Anda di halaman 1dari 97

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 1

2.PENJELASAN PLTU
2.1 Prinsip Kerja PLTU

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 2


Konversi energi PLTU
Dalam PLTU, energi primer berupa bahan bakar
(batubara / minyak / gas) dikonversikan menjadi
listrik (energi sekunder), dg tahapan sbb:
• Pertama, energi kimia dlm bahan bakar
dikonversikan menjadi energi panas dalam ruang
bakar boiler, dlm proses pembakaran
• Kedua, energi panas tsb diatas selanjutnya
dikonversikan menjadi energi dalam uap (enthalpy)
di boiler, melalui proses perpindahan panas

Habib Rochani - ENEXDE 3


HAKIT
Konversi energi PLTU

• Ketiga, energi dalam uap(enthalpy) selanjutnya


dikonversikan menjadi energi mekanik / berupa
putaran pada turbin uap
• Terakhir energi mekanik dari turbin uap
dikonversikan menjadi energi listrik pada
generator

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT


4
Konversi energi PLTU
PLTU merupakan mesin konversi energi yang mengubah
energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.

Uap

Bahan bakar BOILER TURBINE Poros GENERATOR Listrik

Energi Kimia Energi Panas menjadi Energi Mekanik


menjadi Energi Mekanik menjadi
Energi Panas Energi Listrik

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT


5
SIKLUS RANKINE

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 6


SIKLUS RANKINE
a-b : kompresi isentropis : pd pompa air pengisi.
b-c : water temperature rising : di LP heater, HP heater
dan Economiser.
c-d : vapourising (penguapan),proses isobar isothermis :
terjadi di boiler yaitu di wall tube (evaporator / riser)
d-e : Steam temperatur rising up to superheated steam.
terjadi di superheater boiler dengan proses isobar.
e-f : Ekspansi isentropis, dan terjadi di dalam turbin.
f-a : pengembunan, isobar isothermis, dan terjadi
didalam kondensor.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 7


PROSES OPERASI PLTU
CEMS CEMS
NOx, COx, NOx,
SOx, COx,
Partikulat, SOx,
Opasitas Partikulat
, Opasitas

Speed = 3000 RPM

ASH
SILO
ASH
POND
DEA

FWT

COAL HP LP
HEATER HEATER
WTP

Sungai Asam-Asam

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 8


Siklus Rankine reheat
• Dudalam siklus Rankine Reheat, susunan turbin terdiri dari HP
turbine, IP turbine dan LP turbine.
• Uap keluar dari HP turbine dikembalikan lagi kedalam boiler untuk
dipanaskan lagi didalam Reheater.
• Dari Reheater dialirkan ke IP turbin terus ke LP turbin, dan Kondenser

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 9


SIKLUS RANKINE REHEAT
Diagram TS dan hS

1a-1b = proses reheat ( pemanasan ulang )


Dengan siklus reheat diperoleh tenaga yang lebih besar
dan effi-siensi yang lebih baik.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 10


SIKLUS RANKINE REHEAT
(PLTU >100 MW)

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 11


SIKLUS RANKINE REHEAT
Super kritis

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 12


PLTU LENGKAP

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 13


2.2 Peralatan Utama
dan
Peralatan bantunya

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 14


BOILER

• Boiler merupakan bagian dari PLTU dimana air


dirubah menjadi uap melalui pemanasan yang
dilakukan dengan pembakaran bahan bakar.
• Terdiri dua bagian utama yaitu bagian laluan air /
uap dan bagian laluan udara / gas hasil pembakaran.
• Bagian lauan air dan uap terdiri dari ekonomiser,
evaporator, drum uap, down comer dan superheater.
• Bagian laluan udara / gas panas terdiri dari ruang
bakar, ruang superheater dan ruang economizer.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 15


KLASIFIKASI BOILER.
• Boiler dapat diklasifikasikan menurut jenis konstruksinya: menurut
proses pembakaran-nya, menurut proses pemanasan uapnya,
menurut jenis sirkulasi airnya, dan menurut tingkat tekanannya.
• Klasifikasi sesuai konstruksinya:
• Boiler tangki
• Boiler pipa api.
• Boiler pipa air.
• Boiler water wall.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 16


KLASIFIKASI BOILER

Menurut proses pembakarannya:


• Boiler dengan pembakaran stocker ( stocker fired )
• Boiler dengan pembakaran batubara serbuk ( pulverizer fired )
• Fluidized bed fired.
• Oil & Gas fired.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 17


KLASIFIKASI BOILER.

Menurut proses pemanasan uapnya:


• Boiler non reheat adalah boiler yang hanya terdiri
dari unsur utama saja yaitu ekonomiser, evaporator
dan superheater.
• Boiler reheat, adalah boiler yang padanya
ditambahkan bagian pemanasan ulang dari uap yang
telah digunakan di turbin tekanan tinggi.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 18


KLASIFIKASI BOILER

Menurut sirkulasi airnya:


➢Boiler dengan sirkulasi alam:sirkulasi airnya terjadi karena
perbedaan berat jenis antara bagian yang terkena panas ( riser /
evaporator ) dengan bagian yang tidak terkena panas (down comer )
➢Boiler dengan sirkulasi paksa adalah boiler yang sirkulasi airnya
menggunakan pompa.
➢Boiler Once through , air masuk boiler langsung menjadi uap tanpa
ada sirkulasi.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 19


KLASIFIKASI BOILER

Dari segi tekanan uapnya dibedakan:


• Boiler tekanan rendah, < 10 bar.
• Boiler dengan tekanan menengah:
10 s/d 88 bar
• Boiler dengan tekanan tinggi 88 - 224 bar.
• Boiler dengan tekanan super kritis >225 bar.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 20


OIL / GAS FIRED BOILER

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 21


FLUIDIZED BED BOILER

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 22


PULVERIZED
BOILER

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 23


SISTIM ALIRAN AIR PENGISI BOILER DAN SISTIM
PENGENDALIAN SUHU UAP

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 24


SISTIM ALIRAN B.BARA DAN SISTIM ALIRAN
UDARA / GAS HASIL PEMBAKARAN

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 25


SISTIM KONTROL

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 26


SISTIM PEMBERSIH LALUAN GAS PANAS

Sistim pembersih laluan gas panas berguna untuk membersih-kan abu dan jelaga
yang menempel pada pipa pipa boiler. Abu dan jelaga ini akan mengurangi proses
transfer energi dari gas hasil pembakaran kepada air didalam boiler. Pembersihan
dila-kukan dengan menyemprotkan uap pada laluan gas panas di-tempat dimana
abu dan jelaga bisa menempel. Penyemprotan dilakukan secara periodik dengan
interval waktu tertentu tergantung dari kadar abu dan jelaga ybs.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 27


T U R B I N.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 28


SINGLE CYLINDER
STEAM TURBINE

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 29


HP – IP – LP - TURBINE

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 30


HP – IP – LP - TURBINE

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 31


STEAM TURBINE HEAT BALANCE

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 32


KELENGKAPAN TURBIN.

• Sistim pelumasan.
• Sistim perapat poros.
• Sistim pengatur putaran.
• Sistim pengambilan uap ( extraction )
• Sistim pengaman.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 33


SISTIM PELUMASAN

• Sistim pelumasan turbin berfungsi untuk melumasi dan mendinginkan bantalan


karena panas yang timbul akibat gesekan yang terjadi dengan poros.
• Sistim pelumasan harus bisa mengalir dengan kontinue, bersih dengan suhu
yang relative rendah.
• Sistim pelumas terdiri dari. Pompa Utama, Pompa Pembantu, Pompa Darurat,
Pendingin, Saringan dan Perawat Pelumas.
• Sebagian pelumas juga difungsikan didalam sistim hidrolik turbin untuk
penggerak katup masuk turbin dan katup extraction

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 34


SISTIM PELUMASAN

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 35


SISTIM PERAPAT POROS

• Berguna untuk mencegah keluarnya uap dari celah antara poros dan
casing pada sisi turbin tekanan tinggi dan mencegah masuknya udara
kedalam turbin pada sisi turbin tekanan rendah.
• Menggunakan uap yang telah diturunkan suhu dan tekanannya
disesuaikan dengan suhu dan tekanan pada sisi turbin ybs.
• Uap bekasnya dihisap dan diembunkan dida-lam condenser khusus
untuk perapat poros.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 36


Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 37
SISTIM PENGATUR PUTARAN

• Sistim pengatur putaran turbin atau juga lebih dikenal dengan


sebutan “Governor” berguna untuk memperta-hankan putaran turbin
pada level yang sudah ditentukan. Sistim pengaturan putaran ini akan
menambah jumlah aliran uap ketika beban turbin bertambah dan
akan mengurangi jumlah uap yang mengalir jika beban turbin
mengalami penurunan.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 38


GOVERNOR

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 39


SISTIM PENGAMBILAN UAP DARI TURBIN

• Pengambilan uap dari turbin dilakukan ditem-pat mana uap dianggap


telah mendekati satu-rated ( jenuh )
• Pengeluaran uap ini dimanfaatkan untuk memanaskan air yang mau
masuk keboiler.
• Sistim pengambilan uap dilengkapi dengan katup otomatis penutup
cepat untuk menghindari membaliknya aliran kedalam turbin ketika
turbin berhenti seketika ( trip ).
• Lihat slide 43

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 40


SISTIM PENGAMAN.
• Pengaman tekanan pelumas rendah
• Pengaman suhu bantalan tinggi
• Pengaman gaya axial tinggi
• Pengaman getaran tinggi
• Pengaman perbedaan pemuaian rotor dan stator
tinggi
• Pengaman putaran lebih.
• Pengaman tekanan keluar turbin tinggi.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 41


KONDENSOR
• Untuk mengembunkan uap bekas keluar turbin
• Pengembunan uap keluar turbin diusahakan pada
tekanan yang serendah rendahnya.
• Kondensor dipasang sedekat mungkin dengan sisi
keluar turbin.
• Kondensor direncanakan untuk mampu mem-bentuk
tekanan rendah antara 0,03 sampai dengan 0,10 bar
absolute.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 42


KONDENSOR.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 43


Klasifikasi Kondensor
• Dari segi konstruksinya:
• kondensor kontak ( Contact Condensor )
• dan kondensor permukaan ( Surface Condensor ).
• Dari segi arah alirannya
• arah aliran tunggal ( single flow )
• arah aliran ganda ( double flow )
• dari segi materialnya
• pipa kondensor dengan bahan dasar tembaga,
• bahan dasar nickel
• bahan titanium.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 44


KELENGKAPAN KONDENSOR.

• Sistim air pendingin.


• Sistim penghisap udara.
• Sistim pembersih pipa kondensor.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 45


SISTIM AIR PENDINGIN.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 46


SISTIM PENGHISAP UDARA

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 47


SISTIM PEMBERSIH PIPA KONDENSOR

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 48


PEMANAS AIR PENGISI BOILER ( Feed Water Heater )

Ada dua tujuan penggunaan Pemanas Air Pengisi Boiler yaitu:


1.Untuk meningkatkan effisiensi siklus air – uap.
2.Untuk menghindari kejutan panas ( thermal schock ) dari bagian bagian boiler.
Pemanas Air Pengisi Boiler terdiri dari tiga jenis yaitu: Pemanas Tekanan Rendah, Deareator dan Pemanas
Tekanan tinggi.
Konstruksi Pemanas Tekanan Tinggi terdiri dari pipa pipa baja karbon atau stainless steel berbentuk U yang
ujungnya diroll dan dilas pada tube sheet. Air mengalir didalam pipa sedang uapnya mengalir pada bagian luar
pipa didalam tangki.
Sesuai dengan kondisi uap yang digunakan, maka Pemanas Tekanan Tinggi terbagi menjadi tiga zona yaitu:
• Zona Desuperheater yaitu zona dimana uap panas lanjut mengalami penurunan suhu menuju kondisi
jenuh.
• Zona kondensasi, yaitu zona dimana uap jenuh mengalami pengembunan.
• Zona Subcooling yaitu bagian dimana air kondensat mengalami penurunan suhu.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 49


PEMANAS AIR TEKANAN TINGGI (HP Feed Water heater )

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 50


PERUBAHAN SUHU PADA PEMANAS AIR PENGISI BOILER

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 51


PEMANAS AIR TEKANAN RENDAH ( LP Feed Water heater )

Pemanas Air Tekanan Rendah mempunyai konstruksi yang sama


dengan Pemanas Air Tekanan Tinggi, dengan perbedaan ukuran sesuai
perbedaan tekanannya. Perbedaan lain adalah konstruksinya lebih
sederhana antara lain pipa pipa airnya terbuat dari pipa lurus bukan
pipa U.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 52


DEAREATOR

• Deareator disamping berfungsi sebagai


pemanas, juga terutama berfungsi untuk
membuang udara / gas yang larut didalam air.
Air dipecah pecah menjadi butir butir kecil dan
dipanaskan dengan uap dari extraction turbin.
Pemanasan dilakukan sampai mencapai titik
didihnya sehingga bagian gasnya terlepas dan
terdorong keluar dibagian atas tangki deareator.
Sejalan dengan proses pemeca han air tersebut,
deareator dibedakan antara deareator type tray
dan deareator type jet.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 53


DEAREATOR

• Dengan deareator type tray ( gb) dimaksudkan


bahwa air kondensat dijatuhkan dari atas ke kisi kisi
( tray ) pertama. Pada kisi kisi pertama tersebut air
akan tersebar kekiri kekanan, kedepan dan
kebelakang dan jatuh ke tray kedua. Demikian
seterusnya berlangsung sampai tray yang terakhir.
Uap dialirkan dari bawah dan memotong jatuhnya
air dari setiap tray. Air kondensat yang telah
dipanaskan dan terbuang gasnya ditampung
didalam tangki air pengisi untuk selanjutnya
dipompakan kedalam boiler.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 54


DEAREATOR

DEAREATOR

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 55


GENERATOR

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 56


PRINSIP KERJA GENERATOR

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 57


PRINSIP KERJA GENERATOR
• Generator adalah sebuah alat atau mesin yang berfungsi
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
• Jika ada penghantar yang bergerak memotong medan magnet
maka pada penghantar tersebut akan timbul tegangan.
• Jika kedua ujung penghantar dihubungkan maka akan timbul
arus listrik.
• Untuk mendapatkan gerakan yang continue, maka penghantar
tersebut diberi gerakan berputar memotong motong medan
magnet atau sebaliknya medan magnet berputar memotong-
motong penghantar.
• Tegangan yang timbul tergantung dari sudut pemotongan,
karenanya bentuk tegangan berbentuk sinusoida.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 58


GENERATOR 3 PHASA

a. Pembangkitan dari 3 buah generator arus bolak balik


yang masing-masing terpisah 120°
b. Penggambaran listrik dari gambar -a.
c. Bentuk tegangan induksi dari gambar - a
d. Sambungan ∆ ( delta / segitiga )
e. Sambungan Habib
Y ( star / bintang
Rochani )
- ENEXDE HAKIT 59
GENERATOR 3 PHASA
Prinsip kerja generator tiga fase pada dasarnya
sama dengan generator satu fase , bedanya
disini terdapat tiga belitan yang masing masing
berjarak sudut120 ° , sehingga menghasilkan
listrik dengan fase yang berbeda sebagaimana
terlihat dalam gambar.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 60


PENGUATAN MEDAN MAGNET
( Excitasi )
▪ Sistem eksitasi adalah suatu rangkaian listrik yang
diperuntukkan untuk menyediakan arus medan ke
belitan rotor generator guna mengatur besarnya
medan magnet sesuai permintaan beban.
▪ Ada dua jenis sistim penguatan medan magnet
generator yaitu:
❖Sistim excitasi yang menggunakan sikat arang (
brush exciter)
❖Sistim excitasi yang tidak menggunakan sikat arang (
brushless exciter)

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 61


PENGUATAN MEDAN MAGNET
( brush exciter )

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 62


PENGUATAN MEDAN MAGNET
(Brushless exciter)

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 63


GENERATOR

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 64


GENERATOR

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 65


Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 66
Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 67
INTERLOCK BOILER

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 68


TURBINE PROTECTION
• condenser vacumm low
• Low Lube Oil press
• Overspeed
• High axial shift ( thrust pearing press high ).
• Bearing temperature high.
• Main steam temperature very low.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 69


INTERLOCK TURBIN

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 70


PROTEKSI
GENERATOR Proteksi

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 71


SISTIM KONTROL

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 72


Sistem Kontrol Pembangkit Listrik

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 73


SISTIM KONTROL PLTU
• Bertambahnya beban listrik, harus diimbangi dengan
bertambahnya aliran uap masuk keturbin.
• Bertambahnya aliran uap masuk keturbin juga harus diimbangi
dengan bertambahnya aliran air pengisi boiler, aliran bahan bakar,
dan aliran udara pembakaran.
• Berkurangnya beban listrik harus diimbangi dengan berkurangnya
aliran uap masuk keturbin.
• Berkurangnya aliran uap masuk keturbin juga harus diimbangi
dengan berkurangnya aliran air pengisi boiler, aliran bahan bakar,
dan aliran udara pembakaran.
• Semuanya itu harus berjalan secara serempak, dan untuk itu
diperlukan sistim kontrol yang akan mengendalikan perubahan
perubahan aliran tersebut secara otomatis.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 74


SISTIM KONTROL PLTU

Ada 3 type control PLTU yaitu:


❑ Boiler follow, yang berarti boiler mengikuti perubahan beban yang terjadi pada
turbin.
❑ Turbine follow, yang berarti beban turbin mengikuti perubahan yang terjadi
pada boiler.
❑ Integrated /Coordinated Control System, Boiler dan turbin akan serempak
mengikuti perubahan beban yang terjadi

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 75


SISTEM KONTROL PLTU
• Network Ninety (N-90) th. 1986 → generasi I, dipakai PLTU
Gresik Unit 3 dan 4.
• Infi Ninety (Infi-90) th. 1990, dipakai di PLTU Paiton.
• Pada sistem N-90, terdapat 3 kontrol utama
1. Automatic Burner Control System (ABS).
2. Automatic Boiler Control (ABC)
3. Electro Hydraulic Control (EHC)

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 76


Diagram Sistem Kontrol PLTU

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 77


Automatic Burner System Control
• Mengatur penyalaan burner(penyala bahan bakar), pada boiler
dengan program Micro-B 3000.
• Pada awal penyalaan , dilakukan secara manual. Setelah
beroperasi dilakukan secara otomatis dengan Burner
Management System (BMS).
• Kapasitas PLTU unit 3 dan 4 masing-masing : 200 MW., pada
beban penuh dipakai 20 burner.
❖ Jika terjadi perubahan beban → misal turun jadi 100
MW, BMS memerintahkan controller utk mematikan
beberapa burner.
❖ Jika terjadi pertambahan beban → misal 150 MW, BMS
memerintahkan controller utk menyalakan beberapa
burner, secara automatik.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 78


Automatic Boiler Control (ABC)
Mengontrol beroperasinya boiler, dengan sistem N-90, (Electro-
nic Digital Control) , terdiri dari :
1. Combustion Control
Mengatur sistem pembakaran, terdiri dari Fuel flow control.
Temperature Ruang Pembakaran 600 ~ 900o C.
2. Feedwater flow Control.
Mengatur aliran feedwater untuk mendapatkan level air
didalam drum yang konstan.
3. Steam Temperatur Control,
Mengatur aliran air pendingin untuk mendapatkan suhu uap
keluar Superheater dan Reheater yang stabil yang ditentukan
( 541 o C. )

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 79


TURBINE FOLLOW
▪ Sistim kontrol turbine follow umumnya digunakan untuk
PLTU dengan boiler dengan volume uap yang kecil dan
tekanan uap yang tidak konstan ( sliding pressure ). Jenis
boiler yang dimaksud adalah jenis Once Through.
• Bertambahnya beban yang diberikan oleh konsumen akan
menyebabkan naiknya arus keluar generator.
• Sinyal naiknya arus generator ini diteruskan untuk
menambah besarnya aliran bahan bakar, aliran udara
pembakaran dan aliran air pengisi boiler,
• Tekanan uap akan bertambah tinggi, aliran uap bertambah
besar dan daya turbin menjadi bertambah besar pula.
• Pada gambar dapat dilihat bahwa pada PLTU batubara
mempunyai respon yang lebih lambat dibanding dengan
PLTU dengan bahan bakar gas / minyak.
Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 80
Turbine Following
- Sinyal “ load demand” digunakan untuk mengatur “boiler firing
rate “ dan “fluid pumping rate”
- Respon thdp generator lambat, monoton tetapi cukup stabil.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 81


TURBINE FOLLOW

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 82


TURBINE FOLLOW

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 83


BOILER FOLLOW

• Umumnya sistim kontrol boiler follow digunakan pada PLTU konvensional dengan
cadangan uap besar ( dilengkapi dengan steam drum ), karenanya mempunyai
respon yang cepat.
• Bertambahnya beban yang diberikan oleh konsumen (ditandai turunnya frequensi
pada operasi tunggal ) akan menyebabkan governor melakukan penambahan
pembukaan katup pengatur uap masuk turbin.
• Karena itu aliran uap akan bertambah besar dan dengan sendirinya akan
menambah besar daya yang dibangkitkan. Pada hal hal tertentu penam-bahan
pembukaan katup pengatur uap juga bisa dilkukan oleh operator.
• Tekanan boiler akan mengalami penurunan beberapa saat, selanjutnya sistim
kontrol akan memulihkan tekanan tersebut.
• Hal yang sebaliknya juga terjadi pada saat penurunan beban
• Pada gambar dapat dilihat bahwa pada PLTU batubara mempunyai respon yang
lebih lambat dibanding dengan PLTU dengan bahan bakar gas / minyak.
Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 84
Boiler Following
- Sinyal “load demand” diberikan pada governor, sehingga responnya
cepat.
- Pemulihan tekanan lambat, non-linier, apabila perubahan demand
melebihi kapasitas boiler akan terjadi osilasi, kurang stabil.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 85


BOILER FOLLOW

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 86


SISTIM KONTROL PLTU (BOILER FOLLOW)

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 87


Integrated /Coordinated Control System
- Sistem secara simultan mengatur/adjust “firing rate”, “pumping rate” dan
“turbin throttling” untuk mengikuti “load demand”.
- Respon cepat dan stabil.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 88


Perbandingan hasil dari ketiga metode pengaturan

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 89


Sistem kontrol Steam Turbine

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 90


Electro Hydraulic Control (EHC)
• Mengatur putaran turbin / Generator penghasil listrik.
Kecepatan Turbin diatur sebesar 3000 rpm.
❖ 0 ~ 3000 rpm : start -up control.
❖ setelah 3000 rpm : speed control.
• Pengaturan secara otomatic dgn menggunakan governoor.
jika speed naik → kurangi jumlah steam ke turbin
jika speed turun → tambah jumlah steam ke turbin
• Dalam kondisi darurat turbin bisa di-trip , EHC
dilock/kunci.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 91


Flyball Governors,
berfungsi sebagai speed transducer

Gaya centrifugal :
Fc = 2 mRω2 [Newton]

dimana :
m = massa flyball
R = jari-jari arm
ω = kec.sudut (radian)

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 92


Speed Droop Governor
(Regulated Governor)
Feedback mekanik (servo hydrolik) berfungsi untuk memperkuat gaya dan stroke
posisi throttle rod.

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 93


Compensated Governoor.
(Respon sangat baik dan stabilitas tinggi dengan sistem
doubleadjustment)

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 94


Blok diagram turbin dgn re-heater

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 95


Balans of Plant

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 96


FINISH

Habib Rochani - ENEXDE HAKIT 97

Anda mungkin juga menyukai