Anda di halaman 1dari 13

Permainan Tradisional Yang Ada Di Kota Tegal

Dususun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Permainan Tradisional

Dosen Pengampu:
Drs. Tri Nurharsono, M.Pd.
Ricko Irawan, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
Nabila Rista Purwaningrum 6103422003

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2024/2025
Permainan Tradisional Yang Ada Di Kota Tegal

1. Rok Umpet

Salah satu permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak, dan merupakan jenis permainan
tradisional, adalah petak umpet atau biasa disebut rok umpet (ada juga yang menyebutnya
ingklung tepatnya di desa Sindang Kecamatan Dukuhwaru Tegal). Permainan ini dulu pernah
populer di kalangan anak-anak generasi 90-an, dan menjadi permainan favorit saat “keluar main”
di sekolah dan setelah mandi sore di rumah .

Sarana dan Prasarana :

Tembok/pohon/media yg bisa digunakan untuk membantu menutup mata

Tata cara bermain :

a. Perminan dimulai dengan cara gambreng atau gamsut untuk menentukan siapa yang akan
menjadi penjaga atau orang yang menutup matanya.
b. Biasanya nanti penjaga akan menutup mata dan tidak boleh menoleh sebelum hitungannya
usai (minimal sampai 10 hitungan).
c. Sementara itu teman-teman yang lain berusaha untuk bersembunyi agar tidak terlihat oleh
penjaga.
d. Apabila penjaga sedang mencari tempat persembunyian teman-temannya, maka yang lain
harus lari dan menyentuh tempat penjaga yang tadi berjaga.
e. Jangan sampai didahului oleh penjaga. Apabila keduluan oleh penjaga maka pada
permainan selanjutnya yang menjadi penjaga akan berganti dengan yang tadi kalah dalam
adu lari.

Makna dan Filosofi Rok Umpet :

Rok umpet ini mengingatkan kita tentang kehidupan di dunia dan kehidupan setelah kematian.
Permainan tersebut adalah simbol, bahwa orang-orang yang bermain itu adalah manusia di dunia
ini. Ketika mereka akhirnya ditemukan, itu artinya mereka sudah dipanggil kembali kepada
Tuhan. Dan pekerjaan dia adalah menonton manusia lain yang masih sedang “bermain” di dunia
ini.

Nilai Luhur Yang Terkandung :

 Kejujuran
 Kewaspadaan
 Pantang Menyerah

Manfaat :

 Menyenangkan
 Bersosialisasi
 Membuat anak aktif
 Melatih sportivitas
 Melatih kreatifitas

2. Rok Ndodok
Rok ndodok yaitu permainan yang mengharuskan pemainnya jongkok sebelum tersentuh oleh
sang penjaga.

Sarana dan Prasarana :


Lapangan luas

Tata cara bermain :


a. Tentukan satu orang yang akan mengejar dengan gambreng atau gamsut.
b. Untuk mnghindar dari pengejar, setiap anak boleh jongkok.
c. Bila jongkok berarti dia tidak dapat disentuh oleh pengejar.
d. Anak yang berdiri dapat membangunkan anak yang jongkok dengan menyentuh
tangan atau pundak.
e. Tetapi, anak yang terakhir jongkok berarti akan menjadi pengejar menggantikan
pengejar yang lama.
f. Begitu juga dengan anak yang tidak jongkok namun berhasil disentuh oleh pengejar
selanjutnya.

Nilai luhur yang terkandung :

 Kebersamaan
 Kewaspadaan
 Sportivitas
 Pantang menyerah

Manfaat :

 Menyenangkan
 Bersosialisasi
 Menumbuhkan kreativitas
 Melatih Ketangkasan
 Melatih sportivitas
 Mengembangkan kecerdasan

3. Jangka

Jangka atau yang biasa disebut dengan engklek adalah permainan tradisional yang
memanfaatkan bidang datar sebagai arena bermainnya. Permainan ini umumnya dimainkan
oleh anak-anak perempuan. Permainan ini mulanya sering dimainkan oleh anak-anak dari
keluarga Belanda. Kemudian setelah merdeka, permainan ini masih bertahan dan
dimainkan di Indonesia. Bahkan kini permainan engklek dikenal sampai seluruh pelosok
negeri.
Sarana dan Prasarana :
 Lapangan atau area bermain
 Pecahan genteng/gaco
 Kapur untuk membuat garis kotak

Tata cara bermain :

a. Semua pemain melakukan gambreng terlebih dahulu, yang menang mendapatkan


giliran pertama. Pemain pertama melemparkan gaco dan tidak boleh melebihi kotak
yang telah disediakan. Jika gaco melebihi kotak, maka pemain dinyatakan gugur.
b. Pemain pertama melompat dengan satu kaki, kemudian kembali lagi dengan
mengabil gaco yang ada di kotak 1 dengan posisi kaki satu masih diangkat.
c. Setelah itu pemain melemparkan gaco tersebut ke kotak 2. Jika keluar dari kotak 2,
maka pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain berikutnya. Namun jika
berhasil, pemain bisa melanjutkan permainannya.
d. Begitu seterusnya sampai semua kotak sudah dilempar dengan gaco. Pergiliran
dilakukan jika pemain pelempar gaco melewati sasaran atau menapak dua kaki di
satu kotak.
e. Kemudian jika semua kotak sudah dilewati oleh pemain, maka pemain tersebut bisa
melemparkan gaco dengan membelakangi engkleknya. Jika gaco jatuh pada kotak
yang dikehendaki, maka kotak itu akan menjadi rumahnya.
f. Pemain yang mendapatkan kotak boleh berhenti dikotak tersebut dengan dua kaki.
Begitu seterusnya sampai kotak-kotak menjadi milik para pemain. Jika semua telah
dimiliki oleh pemain, maka permainan dinyatakan telah selesai.
g. Pemenang adalah pemain yang paling banyak memiliki rumah dari kotak-kotak
pada engklek yang digambar.

Makna dan filosofi :

Makna yang terkandung pada permainan ini yaitu penggambaran usaha manusia untuk
mencapai sesuatu, tentunya dalam meraih sesuatu tersebut harus mengikuti norma dan nilai
menjadi dasar kehidupan bermasyarakat. Kajian permainan ini oleh Pebryawan (2005:65-
66) beberapa filosofi permainan jangka, pertama setiap pemain harus memiliki gacuk,
diartikan bahwa untuk memulai kehidupan, setiap orang harus mempunyai modal yang
dapat berupa ilmu pengetahuan maupun materi. Kedua, suit untuk menentukan siapakah
yang bermain duluan (hompimpah) diartikan sebagai ajaran doa sebelum memulai
pekerjaan. Ketiga, berlompat pada setiap petak dengan satu kaki diartikan bahwa hidup
adalah kerja keras namun tetap harus memasrahkan hasilnya kepada Tuhan. Keempat,
kompetisi setiap pemain diajarkan untuk mengutamakan kebersamaan dan sportifitas.

Nilai luhur yang terkandung :

 Kebersamaan
 Sportivitas

Manfaat :

 Meningkatkan kesadaran tubuh anak


 Melatih koordinasi mata, tangan, kontrol gerak
 Melatih kemampuan perencanaan gerak dan kemampuan dalam eksekusi gerakan
sesuai dengan konsep perubahan konsep main
 Melatih keseimbangan tubuh dan postural untuk menunjang kemampuan duduk
tenang saat belajar
 Melatih kemampuan visual spasial dengan memperhatikan setiap bentuk, ruang,
dan garis saat melompat

4. Bentengan
"Benteng / Bentengan" adalah salah satu permainan tradisional berkelompok yang
membutuhkan ketangkasan, kecepatan berlari dan strategi yang handal. Permainan ini
merupakan salah satu permainan tradisional yang sangat baik digunakan untuk
berolahraga. Hal ini disebabkan karena setiap pemain harus berlari untuk menjaga benteng
dan menangkap lawan. Tujuan utama dari permainan benteng ini adalah menyerang dan
mengambil alih “benteng / markas” lawan.

Sarana dan prasarana :


 Lapangan
 Tiang/pohon/pilar untuk markas

Tata cara bermain :


a. Permainan bentengan terdiri dari dua kelompok. Kemudian, masing-masing
kelompok terdiri dari empat hingga enam pemain.
b. Permainan ini dilakukan dengan menjaga benteng yang berbentuk tonggak tiang
kayu atau bambu. Tonggak tersebut dijadikan sebagai basecamp masing-masing
kelompok
c. Permainan bentengan yang keluar dari basecamp dianggap menyerbu terlebih
dahulu. Apabila pemain dikejar dan tersentuh tangan oleh musuh, maka dianggap
tertangkap dan ditempatkan sebagai tawanan
d. Pemain dapat kembali mempertahankan bentengnya apabila sudah diselamatkan
temannya dengan cara disentuh tangannya atau bagian tubuh lainnya
e. Kelompok yang menang adalah kelompok pemain yang menyentuh basecamp
musuh dan mendapatkan nilai

Makna dan filosofi :


Dalam permainan ini, benteng diibaratkan dengan tempat menimba ilmu. Jika salah satu
anggota tim regu keluar, maka orang tersebut tidak memiliki pegangan ilmu lagi. Lalu
dikejar oleh timnya dimaksudkan untuk kembali ke bentengnya baik itu agama, sekolah,
keluarga dan lain sebagainya.

Nilai luhur yang terkandung :


 Berpegang teguh
 Kerjasama dalam kelompok
 Kekompakan
 Kesabaran
 Sportivitas
 Pantang menyerah

Manfaat :
 Melatih kecepatan dan kelincahan berlari
 Meningkatkan daya tahan tubuh, karena bentengan merupakan permainan yang
melatih fisik dan sama seperti melakukan olahraga
 Memupuk kerja sama dan kekompakan dalam kelompok
 Membuat anak lebih aktif bergerak dan mengurangi resiko obesitas akibat kurang
bergerak

5. Yeye
Yeye atau biasa disebut lompat tali adalah sebuah permainan di mana satu orang atau lebih
melompati sebuah tali yang dikibas-kibaskan sehingga kibasan tali tersebut melintasi
bagian bawah kaki mereka dan atas kepala mereka.

Sarana dan prasarana :


 Lapangan atau area bermain
 Tali dari karet gelang

Tata cara bermain :

a. Para pemain melakukan hompimpah untuk menentukan dua orang pemain yang
bertugas untuk memegang tali, yang disebut dengan pemegang tali
b. Kedua orang pemegang tali harus menentukan siapa yang akan mendapat giliran
bermain, jika ada pelompat yang gagal melewati lompatan tali

c. Setiap pemain yang merupakan pelompat tali harus melompati tahapan ketinggian
tali karet
d. Ketinggian tali karet mulai dari setinggi mata kaki, naik ke lutut, paha, hingga
pinggang. Pada tahapan ini pelompat tidak boleh menyentuh tali karet ketika
melompatinya
e. Tahapan ketinggian tali karet selanjutnya adalah setinggi dada, dagu, telinga, ubun-
ubun, hingga tangan yang diangkat ke atas dengan kaki berjinjit
f. Pada tahap ketinggian tali tersebut, para pelompat tali diperbolehkan untuk
menyentuh bagian tali ketika melompat, dengan syarat dapat melewatinya tanpa
terjerat talinya
g. Pelompat yang tidak berhasil melompati tali karet harus menghentikan
permainannya dan bergantian posisi dengan pemegang tali
h. Jika semua pelompat berhasil melewati ketinggian tali hingga tahap terakhir, maka
permainan akan dimulai dari awal lagi
i. Permainan akan berlangsung seperti itu sampai para pemain memutuskan untuk
mengakhiri permainannya

Makna dan filosofi :


Filosofi dari permainan ini adalah setiap kali kita selesai menaklukkan tantangan, maka
akan ada tantangan lain yang lebih tinggi atau sulit dari sebelumnya.

Nilai luhur yang terkandung :


 Sportivitas
 Ketangkasan
 Kecermatan
 Kebersamaan

Manfaat :
 Melatih otot kaki
 Meningkatkan koordinasi tubuh
 Meningkatkan fungsi kognitif
 Meningkatkan kepadatan tulang
 Melatih kejujuran

6. Rok gebug
Permainan rok gebug atau biasa disebut dengan gim-giman atau boi-boian adalah
permainan merobohkan susunan pecahan genting yang disusun dengan menggunakan bola.
Kemudian kelompok yang berjaga harus menyusunnya kembali. Namun mereka harus
hati-hati, karena tim lain akan berusaha menggagalkannya dengan melempar bola.

Sarana dan prasarana :


 Lapangan atau area bermain
 Bola kecil dari kertas yg didisi batu
 Pecahan genteng/keramik/balok kayu

Tata cara bermain :


a. Kelompok bertujuan menyusun piramida hingga tak ada yang tersisa sambil menghindar
dari tembakan bola kertas yang dilepaskan oleh anggota-anggota kelompok lain.
b. Kelompok yang lain bertugas menembakkan bola kertas ke anggota-anggota kelompok
lawan yang berusaha menyusun piramida; setiap anggota lawan yang terkena tembakan
bola kertas dianggap gugur dan tidak boleh lagi meneruskan permainan.
c. Permainan dimulai dengan menggulirkan bola kertas oleh kelompok penembak ke arah
piramida batu pipih hingga berantakan (kira-kira seperti menggelindingkan bola
bowling ke sasarannya); sementara itu kelompok penyusun piramida bersiap-siap
menyusun lagi batu-batu yang berantakan sambil mewaspadai serangan bola kertas.
d. Permainan selesai apabila piramida selesai disusun ATAU anggota kelompok yang
bertujuan menyusun piramida telah semuanya gugur kena tembakan bola kertas dari
kelompok lawan.
e. Setelah selesai, posisi kelompok ditukar yang tadinya kelompok penyusun piramida
menjadi kelompok penembak dan sebaliknya

Makna dan filosofi :


Polanya yang terbentuk dalam permainan Boi Boian mungkin mencerminkan struktur
dan keteraturan dalam hidup.

Nilai luhur yang terakandung:


 Kerja sama
 Sportivitas
 Tanggung jawab
 Kewaspadaan

Manfaat:

 Melatih sportivitas anak-anak


 Melatih kemampuan fisik anak
 Melatih kemampuan interaksi sosial
 Belajar untuk mengendalikan emosi
 Melatih kecerdasan kognitif

Anda mungkin juga menyukai