Anda di halaman 1dari 8

PERMAINAN TRADISIONAL PLETOKAN

Dosen Pengampu :
Masnur Ali, M.Pd,. AIFO

Disusun Oleh :

Falhan Athoriq (1605622052)

Mata Kuliah ;

Olahraga Tradisional

PROGRAM STUDI OLAHRAGA REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


 Nama Permainan

Pletokan

 Sejarah Asal Permainan

Permainan tradisional sangatlah popular sebelum teknologi masuk ke Indonesia.


Dahulu anak-anak bermain dengan menggunakan alat yang seadanya.Namun kini,
mereka sudah bermain dengan permainan-permainan berbasis teknologi yang berasa
dari luar negeri dan mulai meninggalkan mainan tradisional. Seiring dengan perubahan
zaman, perlahan-lahan mulai terlupakan oleh anak-anak Indonesia.

Pada zaman modern ini, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali belum mengenal
permainan tradisional.Yang mana salah satunya adalah Pletokan.Pletokan merupakan
permainan yang dapat digunakan dengan menembak sesuatu dengan menggunakan alat
yang terbuat dari bambu kecil yang berbentuk silinder. Alasan lain dari pada pembuatan
pemainan ini juga adalah bagaiamana agar sekumpulan anak-anak yang kisaran usianya
6-11 tahun atau kelas 1-6 SD (Sekolah Dasar) dapat mengenal kembali permainan
tradisional, serta juga dapat di lestarikan keadaannya.

Pletokan merupakan sebuah nama dari senjata mainan yang terbuat dari bambu,yang
mana untuk pelurunya terbuat dari kertas yang dibasahi,dan juga bisa menggunakan
biji-bijian. Permainan tradisional ini merupakan permainan khas dari Betawi, mengapa
didaerah Betawi Disebut dengan nama Pletokan, karena bunyi yang dihasilkan dari
permainan ini berbunyi “pletok”. Sedangkan di Sunda sendiri permainan yang satu ini
disebut “bebeletokan” atau ada juga yang mengenalnya dengan sebutan “Pepeletokan”.
Di daerah lain seperti Madura dan Probolinggo, mereka menyebutnya “tor cetoran”.

Permainan ini, biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berumuran 6-13 tahun.
Mereka yang memainkan permainan ini, seolah-olah sedang menjadi orang yang berada
dalam pertempuran, dan terkadang, mereka memainkan permainan ini untuk menirukan
adegan film. Pletokan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki. Mereka sangat senang
dengan memainkan pletokan ini. Seakan-akan mereka sedang berperang, kadang-
kadang sambil membayangkan adegan-adegan perang dalam film. Peperangan yang
menyenangkan tapi tidak membahayakan karena pelurunya terbuat dari bahan yang
tidak berbahaya. Selain itu permainan ini dimainkan secara gratis. Dengan peluru yang
terbuat dari benda yang tidak berbahaya, membuat permainan ini sangat aman.

 Cara Bermain

Cara memainkan atau cara menembaknya adalah seperti berikut ini:

1) Peluru Pertama dimasukan dengan Sodokan Tembakan sampai ke ujung Laras


Tembakan
2) Peluru kedua dimasukkan dan ditolak/disodok dengan Sodokan Tembakan. Peluru
kedua ini berfungsi sebagai Klep Pompa untuk mendorong Peluru Pertama Selain
itu juga akan menjadi peluru berikutnya yang akan siap untuk ditembakkan.
3) Suara tembakan akan mengeluarkan bunyi “pletok” dan peluru terlontar sejauh kira-
kira 5 meter, lurus ke depan.
4) Selain menggunakan kertas basah, peluru juga bisa menggunakan Pentil Jambu
Air dan buah Tekokak atau Leunca.

 Jumlah Pemain
Permainan pletokan ini bisa dimainkan secara bersama-sama maupun individu. Jika
secara bersama-sama mungkin bisa terdiri dari 3-6 orang.

 Peralatan atau Bahan-bahan yang digunakan

1) Siapkan bambu yang kuat dan tua agar tidak mudah patah.
2) Bambu dibagi dijadikan dua bagian, yakni : penyodok dan laras.
3) Penyodok dibuat dengan cara membelah bambu. Sehingga, terbentuk seperti lidi
panjang.
4) Setelah itu, meraut bambu sampai bundar sesuai dengan lingkaran laras pegangan
yang panjangnya sekitar 10 cm.
5) Pastikan penyodok bisa dimasukkan kedalam laras.
6) Pada bidang atas penyodok dibuat lebar, sebagai tempat menekan atau memukul-
mukul amunisi/pelor agar bisa dimasukkan dengan baik.
7) Permainan berbahan bambu ini bisa ditambahkan daun pandan atau daun kelapa
yang dililit dengan bentuk  kerucut. Tujuannya agar suara yang keluar terdengar
keras.
8) Pembuatan laras harus menyiapkan bambu kecil, diameter 1 cm, dan panjang
selang 15 – 20 cm.
9) Beratnya harus sama dalam membuat laras memakai bambu tua agar tidak mudah
patah.
10) Bagian terakhir, siapkan kertas basah atau biji-bijian atau buah berukuran kecil
sebagai peluaru.

 Peraturan Dalam Permainan

1) Bagi menjadi para pemain menjadi dua kelompok terdiri dari 3-6 orang.
2) Sebelum bermain, carilah tempat yang bisa digunakan untuk persembunyian.
3) Pada zaman dahulu, anak-anak biasanya bermain pletokan di pekarangan yang
banyak terdapat semak dan pepohonan. Sebagai tempat persembunyian
4) Aturan permainan utama pletokan adalah apabila pemain telah tertembak tiga kali,
maka pemain tersebut dianggap gugur.
5) Permainan akan berakhir apabila jumlah anggota salah satu kelompok telah habis
tertembak.
6) Kelompok yang masih bertahan akan dinyatakan menjadi pemenangnya.
7) Permainan juga ini bisa dilakukan lebih dari dua ronde apabila terjadi seri.
 Hasil Dokumentasi Permainan Pletokan

Gambar 1 : Pemain sedang membidik target Gambar 2: Pemain sedanng membidik target

Gambar 3: Pletokan Gambar 4 : Peluru Pletokan(Koran Basah)


 Strategi Dalam Permainan Pletokan

Adapun beberapa cara atau trik dalam memainkan permainan pletokan ini sebagai
berikut:
1) Seorang pemimpin dalam anggota harus bisa mengarahkan atau memimpin
anggotanya untuk bermain mennyerang atau bertahan
2) Pun juga bisa menggunakan strategi seperti
3) Fungsi tengah : Ibarat gelandang di sepak bola yang mengatur alur dan strategi
permainan
4) Fungsi kanan dan kiri : Biasanya tugas mereka adalah menyerang
5) Fungsi defence : Untuk menjaga base team anda sekaligus menjadi backup
6) Fokus dan cermat saat membidik. Bidikan yang bagus akan lebih mudah untuk
mengenai lawan.
7) Cerdik bersembunnyi. Jangan sampai kalian membidik lawan tetapi di tempat
yang terbuka, pasti kalian akan menjadi sasaran lawan dan tertembak dengan
mudah.
8) Lincah. Saat bersembunyi di satu tempat, pasti kalian tidak hanya berdiam diri di
tempat tersebut kan? Dibutuhkan kecepatan dan kelincahan saat berpindah
tempat lain.
9) Saling backup. Saat tim membuat grup kecil untuk maju, pastikan tim yang di
belakang memberikan backup agar serangan tim berhasil.
10) Berikan peluru ke rekan tim jika kalian sudah tertembak di detik-detik akhir
permainan.
11) Segera serang lawan sebelum kita yang diserang lawan
 Nilai- Nilai Yang Terkandung
1. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Permainan 
Dalam permainan Pletokan terdapat nilai-nilai yang terkandung didalamnya baik
secara fisik maupun non fisik diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Fisik
Nilai fisik yang terkandung didalam permainan tradisopnal Pletokan yaitu,
melatih kemampuan fisik anak. Dimana dalam permainan ini anak dituntut untuk aktif
berlari menghindari serangan tim lawan, kedua tim atau kelompok berusaha
menghidari peluru yang di tembak oleh kedua kelompok.
Aspek-aspek fisik yang terkandung pada saat bermain pletokan sebagai berikut :
 Kelincahan
 Kecepatan
 Melatih otot lengan    
 Daya tahan tubuh

B. Non Fisik
 Nilai Kognitif
 Nilai kognitit yang terkandung didalam permaianan tradisional pletokan ini yaitu
para kedua tim atau kelompok harus saling menyerang dan berfikir bagaimana
mengugurkan setiap anggota dengan peluru kertas yang ada. Oleh kerana itu,setiap
anggota atau pemain harus memikirkan dan merencanakan strategi dengan baik agar
dapat menjadi pemenang.
Dalam Permainan pletokan juga terdapat pesan sejarah yaitu merupakan simbol
cerminan bangsa Indonesia ketika menghadapi para penjajah. Para pejuang berperang
dengan kerja sama dan strategi demi mencapai kemerdekaan. Begitu pula nilai
permainan ini, anak-anak diajarkan untuk bersama-sama untuk memikirkan cara dalam
mencapai tujuan. Misalnya bekerja sama, serta mengajarkan empati.
 Nilai Efektif 
Nilai efektif yang ada di dalam pemainan pletokan ini diantaranya:
o Mengenal kerja sama. Pentingnya kerjasama juga dapat dipelajari anak melalui
permainan pletokan ini karena dalam permainan ini kerja sama untuk menggugurkan
pemain sangat diperlukan untuk menjadi pemenang.
o Meningkatkan rasa percaya diri. Dalam permainan tradisional rasa percaya diri anak
dapat ditumbuhkan. Rasa percaya din ini sangat penting sebagai bekal dirinya
menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya di kemudian hari. Dengan
kepercayaan diri, anak akan merasa lebih mantap memasuki lingkaran pergaulan di mana
saja ia berada
o Memahami konsep sportifitas, Melalui permainan ini anak belajar berskap sportif, yaitu
bermain secara jujur, memperlihatkan sikap menghargai antar pemain, menerima
kemenangan dengan sikap wajar atau menerima kekalahan secara terbuka.
o Meningkatkan rasa kebahagiaan dan kesenangan saat bermain pletokan juga bermaafaat
untuk menghilangkan kejenuhan anak setelah beraktifitas atau berkegiatan belajar yang
melelahkan.

 Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Pletokan( diakses pada tanggal 2 maret 2023 13.02 WIB)


https://www.rekamindonesia.id/v/permainan-tradisional-pletokan-1157(diakses pada 2
maret 2023 14.43 WIB)

Anda mungkin juga menyukai