UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
PT. PUTRA BIMA INTERNUSA
KATA PENGANTAR
Penerapan SMK menjadi suatu kebutuhan yang harus ada dalam manajemen
perusahaan dan menjadi indikator kinerja perusahaan agar tercipta budaya kerja
berbasis K3. Oleh karena itu, kami selalu berupaya untuk menjadikan PT. Putra Bima
Internusa sebagai perusahaan jasa transportasi dengan keselamatan kelas dunia.
Yudho Pramono
Direktur
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh rasa tanggung jawa untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yudho Pramono
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
PT. PUTRA BIMA INTERNUSA
DAFTAR ISI
1. LATAR BELAKANG
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan bagian penting pada suatu
pekerjaan dalam suatu perusahaan. Resiko kegagalan akan selalu ada pada aktifitas
pekerjaan yang disebabkan perencanaan yang kurang sempurna, kurang cermat
maupun akibat yang tidak disengaja. Salah satu resiko pekerjaan yang dapat terjadi
adalah adanya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja (work accident) akan mengakibatkan
adanya efek kerugian seberapa pun jumlahnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya
untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja secara maksimal.
Karena pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja, maka
untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja serta melindungi tenaga
kerja maka diperlukan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Dalam Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 pasal 87 ayat 1 tentang
Ketenagakerjaan, bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.
Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) merupakan wujud dari kewajiban
sebuah perusahaan untuk melindungi pekerja sesuai dengan peraturan perundang -
undangan yang berlaku. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012
tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sistem Manajemen Kesehatan (SMK) yang di implementasikan di perusahaan
akan memberikan perlindungan terhadap kecelakaan kerja dan mencegah kerugian
yang besar bagi perusahaan serta meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja.
Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen untuk perusahaan jasa angkutan
pekerjaan. Dalam hal ini, juga diperlukan komitmen dalam perencanaan, penetapan dan
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di lingkup perusahaan.
Dengan adanya pedoman SMK, seluruh jajaran di PT. Putra Bima Internusa
sebagai perusahaan angkutan barang bahan berbahaya dan beracun dapat berperan
aktif dalam penerapannya agar tingkat kecelakaan kerja pada perusahaan dapat
menurun. Selain itu, penerapan SMK3 dapat membantu pimpinan perusahaan untuk
dapat melaksanakan standar keselamatan.
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
Tuban, 24 Maret 2022
Yudho Pramono
Direktur
2. PROFIL PERUSAHAAN
Nama Perusahaan : PT. Putra Bima Internusa
Alamat Perusahaan : Jl. Kyai Usman, Perum. Mondokan Asri II No. 2, Kelurahan
Mondokan, Kecamatan Tuban - Kabupaten Tuban
Telepon : (0356) 8833951
Email : putrabimainternusa@gmail.com
Bidang Usaha : Jasa Angkutan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Visi
Menjadi perusahaan penyedia layanan jasa pengelolaan limbah yang kompetitif dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan dan keamanan kerja
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
Misi
1. Menerapkan kegiatan kerja yang sehat dan aman baik bagi karyawan, pelanggan dan
masyarakat.
2. Membantu mitra bisnis dalam proses pengelolaan limbah B3.
3. Mengembangkan sistem manajemen yang profesional.
4. Mematuhi persyaratan dan peraturan perundang - undangan yang berlaku.
3. TUJUAN
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) bagi
perusahaan dilakukan untuk :
a. melindungi pekerja dari segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dengan terencana, terstruktur serta terintegritasi.
b. mencegah dan mengurangi terjadinya sebuah kecelakaan kerja atau penyakit
yang juga bisa terjadi akibat pekerjaan.
c. menciptakan keadaan di tempat kerja yang nyaman, aman dan efisien.
4. RUANG LINGKUP
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berlaku untuk
seluruh lingkungan perusahaan termasuk sub - sub operasional lainnya dan
pihak lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan perusahaan serta pihak - pihak
lainnya yang melakukan aktivitas ataupun beroperasi di wilayah perusahaan.
5. DASAR REFERENSI
a. Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
b. Undang - Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
c. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
d. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan
e. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
f. Peraturan Menteri Perhubungan No. 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
i. Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
j. Kebijakan K3 adalah keseluruhan arah dan intensitas perusahaan terkait
penerapan K3 yang disampaikan secara resmi oleh pimpinan perusahaan.
k. Target K3 adalah cita - cita (sasaran) K3 yang akan dicapai perusahaan.
l. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan
kematian, cedera, kerusakan properti maupun lingkungan.
m. Kecelakaan Kerja adalah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit ataupun
kematian.
n. Standard Operation Procedure (SOP) adalah pedoman yang berisi prosedur -
prosedur operasional yang ada di dalam suatu organisasi yang digunakan untuk
memastikan bahwa setiap keputusan, langkah atau tindakan, dan penggunaan
fasilitas proses yang dilaksanakan oleh orang - orang di dalam suatu organisasi
yang telah berjalan secara efektif, konsisten, standar dan sistematis.
o. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata
cara dan metode yang telah disusun.
p. Risiko adalah kombinasi dari tingkat keseringan terjadinya kejadian berbahaya
atau pun paparan bahaya dengan tingkat keparahan dari suatu cedera atau
penyakit yang dapat disebabkan oleh paparan bahaya.
q. Penilaian Risiko adalah proses evaluasi risiko yang ditimbulkan oleh bahaya,
menghitung ketersediaan adanya pengendalian dan menentukan apakah suatu
risiko dapat diterima.
r. Penyakit Akibat Kerja adalah gangguan kesehatan baik fisik maupun mental
yang disebabkan oleh aktivitas kerja atau pun kondisi yang berkaitan dengan
pekerjaan.
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
a. Komitmen Perusahaan
“Segenap jajaran PT. Putra Bima Internusa memiliki komitmen yang tinggi untuk
melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja dalam
operasional perusahaan ini.
PT. Putra Bima Internusa bersedia mematuhi seluruh peraturan lalu lintas yang
berlaku dan melakukan tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan
serta berkomitmen dalam memberikan pelatihan secara rutin untuk seluruh
jajaran perusahaan yang menunjang dalam penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Kesehatan Kerja”
Yudho Pramono
Direktur
Selain komitmen perusahaan, PT. Putra Bima Internusa juga mewajibkan para
pengemudi untuk berkomitmen terhadap keselamatan agar membentuk budaya
keselamatan pengemudi. Hal tersebut ditandai dengan adanya pernyataan
komitmen para pengemudi.
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
PT. PUTRA BIMA INTERNUSA
b. Komitmen Pengemudi
Hariyono
NIK :
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
PT. PUTRA BIMA INTERNUSA
c. Kebijakan
Yudho Pramono
Direktur
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
7.2 Pengorganisasian
Keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dalam perusahaan yang
memerlukan pengorganisasian dan penyediaan sumber daya yang memadai
dengan tanggung jawab yang jelas.
a. Prosedur Pengorganisasian
PENGORGANISASIAN DAN SUMBERDAYA
NO LANGKAH-LANGKAH KETERANGAN
1. UMUM
1.1 Kegiatan Keselamatan dalam perusahaan seperti keuangan, operasi,
Sumber Daya Manusia
1.2 Untuk Mengelola keselamatan dengan baik, perusahaan menetapkan
sistem pengorganisasian, tugas dan tanggung jawab serta kompetensi
2. PENGORGANISASIAN
2.1 Untuk menangani aspek keselamatan perusahaan membentuk petugas
keselamatan atau unit manajemen keselamatan struktur sebagai
berikut :
Ketua : Wakil Pimpinan Perusahaan
Unit Manajemen Keselamatan : Manager Keselamatan
Anggota : Kepala Bagian Unit Manajemen (Unit Armada, Unit SDM, Unit
Mekanik)
2.2 Unit Manajemen Keselamatan atau Petugas Keselamatan Melapor
kepada pimpinan tertinggi (Direktur) dalam perusahaan
3 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
3.1 Pimpinan Perusahaan bertanggungjawab terhadap terlaksananya
keselamatan transportasi dalam perusahaan dan memberikan dukungan
dan komitmennya terhadap penerapan keselamatan transportasi.
3.2 Unit manajemen Keselamatan atau Petugas Keselamatan bertanggung
jawab untuk mengelola aspek keselamatan dalam operasi dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan pemantauan pelaksanaan keselamatan dalam
perusahaan;
b. Memberikan pembinaan dan pelatihan kepada semua pekerja dan
pengemudi untuk meningkatkan kesadaran keselamatan.
c. Melakukan pemeriksaan tempat kerja dan armada truck secara
berkala;
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
d. Memastikan bahwa semua prosedur keselamatan telah
dijalankan;
e. Melakukan penyelidikan kecelakaan;
f. Mengadakan pertemuan berkala sekurangnya setiap bulan untuk
membahas isu-isu keselamatan yang ada dalam perusahaan
g. Memberikan laporan secara berkala kepada manajemen
mengenai pelaksanaan keselamatan dalam perusahaan.
3.3 Ahli keselamatan atau pekerja yang ditunjuk bertanggung jawab
mengelola aspek keselamatan sehari-hari
3.4 Pekerja bertanggung jawab untuk melaksanakan keselamatan dalam
menjalankan pekerjaan masing-masing untuk keselamatan dirinya, asset
perusahaan dan pelanggan
Ketua
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
PT. PUTRA BIMA INTERNUSA
NO PROSEDUR KETERANGAN
1. Umum
1.1 Setiap Kegiatan yang dilaksanakan harus dilengkapi dengan identifikasi
bahaya dan penilaian risiko untuk mengetahui potensi bahaya serta
langkah penanggulangannya.
1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan untuk seluruh kegiatan
dan sarana sebagai berikut :
1. Area perkantoran
2. Area perbengkelan
3. Armada angkutan
4. Kegiatan pengoperasian armada angkutan sesuai dengan trayek
masing masing.
1.3 Hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus digunakan sebagai
masukan dalam menyusun rencana kerja dan kegiatan angkutan
2. Pelaksana identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
2.1 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus dilakukan oleh pengawas
operasi yang dibentuk perusahaan
2.2 Identifikasi Bahaya dan Penilaian resiko dilakukan dengan menggunakan
formulir terlampir dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Tentukan alat ,aktivitas atau route
b) Identifikasi apa saja potensi bahaya yang dapat terjadi dalam
kegiatan / sarana tersebut.
c) Tentukan apa dampak atau akibat yang timbul jika bahaya terjadi,
missal pecah ban dapat menyebabkan mobil menggelinding dan slip
mengakibatkan korban jiwa atau kerusakan
d) Tentukan tingkat risikonya dengan mempertimbangkan
kemungkinan
e) Tentukan tingkat resiko (low, medium, high)
f) Tentukan langkah pengendalian missal pemeriksaan tekanan ban,
pemeriksaan kondisi ban pembatasan muatan, dan lainnya
g) Tentukan siapa yang bertanggung jawab menangani hal tersebut,
missal mekanik atau sopir.
3 Komunikasi Bahaya
3.1 Hasil identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus dikomunikasikan
kepada semua pihak terkait,khususnya para pengemudi dan awak angkutan
lainnya.
3.2 Perusahaan harus menyusun dan menetapkan program kerja untuk
mengendalikan semua potensi bahaya yang di identifikasi
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
PT. PUTRA BIMA INTERNUSA
Oleh karena itu, PT. Putra Bima Internusa telah melengkapi kegiatan operasional
angkutan dengan menyediakan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kendaraan
sebagai syarat utama keselamatan berupa fasilitas penyimpanan suku cadang
serta pemeliharaan dan perbaikan kendaraan yang digunakan untuk mendukung
kegiatan perusahaan.
Untuk memastikan armada layak jalan, maka PT. Putra Bima Internusa
menetapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan kendaraan bermotor yang
ditetapkan oleh pimpinan perusahaan. Untuk mendukung hal tersebut,
perusahaan melengkapi dengan penyediaan tenaga pengemudi dan mekanik yang
berkompeten. Pemeriksaan terhadap pemeliharaan dan perbaikan kendaraan
menggunakan formulir baku, sehingga dapat mempermudah pengemudi dan
mekanik untuk mengecek kendaraan dan pendokumentasian bagi perusahaan.
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
PT. PUTRA BIMA INTERNUSA
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
7 Kaca spion
8 Rem
9 Kondisi ban
10 Suspense PT. PUTRA BIMA INTERNUSA
11 Kondisi badan kendaraan No. Dok PBI/HSE-01/III/2022
SISTEM MANAJEMEN
12 Pelumas Revisi 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
Tanggal
KERJA
Halaman 18 dari 22
13 Air accu
14 Air radiator
Tindak Lanjut :
Penilai
Direktur
8.
Ketua
Wakil
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
b. Tugas dan Fungsi Tim Tanggap Darurat
- Melaksanakan penanggulangan tanggap darurat terhadap kecelakaan
- Melaksanakan pelatihan / simulasi penanggulangan kecelakaan
- Menyediakan fasilitas tanggap darurat pada armada
- Melakukan pelatihan tanggap darurat terhadap pengemudi
- Melakukan pertemuan rutin
No Prosedur Keterangan
1 UMUM
1.1 Setiap kejadian dan kecelakaan lalu lintas yang
terjadi di lingkungan perusahaan wajib
diselidiki dan dilaporkan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan
1.2 Setiap pengemudi harus melaporkan semua
kejadian yang menimpa armada angkutan
kepada Unit Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
1.3 Setiap kejadian wajib diselidiki untuk
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
mengetahui faktor penyebabnya sehingga dapat
diambil langkah - langkah pencegahan agar
kejadian serupa tidak terulang kembali
2 PROSEDUR PELAPORAN
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
1. Tanggal /jam Kejadian
2. Lokasi Kecelakaan
3. Kronologis Kejadian
6. Korban 1 2 3
Nama
Umur
Cedera
7. Penyebab Kecelakaan
Unsur Manusia Kendaraan Lingkungan/Alam Lain-lain
bermotor
8. Rekomendasi
Pencegahan
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
Pengukuran kinerja merupakan kegiatan berkala untuk mengetahui tingkat
kinerja keselamatan pelayanan angkutan. Pengukuran dan pemantauan kinerja
berlaku untuk segenap unsur yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan
kerja pada angkutan.
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA