Anda di halaman 1dari 36

Wiryya & Khairah

EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN


PERMAINAN TRADISIONAL

Program Studi Magister Teknologi Pembelajaran


Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi
Universitas Negeri Yogyakarta
2023
Tim Penyusun

Anak Agung Adi Wiryya


Putra, A.Md., S.Pd.
22107251002

Nurul Khairah, S.Pd.


22107251021
Dosen Pengampu
Mata Kuliah Evaluasi Media Pembelajaran

Prof. Dr. Haryanto, M.Pd.


NIP 196009021987021001
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Media Permainan Tradisional

Pada era modern saat ini, penggunaan gadget telah menjadi


fenomena yang sangat umum, tidak hanya dikalangan orang dewasa,
tetapi juga di antara remaja dan bahkan anak-anak. Banyak anak-anak
yang lebih memilih untuk menghabiskan waktunya dengan bermain
gadget dibandingkan dengan beraktivitas di luar rumah. Kemudahan
akses ke berbagai permainan yang beragam melalui platform digital
telah mengubah cara anak-anak mengisi waktu luang mereka.
Meskipun demikian, kita perlu menyadari bahwa maraknya permainan
digital ini membawa dampak yang bisa bersifat negatif dan positif.
Sebagai contoh dampak negatif dari digital game pada anak yaitu
anak menjadi sulit untuk berkomunikasi secara langsung, mereka
cenderung lebih banyak berinteraksi dengan teknologi daripada
dengan manusia yang ada di sekitarnya, hal tersebut dapat mengurangi
keterampilan sosial mereka selain itu terkadang anak menjadi kurang
peka terhadap lingkungan sekitar mereka karena asik dalam dunia
virtual yang menarik (Nurjanah & Mukarromah, 2021).
Berbanding terbalik dengan digital game yang membuat anak-anak
menjadi sulit untuk bersosialisasi permainan tradisional justru dapat
mengembangkan kecerdasan sosial dan keterampilan motorik
anak-anak (Muslihin, et. al, 2021). Permainan tradisional dapat
diartikan sebagai satu kegiatan yang menyenangkan yang dilakukan
menurut tradisi, sehingga menimbulkan rasa puas pada pelakunya
(Zaini, 1998). Permainan tradisional adalah suatu jenis permainan
yang ada pada suatu daerah tertentu yang berdasarkan kepada kultur
atau budaya daerah tersebut (Sutini, 2018). Permainan tradisional
seringkali melibatkan interaksi sosial dan keterlibatan fisik, hal
tersebut dapat mengembangkan keterampilan sosial dan motorik
anak-anak dengan baik. Permainan tradisional dapat memberikan

2
pengalaman yang seimbang bagi anak-anak, karena memungkinkan
mereka mengembangkan keterampilan kognitif, sosial dan motoric
sambil tetap terhubung dengan nilai-nilai budaya dan tradisi yang
kaya.
Menurut Ahmad Yunus dalam Mulyani (2016) permainan
tradisional adalah hasil budaya Masyarakat, yang berasal dari zaman
yang sangat tua, yang telah tumbuh dan hidup hingga sekarang,
dengan masyarakat pendukungnya yang terdiri atas tua muda, laki-laki
Perempuan, kaya miskin, rakyat bangsawan, dengan tiada bedanya.
Subagio dalam Mulyani (2016) mendefinisikan permainan tradisional
sebagai permainan yang berkembang dan dimainkan anak-anak dalam
lingkungan masyarakat umum dengan segala kekayaan dan kearifan
lingkungannya. Didalam permainan tradisional, seluruh aspek
kemanusiaan anak ditumbuh kembangkan, kreativitas dan semangat
inovasinya diwujudkan. Permainan tradisional menjadi wahana atau
media bagi ekspresi diri anak. Lebih lanjut menurut Subagio,
keterlibatan dalam permainan tradisional akan mengasah,
menajamkan, menumbuh kembangkan otak anak, melahirkan empati,
membangun kesadaran sosial, serta menegaskan individualitas. Semua
segi kemanusiaan dalam mempertahankan dan membermaknakan
hidup ditumbuh suburkan dalam permainan tradisional. Hal yang
menarik untuk dicatat di sini adalah adanya kesejajaran antara
perkembangan anak dengan permainan sehingga bisa dijadikan media
pembelajaran anak.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan permainan tradisional adalah hasil budaya yang tumbuh
dan hidup dari zaman yang sangat tua hingga sekarang. Permainan ini
dimainkan oleh berbagai kalangan masyarakat tanpa memandang usia,
jenis kelamin, status sosial, atau kekayaan. Permainan tradisional
merupakan media yang memungkinkan anak-anak untuk
mengembangkan berbagai aspek kemanusiaan mereka, seperti

3
kreativitas, inovasi, otak, empati, kesadaran sosial, dan individualitas.
Permainan ini juga memiliki kesesuaian yang baik dengan
perkembangan anak, sehingga dapat dijadikan media pembelajaran
yang efektif. Selain itu, permainan tradisional mencerminkan kultur
dan budaya suatu daerah tertentu. Dengan demikian, permainan
tradisional memiliki nilai budaya yang penting dan berperan dalam
mempertahankan dan memperkaya kehidupan masyarakat.

