jam
tidak melebihi 35 ºC;
2. Kelembaban-relatif tertinggi 100 %;
3. Ketinggian tempat pemasangan tidak melebihi 1000 m dari permukaan laut (dpl);
4. Untuk ketinggian pemasangan yang melebihi 1000 m (dpl) diperlukan
penyesuaian melalui uji kuat dielektrik dan efek pendingin udara.

6.

6. Nilai Pengenal dan Level Pengisian

Nilai pengenal untuk level pengisian baterai dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Level Pengisian

Level 1 Level 2 Level 3

Tunggal atau
Fase Tunggal Tiga Tiga
Tiga

Tegangan
230 Va.b.b 230/400 Va.b.b 400 Va.b.b 400 Va.b.b
masukan (V)

Tegangan 250 Va.b.b dan


keluaran 600 Va.s.(EE); 750 Va.s.(BB) /
230 Va.b.b 250/480 Va.b.b
maksimum 480 Va.b.b dan 600 Va.s (AA)
(V) 1000 Va.s.(FF)

Tipe arus
a.b.b a.b.b a.b.b / a.s. a.s.
keluaran

70 a.b.b dan 200


Arus keluaran a.s.(EE); 200 a.s. (AA) /
maksimum 16 a.b.b 70/63 a.b.b
63 a.b.b dan 250 250 a.s. (BB)
(A)
a.s. (FF)

Tipe EE dan FF Tipe AA dan


Tipe plug-in Tipe 1 Tipe 2 (combined BB
konektor (IEC 62916-2) (IEC 62916-2) charging system) (IEC 62916-3)
(IEC 62916-3)

7. Klasifikasi

7.1 Karakteristik catu daya masukan

Peralatan catu daya kendaraan listrik diklasifikasikan menurut sistem jaringan catu
daya yaitu:

7
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

1. Peralatan catu daya kendaraan listrik yang terhubung dengan jaringan arus
a.b.b;
2. Peralatan catu daya kendaraan listrik yang terhubung dengan jaringan arus a.s.
Peralatan catu daya diklasifikasikan menurut metode sambungan listrik, yaitu:
a. Tusuk kontak dan kabel penyambung;
b. Sambungan permanen.

7.2 Karakteristik catu daya keluaran

Peralatan catu daya kendaraan listrik diklasifikasikan menurut tipe arus listrik yang di
catu ke kendaraan listrik yaitu:
1. Peralatan catu daya kendaraan listrik arus a.b.b;
2. Peralatan catu daya kendaraan listrik arus a.s.;
3. Peralatan catu daya kendaraan listrik arus a.b.b dan atau a.s.

7.3 Kondisi lingkungan normal

Peralatan catu daya untuk kendaraan listrik diklasifikasikan berdasarkan kondisi


lingkungan dan penggunaannya yaitu:
1. Penggunaan indoor;
2. Penggunaan outdoor.
Kondisi penggunaan indoor dan outdoor di atas diatur dalam IEC 61439-1: 2011 butir
7.1.1.

7.3.1 Kondisi lingkungan khusus

Peralatan catu daya untuk kendaraan listrik disesuaikan dengan kondisi lingkungan
khusus selain yang telah ditetapkan dalam standar ini, jika dinyatakan oleh pabrikan
pembuat.

7.4 Akses

Peralatan catu daya listrik dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi yang diinginkan
sebagai berikut:
1. Peralatan untuk lokasi dengan akses terbatas;
2. Peralatan untuk lokasi dengan akses tidak terbatas.

7.5 Metode pemasangan

Berdasarkan tipe pemasangan, peralatan catu daya listrik dapat diklasifikasikan


sebagai berikut:
1. Peralatan tetap (stationary):
a. Terpasang pada dinding, tiang atau posisi yang sama:
• Tertanam;
• Terpasang di permukaan.

8
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

b. Terpasang pada tiang/column/pipa;


c. Terpasang di lantai;
d. Terpasang di tanah.
2. Peralatan tidak tetap:
a. Peralatan portable;
b. Peralatan mobile.

7.6 Proteksi kejut listrik

Peralatan catu daya listrik diklasifikasikan berdasarkan kelas proteksi kejut listrik
antara lain:
1. Kelas I;
2. Kelas II;
3. Kelas III.

7.7 Mode pengisian

Peralatan catu daya diklasifikasikan berdasarkan mode: Mode 1; Mode 2; Mode 3;


dan Mode 4.

8. Mode dan Fungsi Pengisian

8.1 Mode Pengisian

8.1.1 Mode 1

Peralatan catu daya kendaraan listrik untuk mode 1 ini harus dilengkapi konduktor
proteksi pembumian dari tusuk kontak ke sambungan kendaraan listrik.
Nilai pengenal arus dan tegangan tidak boleh melebihi:
a. 16 A dan 230 V a.b.b, untuk fase tunggal;
b. 16 A dan 400 V a.b.b, untuk fase tiga.

8.1.2 Mode 2

Peralatan catu daya kendaraan listrik untuk mode 2 ini harus dilengkapi konduktor
proteksi pembumian dari tusuk kontak ke sambungan kendaraan listrik.
Peralatan mode 2 yang diperuntukkan untuk pemasangan pada dinding namun dapat
dilepas oleh pengguna atau dapat digunakan pada selungkup anti kejut, harus
menggunakan peralatan proteksi seperti disyaratkan pada IEC 62752.
Nilai pengenal arus dan tegangan tidak boleh melebihi:
a. 32 A dan 230 V a.b.b, untuk fase tunggal;
b. 32 A dan 400 V a.b.b, untuk fase tiga.

9
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

8.1.3 Mode 3

Peralatan catu daya kendaraan listrik untuk mode 3 pengisiannya harus dilengkapi
konduktor proteksi pembumian dari kotak kontak dan/atau ke sambungan kendaraan
listrik.

8.1.4 Mode 4

Control pilot peralatan mode ini dapat dipasang secara permanen atau menggunakan
jenis tusuk kontak dan kabel ke jaringan catu daya.
Peralatan catu daya kendaraan listrik mode ini harus dilengkapi konduktor proteksi
pembumian dari tusuk kontak ke sambungan kendaraan listrik.
Persyaratan tambahan tercantum pada IEC 61851-23.

8.2 Mode fungsi

8.2.1 Fungsi utama pada mode 2, 3 dan 4

Fungsi control pilot berikut harus disediakan peralatan catu daya antara lain:
1. Pengecekan berkesinambungan dari konduktor proteksi (butir 8.2.2);
2. Verifikasi kendaraan listrik terhubung dengan benar ke peralatan catu daya
kendaraan listrik (butir 8.2.3);
3. Pengisian energi dari peralatan catu daya ke kendaraan listrik (8.2.4);
4. Pemutusan energi dari peralatan catu daya ke kendaraan listrik (8.2.5);
5. Arus maksimum yang diizinkan (8.2.6).
Jika peralatan catu daya peralatan pengisian baterai kendaraan listrik bisa mencatu
lebih dari satu kendaraan secara bersamaan, maka harus dijamin fungsi control pilot
bekerja secara independen pada setiap titik penyambungan.

8.2.2 Pengecekan kesinambungan konduktor proteksi

Mode 2, saat pengisian, kontinuitas listrik konduktor proteksi antara ICCB dan kontak
pada kendaraan listrik yang terkait, masing-masing harus dimonitor oleh ICCB.

Mode 3, saat pengisian kontinuitas listrik konduktor proteksi antara stasiun pengisian
dan kontak pada kendaraan listrik yang terkait, masing-masing harus dimonitor oleh
peralatan kendaraan listrik.

Mode 4, saat pengisian kontinuitas listrik konduktor proteksi antara stasiun pengisian
dan kontak pada kendaraan listrik yang terkait, masing-masing harus secara kontinu
dimonitor oleh peralatan catu daya kendaraan listrik.

Peralatan catu daya kendaraan listrik harus memutus catu daya ke kendaraan listrik
pada saat kejadian berikut:
1. Rugi kontinuitas listrik konduktor proteksi (membuka sirkit control pilot) 100 ms;
2. Ketidakmampuan terhadap kontinuitas konduktor proteksi (misal hubung singkat
antara kawat pilot dan konduktor proteksi).

10
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

8.2.3 Verifikasi kendaraan listrik terhubung dengan benar ke peralatan


catu daya kendaraan listrik

Peralatan catu daya kendaraan listrik harus dapat secara tepat menyambung ke
peralatan catu daya kendaraan listrik.

8.2.4 Pengisian energi dari peralatan catu daya ke kendaraan listrik

Kotak kontak kendaraan listrik atau penyambung kendaraan tidak boleh enerjais
kecuali fungsi control pilot antara peralatan catu daya dan kendaraan listrik telah
terpasang secara sempurna dengan status sinyalnya mengizinkan pengisian.

8.2.5 Pemutusan catu daya pada kendaraan listrik

Jika sinyal control pilot memutus catu daya ke kendaraan listrik, pemutusan harus
sesuai butir 8.2.2

Jika status sinyal control pilot tidak lagi mengizinkan pengisian, catu daya ke
kendaraan listrik harus terputus namun sinyal control pilot masih memungkinkan
dalam kondisi beroperasi.

8.2.6 Arus maksimum yang diizinkan

Nilai arus maksimum yang diizinkan harus dapat dialirkan dan tidak boleh melebihi
nilai berikut:
1. Arus keluaran pengenal dari peralatan catu daya kendaraan listrik;
2. Arus pengenal dari rangkaian kabel.

Peralatan catu daya kendaraan listrik dapat memutus catu daya jika arus yang
digunakan oleh kendaraan melebihi nilai yang dialirkan.

9. Komunikasi

9.1 Komunikasi digital antara peralatan catu daya listrik dengan


kendaraan listrik

Komunikasi digital merupakan pilihan untuk mode 1, 2, dan 3.


Pada mode 4 komunikasi digital seperti yang dijelaskan pada IEC 61851-24 harus
dapat mengizinkan kendaraan listrik untuk mengendalikan peralatan catu daya
kendaraan listrik.
Komunikasi antara peralatan catu daya kendaraan listrik, on-board atau off-board
charger dan jaringan listrik diatur dalam IEC 61851-24: 2014, IEC 61850, dan
ISO/IEC 15118.
CATATAN: Komunikasi digital yang dinyatakan dalam seri ISO/IEC 15118 juga disebut
sebagai komunikasi tingkat tinggi.

11
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

9.2 Komunikasi digital antara peralatan catu daya listrik dan sistem
manajemen

Jaringan telekomunikasi atau port telekomunikasi dari peralatan catu daya kendaraan
listrik terhubung ke jaringan telekomunikasi, jika ada, harus memenuhi persyaratan
sambungan jaringan telekomunikasi sesuai klausul 6 IEC 60950-1: 2005.

10. Proteksi terhadap kejut listrik (electric shock)

Ketentuan ini mengacu ke IEC 61851-1: 2017 butir 8 yang mengatur tentang:
a. Tingkat perlindungan terhadap akses pada bagian-bagian yang berbahaya;
b. Energi yang disimpan (stored energy);
c. Proteksi gangguan (fault protection);
d. Konduktor pelindung (protective conductor);
e. Perangkat pelindung arus sisa;
f. Persyaratan keselamatan untuk rangkaian sinyal antara peralatan catu daya
kendaraan listrik dan kendaraan listrik;
g. Transformator insulasi (insulating transformer).

11. Proteksi beban lebih dan arus hubung singkat

Ketentuan ini mengacu ke IEC 61851-1: 2017 butir 13 yang mengatur tentang:
a. Proteksi beban lebih (overload) dari rangkaian kabel;
b. Proteksi hubung singkat dari kabel pengisian (charging cable).

12. Persyaratan antarmuka (interface)

12.1 Fungsi dari lengkapan standar

Lengkapan standar yang digunakan untuk peralatan catu daya kendaraan listrik harus
sesuai dengan IEC 60309-1, IEC 60309-2 atau IEC 60884-1. Lengkapan standar
yang ada dapat saling berhubungan dengan antarmuka yang dijelaskan dalam seri
IEC 60320, tidak boleh digunakan untuk peralatan catu daya kendaraan listrik.

12.2 Fungsi dari antarmuka dasar

Persyaratan umum dan nilai pengenal harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam IEC 62196-1.
Antarmuka dasar ditentukan dalam butir 6.5 dari IEC 62196-1: 2014.
Kontak-kontak berikut mengindikasikan:
a. kontak fase tiga (L1, L2, L3);
b. kontak netral (N);
c. kontak konduktor pelindung (PE);
d. kontak Control pilot (CP);
e. kontak kedekatan (proximity point atau PP).

12
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

Kontak-kontak tersebut diatas dapat digunakan baik untuk fase tunggal atau untuk
fase tiga atau keduanya. Penilaian dan persyaratan penggunaan antarmuka dasar
harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam IEC 62196-2.

13. Fungsi dari antarmuka universal

Persyaratan umum dan penilaian harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
dalam IEC 62196-1.
Antarmuka universal ditentukan pada butir 6.4 dan Tabel 2 dari IEC 62196-1: 2014.

13.1 Fungsi dari antarmuka a.s

Persyaratan umum dan nilai pengenal harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam IEC 62196-1.
Antarmuka a.s., konfigurasi dan nilai pengenal a.s. ditentukan dalam butir 6.6 dan
Tabel 4 dari IEC 62196-1: 2014.
Nilai pengenal dan persyaratan penggunaan antarmuka a.s. harus sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam IEC 62196-3.

13.2 Fungsi antarmuka kombinasi

Antarmuka kombinasi ditentukan pada butir 6.7 dan Tabel 5 dari IEC 62196-1: 2014.
Persyaratan umum dan nilai pengenal harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam IEC 62196-1.
Nilai pengenal dan persyaratan penggunaan antarmuka kombinasi dengan a.b.b
harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam IEC 62196-2.
Nilai pengenal dan persyaratan penggunaan antarmuka kombinasi dengan a.s. harus
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam IEC 62196-3.

13.3 Pengawatan konduktor netral

Bilamana lengkapan sesuai IEC 62196 digunakan untuk catu daya fase tiga,
konduktor netral harus selalu disambungkan pada lengkapan.
Bilamana lengkapan sesuai dengan IEC 62196 digunakan untuk catu daya fase
tunggal, terminal L (L1) dan N (Netral) harus selalu disambungkan dengan kabel.

14. Persyaratan Adaptor

Adaptor kendaraan tidak boleh digunakan untuk menghubungkan konektor


kendaraan ke kotak kontak kendaraan (vehicle inlet).
Adaptor antara kotak kontak kendaraan listrik dan tusuk kontak kendaraan listirk
hanya akan digunakan jika dirancang secara khusus dan disetujui oleh produsen
kendaraan listrik atau oleh produsen peralatan catu daya kendaraan listrik.

13
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

Adaptor semacam ini harus memenuhi persyaratan standar, dan standar relevan
lainnya yang mengatur baik tusuk kontak kendaraan listrik atau bagian kotak kontak
kendaraan listrik dari adaptor. Adaptor harus ditandai untuk menunjukkan kondisi
spesifik penggunaan yang diizinkan oleh pabrikan, misalnya IEC seri 62196.
Adaptor semacam itu tidak membolehkan perubahan dari satu mode ke mode
lainnya.

15. Persyaratan Rangkaian Kabel

Ketentuan ini mengacu ke IEC 61851-1: 2017 butir 11 yang mengatur tentang:
a. Nilai pengenal kabel;
b. Karakteristik ketahanan dielektrik;
c. Persyaratan konstruksi;
d. Dimensi kabel;
e. Kekuatan tarik;
f. Manajemen kabel dan penyimpanan.

16. Persyaratan Konstruksi dan Pengujian Catu Daya Kendaraan Listrik

16.1 Karakteristik peralatan switching mekanis

Karakteristik peralatan switching mekanis sebagai berikut:


a. Pensaklaran;
b. Kontaktor;
c. Pemutus sirkuit (circuit breaker);
d. Relai;
e. Arus inrush;
f. Peralatan pengamatan arus searah residu (residual direct current monitoring
devices).

16.2 Jarak rambat dan jarak bebas

Jarak rambat dan jarak bebas pada peralatan catu daya kendaraan listrik, terpasang
sesuai petunjuk pabrikan, harus sesuai dengan persyaratan IEC 60664-1. Bagian dari
catu daya yang tersambung langsung ke catu daya a.b.b harus didesain berdasarkan
tegangan lebih kategori 4 (overvoltage category 4).
Peralatan catu daya yang terhubung permanen dengan kendaraan listrik harus
didesain berdasarkan dengan tegangan lebih minimum kategori 3, kecuali untuk
kotak kontak atau konektor kendaraan pada mode 3 dimana berlaku minimum
tegangan lebih kategori 2 berlaku.

14
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

16.3 Indeks Proteksi (IP)

16.3.1 Indeks proteksi terhadap benda padat dan air ke selungkup


(enclosure)

Selungkup dari peralatan catu daya kendaraan listrik harus mempunyai IP sesuai
dengan IEC 60529 sebagai berikut:
a. Indoor, minimal IP 41;
b. Outdoor, minimal IP 44.

16.3.2 Indeks proteksi terhadap benda padat dan air ke antarmuka


universal, kombinasi dan a.s.

Derajat IP minimum pada butir ini harus sesuai dengan IEC 60529 yakni sebagai
berikut:
a. Penggunaan Indoor
1. Konektor kendaraan saat dipasang pada inlet kendaraan : IP21;
2. Tusuk kontak kendaraan listrik terhubung dengan kotak kontak
kendaraan listrik: IP21;
3. Konektor kendaraan listrik untuk Mode 3 ketika tidak terhubung IP21;
4. Konektor kendaraan listrik untuk Mode 2 ketika tidak terhubung IP24.
b. Penggunaan Outdoor
1. Konektor kendaraan saat dipasang pada inlet kendaraan: IP44;
2. Tusuk kontak kendaraan listrik terhubung dengan kotak kontak
kendaraan listrik: IP44;
3. Konektor kendaraan listrik ketika tidak terhubung IP24;
4. Konektor kendaraan listrik untuk Mode 2 ketika tidak terhubung IP24;
5. Kotak kontak ketika tidak terhubung IP24.

16.4 Resistans insulasi

Pengukuran resistans insulasi dengan tegangan a.s. 500 V diterapkan antara semua
bagian input/output tersambung bersama dengan bagian yang dapat disentuh harus
memenuhi nilai berikut:
a. Untuk peralatan catu daya kelas 1 R > 1 MΩ;
b. Untuk peralatan catu daya kelas 2 R > 7 MΩ.
Metode pengujian sesuai IEC 61851-1 butir 12.5

15
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

16.5 Arus sentuh

Tabel 2. Batas arus sentuh

Bagian yang diuji Kelas I Kelas II


Antara kutub-kutub jaringan dan bagian logam yang mudah
dijangkau yang tersambung satu sama lain dan lapisan 3,5 mA 0,25 mA
logam (metal foil) yang menutupi bagian luar yang terinsulasi.
Antara kutub-kutub jaringan dan bagian logam yang tidak
mudah dijangkau secara normal tidak diaktifkan (in the case N/A 3,5 mA
of double insulation)
Antara bagian yang tidak mudah dijangkau dan yang mudah
dijangkau terhubung satu sama lain dan lapisan logam (metal
N/A 0,5 mA
foil) yang menutupi bagian luar yang terinsulasi (additional
insulation)
Keterangan: Metode uji sesuai IEC 61851-1 butir 12.6

16.6 Pengujian dielektrik (dielectric withstand voltage)

16.6.1 Tegangan ketahanan a.b.b

Pengujian dielektrik diterapkan selama 1 menit sebagai berikut:

Tabel 3. Uji dielektrik

Bagian yang diuji nilai


Kelas I:
Pada mode umum (semua rangkaian dalam kaitannya dengan
bagian konduktif yang terbuka) dan mode diferensial (antara (Un + 1 200 V)
masing-masing rangkaian elektrik independen dan semua bagian (r.m.s.)
konduktif atau sirkit yang terpapar lainnya) seperti yang
ditentukan pada Gambar 5.3.3.2 dari IEC 60664-1: 2007
Kelas II:
Pada mode umum (semua rangkaian dalam kaitannya dengan
bagian konduktif yang terbuka) dan mode diferensial (antara 2 Un + 1200 V
masing-masing rangkaian elektrik independen dan semua bagian (r.m.s)
konduktif atau sirkit yang terpapar lainnya) seperti yang
ditentukan dalam 5.3.3.2.3 dari IEC 60664-1: 2007
Kelas I dan Kelas II:
Untuk peralatan suplai a.b.b kelas I dan kelas II di mana insulasi 2 Un + 1 200 V
antara jaringan suplai a.b.b dan rangkaian tegangan rendah (r.m .s.)
tambahan adalah insulasi ganda atau diperkuat, 2 Un + 1 200 V
(rm .s) harus diterapkan pada insulasi

16
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

16.6.2 Tegangan impuls (1,2 µs/50 µs)

Ketahanan dielektrik impuls harus diuji menurut IEC 60664-1.


Tegangan impuls harus diterapkan pada bagian aktif dan bagian konduktif yang
terbuka.
Pengujian harus dilakukan sesuai dengan persyaratan IEC 61180.
Bagian dari peralatan pasokan kendaraan listrik yang terhubung langsung ke jaringan
pasokan a.b.b publik harus diuji sesuai dengan kategori tegangan lebih IV.
Peralatan perlengkapan kendaraan listrik yang terhubung secara permanen harus
diuji sesuai dengan kategori tegangan lebih Ill, kecuali untuk soket atau konektor
kendaraan jika mode 3, di mana kategori tegangan lebih berlaku II.
Perlengkapan pasokan kendaraan listrik yang dipasok melalui kabel dan tusuk kontak
harus diuji sesuai dengan kategori tegangan lebih II.

16.6.3 Uji Harmonik

Pengujian harmonik harus memenuhi IEC 61000-3-12: 2011.

16.7 Kenaikan suhu

Pengujian kenaikan suhu harus memenuhi IEC TS 61439-7.

16.8 Uji fungsi panas lembab

Peralatan catu daya kendaraan listrik dianggap lulus uji, jika melewati uji urutan
normal berdasarkan Lampiran A.4.7 IEC 61851. Kondisi uji sebagai berikut:
1. Untuk unit dalam ruangan, 6 siklus 24 jam masing-masing untuk uji siklus panas
lembab berdasarkan IEC 60068-2-30 pada (40 ± 3)° C dan kelembaban relatif
95%;
2. Untuk unit luar ruang (outdoor), dua periode 12 hari, dengan masing-masing
periode terdiri dari 5 siklus 24 jam masing-masing untuk uji siklus panas lembab
sesuai dengan IEC 60068-2-30 pada (40 ± 3) ° C dan kelembaban relatif 95%.

16.9 Uji fungsi temperatur minimum

Peralatan catu daya kendaraan listrik harus diprekondisikan sesuai dengan IEC
60068-2-1, pada suhu operasi minimum (-5 °C untuk nilai di dalam ruangan, - 25 °C
atau yang lebih rendah yang dinyatakan oleh pabrik ± 3 K) untuk (16 ± 1) jam.
Peralatan catu daya kendaraan listrik dianggap lulus uji, jika, segera setelah
prekondisi, peralatan catu daya lolos uji urutan sesuai dengan lampiran A.4.7 IEC
61851 pada suhu operasi minimum. Ketepatan waktu tidak perlu diverifikasi.

17
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

16.10 Kekuatan mekanis

Untuk peralatan catu daya kendaraan listrik mode 2, tingkat perlindungan minimum
dari selungkup luar terhadap dampak mekanis harus IK08 sesuai dengan IEC 62262.
Setelah pengujian, sampel harus menunjukkan bahwa:
1. Tingkat IP menurut butir 16.3 tidak terganggu;
2. Tidak ada bagian yang bergeser, longgar, terlepas atau cacat sehingga fungsi
keselamatan terganggu;
3. Pengujian tidak menyebabkan kondisi yang menghasilkan peralatan yang tidak
sesuai dengan persyaratan tahanan tarik, jika ada;
4. Pengujian tersebut tidak menghasilkan pengurangan jarak rambat dan jarak
bebas antara bagian bertegangan yang tidak berinsulasi dengan polaritas yang
berbeda, bagian bertegangan yang tidak berinsulasi dan logam yang
diketanahkan yang dapat diakses di bawah nilai minimum yang dapat diterima;
5. Pengujian tersebut tidak menghasilkan bukti kerusakan lainnya yang dapat
meningkatkan risiko kebakaran atau sengatan listrik.

17. Penutup Otomatis (automatic reclosing) dari Peralatan Proteksi

Proses penutupan jarak jauh atau otomatis dari peralatan proteksi setelah memutus
peralatan catu daya kendaraan listrik hanya dapat bekerja apabila terjadi kondisi
kotak kontak tidak terhubung dengan tusuk kontak, Ini harus diperiksa oleh peralatan
catu daya kendaraan listrik.
Untuk penutupan jarak jauh atau otomatis, automatic reclosing devices (ARDs) yang
sudah diperiksa bisa digunakan.
Peralatan catu daya kendaraan listrik dapat menutup kontaktor selama siklus reset
otomatis atau jarak jauh untuk menjaga konduktivitas antara perangkat proteksi dan
kotak kontak. Dengan prosedur ini peralatan catu daya kendaraan listrik dapat
memeriksa sirkuit rangkaian sampai ke kotak kontak menjadi bebas dari arus
gangguan.
Untuk mode 3, peralatan peralatan catu daya kendaraan listrik tidak harus
menyediakan penutup jarak jauh atau otomatis dari peralatan pelindung.

18. Pemutus Darurat (Emergency switching or disconnect)

Peralatan switching atau pemutus darurat harus digunakan baik untuk melepaskan
catu daya jaringan dari peralatan catu daya kendaraan listrik atau untuk melepaskan
tusuk kontak atau rangkaian kabel dari jaringan catu daya.
Peralatan tersebut dapat menjadi bagian dari jaringan catu daya atau stasiun
pengisian kendaraan listrik atau mode 2 peralatan catu daya.

19. Penandaan peralatan catu daya kendaraan listrik

Penandaan dan intruksi manual peralatan catu daya kendaraan listrik mengharuskan
setiap peralatan catu daya kendaraan listrik ditandai dengan satu atau lebih label,
dengan cara yang tahan lama dan di tempat yang terlihat dan terbaca saat
pemasangan dan pemeliharaan:

18
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

a. Nama produsen peralatan catu daya kendaraan listrik, inisial, merek dagang atau
tanda khas;
b. Jenis penunjukan atau nomor identifikasi atau sarana identifikasi lainnya,
memudahkan untuk mendapatkan informasi yang relevan dari produsen
peralatan catu daya kendaraan listrik;
c. "Indoor Use Only", atau yang setara, jika ditujukan hanya untuk penggunaan di
dalam ruangan;
Pabrikan peralatan catu daya kendaraan listrik harus menandai setiap peralatan catu
daya kendaraan listrik dengan satu atau lebih label dengan cara yang tahan lama dan
berada di tempat yang terlihat dan terbaca selama pemasangan:
a. Identifikasi tanggal pembuatan;
b. Jenis arus;
c. Frekuensi dan jumlah fase jika a.b.b;
d. Tegangan pengenal (masukan dan keluaran jika berbeda);
e. Arus pengenal (masukan dan keluaran jika berbeda) dan suhu sekitar yang
digunakan untuk menentukan arus pengenal;
f. Indeks proteksi;
Semua informasi yang diperlukan berkaitan dengan klasifikasi khusus yang
dinyatakan, karakteristiknya dan deversity factors atau kondisi lingkungan yang tidak
biasa.

Tabel 4. Daftar mata uji

No Mata uji Metode uji/persyaratan J 1) R 1) S 1) 2)


1 2 3 4 5 6

1. Pemeriksaan visual dan ▪ Butir 16, IEC 61851


penandaan   
▪ Butir 18

2. Pemeriksaan kabel ▪ Butir 11, IEC 61851


  
▪ Butir 14
3. Uji konstruksi peralatan catu daya ▪ Butir 12, IEC 61851
  
▪ Butir 15
4. Jarak rambat dan jarak bebas ▪ Butir 12.3, IEC 61851
  
▪ Butir 15.2
5. Uji tingkat pengamanan (IP) ▪ Butir 12.3, IEC 61851
  
▪ Butir 15.3
6. Uji resistans insulasi ▪ Butir 12.3, IEC 61851
  
▪ Butir 15.4
7. Uji arus sentuh ▪ Butir 12.3, IEC 61851
  
▪ Butir 15.5
8. Uji dielektrik:
a. Uji ketahanan tegangan AC ▪ Butir 12.3, IEC 61851
  
▪ Butir 15.6.1
b. Uji Ketahanan Impuls ▪ Butir 12.3, IEC 61851
 - -
▪ Butir 15.6.2
c. Uji harmonik ▪ IEC 61000-3-12  - -
9. Uji kenaikan suhu ▪ IEC TS 61439-7
▪ Butir 12.3, IEC 61851  - -
▪ Butir 15.7

19
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

No Mata uji Metode uji/persyaratan J 1) R 1) S 1) 2)


1 2 3 4 5 6

10. Uji panas lembab ▪ Butir 12.3, IEC 61851


 - -
▪ Butir 15.8
11. Uji fungsi kenaikan minimum ▪ Butir 12.3, IEC 61851
 - -
▪ Butir 15.9
12. Uji kekuatan mekanis ▪ Butir 12.3, IEC 61851
  
▪ Butir 15.10
13. Uji proteksi beban lebih dan
hubung singkat
a. Uji proteksi beban lebih pada ▪ Butir 13, IEC 61851-1
kabel  - -
▪ Butir 11
b. Uji proteksi hubung singkat ▪ Butir 13, IEC 61851-1
kabel charging  - -
▪ Butir 11
14. Automatic reclosing proteksi ▪ Butir 16   -
15. Emergency switching ▪ Butir 17   -
CATATAN:
1) J = Uji jenis; R = Uji rutin; S = Uji serah-terima;
2) Uji serah terima hanya dapat dilakukan bila tipe uji jenis yang diserahkan telah lulus uji jenis dan uji
rutin.

20. Pengujian

20.1 Pengujian jenis

Pengujian jenis dilakukan oleh laboratorium PLN.


Untuk keperluan pengujian jenis pabrikan harus menyerahkan kepada laboratorium
dokumen dan informasi yang terkait dengan baterai pengisian kendaraan listrik,
antara lain:
a. Merek, tipe dan nama pabrik;
b. Arus pengenal dan tegangan pengenal;
c. Laporan uji jenis: tusuk kontak dan kotak kontak dari laboratorium independen;
d. Gambar konstruksi, diagram pengawatan;
e. Sertifikat komunikasi yang digunakan pada kendaraan listrik;
f. Laporan hasil uji rutin.

20.2 Pengujian rutin

Pengujian rutin harus dilakukan sesuai dengan Tabel 4 kolom 5 dan dilakukan oleh
pabrikan.

20
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

20.3 Pengujian serah terima

Pengujian serah terima hanya dapat dilakukan bila tipe uji jenis yang diserahkan telah
lulus uji jenis dan uji rutin sesuai dengan Tabel 4 kolom 6. Jumlah contoh pengujian
serah terima sesuai Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Sampel Uji Serah Terima

Level Inspeksi Jumlah maksimum


Jumlah yang
kegagalan yang dapat
diserahterimakan
II I diterima
2 s/d 8 2 2 0
9 s/d 15 3 2 0
16 s/d 25 5 3 0
26 s/d 50 8 5 0
51 s/d 90 13 5 0
91 s/d 150 20 8 0
151 s/d 280 32 13 1

Level inspeksi yang digunakan adalah Level II. Laboratorium dapat menerapkan
Level Inspeksi I dengan mempertimbangkan rekam jejak suatu pabrikan pada uji
serah terima Level II, namun tidak diperbolehkan ada sampel yang gagal. Dalam hal
terjadi kegagalan pada saat uji level inspeksi 1, maka uji serah terima harus
menerapkan sepenuhnya ketentuan level inspeksi 2.
Semua sampel yang gagal pada saat penerimaan barang harus diganti dengan
barang baru yang bermutu baik.

21
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

Lampiran Konfigurasi tipe konektor (tusuk kontak dan kotak kontak)

A.1 Konfigurasi tipe 1; ≤ 32 A a.b.b ; ≤ 250 V output a.b.b

Gambar A.1.1. Tusuk kontak tipe 1 (IEC 62196-2: 2011)

Gambar A.1.2. Kotak kontak tipe 1 (IEC 62196-2: 2011)

22
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

A.2 Konfigurasi tipe 2; ≤ 63 A a.b.b fase tiga; ≤ 70 A a.b.b fase tunggal; ≤ 480 V
output a.b.b

Gambar A.2.1. Kotak kontak tipe 2 (IEC 62196-2: 2011)

23
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

Gambar A.2.2. Tusuk kontak tipe 2 (IEC 62196-2: 2011)

24
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

A.3 Tipe Konfigurasi AA; ≤ 200 A a.s ; ≤ 600 V output a.s.

Gambar A.3.1. Kotak kontak tipe konfigurasi AA (IEC 62196-3: 2014)

Gambar A.3.2. Tusuk kontak tipe konfigurasi AA (IEC 62196-3: 2014)

25
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

A.4 Tipe Konfigurasi BB; ≤ 250 A a.s ; ≤ 700 V a.s.

Gambar A.4.1. Kotak kontak tipe konfigurasi BB (IEC 62196-3: 2014)

Gambar A.4.2. Tusuk kontak tipe konfigurasi BB (IEC 62196-3: 2014)

26
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

A.5 Tipe Konfigurasi EE; ≤ 200 A a.s; ≤ 600 V a.s.

Gambar A.5.1. Kotak kontak tipe konfigurasi EE (IEC 62196-3: 2014)

Gambar A.5.2. Tusuk kontak tipe konfigurasi EE (IEC 62196-3: 2014)

27
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

A.6 Tipe Konfigurasi FF; ≤ 200 A a.s ; ≤ 600 V a.s.

Gambar A.6.1. Kotak kontak tipe konfigurasi FF (IEC 62196-3: 2014)

28
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
SPLN D3.030: 2017

Gambar A.6.2. Tusuk kontak tipe konfigurasi FF (IEC 62196-3: 2014)

29
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id

HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)


STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id

HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)


STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT PURA MAYUNGAN
21 JANUARI 2020

Anda mungkin juga menyukai