Anda di halaman 1dari 9

Tugas 1

Geologi Indonesia

Disusun Oleh:
Rini Rahmatia S

NIM:
471418008

Dosen Pengampuh
Dr. Sc. Yayu Indriati Arifin, M.Si

Prodi Teknik Geologi


Jurusan Ilmu Dan Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Gorontalo
2020
Rangkuman Diskusi Materi Geologi Pulau Jawa dan Sumatera

1. Pada slide 54 disebutkan bahwa beberapa formasi memiliki ciri napal. Seperti apa ciri
napal itu?
Jawaban :
Napal adalah kalsium karbonat atau kapur kaya lumpur atau batulumpur yang
mengandung sejumlah variabel tanah liat dan aragonit. Napal awalnya merupakan
istilah lama secara bebas diterapkan untuk berbagai bahan, yang sebagian besar terjadi
secara bebas, deposito membumi yang terdiri terutama dari campuran tanah liat dan
intim kalsium karbonat, yang terbentuk di bawah kondisi air tawar, khusus zat yang
mengandung tanah liat membumi 35-65% dan 65-35% karbonat.

2. Pada slide 72 penjelasannya, Pada sesar - sesar muncul manifestasi solfatar dan air
panas. sesar radial yang di jumpai di selatan Pangoran dan pada struktur ini muncul
kegiatan solfatar. Solfatar itu apa dan apa saja kegiatan dari solfatar itu?
Jawaban :
Manifestasi Solfatara adalah perwujudan fumarol yang mengeluarkan gas-gas
oksida belerang (seperti SO2 dan SO3), selain karbon dioksida (CO2) dan uap
air.(H2O). Solfatara mudah dikenali karena udara sekitarnya berbau busuk seperti
kentut, sebagai bau khas gas-gas oksida belerang. Dalam konsentrasi tinggi, gas emisi
ini juga berbahaya bagi hewan dan manusia. Nama Solfatara berasal dari bahasa Latin
"Sulpha terra", yang artinya "daratan belerang", atau "bumi belerang". Nama
"Solfatara" diambil dari nama tempat bernama sama di Gunung Pozzoli, Italia.

3. Bagaimana kondisi stratigrafi di DIY, apakah bisa di share peta yang menunjukkan
keadaan stratigrafi dgn elevasinya bu agar memudahkan untuk memahami kondisi
geologi (stratigrafi) daerah DIY.
• Daerah ini mempunyai struktur geologi lipatan dan patahan. Lipatan terdiri dari
antiklin dan sinklin terdapat pada Formasi Semilir (Tms), Formasi Oya (Tmo),
Formasi Wonosari-Punung (Tmwl) dan Formasi Kepek (Tmpk). Patahan berupa
sesar turun dengan pola antithetic fault block, terdapat antara lain pada terban
Bantul.
a) Aluvium (Qa)
Aluvium berumur Holosen dijumpai antara lain di Ponjong, sebelah
timur Wonosari dan Nglabu sebelah barat laut Bantul, tersusun dari bahan
endapan lempung, lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal, dan berangkal.
b) Formasi Gunungapi Merapi (Qvm)
Formasi ini tersusun dari breksi vulkan, lava, dan tuf sebagai hasil
endapan lahar Gunung Merapi yang masih aktif sampai kini. Aktivitas
Gunungapi diperkirakan mulai Plestosen Akhir, terdapat di sekitar daerah
Kaliurang.
c) Formasi Endapan Vulkanik Tua (Qmo)
Keadaan formasi ini berpenyebaran relatif sempit yaitu di sebelah
selatan G. Merapi yakni G. Plawangan dan G. Dengkeng. Endapan Vulkanik
Tua (Qmo) tersusun dari breksi aglomerat dan leleran lava serta andesit dan
basal mengandung olivin yang tidak dijumpai pada endapan lebih muda.
d) Formasi Kepek (Tmpk)
Formasi Kepek berumur Miosen Akhir sampai Pliosen dan terendapkan
dalam lingkungan neritik, tersusun dari napal dan batu gamping berlapis baik.
Formasi ini dijumpai di sekitar cekungan Karangmojo dan Sawahan.
e) Formasi Wonosari-Punung (Tmwl)
Formasi Wonosari-Punung berumur Miosen Tengah sampai Pliosen,
berpenyebaran sangat luas dari Wonosari ke arah selatan. Formasi ini tersusun
dari batu gamping konglomeratan, batu pasir, tufa, dan batu lanau. Di bagian
selatan dijumpai batugamping terumbu koral dengan inti terumbu yang masih
membentuk ratusan bukit-bukit kecil membentuk fisiografi "Kerucut Karst"
yang terkenal dengan nama Pegunungan Seribu.
f) Formasi Sentolo (Tmps)
Formasi Sentolo berumur Awal Miosen sampai Pliosen. Formasi ini
dijumpai di bagian barat laut Bantul (Babadan, Ngasem, Kalilugu dan
Banjarharjo), barat (Ngalahan, Gotakan dan sebelah barat daya (Krembungan
dan Glagahan). Formasi ini tersusun dari dari batugamping dan batupasir
napalan.
g) Formasi Oyo (Tmo)
Formasi Oyo berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir,
berpenyebaran menghampar sepanjang aliran Sungai Oyo, sekitar Karangmojo,
Dusun Sambeng, dan Nglipar. Batuan penyusun Formasi ni terdiri dari napal
tufaan, tuf andesitan, dan batu gamping konglomeratan.
h) Formasi Sambipitu (Tmss)
Formasi Sambipitu berumur akhir Miosen Bawah sampai Miosen
Tengah, berpenyebaran di Maladan dan Kedungwanglu. Formasi ini tersusun
dari batu pasir dan batulempung.
i) Formasi Semilir (Tms)
Formasi Semilir berumur Miosen Awal sampai awal Miosen Tengah,
berpenyebaran di sekitar Wonosari, Imogiri, Sambeng, Ngawen, Karangmojo,
Semin. Formasi ini tersusun dari tuf, breksi batuapung dasitan, batu pasir
tufaan, dan serpih perselingan antara breksi tuf, breksi batuapung, tufa dasit,
tufa andesit, serta batulempung tufaan.
j) Formasi Kebo-Butak (Tomk)
Formasi Kebo-Butak (Tomk) berumur Oligosen Akhir sampai Miosen
Awal, berpenyebaran di wilayah pegunungan bagian utara Nglipar di
Pegunungan Mintorogo, Gunung Jogotamu, dan Gunung Butak. Formasi ini
terusun dari batu pasir berlapis baik, batulanau, batulempung, serpih, tuf, dan
aglomerat, sedangkan di bagian atas berupa perselingan batupasir dan batu
lempung andesit di bagian atasnya. Pengamatan di lapangan menunjukkan
bahwa formasi ini di bagian atasnya merupakan perselingan yang tidak
beraturan antara batuan sedimen berlapis (batu pasir dan batu lanau) dengan
bahan sedimen fasies vulkan berumur lebih muda. Ketidakteraturan susunan
formasi tersebut terjadi karena proses pelipatan dan patahan sesudah formasi-
formasi tersebut terbentuk.

4. Pada slide ke 61 disebutkan bahwa daerah Dieng memiliki cekungan yang dibagi
menjadi 3 bagian. apakan cekungan didaerah Dieng atau di daerah Jawa secara
keseluruhan memiliki manifestasi yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis?
Jawaban :
Daerah Dieng termasuk ke dalam cekungan Serayu Utara yang secara umum
dapat dibagi menjadi 3 yaitu, cekungan Serayu Utara bagian barat, tengah dan bagian
timur. Dieng termasuk ke dalam cekungan Serayu Utara bagian tengah. Menurut Van
Bemmelen, 1949, cekungan Serayu Utara bagian tengah memiliki batuan induk dalam
formasi ini menunjukkan potensi ekonomi kemungkinan menghasilkan menghasilkan
minyak dan gas dengan skala kecil
5. pada slide 79 dikatakan kalau pola meratus didominasi sesar sesar geser sinistral.
Seperti apa itu sesar geser sinistral dan bagaimana proses pembentukan sesar geser ini?
Jawaban :
Sesar sinistral adalah dalah gerakan patahan yang relatif ke arah kiri sementara
sesar dextral adalah jika suatu patahan lain bergerak ke arah kanan.
6. Karena banyaknya jenis batuan gamping di pulau jawa, ada beberapa yang dijadikan
tempat-tempat wisata. apakah tempat tersebut sudah terjamin keamannya? Dan
keamanan seperti apa yang di terapkan? Mengingat bukit tersebut gampang longsor
ketika hujan.
Jawaban :
Untuk menjadi kawasan Geosite salah satu syaratnya adalah aseksibiltas
keamanan. Jika tidak memenuhi kriteria tersebut maka suatu kawasan tidak bisa
ditetapkan menjadi Geosite.
7. Saya pernah mendengar tentang pembangunan pltn di kalimantan barat, mengingat
indonesia dilewati ring of fire seperti di slide ke-6. Apakah tidak berbahaya jika energi
nuklir di bangun diindonesia?
Jawaban :
Beberapa syarat dan pertimbangan pada prinsip nuklir bisa digunakan. Pertama
harus ada kajian teknologi keamanan, kebutuhan energi yang semakin meningkat,
pengurangan emisi karbon, bagaimana kepentingan nasional, artinya energi nuklir bisa
dimanfaatkan. Kajian teknologi Keamanan perlu dilakukan sebelum aplikasi. Jepang
negara yang saat ini mengembangkan tenaga nuklir walaupun kondisi wilayah ya punya
potensi bencana yang tinggi. Teknologi Keamanan tingkat tinggi digunakan untuk
mitigasi meskipun akhirnya pernah sekali terjadi kebocoran yang memakan korban dan
sampai saat ini masih terus dilakukan pembersihan didaerah kontaminasi. Selain itu
juga mengenai PLTN sudah diatur dalam PP No. 79 tahun 2014 tentang Kebijakan
Energi Nasional, memang nuklir itu adalah pilihan terakhir. Penjelasan berikutnya di
pasal 11 ayat 3, paramater masalah keselamatan, kekhawatiran masyarakat
menyebabkan nuklir menjadi pilihan terakhir. Tetapi kalau kebutuhan energi meningkat
pesat, kepentingan nasional mendesak, dan setelah BATAN melakukan kajian
mendalam, maka energi nuklir bisa dimanfaatkan.
8. Kami sadar bahwa Geologi pulau jawa merupakan satu hal yang sangat kompleks dan
mempunyai tatanan tektonik yang beragam. Apakah ada kemungkinan pulau jawa
nantinya akan terpisah menjadi beberapa microplates di masa yang akan datang?
seberapa besarkah potensinya? dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi hal
tersebut?
Jawaban :
Banyak ahli yang meyakini bahwa sedianya Pulau Jawa dulu itu tidak menyatu.
Justru bagian barat Pulau Jawa menyatunya dengan Pulau Sumatera sebagai bagian
Paparan Sunda dan bagian timurnya menyatu dengan daratan Australia. Adapun Ken
Wohletz, peneliti Los Alamos National Laboratory, menyebutkan letusan gunung yang
sama tapi terjadinya ribuan tahun lampau yang menyebabkan Jawa dan Sumatera
terpisah. Pendapat Wohletz juga diamini Zeilinga de Boer dan Donald Sanders dalam
‘Volcanoes in Human History’. Letusan Gunung Krakatau ribuan tahun lalu itu
(kemudian meletus lagi dengan dahsyatnya pada 1883), menyebabkan pemisahan
secara tektonik, di mana Pulau Sumatera terlepas bergerak ke timur laut dan Pulau Jawa
timur. Sama halnya soal pemisahan Pulau Jawa dengan Bali. Terlepas dari beragama
cerita rakyat, penjelasan ilmiah tentang terpisahnya daratan Jawa dan Bali juga karnea
letusan gunung berapi. Penulis Raffles, Hageman dan R van Eck pernah menyatakan
bahwa dulunya Bali dan Jawa itu masih satu daratan. Tapi karena letusan gunung berapi
dan gempa besra, kedua daratan terputus di Abad ke-13. Sampai saat ini di pulau Jawa
masih terdapat banyak gunung api yang aktif. Jika melihat peristiwa masa lalu maka
ada kemungkinan peristiwa yang sama akan terjadi di masa yang akan datang.
9. Pada slide ke 43 dijelaskan bahwa sejarah merapi di bagi menjadi 4 yaitu Pra Merapi,
Merapi Tua, Merapi Pertengahan dan Merapi Sekarang. Setelah slide ke 43 juga
disertakan gambar dari masing-masing merapi. Yg ingin saya tanyakan apakah ada ciri-
ciri khusus dari merapi-merapi ini?
Jawaban :
a. PraMerapi (+400.000 tahun lalu)
Disebut sebagai Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur
± 700.000 tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali.
Batuan gunung Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung
orthopyroxen. Puncak Bibi mempunyai ketinggian sekitar 2050 m di atas muka
laut dengan jarak datar antara puncak Bibi dan puncak Merapi sekarang sekitar
2.5 km. Karena umurnya yang sangat tua Gunung Bibi mengalami alterasi yang
kuat sehingga contoh batuan segar sulit ditemukan.
b. Merapi Tua (60.000 – 8000 tahun lalu)
Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang
merupakan fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna.
Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan
Plawangan berumur sekitar 40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari
batuan dengan komposisi andesit basaltic dari awanpanas, breksiasi lava dan
lahar.
c. Merapi Pertengahan (8000-2000 tahun lalu)
Terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit
Batulawang dan Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi.
Batuannya terdiri dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas
Merapi dicirikan dengan letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan
juga terjadi letusan eksplosif dengan “de¬bris-avalanche” ke arah barat yang
meninggalkan morfologi tapal-kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan
beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini terbentuk kawah Pasarbubar.
d. Merapi Baru (2000 tahun lalu – sekarang)
Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini
disebut sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi.
Batuan dasar dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua. Sedangkan Merapi
yang sekarang ini berumur sekitar 2000 tahun. Letusan besar dari Merapi terjadi
di masa lalu yang dalam sebaran materialnya telah menutupi Candi Sambisari
yang terletak ± 23 km selatan dari Merapi. Studi stratigrafi yang dilakukan oleh
Andreastuti (1999) telah menunjukkan bahwa beberapa letusan besar, dengan
indek letusan (VEI) sekitar 4, tipe Plinian, telah terjadi di masa lalu. Letusan
besar terakhir dengan sebaran yang cukup luas menghasilkan Selokopo tephra
yang terjadi sekitar sekitar 500 tahun yang lalu. Erupsi eksplosif yang lebih kecil
teramati diperkirakan 250 tahun lalu yang menghasilkan Pasarbubar tephra.
10. Dalam ppt dijelaskan bahwa tektonik di pulau jawa banyak yg menghasilkan lautan
menjadi daratan contohnya adalah karangsambung. Yang ingin saya tanyakan apakah
ada daerah lain yg mencirikan proses tektonik pembentuk lautan menjadi daratan selain
karangsambung? Dan batuan apa saja yang dapat mencirikan hal tersebut?
Jawaban :
a. Kebumen, Jawa Tengah
Lautan jadi daratan Sungai Luk Ula, Kebumen ini ternyata awalnya
adalah dasar laut. Melansir dari berbagai sumber, nama Kebumen ini sendiri
berarti Kebumian yang merupakan nama baru dari Kabupaten Panjer yang
artinya tonggak awal. Tonggak awal pembentukan Kebumen sendiri berasal
dari sebuah tumbukan lempeng bumi yaitu Lempeng Euarasia dan Lempeng
Samudera Hindia pada 117-60 juta tahun yang lalu. Tumbukkan lempeng ini
membentuk daerah di Kabupaten Kebumen yang awalnya lautan menjadi
daerah yang saat ini dinamakan Kebumen. Salah satu bukti tumbukan ini adalah
adanya daerah Luk Ula, sebuah sungai di Kabupaten Kebumen jalurnya dimulai
dari kecamatan Karangsambung yang muaranya di Samudera Hindia. Beberapa
karang dan batuan juga ditemukan di daerah Karangsambung. Terdapat pula
bukit batuan basalt yang membeku di daerah ini. Ini membuktikan bahwa
Kebumen adalah daerah di Indonesia yang awalnya adalah dasar laut.
b. Bandung
Pada tahun 1935, peneliti asal Belanda, Van Bemmelen telah meneliti
bebatuan dan morfologi gunung api di Bandung, ternyata setelah diteliti
menunjukkan bahwa bebatuanya mengandung material mirip sungai Citarum
Purba. Penemuan batu karang yang saat ini dinamakan dengan taman batu
menambah keyakinan bahwa Bandung dulu awalnya adalah dasar laut. Hal ini
dikuatkan dengan data yang menunjukkan bahwa batu karang di taman batu
ternyata mengandung zat koral laut.

11. Di slide 27 di jelaskan Pegunungan kulon progo yang terletak di bagian barat dengan
batas bagian timur adalah lembah progo dan bagian selatan di batasi oleh dataran aluvial
pantai. Wilayah ini mempunyai lereng curam hingga sangat curam sehingga proses
erosi dan longsor sering terjadi dan perlu tindakan konservasi tanah. Apa pengaruh dan
bagaimana proses dari tindakan konservasi tanah? Dan setelah dilakukan konservasi
apakah daerah tersebut menjadi lebih aman?
Jawaban :
Konservasi Tanah adalah kombinasi dari praktik yang digunakan untuk
melindungi tanah dari degradasi. Pertama dan terpenting, konservasi tanah melibatkan
perlakuan tanah sebagai ekosistem yang hidup. Ini berarti mengembalikan bahan
organik ke tanah secara terus menerus. Konservasi tanah dapat dibandingkan dengan
perawatan preventif pada mobil. Mengganti oli dan filter, serta memeriksa selang dan
busi secara teratur akan mencegah perbaikan besar atau kerusakan mesin nantinya.
Demikian pula, mempraktikkan konservasi sekarang akan menjaga kualitas tanah untuk
digunakan secara berkelanjutan. Cara menjaga kualitas tanah yaitu dengan mengurangi
atau meniadakan limbah industri, sampah plastik, dan oksigen tanha yang harus tetap
terjaga.
Sebagai contohnya “Kita tidak bisa membuat hujan, juga tidak bisa mencegah
badai. “Tetapi pengelola lahan dapat mengelola lahan mereka untuk meningkatkan
kemampuan tanah untuk menyerap, atau menyusup dan mengeringkan, air hujan.”
Meningkatnya jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah di seluruh lanskap pada
akhirnya mengurangi erosi tanah dan potensi banjir dengan memberikan hujan yang
dapat menjadi tempat air mengalir sehingga banjir tidak terjadi. “Tanah yang menahan
lebih banyak air juga bermanfaat bagi tanaman di musim kemarau,” tambah Moebius-
Clune. “Itu adalah manfaat signifikan lainnya dari praktik manajemen kesehatan tanah

Tektonik Gorontalo dan Peristiwa Pengangkatan

Gorontalo yang terletak pada wilayah semenanjung utara pulau Sulawesi mempunyai sistem
tektonik yang kompleks. Sumber gempa yang memberi pengaruh terhadap morfologi tektonik
wilayah ini adalah Sulawesi Megathrust, subduksi busur sangihe, dan sesar terpanjang di
wilayah ini yaitu sesar gorontalo. Secara teori tiga gempa sumber gempa di atas akan
menimbulkan aktivitas seismik yang tinggi. Gempa Magnitudo di atas 7 terjadi pada 1990,
1991, dan 2008. Semua akibat subduksi utara sulawesi. Slab Subduksi busur sangihe juga
menunjam ke arah barat , sehingga zona beniofnya juga terdapat di bawah gorontalo. Ada
banyak sumber gempa darat telah dipetakan oleh Pusat Survey Geologi. Salah satu sesar yang
mempunyai potensi hazard paling besar adalah sesar Gorontalo. Selain merupakan yang
terpanjang , sesar ini melintasi Ibu kota provinsi, dan dua ibu kota kabupaten yang merukan
pemukiman paling padat penduduk. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Tilamuta dan
Kotamobagu Sesar Gorontalo merupakan sesar yang diperkirakan. Bentuk morfologi danau
Limboto dan teluk Gorontalo, ditemukan adanya gawir sesar di ujung selatan sesar, dan
ditemukannya beberapa manifestasi geotermal merupakan pertanda sesar ini ada. Namun
berdasarkan Kalatog Gempa EHB dari 1960 & Catatan Gempa Bumi merusak BMKG tidak
tercatat adanya gempa merusak dan gempa besar. Jejak sesar juga terkubur oleh sedimen danau
lebih dari 80 Meter. Aktif atau tidaknya sesar ini masih belum terjawab secara pasti. Gorontalo
menjadi salah satu daerah yang rawan akan bencana gempa bumi. Secara geologi terdapat
struktur sesar yang memotong wilayah kota Gorontalo serta melintasi danau Limboto. Akaan
tetapi, kajian tentang struktur sesar ini belum banyak dilakukan.

Pada kesimpulannya peristiwa pengangkatan lautan menjadi daratan besar dipengaruhi


oleh aktivitas dan tatanan tektonik yang ada di Daerah Gorontalo, seperti subduksi lempeng-
lempeng tektonik yang dapat membuat suatu daerah terangkat dan daerah lainnya menunjam.
Peristiwa pengangkatan ini dibuktikan dengan temuan singkapan- singkapan batuann gamping
(klastik dan terumbu) yang banyak dijumpai di sekitaran dataran Gorontalo seperti di Pantai
Selatan Gorontalo (Desa Botubarani, Desa Olele, Desa Botutonuo, Kelurahan Leato,
Kelurahan Pohe, Kelurahan Tanjung Kramat, Desa Bongo, dll) dan di morfologi sebaran
dataran danau seperti pada ruas jalan GORR (Gorontalo Outter Ring Road)

Gambar 1. Contoh singkapan batuan gamping klastik di ruas jalan GORR


REFERENSI

Christian Hendri H. Analisis endapan turbidit di daerah sawarna. Kecamatan Bayah,


Kabupeten Lebak , Provinsi Banten
Herdiyantoro, D. dan Setiawan, A. 2015. Upaya Peningkatan Kualitas Tanah Di Desa
Sukamanah Dan Desa Nanggerang Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya
Jawa Barat Melalui Sosialisasi Pupuk Hayati, Pupuk Organik Dan Olah Tanah
Konservasi. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran.
Suma, M.D., Rahmatia, R., Manyoe, I.N., Kobandaha, T.C., Kandouw, R.A., Tolodo, D.D.
2020. Mass wasting mechanism of Gorontalo Outer Ring Road (GORR) in Padengo,
Gorontalo. Bandung. 4th IGEOS Conference.

http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/manajemen/hhk/1125-menjawab-keraguan-
akan-pltn-batan-gelar-konferensi-pers.
https://jkw.psdr.lipi.go.id/index.php/jkw/article/download/785/pdf#:~:text=Pada%20tanggal
%203%20Maret%202011,terjadinya%20kecelakaan%20reaktor%20nuklir%20Fukushima.
https://m.liputan6.com/global/read/3678387/4-warisan-mengerikan-dari-bencana-nuklir-
fukushima

Anda mungkin juga menyukai