2. Konsep Permainan Tradisional dalam Pendidikan

Masa anak-anak adalah masa dimana pembelajaran melibatkan


penggunaan semua Indera yang dimiliki. Pada masa anak-anak banyak
aspek yang membuat anak-anak untuk belajar secara serentak,
menggabungkan berbagai elemen dalam satu pengalaman belajar
(Mulyana & Lengkana, 2019). Sebagai orang dewasa, sering kali kita
hanya fokus pada aspek kognitif pembelajaran dan melupakan
pentingnya pengalaman belajar yang melibatkan seluruh tubuh,
pikiran, emosi dan jiwa sebagai kesatuan yang harmonis. Permainan
tradisional adalah contoh nyata media pembelajaran yang dapat
melibatkan seluruh tubuh, pikiran, emosi dan jiwa dalam satu
pengalaman belajar.
Permainan tradisional tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga
dapat menjadi media pembelajaran yang efektif. Permainan tradisional
memungkinkan terjadinya pengalaman pembelajaran yang praktis,
dimana peserta didik dapat belajar sambil bermain. Hal tersebut dapat
membantu dalam pemahaman konsep-konsep abstrak dan
keterampilan kognitif seperti berpikir strategis, pemecahan masalah
dan kreativitas (Yudiwinata, 2014). Selain itu permainan tradisional
juga mendorong interaksi sosial, bekerja sama dan komunikasi antar
peserta didik, yang penting dalam pengembangan keterampilan sosial.
Permainan tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke
generasi dapat digunakan sebagai alat untuk mengajarkan berbagai

4
konsep dan nilai-nilai budaya. Dengan memperkenalkan permainan
tradisional dalam lingkungan pendidikan, peserta didik dapat
memahami Sejarah dan tradisi budaya mereka dengan cara yang
interaktif. Permainan tradisional menciptakan pengalaman belajar
holistic (menyeluruh) yang memungkinkan siswa untuk belajar
dengan cara yang lebih mendalam dan menyenangkan. Permainan
tradisional merupakan aset berharga dalam konsep pendidikan yang
mempromosikan pemahaman budaya, pengembangan keterampilan
dan pengembangan karakter peserta didik secara keseluruhan
(Muazimah & Wahyuni, 2020).
Oleh karena itu, penting bagi seorang pendidik khusus nya untuk
mengenalkan permainan tradisional dalam konteks pendidikan.
Penggunaan permainan tradisional sebagai alat pembelajaran dapat
memberikan variasi dalam metode pembelajaran. Dalam
mengembangkan permainan tradisional sebagai media pembelajaran
pengembang perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang
evaluasi media pembelajaran permainan tradisional yang baik.
Evaluasi ini merupakan kunci untuk memastikan bahwa permainan
tradisional digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran.
Pemahaman yang baik tentang evaluasi media pembelajaran
tradisional adalah langkah penting dalam mengoptimalkan manfaat
dari penggunaan permainan tradisional sebagai alat pembelajaran
yang efektif.

5
B. PEMBAHASAN

1. Karakteristik Permainan Tradisional

Permainan tradisional memiliki beberapa karakteristik yang


membedakannya dari permainan modern atau komersial lainnya.
Permainan tradisional memiliki nilai budaya dan sejarah yang
mendalam, serta tidak hanya menghibur tetapi juga memelihara
warisan budaya dan nilai-nilai tradisional. Ini adalah bagian penting
dari kekayaan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan. Berikut
merupakan beberapa karakteristik umum dari permainan tradisional
(Rifani, 2023).
a. Diwariskan Turun Temurun
Permainan tradisional sering diwariskan dari generasi ke
generasi. Mereka biasanya diajarkan oleh orang tua, kakek-nenek,
atau anggota keluarga lainnya kepada anak-anak atau anggota
muda komunitas. Warisan permainan ini berperan dalam
memelihara budaya dan tradisi suatu kelompok.
b. Sederhana dalam Memainkan
Permainan tradisional cenderung memiliki aturan yang
sederhana dan mudah dimengerti. Mereka sering kali tidak
memerlukan peralatan yang mahal atau rumit. Hal ini
memungkinkan permainan ini dapat diakses oleh banyak orang
tanpa memerlukan persiapan yang berlebihan.
c. Mengutamakan Keterampilan dan Kreativitas
Banyak permainan tradisional menekankan keterampilan
tertentu, seperti keterampilan fisik, mental, atau strategi. Pemain
sering diharapkan untuk menggunakan kreativitas mereka untuk
menciptakan trik-trik atau solusi yang berbeda dalam permainan.
d. Kolaborasi dan Interaksi Sosial
Permainan tradisional sering menekankan interaksi sosial.
Mereka dapat dimainkan dalam kelompok, dan pemain perlu

6
berkomunikasi, berkolaborasi, atau bersaing dengan teman-teman
atau anggota keluarga. Ini mempromosikan pembentukan ikatan
sosial dan kerja sama.
e. Nilai Budaya
Banyak permainan tradisional mencerminkan budaya dan
nilai-nilai komunitas tempat permainan tersebut berasal. Mereka
sering terkait dengan ritual, cerita-cerita rakyat, atau lagu-lagu
tradisional yang berbicara tentang identitas budaya.
f. Hiburan dan Pembelajaran
Permainan tradisional bukan hanya menghibur, tetapi juga
sering memiliki unsur pendidikan. Mereka dapat mengajarkan
keterampilan, pengetahuan, atau konsep tertentu kepada pemain,
sering kali dengan cara yang menyenangkan.

2. Ciri-Ciri Permainan Tradisional

Permainan tradisional memiliki beberapa ciri-ciri khas yang


membedakannya dari permainan modern. Berikut adalah ciri-ciri
umum dari permainan tradisional (Alfrendi, 2019).
a. Konteks Budaya
Permainan tradisional sering memiliki konteks budaya yang
kuat. Sebuah permainan tradisional dapat mencerminkan budaya,
nilai-nilai, atau tradisi masyarakat tempat permainan tersebut
berasal. Hal ini sering terkait dengan ritual, cerita-cerita rakyat,
atau lagu-lagu tradisional yang berbicara tentang identitas budaya.
b. Sederhana
Permainan tradisional sering menggunakan bahan-bahan
sederhana yang tersedia di lingkungan sekitar. Ini bisa berupa batu,
kayu, tali, atau bahan-bahan lain yang mudah didapatkan.
c. Tidak Bergantung Teknologi Modern
Permainan tradisional sering kali tidak bergantung pada
teknologi modern. Mereka dapat dimainkan di lingkungan yang

7
sederhana dan tidak memerlukan perangkat elektronik atau
komputer.

3. Contoh Permainan Tradisional

Beragamnya suku, adat, dan kebiasaan masyarakat di Indonesia,


seiring waktu akan menciptakan keberagaman budaya. Bentuk dari
keberagaman budaya ini salah satunya dapat dilihat melalui
bagaimana masyarakat Indonesia dalam mengisi waktu luang dengan
hiburan, yaitu melalui memainkan permainan tradisional. Berikut
adalah beberapa contoh dari permainan tradisional yang cukup
populer di Indonesia.
a. Petak Umpet

Gambar 1. Permainan Petak Umpet


Permainan petak umpet merupakan permainan tradisional
yang sering dimainkan oleh anak-anak tidak hanya di Indonesia,
namun juga di berbagai negara di seluruh dunia. Tujuan dari
permainan ini adalah untuk menyembunyikan diri atau mencari
teman yang bersembunyi. Permainan ini biasanya dimainkan di
luar ruangan, tetapi kadang-kadang juga dimainkan di dalam
ruangan. Cara bermain permainan petak umpet dapat bervariasi
tergantung pada aturan yang disepakati oleh pemainnya. Namun,

8
aturan dasar dari permainan ini biasanya melalui proses pemilihan
penjaga, bersembunyi, pencarian, dan menyelamatkan rekan tim.
Permainan petak umpet seringkali dipenuhi dengan taktik dan
strategi dalam memilih tempat untuk bersembunyi dan cara
menghindari penjaga. Ini adalah permainan yang sangat seru untuk
anak-anak dan sering menjadi kenangan indah dari masa kecil.
b. Ular Naga

Gambar 2. Permainan Ular Naga


Hampir setiap anak, terutama yang lahir dan tumbuh di
tahun 90an pasti pernah memainkan dan berperan sebagai ular
naga. Jumlah minimal pemain dalam permainan ini adalah 5 orang.
Maksimal bisa sampai 8 orang bahkan lebih. Sebelum memulai,
pemain harus melakukan hompimpa. Dua pemain yang belum
meninggalkan hompimpa akan menjadi naga atau induk utama.
Kemudian ular naga akan berkeliaran di sekitar pagar sambil
bernyanyi. Saat lagu berakhir, penjaga gawang akan menurunkan
tangannya dan segera meraih salah satu pemain. Setiap pemain
yang tertangkap harus memilih induk mana yang ingin diikuti
hingga ularnya habis. Kemudian induk yang mempunyai anak
paling sedikit harus mengejar anak terakhir di induk yang lain.

9
c. Bola Bekel

Gambar 3. Permainan Bola Bekel


Bola Bekel adalah permainan tradisional yang biasanya
dimainkan oleh anak-anak di berbagai negara, terutama di Asia dan
Afrika. Permainan ini melibatkan sebuah bola kecil yang terbuat
dari bahan yang lembut dan aman, seperti karet, plastik, atau kayu.
Tantangan dalam memainkan permainan ini adalah dengan
menunjukkan keterampilan tangan dalam memainkan bola, serta
meraih banyak poin melalui pengambilan pion-pion kecil di sekitar
permainan. Pemain yang banyak mengumpulkan pion atau batu
adalah pemenangnya. Permainan ini mengasah keterampilan kritis,
motorik kasar, dan motorik halus anak.
d. Boi-Boian

Gambar 4. Permainan Boi Boian

10
Boi-boian merupakan sebuah permainan yang populer di
kalangan anak-anak di Kalimantan Utara. Terkadang menggunakan
bola plastik, softball, bola karet, atau menggunakan sejenis benda
yang mirip bola, misalnya kain atau plastik yang digulung menjadi
bola. Permainan ini biasanya dimainkan sebanyak 5 hingga 10
anak. Langkah memainkannya terdiri dari meletakkan lempengan
batu, yang biasanya terbuat dari ubin kecil atau porselen. Bola
yang digunakan bermacam-macam dan biasanya terbuat dari
bungkus kertas berlapis plastik dan lembut agar tidak melukai
pemain saat memainkan. Satu orang berperan sebagai penjaga
benteng dan pemain lain bergiliran melempar tumpukan benteng
dari porselen itu dengan bola hingga semuanya roboh. Setelah
terjatuh, kiper harus menangkap bola dan melemparkannya ke
anggota lain. Pemain yang terkena bola bergiliran menjadi penjaga
benteng. Penjaga benteng harus mengejar, menangkap dan
melempar bola hingga mengenai pemain lain. Pemain lain yang
tidak menjaga benteng tersebut bergantian melempar bola ke arah
benteng tumpukan batu tersebut. Jika tidak ada yang dapat
menjatuhkan benteng, pemain pertama yang mengambil giliran
harus beralih untuk melindungi benteng.
e. Lompat Karet

Gambar 5. Permainan Lompat Karet

11
Permainan "lompat karet" adalah permainan tradisional
yang sering dimainkan oleh anak-anak di Indonesia. Permainan ini
juga dikenal dengan nama "lompatan tali" atau "jump rope" dalam
bahasa Inggris. Dalam permainan ini, sekelompok anak, terutama
anak perempuan, bekerja sama untuk melompati tali yang dipegang
oleh dua orang teman mereka, satu di masing-masing ujung tali.
Permainan lompat karet adalah permainan yang mengasah
keterampilan koordinasi, ketangkasan, dan daya tahan fisik. Selain
itu, ini adalah permainan yang menyenangkan dan sering
dimainkan oleh anak-anak untuk bersenang-senang dan menjalin
persahabatan. Permainan ini telah menjadi bagian penting dari
budaya anak-anak di Indonesia dan banyak negara lain di seluruh
dunia.

4. Komponen Permainan Tradisional

Komponen dalam permainan tradisional bisa bermacam-macam,


tergantung dari jenis permainan tradisional apa yang dijadikan acuan.
namun berikut merupakan beberapa komponen yang biasanya ada
dalam sebuah permainan tradisional (Muslihin, Respati, & Cahyana,
2021).
a. Aturan
Setiap permainan tradisional memiliki aturan dan panduan
yang harus diikuti oleh pemain. Aturan ini dapat sangat sederhana
atau sangat kompleks tergantung pada jenis permainan. Aturan ini
biasanya diwariskan secara turun temurun atau diajarkan oleh para
pendahulu.
b. Tujuan
Setiap permainan memiliki tujuan tertentu yang harus
dicapai oleh pemain. Tujuan ini bisa berupa mencapai skor
tertentu, mengalahkan lawan, mencapai titik akhir, atau mencapai
tujuan lain yang ditetapkan dalam peraturan.

12
c. Pemain
Permainan tradisional biasanya dimainkan oleh sekelompok
orang. Jumlah pemain bisa berbeda-beda tergantung pada jenis
permainan. Beberapa permainan hanya memerlukan dua pemain,
sementarajenis permainan yang lain bisa melibatkan kelompok
yang lebih besar.
d. Sarana Peralatan
Banyak permainan tradisional menggunakan alat dan
perlengkapan khusus. Ini bisa berupa bola, kartu, papan permainan,
cetakan permainan, atau benda-benda lain yang diperlukan untuk
bermain.
e. Lokasi
Beberapa permainan tradisional memerlukan waktu dan
tempat tertentu untuk dimainkan. Misalnya, permainan tradisional
tertentu mungkin hanya dimainkan pada saat-saat tertentu dalam
tahun atau memerlukan lapangan atau area khusus. Namun
permainan tradisional sehari-hari biasanya cukup memerlukan
lokasi yang mudah ditemukan dan aman, seperti lapangan, kebun,
dan tempat lain di sekitar rumah.
f. Keterampilan dan Taktik
Banyak permainan tradisional melibatkan keterampilan
khusus dan taktik yang harus dikuasai oleh pemain. Ini bisa berupa
keterampilan fisik, seperti lemparan atau tendangan, atau
keterampilan mental, seperti perencanaan strategi.
g. Budaya
Permainan tradisional sering mencerminkan aspek-aspek
budaya dan kreativitas masyarakat tempat permainan tersebut
berasal. Mereka seringkali memiliki lagu-lagu, gerakan, atau cerita
yang terkait dengan budaya setempat. Maka dari itu tidak jarang
beberapa permainan tradisional biasanya dimainkan bersamaan
dengan menyanyikan sebuah lagu daerah tertentu.

13
h. Interaksi Sosial
Salah satu aspek penting dari permainan tradisional adalah
interaksi sosial antara pemain. Permainan ini dapat
mempromosikan kerja sama, persaingan yang sehat, dan interaksi
antargenerasi.

5. Aspek dalam Permainan Tradisional

Berikut merupakan beberapa aspek perkembangan anak yang


distimulasi melalui permainan tradisional (Kurniawan, 2019: 14).

a. Aspek motorik: Melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik,


motorik kasar, motorik halus.
b. Aspek kognitif: Mengembangkan maginasi, kreativitas, problem
solving, strategi, antisipatif, pemahaman kontekstual.
c. Aspek emosi: Katarsis emosional, mengasah empati, pengendalian
diri.
d. Aspek bahasa: Pemahaman konsep-konsep nilai.
e. Aspek sosial: Menjalin relasi, kerjasama, melatih kematangan
sosial dengan teman sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih
keterampilan sosialisasi berlatih peran dengan orang yang lebih
dewasa/masyarakat.
f. Aspek spiritual: Menyadari keterhubungan dengan sesuatu yang
bersifat Agung (transcendental).
g. Aspek ekologis: Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam
sekitar secara bijaksana.
h. Aspek nilai-nilai/moral: Menghayati nilai-nilai moral yang
diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya.

6. Kelebihan dan Kekurangan Permainan Tradisional

Layaknya sebuah produk yang diciptakan oleh manusia, permainan


tradisional juga memiliki kelebihan dan kekurangan (Puji, 2021).

14
Berikut merupakan kelebihan yang dimiliki oleh permainan
tradisional.
- Memelihara warisan budaya
- Mengajarkan norma sosial dan etika
- Melatih kesabaran, kerjasama, kreativitas
- Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan inisiatif anak
- Mengembangkan keterampilan
- Melatih anak untuk bisa bersosialisasi
- Membantu kesehatan fisik
- Mengurangi kecanduan gadget
- Berbiaya murah dan ramah lingkungan
Sedangkan berikut merupakan kekurangan yang dimiliki oleh
permainan tradisional.
- Terbatas terkait area bermain
- Beberapa permainan tradisional kurang aman
- Resiko cedera tinggi
- Kurang mendukung kemajuan teknologi
- Tidak mendukung perkembangan jaman
- Kurangnya peralatan keselamatan bermain

7. Manfaat Permainan Tradisional Bagi Siswa

Selain untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai yang ada di


dalamnya, serta memperkokoh budaya bangsa. Melestarikan budaya
bangsa dengan melalui permainan itu sangat membantu, karena anak
langsung bisa merasakan dan praktek mengenai permainan-permainan
budaya bangsa (Hasibuan, dkk, 2011: 464). Permainan tradisional juga
banyak memiliki manfaat bagi yang memainkan. Ontong (2013: 11),
permainan tradisional sangat membantu perkembangan anak. Maka
tidak heran bila dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan pun banyak menggunakan permainan tradisional dalam
aktivitas gerak (Kurniawan, 2019: 16). Menggunakan permainan

15
tradisional memberikan kesempatan pada anak untuk menghargai
tentang aspek budaya, melakukan interaksi antar teman dan
mempromosikan gaya hidup sehat (Putra, dkk, 2014: 2088).
Pemberian permainan tradisional untuk anak usia dini dapat
meningkatkan aspek fisik, psikologis, dan sosiologis anak.
Deritani (2014: 42), pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan menggunakan permainan tradisional banyak
memperoleh manfaat bagi peserta didik. Sudarsini (2013: 3),
permainan tradisional menyebabkan anak yang bermain menjadi
senang, bersungguh-sungguh, merasa terpacu untuk mengaktualisasi
potensi yang berbentuk gerak, dan sikap perilakunya. Situasi seperti
ini menimbulkan aspek pribadi anak sebagai makhluk sosial dan
makhluk Tuhan. Dengan demikian, permainan tradisional dapat
berfungsi sebagai wahana pencapaian tujuan pendidikan. Permainan
tradisional sesuai untuk pengembangan keterampilan motorik dasar
(Akbari, dkk, 2009: 123). Permainan tradisional juga dapat digunakan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan juga permainan
tradisional dapat membantu siswa dalam meningkatkan kebugaran
jasmaninya (Yulianti, Drajat, & Rahmat, 2013; Sukarno, Habibudin, &
Ruhiat: 2013). Permainan tradisional bisa membantu dalam
pembentukan karakter anak, seperti nilai sportivitas, kejujuran,
keuletan, kesabaran, ketangkasan, kreativitas, dan kerja sama
(Sujarno, 2013: 165).
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan manfaat dari
menggunakan permainan tradisional, yaitu membantu dalam
melestarikan budaya bangsa, membuat anak senang dan antusias
dalam pembelajaran, meningkatkan kebugaran jasmani siswa, dan
untuk tercapainya tujuan dari pembelajaran.

16
8. Dampak Permainan Tradisional Bagi Perkembangan Siswa

Dampak dari bermain permainan tradisional dapat berbeda-beda


tergantung pada jenis permainan yang dimainkan oleh siswa. Namun,
secara umum, bermain permainan tradisional akan jauh lebih
bermanfaat dibandingkan bermain permainan modern dengan
perangkat keras khusus. Dalam permainan boi-boian, permainan petak
umpet, ular naga, dan lompat karet memerlukan kerjasama yang baik
antar tim pada saat proses permainan. Kerjasama dapat membentuk
kepribadian peserta didik yang lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam
kehidupan sosialnya di masa depan (Yudiwinata & Handoyo, 2014).
Permainan beregu seperti ular naga dan boi-boian akan melatih
sportivitas siswa, karena permainan tersebut tidak akan berjalan
dengan baik jika dilakukan secara curang serta akan menerima penalti
dari sesama pemain. Permainan ini dapat melatih anak untuk mampu
berpikir kritis dengan mengembangkan strategi yang dimilikinya
dalam permainan karena dalam permainan boi-boian dan ular naga
sangat membutuhkan strategi yang baik untuk memenangkan
permainan. Terkait dampak fisik yang akan diperoleh adalah mereka
akan lebih leluasa dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti
berlari, bermain, bahkan belajar.
Sedangkan untuk permainan seperti bola bekel yang biasa
dimainkan oleh anak perempuan, permainan ini lebih mengedepankan
sportivitas dan strategi untuk memenangkan permainan. Keterampilan
siswa akan meningkat selama memainkan permainan bola bekel,
terutama dalam keterampilan menggunakan tangan. Jika permainan
ini dimainkan oleh banyak pemain, maka kerjasama juga diperlukan
untuk memenangkan permainan tersebut. Menurut Piaget, tahap ini
merupakan proses egosentrisme yang ada pada diri anak yang lambat
laun akan menghilang seiring dengan digunakannya logika untuk
memenangkan permainan. Dalam permainan tradisional, anak
diajarkan untuk jujur ​dan melatih kemampuan psikomotoriknya, yang

17
akan mempengaruhi kesehatan dan perkembangannya. Karena
permainan tradisional memerlukan aspek motorik seperti berlari,
melompat, keseimbangan, dan keberanian yang tentunya akan
meningkatkan kesehatan dan kekebalan tubuh siswa. Sementara itu,
dari aspek psikologis juga perlu adanya kejujuran, toleransi, dan
kerjasama, yang mana dari aspek tersebut akan membentuk
kepribadian anak yang baik.

9. Nilai Pendidikan Karakter dalam Permainan Tradisional

Berdasarkan Statistik Kebudayaan Tahun 2017 diketahui jenis


permainan tradisional di seluruh Indonesia berjumlah 785. Setiap
permainan tradisional itu mengandung nilai karakter utama. Nilai
karakter utama itu diketahui dari dua hal. Pertama, secara intrinsik
nilai karakter utama itu melekat pada permainan tradisional itu
sendiri. Kedua, secara ekstrinsik nilai karakter itu muncul ketika
ditempatkan dari konteks apa permainanan itu dilaksanakan. Berikut
ini adalah 5 nilai karakter utama yang terdapat dalam permainan
tradisional (Nurrochsyam, Sudrajat, Atmadiredja, & Purwana, 2019:
61).
a. Nilai Religiositas
Nilai karakter religiositas yang mencerminkan keberimanan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan dalam perilaku untuk
melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, serta
hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter
religiosiositas ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan
individu dengan alam semesta (lingkungan). Dengan demikian,
nilai religiusitas meliputi semua unsur tindakan manusia dalam
kaitannya dengan keberimanan kepada Tuhan, baik sebagai

18
makhluk individu, sosial, maupun dalam hubungannya dengan
lingkungan.
Secara intrinsik dari beberapa permainan tradisional yang
populer tidak mengandung nilai religiusitas, tetapi secara ekstrinsik
seluruh permainan tradisional mengandung nilai religiositas ketika
ditempatkan dalam keseluruhan konteks permainan yang di
dalamnya terdapat hompimpah, yaitu penentuan atau undian bagi
pemain yang bermain lebih dahulu. Hompimpa menurut salah
seorang narasumber mengatakan bahwa berarti adalah dari Allah
dan kembali kepada Allah, yang artinya bahwa segala yang ada ini
adalah ciptaan Allah dan akan kembali kepada Allah
b. Nilai Nasionalisme
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap,
dan berbuat yang yang menunjukkan kesetiaan. kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Hal itu menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya. Sub nilai nasionalis antara lain apresiasi budaya
bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban,
unggul dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat
hukum, disiplin, serta menghormati keragaman budaya, suku, dan
agama.
Secara intrinsik nilai nasionalisme itu tidak melekat pada
permainan tradisional, tetapi secara ekstrinsik seluruh permainan
tradisional itu mengandung nilai nasionalisme kalau ditempatkan
dalam konteks waktu dan tempat permainan itu dilaksanakan.
Permainan tradisional yang dilaksanakan untuk memperingati Hari
Kemerdekaan Indonesia atau Hari Pahlawan akan mempunyai nilai
nasionalisme karena dihubungkan dengan rasa cinta terhadap tanah
air dengan cara berpartisipasi dalam perayaan Hari Kemerdekaan
Indonesia.

19
c. Nilai Kemandirian
Nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku
tidak bergantung kepada orang lain dan menggunakan segala
tenaga, pikiran, dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi,
dan cita- cita. Sub nilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja
keras), tangguh, tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan belajar sepanjang hayat.
d. Nilai Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu
menyelesaikan persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, bersahabat dengan orang lain, dan memberi
bantuan pada mereka yang miskin, tersingkir, dan membutuhkan
pertolongan. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai, kerja
sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah
mufakat, tolong- menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi,
anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
e. Nilai Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan serta memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas
meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat
dalam kehidupan sosial, konsisten dalam tindakan dan perkataan
yang berdasarkan kebenaran. Sub nilai integritas antara lain
kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti
korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, menghargai
martabat individu (terutama penyandang disabilitas).

20
10. Kriteria Permainan Tradisional yang Baik

Berdasarkan berbagai manfaat yang dimiliki oleh permainan


tradisional terhadap perkembangan anak, sudah saatnya para tenaga
pendidik di era kemajuan teknologi ini tetap melibatkan pembelajaran
menggunakan permainan tradisional. Pengembangan sebuah
permainan tradisional tentu harus memiliki kriteria-kriteria tertentu
agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Ashshidieqy
(2023), berikut merupakan kriteria permainan tradisional yang baik
untuk diterapkan kepada siswa.
a. Mengembangkan Potensi Anak
Permainan tradisional dapat dimainkan dengan beberapa
orang, sehingga membutuhkan kreativitas dan strategi yang baik
untuk dapat memenangkan setiap permainan. Kreativitas anak akan
terasah ketika anak terlibat dalam sebuah permainan tersebut.
Permainan tradisional yang baik adalah permainan tradisional yang
dapat merangsang anak untuk berpikir kritis untuk
mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya.
b. Mengembangkan Jiwa Bersosial Anak
Melalui permainan tradisional anak bisa lebih mudah untuk
bersosialisasi dengan teman-temannya. Selain itu, pengetahuan
serta wawasan anak juga dapat menjadi luas saat bermain. Oleh
karena itu anak harus selalu diberi dukungan dalam melakukan
hal-hal yang positif melalui permainan tradisional.
c. Melatih Fisik dan Mental Anak
Permainan tradisional dapat memperlihatkan ekspresi anak
saat bermain seperti raut wajah, semangat, serta kemampuan
lainnya dalam bermain. Melalui beragam gerakan dan interaksi
yang terlibat selama bermain, anak secara tidak sadar akan melatih
ketangkasan fisik dan mental secara bersamaan. Anak melalui
permainan tradisional akan memiliki kelebihan baik secara fisik
dan mental.

21
d. Mendukung Kesehatan dan Imunitas Anak
Bermain permainan tradisional membutuhkan gerakan yang
intens selama proses kegiatan. Gerakan-gerakan tersebut
menunjukkan bahwa terdapat sebuah mekanisme metabolisme
yang bekerja dalam tubuh. Kegiatan bermain permainan tradisional
juga dapat disebut sebagai salah satu kegiatan olah raga karena
melibatkan gerakan, taktik, dan pemikiran di dalamnya. Maka dari
itu dengan permainan tradisional akan dapat mendukung kesehatan
dan imunitas anak.
e. Menyenangkan Sambil Belajar
Melalui kegiatan bermain dengan permainan tradisional tentu akan
menjadikan anak lebih semangat di sekolah. Permainan tradisional
yang baik adalah permainan tradisional yang tetap melibatkan
unsur-unsur pembelajaran. Tantangan dalam memainkan
permainan tradisional dapat diselipkan soal-soal, materi, maupun
sebuah lagu yang bernuansa pendidikan. Secara tidak langsung
anak akan menangkap materi sambil bermain.

22
11. Pengembangan Kisi-Kisi Angket Kelayakan Produk

a. Kisi-Kisi Angket Kelayakan Permainan Tradisional oleh Ahli Media

No Aspek Indikator Nomor Butir


1 Tujuan Ketepatan tujuan pengembangan 1
Ketepatan capaian pembelajaran 2
Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar (KD) 3
2 Pembelajaran Ketepatan dalam pembelajaran 4,5
Hubungan dengan motivasi belajar 6,7
3 Nilai Nilai religiositas 8,9
Nilai nasionalisme 10,11,12
Nilai kemandirian 13,14
Nilai gotong royong 15,16,17
Nilai integritas 18
4 Manfaat Kemudahan penggunaan 19,20
Melatih kreativitas 21
Melatih keterampilan 22,23
Melatih berpikir kritis 24
Ketertarikan penggunaan 25
Melatih jiwa sosial 26,27
Meningkatkan kesehatan fisik dan mental 28,29
5 Desain Kesesuaian desain dengan usia pengguna 30
Keselamatan dan keamanan 31,32
Kesesuaian desain dengan aturan bermain 33
Kelengkapan komponen 34
6 Budaya Ketepatan dengan budaya setempat 35,36,37
Kesesuaian dengan moral bangsa 38,39,40

2
Angket Kelayakan Permainan Tradisional oleh Ahli Media
Skor
No Butir
1 2 3 4 5
1 Permainan tradisional dikembangkan untuk memfasilitasi belajar
2 Permainan yang disajikan sesuai dengan capaian pembelajaran
3 Permainan yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar
4 Permainan tepat digunakan dalam pembelajaran
5 Permainan sesuai untuk mendukung kegiatan belajar
6 Permainan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
7 Permainan dapat mendukung peningkatan pemahaman materi siswa
8 Aturan dalam permainan tidak menyimpang dari ajaran agama
9 Terdapat unsur ketuhanan dalam memainkan permainan
10 Permainan dapat meningkatkan jiwa nasionalisme siswa
11 Terdapat unsur kenegaraan dalam permainan
12 Aturan memainkan terdapat unsur sejarah
13 Permainan ini melatih kemandirian siswa
14 Siswa dapat memahami aturan bermain secara mandiri
15 Terdapat kerjasama tim dalam permainan
16 Permainan melatih jiwa gotong royong siswa
17 Aturan permainan terdapat unsur bahu membahu
18 Aturan permainan memungkinkan siswa untuk melatih kejujuran
19 Permainan mudah dimainkan siswa
20 Aturan permainan dapat dipahami dengan mudah
21 Permainan melatih kreativitas siswa
22 Permainan melatih motorik halus siswa
23 Permainan melatih motorik kasar siswa

3
24 Permainan melatih proses berpikir kritis siswa
25 Siswa tertarik memainkan penggunaan
26 Permainan melatih jiwa sosial siswa
27 Permainan melatih kekompakan siswa
28 Permainan mendukung kesehatan fisik siswa
29 Permainan mendukung kesehatan mental siswa
30 Desain permainan sesuai dengan tingkatan usia siswa
31 Bahan yang digunakan aman untuk siswa
32 Aturan bermain mengutamakan keselamatan siswa
33 Desain permainan sesuai dengan aturan bermain
34 Komponen dalam permainan lengkap
35 Aturan bermain disesuaikan dengan budaya setempat
36 Terdapat unsur budaya dalam memainkan permainan
37 Permainan membantu siswa mengenal budaya daerah
38 Aturan bermain mengedepankan ideologi Pancasila
39 Permainan sesuai dengan kebiasaan Masyarakat Indonesia
40 Permainan melatih moral baik siswa

4
b. Kisi-Kisi Angket Kepraktisan Permainan Tradisional oleh Guru

No Aspek Indikator Nomor Butir


1 Pembelajaran Ketepatan dalam pembelajaran 1,2
Hubungan dengan motivasi belajar 3,4
Praktis dalam pembelajaran 5
2 Manfaat Kemudahan penggunaan 6,7
Melatih kreativitas 8
Melatih keterampilan 9,10
Melatih berpikir kritis 11
Ketertarikan penggunaan 12
Melatih jiwa sosial 13,14
Meningkatkan kesehatan fisik dan mental 15,16
3 Desain Kesesuaian desain dengan usia pengguna 17
Keselamatan dan keamanan 18,19
Kesesuaian desain dengan aturan bermain 20
Kelengkapan komponen 21

5
Angket Kepraktisan Permainan Tradisional oleh Guru
Skor
No Butir
1 2 3 4 5
1 Permainan tepat digunakan dalam pembelajaran
2 Permainan sesuai untuk mendukung kegiatan belajar
3 Permainan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
4 Permainan dapat mendukung peningkatan pemahaman materi siswa
5 Permainan praktis digunakan selama mengajar dan pembelajaran
6 Permainan mudah dimainkan siswa
7 Aturan permainan dapat dipahami dengan mudah
8 Permainan melatih kreativitas siswa
9 Permainan melatih motorik halus siswa
10 Permainan melatih motorik kasar siswa
11 Permainan melatih proses berpikir kritis siswa
12 Siswa tertarik memainkan penggunaan
13 Permainan melatih jiwa sosial siswa
14 Permainan melatih kekompakan siswa
15 Permainan mendukung kesehatan fisik siswa
16 Permainan mendukung kesehatan mental siswa
17 Desain permainan sesuai dengan tingkatan usia siswa
18 Bahan yang digunakan aman untuk siswa
19 Aturan bermain mengutamakan keselamatan siswa
20 Desain permainan sesuai dengan aturan bermain
21 Komponen dalam permainan lengkap

6
c. Kisi-Kisi Angket Kepraktisan Permainan Tradisional oleh Siswa

No Aspek Indikator Nomor Butir


1 Pembelajaran Ketepatan dalam pembelajaran 1,2
Hubungan dengan motivasi belajar 3,4
Praktis dalam pembelajaran 5
2 Manfaat Kemudahan penggunaan 6,7
Melatih kreativitas 8
Melatih keterampilan 9,10
Melatih berpikir kritis 11
Ketertarikan penggunaan 12
Melatih jiwa sosial 13,14
Meningkatkan kesehatan fisik dan mental 15,16
3 Desain Kesesuaian desain dengan usia pengguna 17
Keselamatan dan keamanan 18,19
Kesesuaian desain dengan aturan bermain 20
Kelengkapan komponen 21

7
Angket Kepraktisan Permainan Tradisional oleh Siswa
Skor
No Butir
1 2 3 4 5
1 Permainan tepat digunakan dalam pembelajaran
2 Permainan sesuai untuk mendukung kegiatan belajar
3 Permainan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
4 Permainan dapat mendukung peningkatan pemahaman materi siswa
5 Permainan praktis digunakan selama mengajar dan pembelajaran
6 Permainan mudah dimainkan siswa
7 Aturan permainan dapat dipahami dengan mudah
8 Permainan melatih kreativitas siswa
9 Permainan melatih motorik halus siswa
10 Permainan melatih motorik kasar siswa
11 Permainan melatih proses berpikir kritis siswa
12 Siswa tertarik memainkan penggunaan
13 Permainan melatih jiwa sosial siswa
14 Permainan melatih kekompakan siswa
15 Permainan mendukung kesehatan fisik siswa
16 Permainan mendukung kesehatan mental siswa
17 Desain permainan sesuai dengan tingkatan usia siswa
18 Bahan yang digunakan aman untuk siswa
19 Aturan bermain mengutamakan keselamatan siswa
20 Desain permainan sesuai dengan aturan bermain
21 Komponen dalam permainan lengkap

8
C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Permainan tradisional, merupakan warisan budaya yang telah


tumbuh sejak zaman kuno dan mengakar dalam berbagai lapisan
masyarakat tanpa memandang usia atau status sosial. Media
pembelajaran tradisional memiliki karakteristik penting, di antaranya
diwariskan turun temurun, sederhana dalam permainannya,
mengutamakan pengembangan keterampilan dan kreativitas, serta
mendorong kolaborasi dan interaksi sosial, sambil membawa unsur
hiburan dan pembelajaran.
Ciri-ciri umum dari permainan tradisional adalah bahwa mereka
berakar dalam konteks budaya, sederhana dalam konsepnya, dan tidak
bergantung pada teknologi modern. Setiap permainan tradisional
terdiri dari komponen-komponen yang mencakup tujuan permainan,
aturan main, jumlah pemain yang terlibat, serta peralatan yang
digunakan. Selain itu, permainan tradisional melibatkan berbagai
aspek dalam pengalaman bermain anak-anak, termasuk aspek motorik,
kognitif, emosional, bahasa, sosial, spiritual, ekologis, dan moral.
Meskipun permainan tradisional memiliki kelebihan seperti
mempromosikan pembelajaran yang menyenangkan, pengembangan
keterampilan sosial, serta pemahaman budaya dan nilai-nilai
tradisional, mereka juga memiliki kekurangan, terutama dalam hal
aksesibilitas di era digital. Namun, permainan tradisional masih
memiliki manfaat besar bagi siswa, termasuk pengembangan
keterampilan motorik, peningkatan motivasi belajar, dan pemahaman
yang lebih mendalam tentang budaya. Selain itu, permainan
tradisional dapat berfungsi sebagai alat efektif dalam mengajarkan
nilai-nilai pendidikan karakter seperti kejujuran, kerja sama,
keberanian, dan toleransi kepada generasi muda.
D. DAFTAR REFERENSI

Alfrendi, J. (2019, Juni 28). Permainan Tradisional Sangat Unik, Inilah 3


Ciri Khas Mainan Tradisional. Retrieved from Bobo Grid:
https://bobo.grid.id/read/081761033/permainan-tradisional-sangat
-unik-inilah-3-ciri-khas-mainan-tradisional?page=all.
Akbari, Abdoli, Shafizadeh, Khalaji, Hajihoosseini, & Ziaee. 2009. The
Effect of Traditional Games in Fundamental Motor Skill
Development in 79 Year Old Boys. Iran J Pediatr, 19 (2):
123-124.
Ashshidieqy, M. (2023, Mei 3). Membentuk Jati Diri Anak Melalui
Permainan Tradisional. Retrieved from Paud Pedia:
https://paudpedia.kemdikbud.go.id/galeri-ceria/ruang-artikel/mem
bentuk-jati-diri-anak-melalui-permainan-tradisional?ref=MTU2N
S0zNzVmNjNlYg==&ix=NDctNGJkMWM0YjQ=.
Deritani, N. 2014. Pengembangan Permainan Tradisional Ekar Mix
Dalam Pembelajaran Penjasorkes. Journal of Physical Education
and Sports, 3 (1): 41-45.
Hasibuan, Isal, Anggun, Ahmad, & Selviandro. 2011. Preservation of
Cultural Heritage and Natural History through Game Based
Learning. International Journal of Machine Learning and
Computing, 1 (5):464.
Kurniawan, A. (2019). Olahraga dan Permainan Tradisional. Malang:
Wineka Media.
Muazimah, A., & Wahyuni, I. W. (2020). Pendidikan karakter berbasis
kearifan lokal melalui permainan tradisional tarik upih dalam
meningkatkan motorik kasar anak. Generasi Emas: Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 3(1), 70-76. DOI:
https://doi.org/10.25299/jge.2020.vol3(1).5505
Muslihin, H., Respati, R., & Cahyana. (2021). Manfaat Permainan
Tradisional Untuk Peningkatan Tumbuh Kembang Anak. Seminar
Pendidikan dan Pembelajaran 4 (pp. 82-88). Tasikmalaya:
Universitas Pendidikan Indonesia.

Novi Mulyani. (2016). Super Asyik Permainan Tradisional Anak


Indonesia. Yogyakarta: Diva Press.

Nurrochsyam, M., Sudrajat, U., Atmadiredja, G., & Purwana, B. (2019).


Permainan Tradisional Sebagai Wahana Pendidikan Karakter.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2
N. E. Nurjanah and T. T. Mukarromah, “Pembelajaran Berbasis Media
Digital pada Anak Usia Dini di Era Revolusi Industri 4.0 : Studi
Literatur,” J. Ilm. Potensia, vol. 6, no. 1, pp. 66–77, 2021, doi:
10.33369/jip.6.1.66-77.
Ontong, R. 2013. Kitab Game Khusus Paud Dari Permainan Tradisional
Hingga Modern. Jogyakarta: FlashBooks.
Puji, A. (2021, Juni 3). Katanya, Anak Lebih Baik Main Permainan
Tradisional Ketimbang Gadget? Retrieved from halosehat:
https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkemb
angan-anak/mainan-anak-tradisional/
Putra, Anuwar, Aqma, Fahmi. 2014. Re-Creation Of Malaysian
Traditional Game Namely ‘Baling Selipar’: A Critical Review.
International Journal of Science, Environment and Technology, 3
(6): 2088.
Rifani. (2023, Maret 25). Karakteristik Permainan Tradisional. Retrieved
from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/rifani57187/641e199c08a8b50a897
4a7c2/karakteristik-permainan-tradisional.
Sudarsini. 2013. Pendidikan Jasmani Olahraga. Malang: Fakultas Ilmu
pendidikan Universitas Negeri Malang.
Sujarno. 2013. Permainan Tradisional Dalam Pembentukan Karakter
Anak. Balai Pelestarian Nilai Kebudayaan Yogyakarta:
Yogyakarta.
Sukarno, Habibudin, & Ruhiat. 2013. Pengaruh Pembelajaran Permainan
Tradisional Permainan Hadang Terhadap Tingkat Kebugaran
Jasmani Siswa. Jurnal Pgsd Pendidikan Jasmani, 1 (3): 01.
Sutini, A. (2018). Meningkatkan keterampilan motorik anak usia dini
melalui permainan tradisional. Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 4(2). doi:
https://doi.org/10.17509/cd.v4i2.10386.
Yudiwinata, H., & Handoyo, P. (2014). Permainan Tradisional dalam
Budaya dan Perkembangan Anak. Jurnal Mahasiswa Universitas
Negeri Surabaya, 2(3), 1-5.
Yulianti, Darajat, & Rahmat. 2013. Mengembangkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas IV SDN Cibeunying 2 Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Melalui Pengembangan Permainan
Tradisional. Jurnal Pgsd Pendidikan Jasmani. 1 (3): 01.

3
Zaini, Muhammad. (1988). Permainan Tradisional Jawa Barat. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai