Dasar Pemikiran
Pada era milenial sekarang ini, permainan tradisional sebagai khasana budaya Toraja
tidak lagi menjadi daya tarik anak-anak apa lagi diminati. Hal ini disebabkan oleh pergeseran
tata nilai dari jenis permainan yang konfensional khususnya generasi Z yang lebih dominan dan
tertarik dengan bermain game di gadget. Arti dan makna dari keaktifan local melalui permainan
rakyat nyaris tidak diagendakan setiap kegiatan di sekolah. Selain itu pula orang tua kurang
memberi ruang untuk membekali anak-anaknya dalam mengembangkan apa lagi
mempertahankan nilai-nilai budaya dari kearifan local yang dimaksudkan di atas.
Permainan Rakyat sebenarnya sebuah manifestasi budaya yang harus dibudayakan secara turun
temurun dari generasi ke generasi agar generasi muda Toraja tidak kehilangan identitas sebagai
salah satu suku yang terkenal di Sulawesi Selatan. Permainan tradisional berpegang teguh pada
norma dan adat kebiasaan yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya secara lisan.
Umumnya permainan tradisional sudah ada sejak zaman dahulu, karena sudah dimainkan turun-
temurun dari nenek moyang. Permainan tradisional dimainkan dalam suatu gerakan fisik,
nyanyian, dialog, tebak-tebakan dan perhitungan.
Permainan tradisional juga mengandung edukasi seperti matematika dasar, etika, dan
estetika dalam berbudaya, dan pembentukan skill seperti cekatan tangan seperti menghitung dan
melemparkan batu ke suatu benda. Setiap daerah tentu memiliki permainan tradisional masing-
masing. Di mana permainan tradisional tersebut menjadi kebiasaan sebagai interaksi sosial serta
membentuk ikatan antar sesama.
Kendati dipahami bersama tentang fungsi dan manfaat permainan tradisional anak tersebut, tentu
kita tidak dapat memungkiri, permainan tradisional sudah sangat sulit kita jumpai dan dimainkan
anak-anak ketika perangkat gawai sudah jamak menggantikannya. Namun tentu saja, tidak
menutup kemungkinan permainan tradisional itu bisa terus dipertahankan dengan ikhtiar, usaha
dan upaya inovatif mengembangkannya agar anak-anak kita tertarik memainkannya. Walaupun
permainan tradisional terus “digempur” permainan modern yang mudah didapat anak-anak
melalui gawai dan perangkat komputer, dengan kekhasan dan keunikannya permainan tradisional
sangat mungkin dikembangkan sesuai eranya serta masih bisa dinikmati anak-anak saat ini
dengan salah satu cara yakni memasifkannya dalam berbagai iven-iven festival, lomba-lomba,
dan kegiatan sosial lainnya. Hal ini juga sudah menjadi langkah konkret agar terhindar dari
raibnya permainan tradisional itu dari kehidupan sosial masyarakat.
Dasar Kegiatan
- DPA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tana Toraja Tahun anggaran 2023,
No. DPPA/A.2/1.01.0.00.0.00.01.0000/001/2023 Tanggal 13 Juni 2023
Pada Lomba Permainan Rakyat/ Tradisional ini, daya budaya permainan tradisi yang
masih tetap bertahan, diberi makna baru agar berdaya gugah yang kuat, menarik, dan selaras
dengan kekinian.
Inilah ciri khas permainan tradisional anak-anak, yang mungkin saja dalam permainan itu
dilakukan sendiri atau kelompok, tergantung kepada permainannya. Permainan tradisional
merupakan aktivitas yang biasanya dilakukan beberapa anak guna mencari kegembiaraan dan
kesenangan, saling kerja sama, penuh ekspresif dan kekeluargaan yang melibatkan emosi dan
fisik setiap individu dan kolektif. Setiap kegiatan yang dilakukan mengandung nilai yang penting
bagi aspek perkembangan dasar anak. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap permainan dapat
menjadi sarana dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Permainan anak juga dapat
membentuk proses kepribadian anak dan membantu anak mencapai perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional dan moral.
Beragam permainan tradisional mengarahkan anak menjadi kuat secara fisik maupun mental,
sosial dan emosi, tak mudah menyerah, bereksplorasi, bereksperimen, dan menumbuhkan jiwa
kepemimpinan. Di dalam permainan tradisional yang dilakukan oleh anak, semua kegiatan
menjadi bagian penting dan strategis yang akan membangun seluruh potensi yang dimiliki anak
secara menyeluruh.
Permainan Rakyat merupakan suatu aktivitas permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah
tertentu, yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan
secara turun-temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya maka permainan tradisonal di
suatu masyarakat harus tetap dilestarikan karena permainan tradisional banyak memiliki manfaat
bagi generasi/anak. Singkatnya Lomba Permainan Rakyat mempergelarkan sekaligus
melestarikan seni budaya daerah, serta meningkatkan apresiasi generasi muda terhadap
budayanya.
Jenis Dan Bentuk Permainan
Permainan tradisional yang akan dilombakan adalah permainan Tekka dan Gasing.
- Permainan Tekka dimainkan dalam bentuk Tim beregu, dimana setiap regu terdiri atas 6
(Enam) orang
- Permainan Gasing dimainkan per individu
Tema Kegiatan :
Lomba Permainan Rakyat ini akan dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2023, bertempat di
Plasa Kolam Makale dimulai pada pukul 07.30 Wita.
Sasaran :
Lomba Permainan Rakyat/ Tradisional Tahun 2023 ditujukan ke peserta didik SD dan SMP se-
Kabupaten Tana Toraja. Setiap Kecamatan mengutus perwakilannya sebanyak 2 (Dua) Regu
Putra dan 2 (Dua) Regu Putri untuk permainan Tekka tingkat SD dan permainan Gasing Tingkat
SMP perwakilannya sebanyak 2 (Dua) orang Putra dan 2 (Dua) orang Putri.
Pengamat/ Juri ;
Juri Lomba Permainan Rakyat masing- masing permainan berjumlah 3 (Tiga) Orang berasal dari
kalangan praktisi/pemerhati budaya, budayawan dan seniman yang ahli di bidang Seni Budaya,
serta guru olahraga yang mampu memberikan pengamatan/penilaian secara obyektif.
1. Menyiapkan alat dan bahan baku untuk merakit permainan yang dilombakan seperti;
bambu, kayu, parang/pisau, gergaji, pahat, tali yang sudah dililit untuk memutar gasing,
assesoris yang sesuai dan alat/bahan lain yang diperlukan dalam membuat alat permainan.
2. Alat/Bahan yang akan digunakan dalam Lomba merakit alat permainan sebelumnya akan
diteliti/diperiksa oleh Juri lomba untuk kelayakannya.
3. Untuk Regu/peserta lomba membuat/merakit alat, baik tekka maupun gasing merakit
sendiri alat permainan berdasarkan durasi waktu yang ditentukan.
4. Durasi waktu untuk kelompok permainan tekka maksimal 1 jam (60 menit) dan untuk
gasing maksimal 1,5 jam dalam merakit alat permainan.
5. Tempat merakit alat permainan di tempat pelaksanaan lomba.
6. Peserta lomba tidak boleh meminta bantuan dari siapapun. Jika hal itu terjadi maka
dinyakan gugur dan atau didiskualifikasi oleh dewan juri.
7. Alat permainan rakyat diberikan keluwesan untuk melakukan kreasi.
8. Alat berupa Tekka atau gasing yang digunakan untuk Lomba Memainkan Alat boleh
dibawa dari sekolah masing-masing yang harus sesuai dengan standar penilaian yang
dipersyaratkan.
9. Penentuan juara lomba berdasarkan nilai akumulasi penilaian juri berlangsung pada saat
mulai bekerja membuat alat permainan dan pada saat memainkan permainan Tekka atau
gasing.
Pesyarakatan khusus:
1. Permainan Tekka
Setiap Peserta Lomba membawa Alat/Perlengkapan Tekka sendiri dengan syarat :
- Tinggi Bambu 2,5 Meter
- Ukuran tempat berpijak tinggi 50 cm dari permukaan Tanah
- Lebar Tempat berpijak 10 Cm
- Panjang Tempat Berpijak 20 Cm
- Diameter Bambu 5 Cm
- Ketahanan alat yang dirakit
- Alat permainan yang telah dirakit dan terjadi kerusakan dianggap gugur.
2. Permainan Gasing
Setiap peserta Lomba membawa/ mempersiapkan Gasing sendiri dengan syarat :
- Terbuat dari kayu Maja (Kayu Bila)
- Ukuran diameter 6 – 8,5 Cm
- Panjang Kayu 30 Cm
- Warna Gasing minimal 2 warna
- Ketahanan alat yang dirakit
- Alat permainan yang telah dirakit dan terjadi kerusakan dianggap gugur.
- Gasing Peserta akan diberi nomor dari panitia
Pelaksana Kegiatan :
Kegiatan Lomba Permainan Rakyat/ tradisional ini dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Tana Toraja.
Ketentuan Tambahan :
2. Gasing :
a. Cara melempar gasing
b. Lama Gasing berputar
c. Membuat tali lilitan gasing
d. artistic gasing
e. punya daya tarik bentuk gasing
f. kecepatan waktu merakit
- Juri akan menetapkan Pemenang/ Juara Lomba sebanyak 20 (Dua Puluh) Penampil
terbaik dan akan mendapatkan dana pembinaan serta Piala penghargaan, meliputi :
- Setiap Peserta Lomba akan mendapat Goodybag berupa Tas, Tumbler dan Topi serta
Makanan dan Minuman dari Panitia Penyelenggara Kegiatan Lomba Permainan Rakyat.
- Tempat Pendaftaran : Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tana Toraja
cp. Bidang Kebudayaan.
Biaya :
Biaya Kegiatan Lomba permainan Rakyat Tahun 2023 pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD), melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Tana Toraja pada Bidang Kebudayaan Tahun Anggaran 2023.
Penutup :
Demikian Petunjuk Teknis ini dibuat sebagai pedoman peserta pada pelaksanaan Kegiatan
Lomba Permainan Rakyat Tingkat Kabupaten Tana Toraja.
PANITIA
LOMBA PERMAINAN RAKYAT,
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN TANA TORAJA
TA.2023