Permainan tradisional merupakan suatu jenis permainan yang ada pada suatu
daerah tertentu dengan berdasarkan pada kultur atau budaya daerah tersebut.
Boy-boyan adalah salah satu permainan tradisional beregu yang
menggunakan bola dengan tujuan permainan menghancurkan sasaran berupa
tumpukan batu bata, pecahan genting, atau pecahan keramik lantai.
B. Tempat Bermain
Dalam permainan boy-boyan ini, biasanya dilakukan di tempat yang luas,
misalnya: halaman rumah, halaman sekolah atau lapangan.
C. Jumlah Pemain
Permainan boy-boyan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak yang berusia
antara 8 sampai 15 tahun. Tetapi tidak ada larangan bagi orang dewasa untuk
memainkannya.
D. Aturan Permainan
1. Permainan dimulai dengan melakukan HomPimPa, yang kalah akan
menyusun pecahan genting/gerabah, atau pecahan asbes, atau potongan kayu,
atau pecahan batu bata, atau kaleng susu dan yang menang sebagai pelempar
bola dengan jarak 3 meter.
2. Pelempar harus melempar pecahan genting itu hingga rubuh, dan jika sudah
rubuh, maka pihak yang kalah harus mengejar pihak yang menang dan
melemparkan bola ke arah kelompok pelempar dan pelempar harus
menghindari lemparan tersebut dan harus menata kembali pecahan genting
yang telah mereka robohkan.
2. Permainan selesai jika pelempar berhasil menyusun kembali pecahan
genting/gerabah, atau pecahan asbes, atau potongan kayu, atau pacahan batu
bata, atau kaleng susu tersebut, atau pihak penjaga berhasil melempar bola
kepada seluruh kelompok pemenang.
E. Cara Bermain
1. Sebelum melakukan permainan, dilakukan hompimpa untuk menentukan
kelompok pemain mana yang pertama memulai permainan. Secara bersama-
sama, pemain mengucapkan kata hom-pim-pa. Ketika mengucapkan suku
kata terakhir (pa), masing-masing pemain memperlihatkan salah satu telapak
tangan dengan bagian dalam telapak tangan menghadap ke bawah atau ke
atas. Di beberapa daerah hompimpa dilakukan dengan lagu berlirik
hompimpa alaium gambreng Pemenang adalah pemain yang
memperlihatkan telapak tangan yang berbeda dari para pemain lainnya.
Ketika pemain lainnya sudah menang, pemain yang kalah ditentukan oleh
dua pemain yang tersisa dengan melakukan suit.
2. Aspek Afektif
Nilai afektif yang ada di dalam permainan boy-boyan ini diantaranya:
3. Aspek psikomotor
Aspek psikomotor yang terkandung didalam permaianan tradisional boy-
boyan yaitu, melatih kemampuan fisik anak. Dalam permainan tradisional
gerak fisik sangat ditekankan. Memainkan permainan ini amat baik untuk
meyalurkan energi anak yang berlebih karena anak memang harus banyak
bergerak. Dalam permainan ini anak dituntut untuk aktif berlari, kelompok
pemenang berusaha menghidari bola yang dilempar kelompok penjaga dan
kelompok penjaga berusaha melempar bola agar mengenai kelompok
pemain.
4. Aspek sosial
Melalui permainan ini anak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya.
Permainan tradisonal memungkinkan adanya interaksi sosial. Interaksi dalam
permainan tradisonal mendorong anak untuk belajar tentang konsep berbagi,
menanti giliran, bermain secara fair, juga mengajarkan arti kemenangan dan
kekalahan. Melalui kontak nyata dengan orang lain, anak belajar menemukan
siapa dirinya di tengah ruang lingkup pergaulan, apa yang bisa di lakukan,
bagaimana dia mampu menyesuaikan diri dengan situasi di sekitanya.
5. Aspek emosional
Dengan adanya permainan ini anak akan belajar mengelola emosi.
Pengelolaan emosi sangat penting bagi anak agar dapat mengendalikan diri di
kehidupan sosialnya. Selain itu, permainan ini dapat memberikan rasa senang
sekaligus untuk melepaskan ketegangan yang dialami anak-anak setelah
mengkuti palajaran disekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Deswandi dkk, 2014, Buku Ajar Teori Dan Praktik Kesegaran Jasmani,FIK
UNP: Padang.
http://iman koekoeh /wujud permainan jasmani tradisional di nusantara.
http://permainan tradisional _ goin-goinan _ laci ajaib.
http://cerita-cerita permainan tradisional boy-boyan.
http://boy-boyan-perpustakaan digital budaya indonesia.
http://boy-boyan _ djamandoeloe.com
PUBLISHED BY
Risya
Accounting '14 UPI View all posts by Risya
Posted onOctober 10, 2015AuthorRi