Anda di halaman 1dari 7

INVENTARISASI PERMAINAN TRADISIONAL ANAK

SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BUDAYA PADA

KELOMPOK REMAJA DINI

DI DESA SUKALUYU

Kelompok 1

Nama Anggota:

Dedih Padilah 11211312

Alizah Nur Zakiah 11210928

Neng Hera Nuraeni 11211065

Asri Pratiwi 11210925

Juliardi Nurfikri 11211127

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Nusa Mandiri

Jakarta

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan teknologi berdampak pada popularitas permainan


tradisional anak yang semakin menurun. Hal ini terlihat dengan jarangnya
ditemukan anak yang memainkan permainan tradisional, mereka lebih sering
terlihat memainkan permainan-permainan masa kini dan cenderung lebih memilih
hal-hal yang bersifat instan, serba online dan lain-lain. Terlebih lagi dengan
perkembangan di bidang telekomunikasi yang semakin canggih, seperti ponsel
pintar dengan berbagai macam fitur dan dilengkapi dengan game online yang
mudah diakses kapan saja dan di mana saja, hal ini menyebabkan perlahan tapi
pasti permainan tradisional mulai dilupakan masyarakat tertentu terutama
sekelompok remaja dini.

Permainan tradisional sudah sangat jarang dimainkan, bahkan kebanyakan


sekelompok remaja dini tidak tahu apa dan bagaimana cara memainkan
permainan-permainan tradisional tersebut. Padahal permainan tradisional ini
mempunyai berbagai manfaat, di antaranya yaitu menumbuhkan jiwa
kepemimpinan pada anak, sebagai sarana sosialisasi, melatih kreativitas, melatih
ketangkasan, melatih berhitung, melatih untuk berpikir cepat, serta sebagai sarana
olahraga dan sebagainya.

Kondisi sekelompok remaja dini yang sudah kecanduan dengan game online
juga terjadi di wilayah Sukaluyu, Kab.Karawang. berdasarkan pengamatan team
pengusul, hampir setiap anak memiliki handphone atau peralatan game online
lainnya. Sehingga kegiatan sesudah pulang sekolah adalah bermain game di
rumah masing-masing. Jarang sekali anak-anak yang keluar rumah dan bermain
bersama dengan temannya karena sudah merasa nyaman dengan bermain game
online. Apabila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut maka karakter yang terbentuk
pada anak bangsa Indonesia adalah karakter yang individualistis dan bukan
kooperatif (mau bekerja sama) sebagaimana yang dibanggakan selama ini.

Oleh karena itu, kami menyelenggarakan kegiatan inventarisasi permainan


tradisional untuk menumbuhkan kembali rasa cinta dan minat terhadap permainan
tradisional yang akan sangat bermanfaat, sekaligus memberi wadah bagi
sekolompok remaja dini untuk tetap menjaga kelestarian budaya permainan
tradisional agar tidak punah akibat maraknya game online pada masa kini.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimana pengetahuan kelompok remaja dini tentang permainan-permaina


tradisional?
2. Apa saja jenis permainan tradisional untuk melestarikan budaya yang ada di
Sukaluyu?

1.3. Tujuan

Tujuan dari kegiatan PKM-PM ini adalah terbentuknya suatu komunitas dari
anak-anak usia 10-14 tahun (kelompok remaja dini) di daerah Sukaluyu yang
mampu bermain permainan tradisional sebagai upaya pelestarian budaya di tengah
maraknya game online kepada kelompok remaja dini:

1. Mengenal kembali berbagai jenis permainan tradisional yang mulai hilang


pada kelompok remaja dini yang ada di daerah Sukaluyu.
2. Mengetahui bagaiman cara memainkan permainan tradisional tersebut untuk
melestarikan budaya setempat.
3. Menumbuhkan ketertarikan kelompok remaja dini untuk memainkan
permainan-permainan tradisional serta dapat meningkatkan kreativitas pada
kelompok remaja dini.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah adanya dokumentasi budaya dalam bentuk


inventarisasi permainan tradisional kelompok remaja dini agar budaya ini tidak
punah dan dilupakan.

1.5. Ruang Lingkup

Permainan tradisional ini sudah ada sejak adanya peradaban manusia.


Beberapa di antarnya adalah permainan galasin, petak umpet, bola bekel, lompat
tali, congklak dan masih banyak jenis permainan tradisional lainnya. Yang
semakin berkurang eksitensinya, kurang dikenal oleh sekelompok remaja dini,
dan sering dipandang sebelah mata oleh orang tua. Permainan tradisional anak ini
kaya akan kearifan lokal sehingga perlu dijaga, dilestarikan dan dihindarkan dari
kepunahan. Targetnya ialah masyarakat setempat, terutama pada kelompok remaja
dini di daerah Sukaluyu.
1.6. Luaran Yang Di Harapkan

Dengan terlaksananya PKM-PM ini diharapkan akan menghasilkan suatu


luaran yang bermanfaat bagi masyarakat terutama bagi kelompok remaja dini,
dapat memperkenalkan kembali permainan tradisional yang mulai dilupakan
akibat maraknya game online di masa kini pada sekelompok remaja dini,
sekaligus menumbuhkan rasa cinta dan bangga di hati masyarakat terutama bagi
anak terhadap permainan tradisional yang pada dasarnya memuat kearifan-
kearifan lokal.
BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Inventarisasi

Inventarisasi berkaitan erat dengan penjagaan dan pencatatan Aset. Di


dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia inventarisasi adalah pencatatan atau
pengumpulan data. (KBBI : 2007). Jadi, dalam menginventarisasi data, suatu
data dicatat dan dikumpulkan.

Sedangkan menurut Sugiama (2013:173), inventarisasi aset adalah


serangkaian kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, pelaporan hasil
pendataan aset, dan mendokumentasikannya baik aset berwujud maupun aset
tidak berwujud pada suatu waktu tertentu.

2.2 Permainan Tradisional

Kemajuan teknologi tumbuh dengan cepat yg menyebabkan anak remaja


sekarang ini tidak dapat melakukan permainan tradisional yang selama ini kita
lestarikan, miris ketika kemajuan teknologi ini tidak dibarengi dengan
melestarikan permainan anak yang menjadi kebudayaan indonesia, padahal
kenyataannya dengan permainan tadisional dapat memupuk rasa persaudaraan
yang semakin kuat, tenggang rasa, kerjasama juga saling menyayangi dan
menghormati satu sama lain.
Sedangkan menurut Dananjaja, (1987:171) satu bentuk yang berupa
permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif
tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak
mempunyai variasi.
Permainan tradisional bangsa Indonesia adalah merupakan bentuk budaya
bangsa Indonesia yang tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia.
Permainan tradisional tersebut merupakan aktivitas bangsa yang menduduki
tempat penting dalam kehidupan masyarakat dan merupakan sumber daya
yang amat besar serta mempunyai nilai dalam menanamkan sikap dan
keterampilan. Permainan tradisional merupakan wadah kegiatan masyarakat
sebagai hiburan ataupun penyaluran kreativitas di waktu luang dan sebagai
sarana sosialisasi. (Departemen P & K : 1983:1).
2.3 Pelestarian

Lewat kajian historis terhadap peristiwa-peristiwa penting dimasa lampau,


kita yang hidup sekarang bisa mempelajari pola tingkah laku manusia dan
menganalisisnya demi kepentingan hidup kita sekarang dan masa-masa
selanjutnya. Sejarah eksistensi sebuah peradaban tidak hanya dapat ditelusuri
lewat historiografi ataupun catatan aktivitas pejuangan masyarakatnya. Selain
misalnya memerinci kajian geologis, masih banyak saksi bisu lainnya yang
bisa menceritakan perjalanan masa lalu sebuah kota, terutama ketika kota
tersebut mengalami masa kejayaan. Salah satu dari saksi bisu itu adalah
bangunan-bangunan tua, yang banyak di antaranya menyimpan catatan sejarah
autentik.
Pelestarian, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2007) berasal
dari kata dasar lestari, yang artinya adalah tetap selamalamanya tidak berubah.
Kemudian, dalam kaidah penggunaan Bahasa Indonesia, pengunaan awalan
pe- dan akhiran –an artinya digunakan untuk menggambarkan sebuah proses
atau upaya (kata kerja).
Jadi berdasarkan kata kunci lestari ditambah awalan pe- dan akhiran –an,
maka yang dimaksud pelestarian adalah upaya atau proses untuk membuat
sesuatu tetap selamalamanya tidak berubah. Bisa pula didefinisikan sebagai
upaya untuk mempertahankan sesuatu supaya tetap sebagaimana adanya.
Mengenai pelestarian budaya lokal, Jacobus Ranjabar (2006:114)
mengemukakan bahwa pelestarian norma lama bangsa (budaya lokal) adalah
mempertahankan niai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan
mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis, serta menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang.
Merujuk pada definisi diatas, maka dapat didefinisikan bahwa yang
dimaksud pelestarian budaya (ataupun budaya lokal) adalah upaya untuk
mempertahankan agar supaya budaya tetap sebagaimana adanya.

2.4 Budaya

Budaya adalah pikiran, akal budi, dan adat istiadat (KBBI,2007)


Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat (Koentjaraningrat : 2005 : 12) Budaya juga cara atau sikap hidup
manusia dalam hubungannya secara timbal balik dengan alam dan lingkungan
hidupnya yang di dalamnya sudah tercakup pula segala hasil dari cipta, rasa,
karsa, dan karya, baik yang fisik materil maupun yang psikologis, idil dan
spiritual.
Dengan kata lain kebudayaan mencakup semua yang didapatkan atau
dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri atas
segala sesuatu yang dipelajari dari pola – pola perilaku yang normatif, artinya
mencakup segala caracara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak.
(Jacobus Ranjabar, 2013 :16 )

Anda mungkin juga menyukai