Dosen Pengampu:
Drs. Tri Nurharsono, M.Pd.
Ricko Irawan, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh :
Nabila Rista Purwaningrum 6103422003
1. Rok Umpet
Salah satu permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak, dan merupakan jenis permainan
tradisional, adalah petak umpet atau biasa disebut rok umpet (ada juga yang menyebutnya
ingklung tepatnya di desa Sindang Kecamatan Dukuhwaru Tegal). Permainan ini dulu pernah
populer di kalangan anak-anak generasi 90-an, dan menjadi permainan favorit saat “keluar main”
di sekolah dan setelah mandi sore di rumah .
a. Perminan dimulai dengan cara gambreng atau gamsut untuk menentukan siapa yang akan
menjadi penjaga atau orang yang menutup matanya.
b. Biasanya nanti penjaga akan menutup mata dan tidak boleh menoleh sebelum hitungannya
usai (minimal sampai 10 hitungan).
c. Sementara itu teman-teman yang lain berusaha untuk bersembunyi agar tidak terlihat oleh
penjaga.
d. Apabila penjaga sedang mencari tempat persembunyian teman-temannya, maka yang lain
harus lari dan menyentuh tempat penjaga yang tadi berjaga.
e. Jangan sampai didahului oleh penjaga. Apabila keduluan oleh penjaga maka pada
permainan selanjutnya yang menjadi penjaga akan berganti dengan yang tadi kalah dalam
adu lari.
Rok umpet ini mengingatkan kita tentang kehidupan di dunia dan kehidupan setelah kematian.
Permainan tersebut adalah simbol, bahwa orang-orang yang bermain itu adalah manusia di dunia
ini. Ketika mereka akhirnya ditemukan, itu artinya mereka sudah dipanggil kembali kepada
Tuhan. Dan pekerjaan dia adalah menonton manusia lain yang masih sedang “bermain” di dunia
ini.
Kejujuran
Kewaspadaan
Pantang Menyerah
Manfaat :
Menyenangkan
Bersosialisasi
Membuat anak aktif
Melatih sportivitas
Melatih kreatifitas
2. Rok Ndodok
Rok ndodok yaitu permainan yang mengharuskan pemainnya jongkok sebelum tersentuh oleh
sang penjaga.
Kebersamaan
Kewaspadaan
Sportivitas
Pantang menyerah
Manfaat :
Menyenangkan
Bersosialisasi
Menumbuhkan kreativitas
Melatih Ketangkasan
Melatih sportivitas
Mengembangkan kecerdasan
3. Jangka
Jangka atau yang biasa disebut dengan engklek adalah permainan tradisional yang
memanfaatkan bidang datar sebagai arena bermainnya. Permainan ini umumnya dimainkan
oleh anak-anak perempuan. Permainan ini mulanya sering dimainkan oleh anak-anak dari
keluarga Belanda. Kemudian setelah merdeka, permainan ini masih bertahan dan
dimainkan di Indonesia. Bahkan kini permainan engklek dikenal sampai seluruh pelosok
negeri.
Sarana dan Prasarana :
Lapangan atau area bermain
Pecahan genteng/gaco
Kapur untuk membuat garis kotak
Makna yang terkandung pada permainan ini yaitu penggambaran usaha manusia untuk
mencapai sesuatu, tentunya dalam meraih sesuatu tersebut harus mengikuti norma dan nilai
menjadi dasar kehidupan bermasyarakat. Kajian permainan ini oleh Pebryawan (2005:65-
66) beberapa filosofi permainan jangka, pertama setiap pemain harus memiliki gacuk,
diartikan bahwa untuk memulai kehidupan, setiap orang harus mempunyai modal yang
dapat berupa ilmu pengetahuan maupun materi. Kedua, suit untuk menentukan siapakah
yang bermain duluan (hompimpah) diartikan sebagai ajaran doa sebelum memulai
pekerjaan. Ketiga, berlompat pada setiap petak dengan satu kaki diartikan bahwa hidup
adalah kerja keras namun tetap harus memasrahkan hasilnya kepada Tuhan. Keempat,
kompetisi setiap pemain diajarkan untuk mengutamakan kebersamaan dan sportifitas.
Kebersamaan
Sportivitas
Manfaat :
4. Bentengan
"Benteng / Bentengan" adalah salah satu permainan tradisional berkelompok yang
membutuhkan ketangkasan, kecepatan berlari dan strategi yang handal. Permainan ini
merupakan salah satu permainan tradisional yang sangat baik digunakan untuk
berolahraga. Hal ini disebabkan karena setiap pemain harus berlari untuk menjaga benteng
dan menangkap lawan. Tujuan utama dari permainan benteng ini adalah menyerang dan
mengambil alih “benteng / markas” lawan.
Manfaat :
Melatih kecepatan dan kelincahan berlari
Meningkatkan daya tahan tubuh, karena bentengan merupakan permainan yang
melatih fisik dan sama seperti melakukan olahraga
Memupuk kerja sama dan kekompakan dalam kelompok
Membuat anak lebih aktif bergerak dan mengurangi resiko obesitas akibat kurang
bergerak
5. Yeye
Yeye atau biasa disebut lompat tali adalah sebuah permainan di mana satu orang atau lebih
melompati sebuah tali yang dikibas-kibaskan sehingga kibasan tali tersebut melintasi
bagian bawah kaki mereka dan atas kepala mereka.
a. Para pemain melakukan hompimpah untuk menentukan dua orang pemain yang
bertugas untuk memegang tali, yang disebut dengan pemegang tali
b. Kedua orang pemegang tali harus menentukan siapa yang akan mendapat giliran
bermain, jika ada pelompat yang gagal melewati lompatan tali
c. Setiap pemain yang merupakan pelompat tali harus melompati tahapan ketinggian
tali karet
d. Ketinggian tali karet mulai dari setinggi mata kaki, naik ke lutut, paha, hingga
pinggang. Pada tahapan ini pelompat tidak boleh menyentuh tali karet ketika
melompatinya
e. Tahapan ketinggian tali karet selanjutnya adalah setinggi dada, dagu, telinga, ubun-
ubun, hingga tangan yang diangkat ke atas dengan kaki berjinjit
f. Pada tahap ketinggian tali tersebut, para pelompat tali diperbolehkan untuk
menyentuh bagian tali ketika melompat, dengan syarat dapat melewatinya tanpa
terjerat talinya
g. Pelompat yang tidak berhasil melompati tali karet harus menghentikan
permainannya dan bergantian posisi dengan pemegang tali
h. Jika semua pelompat berhasil melewati ketinggian tali hingga tahap terakhir, maka
permainan akan dimulai dari awal lagi
i. Permainan akan berlangsung seperti itu sampai para pemain memutuskan untuk
mengakhiri permainannya
Manfaat :
Melatih otot kaki
Meningkatkan koordinasi tubuh
Meningkatkan fungsi kognitif
Meningkatkan kepadatan tulang
Melatih kejujuran
6. Rok gebug
Permainan rok gebug atau biasa disebut dengan gim-giman atau boi-boian adalah
permainan merobohkan susunan pecahan genting yang disusun dengan menggunakan bola.
Kemudian kelompok yang berjaga harus menyusunnya kembali. Namun mereka harus
hati-hati, karena tim lain akan berusaha menggagalkannya dengan melempar bola.
Manfaat: