Anda di halaman 1dari 17

Bandung , Nov 2021

POTENSI DAN BENTUK PEMANFAATAN LIMBAH B3


INDUSTRI TEKSTIL

DIREKTORAT PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3


KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
OUT LINE PRESENTASI

01 PENGELOLAAN LIMBAH B3

02 LIMBAH B3 INDUSTRI TEKSTIL

03 POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH B3


Definisi Limbah B3
Permen 06 Tahun 2021 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun

Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung


bahan berbahaya dan beracun (B3)

Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah zat energi dan/atau komponen
lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan
serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain
PRINSIP PENGELOLAAN LIMBAH B3
Polluter pays principle
• Penghasil bertanggung jawab terhadap
limbah B3 yg dihasilkan

PENGURANGAN VOLUME LB3


Reduksi
From cradle to grave  From cradle to

PRIORITAS PENGELOLAAN
cradle
• Pemantauan sejak limbah B3 dihasilkan
3R (Reuse, Recycle,
sampai dengan pengelola akhir Recovery)
• Orientasinya pemanfaatan limbah B3
jika memungkinkan.

Minimisasi Limbah B3 Pengolahan


• Mendahulukan reduksi dan hirarki
pengolahan limbah B3 yg dihasilkan Penimbu nan /
Landfill
Proximity
• Pengelolaan/pengolahan sedekat
mungkin dengan tempat dihasilkan Hierarki Pengelolaan Limbah B3
Industri Tekstil
Kegiatan Industri Tekstil
Berdasarkan Lampiran IX, Table 3, PP 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Industri Tekstil mencakup
kegiatan pemutihan dan pencelupan serat tekstil,Limbah
benang rajut, kain
B3 Industri Tekstildan barang
barang tekstil, pembuatan tahan air, pelapisan, pengaretan, atau peresapan
LIMBAH B3 pakaian.
INDUSTRI
TEKSTIL
Jenis Limbah B3 Dihasilkan
1. B409 – Fly Ash 7. B110d - Kain Majun Sludge dari IPAL
5%
2. B410 – Bottom Ash 8. B104d – Kemasan Bekas B3
3. B322-3 – Sludge IPAL 9. B107d – Limbah Elektronik Bottom ash
22%
4. B33-1 – Debu dari fasilitas PPU 10. A108d – Limbah Terkontaminasi B3
5. B105d – Oli Bekas 11. A338-1 – Bahan Kimia Kadaluarsa
6. B322-3 Slude IPAL 12. B417 – Refraktori Bekas

Fly ash
73%
Limbah B3 Dominan Tekstil

NOTE

Limbah yang dihasilkan oleh industri tekstil didominasi


oleh limbah hasil pembakaran batubara (Fly Ash dan
Bottom Ash) yang merupakan Limbah B3 dari sumber Limbah B3 Industri Tekstil
spesifik khusus yang memiliki beberapa ketentuan
yang berbeda dalam pengelolaannya meliputi:
LIMBAH B3 1. Penyimpannya dapat dilakukan tanpa kemasan
INDUSTRI 2. Dapat disimpan dalam tempat penyimpanan
No Kode Nama Limbah Dihasilkan
TEKSTIL berbentuk waste pile Limbah
3. Dapat disimpan sampai 365 hari, dan
4. Dapat dikecualikan sebagai Limbah B3 1 B409 Fly ash 733,356.00
2
B410 Bottom ash 219,893.66
3
B322-3 Sludge dari IPAL 51,967.93
4
Debu dari fasilitas pengendalian
B333-1 pencemaran udara 3,626.85
5
Lainnya 3,626.85
Total 1,014,677.58
Peringkat Proper Industri Tekstil
2019-2020
202 Masalah Pengelolaan Limbah B3 di
Industri Tekstil

20 1. Belum memiliki Izin Penyimpanan


Sementara
2. Ketentuan Teknis TPS tidak
INDUSTRI dipenuhi
TEKSTIL 3. Menggunakan pengangkut tidak
berizin
0 Perusahaan Peringkat 4. Menyerahkan LB3 yang tidak
Emas sesuai izin
0 Perusahaan Peringkat 5. Menyimpan Limbah B3 melebihi
Hijau masa simpan dalam izin
6. Tidak menyampaikan pelaporan
202 Perusahaan Peringkat 7. Tidak memilii hak akses pelaporan
Biru
20 Perusahaan Peringkat Merah

0 Perusahaan Peringkat
Hitam
PEMANFAATAN LIMBAH B3
Pemanfaatan Limbah B3 meliputi:
• Pemanfaatan limbah B3 sebagai substitusi bahan baku;
• Pemanfaatan limbah B3 sebagai substitusi sumber energi;
• Pemanfaatan limbah B3 sebagai bahan baku; dan
• Pemanfaatan limbah B3 sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

Filosofi Pertimbangan
Memberikan manfaat secara ekonomi dan
lingkungan  Ketersediaan teknologi
 Standar produk
Tidak mengalihkan dampak (transfer of impact)
 Baku mutu atau Standar Lingkungan
Mengutamakan prinsip kehatian-hatian
(precaution)
Potensi Pemanfaatan Limbah B3 Tekstil
NO. JENIS LIMBAH BENTUK PEMANFAATAN SUMBER
1 Oli Bekas a. Daur ulang menjadi oli Perawatan kendaraan dan
b. Base oil mesin
c. Bahan bakar alternatif
2 Aki bekas a. Daur ulang timah (ingot Pb)
b. Daur ulang plastik
3 Fly ash dan Bottom Ash a. Bahan baku/campuran industri semen Pembakaran boiler
b. Material konstruksi,
c. Batako, canstein, paving
4 Sludge IPAL a. Bahan bakar alternatif Proses IPAL
b. Kertas daur ulang (low grade paper)
c. Biogasifikasi
Pengelolaan Limbah B3 Tekstil
(2020)

DISIMPAN DI TPS
11% DIKELOLA SENDIRI
3%

PENGELOLAAN
LIMBAH
INDUSTRI
TEKSTIL
Jenis Pengelolaan Limbah Tekstil (Ton)
PIHAK KETIGA
87% (2020)
667,238.09
700,000.00

600,000.00

500,000.00

400,000.00

300,000.00 200,896.41
200,000.00

100,000.00 21,145.15 9,711.26 3,792.18


0.00
Bahan Bakar Bahan Baku Dimanfaatkan Diolah Ditimbun
Lainnya
PEMANFAATAN LIMBAH B3
Jenis limbah B3 dominan pada industri tekstil yang dimanfaatkan adalah faba dan sludge
IPAL.

1. Pemanfaatan FABA sebagai substitusi bahan baku pabrik semen pembuatan beton,
road base dan lapisan pelindung terbentuknya air asam tambang (lapisan non acid
forming);
2. Pemanfaatan Sludge IPAL sebagai bahan bakar.
PEMANFAATAN
LIMBAH Pemanfaatan FABA
INDUSTRI Ketentuan pemanfaatan FABA sebagai bahan baku :
TEKSTIL 1. Kandungan total oksida paling sedikit 50%
2. Nilai Loss of Ignition paling tinggi 10%
3. Nilai konsentrasi aktivitas paling banyak 1 Bq/gr untuk tiap radionuklida

Pemanfaatan Sludge IPAL


Ketentuan Pemanfaatan Sludge IPAL sebagai bahan
bakar:
1. Nilai kalori paling rendah 2500 kkal/kg
2. Kadar air kurang dari 25%
3. Kandungan TOX paling banyak 2%
4. Kadar logam berat Cd,Cr, dan PB berurutan paling
tinggi 2,10, dan 100 ppm
HAZARDOUS WASTE UTILIZATION

Requirements for using of FABA to protect the formation of acid mine drainage : based on
geological studies in ex-mining areas containing sulfuric rocks

Fly ash and bottom ash have SNI (Indonesian National Standard) for utilization
1. SNI Number : 2460:2014 on natural podzolan spesification or calcinated for
concrete
Waste 2. SNI Number : 06-6867-2002 on fly ash spesification and other podzolan in lime
Management in industry
Textile Industry
EXCEPTION
Based on Paragraph (2), Article 191, PP 101 of 2014 concerning Hazardous Waste
Management states that in order to be exempted from hazardous waste management,
everyone who generates hazardous waste from a specific source is required to carry out a
characteristic test of hazardous waste.

To be able to conduct a hazardous waste characteristic test as referred to in Government


Regulation No.22/2021 it is carried out in accordance with the Regulation of the Minister of
Environment and Forestry of the Republic of Indonesia Number: P.55 / Menlhk-Setjen /
2015 concerning Procedures for Testing the Characteristics of Hazardous and Toxic Waste.
PEMANFAATAN SLUDGE PROSES BIOGASIFIKASI
Proses biogasifikasi dilakukan dengan menggunakan sludge dari industri
pewaranaan tekstil yang ada di maouchak, bangladesh dengan perbandingan
cod/bod sebesar 3,08. Proses biogasifikasi menggunakan bakteri type mesofilik
dalam anaerobic digester tank. Kondisi Temperatur optimalnya sekitar 35-39 oC
dengan kondisi pH optimum biogasifikasi adalah 7-7,2. Sedangkan pH sludge
sekitar 9. Oleh karena itu perlu pengaturan pH agar proses berlangsung
Bio Gasifikasi optimal.

Pada proses biogasifikas, bakteri an-aerobik akan mengkonversikan COD/BOD


,menjadi biogas. Senyawa utama dalam biogas adalah gas methane (CH4) dan
karbondioksida (CO2). Proses biogasifikasi berlangsung sekitar 10-14 hari.
Dengan produksi biogas sebesar 0,016 m3/L sludge umpan. Proses biogasifikasi
dibantu dengan kotoran sapi sebagai sumber mikroorganisme.
Secara umum proses biogasifikasi ini tidak memusnahkan sludge secara total,
namun hanya menghilangkan senyawa organik. Proses ini bisa mengilangkan
komponen organik dengan COD removal sekitar 70-80%.

SOURCE: Mohammad Neaz Morshed, Wuhan Textile University, Wuhan China, 2013
BENTUK CONTOH PRODUK PEMANFAATAN LIMBAH B3

ROAD BASE BATAKO


Circular Economy
Utilization of Hazardous
Waste Raw
Economic Number of
materiial Energy (Ton) Price /tons
Industry
(Ton) value

2015 2016 2017 2018 2019 2020

4,298,598.14 5,092,148.78 12,002,910.93 22,015,143.64 43,042,398.72 21,339,075.96


TON TON TON TON TON TON

59,689.36 62,340.43 1,021,820.26 3,646,292.81 3,833,931.17 422,257.38


TON TON TON TON TON TON

Rp2,360,273 Rp2,602,206
Rp2,478,292 Rp2,732,317 Rp2,808,912 Rp3,012,379
Rp37,557,244,362, Rp33,893,036,906,92 Rp70,115,167,741,9 Rp131,671,503,829, Rp65,553,383,785,
Rp10,286,747,362,1
830 8 5 400 43
61
(Tiga Puluh Tujuh (Tiga Puluh Tiga Tujuh Puluh Seratus Tiga Puluh (Enam Puluh
(Sepuluh Triliun)
Triliun) Triliun) Triliun Satu Triliun Lima Triliun)
477 998 2166 3594 4398 8207

Data Tahun 2020 dihitung sampai Triwulan III tahun 2020


TERIMA KASIH
Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun dan
Limbah Non Bahan Berbahaya Beracun
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jl. D.I. Panjaitan Kav .24 Jakarta Timur 13410
Tel/Fax 021-85904932
Email: PKPLB3@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai