Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

RAGAM PERMAINAN TRADISIONAL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh:
DODY PRIAIMITRA
NIM.221001014

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

FAKULTAS REKAYASA SISTEM

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

APRIL 2023
A. PENDAHULUAN

Permainan tradisional merupakan bagian penting dari kebudayaan suatu daerah. Permainan
tradisional memiliki nilai-nilai yang dapat membantu memperkuat identitas budaya dan
memperkuat hubungan sosial antar generasi. Selain itu, permainan tradisional juga dapat
meningkatkan keterampilan motorik, koordinasi, dan kerja sama antara individu dan kelompok.

Namun, penerapan permainan tradisional di era globalisasi menghadapi beberapa tantangan.


Salah satunya adalah pergeseran minat dan preferensi generasi muda yang lebih tertarik pada
teknologi dan permainan modern. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan minat dan partisipasi
dalam permainan tradisional.

Selain itu, adanya pengaruh budaya dari luar dapat menyebabkan penurunan penghargaan dan
pemahaman terhadap nilai-nilai budaya lokal. Ada juga kemungkinan bahwa permainan
tradisional dianggap kuno dan tidak relevan dengan gaya hidup modern, sehingga sulit untuk
mempertahankan minat dan partisipasi dalam permainan tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu dilakukan upaya untuk mempromosikan dan
mengenalkan kembali permainan tradisional kepada generasi muda. Hal ini dapat dilakukan
melalui berbagai cara seperti mengadakan festival atau kompetisi permainan tradisional,
mengintegrasikan permainan tradisional ke dalam kurikulum pendidikan, atau melalui kampanye
pengenalan budaya lokal.

Selain itu, perlu juga dilakukan penelitian dan dokumentasi terhadap permainan tradisional untuk
memperkuat pemahaman dan apresiasi terhadap budaya lokal. Dengan demikian, permainan
tradisional dapat menjadi warisan budaya yang lestari dan terus diperkenalkan kepada generasi
mendatang.
B. RAGAM PERMAINAN TRADISONAL
1. Permainan Gangsing1

Gambar 1.1: Permainan Gangsing

Pengertian dan Deskripsi:

Permainan Gangsing merupakan permainan tradisional yang dimainkan dengan


menggunakan alat berupa gasing yang terbuat dari kayu atau logam. Permainan ini dapat
dimainkan oleh anak-anak, remaja, maupun dewasa. Tujuan dari permainan ini adalah untuk
membuat gasing berputar sebanyak mungkin dalam waktu yang ditentukan.

Proses dan Cara Pembuatannya:

Untuk membuat gasing, kayu yang digunakan biasanya berjenis kayu jati atau cempedak.
Kayu tersebut dipotong dengan ukuran yang sama yaitu sekitar 25-30 cm dengan diameter
sekitar 2,5 cm. Setelah itu kayu tersebut dipahat dan diberi lubang di bagian tengah.
Kemudian diberi tali yang diikatkan pada ujung gasing sehingga dapat diputar.

Tata Cara dan Aturan Permainan:

 Setiap pemain akan memutar gasing secara bergiliran.


 Pemain yang membuat gasingnya berputar paling lama adalah pemenangnya.
 Jika gasing berhenti berputar sebelum waktu yang ditentukan habis, maka pemain
tersebut akan mendapatkan skor sesuai dengan jumlah putaran gasing yang berhasil
dilakukan.
 Pemain yang berhasil membuat gasing berputar paling lama akan menjadi pemenang
dan mendapatkan skor tertinggi.

Manfaat Permainan:

Permainan Gangsing memiliki manfaat sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan


fisik dan koordinasi antara mata dan tangan. Selain itu, permainan ini juga dapat melatih
konsentrasi, kecepatan berpikir, dan kemampuan berhitung dalam menghitung jumlah
putaran gasing.

1
Di daerah Dompu Bima, permainan ini bernama Kawongga
2. Benteng atau gobak sodor 2

Gambar 2.1: Permainan Benteng


Benteng atau gobak sodor adalah salah satu permainan tradisional yang populer di Indonesia
dan dimainkan oleh anak-anak hingga dewasa. Permainan ini memiliki beberapa variasi di
berbagai daerah di Indonesia.

Permainan Benteng/Gobak Sodor Pengertian dan Deskripsi:

Permainan ini dimainkan oleh dua tim yang masing-masing memiliki tugas untuk
mengambil bendera lawan yang berada di markas lawan. Setiap tim memiliki tempat
berlindung (benteng) yang harus dijaga agar lawan tidak berhasil mencuri bendera. Jika
pemain berhasil mengambil bendera lawan dan membawa kembali ke markasnya tanpa
tertangkap, maka tim tersebut berhasil memenangkan permainan. Usia Permainan: Anak-
anak hingga dewasa.

Proses dan Cara Pembuatannya:

Untuk membuat permainan ini, diperlukan bendera, peralatan berlari dan bersembunyi, dan
tempat bermain yang luas.

Tata Cara dan Aturan Permainan:

Setiap tim memiliki jumlah pemain yang sama, yaitu sekitar 5-10 orang. Setiap tim memiliki
satu markas yang diberi jarak, dan di tengah-tengahnya terdapat bendera. Setiap pemain
yang tertangkap saat mencoba mengambil bendera lawan harus masuk ke penjara sementara
waktu sebelum bisa bergabung kembali dengan timnya. Pemain yang berhasil mencuri
bendera lawan dan membawanya kembali ke markas tanpa tertangkap dianggap sebagai
pemenang.

Manfaat Permainan:

Selain mengembangkan keterampilan fisik seperti kecepatan, kelincahan, dan ketangkasan,


permainan ini juga membantu dalam membangun keterampilan sosial seperti kerja sama tim,
strategi, dan komunikasi. Selain itu, permainan ini juga dapat meningkatkan daya tahan fisik
dan kekuatan mental.
2
Permainan ini juga dikenal dengan nama gobak sodor di beberapa daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
sekitarnya
3. Permainan Lompat Karet

Gambar 3.1: Permainan Lompat Karet

Pengertian dan Deskripsi Permainan:

Lompat karet adalah permainan tradisional yang dimainkan dengan menggunakan seutas
karet elastis yang diikatkan di dua kaki pemain. Pemain yang lain bergantian melompati
karet tersebut dengan gerakan dan pola tertentu.

Usia Permainan: Biasanya dimainkan oleh anak-anak dan remaja.

Proses dan Cara Pembuatannya:

Untuk membuat karet elastis yang digunakan dalam permainan lompat karet, dapat
dilakukan dengan cara membeli karet yang sudah jadi dan siap digunakan, atau bisa juga
membuat sendiri dengan cara mengikatkan beberapa buah karet gelang menjadi satu.

Tata Cara dan Aturan Permainan:

 Karet diikatkan pada dua kaki pemain dengan jarak yang cukup lebar sehingga
membentuk persegi panjang.
 Pemain yang lain bergantian melompati karet tersebut dengan pola yang ditentukan.
Pemain yang melanggar pola tersebut akan dianggap gagal.
 Setiap kali pemain berhasil melompati karet, jarak antara karet dan kaki pemain akan
diperlebar dan permainan akan semakin sulit.
 Pemain yang berhasil melewati semua pola akan menjadi pemenang.

Manfaat Permainan:

Permainan lompat karet dapat membantu melatih keseimbangan tubuh, koordinasi gerakan,
dan kecepatan motorik anak-anak. Selain itu, permainan ini juga dapat mengembangkan
kreativitas dan imajinasi anak-anak dalam membuat pola lompatan yang berbeda-beda.
4. Petak Umpet

Gambar 4.1: Permainan Petak Umpat

Pengertian dan Deskripsi Permainan:

Petak umpet adalah permainan yang biasa dimainkan oleh anak-anak dengan cara
bersembunyi dan mencari di area tertentu. Permainan ini bisa dimainkan oleh minimal 2
orang atau lebih dan dapat dimainkan oleh semua usia.

Proses dan Cara Pembuatannya:

Tidak memerlukan alat peraga khusus, cukup menyiapkan area bermain yang cukup luas dan
aman.

Tata Cara dan Aturan Permainan:

Salah satu pemain akan menjadi "pencari" dan yang lainnya akan bersembunyi. Pencari
akan mulai menghitung mundur dari suatu angka sambil menutup matanya, sementara yang
lainnya bersembunyi. Setelah selesai menghitung, pencari harus mencari dan menemukan
semua peserta yang bersembunyi. Jika semua sudah ditemukan, maka yang terakhir
ditemukan akan menjadi pencari selanjutnya.

Manfaat Permainan:

Selain bisa menjadi sarana hiburan, permainan petak umpet juga dapat melatih keterampilan
sosial, seperti kerjasama dalam tim, kemampuan berkomunikasi, dan kreativitas dalam
berpikir.
5. Permainan Egrang

Gambar 5.1: Permainan Egrang

Pengertian dan Deskripsi:

Permainan Egrang adalah permainan tradisional yang dimainkan dengan menggunakan alat
bantu berupa kayu panjang yang diberi pegangan dan dilengkapi dengan tempat kaki dari
bambu atau kayu. Pemain akan berdiri di atas alat tersebut dan berusaha untuk melangkah
maju dengan berjalan-jalan di atas alat tersebut. Permainan ini dapat dimainkan oleh semua
usia, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.

Proses dan Cara Pembuatannya:

Alat egrang dibuat dari kayu dan bambu dengan ukuran yang disesuaikan dengan tinggi
badan pemain. Kayu digunakan sebagai pegangan dan bagian bawah alat, sedangkan bambu
digunakan untuk tempat kaki. Kayu dan bambu diukur, dipotong, dan dirakit dengan
menggunakan paku atau benang.

Tata Cara dan Aturan Permainan:

Pemain akan memasukkan kedua kakinya di atas tempat kaki egrang dan berusaha untuk
melangkah maju dengan berjalan-jalan di atas alat tersebut. Pemain harus menjaga
keseimbangan agar tidak jatuh dari atas egrang. Pemain yang berhasil melangkah dengan
jarak terjauh adalah pemenangnya.

Manfaat Permainan:

Permainan Egrang dapat meningkatkan keseimbangan dan koordinasi gerakan tubuh. Selain
itu, permainan ini juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan ketangkasan dalam
mengendalikan alat tersebut.
C. PENUTUP
Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional Indonesia


memiliki banyak ragam dan variasi yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Permainan
tradisional ini bisa dimainkan dengan atau tanpa alat peraga, dan umumnya dimainkan oleh
anak-anak, remaja, maupun dewasa.

Setiap permainan tradisional memiliki keunikan dan ciri khasnya sendiri, baik dari segi
pengertian dan deskripsi permainan, proses pembuatannya, tata cara dan aturan
permainannya, maupun manfaatnya. Beberapa permainan tradisional yang telah dibahas
meliputi permainan engklek, dakon, gobak sodor, gangsing, petak umpet, dan egrang.

Pengertian dan deskripsi permainan dapat dijelaskan secara singkat, seperti permainan
engklek yang menggunakan batu sebagai alat peraga dan dimainkan oleh dua orang atau
lebih dengan cara melompat-lompat. Proses pembuatannya dapat bervariasi, seperti
pembuatan papan dakon dari kayu atau pengukuran lapangan permainan petak umpet. Tata
cara dan aturan permainan bisa dijelaskan secara detail, seperti alur dan mekanisme
permainan petak umpet atau cara memainkan gangsing.

Manfaat permainan tradisional ini bisa beragam, seperti melatih keterampilan motorik,
konsentrasi, koordinasi, kerjasama, dan kecerdasan emosional. Selain itu, permainan
tradisional ini juga memiliki nilai-nilai budaya dan tradisi yang turut melestarikan warisan
budaya Indonesia.

Dalam mempelajari permainan tradisional, penting untuk mengetahui asal usul dan
sejarahnya, serta keunikan dan ciri khasnya di tiap daerah. Dengan mempelajari dan
memainkan permainan tradisional, kita turut melestarikan warisan budaya Indonesia yang
beragam dan kaya.
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, U. (2018). The Benteng Game: A Traditional Game That Enhances Physical and
Cognitive Skills. Journal of Physical Education and Sports, 17(2), 144-152.

Hasanah, U. (2018). The Benteng Game: A Traditional Game That Enhances Physical and
Cognitive Skills. Journal of Physical Education and Sports, 17(2), 144-152.

Ratnasari, A., Purwanti, L., & Setiawati, Y. (2019). Pengembangan media pembelajaran
permainan lompat karet dengan pendekatan saintifik berbasis karakter jujur pada siswa kelas
III SD. Journal of Primary Education, 8(2), 152-160.

Riyadi, D. (2015). 99 Permainan Anak Tradisional Indonesia. Penerbit Buku Kompas.

Mahmudah, M. (2019). Kearifan Lokal dalam Permainan Anak-Anak: Analisis Game


Design pada Permainan Tradisional. Jurnal Ilmiah GameLine, 8(1), 13-20.

"Egrang, Seni Melangkah Tinggi di Atas Kayu." National Geographic Indonesia, 7 Januari
2020, https://nationalgeographic.grid.id/read/133599726/egrang-seni-melangkah-tinggi-di-
atas-kayu

Anda mungkin juga menyukai