2
pengalaman yang seimbang bagi anak-anak, karena memungkinkan
mereka mengembangkan keterampilan kognitif, sosial dan motoric
sambil tetap terhubung dengan nilai-nilai budaya dan tradisi yang
kaya.
Menurut Ahmad Yunus dalam Mulyani (2016) permainan
tradisional adalah hasil budaya Masyarakat, yang berasal dari zaman
yang sangat tua, yang telah tumbuh dan hidup hingga sekarang,
dengan masyarakat pendukungnya yang terdiri atas tua muda, laki-laki
Perempuan, kaya miskin, rakyat bangsawan, dengan tiada bedanya.
Subagio dalam Mulyani (2016) mendefinisikan permainan tradisional
sebagai permainan yang berkembang dan dimainkan anak-anak dalam
lingkungan masyarakat umum dengan segala kekayaan dan kearifan
lingkungannya. Didalam permainan tradisional, seluruh aspek
kemanusiaan anak ditumbuh kembangkan, kreativitas dan semangat
inovasinya diwujudkan. Permainan tradisional menjadi wahana atau
media bagi ekspresi diri anak. Lebih lanjut menurut Subagio,
keterlibatan dalam permainan tradisional akan mengasah,
menajamkan, menumbuh kembangkan otak anak, melahirkan empati,
membangun kesadaran sosial, serta menegaskan individualitas. Semua
segi kemanusiaan dalam mempertahankan dan membermaknakan
hidup ditumbuh suburkan dalam permainan tradisional. Hal yang
menarik untuk dicatat di sini adalah adanya kesejajaran antara
perkembangan anak dengan permainan sehingga bisa dijadikan media
pembelajaran anak.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan permainan tradisional adalah hasil budaya yang tumbuh
dan hidup dari zaman yang sangat tua hingga sekarang. Permainan ini
dimainkan oleh berbagai kalangan masyarakat tanpa memandang usia,
jenis kelamin, status sosial, atau kekayaan. Permainan tradisional
merupakan media yang memungkinkan anak-anak untuk
mengembangkan berbagai aspek kemanusiaan mereka, seperti
3
kreativitas, inovasi, otak, empati, kesadaran sosial, dan individualitas.
Permainan ini juga memiliki kesesuaian yang baik dengan
perkembangan anak, sehingga dapat dijadikan media pembelajaran
yang efektif. Selain itu, permainan tradisional mencerminkan kultur
dan budaya suatu daerah tertentu. Dengan demikian, permainan
tradisional memiliki nilai budaya yang penting dan berperan dalam
mempertahankan dan memperkaya kehidupan masyarakat.
4
konsep dan nilai-nilai budaya. Dengan memperkenalkan permainan
tradisional dalam lingkungan pendidikan, peserta didik dapat
memahami Sejarah dan tradisi budaya mereka dengan cara yang
interaktif. Permainan tradisional menciptakan pengalaman belajar
holistic (menyeluruh) yang memungkinkan siswa untuk belajar
dengan cara yang lebih mendalam dan menyenangkan. Permainan
tradisional merupakan aset berharga dalam konsep pendidikan yang
mempromosikan pemahaman budaya, pengembangan keterampilan
dan pengembangan karakter peserta didik secara keseluruhan
(Muazimah & Wahyuni, 2020).
Oleh karena itu, penting bagi seorang pendidik khusus nya untuk
mengenalkan permainan tradisional dalam konteks pendidikan.
Penggunaan permainan tradisional sebagai alat pembelajaran dapat
memberikan variasi dalam metode pembelajaran. Dalam
mengembangkan permainan tradisional sebagai media pembelajaran
pengembang perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang
evaluasi media pembelajaran permainan tradisional yang baik.
Evaluasi ini merupakan kunci untuk memastikan bahwa permainan
tradisional digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran.
Pemahaman yang baik tentang evaluasi media pembelajaran
tradisional adalah langkah penting dalam mengoptimalkan manfaat
dari penggunaan permainan tradisional sebagai alat pembelajaran
yang efektif.
5
B. PEMBAHASAN
6
berkomunikasi, berkolaborasi, atau bersaing dengan teman-teman
atau anggota keluarga. Ini mempromosikan pembentukan ikatan
sosial dan kerja sama.
e. Nilai Budaya
Banyak permainan tradisional mencerminkan budaya dan
nilai-nilai komunitas tempat permainan tersebut berasal. Mereka
sering terkait dengan ritual, cerita-cerita rakyat, atau lagu-lagu
tradisional yang berbicara tentang identitas budaya.
f. Hiburan dan Pembelajaran
Permainan tradisional bukan hanya menghibur, tetapi juga
sering memiliki unsur pendidikan. Mereka dapat mengajarkan
keterampilan, pengetahuan, atau konsep tertentu kepada pemain,
sering kali dengan cara yang menyenangkan.
7
sederhana dan tidak memerlukan perangkat elektronik atau
komputer.
8
aturan dasar dari permainan ini biasanya melalui proses pemilihan
penjaga, bersembunyi, pencarian, dan menyelamatkan rekan tim.
Permainan petak umpet seringkali dipenuhi dengan taktik dan
strategi dalam memilih tempat untuk bersembunyi dan cara
menghindari penjaga. Ini adalah permainan yang sangat seru untuk
anak-anak dan sering menjadi kenangan indah dari masa kecil.
b. Ular Naga
9
c. Bola Bekel
10
Boi-boian merupakan sebuah permainan yang populer di
kalangan anak-anak di Kalimantan Utara. Terkadang menggunakan
bola plastik, softball, bola karet, atau menggunakan sejenis benda
yang mirip bola, misalnya kain atau plastik yang digulung menjadi
bola. Permainan ini biasanya dimainkan sebanyak 5 hingga 10
anak. Langkah memainkannya terdiri dari meletakkan lempengan
batu, yang biasanya terbuat dari ubin kecil atau porselen. Bola
yang digunakan bermacam-macam dan biasanya terbuat dari
bungkus kertas berlapis plastik dan lembut agar tidak melukai
pemain saat memainkan. Satu orang berperan sebagai penjaga
benteng dan pemain lain bergiliran melempar tumpukan benteng
dari porselen itu dengan bola hingga semuanya roboh. Setelah
terjatuh, kiper harus menangkap bola dan melemparkannya ke
anggota lain. Pemain yang terkena bola bergiliran menjadi penjaga
benteng. Penjaga benteng harus mengejar, menangkap dan
melempar bola hingga mengenai pemain lain. Pemain lain yang
tidak menjaga benteng tersebut bergantian melempar bola ke arah
benteng tumpukan batu tersebut. Jika tidak ada yang dapat
menjatuhkan benteng, pemain pertama yang mengambil giliran
harus beralih untuk melindungi benteng.
e. Lompat Karet
11
Permainan "lompat karet" adalah permainan tradisional
yang sering dimainkan oleh anak-anak di Indonesia. Permainan ini
juga dikenal dengan nama "lompatan tali" atau "jump rope" dalam
bahasa Inggris. Dalam permainan ini, sekelompok anak, terutama
anak perempuan, bekerja sama untuk melompati tali yang dipegang
oleh dua orang teman mereka, satu di masing-masing ujung tali.
Permainan lompat karet adalah permainan yang mengasah
keterampilan koordinasi, ketangkasan, dan daya tahan fisik. Selain
itu, ini adalah permainan yang menyenangkan dan sering
dimainkan oleh anak-anak untuk bersenang-senang dan menjalin
persahabatan. Permainan ini telah menjadi bagian penting dari
budaya anak-anak di Indonesia dan banyak negara lain di seluruh
dunia.
12
c. Pemain
Permainan tradisional biasanya dimainkan oleh sekelompok
orang. Jumlah pemain bisa berbeda-beda tergantung pada jenis
permainan. Beberapa permainan hanya memerlukan dua pemain,
sementarajenis permainan yang lain bisa melibatkan kelompok
yang lebih besar.
d. Sarana Peralatan
Banyak permainan tradisional menggunakan alat dan
perlengkapan khusus. Ini bisa berupa bola, kartu, papan permainan,
cetakan permainan, atau benda-benda lain yang diperlukan untuk
bermain.
e. Lokasi
Beberapa permainan tradisional memerlukan waktu dan
tempat tertentu untuk dimainkan. Misalnya, permainan tradisional
tertentu mungkin hanya dimainkan pada saat-saat tertentu dalam
tahun atau memerlukan lapangan atau area khusus. Namun
permainan tradisional sehari-hari biasanya cukup memerlukan
lokasi yang mudah ditemukan dan aman, seperti lapangan, kebun,
dan tempat lain di sekitar rumah.
f. Keterampilan dan Taktik
Banyak permainan tradisional melibatkan keterampilan
khusus dan taktik yang harus dikuasai oleh pemain. Ini bisa berupa
keterampilan fisik, seperti lemparan atau tendangan, atau
keterampilan mental, seperti perencanaan strategi.
g. Budaya
Permainan tradisional sering mencerminkan aspek-aspek
budaya dan kreativitas masyarakat tempat permainan tersebut
berasal. Mereka seringkali memiliki lagu-lagu, gerakan, atau cerita
yang terkait dengan budaya setempat. Maka dari itu tidak jarang
beberapa permainan tradisional biasanya dimainkan bersamaan
dengan menyanyikan sebuah lagu daerah tertentu.
13
h. Interaksi Sosial
Salah satu aspek penting dari permainan tradisional adalah
interaksi sosial antara pemain. Permainan ini dapat
mempromosikan kerja sama, persaingan yang sehat, dan interaksi
antargenerasi.
14
Berikut merupakan kelebihan yang dimiliki oleh permainan
tradisional.
- Memelihara warisan budaya
- Mengajarkan norma sosial dan etika
- Melatih kesabaran, kerjasama, kreativitas
- Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan inisiatif anak
- Mengembangkan keterampilan
- Melatih anak untuk bisa bersosialisasi
- Membantu kesehatan fisik
- Mengurangi kecanduan gadget
- Berbiaya murah dan ramah lingkungan
Sedangkan berikut merupakan kekurangan yang dimiliki oleh
permainan tradisional.
- Terbatas terkait area bermain
- Beberapa permainan tradisional kurang aman
- Resiko cedera tinggi
- Kurang mendukung kemajuan teknologi
- Tidak mendukung perkembangan jaman
- Kurangnya peralatan keselamatan bermain
15
tradisional memberikan kesempatan pada anak untuk menghargai
tentang aspek budaya, melakukan interaksi antar teman dan
mempromosikan gaya hidup sehat (Putra, dkk, 2014: 2088).
Pemberian permainan tradisional untuk anak usia dini dapat
meningkatkan aspek fisik, psikologis, dan sosiologis anak.
Deritani (2014: 42), pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan menggunakan permainan tradisional banyak
memperoleh manfaat bagi peserta didik. Sudarsini (2013: 3),
permainan tradisional menyebabkan anak yang bermain menjadi
senang, bersungguh-sungguh, merasa terpacu untuk mengaktualisasi
potensi yang berbentuk gerak, dan sikap perilakunya. Situasi seperti
ini menimbulkan aspek pribadi anak sebagai makhluk sosial dan
makhluk Tuhan. Dengan demikian, permainan tradisional dapat
berfungsi sebagai wahana pencapaian tujuan pendidikan. Permainan
tradisional sesuai untuk pengembangan keterampilan motorik dasar
(Akbari, dkk, 2009: 123). Permainan tradisional juga dapat digunakan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan juga permainan
tradisional dapat membantu siswa dalam meningkatkan kebugaran
jasmaninya (Yulianti, Drajat, & Rahmat, 2013; Sukarno, Habibudin, &
Ruhiat: 2013). Permainan tradisional bisa membantu dalam
pembentukan karakter anak, seperti nilai sportivitas, kejujuran,
keuletan, kesabaran, ketangkasan, kreativitas, dan kerja sama
(Sujarno, 2013: 165).
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan manfaat dari
menggunakan permainan tradisional, yaitu membantu dalam
melestarikan budaya bangsa, membuat anak senang dan antusias
dalam pembelajaran, meningkatkan kebugaran jasmani siswa, dan
untuk tercapainya tujuan dari pembelajaran.
16
8. Dampak Permainan Tradisional Bagi Perkembangan Siswa
17
akan mempengaruhi kesehatan dan perkembangannya. Karena
permainan tradisional memerlukan aspek motorik seperti berlari,
melompat, keseimbangan, dan keberanian yang tentunya akan
meningkatkan kesehatan dan kekebalan tubuh siswa. Sementara itu,
dari aspek psikologis juga perlu adanya kejujuran, toleransi, dan
kerjasama, yang mana dari aspek tersebut akan membentuk
kepribadian anak yang baik.
18
makhluk individu, sosial, maupun dalam hubungannya dengan
lingkungan.
Secara intrinsik dari beberapa permainan tradisional yang
populer tidak mengandung nilai religiusitas, tetapi secara ekstrinsik
seluruh permainan tradisional mengandung nilai religiositas ketika
ditempatkan dalam keseluruhan konteks permainan yang di
dalamnya terdapat hompimpah, yaitu penentuan atau undian bagi
pemain yang bermain lebih dahulu. Hompimpa menurut salah
seorang narasumber mengatakan bahwa berarti adalah dari Allah
dan kembali kepada Allah, yang artinya bahwa segala yang ada ini
adalah ciptaan Allah dan akan kembali kepada Allah
b. Nilai Nasionalisme
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap,
dan berbuat yang yang menunjukkan kesetiaan. kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Hal itu menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya. Sub nilai nasionalis antara lain apresiasi budaya
bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban,
unggul dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat
hukum, disiplin, serta menghormati keragaman budaya, suku, dan
agama.
Secara intrinsik nilai nasionalisme itu tidak melekat pada
permainan tradisional, tetapi secara ekstrinsik seluruh permainan
tradisional itu mengandung nilai nasionalisme kalau ditempatkan
dalam konteks waktu dan tempat permainan itu dilaksanakan.
Permainan tradisional yang dilaksanakan untuk memperingati Hari
Kemerdekaan Indonesia atau Hari Pahlawan akan mempunyai nilai
nasionalisme karena dihubungkan dengan rasa cinta terhadap tanah
air dengan cara berpartisipasi dalam perayaan Hari Kemerdekaan
Indonesia.
19
c. Nilai Kemandirian
Nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku
tidak bergantung kepada orang lain dan menggunakan segala
tenaga, pikiran, dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi,
dan cita- cita. Sub nilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja
keras), tangguh, tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan belajar sepanjang hayat.
d. Nilai Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu
menyelesaikan persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, bersahabat dengan orang lain, dan memberi
bantuan pada mereka yang miskin, tersingkir, dan membutuhkan
pertolongan. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai, kerja
sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah
mufakat, tolong- menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi,
anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
e. Nilai Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan serta memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas
meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat
dalam kehidupan sosial, konsisten dalam tindakan dan perkataan
yang berdasarkan kebenaran. Sub nilai integritas antara lain
kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti
korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, menghargai
martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
20
10. Kriteria Permainan Tradisional yang Baik
21
d. Mendukung Kesehatan dan Imunitas Anak
Bermain permainan tradisional membutuhkan gerakan yang
intens selama proses kegiatan. Gerakan-gerakan tersebut
menunjukkan bahwa terdapat sebuah mekanisme metabolisme
yang bekerja dalam tubuh. Kegiatan bermain permainan tradisional
juga dapat disebut sebagai salah satu kegiatan olah raga karena
melibatkan gerakan, taktik, dan pemikiran di dalamnya. Maka dari
itu dengan permainan tradisional akan dapat mendukung kesehatan
dan imunitas anak.
e. Menyenangkan Sambil Belajar
Melalui kegiatan bermain dengan permainan tradisional tentu akan
menjadikan anak lebih semangat di sekolah. Permainan tradisional
yang baik adalah permainan tradisional yang tetap melibatkan
unsur-unsur pembelajaran. Tantangan dalam memainkan
permainan tradisional dapat diselipkan soal-soal, materi, maupun
sebuah lagu yang bernuansa pendidikan. Secara tidak langsung
anak akan menangkap materi sambil bermain.
22
11. Pengembangan Kisi-Kisi Angket Kelayakan Produk
2
Angket Kelayakan Permainan Tradisional oleh Ahli Media
Skor
No Butir
1 2 3 4 5
1 Permainan tradisional dikembangkan untuk memfasilitasi belajar
2 Permainan yang disajikan sesuai dengan capaian pembelajaran
3 Permainan yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar
4 Permainan tepat digunakan dalam pembelajaran
5 Permainan sesuai untuk mendukung kegiatan belajar
6 Permainan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
7 Permainan dapat mendukung peningkatan pemahaman materi siswa
8 Aturan dalam permainan tidak menyimpang dari ajaran agama
9 Terdapat unsur ketuhanan dalam memainkan permainan
10 Permainan dapat meningkatkan jiwa nasionalisme siswa
11 Terdapat unsur kenegaraan dalam permainan
12 Aturan memainkan terdapat unsur sejarah
13 Permainan ini melatih kemandirian siswa
14 Siswa dapat memahami aturan bermain secara mandiri
15 Terdapat kerjasama tim dalam permainan
16 Permainan melatih jiwa gotong royong siswa
17 Aturan permainan terdapat unsur bahu membahu
18 Aturan permainan memungkinkan siswa untuk melatih kejujuran
19 Permainan mudah dimainkan siswa
20 Aturan permainan dapat dipahami dengan mudah
21 Permainan melatih kreativitas siswa
22 Permainan melatih motorik halus siswa
23 Permainan melatih motorik kasar siswa
3
24 Permainan melatih proses berpikir kritis siswa
25 Siswa tertarik memainkan penggunaan
26 Permainan melatih jiwa sosial siswa
27 Permainan melatih kekompakan siswa
28 Permainan mendukung kesehatan fisik siswa
29 Permainan mendukung kesehatan mental siswa
30 Desain permainan sesuai dengan tingkatan usia siswa
31 Bahan yang digunakan aman untuk siswa
32 Aturan bermain mengutamakan keselamatan siswa
33 Desain permainan sesuai dengan aturan bermain
34 Komponen dalam permainan lengkap
35 Aturan bermain disesuaikan dengan budaya setempat
36 Terdapat unsur budaya dalam memainkan permainan
37 Permainan membantu siswa mengenal budaya daerah
38 Aturan bermain mengedepankan ideologi Pancasila
39 Permainan sesuai dengan kebiasaan Masyarakat Indonesia
40 Permainan melatih moral baik siswa
4
b. Kisi-Kisi Angket Kepraktisan Permainan Tradisional oleh Guru
5
Angket Kepraktisan Permainan Tradisional oleh Guru
Skor
No Butir
1 2 3 4 5
1 Permainan tepat digunakan dalam pembelajaran
2 Permainan sesuai untuk mendukung kegiatan belajar
3 Permainan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
4 Permainan dapat mendukung peningkatan pemahaman materi siswa
5 Permainan praktis digunakan selama mengajar dan pembelajaran
6 Permainan mudah dimainkan siswa
7 Aturan permainan dapat dipahami dengan mudah
8 Permainan melatih kreativitas siswa
9 Permainan melatih motorik halus siswa
10 Permainan melatih motorik kasar siswa
11 Permainan melatih proses berpikir kritis siswa
12 Siswa tertarik memainkan penggunaan
13 Permainan melatih jiwa sosial siswa
14 Permainan melatih kekompakan siswa
15 Permainan mendukung kesehatan fisik siswa
16 Permainan mendukung kesehatan mental siswa
17 Desain permainan sesuai dengan tingkatan usia siswa
18 Bahan yang digunakan aman untuk siswa
19 Aturan bermain mengutamakan keselamatan siswa
20 Desain permainan sesuai dengan aturan bermain
21 Komponen dalam permainan lengkap
6
c. Kisi-Kisi Angket Kepraktisan Permainan Tradisional oleh Siswa
7
Angket Kepraktisan Permainan Tradisional oleh Siswa
Skor
No Butir
1 2 3 4 5
1 Permainan tepat digunakan dalam pembelajaran
2 Permainan sesuai untuk mendukung kegiatan belajar
3 Permainan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
4 Permainan dapat mendukung peningkatan pemahaman materi siswa
5 Permainan praktis digunakan selama mengajar dan pembelajaran
6 Permainan mudah dimainkan siswa
7 Aturan permainan dapat dipahami dengan mudah
8 Permainan melatih kreativitas siswa
9 Permainan melatih motorik halus siswa
10 Permainan melatih motorik kasar siswa
11 Permainan melatih proses berpikir kritis siswa
12 Siswa tertarik memainkan penggunaan
13 Permainan melatih jiwa sosial siswa
14 Permainan melatih kekompakan siswa
15 Permainan mendukung kesehatan fisik siswa
16 Permainan mendukung kesehatan mental siswa
17 Desain permainan sesuai dengan tingkatan usia siswa
18 Bahan yang digunakan aman untuk siswa
19 Aturan bermain mengutamakan keselamatan siswa
20 Desain permainan sesuai dengan aturan bermain
21 Komponen dalam permainan lengkap
8
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
2
N. E. Nurjanah and T. T. Mukarromah, “Pembelajaran Berbasis Media
Digital pada Anak Usia Dini di Era Revolusi Industri 4.0 : Studi
Literatur,” J. Ilm. Potensia, vol. 6, no. 1, pp. 66–77, 2021, doi:
10.33369/jip.6.1.66-77.
Ontong, R. 2013. Kitab Game Khusus Paud Dari Permainan Tradisional
Hingga Modern. Jogyakarta: FlashBooks.
Puji, A. (2021, Juni 3). Katanya, Anak Lebih Baik Main Permainan
Tradisional Ketimbang Gadget? Retrieved from halosehat:
https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkemb
angan-anak/mainan-anak-tradisional/
Putra, Anuwar, Aqma, Fahmi. 2014. Re-Creation Of Malaysian
Traditional Game Namely ‘Baling Selipar’: A Critical Review.
International Journal of Science, Environment and Technology, 3
(6): 2088.
Rifani. (2023, Maret 25). Karakteristik Permainan Tradisional. Retrieved
from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/rifani57187/641e199c08a8b50a897
4a7c2/karakteristik-permainan-tradisional.
Sudarsini. 2013. Pendidikan Jasmani Olahraga. Malang: Fakultas Ilmu
pendidikan Universitas Negeri Malang.
Sujarno. 2013. Permainan Tradisional Dalam Pembentukan Karakter
Anak. Balai Pelestarian Nilai Kebudayaan Yogyakarta:
Yogyakarta.
Sukarno, Habibudin, & Ruhiat. 2013. Pengaruh Pembelajaran Permainan
Tradisional Permainan Hadang Terhadap Tingkat Kebugaran
Jasmani Siswa. Jurnal Pgsd Pendidikan Jasmani, 1 (3): 01.
Sutini, A. (2018). Meningkatkan keterampilan motorik anak usia dini
melalui permainan tradisional. Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 4(2). doi:
https://doi.org/10.17509/cd.v4i2.10386.
Yudiwinata, H., & Handoyo, P. (2014). Permainan Tradisional dalam
Budaya dan Perkembangan Anak. Jurnal Mahasiswa Universitas
Negeri Surabaya, 2(3), 1-5.
Yulianti, Darajat, & Rahmat. 2013. Mengembangkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas IV SDN Cibeunying 2 Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Melalui Pengembangan Permainan
Tradisional. Jurnal Pgsd Pendidikan Jasmani. 1 (3): 01.
3
Zaini, Muhammad. (1988). Permainan Tradisional Jawa Barat. Bandung.