Anda di halaman 1dari 8

Tugas 2 Lean Manufacturing

Profil Perusahaan dan Current Value Stream Mapping


pada UKM Salim Silver

Disusun oleh:

Dina Anggraeni Resphaty 16522048


An’nisa Lutfi Nur Afifah 16522240
Syafira Mahardiningtyas 16522242
Mellya Zaizafuun Arasti 16522254
Dian Raharjanti 16522257

Fakultas Teknologi Industri


Universitas Islam Indonesia
2019
A. Profil Perusahaan

Salim Silver merupakan salah satu industri kerajinan perak yang berada di kawasan
sentra kerajinan perak Kotagede, Yogyakarta. Salim Silver beralamat lengkap di
Kebohan KG 3/547, Purbayan, Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kerajinan silver yang didirikan pada tahun 1990 ini, memiliki berbagai jenis
produk kerajinan. Produk yang ditawarkan mulai dari pajangan, patung hingga perhiasan.
Produk perhiasan berupa anting, gelang, kalung, bros, cincin, liontin dll. Produk-produk
dari Salim Silver ini sudah dipasarkan hingga ke luar negeri seperti negara-negara di asia
dan eropa. Bahkan beberapa jenis produk sudah memiliki pelanggan tetep di negara
tersebut. Salim Silver memiliki showroom dan tempat produksi yang terpisah. Showroom
berfungsi untuk menampilkan contoh produk yang bisa diorder. Di tempat produksi
terdapat 21 orang pengrajin yang bekerja dari hari senin hingga sabtu mulai pukul 08.00
hingga 16.00 WIB. Semua produk dibuat dengan tangan dan alat-alat sederhana. Tipe
produksi yang ada di Salim Silver adalah Make to Order (MTO) yang berarti produk
dibuat berdasarkan pesanan.

Gambar 1. Hasil Produksi Salim Silver


Gambar 2. Hasil Produksi Salim Silver

B. Proses Produksi

Salim Silver merupakan salah satu UKM pengrajin perak. Salah satu produk yang
dihasilkan pada tempat tersebut adalah perhiasan / jewelry. Jewelry pada UKM Salim
Silver sudah berstandar internasional yaitu dengan kadarnya 925 atau sering yang sering
disebut sterling silver. Kadar 925 tersebut memiliki arti setiap 100 gram terdapat
campuran di luar perak, yaitu cairan khusus yang biasa disebut alloy. Sebelum 2010,
Salim Silver masih menggunakan tembaga murni sebagai bahan campurannya. Akan
tetapi, setelah mendapatkan saran dari customer Amerika, Salim Silver mulai
menggunakan alloy tersebut.

Pada proses pembuatannya, Salim Silver menggunakan campuran dari logam


murni dengan kadar 5 gram. Apabila dari tambang rakyat, kadar yang dipakai hanya 4
gram. Sebenarnya, kadar yang seharusnya digunakan adalah 7,5 gram, tetapi Salim Siver
tidak langsung menggunakan kadar tersebut. Hal ini berkaitan dengan proses pematrian.
Pada proses pematrian, logam yang digunakan untuk matri kadarnya lebih rendah, dan
apabila dicampur maka akan menghasilkan kadar yang lebih rendah lagi, karena proses
pematrian bisa dilakukan hingga 3x. Tingkatan proses pematrian tersebut bergantung
dari campuran yang digunakan. Pematrian pertama dilakukan dengan titik lebur rendah,
dan pematrian selanjutnya menggunakan titik lebur yang lebih rendah lagi daripada
pematrian sebelumnya. Sehingga, kadar akan tetap terjamin, yaitu 925. Kadar pada Salim
Silver ini pernah melalui proses pengujian, dan didapatkan hasil yang bagus, bahkan
kadarnya dapat melebihi 925.

Produk paling sering diproduksi adalah jewelry, dan teknik yang paling sering digunakan
adalah tatahan. Berikut adalah proses tatahan pada pembuatan jewelry di Salim Silver:

1. Peleburan
Bahan baku utama yaitu perak murni dilebur dengan bahan campuran, yaitu logam
murni dengan kadar 5 gram seperti yang telah dijelaskan di atas. Perak murni juga
dicampur dengan alloy, yang kemudian dipanasi dengan LPG dan oksigen. Hasil dari
proses ini adalah batangan perak yang akan digunakan pada proses selanjutnya.
2. Cetak
Batangan perak dipukul-pukul hingaa agak menipis dan lebih padat. Kemudian,
masukkan ke dalam mesin pelepet untuk menghasilkan lembaran perak. Selanjutnya,
lembaran perak tersebut diukur sesuai kebutuhan, misalnya untuk proses tatahan
dibutuhkan lembaran dengan ukuran 0,5 mm. Untuk proses membuat kawat, hasil
leburan dipukul-pukul memanjang seperti pipa, kemudian diurut menggunakan alat
khusus. Diameter kawat ini juga berbeda tergantung kebutuhan, misalnya 75 dan 80
mm.
3. Penatahan / Tatah / Ukir
Inti dari proses ini adalah merubah bentuk lembaran menjadi bentuk yang
dikehendaki sesuai dengan pesanan konsumen, misal berbentuk bunga. Langkahnya
adalah lembaran diambil, kemudian tempel pola yang ingin dibuat. Langkah
selanjutnya adalah Stel, yaitu proses merangkai hasil tatahan menjadi bentuk yang
diinginkan seperti cincin, gelang, dan lain-lain.
4. Proses Setting
Merupakan proses merapikan hasil dengan cara memotong dengan gergaji dan
mengamplas. Tujuannya adalah agar hasil akhir yang didapatkan lebih halus.
5. Finishing
Merupakan proses mengkilatkan hasil kerajinan perak. Proses ini juga disesuaikan
dengan keinginan konsumen, yaitu apakah diberi warna hitam atau tidak. Proses
memberi warna hitam (dihitam) bertujuan untuk memperjelas tekstur garis ornament.
Tetapi, ada juga konsumen yang menginginkan warna putih, dimana tekstur garisnya
akan kurang terlihat.
Proses pemberian warna hitam adalah hasil pengamplasan yang halus → dicuci
menggunakan langsol (sabun untuk membersihkan kotoran) → bersihkan lagi → beri
obat hitam → panasi menggunakan hairdryer agar benar-benar menempel. Apabila
ingin warna yang lebih hitam maka proses dapat diulangi. Setelah warna hitam telah
sesuai, langkah selanjutnya adalah pemberian cairan pengkilap.

 Waktu produksi dilihat dibagian produksi.


 Order selesai 6 minggu – 2 bulan.
 Jam kerja 8 jam, 1 jam istirahat. Tenaga kerja 21 orang pekerja.
 Produksi make to order, 1 bulan tergantung kapasitas dan kuantitas customer
order.
 Tiap cutomer punya target selesai yang berbeda.
C. Current Value Stream Mapping

Gambar 3. Current VSM Salim Silver


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai