Anda di halaman 1dari 20

Sosiologi Olahraga

(5 JP = 250 menit)
GARIS BESAR KEGIATAN

Introduction 5’ Connection 10’ Application 85’


Fasilitator Melakukan curah
menjelaskan: pendapat : Kegiatan I - 45’
latar belakang Tentang …. Kegiatan II -40’
tujuan Kegiatan III
garis besar kegiatan dst

Extension 5’
1) Peserta...
Reflection 15’
Peserta menyampaikan hal-hal
yang diketahui dan yang belum
diketahui
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini peserta diharapkan mampu:
Kegiatan Belajar 2
Capaian pembelajaran kegiatan
Menguasai dan memahami dinamika sosial budaya,
sosialisasi dan sistem kepercayaan dalam olahraga
Sub capaian pembelajaran kegiatan adalah mampu memahami dan
menjelaskan :
• dinamika sosial budaya yang saling memberi pengaruh
dalam aktivitas olahraga
• tiga elemen pokok sosialisasi dalam olahraga
• dua belas sistem kepercayaan sebagai subbudaya dalam
olahraga
Peran, Fungsi, Serta Dampak
dan Tantangan Pengelolaan
Pendidikan Jasmani Sebagai
Bagian dari Budaya Masyarakat
Kegiatan belajar 1
• Capaian pembelajaran kegiatan
Menguasai dan memahami peran, fungsi olahraga, serta
dampak dan tantangan pengelolaan Pendidikan Jasmani sebagai
bagian dari Budaya Masyarakat

Sub capaian pembelajaran kegiatan adalah mampu memahami dan


menjelaskan :
– tujuh kronologis peran dan fungsi olahraga sebagai bagian
dari budaya masyarakat.
– tujuh dampak Pendidikan Jasmani pada konteks
psikologisosial
– enam tantangan pembinaan dan pengelolaan Pendidikan
Jasmani
Kronologis Peran dan Fungsi Olahraga
Sebagai Bagian dari Budaya
Masyarakat
• Olahraga berperan dan berfungsi sebagai :
• (1) mekanisme peradilan;
• (2) wahana inisiasi dan ritus pubertas;
• (3) wahana untuk memilih jodoh;
• (4) wahana untuk mengungkapkan rasa syukur
atas keberhasilan;
• (5) wahana ritual kepercayaan;
• (6) cara menunjukan prestise;
• (7) wahana pendidikan.
1. Mekanisme peradilan
• Pada masa primitif di Ifugao (Filipina), keadilan
didapatkan melalui adu gulat untuk menyelesaikan
sengketa batas tanah. Masyarakat setempat percaya
bahwa roh nenek moyang dari kedua kontestan
mengetahui pihak mana yang benar, pihak yang
benar itulah yang ketetapan takdirnya akan
memenangkan pertandingan tersebut.
2. wahana inisiasi dan ritus
pubertas
• Pukapuka adalah sebuah pulau dalam gugusan kepulauan
yang ada di Filipina. Orang Pukapuka menggunakan
pertandingan gulat untuk upacara inisiasi bagi seorang anak
remaja untuk diwisuda sebagai orang yang dewasa. Ketika
orang tua menganggap bahwa anaknya telah mencapai
kematangan maka ia melaporkan hal ini secara resmi dalam
rapat desa.
• Mereka diperintahkan ke hutan lindung untuk
mengumpulkan bahan makanan. Setelah penuh, mereka
berlayar ke kampungnya dan disana terdapat pegulat yang
harus dikalahkan. Apabila mereka menang melawan
pegulat di pulau tersebut, maka sang penantang
dinobatkan sebagai juara serta anggotanya dinobatkan
menjadi orang dewasa.
3. wahana untuk memilih jodoh
• Budaya masyarakat Nigeria, para gadis
memilih calon suaminya di area pertandingan
gulat dengan membawa sekantong kecil
gandum. Apabila sang gadis telah menemukan
kekasih idamannya, maka dia akan
menaburkan gandum ke kepala pemuda
tersebut sebagai isyarat kepada keluarga sang
pemuda untuk merundingkan perkawinan
mereka
4. wahana untuk mengungkapkan
rasa syukur atas keberhasilan
Masa kekaisaran Jepang Kuno pada abad VIII,
mereka mengadakan pertandingan olahraga
untuk mengungkapkan rasa syukur atas
keberhasilan.
Pada masa itu, terdapat tradisi mengadakan
pertandingan gulat dalam rangka syukuran atas
keberhasilan panen mereka.
5. wahana ritual kepercayaan
• -Penelitian Salter menemukan bahwa orang Indian Amerika
memilki ritual terhadap kepercayaan ghaibdengan cara
pemujaan ritual melalui kontes-kontes gerak & olahraga,
seperti : Pesta tari, panjat tiang, lomba lari, gulat, bola
tangan, sepak bola, Lacrosse, dll.
• -Samoa pada awal abad XX memiliki kebiasaan melakukan
pemujaan dalam bentuk festival yaitu pertandingan
semacam bela diri dengan menggunakan gada.
Pertandingan tersebut harus sampai mengeluarkan darah
dan dianggap sebagai persembahan kepada dewa-dewa.
• - Olimpiade kuno juga membuktikan bahwa olahraga
mempunyai peran dan fungsi sebagai wahana ritual
kepercayaan atau keagamaan. Tujuan adalah menunjukkan
penghormatan kepada dewa Zeus.
6. cara menunjukan prestise
• Kelompok masyarakat Hawai masa lalu
mempunyai kebiasaan bahwa setiap kepala
suku harus memiliki sejumlah pegulat terbaik
diantara warga sukunya. Apabila seorang
kepala suku berkunjung ke daerah suku lain
maka tuan rumah harus menyiapkan para
pegulat terbaiknya untuk bertanding melawan
pegulat dari pihak tamu. Pertandingan gulat
itu, dalam bahasa setempat disebut “taupitis”.
Pemenang akan disambut dengan pesta
• Di zaman modern sekarang ini, nafsu
bersaing untuk menjadi yang terbaik
untuk mencapai kesempurnaan baik
secara individu maupun sosial sudah
sangat melekat dan lazim dianut saat ini.
Karena hal tersebut, timbullah kompetisi
untuk mencapai sportivitas (Huizinga:
1964)
• Sumber insprasi masyarakat sekarang ini
tidak terlepas dari tadi tradisi agonistik
Yunani Kuno yang mengelar pertandingan
untuk untuk meyakinkan dirinya akan
keberhargaan dan kualitas diri.
• Anutan budaya itu menjadikan atlet
(olahragawan) merupakan tokoh yang
paling dikagumi di Yunani. Kata atlet
tersebut dalam bahasa Yunani berasal dari
kata athlos yang berarti perpaduan dari
konsep kontes, perjuangan, latihan,
kegiatan fisik, daya tahan dan penderitaan.
7. wahana pendidikan
• Olahraga memiliki peran dan fungsi sebagai
wahana pendidikan sebenarnya sudah cukup
lama berada dalam budaya masyarakat masa
lalu. Athena menjadikan olahraga sebagai alat
pendidikan untuk mencapai tujuan Ephebe
Athena. Ephebe Athena adalah selogan tujuan
pendidikan waktu itu untuk menjadikan
masyarakat Athena harmonis/selaras, sehat,
kuat, cerdas dan memiliki budi pekerti yang
luhur.
Dampak Pendidikan Jasmani Sebagai
Bagian dari Budaya Masyarakat

• Pendidikan Jasmani mempunyai makna


penting pada aspek sosial-budaya,
psikologis dan politik. Pendidikan
Jasmani menurut Stevenson dalam Song
(1996) dapat memberi kontribusi bagi
pembangunan suatu bangsa dalam
corak, yaitu:
• (1) mengatasi kecemasan dan
ketegangan mental;
• Aktivitas jasmani didefinisikan sebagai gerak besar
dari manusia (gross human movement) yang
terorganisir bersifat non manfaat (bukan inti dari
pekerjaan). Ciri khusus aktivitas jasmani menjadi
payung terhadap tujuh sub-domain yang sekaligus
mewakili nilai dari kegiatan jasmani tersebut, yaitu:
• (1) sebagai pengalaman sosial;
• (2) untuk kesehatan dan fitness;
• (3) untuk memperoleh vertigo;
• (4) sebagai pengalaman estetik;
• (5) sebagai katharsis;
• (6) sebagai self esteem;
• (7) sebagai pengalaman asketik.
Tantangan Pembinaan Pengelolaan
Pendidikan Jasmani
• Tantangan umum yang dihadapi Pendidikan Jasmani menurut Rusli Lutan
(2000), yaitu:
• -Konsep Pendidikan Jasmani yang dilakukan dilapangan masih
mengutamakan pembekalan terhadap keterampilan belaka, belum kepada
pembinaan sikap, mental, dan penalaran.
• -Pendidikan Jasmani sudah berkembang menjadi bidang studi yang wajib,
namun statusnya belum sama dengan bidang studi lainnya.
• -Guru-guru bidang studi Pendidikan Jasmani masih kurang memperhatikan
pengembangan kemampuan profesionalnya.
• -Pendidikan Jasmani kurang memiliki visi masa depan, dan kegiatannya
belum bersinggungan dengan upaya memecahkan masalah di masyarakat.
• -Perhatian yang begitu besar terhadap olahraga kompetitif membutuhkan
penyedotan dana besar yang seharusnya perlu dialokasikan untuk
Pendidikan Jasmani.
• -Ketidakseimbangan alokasi waktu untuk Pendidikan Jasmani dalam
kurikulum dibanding dengan bidang studi lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai